• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI COMPETITIVE ADVANTAGE Strategic Focus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LANDASAN TEORI COMPETITIVE ADVANTAGE Strategic Focus"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Competitive advantage.

Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk memenuhi, apa saja yang

menjadi keinginan dan kebutuhan dari para pelanggannya. Dengan demikian

perusahaan akan dapat memperoleh customer satisfaction. Mengapa customer

satisfaction menjadi sangat krusial bagi perusahaan? Karena, dengan hal itu

menjadi salah satu indikator bagi perusahaan untuk mengukur sebuah

kerberhasilan bagi perusahaannya. Untuk itulah, perusahaan dituntut untuk

memiliki competitive advantage. Seperti yang dikatakan oleh (Simic, Bolfek, &

Stoic, 2008) yang mengatakan bahwa, competitive advantage dibutuhkan untuk

memuaskan pelanggan, sehingga pelanggan akan menerima nilai yang lebih tinggi

dari produk-produk yang dihasilkan, di saat yang sama dapat juga memberikan

pendapatan yang besar, seperi yang diminta oleh pemilik usaha pada pihak

manajemen perusahaan, dimana kebutuhan untuk mencapai hal tersebut dapat

dipenuhi dengan produktivitas perusahaan, aplikasi yang berkualitas tinggi dan

juga biaya produksi perusahaan serendah mungkin. Yang dimaksud dengan

competitive advantage disini adalah ketika perusahaan mampu memberikan

service benefit dan produk yang sama kualitasnya dengan yang dihasilkan oleh

perusahaan pesaing lainnya, tetapi penawaran harga yang diberikan lebih rendah

daripada perusahaan pesaing. Competitive advantage dapat diperoleh ketika

perusahaan mampu memberikan servis atau menghasilkan produk yang mampu

(2)

Untuk mendapatkan competitive advantage, perusahaan harus dapat

memilih strategi-strategi sebagai rumusan strategi.

2.2 Strategi.

Strategi perusahaan merupakan landasan dari perusahaan dalam

menentukan arah tujuan dari bisnis. Strategi yang akan ditetapkan dapat menjadi

pondasi bagi pembuatan rencana bisnis dan menentukan pengambilan kebijakan

serta pengelolaan bisnis sehari-hari. (Gamble, Arthur, & A.J, 2010) menyatakan

strategi perusahaan adalah perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

menjalankan bisnis dan penanganan operasional. Strategi perusahaan terdiri dari

perubahan dalam berkompetisi dan juga pendekatan bisnis yang berisikan tentang

pengaturan terhadap karyawan untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan

perusahaan sehingga dapat mencapai target yang ditentukan, serta memperoleh

customer satisfaction. Customer satisfaction merupakan elemen penting untuk

keberhasilan semua bisnis. Salah satu tantangan terbesar untuk pasar adalah

bagaimana untuk memuaskan dan mempertahankan pelanggan (Hafeez & Hasnu,

2010).

2.3 Strategi bisnis.

Menurut Ward dan Peppard (2002, p. 188), strategi bisnis dapat berupa

berbagai bentuk, seperti rekaman perusahaan, dokumen-dokumen strategi dari

unit bisnis, dapat juga berupa dokumen lainnya yang bersifat formal, atau pun

buah pikir dari individu, yang dapat dijadikan bahan diskusi, kemudian

(3)

Untuk dapat menganalisis strategi bisnis memerlukan beberapa hal adalah:

1. Melakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap strategi yang sudah ada

atau sedang berjalan, khususnya pada elemen-elemen baru yang muncul

karena adanya siklus pengembangan dari strategi sebelumnya.

2. Melakukan analisis strategi itu sendiri, kemudian menggambarkan strategi

ke dalam bentuk yang terstruktur. Strategi bisnis juga akan menjadi lebih

baik, jika perusahaan tidak hanya mempertimbangkan dari sisi bisnis tetapi

juga dari sisi sistem informasi dan kemampuan yang dimiliki perusahaan.

3. Menyusun hal-hal apa saja yang muncul dengan adanya kebutuhan dari

sistem informasi.

2.4 Strategi Sistem Informasi/Teknologi Informasi.

Melihat perkembangan teknologi yang semakin tinggi dan juga kebutuhan

bisnis yang meningkat, perusahaan juga membutuhkan strategi SI/TI, sebagai

pendukung dari strategi bisnis. Dengan adanya strategi SI/TI dapat menjadikan

pemanfaatan SI/TI menjadi maksimal.

Yang menjadi sasaran utama dengan adanya penerapan strategi SI/TI oleh

perusahaan, menurut (Ward & Peppard, 2002, p. 141) adalah tercapainya tiga hal

berikut, yaitu:

1. Resource efficiency (efisiensi sumber daya), lebih mengarah pada efisiensi

dan management input ke dalam proses atau sumber daya apa saja yang

(4)

pengaturan sumber daya yang bertujuan untuk pencapaian yang maksimal

secara fungsionalnya.

2. Effectiveness (efektifitas), menitikbertakan pada output dan fokus pada

efektifitas dari proses strategi SI/TI sehingga dapat mencapai apa yang

menjadi ‘goals’ perusahaan. Yang dimaksud dengan “Goals” adalah

sasaran atau tujuan dari proses memprediksi trend yang akan datang,

evaluasi terhadap alternatif peluang, menghindari masalah, memperkaya

pemahaman dan knowledge pada level management, mengingkatkan

kinerja untuk jangka pendek maupun jangka panjang, penyelarasan bisnis

dengan SI, perjanjian yang menekankan pengembangan sebagai prioritas,

melalui implementasi jadwal, dan adanya kejelasan tanggung jawab secara

manajerial.

3. Enrichment (pengembangan), mempunyai orientasi yang mengarah pada

kemajuan, perbaikan, dan kemampuan beradaptasi dari proses strategi

SI/TI itu sendiri dalam menghadapi perubahan lingkungan yang secara

terus-menerus, dan memunculkan peningkatan pembelajaran.

