Pembelajaran Fisika Berbasis Flash guna Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Siswa
Hijrah Wahyuningtiyas
1,3Program Studi Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP PGRI Madiun
Email : hjtiyas@gmail.com
Abstrak
Keterampilan Generik Sains merupakan ketrampilan dasar yang dibutuhkan seseorang untuk bekal menghadapi dunia kerja khususnya pada pengembangan teknologi. Hal tersebut sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa. Penelitian ini bersetting di Madrasah Aliyah Negeri 1 Madiun yang beralamatkan di Jl. Barito No 13 Madiun.
Fokus penelitian ini pada pokok bahasan operasi vektor dengan subjek penelitian kelas tinggi yaitu kelas XA Madrasah Aliyah Negeri 1 Madiun. Keterampilan Generik Sains Siswa akan diketahui peningkatannya melalui prestasi belajar siswa yang setiap butir soalnya akan direalisasikan dengan sembilan pokok indikator Keterampilan Generik Sains. Instrument dalam penelitian ini berupa lembar obsevasi, pedoman wawancara, lembar angket, catatan lapangan, dan tes tertulis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, angket, wawancara, tes tertulis, dan dokumentasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif kuantitaif pada setiap siklusnya.
Kata kunci : Keterampilan Generik Sains
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi seperti saat ini informasi dapat datang hanya dalam hitungan detik. Untuk mengaksesnyapun sangat mudah. Hal ini didasari adanya perkembangan Sains dan teknologi yang sangat pesat. Berkembangnya ilmu Sains di landasi adanya tekhnologi yang maju, sedangkan tekhnologi yang maju didasari dari penemuan-penemuan di bidang Sains. Keduanya saling memberikan timbal balik dan tidak dapat dipisahkan. Sains dan teknologi juga memberikan kontribusi pada bidang pendidikan. Berkat keduanya banyak pembaharuan di bidang pendidikan yang semuanya mengerucut pada tujuan pendidikan yang lebih baik. Bidang pendidikan sangat perlu merespon perkembangan ini terutama dengan cara menyiapkan sumber daya manusia yang mampu berdaya saing dalam pasar global.
“Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dewasa ini dipicu dengan adanya penemuan-penemuan di berbagai cabang ilmu fisika”(Ketang Wiyono, 2007).
“Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika” (Permendiknas No. 24Tahun 2006).
Berangkat dari pendapat-pendapat di atas, fisika sebagai pelajaran Sains merupakan salah satu pelajaran penting yang berguna untuk membekali para peserta didik agar memiliki keterampilan yang berguna untuk kemajuan Tekhnologi.
Fisika juga merupakan pelajaran yang pengaplikasianya terdapat pada penyelesaian masalah di masyarakat. Seperti pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam. Keterampilan – keterampilan tersebut dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran Fisika yang memiliki tujuan berbasis pengembangan Keterampilan Generik Sains.
Menurut Brotosiswoyo (dalam Ketang Wiyono, 2008), terdapat Sembilan indikator ketrampilan generik yang dapat dikembangkan melalui pebelajaran fisika, yakni :
a. Pengamatan langsung b. Pengamatan tidak langsung c. Kesadaran tentang skala besaran d. Kesadaran simbolik
e. Kerangka logika taat azas dari hukum alam f. Interferensi atau konsistensi logika
g. Hukum sebab-akibat h. Pemodelan matematis
i. Membangun konsep
Untuk mengembangkan pembelajaran yang berorientasi keterampilan generik, Hartono (dalam Sutarno, M. 2011) mengemukakan bahwa pembelajaran harus memiliki karakteristik-karakteristik:
(3) memanfaatkan keunggulan komputer.
Kesembilan indikator KGS diharapkan mampu dikuasai oleh siswa setelah penyampaian materi menggunakan media yang berbasis macromediaflash 8.
