LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK
ACARA II ARGENTOMETRI
Oleh:
Kelompok 12 Rombongan 2 Penanggung Jawab :
1. Hilwa Kamilah (A1F015014) 2. Annisa Wulansari (A1F015025)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan
endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analit. Hal dasar
yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan
pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya
interferensi yang mengganggu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida ( Cl-, I-, Br- ) dengan ion perak
Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai argentometri, yaitu titrasi penentuan
analit yang berupa ion halida dengan menggunakan larutan standar perak nitrat
AgNO3.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah
larut antara titrant dan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi
penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari
analit membentuk garam yang tidak mudah larut.
B. Tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum, yang berarti perak. Jadi argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat AgNO3. Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan indikator kalium kromat (K2CrO4). Metode ini merupakan titrasi langsung analit dengan titran menggunakan larutan standar perak mitrat (AgNO3). Larutan analit yang dapat ditentukan dengan metode mohr Antara lain ion klorida. Endapan putih perak klorida akan terbentuk selama proses titrasi. Indikator yang digunakan dalam titrasi tersebut adalah larutan kalium kromat encer (sekitar 2%). Reaksi yang terjadi adalah :
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) putih
K2CrO4(aq) + 2 AgN03(aq) 2 KNO3(aq) + Ag2CrO4 (s)
(Coklat kemerahan )
Anda lakukan pada pH sekitar pH 6,5 hingga pH 10. Hal ini menyebabkan ion kromat adalah basa konjugasi dari asam kromat. Oleh sebab itu, jika titrasi dilakukan pada pH dibawah 6,5, maka ion kromat akan terprotonisasi dalam bentuk HCrO4. Ion tersebut selanjutnya berubah menjadi ion dikromat. Ion dikromat inilah yang mendominasi di dalam larutan (Pursitasari, 2014).
Penerapan titrasi metode mohr
Penerapan metode Mohr terbatas penggunaannya dibandingkan dengan metode Volhard dan metode Fajans. Metode Mohr hanya dapat dipakai untuk menentukkan konsentrasi ion CL-, CN- , dan Br-. Metode Mohr banyak dipakai untuk menentukkan kandungan klorida dalam berbagai sample air, contohnya air sungai, air laut, air sumur, dan air hasil pengolahan industry sabun.
2. Metode Volhard
Metode Volhard merupakan titrasi argentometri dengan menggunakan larutan standar ion tiosianat (SCN-) dan Fe(III) atau ion Fe3+ sebagai indikator. Titrasi dengan metode Volhard merupakan titrasi langsung terhadap Ag+ serta merupakan titrasi balik terhadap ion klorida, bromide, dan iodide. Larutan AgNO3 ditambahkan dalam jumlah tertentu dan berlebih, kemudian kelebihan larutan perak nitrat tersebut dititrasi dengan larutan standar ion tiosianat (SCN-). Penambahan ion SCN- setelah titik ekuivalen akan bereaksi dengan indikator Fe (III) membentuk ion kompleks yang berwarna merah. Pada saat terbentuk warna merah, maka Anda harus segera menghentikan titrasi (Pursitasari,2014)
Reaksi yang terjadi dalam titrasi argentometri dengan metode Volhard adalah:
Ag+(aq)berlebih+ Cl-(aq) AgCl(s) (putih)
Ag+(aq)sisa + SCN- (aq) AgSCN(s) (putih)
Penerapan metode volhard
Penerapan titrasi pengendapan dengan metode Volhard antara lain untuk menentukan konsentrasi ion halida, ion karbonat, dan belerang. Kondisi titrasi dengan metode volhard harus dijaga dalam kondisi asam. Hal ini disebabkan jika larutan analit bersifat basa, maka akan terbentuk endapan Fe(OH)3. Dengan demikian ketika Anda menganalisis suatu sample yang bersifat agak basa atau netral, maka sebaiknya lakukan titrasi dengan metode Mohr atau Fajans (Pursitasari,2014).
3. Metode Fajans
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat :
Alat yang digunakan :
1. Desikator
2. Neraca O haus
3. Botol
4. Labu ukur 10 mL
5. Statif dan Klem
6. Pipet ukur
7. Erlenmeyer
8. Buret
9. Pipet tetes
2. Bahan :
1. larutan NaCl 0,03 N
2. AgN03 0,03 N
4. aquades
B. Prosedur Kerja
1. Larutan Baku Primer NaCl 0,03 N
• Larutan Baku sekunder
Indikator K2CrO4
NaCl dikeringkan dahulu dalam oven pada temperature 500-600Oc.
Kemudian simpan dalam desikator.
Setelah dingin kemudian ditimbang dengan teliti sebanyak yang dibutuhkan.
Lalu dilarutkan dalam aquadest sebanyak yang dibutuhkan.
AgNO3 dilarutkan dengan aquadest
Lalu simpan dalam botol coklat.
Pembakuan
Penetapansampel
Apabila padatan, larutan K2CrO4 dibuat
0,1% dengan melarutkan K2CrO4 dengan
aquadest.
Pipet 10 mL NaCl, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
Ditambahkan 4-5 tetes indikator K2CrO4.
Kemudian dititrasi dengan larutan
AgNO3 (dikocok cepat terutama
menjelang titik akhir titrasi) sampai terbentuk endapan merah bata.
Volume AgNO3 dicatat, lalu dilakukan
titrasi minimal duplo.
Pipet 10 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
Kemudian titrasi dengan larutan AgNO3
sampai terbentuk endapan merah bata.
Volume AgNO3 dicatat, kemudian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Data pengamatan
No. Perlakuan Sesudah Sebelum Volume
AgNO3
2. Perhitungan gram AgNO3
Dit : N2 NaCl …..?
Jawab :
N1. V1 = N2. V2
0,03. 13,5 = N2. 23,5
0,405 = N2 .23,5
N2 = 0,40523,5
N2 = 0,017 N
4. Penetapan sampel
Dik : N1 AgNO3 = 0,03 N
V1 AgNO3 = 41 mL
V2 sampel = 41 mL+ 10= 51 mL
Dit : N2 sampel …..?
Jawab :
N1. V1 = N2. V2
0,03. 41 = N2. 51
N2 = 1,2351
N2 = 0,024 N
B. Pembahasan
Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang dianalisis
dengan menggunakan perak nitrat (AgNO3),biasanya ioin-ion yang di tentukan
dalam titrasi ini adalah ion iodide.
Dalam percobaan digunakan larutan baku AgNO3, NaCl sebagai zat uji dan indicator K2CrO4. Pada uji pertama 10ml NaCl Pada zat uji yang kedua dengan berat sampel adalah 10 ml NaCl, dengan volume titrasi yang di dapatkan adalah 13,5 ml, dengan perubahan warna yang terjadi adalah dari tidak berwarna menjadi tidak berwarna dengan endapan berwarna kuning. Pada uji yang ke dua dengan berat sampel 180 ml,volume titrasi yang di dapatkan adalah 28,8
ml,dengan perubahan warna dari warna kuning menjadi merah bata.Pada uji yang ke tiga dengan 180 ml,volume titrasi yang di dapatkan adalah 34,3 ml dan dengan perubahan warna dari warna kuning menjadi warna merah bata.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kesalahan pada saat praktikum adalah :
a. Alat yang digunakan tidak steril
b. Bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan zat yang lain c. Kurangnya ketelitian praktikan pada saat melakukan percobaan baik pada saat penimbangan maupun pada saat titrasi
d. Kurang teliti pada saat membaca volume titrasi
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengamatan mengenai pengecatan gram pada bakteri, sebagai berikut :
1. Titrasi argentometri merupakan titrasi yang dilakukan dengan menggunakan
menggunakan larutan AgNO3 sebagai larutan standard dan kalium kromat
sebagai indikator.
2. Endapan warna merah bata terbentuk karena adanya reaksi antara NaCl yang
dilakukan titrasi dengan AgNO3 yang menggunakan indikator K2CrO4.
3. AgNO3 yang digunakan saat titrasi pada proses pembakuan dan penetapan
sampel berbeda-beda volumenya.
DAFTAR PUSTAKA
Estie.2010.Desain Praktikum Kimia Analisis.
Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif: Edisi Kelima.
Jakarta : Erlangga
Purpitasari, Indarini Dwi. 2014. KIMIA ANALITIK DASAR dengan Strategi
LAMPIRAN
Dokumentasi
Alat dan Bahan
Erlenmeyer statif dan klem aquadest
AgNO3 K2CrO4 NaCl
Proses Kerja
Penambahan indikator Titrasi terbentuknya endapan
K2CrO4 kuning