• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi anailisis data kualitatif and k

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Evaluasi anailisis data kualitatif and k"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak sekali bentuk dan cara penulisan karya ilmiah yang kita temui. Bentuk luasnya bisa berbeda, namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Atas dasar itu yang paling penting adalah bukan mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya, melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya. Pemilihan bentuk dan penulisan merupakan masalah selera dan preferensi perorangan maupun lembaga dengan memperhatikan berbagai faktor lainnya, seperti masalah apa yang sedang dikaji, siapakah pembaca tulisan ini dan dalam rangka kegiatan ilmiah apa akan disampaikan.

Secara umum penelitian dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia dalam rangka memperoleh pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan alat-alat dan cara-cara tertentu. Secara luas suatu penelitian dapat berarti menemukan teori baru dengan menggugurkan teori lama, menambahkan sesuatu yang baru pada teori lama, atau benar-benar menemukan sesuatu yang baru yang belum ada sebelumnya.

Suatu penelitian ilmiah dapat menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan alat uji statistik, maupun matematik yang sering disebut sebagai analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan kualitatif lebih mendasarkan pada penalaran logis (logical reasoning), pemahaman interpretasi terhadap obyek penelitian.Bahkan pada saat ini sesuai dengan perkembangannya pendekatan kuantitatif ini tidak ada artinya sama sekali bila tanpa menggunakan pendekatan analisis kualitatif

(2)

Kedua aliran filsafat tersebut mendasari bentuk penelitian yang berbeda satu dengan yang lain. Aliran positivisme dalam penelitian berkembang menjadi penelitian dengan paradigma kuantitatif. Sedangkan postpositivisme dalam penelitian berkembang menjadi penelitian dengan paradigma kualitatif. Karakteristik utama penelitian kualitatif dalam paradigma postpositivisme adalah pencarian makna di balik data (Noeng Muhadjir. 2000: 79). Penelitian kualitatif dalam aliran postpositivisme dibedakan menjadi dua yaitu penelitian kualitatif dalam paradigma phenomenologi dan penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa. Penelitian kualitatif dalam paradigma phenomenologi bertujuan mencari esensi makna di balik fenomena, sedangkan dalam paradigma bahasa bertujuan mencari makna kata maupun makna kalimat serta makna tertentu yang terkandung dalam sebuah karya sastra.

Pada masa lalu, metode kualitatif dan metode kuantitatif juga sering digunakan sebagai penciri, penanda, dan pembeda antara antropologi dan sosiologi. Kesan tersebut muncul karena masing-masing disiplin ilmu tersebut terus menerus menggunakan metode secara konsisten. Antropologi sering menggunakan metode kualitatif, sedangkan sosiologi hampir selalu menggunakan metode kuantitatif. Asumsi ini didasarkan atas kenyataan bahwa antropologi ingin mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan mengklasifikasikan masyarakat yang masih tradisonal. Hal tersebut seolah-olah menempatkan antropologi dalam posisi memiliki satu pendekatan, yaitu interpretasi atau penafsiran. Sementara itu, sosiologi sudah terlanjur dikenal sering menggunakan metode kuantitatif dan melakukan penelitian terhadap masyarakat modern yang kompleks. Ada kesan bahwa penelitian sosiologis selalu menggunakan metode kuantitatif.

Penelitian kualitatif dan kuantitatif hendaknya tidak dilawankan, melainkan dikontraskan. Kontras ini diperlukan untuk melihat keunggulan dan kelemahannya masing-masing dalam memecahkan masalah dan atau dalam pengembangan teori. Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif masing-masing berkembang berdasarkan paradigma tertentu (yang berbeda) yang menjadi acuannya.

(3)

penelitian, tujuan penelitian, serta prosedur penelitian yang cocok, hasil yang diharapkan, dan kondisi kelompok sasaran atau objek penelitiannya.

(4)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Secara garis besar data penelitian dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu data kualitatif dan data kuantitatif (data statistic). Dengan demikian menganalisis data penelitian dapat dilakukan dengan dua teknik (pendekatan) yaitu analisis kualitatif dan analisis statistic.

Analisis data kualitatif maupun analisis data kuantitatif (statistic) memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Para ahli yang terlibat dalam penelitian pada umumnya sependapat bahwa kedua-dua pendekatan analisis mampu menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya. Pilihan pendekatan analisis data penelitian harus sesuai dengan masalah penelitian, keadaan data yang menuntut digunakan salah satu pendekatan analisis data atau menggabungkan kedua-duanya pendekatan (mexing method) tersebut. Analisis data kualitatif tidak lebih rendah taraf ilmiahnya dibandingkan analisis data kuantitatif (statistic). Ini perlu dipertegaskan mengingat sering kali ada anggapan (asumsi) kalau tidak dianalisis dengan statistic hasil penelitian agak kurang nilai keilmiahannya. Analisis data kualitatif pada dasarnya menggunakan dasar berfikir deduktif. Pada bab ini penulis membicarakan analisis kuantitatif.

2.1.1 Pengertian Analisis Data

(5)

hanya menjadi barang yang tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data di sini berfungsi untuk mamberi arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data itu (M. Kasiram, 2006: 274).

Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisi data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan. Tujuan analisa menurut Sofian Effendi dalam bukunya Metode Penelitian Survai (1987 : 231) adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam penelitian strukturalistik, data yang berupa kualitatif (kata-kata) dikuantifikasikan terlebih dahulu kemudian dianalisis secara statistikan bertujuan untuk menjelaskan fenomena, menguji hipotesis kerja dan mengangkat sebagai temuan berupa verifikasi terhadap teori lama dan teori baru. Sedangkan dalam penelitian naturalistik data bisa berupa kata-kata maupun angka. Data yang bersifat kuantitatif (angka) tidak perlu dikualitatifkan terlebih dahulu dan tidak menguji hipotesis/teori, melainkan untuk mendukung pemahaman yang dilakukan oleh data kualitatif dan menghasilkan teori baru.

