dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Jurusan Keperawatan Singkawang Politeknik Kesehatan Pontianak.
Singkawang, Juli 2015
Pembimbing Utama
Ns. Dedi Damhudi, M.Kep, Sp.KMB NIP 19760226 200112 1 001
Pembimbing Pendamping
Niya Fittarsih, S.ST NIP 19850623 2010121 2 003
HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Hipertensi di Puskesmas Pajintan Singkawang Timur Tahun 2015”, telah dipertahankan di hadapan tim penguji Karya Tulis Ilmiah D-III Jurusan Keperawatan Singkawang.
Susunan Dewan Penguji Penguji utama
Winnellia. F.S.R, MPH NIP 19760208 200212 2 002
Penguji II
dr. Nurmansyah, M.Kes NIP 19570907 198901 1 001
Penguji III
Ns. Dedi Damhudi, M.Kep., Sp.KMB NIP 19760226 200112 1 001
Singkawang, Juli 2015
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak
Hj.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Singkawang, Juli 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Studi Kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi Tahun 2015” Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan pendidikan Diploma III di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak Jurusan Keperawatan Singkawang.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Alianus S.pd dan Ibu Yuliana Amd.Kep yang selama ini selalu memberikan dukungan, motivasi, berkorban serta bekerja keras membimbing dan mengarahkan penulis hingga berada pada tahap ini.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini pula peneliti telah mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, koreksi dan motivasi dari berbagai pihak sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Khayan SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak.
2. Ibu Sarliana Zaini SKM, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Singkawang.
3. Bapak Ns. Dedi Damhudi, M.Kep, Sp.KMB selaku Dosen Pembimbing utama dalam penulisan Studi Kasus.
4. Ibu Niya Fitarsih, S.ST selaku Dosen Pembimbing pendamping dalam penulisan Studi Kasus.
5. Ibu Winnellia, FSR, MPH selaku Dosen Penguji utama dalam penulisan Studi Kasus.
6. Bapak dr. Nurmansyah, M.Kes selaku Dosen Penguji II dalam penulisan Studi Kasus.
8. Ibu Edita Acu, SKM selaku kepala Puskesmas Singkawang Timur yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Singkawang Timur.
9. Bapak, Ibu dosen dan Staf pengajar, Jurusan Keperawatan Singkawang yang telah memberikan motivasi serta ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.
10. Puskesmas Pajintan serta Partisipan yang telah bersedia ikut dalam penelitian.
11. Teman-teman seperjuangan dan sahabat yang selalu mengiringi perjalan saya dan tidak hentinya memberikan semangat hingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa/i Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak Jurusan Keperawatan Singkawang yang masih dalam proses pendidikan.
Singkawang, Juli 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN ...ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PERNYATAAN ...iv
KATA PENGANTAR ...v
DAFTAR ISI ...vii
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR LAMPIRAN ...xii
INTISARI ...xiii
ABSTRACT ...xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Tujuan Penelitian ...4
D. Manfaat Penelitian ...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga ...6
2. Ciri - Ciri Keluarga ...7
3. Tujuan Keluarga ...7
4. Bentuk Keluarga...7
5. Struktur dan Fungsi Keluarga...8
7. Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga ...11
B. Konsep Penyakit Keluarga 1. Definisi Penyakit ...14
2. Anatomi dan Fisiologi ...15
3. Etiologi ...16
4. Insiden ...18
5. Patofisiologi...18
6. Pathway ...20
7. Tanda dan Gejala ...21
8. Komplikasi ...21
9. Pemeriksaan Diagnostik ...22
10. Penatalaksanaan Medik ...23
C. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian ...24
2. Diagnosa Keperawatan ...29
3. Rencana Asuhan Keperawatan ...32
4. Intervensi Keperawatan ...35
5. Evaluasi ...36
D. Kerangka Teori ...38
E. Pertanyaan Penelitian ...39
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...40
B. Partisipan ...40
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...41
D. Metode Pengambilan Data ...42
E. Prosedur penelitian ...42
F. Instrumen Penelitian ...43
G. Etika Penelitian ...43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Asuhan Keperawatan pada Tn. Z
1. Pengkajian ...46
2. Pemeriksaan Fisik...54
3. Analisa Data ...56
4. Penampisan Masalah ...57
5. Prioritas Diagnosa Keperawatan ...58
6. Rencanaan Asuhan Keperawatan ...59
7. Implementasi dan Evaluasi ...62
B. Asuhan Keperawatan Pada Tn. L 1. Pengkajian ...68
2. Pemeriksaan Fisik...75
3. Analisa Data ...77
4. Penampisan Masalah ...78
5. Prioritas Diagnosa Keperawatan ...80
6. Rencanaan Asuhan Keperawatan ...80
7. Implementasi dan Evaluasi ...83
BAB V PEMBAHASAN A. Pengkajian ...90
B. Diagnosa Keperawatan...92
C. Perencanaan...94
D. Implementasi ...98
E. Evaluasi ...99
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ...101
B. Saran ...103
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO ...14
Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC7 ...14
Tabel 3 Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia ...15
Tabel 4 Daftar Anggota Keluarga ...25
Tabel 5 Prioritas Masalah ...30
Tabel 6 Rencana Asuhan Keperawatan ...33
Tabel 7 Komposisi Anggota keluarga (Pasien 1)...46
Tabel 8 Pemeriksaan Fisik (Pasien 1)...54
Tabel 9 Analisa Data (Pasien 1)...56
Tabel 10 Penapisan Masalah (Pasien 1)...57
Tabel 11 Rencana Asuhan Keperawatan (Pasien 1)...59
Tabel 12 Implementasi dan Evaluasi (Pasien 1)...62
Tabel 13 Komposisi Anggota keluarga (Pasien 2)...68
Tabel 14 Pemeriksaan Fisik (Pasien 2)...75
Tabel 15 Analisa Data (Pasien 2)...77
Tabel 16 Penapisan Masalah (Pasien 2)...78
Tabel 17 Rencana Asuhan Keperawatan (Pasien 2)...80
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pathway Hipertensi ...20
Gambar 2 Kerangka Teori ...38
Gambar 3 Genogram (Pasien 1)...47
Gambar 4 Denah Rumah (Pasien 1)...51
Gambar 5 Genogram (Pasien 2)...68
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH Lampiran 2 SURAT IZIN PENELITIAN
Lampiran 3 SURAT BALASAN MELAKUKAN PENELITIAN Lampiran 4 PERMINTAAN MENJADI PARTISIPAN
Lampiran 5 PERNYATAAN BERSEDIA UNTUK MENJADI PARTISIPAN Lampiran 6 FORMAT PEMERIKSAAN (Friedman, 2013)
KARYA TULIS ILMIAH
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PAJINTAN KECAMATAN SINGKAWANG TIMUR TAHUN 2015
Frangky Dinata Bangga1), Dedi Damhudi2), Niya Fittarsih³)
xiv+104 halaman, 14 tabel, 6 gambar, 7 lampiran INTISARI
Menurut laporan Noncommunicable Diseases, naiknya tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian di seluruh dunia. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (Corwin, 2009). Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smeltzer, 2002). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 26.5% (Riskesdas, 2013).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang betujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada pasien Hipertensi di Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur Tahun 2015. Jenis instrumen yang digunakan adalah lembar pengkajian, lembar scoring, lembar intervensi, lembar implementasi dan lembar evaluasi serta leaflet. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah dua keluarga yang mengalami Hipertensi yang melakukan rawat jalan di Puskesmas Pajintan yang telah memenuhi kritreria inklusi yang ditetapkan peneliti.