Strategi SI/TI terdiri dari komponen SI dan komponen TI, dimana

komponen SI digunakan sebagai pendukung strategi bisnis. Sedangkan

komponen TI sebagai komponen yang membantu SI untuk mencapai tujuan bisnis

perusahaan. Hal tersebut ddiperkuat oleh Ward dan Peppard (2002, p. 44),

menyatakan strategi SI/TI diciptakan dari dua sisi yaitu dari sisi komponen SI dan

(5)

1. Strategi sistem informasi.

Pada strategi ini lebih menjabarkan, apa yang menjadi kebutuhan

dari perusahaan atau sisi kebutuhan perusahaan akan informasi dan sistem,

untuk mendukung strategi bisnis perusahaan secara keseluruhan. Pada

strategi sistem informasi akan menetapkan bagaimana SI/TI diterapkan,

sehingga dapat selaras dengan strategi bisnis.

2. Strategi teknologi informasi.

Strategi ini mempunyai titik perhatian pada, bagaimana memenuhi

apa yang menjadi kebutuhan akan informasi dan sistem dari perusahaan,

dengan adanya dukungan dari teknologi. Strategi TI memetakan

penempatan kapabiltas TI, termasuk hardware, software, jaringan

telekomunikasi, operasional TI, pengembangan sistem, dan user support.

2.5 Perencanaan strategis.

Strategi yang diterapkan oleh perusahaan, harus mempunyai strategi yang

bersifat strategis dan juga perencanaan yang matang sebagai kerangka kerja yang

dijadikan panduan oleh perusahaan.

Menurut pendapat Olsen (2007), strategic plan adalah kerangka kerja yang

sifatnya formal, yang memberikan gambaran kepada perusahaan dalam

menjalankan strategi yang telah dipilih dan arah dari sebuah perusahaan di masa

yang akan datang. Biasanya, perencanaan dilakukan untuk keseluruhan

perusahaan atau fokus pada fungsi utama seperti sebuah divisi atau departemen.

(6)

1. Akan membantu pemilik usaha atau bisnis agar fokus pada pertumbuhan

perusahaan.

2. Membantu perusahaan untuk membangun competitive advantage.

3. Adanya prioritas yang ingin dicapai yaitu, untuk memenuhi kebutuhan

financial.

4. Memberikan arah sehingga perencanaan dapat dilaksanakan.

Untuk membuat sebuah perencanaan strategis, perusahaan memerlukan

komponen- komponen dari strategic plan adalah:

1. Strategi dan kebudayaan.

Kebudayaan dibentuk dengan adanya proses interaksi manusia,

pengembangan pengalaman dan juga ide. Sedangkan strategi memberikan

arah kepada perusahaan, dan juga menggambarkan bagaimana agar tujuan

dapat tercapai.

2. Faktor internal dan eksternal.

Strategi didapat dari adanya analisis terhadap adanya pengaruh

faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan. Dari analisis pengaruh eksternal

perusahaan dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman. Sedangkan

analisis pengaruh internal perusahaan akan dapat mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan perusahaan.

3. Perspektif balanced scorecard.

Balanced scorecard merupakan framework yang digunakan untuk

mengembangkan tujuan dan sasaran dalam empat area yaitu, financial,

(7)
(8)

Dari gambar model perencanaan di atas, dapat dilihat bahwa perencanaan

SI/TI terbagi dalam tiga komponen penting, yaitu; input (masukan), output

(keluaran) dan aktivitas dasar. Berikut adalah penjabaran mengenai tiga

komponen tersebut:

1. Input (masukan).

Pada komponen input, dilakukan identifikasi dan analisis terhadap

lingkungan bisnis dan lingkungan SI/TI, baik dari sisi internal maupun

eksternal perusahaan. Dari komponen input meliputi beberapa aspek

adalah:

a) The internal business environment (lingkungan bisnis internal).

Analisis dan identifikasi terhadap lingkungan bisnis internal

meliputi beberapa hal yaitu, strategi bisnis pada saat ini, sasaran

atau target, sumber daya, proses-proses, dan kebudayaan, serta

nilai-nilai bisnis dari perusahaan. Hal-hal yang perlu diidentifikasi

dan dianalisis, dalam analisis lingkungan bisnis internal

perusahaan, adalah:

1. Strategi bisnis perusahaan, bukan hanya sekedar tujuan atau

sasaran dari bisnis melainkan apa yang ingin dicapai oleh

perusahaan dengan tujuan dan sasaran itu.

2. Proses dan aktivitas bisnis, informasi-informasi utama dari setiap

unit bisnis dan bagaimana satu unit bisnis berhubungan dengan

(9)

3. Lingkungan dari perusahaan, mencakup struktur, asset-aset,

kemampuan dan intangible assets seperti, knowledge, kompetensi,

nilai-nilai, style dan kebudayaan.

b) The external business environment (lingkungan bisnis eksternal).

Yang menjadi perhatian dari analisis dan identifikasi

terhadap lingkungan bisnis eksternal adalah, aspek-aspek ekonomi,

industri, kondisi persaingan dalam dunia bisnis. Analisis ini

dilakukan dengan maksud agar dapat mengetahui perubahan yang

terjadi di lingkungan luar perusahaan. Faktor-faktor di luar

perusahaan yang memberikan pengaruh bisnis terhadap

perusahaan. Dengan begitu perusahaan dapat mencari peluang

yang nantinya dapat memunculkan competitive advantage bagi

perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan

lainnya. Serta mengetahui posisi perusahaan terhadap pesaing

perusahaan.

c) The internal IS/IT environment (lingkungan internal SI/TI).

Pada analisis terhadap lingkungan SI/TI internal mencakup

beberapa hal yaitu, perspektif SI/TI yang sedang berjalan terhadap

bisnis, kematangan dari SI/TI itu sendiri, kontribusi dari sisi bisnis,

kemampuan dari man power, dan infrastruktur dari teknologi.

Aplikasi portofolio dari sistem yang berjalan dan juga

pengembangan dari sistem, pembiayaan perancangan sistem, juga

(10)

d) The external IS/IT environment (lingkungan eksternal SI/TI).

Dari lingkungan SI/TI eksternal, mencakup trend dan

peluang-peluang untuk penerapan teknologi, serta bagaimana

pemanfaatan SI/TI oleh pihak lain seperti, customers, perusahaan

pesaing, dan para suppliers.

2. Output (keluaran).

Dari komponen input (masukan) yang mengalami proses strategi SI/TI

maka dihasilkan beberapa komponen output sebagai berikut :

a) IS/IT management strategy.