Prosedur Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus Setiap siklus terdiri 4 tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi-refleksi. Menurut Suharsimi Arikunto (2007:16) masing masing tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
Suharsimi Arikunto (2007:16)
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perencanaan adalah persiapan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, mulai dari perangkat pembelajaran sampai pada alat ukur untuk mengetahui dan mengevaluasi tindakan penelitian ini, tanpa mengesampingkan kendala dalam pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan adalah implementasi dari semua rencana yang telah disiapkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan, aktivitas guru dan siswa diamati dan dicatat dalam sebuah form yang telah disiapkan.
3. Pengamatan adalah melihat dan
mengamati aktifitas guru dan siswa sebagai pedoman pada siklus berikutnya. Dalam pelaksanaan tindakan, guru atau peneliti dibantu oleh guru yang lain sebagai kolabolator untuk mengamati dengan berpedoman pada instrumen yang telah disiapkan.
4. Refleksi adalah tindak lanjut dari kegiatan pengamatan atau observasi akan diketahui kelebihan dan kekurangan dari metode yang diterapkan oleh guru dalam pelaksanaan tindakan kelas. Data dari hasil pengamatan tindakan dicari penyelesaiannya, dianalisis dan dikaji secara matang, sehingga dapat diketahui apa yang harus dihilangkan, yang harus diperbaiki dan dipertahankan. Kegiatan ini sebagai acuan untuk merencanakan kegiatan dan untuk merencanakan pada siklus berikutnya.
Pada bagian refleksi atau evaluasi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang ada pada pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi dampak pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan sebanyak dua siklus, tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tiap siklusnya adalah sebagai berikut:
1. SIKLUS I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan atau hal-hal yang dilakukan di dalam kelas.
Topik yang direncanakan meliputi
1) Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus.
2) Menyiapkan
instrumen penelitian untuk guru dan siswa.
3) Menyiapkan
format untuk evaluasi dan observasi.
4) Menyiapkan
media pembelajaran dan sumber belajar.
5) Menyusun
angket motivasi.
b. Pelaksanaan
1) Guru melakukan apersepsi.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3) Siswa memperhatikan penjelasan guru. 4) Guru menerapkan metode pembelajaran
berbasis IT yaitu dengan memberikan permasalahan pada siswa menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia. 5) Siswa mengamati permasalahan dan
mencari sendiri penyelesaian dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
6) Guru memberikan pengarahan pada siswa untuk menyelesaikan permasalahan. 7) Setelah menemukan penyelesaian dari
permasalahan, perwakilan siswa
mempresentasikan hasil yang telah ditemukan.
8) Penguatan dan kesimpulan oleh guru. 9) Mengadakan evaluasi.
c. Observasi
Tindakan.
Mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan siswa.
d. Refleksi Tindakan.
Guru melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I. Melalui hasil observasi dan evaluasi, guru dapat mengetahui kelemahan dari pelaksanaan pembelajaran, sehingga guru dapat merumuskan tindakan perbaikan pada siklus II.
Untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, mengikuti atau berdasarkan kekurangan atau kelemahan pada siklus I.
2. Rancangan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah seperti perencanaan tindakan pada siklus I, tetapi dalam penyusunannya peneliti memperhatiakan kekurangan atau kelamahan yang ada pada tindakan siklus I. Setelah siklus kedua, peneliti menyusun laporan penelitian tindakan kelas mulai siklus pertama sampai siklus kedua.