Hasil penelitian: pada Tn. Z ditemukan tiga diagnosa keperawatan sesuai dengan keluhan dan tinjauan teoritis, pada Tn. L ditemukan tiga diagnosa keperawatan sesuai dengan keluhan dan tinjauan teoritis, terdapat dua diagnosa yang sama antara Ny. Y dan Ny. L dan ada satu diagnosa yang berbeda. Intervensi: memberikan asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi. Implementasi keperawatan menyesuaikan dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi pada Tn. Z dan Tn. L kedua pasien tersebut memiliki satu diagnosa yang berbeda di karenakan respon individu yang berbeda-beda.
Kesimpulan: Asuhan keperawatan keluarga pada pasien Hipertensi di Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur Tahun 2015 telah sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan. Saran: diharapkan bagi pihak Puskesmas lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan Hipertensi serta program-program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan keluarga tentang penyakit Hipertensi dan keluarga dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan yang telah diberikan, agar perawatan terhadap pasien Hipertensidapat dilakukan secara optimal.
Daftar Bacaan : 17 ( 2000-2013) Kata Kunci : Keluarga, Hipertensi
SCIENTIFIC PAPERS
STUDY CASE IN FAMILY NURSING CARE TO HYPERTENSION PATIENTS IN PUBLIC HEALTH CENTER AT PAJINTAN EAST SINGKAWANG SUB-DISTRICT
OF THE YEAR 2015
Frangky Dinata Bangga1), Dedi Damhudi2), Niya Fittarsih³)
xiv+104 pages, 14 table, 6 image, 7 attachment
ABSTRACT
According to reports Noncommunicable Diseases, rise in blood pressure is estimated to cause 7.5 million deaths worldwide. Hypertension is abnormally high blood pressure and measured on at least three different occasions (Corwin, 2009). Persistent Hypertension is blood pressure that systolic pressure above 140 mmHg and diastolic pressure above 90 mmHg (Smeltzer, 2002). Results Health Research (Riskesdas) in 2013 showed that the prevalence of Hypertension nationwide reached 26.5 % (Riskesdas, 2013).
This study is a qualitative research with case study approach that aims to find out "family nursing care to Hypertension patients in Public Health Center at Pajintan East Singkawang sub-district of the Year 2015". The type of instrument used is the assessment sheet, scoring sheet, sheet intervention, sheet implementation, evaluation sheets and brochures. Participants in this research were two families who suffer from hypertension who are doing outpatient in Pajintan Public Health Centers, the which have met the specified Researchers inclusion characteristic.
Results: On Mr. Z found three nursing diagnoses accordance with the complaints and theoretical overview, the Tn. L found three nursing diagnoses accordance with the complaints and theoretical overview, there are two common diagnoses among Mr .Z and Mr . L and there is a different diagnoses. Interventions: providing nursing care in patients with hypertension. Implementation of nursing adjusted to a predetermined plan. Results of the evaluation on Mr. Z and Mr. L both patients had a different diagnosis because individual responses vary.
Conclusion : family nursing care to Hypertension patients in Public Health Center at Pajintan East Singkawang sub-district of the Year 2015 in accordance with the purpose of research is expected. Suggestion: it is expected to further enhance the health center to health services, especially family nursing care in patients with hypertension. and aggressively implement programs that aim to increase knowledge and awareness about the disease and the family of Hypertension and the family can apply the nursing care that has been given, so that treatment can be administered to patients Hypertension optimally.
Reading list : 17 ( 2000-2013) Keyword : Familly, Hypertension
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma keperawatan konsep sehat sakit memandang bentuk pelayanan keperawatan diberikan selama rentang sehat dan sakit. Status kesehatan digambarkan mulai sehat normal, sehat sekali dan sejahtera, sebagai status sehat yang paling tinggi. Batasan sehat yaitu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (Hidayat, 2008).
Karakteristik sehat antara lain, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia, dan memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan, baik secara internal maupun eksternal dan memiliki hidup yang kreatif dan produktif (Hidayat, 2008).
Sakit pada dasarnya keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya proses penyesuaian diri manusia atau bisa dikatakan sebagai gangguan fungsi yang normal di mana individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial (Hidayat, 2008).
tanpa memiliki penyakit akan menjamin kesejahteraan keluarga yang harmonis dan bahagia. Beberapa ahli berpendapat bahwa bertambah umur, merupakan faktor terjadinya Hipertensi. Oleh sebab itu pengawasan dan pengelolaan keluarga terhadap faktor pencetus dari peningkatan tekanan darah sangat disarankan agar terhindar dari keadaan yang lebih parah (Harmoko, 2012).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (Corwin, 2009). Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smeltzer, 2010).
Keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami penyakit Hipertensi saat sekarang sangat mudah kita temui di lingkungan sekitar kita, baik yang berasal dari anggota keluarga kita sendiri maupun dari anggota keluarga lainnya. Masalah tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gaya hidup yang tidak sehat, genetik, stress yang berkepanjangan, serta kurangnya pengetahuan tentang kesehatan khususnya penyakit Hipertensi.
depresi. Koping yang tidak baik dan depresi menyebabkan penurunan kualitas hidup (Maslow dalam Asmadi, 2008).