Pada strategi manajemen SI/TI, mencakup elemen-elemen

umum yang diterapkan melalui perusahaan, memastikan

konsistensi kebijakan yang dibutuhkan. Informasi yang ada harus

dapat dialirkan ke seluruh strategic business unit (SBU) yang

merupakan bagian dalam perusahaan. Dengan strategi manajemen

SI/TI, dapat menggabungkan strategi bisnis dari satu SBU dengan

SBU lainnya. Strategi managemen SI/TI terdiri dari strategi SI dan

strategi TI dari masing-masing SBU.

b) Business IS strategies.

Pencapaian utama dari proses strategi bisnis SI adalah

memberikan fokus perhatian pada pemenuhan kebutuhan bisnis,

menghasilkan strategi bisnis yang mempertimbangkan

peluang-peluang dengan menjadikan teknologi sebagai elemen yang

(11)

ini adalah dengan melakukan identifikasi dan analisis dampak dari

critical success (or failure) factor secara detail.

c) IT strategy.

Pada strategi TI terdapat kebijakan-kebijakan dan

strategi-strategi untuk mengelola teknologi dan sumber daya para tenaga

kerja ahli. Strategi TI menentukan bagaimana mendapatkan dan

mengelola sumber daya teknologi, serta mengembangkannya untuk

mendukung strategi bisnis SI dalam framework strategi

manajemen.

Yang menjadi fokus utama dari strategi TI adalah di

area-area yang membutuhkan perubahan karena adanya kebutuhan

bisnis, mencari alternatif-alternatif baru yang dibutuhkan karena

adanya perubahan teknologi, menemukan kapabilitas perusahaan

yang memang sebelumnya mungkin belum diajukan atau dikenali.

Dari ketiga komponen output tersebut di atas akan dapat diperoleh future

application portfolio. Yang menggambarkan bagaimana SI/TI akan dapat

digunakan di masa yang akan datang, sehingga dapat membantu setiap SBU untuk

mencapai targetnya masing-masing.

2.7 Framework untuk formulasi dan proses perencanaan strategi SI/TI. Dalam menyusun strategi SI/TI, perusahaan memerlukan perencanaan dan

juga formulasi yang tepat agar strategi SI/TI yang akan diterapkan dapat sejalan

(12)

analisis aplikasi portofolio untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan pada

saat ini (current application portfolio) dan SI/TI yang akan diterapkan melalui

analisis future application portfolio. Di bawah ini adalah kerangka kerja untuk

formulasi dan proses perencanaan strategi SI/TI:

Gambar 2.7.1 Framework for IS/IT strategy formulation and planning process.

Sumber: (Ward & Peppard, 2002)

Jika dilihat dari gambar di atas, terdapat beberapa proses yang terkait satu

sama lain, untuk mendapatkan rumusan strategi SI/TI yang sejalan dengan strategi

bisnis perusahaan, dan dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan bisnis dari

perusahaan. Proses-proses tersebut adalah sebagai berikut:

1. Initiate strategy process.

Pada tahap awal perumusan strategi SI/TI ini meliputi beberapa hal

sebagai berikut:

2. Adanya tujuan, objektivitas, ruang lingkup dan deliverables yang telah

(13)

3. Penentuan pendekatan dan perolehan sumber daya, seperti alat

automatisasi.

4. Teridentifikasinya business participants, dan pembentukan tim juga

diadakannya pelatihan jika dianggap perlu.

5. Terbentuknya mekanisme kerja untuk proses.

6. Cara bekerja yang sesuai dengan perencanaan bisnis.

7. Penentuan orang-orang yang dibutuhkan untuk berpartisipasi.

8. Pendefinisian rencana kerja, tugas-tugas, penentuan waktu, peran dan

tanggung jawab serta melakukan checkpoints (yang digunakan untuk

memastikan semua hal telah jelas dan dapat diterima oleh manajemen

senior dan peserta lainnya yang juga memegang peranan penting).

9. Understand the current situation and interpret business needs.

Tujuan yang ingin dicapai dari tahap ini adalah untuk membangun

pemahaman yang luas mengenai bisnis dalam lingkungan bisnis itu

sendiri, untuk mempunyai perkiraan mengenai keadaan pada saat ini,

perencanaan akan kemungkinan kebutuhan di masa yang akan datang.

Pada tahap ini terdapat berbagai macam cara yaitu, dengan adanya

pembelajaran dari dokumen-dokumen yang ada, wawancara terhadap

users, mengadakan pelatihan dan sesi jejak pendapat. Pada tahap ini

terbagi menjadi tiga kategori yaitu:

1. Analisis terhadap strategi bisnis, objektivitas, faktor-faktor kritis

kesuksesan, masalah-masalah yang bersifat kritis, proses-proses

(14)

dan kelemahannya, kebutuhan informasi dan juga fokus pada

investasi sistem dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Evaluasi terhadap operasional SI/TI saat ini, sistem itu sendiri,

penyediaan informasi, sumber daya, organisasi, keterampilan dan

pelayanan, untuk menentukan ruang lingkup dan pengembangan

yang akan memberikan manfaat.

3. Analisis terhadap lingkungan bisnis baik internal maupun eksternal,

untuk mengindentifikasikan bisnis berdasarkan inovasi-inovasi

yang bergantung pada potensi dari aplikasi SI/TI.

10.Determine the business IS strategy.

Akumulasi permintaan dari bisnis SI akan berubah bentuk menjadi

rekomendasi untuk penerapan SI/TI pada level SBU dan keseluruh

perusahaan. Konsep dari sistem informasi akan dikonsolidasikan dan

dipetakan dalam aplikasi portofolio yang menggambarkan keadaan saat

ini, kemungkinan posisi perusahaan di masa yang akan datang, dimana

dari setiap SBU yang ada dalam perusahaan juga dipertimbangkan.

11.Define information and system architecture.

Pada proses ini mengambil hasil dari analisis terhadap

proses-proses yang berjalan dan analisis terhadap kebutuhan dari informasi

dengan tujuan untuk membangun model bisnis yang diajukan untuk bisnis

perusahaan. Hal ini merepresentasikan masa depan yang ideal dalam hal

proses, informasi dan sistem, dan dibutuhkan sebagai arahan dalam

(15)

dapat dimulai setelah proses analisis terhadap lingkungan berjalan dan

berlanjut sampai dengan akhir dari proses perumusan strategi bisnis SI.