2.1.2 Klasifikasi Penelitian Kuantitatif

Berdasarkan tujuan, penelitian dapat dibedakan atas: (1) penelitian dasar dan (2) penelitian terapan. Prosedur yang digunakan yang digunakan oleh penelitian dasar dan penelitian terapan secara substansi tidak berbeda. Keduanya menggunakan metode ilmiah yang berguna membantu peneliti bisnis untuk mengetahui dan memahami fenomena bisnis. Esensi dari penelitian, apakah itu penelitian dasar atau terapan, terletak pada metode ilmiah. Secara teknis perbedaan kedua jenis penelitian tersebut terletak pada tingkat permasalahan (matter of degree) dari pada substansinya itu sendiri.

(6)

pengetahuan. Penelitian dasar ini tidak ditujukan secara langsung mendapatkan pemecahan bagi suatu permasalahan khusus. Penelitian dasar dilakukan untuk memverifikasi teori yang sudah ada atau mengetahui lebih jauh tentang sebuah konsep. Penelitian dasar dibedakan atas pendekatan yang digunakan dalam pengembangan teori yaitu:

1. Penelitian deduktif, yaitu penelitian yang bertujuan menguji teori pada keadaan tertentu.

2. Penelitian induktif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan (generating) teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta.

Penelitian terapan berbeda dengan penelitian dasar, penelitian terapan dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang permasalahan yang khusus atau untuk membuat keputusan tentang suatu tindakan atau kebijakan khusus. Penggunaan metode ilmiah dalam penelitian terapan menjamin objektivitas dalam mengumpulkan fakta dan menguji ide kreatif bagi alternatif strategi bisnis. Penelitian terapan dibedakan atas:

1. Penelitian evaluasi, yaitu penelitian yang diharapkan dapat memberi12 masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan.

2. Penelitian dan pengembangan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga produk tersebut mempunyai kualitas yang lebih baik.

3. Penelitian tindakan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk segera digunakansebagai dasar tindakan pemecahan masalah.

2.1.2. Klasifikasi Penelitian Kualitatif

(7)

observasi, transkrip interviu mendalam (depth interview), dan dokumen-dokumen terkait berupa tulisan ataupun gambar.

Karakteristik Penelitian Kualitatif

1. Setting/latar alamiah atau wajar dengan konteks utuh (holistik). 2. Instrumen penelitian berupa manusia (human instrument). 3. Metode pengumpulan data observasi sebagai metode utama. 4. Analisis data secara induktif.

5. Proses lebih berperanan penting daripada hasil. 6. Penelitian dibatasi oleh fokus.

7. Desain penelitian bersifat sementara. 8. Laporan bernada studi kasus.

9. Interpretasi ideografik. Metode Pengumpulan Data

1. Pengamatan dengan berpartisipasi (Participant Observation) 2. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

3. Penyelidikan Investigation) Sejarah Hidup (Life Historical 4. Analisis Konten (Content Analysis)

(8)

- Wawancara terbuka berstruktur

2) Perspektival (Subjektif) versus Tujuan views 3) Penemuan dibandingkan bukti

4) Penelitian kualitatif penekanan pada pemahaman melalui mencermati kata-kata orang, tindakan dan catatan. Pendekatan tradisional atau kuantitatif untuk penelitian terlihat masa ini, tindakan kata dan catatan untuk signifikansi matematika mereka. Pendekatan tradisional untuk penelitian (mengkuantifikasi) hasil pengamatan ini.

Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif 1. Paradigma Kuantitatif

a. Realita bersifat obyektif dan berdimensi tunggal. Menilai data lebih obyektif karenatidak boleh terpengaruh oleh nilai atau kepercayaan peneliti atau orang lain (value free).

b. Peneliti independen terhadap fakta yang diteliti. c. Menggunakan struktur teori.

d. Struktur teori digunakan untuk membangun satu atau lebih hipotesis.

(9)

a. Realita bersifat subyektif dan berdimensi banyak. Menilai data lebih subyektif karena hasil observasi langsung dilakukan peneliti, dan peneliti sendiri yang menyim-pulkannya.

b. Peneliti berinteraksi terhadap fakta yang diteliti.

c. Tidak menggunakan struktur teori karena lebih bertujuan menemukan teori bukan memverifikasi teori, kecuali jika tujuan penelitiannya ingin membuktikan atau menemukan keterbatasan dari suatu teori.

d. Tidak ada hipotesis, jika ada hipotesis tersebut bersifat implisit tidak eksplisit. Dalam penelitian kualitatif sebaliknya meneliti pola-pola makna yang muncul dari data dan ini sering disajikan dalam kata-kata sendiri peserta. Tugas peneliti kualitatif adalah untuk menemukan pola dalam kata-kata (dan tindakan) dan menyajikan pola-pola bagi orang lain untuk memeriksa sementara pada saat yang sama tetap sebagai dekat dengan dunia konstruksi sebagai peserta awalnya mengalaminya. Penelitian kualitatif adalah untuk menemukan pola-pola yang muncul setelah pengamatan dekat, dokumentasi yang cermat, dan analisis mendalam tentang topik penelitian. Apa yang dapat ditemukan oleh penelitian kualitatif tidak menyapu generalisasi tapi temuan kontekstual. Proses penemuan adalah dasar fondasi filosofis pendekatan kualitatif.