Menurut laporan Noncommunicable Diseases, naiknya tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian di seluruh dunia. kejadian ini untuk 57 juta disability adjusted life years (DALY) atau 3,7% dari total DALY. Peningkatan tekanan darah merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner dan iskemik serta stroke hemoragik. Karena faktor pertumbuhan penduduk dan penuaan, jumlah penderita Hipertensi meningkat dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi hampir 1 miliar pada tahun 2008 (WHO,NCDs Report, 2013).
Prevalensi Hipertensi di Indonesia berdasarkan wawancara terjadi peningkatan dari 7,6 persen tahun 2013 menjadi 9,5 persen tahun 2013 dengan prevelensi sebesar 26,5%. Sedangkan pravelensi kasus Hipertensi di Kalimantan Barat adalah 28,3% (Depkes, Riskesdas, 2013).
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Singkawang jumlah kasus Hipertensi di area pelayanan Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur sebanyak 103 kasus sepanjang bulan Desember 2014. Sedangkan sepanjang tahun 2014 sebanyak 1.995 kasus.
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu kesehatan keluarga yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemasalahan diatas, maka muncul petanyaan penelitian sebagai berikut : "Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi Di Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur Pada Tahun 2015?"
C. Tujuan Penelitian
"Asuhan Keperawatan Keluarga Klien Dengan Hipertensi Di Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur Pada Tahun 2015"
Mempunyai tujuan, yaitu: 1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mengidentifikasi Asuhan Keperawatan Keluarga Klien Dengan Hipertensi. 2. Tujuan khusus
a. Mengetahui hasil pengkajian pada keluarga klien dengan Hipertensi. b. Mengetahui rumusan diagnosa keperawatan pada keluarga klien dengan
Hipertensi.
c. Mengetahui rencana tindakan keperawatan yang diterapkan pada keluarga klien dengan Hipertensi.
d. Mengetahui implementasi tindakan keperawatan pada keluarga klien dengan Hipertensi.
f. Mengetahui perbedaan hasil dari asuhan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan teori terhadap kenyataan hasil yang didapat
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Penulis
a. Mendapatkan pengalaman dan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan Hipertensi
b. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam penerapan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan Hipertensi.
2. Manfaat Bagi Institusi
Adapun manfaat bagi institusi adalah sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan. Dapat sebagai acuan ataupun referensi dalam pembelajaran di institusi.
3. Manfaat Bagi Pasien dan Keluarga Partisipan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy dalam Harmoko, 2012).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, menigkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari individu - individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Komang, 2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang terhubung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 2013).
Dari beberapa pengertian tentang keluarga tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang terikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
2. Ciri - Ciri Keluarga
Ciri - ciri keluarga menurut, Effendy dalam Harmoko (2012) yaitu; a. Diikat tali perkawinan
b. Ada hubungan darah c. Ada ikatan batin
d. Memiliki tanggungjawab masing –masing e. Ada pengambil keputusan
f. Kerjasama g. Interaksi
h. Tinggal dalam suatu rumah
3. Tujuan Keluarga
Bergabungnya dua orang atau lebih yang membentuk keluarga, mempunyai suatu tujuan. Menurut Friedman (2013) tujuan utama keluarga adalah sebagai perantara yaitu menanggung semua harapan dan kewajiban-kewajiban masyarakat serta membentuk dan mengubah sampai taraf tertentu hingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap individu dalam keluarga.
4. Bentuk Keluarga
b. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
c. Keluarga besar (extended family), keluarga inti yang ditambah dengan keluarga lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu, termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian family). d. Keluarga berantai (serial family), keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
e. Keluarga duda atau janda (single family), keluarga yang terbentuk karena perceraian dan atau kematian pasangan yang dicintai.
f. Keluarga komposit (composite family), keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.
g. Keluarga kohabitasi (cohabitation), dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak.
h. Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentu keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya.
i. Keluarga tradisional dan nontradisional, keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan.
5. Struktur dan Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi : a. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang
b. Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.
c. Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasanya.
d. Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah. e. Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.
f. Fungsi religius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan mengamalkan ajaran agama.
g. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah. h. Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi
juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat pendidikan seks bagi anak-anak.
i. Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah.
mereka tumbun dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangkan asuh, yaitu merujuk pada kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
6. Pemegang Kekuasaan
Pemegang kekuasaan dalam tiap keluarga berbeda dalam mengatur kehidupan dalam keluarga. Effendy dalam Harmoko (2012) membagi pemegang kekuasaan dalam rumah tangga atau keluarga dengan tiga jenis yaitu keluarga patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah. Sementara pada keluarga matriakal pihak ibu lebih dominan dan sebagai pemegang kekuasaan. Dan yang ketiga adalah equalitarian yaitu keluarga yang dalam keluarga ayah dan ibu sama-sama memegang kekuasaan.
7. Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga
Menurut Effendy dalam Harmoko (2012), tahap perkembangan keluarga berdasarkan siklus kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap :
a. Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB. b. Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai
tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggung jawab, adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.
c. Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan anggota keluarga yang lain.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalam menyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertama 13 tahun sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini untuk menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga dalam tanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.
f. Keluarga dengan anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata kembali sumber dan fasilitas, penataan tanggungjawab antar anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan menantu.
bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina keakraban dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial.
B. Konsep Penyakit Hipertensi
1. Definisi Penyakit
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (Corwin, 2009).
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smeltzer, 2010).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antiHipertensi (Mansjoer, 2007).