12.Formulate IT strategy.

Selanjutnya adalah proses membuat formulasi proposal mengenai

penyediaan TI bagi perusahaan. Dimana strategi TI ini akan

dikonsolidasikan dengan strategi SI, sehingga dapat memberikan

kontribusi untuk pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Lebih tertuju pada

pemberdayaaan SI/TI oleh keseluruhan unit bisnis, aspek-aspek bisnis

sehingga memungkinkan adanya pengembangan-pengembangan, yang

dapat menghasilkan rancangan perencanaan migrasi sehingga mampu

mangatasi permasalahan yang muncul di level bisnis yang lebih tinggi lagi

bagi perusahaan.

2.8 Metode dan teori Analisis.

Berikut ini adalah analisis-analisis yang digunakan:

2.8.1 Analisis lingkungan eksternal perusahaan.

Menurut Ward dan Peppard (2002, pp. 72-77), analisis lingkungan

eksternal perusahaan adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor

eksternal, dimana faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh perusahaan untuk

mengambil tindakan.

(16)

Analisis PEST adalah salah satu analisis yang dipakai, dengan enam faktor

yang dijabarkan di dalamnya adalah sebagai berikut:

1. Politik, dengan kondisi politik yang stabil di suatu negara, akan

memberikan dampak positif, yang sangat signifikan bagi pertumbuhan

ekonomi. Keadaan politik yang kondusif akan memberikan peluang dalam

perdagangan global. Hal ini juga akan berpengaruh pada pertumbuhan dari

perusahaan-perusahaan yang ada.

2. Ekonomi, dengan adanya perdagangan global, akan membuka peluang

bagi perusahaan. Seperti, peluang untuk mendapatkan sumber daya produk

dari negara-negara lain, dengan biaya yang lebih murah. Selain itu, dengan

adanya perbedaan mata uang, suku bunga di pasaran dan juga peraturan

mengenai perpajakan, perusahaan dapat memanfaatkannya sebagai

kekuatan (strength) dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam dunia

bisnis global. Hal-hal tersebut akan memberikan dampak pada perusahaan

dalam pengambilan keputusan untuk penanaman modal, dan membangun

pangsa pasar baru sehingga dapat meningkatkan profit.

3. Sosial, perusahaan dapat menjadikan faktor lingkungan sosial, sebagai

potensi peluang untuk memperluas area servis ke penjuru dunia, dengan

begitu pula perusahaan dapat memberikan servis terbaik kepada seluruh

pelanggan yang ada.

4. Legal, adanya kebijakan atau aturan juga perlu dicermati, agar pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan tidak menyalahi peraturan-peraturan yang

dimiliki, dimana setiap masing-masing wilayah akan mempunyai

(17)

5. Ecological, dengan semakin tingginya kepedulian akan lingkungan,

perusahaan juga ikut andil akan hal ini, hal ini dibuktikan dengan adanya

Green IT, yang juga memberikan peluang untuk peluang bisnis baru,

selain itu juga bertujuan ikut berpartisipasi dalam kegiatan save the world

oleh perusahaan.

6. Technological, pergerakan teknologi yang semakin cepat, dapat

mendukung perusahaan, misal: untuk menciptakan produk baru,

menemukan cara yang lebih cepat untuk menghasilkan produk. Bahkan

sudah banyak peruahaan yang memanfaatkan teknologi untuk

mempertahankan competitive advantage yang dimiliki perusahaan untuk

jangka waktu yang panjang.

2.8.1.2 Analisis Five Forces’s Porter.

Menurut Porter, terdapat lima kekuatan yang dianggap dapat

mempengaruhi kuatnya persaingan di dalam sebuah industri, (David,

2003) adalah:

1. The thrreat of new entrants into the market.

2. The threat of increased competition from rivals in the market.

3. The threat of substitute poducts or service.

4. The bargaining power of buyers.

5. The bargaining power of suppliers.

(18)

Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan

sejumlah ancaman bagi perusahaan yang sudah ada. Contoh : terjadinya

perebutan pangsa pasar dan perebutan sumber daya alam/bahan mentah

yang jumlahnya terbatas. Besarnya ancaman masuk tergantung, pada

hambatan masuk yang ada dan pada reaksi dari peserta persaingan yang

sudah terlebih dahulu muncul. Jika hambatan masuk tinggi, dan calon

pendatang baru memperkirakan, akan menghadapi perlawanan keras dari

perusahaan yang sudah ada, maka pendatang baru, tidak menjadi ancaman

yang serius. Ada beberapa faktor yang menjadi penghalang masuknya

perusahaan pendatang baru untuk masuk dalam suatu industri (entry

barrier) adalah:

1. Skala ekonomi.

2. Diferensiasi produk.

3. Ketersediaan modal.

4. Switching cost.

5. Ketidakunggulan biaya independen.

6. Peraturan pemerintah.

2. The threat of increased competition from rivals in the market.

Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan

kinerja perusahaan. Menurut Porter, ada beberapa hal yang mempengaruhi

persaingan antar perusahaan dalam sebuah industri, adalah :

1. Jumlah pesaing.

2. Tingkat pertumbuhan industri.

(19)

4. Fixed cost yang besar.

5. Kapasitas produksi.

6. Exit barrier.

3. The threat of substitute poducts or service.

Perusahaan akan menghadapi persaingan dengan perusahaan

yang menghasilkan produk-produk substitusi dalam suatu industri

yang sama. Walaupun ada perbedaan karakteristik, tetapi produk

substitusi dapat menggantikan dengan memberikan fungsi atau jasa

yang sama. Para konsumen dapat saja beralih pada produk atau jasa

substitusi diakrenakan beberapa faktor pendorong seperti : switching

cost yang kecil, harga barang/jasa substitusi yang murah, atau tingkat

kualitas barang /jasa yang lebih murah.

4. The bargaining power of buyers

Perusahaan dapat melakukan penurunan harga, bukan hanya karena

faktor internal perusahaan, seperti karena adanya kebijakan dari

perusahaan. Konsumen dapat menjadi pemicu bagi perusahaan untuk

menurunkan harga, meningkatkan mutu dan layanan yang sudah ada, atau

bahkan menimbulkan adanya persaingan antara perusahaan satu dengan

perusahaan pesaing lainnya. Hal ini dikarenakan pembeli mempunyai

kekuatan adalah:

1. Kemampuan yang dimiliki pembeli untuk memproduksi produk

yang sama.

(20)

3. Tingkat profitabilitas yang rendah, sehingga sensitive terhadap

harga dan diferensiasi servis.

4. Adanya anggapan dari pembeli jika produk/jasa tidak teralu

penting dan mudah mendapatkan produk/jasa lain sebagai

pengganti.

5. The bargaining power of suppliers

Para suppliers mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi harga

produk menjadi lebih rendah dan bahkan menurunkan kualitas dari

produk. Kekuatan tersebut adalah:

1. Jumlah suppliers yang sedikit.

2. Produk yang dihasilkan adalah unik dan mempunyai tingkat

switching cost yang tinggi.

2.8.1.3 Analisis BCG

Menurut David (2003) matrik BCG dapat membantu perusahaan untuk

mengelola divisi-divisi yang ada. Dengan mengetahui terlebih dahulu posisi tiap

divisi terhadap pangsa pasar relatif dan kecepatan pertumbuhan industri dari

masing-masing divisi. Yang dimaksud dengan pangsa pasar relatif adalah rasio

dari pangsa pasar dari divisi tersebut dalam industri tertentu, terhadap pangsa

pasar yang dipegang oleh perusahaan pesaing terbesar dalam industri tersebut.

Dalam matrik BCG dibagi dalam empat kuadran dengan penjabaran sebagai

(21)

1. Kuadran I – Tanda Tanya.

Divisi berada pada posisi pangsa pasar relatif rendah tetapi

bersaing dalam industri dengan pertumbuhan tinggi. Perusahaan harus

memutuskan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar,

pengembangan produk) mana yang harus digunakan untuk

mempertahankan divisi ini. Ataukah perusahaan akan memutuskan untuk

menjualnya.

2. Kuadran II – Bintang.

Divisi dengan pangsa pasar relative tinggi dan tingkat pertumbuhan

industri tinggi. Untuk mempertahankan dan memperkuat divisi ini harus

menerima investasi modal yang cukup besar.

3. Kuadran III – Sapi Perah.

Divisi dalam kuadran ini mempunyai pangsa pasar relatif tinggi

tetapi bersaing dalam industri dengan pertumbuhan lambat. Disebut

dengan sapi perah, karena divisi ini menghasilkan uang tunai melebihi

dari yang diperlukan dan sering dipakai untuk subsidi.

4. Kuadran IV – Anjing.

Divisi dalam kuadran ini mempunyai posisi pangsa pasar relative

rendah dan bersaing dalam industri dengan pertumbuhan rendah atau tanpa

pertumbuhan, posisi ini akan disebut anjing dalam portofolio.

2.8.2 Analisis lingkungan internal perusahaan

Analisis ini merupakan proses indentifikasi yang dilakukan oleh perusahaan

(22)

landasan strategi perusahaan. Tujuan dari analisis internal lingkungan perusahaan

adalah pengembangan perusahaan melalui kesesuaian antara kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan adanya peluang dan ancaman yang

dihadapi oleh perusahaan. Faktor-faktor lingkungan internal perusahaan dapat

dianalisis melalui pendekatan sebagai berikut:

1. Analisis SWOT.

2. Pendekatan rantai nilai (value chain).

2.8.2.1 Analisis SWOT

Menurut Pearce dan Robinson (2005), yang menjadi landasan dasar bagi

perusahaan melakukan analisis intern dengan melihat dari segi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman, untuk pengembangan strategi yang tepat.

Analisis SWOT bertujuan untuk menganalisis strategi apa yang tepat untuk

diterapkan perusahaan dengan mempertimbangkan sumber daya perusahaan,

memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang dimiliki

perusahaan,terhadap permintaan dari lingkungan bisnis dimana perusahaan

beroperasi, sehingga perusahaan dapat bertahan dan mampu bersaing menghadapi

peluang yang ada, serta mengatasi ancaman yang muncul.

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan

lain yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghadapi pesaing dan terhadap

kebutuhan pasar yang yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan.

Kekuatan merupakan kompetensi khusus (distinctive competence) yang menjadi

keunggulan komperatif bagi perusahaan. Kekuatan dapat terkandung dalam

sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok,

(23)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,

keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif dari

peruahaan.

Peluang adalah situasi yang penting bagi perusahaan, dianggap dapat

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Identifikasi segmen pasar yang

pada awalnya kurang mendapat perhatian, adanya perubahan pada situasi

persaingan, perubahan kebijakan atau peraturan, kemajuan teknologi, serta

membaiknya hubungan dengan pembeli atau supplier dapat membuka peluang

baru bagi perusahaan.

Ancaman adalah keadaan yang penting bagi perusahaan, dianggap tidak

menguntungkan dalm lingkungan perusahaan. Ancaman dapat berupa, dengan

masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan

tawar-menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan teknologi, tingginya

tingkat suku bunga, dan sebagainya.

2.8.2.2 Analisis value chain.

Menurut teori value yang dikembangkan oleh ilmu ekonomi klasik, value

merupakan keuntungan yang didapat dari potential user yang akan didapat dari

produk atau service dan dapat diukur. (Value chain analysis in quality

management context, 2011).

Analisis value chain yang dikenalkan oleh Michael Porter sebagai sistem

dengan aktivitas-aktivitas yang terhubung satu sama lain. Dengan value chain,

perusahaan mampu untuk mengidentifikasi area-area bisnis yang menciptakan

(24)

sumber dari competitive advantage. Untuk menjadi sumber dari competitive

advantage sebuah perusahaan harus menampilkan aktivitas yang menciptakan

value dimana perusahaan pesaing (competitor) tidak dapat melakukan aktivitas

itu. Menurut teori value yang dikembangkan oleh ilmu ekonomi klasik, value

merupakan keuntungan yang didapat dari potential user yang akan didapat dari

produk atau service dan dapat diukur.

Analisis rantai nilai, dibagi menjadi lima aktifitas utama dan empat

aktifitas pendukung, yaitu dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Aktifitas utama, adalah:

1. Penanganan dan penyimpanan bahan baku (inbound logistic).

2. Operasional (produksi pembuatan barang dan perakitan).

3. Penanganan dan penyimpanan bahan jadi (outbound logistic).

4. Penjualan dan pemasaran (marketing dan sales).

5. Pelayanan purna jual.

2. Aktifitas pendukung.

1. Infrastruktur perusahaan (management and administrative

services), seperti manajemen, akuntansi, keuangan, dan

sebagainya.

2. Manajemen sumber daya manusia (human resources management),

seperti penerimaan, pelatihan, pengembangan sumber daya

manusia.

3. Pengembangan teknologi (technology development), seperti R&D,

(25)

4. Pengadaan barang (procurement), seperti pembelian bahan mentah,

barang dijual, mesin dan peralatan.

Gambar 2.8.2.2.1 : Analisis value chain. Sumber: (www.sapientconsultingllc.com).

Dari kesembilan kegiatan tersebut, harus mempunyai nilai dan

ditingkatkan sehingga dapat menghasilkan efektivitas dan efisiensi, agar

perusahaan memperoleh competitive advantage.

Dengan semakin meningkatnya permintaan pasar, Smartfren memperluas

layanan yang diberikan kepada para pelanggannya, bukan hanya melalui voice

service melainkan juga melalui data service. Perkembangan teknologi yang sangat

cepat dalam bidang telekomunikasi perlu dihadapi oleh Smartfren untuk dapat

bertahan bahkan bersaing dengan perusahaan telekomunikasi lainnya. Adanya

kecanggihan teknologi yang berkembang dengan sangat cepat, menyebabkan akan

semakin tinggi pula ekspektasi dari para pelanggan baik dari sisi service maupun

(26)

2.8.3 Analisis lingkungan internal SI/TI perusahaan.

Menurut (Ward & Peppard, Strategic Planning for Information Systems,

pp. 197-198) analisis lingkungan internal SI/TI perusahaan adalah hal perlu

dilakukan, untuk dapat mengetahui gap antara ketentuan SI/TI pada saat ini

dengan ketentuan yang akan ditetapkan pada masa yang akan datang. Selain itu

juga untuk menentukan apakah lingkungan SI/TI yang sudah berjalan saat ini,

mampu menghadapi perubahan yang dibutuhkan oleh perusahaan ataukah

memang harus berubah sesuai dengan tuntutan lingkungan. Penilaian terhadap

lingkungan internal SI/TI perusahaan meliputi:

1. Evaluasi terhadap portofolio aplikasi dan aplikasi yang sedang

dikembangkan, untuk menentukan konten, ruang lingkup, dan

kontribusi.

2. Evaluasi pada sumber daya sistem informasi yang ada.

3. Evaluasi pada infrastruktur saat ini pada, servis TI, dan

sumber-sumbernya, dilengkapi dengan penilaian teknologi.

Pada analisis lingkungan internal SI/TI perusahaan mencakup analisis

balanced scorecard dan CSF (Critical Success Factor).

2.8.3.1 Analisis balanced scorecard.

Menurut Kaplan dan Norton, Balanced scorecard dibagi ke dalam empat

(27)

1. Financial perspective, menunjukkan adanya transformasi strategi yang

dapat meningkatkan kesuksesan ekonomi. Dalam hal ini pengukuran

financial, mempunyai dua peran sekaligus. Pertama, sebagai strategi yang

diharapkan dapat mencapai tujuan dari performance secara financial.

Kedua, sebagai titik akhir dari hubungan sebab akibat yang mengacu pada

perspektif BSC lainnya.

2. Customer perspective, menetapkan segmen dari pelanggan atau pasar

dimana terjadi persaingan bisnis. Dengan kata lain, tujuan strategis,

pengukuran, target-target dan proporsi nilai inisiatif dari pelanggan dapat

diwakilkan dalam perspektif pelanggan melalui perusahaan atau unit

bisnis yang diinginkan untuk mencapai competitive advantage dalam

gambaran segmen pasar.

3. Internal process perspective, mengidentifikasi proses-proses internal

bisnis yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi keinginan dari

para pelanggan, yang merupakan target pasar dan para pemegang saham.

4. Learning and growth perspective, menggambarkan kebutuhan

infrastruktur untuk pencapaian tujuan dari tiga perspektif lainnya. Dalam

hal ini, area yang paling penting adalah kualifikasi, motivasi, orientasi

tujuan dari para karyawan dan juga sistem informasi.

Tujuan dari BSC adalah menyusun tujuan-tujuan strategis dari keempat

perspektif tersebut ke dalam hirarki sistem, yang diperoleh dari strategi bisnis

dan sejalan dengan perspektif financial. (Figge, Hahn, Schaltegger, & Wagner,

(28)

2.8.3.2 Critical Success Factor (CSF).

Banyaknya informasi yang bisa diperoleh dengan adanya sistem

komputerisasi, tidak menjamin seorang eksekutif perusahaan mendapatkan

informasi yang dibutuhkan, untuk dapat mengelola bisnis perusahaan dengan

baik. Terkadang bahkan ketika meminta informasi, para eksekutif akan

memberikan daftar informasi yang beraneka ragam, ketibang dengan yang

dibutuhkan. Melihat kondisi seperti ini, maka diperlukan teknik analisis

terhadap faktor-faktor kritis yang berperan dalam keberhasilan sebuah perusahaan.

Menurut Rockart, CSF didefinisikan sebagai area-area kritis, dimana

segalanya harus berjalan dengan benar, sehingga bisnis dapat berkembang.

Analisis CFS yang dicetuskan oleh Rockart, merupakan suatu ketentuan dari

perusahaan maupun lingkungan, yang berpengaruh pada keberhasilan dan

kegagalan. CFS dapat ditentukan sampai dengan masing-masing divisi, jika CSF

secara keseluruhan perusahaan telah teridentifikasi.

Bagi para eksekutif di perusahaan, analisis CSF sangat memberikan

dampak positif, antara lain:

1. Dengan anlisis CSF, akan membantu para eksekutif, untuk fokus pada

aktivitas-aktivitas yang penting bagi perusahaan. Sehingga para eksekutif

dapat konsentrasi terhadap critical success factors.

2. Sedangkan bagi perencana sistem informasi, analisis CSF digunakan

untuk mengidentifikasi kebutuhan critical information, yang dapat

(29)

Setelah dapat ditentukannya CSF maka diperlukan pengukuran, dengan

maksud agar dapat diawasi secara berkelanjutan, apakah sukses yang menjadi

pertanyaan perusahaan telah dicapai atau belum.