(10)

PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Penelitian Kualitatif

Peneliti kualitatif merumuskan sebuah penjelasan (explanations) atau generalisasi yang lebih dekat ke data konkret dan konteksnya, namun dengan cara yang lebih dari sekedar deskripsi sederhana. Peneliti biasanya menggunakan (bahasa) “level yang lebih rendah “, tidak se-abstrak sebagaimana sebuah ‘teori’ dan didasarkan pada detail yang konkret. Peneliti bisa memunculkan sebuah “new theory” yang menyajikan gambaran realistik mengenai kehidupan sosial dan mendorong pemahaman lebih dari sekedar pengujian hipotesis yang kausalistis..

Penjelasan itu cenderung dalam penjabaran detail yang mendalam, sensitif dengan konteksnya dan memungkinkan menunjukkan proses yang kompleks atau penggalan-penggalan kehidupan sosial. Penjelasan semacam ini bisa saja bersifat kausal, namun bukan ini yang menjadi inti persoalan. Tujuan peneliti adalah mengorganisasikan sejumlah besar detil spesifik ke dalam gambaran utuh, model atau seperangkat konsep yang saling terkait. Proses Analisis

Sering terdapat kelemahan dalam penelitian karena tidak selalu disadari hubungan antara analisis data, pengumpulan data dan desain penelitian. Perlu diperhatikan bahwa data dicari untuk mendukung atau menguji suatu tafsiran atau mentest “hipotesis yang timbul dalam pikiran peneliti”. Kekurangan itu antara lain disebabkan oleh karena peneliti hanya sekedar mengumpulkan data yang menggambarkan apa adanya tanpa mengaitkannya dengan tujuan mencapai suatu teori.

Jalan dari data deskripsi sampai teori cukup panjang,harus melalui beberapa langkah serta meminta pikiran yang banyak, antara lain menemukan dan merumuskan konsep, mengembangkan tipologi, memperhatikan konteks, melakukan validasi dan sebagainya sampai akhirnya mengembangkan dan “menguji teori”. Untuk itu diperlukan kreativitas, imajinasi dengan menggunakan analogi dan metafor.

Menurut Hammersley dan Atkinson(dalam Nasution 1988: 139) proses analisis melalui langkah-lanhkah sebagai berikut :

(11)

persamaan atau justru pertentangan atau kontradiksi dalam pandangan berbagai informan. Sambil membaca, peneliti senantiaa mengajukan pertanyaan kepada data, tak ubahnya seperti mengajukan pertanyaan kepada informan. Kedua, berbagai konsep akan timbul dengan sendirinya bila diperhatikan istilah-istilah yang digunakan oleh informan. Selidiki makna istilah itu lebih lanjut. Ketiga, mungkin juga peneliti dapat memanfaatkan istilah sehari-hari dengan pengertian khusus yang dapat mencakup atau merangkum sejumlah data. Peneliti dapat juga menggunakan istilah formal yang terdapat dalam disiplin ilmu terentu untuk mengklasifikasikan berbagai data. Ada kemungkinan istilah itu masih perlu diadaptasi pada situasi khusus yang dihadapi. Atau peneliti harus menciptkan istilah baru untuk menangkap karakteristik kategori data tertentu. Dengan demikian peneliti dapat melihat adanya pola dalam data yang diberinya nama atau istilah tertentu.

2. Tugas berikut ialah mencari hubungan antara konsep-konsep dalam usaha untuk mengembangkan suatu teori. Salah satu cara ialah “ the constant comparative method” yaitu mengidentifikasi suatu fokus, misalnya “omongan orang”. Misalnya, peneliti memelajari bagaimana omongan ini terjadi antara guru dalam berbagai lokasi dan kondisi, siapa bicara tentang siapa kepada siapa tentang apa dengan cara yang bagaimana. Dengan mendeskripsikan, menganalisis, dan membandingkannya peneliti dapat menemukan berbagai jenis “omongan orang” dan dapat mengembangkan suatu teori. Langkah-langkah “constant comparative method” ini menurut Glaser ( Bogdan : 68-70) ialah : Pertama, mulailah dengan mengumpulkan data. Kedua, temukan issue, peristiwa atau kegiatan yang berulang-ulang terjadi yang dijadikan kategori. Ketiga, kumpulkan data yang memberikan banyak contoh-contoh kategori yang dijadikan fokus itu untuk mengetahui berbagai ragam dimensi kategori itu. Keempat, uraikan secara tertulis mengenai kategori yang anda selidiki untuk mendeskripsikan dan memahami semua aspek yang terdapat dalam data sambil terus mencari hal-hal baru. Kelima. Olah data dan model yang tampil untuk menemukan proses dan hubungan sosial pokok.Keenam, lakukan sampling, pengkodean dan uraian tertulis dengan memusatkan analisis pada kategori inti.

(12)

bagan. Dengan demikian model yang tampil akan lebih mantap, namun masih harus terus menerus diuji berdasarkan data baru. Teori yang dibentuk senantiasa diperluas, disempurnakan, ada kalanya harus diubah agar lebih sesuai. Makin banyak lokasi diselidiki makin mantap teori itu, namun pada suatu saat tidak ada lagi yang dapat diungkapkan situasi baru sehingga tibalah saat kejenuhan atau “ point of theoritical saturation”.