Teknik Pengumpulan Data
1. Data Penelitian : Prestasi belajar siswa. 2. Instrumen Penelitian : Soal tes.
3. Teknik Pengumpulan Data : Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa pada aspek kognitif.
Uji Coba Instrumen
1. Menentukan Instrumen
Untuk mengetahui peningkatan Keterampilan Genirik sains siswa, soal soal yang di ujikan harus mengacu pada 9 indikator Keterampilan Generik Sains. Datanya sebagai berikut
Siklus I
No Indikator KGS No Soal
1 Pengamatan langsung 1,6
2 Pengamatan tidak
langsung 2
3 Kesadaran tentang skala
besaran
1,2
4 Kesadaran simbolik 1,2
5 Kerangka logika taat 3
azas dari hukum alam
6 Interferensi atau
konsistensi logika 4,5
7 Hukum sebab-akibat 3
8 Pemodelan matematis 7
9 Membangun konsep 7
Tabel 1. Integrasi Soal Tes terhadap indikator KGS pada siklus I
Siklus II
No Indikator KGS No Soal
1 Pengamatan langsung 1,6
2 Pengamatan tidak
langsung 2
3 Kesadaran tentang skala
besaran 1,2
4 Kesadaran simbolik 1,2
5 Kerangka logika taat
azas dari hukum alam 3
6 Interferensi atau
konsistensi logika 4,5
7 Hukum sebab-akibat 3
8 Pemodelan matematis 7
9 Membangun konsep 7
Tabel 2. Integrasi Soal Tes terhadap indikator KGS pada siklus II
2. Menentukan Validitas
Validitas hasil hasil tes digunakan untuk mengetahui tingkat kesahihan masing-masing butir soal dengan rumus product moment, yaitu :
22 2
2 xy
y
y
N
x
x
N
y
x
xy
N
r
(Anas Sudijono: 2006)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
N = jumlah peserta tes ∑X = jumlah skor butir soal ∑Y = Jumlah skor total
Kriteria validitas instrument ditetapkan sebagai
maka reliabilitas dapat dicari dengan menggunakan rumus Sperman Brown :
r = korelasi antara skor-skor tiap belahan tes
Kriteria realibilitas ditetapkan sebagai berikut : Jika rhitung rtabel(taraf signifikan5%), maka butir membandingkan tingkat keberhasilan atau tercapainya masing-masing siklus. Proses menganalisis data menurut Miles (dalam Herawati, 2008:103) yaitu dengan teknik analisis kualitatif dengan model analisis interaktif. Analisis mempunyai 3 komponen yaitu reduksi data, paparan data/sajian data, dan penarikan kesimpulan. Secara singkat ketiga komponen dapat digambarkan dalam siklus sebagai berikut:
Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan 1
Sebelum pembelajaran dimulai peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang berupa silabus dan RPP , LKS dan menyiapkan instrument penilaian yang berupa tes formatif beserta kunci jawaban , angket motivasi siswa dan lembar observasi aktifitas guru dan siswa.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, yaitu pada tanggal 27&30 Oktober 2012 dengan sub pokok bahasan operasi vektor jumlah siswa yang hadir sebanyak 23 siswa, Peneliti bertindak sebagai
guru bidang studi fisika. Proses pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan RPP . Tahap kegiatan
yang terdapat di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat 3 tahap kegiatan yaitu tahap kegiatan pendahuluan, inti dan tahap kegiatan penutup.
c. Tahap Pengamatan (Observasi) Siklus I
Hasil tes untuk mengukur prestasi siswa dilakukan pada setiap akhir siklus. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari 23 siswa, terdapat 14 siswa yang tuntas, dan 9 siswa yang belum tuntas. Nilai rata-rata kelas prestasi siswa adalah 71,5.
d. Tahap refleksi
a) Media pembelajaran yang akan di pakai belum tersedia tepat waktu yang membuat waktu pembelajaran tersita.
b) Guru memberikan masalah tidak menggunakan multimedia.
c) Tidak memberikan bimbingan pada keseluruhan kelompok
d) Pengelolaan waktu yang tidak sesuai dengan rencana pada RPP waktu pembelajaran mulai lebih dari 15 menit setelah bel.
e) Belum bisa mengendalikan siswa sehingga suasana kelas ramai
2) Kelemahan siswa
a) Sebanyak 12 siswa belum mempersiapkan bukunya ketika pelajaran dimulai.
b) Dalam pembentukan kelompok
membutuhkan waktu yang cukup lama. c) Hanya 2 kelompok yang berani
mempresentasikan jawabannya di depan kelas.