CSF dapat diperoleh dari internal ataupun dari eksternal perusahaan. CSF

yang berasal dari internal perusahaan, berhubungan dengan tindakan-tindakan

yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan CSF yang berasal dari eksternal

perusahaan, berhubungan dengan faktor-faktor yang terjadi di luar perusahaan.

Menurut Rockart, terdapat 5 sumber CSF (Martin, 1990, p. 94), antara

lain:

1. Dari industri.

2. Competitive strategy atau positioning perusahaan.

Sebuah perusahaan pasti memiliki keunikan tersendiri dan juga peran

dalam industrinya. Setiap perusahaan mempunyai strategi-strategi yang

unik agar dapat lebih cepat mengembangkan perusahaannya dalam

persaingan industrinya.

3. Faktor-faktor lingkungan.

Perusahaan dapat mengambil keuntungan dengan adanya

perubahan-perubahan yang terjadai dalam lingkungan.

4. Faktor-faktor yang bersifat sementara.

Hal-hal ini berhubungan dengan keadaan yang tidak berlangsung

selamanya. Biasanya CSF yang berhubungan dengan faktor-faktor tersebut

hanya akan menjadi penting dalam kurun waktu tertentu saja.

(30)

Beberapa dari CSF berhubungan dengan peran dari manager tertentu. Ada

tugas-tugas tertentu dari seorang manager yang berhubungan dengan CSF.

CSF terus mengalami perubahan setiap waktu, tidak bersifat baku.

Analisis CSF adalah teknik manajerial yang digunakan tanpa adanya bantuan dari

computer. Namun dengan menggunakan computer, CSF dapat menjadi teknik

yang digunakan oleh para individu, untuk mekanisme pengawasan terhadap

keseluruhan perusahaan. Dan juga memudahkan perencanaan strategi bisnis

diintepretasikan dalam perencanaan strategi informasi (Martin, 1990, p. 89).

Peranan CSF dalam perencanaan strategis adalah sebagai penghubung

antara strategi bisnis organisasi dengan strategi SI-nya, memfokuskan proses

perencanaan strategis SI pada area yang startegis, memprioritas usulan aplikasi SI

dan mengevaluasi strategi SI (Ward & Peppard, 2002, pp. 208-213).

2.8.4 Analisis lingkungan eksternal SI/TI.

Menurut (Ward & Peppard, Strategic Planning for Information Systems,

2002, pp. 203-201), analisis lingkungan eksternal SI/TI bertujuan untuk

mendapatkan perspektif terhadap trend teknologi dan peluang untuk

menggunakan SI/TI dengan cara baru serta inovatif. Selain itu juga dengan

analisis lingkungan eksternal SI/TI perusahaan dapat menemukan cara untuk

menggunakan teknologi dengan biaya yang murah atau cara yang belum

terpikirkan sebelumnya.

Sehingga, dapat disimpulkan perusahaan yang mampu mengikuti trend

(31)

mekanisme, akan memperoleh informasi yang dibutuhkan, sebagai input dalam

proses perencanaan.

2.8.4.1 Analisis aplikasi portofolio saat ini.

Menurut (Ward & Peppard, Strategic Planning for Information Systems,

2002, p. 42), model portofolio dapat diambil dari model matrik yang telah

dikembangkan oleh Mc Farlan, dimana matrik ini menggambarkan berdasarkan

kontribusi dari SI/TI pada bisnis saat ini dan juga di masa yang akan datang.

Pemodelan ini mengajukan sebuah analisis berdasarkan penilaian dari tingkat

kepentingan dari aplikasi pada saat ini dan masa yang akan datang.

2.8.4.2 Analisis IT Strategic Grid McFarlan.

Berikut ini adalah framework dari IT Strategic Impact of IT Strategic Grid

(McFarlan) :

(32)

Dari strategic grid IT Mcfarlan terdapat empat kombinasi (Ward &

Peppard, 2002) adalah:

1. Support.

Pada kuadran pertama ini, aplikasi memiliki tingkat

ketergantungan TI dan dampak strategis sistem informasi yang rendah.

Aplikasi pada kuadran ini, tidak memberikan keunggulan dalam bersaing

bagi perusahaan, namun mendukung proses bisnis perusahaan dalam

meningkatkan efektifitas dan efisiensi.

2. High Potential.

Pada kuadran kedua ini, aplikasi memiliki tingkat ketergantungan

TI dalam operasionalnya rendah dengan dampak strategi sistem informasi

yang tinggi. Perusahaan mempunyai kesempatan strategis jika dapat

menerapkan IT lebih baik lagi. Aplikasi pada kuadran ini memungkinkan

bagi perusahaan di masa yang akan datang untuk mempunyai peluang

keunggulan namun masih belum dapat dibuktikan

3. Key Operational.

Pada kuadran ketiga ini, aplikasi memiliki ketergantungan yang

tinggi TI dengan dampak strategi yang rendah. Perusahaan tidak atau

masih kurang memanfaatkan TI untuk memajukan bisnis perusahaan

dengan lebih baik lagi. Aplikasi menunjang kelangsungan bisnis

perusahaan, apabila aplikasi terhenti, maka proses operasional tidak dapat

(33)

4. Strategic.

Pada kuadran keempat ini, aplikasi yang memiliki ketergantungan

TI yang tinggi dan dampak strategi sistem informasi yang tinggi. Aplikasi

ini mendukung perusahaan dengan memberikan keunggulan bersaing.

2.9 Geographic Information System (GIS).

Menurut Aini (2007), GIS atau Sistem Informasi Geografis

merupakan suatu Sistem Informasi yang berbasis komputer dan dirancang untuk

bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spesial atau

bereferensi keruangan. Sistem tersebut meng-capture, mengecek,

mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data secara

spesial yang mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi yang ada pada GIS

mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa

statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh

pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan GIS dengan Sistem Informasi

lainya yang membuatnya menjadi berguna berbagai kalangan untuk menjelaskan

kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi.

2.9.1 SubsistemGIS

Menurut Prahasta (2005), GIS terdiri atas beberapa subsistem yaitu

(34)

Gambar 2.9.1.1 Sub sistem pada GIS (Sumber: Prahasta,2005)

 

Berdasarkan gambar 2.9.1.1 diatas terdapat empat subsistem yang

merupakan bagian dari GIS yaitu adalah :

1. Data Input : untuk memasukkan data dan mengubah data asli ke bentuk

yang dapat diterima dan dipakai dalam GIS. Semua data yang diperoleh

seperti data dasar geografi akan diubah terlebih dahulu menjadi data

digital, sebelum di masukkan dalam komputer. Data digital yang

dimaksudkan memiliki kelebihan dibandingkan dengan peta seperti garis

dan area, karena jumlah data yang tersimpan lebih banyak dan untuk

pengambilan kembali lebih cepat.

2. Data Management : merupakan menejemen data untuk melakukan

pengembangan dan penerapan arsitektur, praktik, kebijakan, dan prosedur

secara benar untuk menangani siklus hidup data secara lengkap yang

(35)

3. Data Output : berfungsi suntuk menayangkan informasi geografi sebagai

hasil analisis data dalam proses GIS. Informasi tersebut ditayangkan

dalam bentuk peta, tabel, bagan, gambar, grafik, dan hasil perhitungan.

4. Data Manipulation dan Analysis : merupakan data yang fokusnya pada

peninjauan data dengan analitis fungsi spesial. Fungsi analitis dalam GIS

akan menarik sebagian besar staf teknis dan operator GIS. Contoh

manipulasi dan analisis data adalah memanipulasi dan transformasi data

spesial, integrasi dan pemodelan data spesial, dan fungsi analitis terpadu.

2.9.2 GIS untuk Perusahaan Operator Telekomunikasi.

Dalam era persaingan globalisasi ini, perusahaan-perusahaan besar dituntut

untuk lebih tanggap terhadap perkembangan teknologi yang dapat mendukung

dalam efisiensi pekerjaan yang dilakukan. Begitu pula dengan perkembangan GIS

yang ternyata dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam dunia

telekomunikasi khususnya untuk perusahaan operator telekomunikasi. Dalam

banyak hal GIS dapat mengefisienkan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan

operator telekomunikasi.

GIS (Geographical Information System) didefinisikan secara garis besar

adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menangkap (capturing), menyimpan

(storing), mengecek (checking), mengintegrasikan (integrating), memanipulasi

(manipulating), menganalisa (analysing) dan menampilkan (displaying) data yang

merupakan informasi spasial dari bumi. GIS juga sering dihubungkan dengan

(36)

Dari definisi GIS diatas, maka dapat dihubungkan dengan pekerjaan yang

dapat dilakukan oleh GIS untuk suatu perusahaan operator telekomunikasi. Dalam

hal ini banyak pekerjaan perencanaan dan pemeliharaan dari jaringan

telekomunikasi dapat diaplikasikan dengan GIS. Begitu pula dengan

pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan data lapangan, seperti pemasaran,

pemeliharaan jaringan dan lainnya.

Secara garis besar untuk suatu perusahaan telekomunikasi, kemampuan

GIS untuk mendukung suatu perusahaan operator telekomunikasi dapat dibagi

menjadi 5 bagian besar sebagai berikut :

1. Layanan untuk outside plan.

2. Layanan untuk pemasaran.

3. Layanan untuk wireless.

4. Layanan untuk pelanggan.

5. Layanan tambahan.

2.10 Customer Experience Management (CEM).

Fokus terhadap diferensiasi keunggulan yang dilakukan oleh

masing-masing perusahaan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pada tahun

1950-an dan 1960-an, perusahaan manufaktur menggunakan kualitas dari

produk-produk tangible untuk mendapatkan competitive advantage. Kemudian pada tahun

1970-an mengalami pergeseran fokus, yang menjadikan service sebagai pembeda

competitive advantage dari setiap perusahaan. Namun service berubah menjadi

sangat umum. Dimulai pada tahun 1980-an muncullah faktor diferensiasi baru ,

(37)

Adanya kontak antara pelanggan dengan perusahaan, menjadi salah satu

faktor penentu dalam membangun sebuah competitive advantage. Pengalaman

yang dialami oleh pelanggan memberikan kontribusi value terhadap perusahaan.

Menurut Prahalad dan Ramaswamy (2003, p.14), value yang terbentuk dapat

ditentukan melalui pengalaman dari beberapa pelanggan tertentu, pada waktu

tertentu, dan lokasi, dalam konteks dari peristiwa tertentu.

Dengan demikian perlu adanya pengukuran terhadap customer

experience, yang dapat dijadikan sebagai dasar perencanaan dan pengawasan,

selain itu juga dengan me-manage custromer ecperience dapat mendukung

kesuksesan berjalannya customer relationship management (CRM) (Palmer,

Gambar

Gambar 2.7.1  Framework for IS/IT strategy formulation and planning  process.
Gambar 2.8.2.2.1 : Analisis value chain. Sumber: (www.sapientconsultingllc.com).
Tabel 2.8.4.2.1  McFarlan Strategic Grid. Sumber: (Ward & Peppard, 2002, p. 301).
Gambar 2.9.1.1 Sub sistem pada GIS (Sumber: Prahasta,2005)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran ekonomi sebaiknya menggunakan media yang bervariatif, misalnya dengan

Semua bisnis ekpatriat dalam penelitian ini menganggap Adaptasi pekerjaan penting bagi mereka namun dalam menjalan adaptasi pekerjaan ekspatriat yang berasal dari

Penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan hubungan antara lama permainan game online dengan gangguan pola tidur pada mahasiswa Poso di

04 Jumlah publikasi pada jurnal nasional yang terakreditasi di bidang teknologi roket, satelit, dan penerbangan 05 Jumlah rumusan kebijakan di bidang teknologi roket, satelit

“PENERAPAN SANKSI TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN DI PENGADILAN NEGERI REMBANG” dalam rangka memenuhi syarat

Prioritas menanggulangi kemiskinan di Surade misalnya, adalah menyediakan beras murah karena daya beli yang lemah, menciptakan ketrampilan dan lapangan kerja, sedangkan prioritas

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan karakteristik pasien hipertensi di RSUD Kelet, mengetahui analisis tahan hidup pasien hipertensi untuk keseluruhan data

*$lusi dari permasalahan yang terakhir yaitu dengan )ara mengadakan kegiatan umat bersih. "al ini bertujuan agar mush$la disini kembali terawat dan dapat dimanfaatkan