Pada taraf permulaan, peneliti tidak perlu membatasi diri pada satu teori. Bahkan lebih baik bila ia membuka diri bagi berbagaikemungkinan perspektif dan hipotesis. Ia harus menggunakan berbagai teori yang dapat dimanfaatkan untuk meemahami data. Akan ternyata bahwa tidak semua data dapat dijelaskan menurut satu teori tertentu. Teori dalam proses penelitian bukan untuk menjelaskan semua data akan tetapi untuk memfokuskan analisis penelitian yang mendorong untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Tujuan penelitian naturalistik sebenarnya ialah untuk menghasilkan model yang dapat menunjukkan kausalitas. Akan tetapi membuktikan validitas kausalitas dalam penelitian naturalistik sangat sukar karena tidak dapat menggunakan eksperimen seperti halnya dalam penelitian kuantitatif. Namun dapat diikuti langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Denzin(dalam Nasution 1988: 140) yang bersifat induktsi analitis guna mentest teori :

1. Memberi definisi yang masih kasar mengenai gejala yang diselidiki. 2. Merumuskan penjelasan hipotesis mengenai gejala ini.

3. Mengadakan penelitian suatu kasus dengan tujuan untuk melihat apakah hipotesis itu sesuai.

4. Jika hipotesis itu tidak sesuai dengan fakta, maka perlu dirumuskan kembali hipotesis atau gejala /masalahnya.

5. Kepastian yang lebih besar akan diperoleh bila telah diselidiki sejumlah kasus lain, akan tetapi bila ditemui kasus negatif, maka harus dirumuskan kembali hipotesis atau masalahnya.

6. Prosedur penelitian kasus, perumusan kembali hipotesis, demikian pula gejala atau masalah dapat dilanjutkan sampai tercapai hubungan yang universal, setelah tiap kasus negatif yang mengharuskan perumusan kembali telah dapat tercakup.

(13)

negatif yang masih merupakan kekecualian yang belum diliput. Adanya kasus-kasus demikian merupakan dorongan untuk senantiasa memperhalus dan menyempurnakan teori yang diperoleh. Penelitian kualotatif tak kunjung berakhir.

Ada beberapa macam teori yang dapat ditemukan atau dibentuk, yakni yang bersifat makro dan mikro. Teori makro adalah teori yang berlaku bagi sistem sosial dalam skala besar, misalnya mengenai struktur sosial secara nasional. Sebaliknya teori “mikro” berlaku bagi organisasi sosial lokal yang terbatas, misalnya kelas, keluarga suatu lembaga pendidikan, pabrik dan sebagainya.

Teori dapat pula bersifat substantif dan formal. Yang substantif mengenai hal-hal yang konkret, misalnya mengenai guru sekolah, perawat di rumah sakit, dan sebagainya, sedangkan yang formal menenai konsep atau kategori seperti disiplin, keadilan, kenakalan, tanggung jawab dan sebagainya. Kedua golongan itu dapat dikombinasi, misalnya makro-substantif, mikro-formal, dan sebagainya.

3.1.1 Penggunaan Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif

Dalam sebuah penelitian, teknik penelitian ini digunakan sesuai dengan kebutuhan penelitian tersebut. Berikut dijabarkan mengenai penggunaan penelitian kualitatif di dalam sebuah penelitian.

 Bila masalah yang akan diteliti belum jelas atau bahkan masih gelap. Kondisi seperti ini cocok diteliti dengan kualitatif karena penelitian kualitatif langsung masuk ke objek dan peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap objek tersebut sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas.

 Memahami makna di balik data yang tampak. Setiap ucapan dan tindakan orang memiliki makna tertentu. Untuk mencari makna dari dari setiap perbuatan dibutuhkan data yang dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.

 Untuk memahami interaksi sosial yang kompleks serta untuk menemukan pola-pola

hubungan yang jelas

 Memahami perasaan orang lain yaitu dengan berperanserta merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.

 Untuk mengembangkan teori yaitu dengan membangun data-data yang diperoleh dari

(14)

 Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Melalui teknik pengumpula data secara triangulasi/gabungan, maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu, data yang diperoleh akan diuji kredibilitasnya, dan penelitian berakhir ketika data sudah mencapai titik jenuh sehingga kepastian data dapat diperoleh.  Meneliti sejarah perkembangan. Misalnya meneliti sejarah perkembangan kehidupan

raja-raja di Erofpa dan contoh lainnya.

Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama karena tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar pembuktian hipotesis, seperti pada penelitian kuantitatif.

Akan tetapi, kemungkinan jangka penelitian berlangsung dalam waktu pendek, bila telah ditemukan sesuatu dan datanya sudah jenuh. Lamanya penelitian akan tergantung pada keberadaan sumber data, interest, dan tujuan penelitian. Selain itu juga, penelitian kualitatif akan tergantung pada cakupan penelitian dan bagaimana peneliti mengatur waktu yang digunakan dalam setiap hari atau setiap.

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bervariasi atau triangulasi (gabungan), dan dilakukan secara kontinyu sampai datanya jenuh.

Dengan teknik pengamatan tersebut, mengakibatkan variasi data yang muncul tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif, sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Oleh karena itu, peneliti sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis data.

Untuk memahami definisi analisis data, berikut ini akan dikemukakan pendapat Miles and Huberman (1984) yang menyatakan bahwa the most serious and central difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis are not well formulate. Artinya, yang paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik.

(15)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi melalui cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, mengklasifikasikan hal-hal penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh peneliti dan oleh pembaca.

Sedangkan analisis data kualitatif adalah bersifat induktif. Artinya, suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dikembangkan sesuai dengan pola tertentu atau menjadi hipotesis.

Di dalam penelitian kualitatif, selain data yang diperlukan, peneliti juga harus memiliki kemampuan untuk dapat menghasilkan penelitian yang baik. Berikut ini beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh para peneliti.