d) Lebih dari 10 siswa ramai ketika pembelajaran berlangsung
Setelah mengevaluasi tindakan I berdasarkan observasi I, peneliti melakukan refleksi yaitu membuat rencana tindakan untuk pembelajaran pada siklus selanjutnya dengan memperhatikan kelemahan pada siklus I. Perbaikan yang dilakukan adalah: 1) Mempersiapkan media pembelajaran sebelum
pelajaran dimulai
2) Memulai pelajaran tepat waktu
3) Memberikan masalah dengan menggunakan multimedia
4) Memberikan bimbingan kepada seluruh kelompok belajar, terutama yang mengalami kesulitan
5) Lebih disiplin dalam pengelolaan waktu 6) Menginstruksikan siswa yang ramai agar duduk
2. Hasil Observasi Pembelajaran siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan II
Perencanaan tindakan II dilakukan berdasarkan evaluasi dan refleksi yang telah dilakukan pada siklus I. Rencana tindakan II yang akan dilakukan pada siklus II adalah:
1) Media pembelajaran telah siap sebelum pelajaran dimulai
2) Memberikan bimbingan pada seluruh kelompok belajar
3) Tepat waktu dalam pembelajaran
4) Menginstruksikan kepada siswa yang ramai agar duduk di depan dan sering memberikan pertanyaan padanya.
Selain merencanakan kegiatan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, guru juga menyiapkan media pembelajaran dan perangkat pembelajaran, yaitu silabus , RPP , LKS dan menyiapkan instrumen penilaian yang berupa tes formatif beserta kunci jawaban ,
b. Tahap pelaksanaan tindakan II
Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 3&6 November 2012 dengan sub pokok bahasan operasi vektor dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 23 siswa. Peneliti bertindak sebagai guru bidang studi fisika. Proses pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP . Tahap kegiatan yang terdapat di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat 3 tahap kegiatan yaitu tahap kegiatan pendahuluan, inti dan tahap kegiatan penutup.
c. Tahap pengamatan siklus II
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka diperoleh data yang meliputi data hasil pelaksanaan pembelajaran, data hasil angket motivasi siswa, dan data hasil prestasi siswa, dengan uraian sebagai berikut:
Akhir pertemuan pada siklus II dibagikan lembar tes kognitif yang berisi pertanyaan tentang pelajaran Fisika yang telah diberikan pada siklus II, yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada siklus II. Hasil dari tes yang telah di lakukan, dari 23 siswa terdapat 19 siswa yang tuntas dan 4 belum tuntas. Nilai rata-rata prestasi siswa adalah 77,4 hasil yang diperoleh pada siklus II ini lebih tinggi dari pada siklus I yaitu 71,5.
d. Tahap Refleksi
Langkah berikutnya dalam siklus II adalah mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada tindakan II. Dalam proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II, sebagian besar kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak terulang pada siklus II. Dalam proses pembelajaran masih ada 3 siswa yang ramai diluar pelajaran, akan tetapi tidak mempengaruhi teman-teman yang lain sehingga suasana kelas tetap kondusif, peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan berjalan dengan baik dan hasilnya meningkat sehingga penelitian cukup sampai siklus II, tidak perlu dilakukan siklus III.
Analisis dan Pembahasan
Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini memanfaatkan media pembelajaran berbasis multimedia. Multimedia yang digunakan yaitu animasi gambar bergerak dengan menggunakan
macro media flash, pembelajaran yang dilaksanakan dapat menarik perhatian siswa yang mengikuti pembelajaran. Ketertarikan siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, sehingga jika suasana dalam pembelajaran menyenangkan, maka motivasi belajar siswa akan meningkat, yang nantinya akan berdampak dengan meningkatnya prestasi siswa dalam belajar.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis flash dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Uji Coba Item Butir Soal
Hasil uji coba item soal didapat ringkasan validitas sebagai berikut :
Siklus Soal Valid TidakSoal
Valid
I 2,3,4,6,7 1,5
II 1,2,3,6,7 4,5
Tabel 3. Validitas butir Soal
Berdasarkan tabel dari 7 soal pada siklus I terdapat 5 soal yang valid dan 2 soal tidak valid. Pada siklus II dari 7 soal yang di ujikan terdapat 5 soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid. Soal yang valid digunakan sebagai soal tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa, sedangkan soal yang tidak valid tidak dipergunakan untuk tes, karena dari lima soal yang valid telah mewakili tujuan pembelajaran
yang merupakan penjabaran dari indikator
pencapaian hasil belajar.