Kesimpulan; Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi pada arteri yang persisten menetap dan abnormal diatas 140 mmhg sistolik dan 90 mmhg diastolik. Adapun berikut klasifikasi menurut WHO, JNC 7, dan PHI :
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
KATEGORI SISTOL (mmHg) DIASTOL (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tingkat 1 (Hipertensi ringan) 140-159 90-99
Tingkat 2 (Hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi > 140 <90
KATEGORI SISTOL(mmHg) DAN/ATAU DIASTOLE(mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre Hipertensi 120 - 139 Atau 80 - 89 Hipertensi
tahap1 140 - 159 Atau 90 - 99
Hipertensi
tahap2 >160 Atau >100
Tabel 3 Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
KATEGORI SISTOL(mmHg) DAN/ATAU DIASTOLE(mmHg)
Normal < 120 Dan < 80
Pre Hipertensi 120 - 139 Atau 80 - 89
Hipertensi tahap 1 140 - 159 Atau 90 -99
Hipertensi tahap 2 > 160 Atau > 100 Hipertensi sistol
terisolasi > 140 Dan < 90
2. Anatomi Fisiologi
Anatomi dan fisiologi menurut smeltzer (2010) yaitu; a. Anatomi Jantung
maka ventrikel kanan terletak lebih ke anterior (tepat di bawah sternum) dan ventrikel kiri lebih ke posterior.
b. Fisiologi Jantung
3. Etiologi
Penyebab terjadinya Hipertensi menurut Corwin (2009), antara lain : a. Kecepatan denyut jantung
b. Volume sekuncup c. Asupan tinggi garam
d. Vasokontriksi arterio dan arteri kecil e. Stres berkepanjangan
f. Genetik
Sedangkan menurut Tambayong, (2007) etiologi dari Hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Usia
Insidens Hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. b. Kelamin
Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita. c. Ras
Hipertensi pada orang yang berkulit hitam dua kali lebih besar daripada orang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam.
d. Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insidens Hipertensi yang lebih tinggi
Hubungan antara diabetes melitus dan Hipertensi kurang jelas, namun secara statistik nyata ada hubungan antara Hipertensi dan penyakit arteri koroner.
f. Hipertensi sekunder
Seperti dijelaskan sebelumnya, Hipertensi dapat terjadi dengan akibat yang tidak diketahui. Bila faktor penyebab dapat diatasi, tekanan darah dapat kembali normal.
4. Insiden
Penyakit Hipertensi lebih banyak menyerang wanita daripada pria, Sekitar 20% populasi dewasa mengalami Hipertensi; lebih dari 90% diantara mereka menderita Hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu (Hipertensi sekunder), seperti penyempitan renalis atau penyakit parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan (Smeltzer, 2010).
5. Patofisiologi
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilapaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.
6. Pathway
Nyeri kepal
a Gangg
uan pola
Gang guan perfus
i
pe↓ Cardiac
Output ↓ aliran renal
rererrererrea Nyeri
sinklop
Iskemi pe↑after load
Resistesi pembuluh darah otak
Sistemik koroner Vasokontrik
si pembuluh darah ginjal ↓ suply o2
Otak Ginjal
Resiko Gangguan sirkulasi
Peningkatan tekanan darah
Diplopia Sapsme artriole vasokontriksi Retina Aktivasi epineprin dan norepineprin
↑saraf simpatis (pepelepasan kolekolamin) Stimulasi baroreceptor dari sinus korotis & arkus aorta
Gaya hidup Jenis kelamin
Usia Obesitas
Renin
Gambar 1 Pathway Hipertensi (Sumber : Nanda Nic Noc, 2013) 7. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pederita Hipertensi menurut Corwin (2009), antara lain :
a. Sakit kepala serta pegal di bagian tengkuk saat terjadi kadang-kadang disertai mual dan muntah, yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan darah intrakranium.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan Hipertensif pada retina.
c. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat. d. Nokturia yang disebabkan oleh peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus.
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada Hipertensi menurut Corwin (2009), antara lain :
a. Stroke
Retensi Na di tubulus ginjal Rancang aldosteron
Angiotensin II Intoleransi aktifitas
b. Infark miokard c. Gagal ginjal
d. Ensefalopati (kerusakan otak) e. Kejang
f. Retinopati
9. Pemeriksaan Diagnostik
Jenis pemeriksaan diagnostik pada penyakit Hipertensi menurut Corwin (2009) antara lain :
a. Pengukuran diagnostik pada tekanan darah menggunakan sfigmomanometer akan memperlihatkan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik diatas batas normal.
Untuk menunjang pemeriksaan diagnostik biasanya dokter akan mengintruksikan pemeriksaan penunjang, diantaranya :
a. Dijumpai proteinuria pada wanita preklamsia.
b. BUN/ Kreatinin untuk mengetahui keadaan perfusi ginjal
e. Pemeriksaan tiroid, Hipertrioidisme dapat menimbulkan vasokontriksi dan Hipertensi.
f. EKG dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan kondusi, peningkatan gelombang P adalah salah satu tanda diri penyakit jantung Hipertensi.
g. Urinalisasi, memperhatikan protein sel darah merah, atau sel darah putih. Glukosa menyisyaratkan disfungsi ginjal atau adanya diabetes
10. Penatalaksanaan Medik
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat Hipertensi, komplikasi biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
C. Konsep Asuhan Keperawatan
Pada dasarnya proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Pada keperawatan keluarga perawat dapat mengkonseptualisasikan keluarga sebagai konteks dimana fokus dan proses perawatannya berorientasi pada anggota keluarga secara individu.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, beberapa poin yang perlu dilakukan oleh perawat, yaitu;
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Untuk mendapatkan data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan setiap hari), lugas dan sederhana.
Asuhan keperawatan keluarga menurut teori aplikasi model pengkajian Friedman (2013) dalam kasus keluarga dengan penyakit Hipertensi yaitu :
a. Data umum
1) Nama kepala keluarga 2) Usia
3) Pendidikan 4) Pekerjaan 5) Alamat
6) Daftar anggota keluarga
Tabel 4 Daftar Anggota Keluarga N
o Nama L/K Usia Hubungan
Pendidika
n Pekerjaan
Status kesehatan 1
2 3
Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor bawaan yang sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya penyakit Hipertensi.
c. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat dilihat dari, yaitu; 1) Pendapatan keluarga
2) Kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan keluarga.
Pada pengkajian status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dari ketidak-mampuan keluarga membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke dokter dan fasilitas kesehatan lainnya.
d. Riwayat kesehatan keluarga
1) Riwayat masing-masing kesehatan keluarga (apakah mempunyai penyakit keturunan).
2) Perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit
3) Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga 4) Pengalaman terhadap pelayanan kesehatan
e. Karakteristik lingkungan 1) Karakteristik rumah 2) Tetangga dan komunitas 3) Geografis keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga dan bagaimana anggota keluarga mengembangkan sikap saling mengerti. Semakin tinggi dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit, semakin mempercepat kesembuhan dari penyakitnya. Fungsi ini merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelangsungan unit keluarga. Fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga terhadap kebutuhan emosional para anggota keluarga. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan mengakibatkan ketidakseimbangan keluarga dalam mengenal tanda-tanda gangguann kesehatan selanjutnya.
2) Fungsi keperawatan
b) Untuk mengtahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah bagaimana keluarga mengambil keputusan apabila anggota keluarga menderita Hipertensi.
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya dan cara merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi.
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat. Yang perlu dikaji bagaimana keluarga mengetahui keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan akan dapat mecegah kekambuhan dari pasien Hipertensi.
e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang mana akan mendukung kesehatan seseorang.
g. Fungsi sosialisasi
Pada kasus penderita Hipertensi yang sudah mengalami komplikasi stroke, dapat mengalami gangguan fungsi sosial baik di dalam keluarga maupun didalam komunitas sekitar keluarga.
h. Fungsi reproduksi
Pada penderita Hipertensi perlu dikaji riwayat kehamilan (untuk mengetahui adanya tanda-tanda Hipertensi saat hamil).
Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan penyakit. Biasanya karena faktor ekonomi rendah individu segan untuk mencari pertolongan dokter ataupun petugas kesehatan lainya (Friedman, 2013).
j. Stres dan koping keluarga 1) Stresor yang dimiliki
2) Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor 3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi disfungsional k. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik umum 2) Pemeriksaan fisik khusus
l. Harapan keluarga
Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu penyelesaian masalah kesehatan yang terjadi.
2. Diagnosa keperawatan
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (sign). Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah 1) Persepsi terhadap keparahan penyakit 2) Pengertian
3) Tanda dan gejala 4) Faktor penyebab
5) Persepsi keluarga terhadap masalah
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
1) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah 2) Masalah dirasakan keluarga/Keluarga menyerah terhadap masalah yang
dialami
3) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan 4) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan 5) Informasi yang salah
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit 1) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan 3) Sumber – sumber yang ada dalam keluarga
4) Sikap keluarga terhadap yang sakit
3) Upaya pencegahan penyakit
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga 1) Keberadaan fasilitas kesehatan
2) Keuntungan yang didapat
3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan 4) Pengalaman keluarga yang kurang baik
5) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga
Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga, selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan bersama keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki keluarga. Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga sebagai berikut :
Tabel 5 Prioritas Masalah
KRITERIA BOBOT SKOR
Sifat masalah 1 Resiko = 2Aktual = 3 Potensial = 1 Kemungkinan masalah untuk
dipecahkan 2
Mudah = 2 Sebagian = 1 Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk dicegah 1 Cukup = 2Tinggi = 3 Rendah = 1
Menonjolnya masalah 1 Tidak segera diatasi = 1Segera diatasi = 2 Tidak dirasakan adanya masalah = 0
Skoring :
a. Tentukan skor untuk tiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan nilai bobot
SKOR
x
NILAI BOBOTc. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi 5 sama dengan seluruh bobot
Menurut (Komang, 2010) adapun diagnosa dalam keperawatan keluarga meliputi :
a. Gangguan rasa nyaman, nyeri pada anggota keluarga dengan hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami hipertensi.
b. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi
c. Resiko jatuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan sumplai dan kebutuhan oksigen pada keluarga.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Effendy dalam Harmoko (2012), mendefinisikan: rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah didefinisikan.
yang merupakan tingkatan terakhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang yang diharapkan oleh perawat maupun keluarga agar dapat tercapai.
Dalam menyusun kriteria evaluasi dan standar evaluasi, disesuaikan dengan sumber daya yang mendasar dalam keluarga pada umumnya yaitu biaya, pengetahuan, dan sikap dari keiuarga, sehingga dapat diangkat tiga respon yaitu respon verbal, kognitif, afektif atau perilaku, dan respon psikomotor untuk mangatasi masalahnya. Tujuan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang (Effendy dalam Harmoko, 2012).
Tujuan jangka pendek pada penderita Hipertensi antara lain : setelah diberikan informasi kepada keluarga mengenai Hipertensi keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat untuk anggota keluarga yang menderita Hipertensi dengan respon verbal keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta perawatan Hipertensi. Respon afektif, keluarga mampu menentukan cara penanganan atau perawatan bagi anggotanya yang menderita Hipertensi secara tepat. Sedangkan respon psikomotor, keluarga mampu memberikan perawatan secara tepat dan memodifikasi lingkungan yang sehat dan nyaman bagi penderita Hipertensi. Standar evaluasi yang digunakan adalah pengertian, tanda dan gejala, penyebab, perawatan, komplikasi dan pengobatan Hipertensi (Effendy dalam Harmoko, 2012).
Berikut adalah rencana asuhan keperawatan keluarga dengan Hipertensi: Tabel 6 Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi
Standar Evaluasi
Rencana Intervensi
Gangguan rasa nyaman nyeri
hipertensi berhubungan dengan ketidakmampu an keluarga merawat
Tujuan umum : Setelah dilakukan kunjungan ke rumah selama 4 hari diharapkan nyeri berkurang
Tujuan khusus: Setelahdilakukan tindakan
keperawatan selama 6x60 menit keluarga mampu:
1. Mengenal masalah kesehatan 2. Mengambil
keputusan 3. Merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Memodifikasi lingkungan 5. Memanfaatka
n fasilitas pelayanan kesehatan
Respon
verbal 1. Keluarga dapat menjelaskan 2. Keluarga
mampu 3. Keluarga
mampu 4. Keluarga
mampu 5. Keluarga
mampu memanfaaas tkan fasilitas kesehatan yang ada.
1. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit hipertensi : pengertian, penyebab, tanda dan gejala. 2. Membantu
keluarga dalam memutuskan keputusan yang tepat.
3. Memberikan pendidikan kesehatan dalam merawat anggota keluarga dengan Hipertensi 4. Membantu
keluarga mengenal dan mengubah 5. Membantu
keluarga dalam mencari fasilitas an keluarga mengenal masalah Hipertensi
Tujuan umum : Setelah dilakukan kunjungan ke rumah selama 4 hari diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan
Respon
Tujuan khusus: Setelahdilakukan tindakan
keperawatan selama 6x60 menit keluarga mampu:
1. Mengenal masalah kesehatan 2. Mengambil
keputusan 3. Merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Memodifikasi lingkungan 5. Memanfaatka
n fasilitas pelayanan mengenai tanda dan gejala hipertensi
Resiko jatuh berhubungan dengan ketidakmampu an keluarga mengambil keputusan
Tujuan umum : Setelah dilakukan kunjungan ke rumah selama 4 hari diharapkan keluarga dapat mengambil selama 4x60 menit keluarga mampu keluarga yang sakit
4. Intervensi Keperawatan
Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang seperti klien (individu atau keluarga), perawat dan anggota tim perawatan kesehatan yang lain, keluarga luas dan orang-orang lain dalam jaringan kerja sosial keluarga (Friedman, 2013). Hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan keperawatan keluarga dengan Hipertensi menurut Effendy dalam Harmoko (2012) adalah sumber daya dan dana keluarga, tingkat pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga serta sarana dan prasarana yang ada dalam keluarga.
Sumberdaya dan dana keluarga yang memadai diharapkan dapat menunjang proses penyembuhan dan penatalaksanaan penyakit Hipertensi menjadi lebih baik. Sedangkan tingkat pendidikan keluarga juga mempengaruhi keluarga dalam mengenal masalah Hipertensi dan dalam mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang terkena Hipertensi.
Adat istiadat dan kebudayaan yang berlaku dalam keluarga akan mempengaruhi pengambilan keputusan keluarga tentang pola pengobatan dan penatalaksanaan penderita Hipertensi, seperti pada suku pedalaman lebih cenderung menggunakan dukun daripada pelayanan kesehatan.
Demikin juga respon dan penerimaan terhadap anggota keluarga yang sakit Hipertensi akan mempengaruhi keluarga dalam merawat anggota yang sakit Hipertensi.
keluarga dapat berupa kemampuan keluarga menyediakan makanan yang sesuai dan menjaga diit atau kemampuan keluarga, mengatur pola makan rendah garam, menciptakan suasana yang tenang dan tidak memancing kemarahan. Sarana dari lingkungan adalah, terjangkaunya sumber-sumber makanan sehat, tempat latihan, juga fasilitas kesehatan (Effendy dalam Harmoko, 2012).
5. Evaluasi
Komponen kelima dari proses keperawatan ini adalah evaluasi. Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya tindakan keperawatan yang dilakukan oleh keluarga, perawat, dan yang lainnya. Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat memperbaharui rencana asuhan keperawatan (Friedman, 2013).
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Dalam mengevaluasi harus melihat tujuan yang sudah dibuat sebelumnya. Bila tujuan tersebut belum tercapai, maka dibuat rencana tindak lanjut yang masih searah dengan tujuan
D. Kerangka Teori
Penyakit Hipertensi
Masalah keperawatan 1. Gangguan rasa
nyaman, nyeri pada anggota keluarga dengan hipertensi 2. Kurangnya
pengetahuan 3. Resiko jatuh 4. Perubahan
status kesehatan 5. Intoleransi
aktivitas Etiologi
1. Kecepatan denyut jantung 2. Volume
sekuncup 3. Asupan tinggi
Na
4. Vasokontriksi arterio dan arteri perifer 5. Stress 6.genetik
Keluarga Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif 2. Fungsi
sosialisasi 3. Fungsi
reproduksi 4. Fungsi ekonomi 5.Fungsi
Gambar 2 Kerangka teori
(Sumber : Friedman, 2013. Corwin, 2009)
E. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana melakukan pengkajian keperawatan secara langsung kepada keluarga dengan penyakit Hipertensi?
2. Bagaimana merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan penyakit Hipertensi?
Asuhan keperawatan 1. Pengkajian 2. Diagnosa
keperawatan 3. Rencana tindakan
keperawatan 4. Implementasi 5. Evaluasi
3. Bagaimana menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga dengan penyakit Hipertensi?
4. Bagaimana mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan yang nyata sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan pada keluarga dengan penyakit Hipertensi?
5. Bagaimana mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan?
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berfokus menggambarkan dan memahami fenomena (konsep) dalam dunia sosial dari perspektif individu yang memiliki pengalaman dalam dunia sosial tersebut. Studi kasus adalah suatu pendekatan yang mempelajari tentang peristiwa yang unik dari suatu kasus yang spesifik (Dharma, 2011). Penelitian studi kasus bertujuan untuk menggambarkan kasus secara mendalam, dengan cara mengumpulkan data dari keluarga yang salah satu anggotanya menderita penyakit Hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur.
B. Partisipan
1. Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah keluarga yang salah satu anggotanya menderita penyakit Hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur.
a. Terdiagnosa oleh dokter menderita Hipertensi
b. Memiliki keluarga yang tinggal bersama dalam satu rumah
Pengambilan kasus dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pengambilan sample secara sengaja dengan kriteria yang diinginkan oleh penulis sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Jumlah Kasus
Jumlah kasus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dua keluarga yang salah satu anggotanya menderita penyakit Hipertensi dan memenuhi kriteria.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur untuk mencari partisipan setelah menemukan partisipan yang bersedia selanjutnya penelitian dilakukan di rumah partisipan (Home Care). Proposal penelitian dibuat oleh peneliti selama 4 bulan dari bulan Januari hingga Mei 2015. Penelitian dilakukan selama 2 minggu pada bulan Juni. Pengelolaan data, analisis,dan penyusunan laporan disusun selama 3 minggu menyusul sidang hasil pada minggu selanjutnya pada bulan Juli.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di unit kesehatan Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur dan rumah keluarga klien.
Teknik pengumpulan data dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder yaitu :
1. Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian. Yaitu tiga keluarga klien dengan Hipertensi.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari unit kesehatan Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur yang mendukung untuk penelitian yaitu catatan medis dan catatan keperawatan.
E. Prosedur Penelitian
1. Prosedur Administratif
a. Mengurus surat izin penelitian dari Jurusan Keperawatan Singkawang. b. Mengurus perizinan penelitian ke Puskesmas Pajintan Kecamatan
Singkawang Timur. 2. Prosedur Tehnik
a. Mengajukan Informed consent kepada klien yaitu memberikan informasi tentang penelitian dan meminta persetujuan untuk menjadikan partisipan dalam penelitian.
b. Pengumpulan data melalui metode studi kasus
c. Setelah data diperoleh, kemudian diolah dan di analisa untuk mendapatkan kesimpulan hasil penelitian.
d. Tahap penulisan laporan/penyusunan hasil penelitian
1. Jenis instrumen
Jenis alat yang digunakan untuk mendapatkan data meliputi format pengkajian, leaflet dan data yang telah terdokumentasi
2. Sumber mendapatkan instrumen
Format pengkajian asuhan keperawatan Keluarga Hipertensi diadopsi dari Friedman (2013).
G. Etika Penelitian
Prinsip pertama, peneliti mempertimbangkan hak-hak responden untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Oleh karena itu, peneliti mempersiapkan formulir persetujuan responden (informed consent) yang terdiri dari :
1. Penjelasan mengenai manfaat penelitian.
2. Penjelasan tentang kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan.
3. Penjelasan tentang manfaat yang didapatkan.
4. Persetujuan peneliti untuk dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subjek berkaitan dengan prosedur penelitian.
5. Persetujuan responden dapat mengundurkan diri kapan saja; dan 6. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.
menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Oleh karena itu, peneliti menggunakan koding responden.
Prinsip ketiga, prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berprikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius mahasiswa. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Agar prosedur penelitian jelas maka peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama dan sesudah berpartisipasi dalam penelitian.
Prinsip keempat, peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek. Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek (nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan stres maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya stres berkelanjutan (Dharma, 2011).
Analisa data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan cara menemukan tema dalam setiap tahap asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada keluarga dengan Hipertensi
Pada BAB ini peneliti akan membahas mengenai Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn. Z dan Tn. L.
A. Asuhan Keperawatan Pada Tn. Z 1. Pengkajian Tn. Z
a. Indentitas Kepala Keluarga
1) Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. Z 2) Umur dan jenis kelamin KK : 62 Tahun 3) Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) : Pensiun PNS 4) Pendidikan Kepala Keluarga (KK) : SPG
5) Alamat dan nomor telepon : Mayasopa RT 01/ 01 b. Komposisi anggota keluarga
Tabel 7. Komposisi Anggota Keluarga (Pasien 1)
Nama Umu
Gambar 3. Genogram (Pasien 1)
Keterangan:
: laki - laki meninggal : Perempuan meninggal : Laki - laki
: Perempuan : Tn. Z
... : Tinggal serumah
Keluhan Saat di Kaji:
1) S: Tn. Z mengatakan stiap tekanan darahnya tinggi, Tn. Z merasakan pusing dan nyeri dibagian kepala, serta pegal didaerah tengkuk. Keluarga mengatakan jika Tn. Z merasakan nyeri itu kadang mengganggu aktifitas Tn. Z.
P: nyeri karena tekanan darah tinggi Q: nyeri seperti tertusuk tusuk R: nyeri dibagian kepala S: skala nyeri 4 (sedang)
T: nyeri sering ketika tekanan darah tinggi
N: 85x/m RR: 20x/m S: 37 0C
2) S: Keluarga mengatakan cemas dengan penyakitnya Tn. Z yaitu darah tinggi, keluarga mulai cemas ketika Tn. Z mulai sakit, keluarga mengatakan cemas saat terjadi perubahan status kesehatan keluarga khususnya Tn. Z, keluarga mengatakan jika Tn. Z sakit keluarga cemas tetapi tidak segera ditangani.
O : keluarga tampak cemas dengan penyakitnya Tn. Z
3) S: Tn. Z mengatakan tidak mengerti tentang penyakit Hipertensi, keluarga mengatakan tidak tahu tentang penyakit Hipertensi, keluarga mengatakan Tn. Z mengalami penyakit Hipertensi tetapi tidak tahu cara mengatasinya. Keluarga mengatakan mau mendengarkan penjelasan tentang penyakit Hipertensi.
O: keluarga dan Tn. Z tampak bngung, keluarga tampak tidak mengerti ketika ditanya.
d. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. Z adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
e. Suku bangsa
Keluarga Tn. Z merupakan keluarga suku Dayak, bahasa yang digunakan sehari hari adalah bahasa Indonesia.
Keluarga Tn. Z beragama Katolik dan seluruh anggota keluarga melaksanakan ibadah pada hari minggu.
g. Status sosial ekenomi keluarga:
Penghasilan keluarga Tn. Z diperoleh dari Tn. Z sebagai pensiunan PNS dan bertani karet. Penghasilan rata-rata sebulan ± Rp 1.800.000, yang dipergunakan untuk bayar listrik rumah Rp 85.000 perbulan, untuk membeli air bersih Rp 32.000.
h. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan suami): Tahap perkembangan keluarga Tn. Z saat ini termasuk keluarga dengan anak dewasa tugas perkembangan keluarga usia lanjut :
Baik Tn. Z maupun Ny. M saat ini dalam masa pensiunan dimana Tn. Z sudah tidak lagi mengajar namun masih tetap menyadap karet sedangkan Ny. M masih melakukan kegiatan sebagai ibu rumah tangga dengan dibantu oleh kedua anaknya yang sudah menikah. Keduanya saling memberikan perhatian dan kasih sayang baik kepada anak, menantu dan cucu. Serta tetap aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat sebagai anggota masyarakat.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga saat ini yang belum terpenuhi yaitu An. L yg belum menikah.