 Peneliti harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti.

 Peneliti harus mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada konteks

sosial yang akan diteliti. Dengan begitu, peneliti dapat membangun hubungan yang baik dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial.

 Peneliti harus memiliki kepekaan untuk melihat setiap segala yang ada pada objek penelitian.

 Peneliti harus mampu menggali sumber data dengan obervasi partisipasi dan wawancara

mendalam secara triangulasi, serta sumber-sumber lain.

 Peneliti mampu mnganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan mulai dari analisis deskriptif, domain, komponensial, dan tema kultural budaya.

 Peneliti juga mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas hasil penelitian.

 Peneliti mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipotesis, atau ilmu baru dalam

penelitiannya.

 Peneliti mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap, dan rinci.

(16)

Analisis dalam tahap ini dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan peneliti untuk menentukan fokus penelitian. Akan tetapi, fokus penelitian pada tahap ini masih bersifat sementara, dan tentunya akan berkembang setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan. Dalam penyusunan proposal, peneliti menentukan fokus penelitian untuk mencari data dari sumber data, termasuk karakteristiknya.

2. Analisis Data Selama di Lapangan

Pada tahap ini, analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data secara langsung melalui wawancara atau observasi. Misalnya, pada saat wawancara berlangsung, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari responden. Jika peneliti belum puas dengan jawaban dari responden, maka peneliti bisa melanjutkan pertanyaan lagi sampai batas tertentu diperoleh data yang valid.

3. Analisis Data Selesai di Lapangan

Pada tahap akhir, analisis data dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.

 Analisis domain, yaitu memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari objek penelitian atau situasi sosial;

 Analisis taksonomi, yaitu penjabaran secara rinci dari analisis domain melalui observasi

terfokus;

 Analisis komponensial, yaitu mencari cirri spesifik pada setiap detil struktur internal; dan

 Analisis tema cultural, yaitu mencari hubungan antara domain, dan hubungannya

dengan seluruh komponen, akhirnya dapat menentukan tema/judul penelitian.

Selain itu, penelitian dengan metode kualitatif dalam mencantumkan teori masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitiannya juga masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Jadi, dalam penelitian kualitatif sebuah teori itu bersifat menemukan teori.

Pada penelitian kualitatif akan lebih profesional apabila menguasai semua teori, sehingga wawasannya luas dan menjadi instrumen yang baik untuk penelitian. Bagi para peneliti kualitatif, teori berfungsi sebagai bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam.

(17)

menunjukkan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun permasalahan tersebut masih bersifat sementara. Jadi, peneliti kualitatif dituntut untuk menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan atau situasi sosial. 3.1.3 Analisis Data Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, proses pelaksanaan secara linear, mulai dari latar belakang masalah, merumuskan masalah, kemudian merumuskan hipotesis, penyusunan instrument penelitian, menetukan populasi dan subjek penelitian, melaksanakan pengumpulan data dan analisis data, terakhir pelaporan hasil penelitan.

Untuk melakukan analisis kuantitatif, peneliti harus mampu memahami bentuk statistic yang digunakan dalam penelitian sebelum memulai analisis data statistic merupakan alat bantu yang digunakan peneliti untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memahami hubungan antara variable-variabel yang diteliti. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan analisis statistic. Analisis statistic adalah cara untuk mengolah informasi data (kuantitatif) yang berhubungan dengan angka-angka , bagaimana mencari, mengumpul, mengolah data, sehingga sampai menyajikan data dalam bentuk sederhana dan mudah untuk dibaca atau data yang diperoleh dapat dimaknai (diinterpretasikan). Terdapat dua statstik yang dapat digunakan dalam proses analisis data kuantitatif, yaitu: Analisis Statistik Deskriptif (Descrptive Statistics) dan analisis statistic Inferensi (Inferential Statistics).

Sebelum peneliti menggunakan statistic untuk menganalisis data penelitian, peneliti harus memahami ciri-ciri variabel yang diteliti. Untuk bisa mengukur variabel-varibel yang diteliti , peneliti harus memahami skala apa yang sesuai diguanakan untuk setiap variabel-variabel tersebut. Skala pengukuran yang umumnya dikenal dalam penelitian kuantitatif, yaitu (Skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio) .

Adapun skala pengukuran yang di atas ini dapat digunakan di berbagai penelitian dalam bidang sains social dan pendidikan. Para ahli psikologi lebih menekankan kepada penggunaan instrument untuk mengukur perilaku manusia atau sering disebut sebagai skala sikap. Skala sikap yang digunakan dalam penelitian social dan pendidikan adalah sebagai berikut: (Skala Likert, Skala Guttman, Skala Ranting, dll).

(18)

Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiamana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil smapelnya) jelas akan menggunakan statistic deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistic despkriptif maupun inferensial.

Statistic deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel dambil. Mengenai data dengan statistik deskriptif peneliti perlu memperhatikan terlebih dahulu jenis datanya. Jika peneliti mempunyai data diskrit, penyajian data yang dapat dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif (mencari persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu: mode, median dan mean (lebih lanjut lihat Arikunto, 1993: 363).

Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga memberikan suatu kesan lebih mudah ditangkap maknanya oleh siapapun yang membutuhkan informasi tentang keberadaan gejala tersebut.

Fungsi statistik deskriptif antara lain mengklasifikasikan suatu data variabel berdasarkan kelompoknya masing-masing dari semula belum teratur dan mudah diinterpretasikan maksudnya oleh orang yang membutuhkan informasi tentang keadaan variabel tersebut. Selain itu statistik deskriptif juga berfungsi menyajikan informasi sedemikian rupa, sehingga data yang dihasilkan dari penelitian dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang membutuhkan.