Hasil Tes prestasi Siswa
Hasil tes prestasi siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terlihat dari kenaikan persentase nilai rata-rata kelas yaitu
Uraian Target SiklusI SiklusII Peningkatan
Skor rata-rata 75 71,51 77,4 5,89
Jumlah siswa yang nilainya
tuntas - 14 19 5
Jumlah siswa yang nilainya tidak tuntas
- 9 4 5
Keterangan SKBM 70
Tabel tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa meningkat dari 71,51 pada siklus I menjadi 77,4 pada siklus II, dengan peningkatan sebesar 5,89. Hasil tes prestasi siswa pada siklus I menunjukkan bahwa sebanyak 14 siswa yang tuntas dengan nilai di atas batas ketuntasan yaitu 70, dan sebanyak 9 siswa yang belum tuntas, dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50. Pada siklus I jumlah siswa yang belum tuntas lebih banyak dikarenakan suasana pembelajaran pada siklus I kurang kondusif, sehingga banyak siswa yang perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran, dan mengakibatkan pada tes siklus I siswa tersebut tidak bisa mengerjakan soal tes yang di ujikan. Setelah mengetahui permasalahan tersebut, guru melakukan perbaikan dengan membuat media pembelajaran lebih menarik, sehingga perhatian siswa tertuju pada pelajaran, dan dengan perbaikan pada poin sebelumnya yaitu pelaksanaan pembelajaran yang didalammya terdapat perbaikan suasana kelas yaitu dengan memberikan perhatian lebih pada siswa yang ramai, dari perbaikan tersebut suasana kelas menjadi lebih kondusif sehingga siswa mudah memahami pelajaran di ajarkan oleh guru, sehingga prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus II dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19, dan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa, dengan nilai tertinggi 95, dan terendah 60. Peningkatan ini disebabkan karena motivasi siswa pada pembelajaran fisika meningkat.
Kesimpulan
Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis flash dikemas secara menarik dengan memanfaatkan program animasi gambar bergerak yaitu
macromedia flash, dengan demikian motivasi belajar siswa meningkat, sehingga siswa mudah memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal tersebut membuat siswa tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, sehingga prestasi belajar siswa meningkat.
2. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis flash dapat meningkatkan keterampilan generik sains siswa. Nilai prestasi siswa semula sebesar 71,51 dan nilai akhir prestasi siswa menjadi 77,4.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
a. Jika menguji validitas dengan menggunakan kelas kontrol atau kelas uji harus benar-benar teruji homogenitasnya, sehingga hasil yang didapatkan dapat dipertanggung jawabkan kevaliditasnya.
b. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis flash dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan yang membutuhkan kemampuan berfikir abstrak.
c. Rubrik penilaian dibuat sejelas mungkin, dan tidak menimbulkan penafsiran ganda, sehingga mempermudah observer dalam menilai. d. Tingkat kesukaran soal harus di uji, agar soal
benar-benar dapat digunakan untuk mengukur keberhasikan penelitian yang dilakukan. e. Dalam tes formatif harus dicantumkan alokasi
waktu.
Daftar Pustaka
Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta
Sunyono. 2009. Pembelajaran IPA dengan Keterampilan Generik Sains (on line).
Tersedia : http://.unila.ac.id/ [1 Agustus 2010]
Ketang Wiyono. 2008. Pengembangan model pembelajaran Fisika berbasis Tekhnologi Informasi Untuk meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada topik Relativitas. Bandung. UPI
Sutarno, M. 2011. Keterampilan Generik
Sains. Dalam
fisika21.oordpress.com (. diakses pada 15 November 2009)
Oemar Hamalik. 2007. Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Paul Suparno. 2007.Metodologi Pembelajaran
Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma