TINGKAT KESADARAN SISWI MAN NEGARA TERHADAP
PERINTAH MENUTUP AURAT DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Oleh:
MASITI IMRONA
MADRASAH ALIYAH NEGERI NEGARA
JALAN NGURAH RAI 1O3 NEGARA – BALI
NEGARA - BALI
Lembar Pengesahan
TINGKAT KESADARAN SISWI MAN NEGARA TERHADAP PERINTAH MENUTUP AURAT DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Oleh:
Masiti Imrona
Disetujui sebagai makalah yang diikutkan dalam Lomba Karya Ilmiah
Remaja (KIR) Madrasah Aliyah Tingkat Nasional Tahun 2010
Pembimbing
NIP. 197102192002122002 Masmukhah, M.S.I
Mengetahui
Kepala MAN Negara
Jembrana Bali. Advisor:
This study was a descriptive study. It was intended to know the awareness level to cover aurat in the daily life by female students in MAN Negara. The population of this research were 57 teachers, and 416 female students of MAN Negara. The sample of this research were 11 teachers, and 84 female students. This research use a porpotionate stratifier random sampling method. The data collection methods were questionnaire, interview and document analysis. The students questionnaire were used to know the awareness level to cover aurat by female students of MAN Negara and the influential factors. While the teachers questionnaire were used to know the solution to be executed. The data analysis is a descriptive qualitative and supported by questionnaire result percentage.
The research found that majority of female students of MAN Negara have high awareness level to wear the moslem’s cloth in their daily life (61,90%). There were two influencial factors of awareness level of female students they are internal and external factors. The internal factors were spiritual, motivation and enthusiasm. And the most influencial one was the spiritual force (98%). The external factors included family, society habit and friend of the same age.The most influencial one among them was family (67,31 %).
There were several solutions suggested to improve the female students awareness who have not worn the moslem ritual cloths yet 1). A set of example from the teachers, 2). Giving wider information about the importance of covering aurat, 3). School care, 4). Giving reward and punishment, 5). Parent special involvement.
Penelitian ini dilatar belakangi adanya realitas dilapangan bahwa sebagaian dari siwi MAN Negara belum mengenakan busana muslimah diluar kegiatan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran siswi MAN Negara terhadap perintah menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan berbentuk deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 57 orang guru dan 416 orang siswi MAN Negara. Sampel dalam penelitian ini adalah 11 orang guru, dan 84 orang siswi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportionate stratifier random sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara dan dokumentasi. Angket siswi digunakan untuk mengetahui tingkat kesadaran siswi MAN Negara dalam menutup aurat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sedangkan angket guru digunakan untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan. Analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan dikuatkan dengan prosentase hasil angket. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar siswi MAN Negara memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam berbusana muslimah pada kehidupan sehari-hari (61,90%). Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat kesadaran siswi yaitu faktor internal meliputi kekuatan spiritual, motivasi dan semangat/antusiasme. Di antara faktor internal yang paling berpengaruh adalah faktor kekuatan spiritual (98%). Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, kebiasaan masyarakat dan teman sebaya. Di antara faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah keluarga (67,31%). Beberapa solusi yang disarankan untuk meningkatkan kesadaran siswi yang belum memakai busana muslim adalah : (1) Tauladan dari guru, (2) Memberikan informasi yang lebih luas tentang pentingnya menutup aurat, (3) Perhatian dari pihak sekolah, (4) Pemberian hadiah dan teguran, (5) Memberikan informasi tentang mode-mode busana muslimah yang memenuhi kriteria agama Islam dan disukai remaja, (6) Perhatian khusus dari orang tua.
rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dalam rangka mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) Madrasah Aliyah
Tingkat Nasional Tahun 2010. Karya tulis yang berjudul “Tingkat Kesadaran
Siswi MAN NEGARA Terhadap Perintah Menutup Aurat Dalam Kehidupan
Sehari – hari” merupakan penelitian dalam upaya untuk mengetahui tingkat
kesadaran siswi MAN Negara terhadap kewajiban menutup aurat
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada guru pembimbing ibu
Masmukhah M.S.I dan bapak Drs. Ilyas yang telah banyak memberi masukan dan
bimbingan dalam penyusunan karya tulis ini. Ucapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Kepala MAN Negara Drs. Arjiman, M.Pd yang telah
memberi dorongan dalam rangka penyelesaian makalah ini. Kepada Ayahanda
Mashud S.Pdi dan Ibunda Masriati penulis ucapkan terima kasih atas dorongan
semangat dan segala bantuan yang telah diberikan. Kepada Bapak Ibu guru lain
yang telah memberi penulis keluangan waktu dan rekan-rekan yang telah
mendukung selama penelitian dan penulisan diucapkan terima kasih.
Karya tulis ini penulis masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang
membangun penulis tunggu demi kemajuan penulis di masa mendatang. Semoga
Makalah ini bermanfaat.
Negara, Oktober 2010
sebagian siswi MAN Negara kurang memiliki kesadaran untuk menutup aurat
dalam kehidupan sehari - hari. Pihak sekolah harus bekerja sama dengan orang tua
untuk berupaya menumbuhkan kesadaran bagi siswi . Belum ada upaya dari pihak
sekolah, orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam
berbusana muslim. Menutup aurat merupakan salah satu upaya untuk
menghindarkan remaja muslim agar tidak masuk kedalam pergaulan bebas.
Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui tingkat kesadaran siswi MAN
Negara untuk menutup aurat dalam kehidupan sehari - hari. Selanjutnya dilakukan
penelitian terhadap siswi MAN Negara tentang kesadaran dalam menutup aurat
dan faktor – faktor yang mempengaruhi serta beberapa solusi yang ditempuh.
Karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
membutuhkan saran dan masukan dari semua pihak demi penyempurnaan karya
tulis ini. Semoga karya tulis ini memberikan manfaat.
Negara, Oktober 2010
ABSTRAKSI
PRAKATA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Rumusan Masalah………. 1
C. Tujuan ………... 2
D. Manfaat………... 2
E. Sistematika Pembahasan……… 2
BAB II : LANDASAN TEORI A. Ajaran Menutup Aurat dalam Islam 1. Definisi Aurat……….. 4
2. Dasar Hukum Menutup Aurat……….. 5
3. Batas-Batas Mmenutup Aurat dalam Islam ………. 9
B. Tingkat Kesadaran Individu dalam Menutup Aurat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi……….. 10
1. Pengertian Tingkat Kesadaran Individu dalam Menutup Aurat………. 10
2. Faktor Internal yang Mempengaruhi Tingkat Kesadaran Individu dalam Menutup Aurat……… 11
3. Faktor Ekstern yang Mempengaruhi Tingkat Kesadaran dalam Menutup Aurat……… 13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menutup aurat adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
semua muslim dan muslimah sesuai dengan batas-batas yang telah
ditentukan oleh syariat Islam. Aurat merupakan bagian yang tidak pantas
diperlihatkan kepada orang lain, bahkan haram hukumnya bila sengaja
diperlihatkan.
Ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits telah menjelaskan tentang kewajiban
menutup aurat terutama untuk para muslimah. Pelajaran agama di madrasah
atau pondok pesantren juga mengajarkan hal tersebut. Realitas dilapangan
banyak remaja muslimah yang bangga memamerkan aurat, sedangkan mereka
telah mengetahui bahwa hal tersebut dilarang oleh syariat Islam.
MAN Negara telah mewajibkan seluruh siswi untuk memakai pakaian
sesuai dengan aturan Islam (berbaju panjang dan dilengkapi dengan jilbab)
disetiap kegiatan sekolah. Tetapi di luar Madrasah, sebagian dari siswi MAN
Negara tidak mengenakan busana muslim. Mereka hanya memakai pakaian
panjang tanpa jilbab, bahkan ada beberapa yang memakai pakaian mini dan
ketat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah ;
1) Seberapa jauh tingkat kesadaran siswi MAN Negara untuk menutup aurat
dalam kehidupan sehari-hari .