Analisi statistic deskriptif dapat dibedakan menjadi : 1. Analisis potret data

Potret data adalah perhitungan frekuensi suatu nilai dalam suatu variabel. Nilai dapat disajikan sebagai jumlah absolute atau presentase dari keseluruhan.

(19)

Nilai rata-rata atau mean biasa diberi symbol X, merupakan nilai rata-rata secraa aritmatika dari semua nilai dari variabel yang diukur. Median adalah nilai tengah dari sekumpulan nilai suatu variabel yang telah diurutkan dari nilai terkecil kepada nilai yang tetinggi. Modus (modu) adalah nilai yang paling sering muncul pada suatu distribusi nilai variabel.

3. Analisis variasi nilai

Analisis ini dilakukan untuk melihat sebaran nilai dalam distribusi keseluruhan nilai suatu variabel dari nilai tengahnya. Analisis ini untuk melihat seberapa besar nilai-nilai suatu variabel berbeda dari nilainya. Pengukuran variasi nilai biasanya dilakukan dengan melihat kisaran data (range) atau simpangan baku (standar devinatioan).

Analisis Deskriptif, digunakan untuk membantu peneliti mendeskripsikan ciri-ciri variable-variabel yang diteliti atau merangkum hasil pengamatan penelitian yang telah dilakukan tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (generalisasi dari hasil penelitian) dari data yang diperoleh dari populasi atau sampel kajian; Statistik deskriptif berkaitan dengan kegiatan pencatatan, penyusunan, penyajian dan peringkasan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian-kejadian atau fenomena-fenomena secara kuantitatif, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

(1) Memahami dan menjelaskan variabel-variabel yang diteliti, sebagaimana definisi secara konseptual tentang ciri-ciri variable tersebut. Maka setiap variable diukur dengan alat ukur yang ditentukan oleh peneliti yang sesuai dengan penelitian,

(2) Menyusun data dengan nilai terendah hingga nilai tertinggi dan mengira frekuensi yang didapat,

(20)

a) Pengukuran Kecenderungan Pemusatan (Measure of Central Tendency)

Pengukuran memusat dilakukan dengan menggunakan satu nilai yang dapat mewakili atau representatif dari data penelitian yang ada. Ada tiga nilai (indeks) yang dapat mengukur kecenderungan memusat, yaitu (Mean, Median, Modus)

Mean, meupakan nilai rata-rata yang bisa mewakili sekumpualn data yang representative. Contoh: Seorang dosen memberikan nilai ujian semester 6 orang mahasiswa, dengan nilai sebagai berikut: 60, 70, 75, 75, 85, 90. Maka nilai mean (rata-rata) adalah 60+70+75+75+85+90/6= (75,8).

Median, merupakan nilai tengah dalam sesuatu ukuran, atau nilai antara. Contoh: Nilai 18 dan 19, jadi mediannya adalah 18,5, jadi nilainya adalah terletak di tengah skor yang ada.

Modus, merupakan nilai yang frekuensi paling banyak dalam indeks yang dapat mewakili seluruh jumlah ukuran. Dlam penelitian biasanya digunakan untuk menyatakan ciri-ciri demografi subjek penelitian yang mempunyai beberapa kategori sperti jenis kelamin (laki-laki, perempuan) umur (30-35 tahun, 36-45 tahun, 36-60 tahun), pendidikan (SMA, S1, S2).

b) Analisis Deskriptif Menggunakan Program SPSS

Program SPSS dapat digunakan dalam menganalisis data deskriptif, yaiu menentukan frekuensi, persen, mean, mod, median, standar deviasi, varians. Adapun cara penggunaannya akan dijelaskan pada cara penyajian data statistic deskriptif dalam Program SPSS sebagai berikut:

Contoh penelitian tentang Kecerdasan Emosi , Kepuasan Kerja dan Komitmen Pekerjaan Dosen di Perguruan Tinggi X.

2. Analisis Inferensial

(21)

Analisis inferensial digunakan untuk menentukan apakah hipotesis nol diterima atau ditolak. Adapun statistic inferensi yang biasa digunakan, yaitu (uji Chi Kuadrat, uji-t, Uji ANOVA, Uji Korelasi, dan Uji Regresi).

Uji Chi Kuadrat X2 , Uji-t dan Uji ANOVA, merupakan tiga bentuk uji

statistic yang digunakan untuk melihat perbedaan, untuk penjelasan yaitu: Analisis Chi Kuadrat merupakan statistic non parametric yang hanya sesuai untuk skala pengumpulan data dengan bentuk nominal dan ordinal saja. Sedangkan Analisis Uji-t dan Analisis ANOVA merupakan statistic parametrik yang berbeda dalam pengumpulan data dengan syarat taburan data harus normal atau data peneliti harus bersifat normal. Apabila data tidak normal, maka statistic Chi Kuadrat atau analysis nonparametric dapat digunakan. Statistic Chi Kuadrat atau nonparametric merupakan analisis statistic yang banyak digunakan dalam penelitian sains social, karena memiliki syarat yang lebih longgar dibandingkan analisis parametric.

(22)

Statistic inferensial, sering juga disebut statistic induktif atau statistic probabilitas, adalah teknik statistic yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan utuk populasi. Statistic ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari popualsi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik inferensial fungsinya lebih luas lagi, sebab dilihat dari analisisnya, hasil yang diperoleh tidak sekedar menggambarkan keadaan atau fenomena yang dijadikan obyek penelitian, melainkan dapat pula digeneralisasikan secara lebih luas kedalam wilayah populasi. Karena itu, penggunaan statistik inferensial menuntut persyaratan yang ketat dalam masalah sampling, sebab dari persyaratan yang ketat itulah bisa diperoleh sampel yang representatif; sampel yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki populasinya. Dengan sampel yang representatif maka hasil analisis inferensial dapat digeneralisasikan ke dalam wilayah populasi.