Tn. Z dan Ny. M menikah ± 42 tahun yang lalu, perkawinnya direstui oleh kedua orang tuanya masing-masing. Penyakit yang diderita oleh orang tua dan saudara Tn. Z kebanyakkan Hipertensi
4) Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri):
Riwayat orang tua pihak Tn. Z dan ibu Tn. Z tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai. Sedangkan orang tua baik dari Tn. Z maupun Ny. M sudah meninggal dunia.
i. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah yang dihuni Tn. Z merupakan rumah sendiri, berukuran panjang15 m2 lebar 4 m2terdiri dari dari ruang tamu, kamar tidur, dapur dan WC, kondisi WC bersih dengan model WC leher angsa, lantai sebagian terbuat dari papan dan beton, rumah semi permanen, sirkulasi udara diperoleh dari pintu jendela dan ventilasi, keluarga mempunyai halaman rumah yang dipergunakan untuk buka warung kecil-kecilan, sampah keluarga yang kering dibakar dan yang basah dibuang ditempat sampah, kebersihan rumah lumayan bersih, air minum sehari-hari diperoleh dari air ledeng dengan kondisi air bersih. Dan keluarga ingin merehap rumahnya tetapi sampai sekarang belum ada biayanya
Gambar 4. Denah Rumah (Pasien 1)
Keterangan:
1 : Ruang Tamu 5 : Ruang TV
2 : Kamar Tidur 6 : Dapur
3 : Kamar Tidur 7 : Kamar Mandi
4 : Kamar Tidur 8 : WC
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
Keluarga Tn. Z tinggal di lingkungan yang berpenduduk jarang, mayoritas penduduknya bersuku Dayak, lingkungan tetangga akrab dan saling menolong bila ada kesusahan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. Z sudah lama tinggal di Mayasopa sejak tahun 1987, kendaraan yang di pakai biasanya motor.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. M sangat aktif mengikuti arisan di RT nya yang dilakukan sebulan sekali. 5) Sistem pendukung keluarga
2
3
4
5
6
7
8
P. 3,5m L. 2,8m L. 2m
L. 2,7m P. 3,5m
L. 2,7m P. 2m L. 3,5m
P. 4m
L. 3,5m P. 4m
L. 2m P. 2m
Keluarga Tn. Z bila ada masalah keluarga biasanya dibantu oleh keluarganya yang lain.
j. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada malam hari, pola komunikasi keluarga terbuka antara Tn. Z, Ny. M dan anaknya. Bila ada masalah keluarga selalu mendiskusikan secara bersama untuk mecari jalan keluarnya.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn. Z saling mendukung satu dengan yang lainnya, respon keluarga bila ada anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama.
3) Struktur peran
Tn.Z sebagai kepala keluarga, mencari nafkah dan pensiunan PNS serta bekerja menyadap karet. Ny. M sebagai IRT, pengatur rumah tangga dan An L sebagai anak yang sudah menikah dan tinggal satu rumah dengan Tn.z bekerja sebagai penyadap karet, An. T sebagai anak yang belum menikah dan bekerja serabutan.
4) Nilai dan norma keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai budaya Dayak dan agama Katolik dalam kehidupan sehari-hari.
k. Fungsi keluarga 1) Fungsi afektif:
Cara keluarga mengekspresikan peran kasih sayangnya yaitu ketika salah satu anggota keluarga yang berulangtahun keluarga saling mengucapkan walaupun hanya sekedar mengucapkan.
b) Dukungan terhadap anggota keluarga
keluarga saling mendukung ketika ada anggota keluarga yang berbuat baik. c) Saling menghargai, kehangatan
Keluarga saling menghargai ketika ada anggota keluarga yang memberikan pendapat
2) Fungsi sosialisasi:
Sosialisasi keluarga dengan masyarakat disekitarnya baik. l. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga:
Stresor jangka pendek keluarga mengatakan saat ini stres memikirkan masalah kesehatan yang terjadi dalam keluarganya khususnya Tn. Z.
Stresor jangka panjang keluarga mengatakan ingin An. L segera menikah dan membina keluarga.
2) Respon keluarga terhadap stress
Tn. Z memberikan semangat kepada anggota keluarganya jika ada masalah. Keluarga juga membantu memecah kan masalah yang ada dikeluarga tersebut.
3) Strategi koping yang digunakan
Bila ada masalah dalam keleuarga maka cara keluarga untuk memecahkan masalah yang dilakukan adalah musyawarah.
4) Strategi adaptasi yang disfungsional:
2. Pemeriksaan fisik (head to toe)
Tabel 8. Pemeriksaan Fisik (Pasien 1) Aspek
Tampak lemah, kesadaran compos mentis
Baik, kesdaran compos mentis, badan ideal.
Baik, kesadaran compos mentis, badan ideal
Baik, kesadaran compos mentis, badan ideal.
TTV
Pasien mengatakan pusing dan nyeri dibagian tengkuk jika tekanan darah tinggi
Kulit sawo matang, kepala simetris dan tidak ada kelainan, rambut putih, pendek dan tidak rontok, tidak ada ketombe.
Kulit kuning langsat, kepala simetris dan tidak ada kelainan, rambut hitam dan agak ikal tidak ada ketombe.
Kulit kuning langsat, kepala simetris dan tidak ada kelainan, rambut hitam, pendek dan tidak rontok, tidak ada ketombe.
Kulit sawo matang, kepala simetris dan tidak ada kelainan, rambut hitam,rambutag ak pendek dan tidak rontok, tidak ada ketombe.
Mata
Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik.
Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik.
Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik.
Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik.
Teling a
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
pendengan baik.
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
pendengan baik.
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pendengan baik.
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
pendengan baik.
Hidun g
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk.
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk.
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk.
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk.
bibir tampak hitam dan kering, gigi lengkap dan agak kuning.
bibir tidak kering, gigi lengkap, terdapat sdikit karang gigi.
bibir tampak sedikit kering, gigi lengkap dan bersih.
bibir tampak lembab, gigi lengkap dan bersih.
Leher
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Abdo men
Datar, tidak buncit, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak nyeri.
Datar tidak buncit, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak nyeri.
Datar, tidak buncit, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak nyeri.
Datar, tidak buncit, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak nyeri.
Ekstre mitas
Tidak edema, tidak atropi, KKO: 5
Tidak edema, tidak atropi, KKO: 5
Tidak edema, tidak atropi, KKO: 5
Tidak edema, tidak atropi, KKO: 5 Kesim
pulan
Ada masalah Tidak ada masalah
Harapan Keluarga
Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Tn. Z khususnya pada Tn. Z dan berharap tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan Tn. Z
3. Analisa Data
Tabel 9. Analisa Data (Pasien 1) N
o DATA Diagnosis Keperawatan
1 DS: Tn. Z mengatakan stiap tekanan
darahnya tinggi, Tn. Z merasakan pusing dan nyeri dibagian kepala, serta pegal didaerah tengkuk. Keluarga mengatakan jika Tn. Z merasakan nyeri itu kadang mengganggu aktifitas Tn. Z.
P: nyeri karena tekanan darah tinggi
Q: nyeri seperti tertusuk tusuk