Statistic inferensial meliputi statistic parametris dan non parametris. Statistic parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistic, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Parameter populasi itu meliputi : rata-rata dengan notasi µ (mu), simpangan baku σ (sigma) dan varians σ2. Dalam statistic pengujian parameter melalui statistic (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistic. Oleh karena itu penelitian yang berhipotesis statistic adalah penelitian yang menggunakan sampel. Sebagai contoh nilai suatu pelajaran 1000mahasiswa rata-ratanya 7,5. Selanjutnya missal dari 1000 orang itu diambil sampel 50 orang, dan nilai rata-rata dari sampel 50 mahasiswa itu 7,5. Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara parameter (data popualasi) dan statistic (data sampel). Hanya dalam kenyataannya nilai parameter jarang diketahui. Statistic non parameter tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi.

(23)

banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu statistic non parametris mempunyai kekuatan yang lebih dari statistic non parametris, bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi.

Dalam dunia statistik dikenal setidaknya terdapat empat jenis data hasil pengukuran, yaitu data Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio. Masing-masing data hasil pengukuran ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda antara satu dengan lainnya Penggunaan kedua statistic tersebut juga tergantung pada jenis data yang dianalisis. Statistic parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistic non parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal. Jadi untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan statistic, ada dua hal utama yang harus diperhatikan yaitu, macam data dan bentuk hipotesi yang diajukan.

Dalam statistik parametris menggunakan analisis data yang berupa ; 1. Data Interval

Data interval tergolong data kontinum yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal karena mempunyai tingkatan yang lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan adanya jarak antara data yang satu dengan yang lainnya.

Contoh data interval misalnya hasil ujian, hasil pengukuran berat badan, hasil pengukuran tinggi badan, dan lainnya. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa data interval tidak dikenal adanya nilai 0 (nol) mutlak. Dalam hasil pengukuran (tes) misalnya mahasiswa mendapat nilai 0. Angka nol ini tidak dapat diartikan bahwa mahasiswa tersebut benar-benar tidak bisa apa-apa. Meskipun ia memperoleh nilai nol ia memiliki suatu pengetahuan atau kemampuan dalam matakuliah yang bersangkutan. Nilai nol yang diberikan oleh dosen sebetulnya hanya merupakan atribut belaka hanya saja pada saat ujian, pertanyaan yang diujikan tidak pas seperti yang dipersiapkannya. Atau jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan yang dikehendaki soal.

(24)

Data rasio merupakan data yang tergolong ke dalam data kontinum juga tetapi yang mempunyai ciri atau sifat tertentu. Data ini memiliki sifat interval atau jarak yang sama seperti halnya dalam skala interval. Namun demikian, skala rasio masih memiliki ciri lain. Pertama harga rasio memiliki harga nol mutlak, artinya titik nol benar-benar menunjukkan tidak adanya suatu ciri atau sifat. Misalnya titik nol pada skala sentimeter menunjukkan tidakadanya panjang atau tinggi sesuatu. Kedua angka skala rasio memiliki kualitas bilangan riel yang berlaku perhitungan matematis.

Contohnya : berat badan Rudi 70 kg, sedangkan Saifullah 35 kg. Keadaan ini dapat dirasiokan bahwa berat badan Rudi dua kali berat badan Saifullah. Atau berat badan Saifullah separuh dari berat badan Rudi. Berbeda dengan data interval misalnya Rudi ujian dapat 70 sementara Saifullah memperoleh 30. Hal ini tidak dapat diartikan bahwa kepandaian Rudi dua kali lipat kepandaian Saifullah.

Data rasio dalam ilmu-ilmu sosial jarang dipergunakan, bahkan hampir tidak pernah dipergunakan. Lapangan penggunaan data berskala rasio ini lebih banyak berada dalam bidang ilmu-ilmu eksakta terutama fisika.

Sedangkan dalam statistik non parametris analisi data dibagi menjadi: 3. Data Nominal

Data ini juga sering disebut data diskrit, kategorik, atau dikhotomi. Disebut diskrit karena ini data ini memiliki sifat terpisah antara satu sama lainnya, baik pemisahan itu terdiri dari dua bagian atau lebih; dan di dalam pemisahan itu tidak terdapat hubungan sama sekali. Masing-masing kategori memiliki sifat tersendiri yang tidak ada hubungannya dengan kategori lainnya. Sebagai misal data hasil penelitian dikategorikan kedalam kelompok “ya” dan “tidak” saja.

Contohnya :

1. Laki-laki/wanita (laki-laki adalah ya laki-laki; dan wanita adalah “tidak laki-laki”), kawin /tidak kawin; janda/duda, dan lainnya.

(25)

3. Nomor punggung pemain sepak bola, nomor rumah, nomor plat mobil dan lainnya. Nomor-nomor tersebut semata-semata hanya menunjukkan simbol, tanda, atau stribut saja.

4. Suku, golongan drah, jenis penyakit, bentuk atau konstitusi tubuh. 4. Data Ordinal

Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan atau penjenjangan pada sesuatu keadaan. Berbeda dengan data nominal yang menunjukkan adanya perbedaan secara kategorik, data ordinal juga memiliki sifat adanya perbedaan di antara obyek yang dijenjangkan. Namun dalam perbedaan tersebut terdapat suatu kedudukan yang dinyatakan sebagai suatu urutan bahwa yang satu lebih besar atau lebih tinggi daripada yang lainnya.Kriteria urutan dari yang paling tinggi ke yang yang paling rendah dinyatakan dalam bentuk posisi relatif atau kedudukan suatu kelompok.

Contoh dari data ini misalnya:

1. prestasi belajar siswa diklasifikasikan menjadi kelompok “baik”, “cukup”, dan “kurang”, atau ukuran tinggi seseorang dengan “tinggi”, “sedang”, dan “pendek”.

2. Hasil ujian mahasiswa peserta kuliah Statistik Pendidikan Budiman memperoleh skor 90, Rahmat 85, Musyafak 75, dan Mahsunah 65. Berdasarkan skor-skor tersebut dibuatlah suatu jenjang (rangking), sehingga terjadilah urutan jenjang ke 1 (90), ke 2 (85), ke 3 (75), dan ke 4 (65).Data ordinal memiliki harga mutlak (dapat diperbandingkan) dan selisih perbedaan antara urut-urutan yang berdekatan bisa tidak sama. 3. Jenis-jenis Analisis Data Kuantitatif

a. Analisis Univariat

(26)

Jenis analisis ini digunakan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh (bebas) dan variabel terpengaruh (tidak bebas).

c. Analisis Multivariat

Sama dengan analisis bivariat, tetapi pada mutivariat yang dianalisis variabelnya lebih dari dua. Tetap mempunyai dua variabel pokok (bebas dan tidak bebas), variabel bebasnya memliki sub-sub variable.

4. Tujuan Analisis Data Kuantitatif

Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat di balik semua data tersebut, mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu yang kompak dan mudah dimengerti, serta menemukan pola umum yang timbul dari data tersebut.

(27)

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan

1. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Dengan tujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.

2. Setidaknya terdapat lima tahapan sebagai patokan dalam penelitian, yaitu tergambar sebagai berikut:

a) Mengangkat permasalahan.

b) Memunculkan pertanyaan penelitian. c) Mengumpulkan data yang relevan. d) Melakukan analisis data

e) Menjawab pertayaan penelitian

3. Penelitian kuantitatif adalah penyelidikan menjadi masalah sosial atau manusia, berdasarkan pada pengujian teori yang terdiri dari variabel, yang diukur dengan angka, dan dianalisa dengan prosedur statistik, dalam rangka untuk menentukan apakah generalisasi prediktif dari teori terus benar.

3. Analisis data merupakan salah satu langkah dalam kegiatan penelitian yang tidak boleh diabaikan. Kejelian dan ketelitian dalam melihat permasalahan dan jenis data yang diperoleh, sangat diperlukan untuk dapat menentukan jenis analisis yang paling tepat. Kesalahan dalam memilih teknik analisis akan berakibat fatal dalam pengambilan kesimpulan.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Bogdan, Robert C.,Biklen, Sari Knopp. 1982. Qualitative Research for Education , An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon.

Hadeli. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Jakarta: PT. Ciputat Press.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press.

Neuman, W Lawrence. 2000. Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches. 4th.ed. Boston : Allyn and Baccon.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Brannen, Julia, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, 1997. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Darmiyati. 1998. Penelitian Kualitatif. Makalah Penataran Pengenalan Berbagai Pendekatan dan Metode Penelitian Lemlit UNY.

Dwiyanto, Djoko. Metode Kualitatif : Penerapannya dalam Penelitian. www. inparametric.com

Gunawan. 2007. Teknik Analisis Data Kualitatif. Makalah Lokakarya Analisis Data Kualitatif Lemlit UNY.

Muhadjir, Noeng. 2002. Trend Perkembangan Penelitian Kualitatif. Makalah Sarasehan Penelitian Dosen FIP UNY.

Siti Partini. 1998. Penelitian Survei. Makalah Penataran Pengenalan Berbagai Pendekatan dan Metode Penelitian Lemlit UNY.

--- 2002. Proposal Penelitian Kualitatif. Makalah Lokakarya Penyusuna Proposal Penelitian Lemlit UNY.

Sudarsono, FX. 2004. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Makalah Lokakarya Penyusunan Proposal Penelitian TP FIP UNY.

Referensi

Dokumen terkait

Namun, rekan-rekan Gardira juga perlu tahu bahwa negosiasi adalah proses yang sangat dinamis, sehingga semua pihak yang terlibat dalam negosiasi harus bersiap-siap untuk

Peranan sekretaris dalam menangani telepon pada PT Hotel Danau Toba International Medan belum begitu baik karena masih terdapat kekurangan-kekurangan seperti membiarkan

Dengan mencari informasi penting dan menuliskan kata-kata kunci yang ditemukan dalam tiap paragraf, siswa mampu membuat kesimpulan dari suatu bacaan.. Dengan membuat peta pikiran

Pada pelatihan ini diberikan materi motivasi berwirausaha, dan manajemen keuangan keluarga, serta diletakkan dasar yang kuat bagi peserta untuk benar-benar memahami perihal

Utvrđena je različita monotonost u rastućem delu intenziteta termalne krive, što ukazuje na nejednaku otpornost i adaptiranost ispitivanih samooplodnih linija kukuruza

direkomendasikan : Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Tindakan tersebut dilakukan hingga suhu air dalam kemasan plastik mendekati atau sama dengan suhu air yang dipetakan, diperkuat lagi oleh pernyatan Budiardi dkk

Besarnya rata-rata nilai MOE balok PA3 dibandingkan dengan semua balok laminasi-mekanik menunjukkan bahwa kekakuan balok tersebut lebih tinggi dibandingkan