2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi siswi MAN Negara tidak
menutup aurat sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
3) Bagaimana cara yang baik untuk menyadarkan siswi MAN Negara agar
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui tingkat kesadaran siswi akan kewajiban menutup aurat dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan mereka tidak menutup aurat
(tidak mengenakan jilbab) dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengetahui cara yang baik untuk menyadarkan siswi MAN Negara agar
menutup aurat mereka pada kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :
1. Menyampaikan syi’ar Islam tentang ajaran menutup aurat sesuai dengan
aturan Islam.
2. Mengajak sesama muslimah untuk menutup aurat sesuai dengan ajaran
Islam.
3. Memberikan jalan keluar dalam menanamkan kesadaran terhadap menutup
aurat sesuai dengan aturan Islam.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab
yaitu ; Bab pertama, pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab kedua, landasan teori terdiri dari dua sub bab yaitu ; A. Ajaran
menutup aurat dalam Islam meliputi definisi aurat, dasar hukum menutup
aurat dan batas-batas menutup aurat. B.Tingkat kesadaran individu dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, meliputi pengertian tingkat
kesadaran individu, faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi individu
serta cara-cara yang ditempuh dalam meningkatkan kesadaran.
Bab ketiga, Metodologi penelitian, meliputi jenis penelitian,
penelitian. Bab ke empat penyajian dan analisis data meliputi hasil analisa
tingkat kesadaran siswi MAN Negara dalam menutup aurat dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya serta cara-cara yang dapat ditempuh agar
siswi MAN Negara mau menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari. BAB
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ajaran Menutup Aurat dalam Islam 1. Definisi Aurat
Menurut bahasa (etimologi) Aurat
(
ةرﻮﻋ
)
berasal dari kataرﻮﻋ
yangberarti hilang perasaan.Aurat dikaitkan dengan mata berarti hilang potensi
pandangan (buta) sebelah. Jika dikaitkan dengan kalimat, bermakna
ucapan yang tidak berdasar atau ucapan yang buruk dan mengandung
amarah pendengarnya. Menurut istilah (terminologi) aurat adalah sesuatu
yang buruk yang hendak diawasi karena rawan dan dapat menimbulkan
bahaya dan rasa malu jika diperlihatkan kepada orang-orang yang tidak
berhak(Quraish Shihab, 2004).
Kata aurah sering kali disamakan dengan su`ah, secara harfiah dapat
diartikan sesuatu yang buruk. Akan tetapi, tidak semua yang buruk adalah
aurat, dan tidak semua aurat pasti buruk. Tubuh wanita cantik yang harus
ditutupi bukanlah sesuatu yang buruk, tetapi ia akan berdampak buruk jika
dipandang oleh yang bukan mahramnya. Aurat dalam arti rawan, yakni
dapat menimbulkan rangsangan birahi kemudian jika dilihat oleh mereka
yang tidak berhak melihatnya dapat menimbulkan kecelakaan, aib dan
malu. Dengan demikian pembahasan tentang aurat dalam ajaran Islam,
meliputi bagian-bagian tubuh atau sikap dan kelakuan yang rawan,
mengandung kedurhakaan serta bahaya (Quraish Shihab, 2004). Pakar
hukum Islam menyatakan bahwa aurat adalah bagian dari tubuh manusia
yang tidak boleh diperlihatkan kecuali dalam keadaan darurat atau
kebutuhan mendesak.
Dari definisi - definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa aurat
adalah bagian-bagian dari tubuh, sikap dan kelakuan yang dapat
menimbulkan daya tarik seseorang, sehingga termotifasi untuk melakukan
2. Dasar Hukum Menutup Aurat
Ayat-ayat al-Qur’an dan al Hadis yang menjelaskan masalah aurat
dan dijadikan pedoman oleh para ulama dalam membahas masalah ini
adalah :
a. Surat Al Ahzab ayat 53, berbunyi :
...
...Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari Ubelakang tabirU. cara yang demikian itu
lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. ...
Petunjuk adanya pembahasan tentang aurat wanita dalam ayat
tersebut di atas adalah pada kata “”. Dari segi bahasa hijab bermakna
sesuatu yang menghalangi seseorang dengan yang lain. Kata ini juga
bermakna penutup. Dalam al-Qur’an terjemah Departemen Agama
bermakna tabir. Hijab menurut istilah berarti menutup tubuhnya dari
pandangan lelaki yang bukan mahramnya, baik berupa dinding, pintu atau
pakaian. Hijab dapat juga diartikan menutup aurat, yaitu menutup bagian
yang dapat menimbulkan fitnah.
Ulama berselisih pendapat dalam menafsirkan ayat tersebut,
sebagaian ulama menyatakan bahwa QS. Al-Ahzab 53 merupakan
landasan hukum perintah menutup seluruh tubuh wanita muslimah
termasuk wajah dan tangan. Ulama’ yang lain berpendapat bahwa anjuran
berhijab/menutup seluruh tubuh hanya berlaku bagi istri-istri Rasulullah,
bertujuan untuk memuliakan dan menjaga mereka agar tidak ada laki-laki
lain yang ingin menikahi mereka setelah nabi wafat (Quraish Shihab,
b. Al-Ahzab 59
Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka UmengulurkanU
U
jilbabnyaU ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Etika berpakaian dan menutup aurat dalam ayat tersebut terletak pada kalimat
ﱠﻦِﻬِﺒْﻴِﺒَﻠَﺟ ْﻦِﻣ ﱠﻦِﻬْﻴَﻠَﻋ َْﲔِﻧْﺪُﻳ
. Kata Jalabib, merupakan bentukjama’ dari kata jilbab. Sebagian ahli bahasa memberikan arti “pakaian
yang menutupi kerudung dan baju yang sedang dipakai. Ada juga yang
mengartikan baju kurung panjang sejenis jubah. Menurut istilah
sekarang adalah kain yang dipakai sebagai penutup kepala kecuali
wajah.
Para ulama berselisih pendapat dalam memahami kalimat
tersebut, sebagaian ulama menyatakan bahwa perintah mengulurkan
jilbab adalah menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan
dengan pakaian longgar. Ulama yang lain berpendapat bahwa perintah
tersebut bertujuan agar menjulurkan/memanjangkan kerudung hingga
menutupi leher dan dadanya (Quraish Shihab, 2004).
Ayat tersebut memberikan isyarat bahwa wanita-wanita pada
zaman dahulu telah memakai jilbab tetapi cara memakainya belum
sesuai dengan tuntunan yang dikehendaki oleh syariat Islam. Oleh
karena itu Allah memerintahkan untuk menjulurkan jilbab mereka
c. An Nur ayat 31
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Ayat di atas menjelaskan empat hal yaitu ; a) Perintah untuk
menahan pandangan dari yang diharamkan oleh Allah swt. b) Perintah
untuk menjaga kemaluan dari perbuatan yang haram. c) Larangan untuk
menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak. d) Perintah untuk
menutupkan khumur ke dada.
Kriteria berpakaian dan menutup aurat dalam ayat tersebut
adalah ; Tidak menampakkan perhiasan kecuali yang nampak, menutup
kerudung (ﺮﻤﺧ ) ke leher dan dadanya. Larangan untuk menampakkan
"
ﺎﻬﻨﻣﺮﻬﻇﺎﻣﻻإ
.
Sebagaian ulama memahami bahwa perhiasan yang harusditutupi ada dua hal yaitu bersifat fisik yang melekat dibadan,
bagian-bagian badan tertentu seperti wajah, rambut, payudara, bentuk tubuh
yang seksi dan perhiasan yang diupayakan seperti kalung, gelang dan
aksesoris-aksesoris yang lain (Quraish Shihab, 2007).
Pengecualian terhadap hiasan yang boleh diperlihatkan menurut
ath-Thahir Ibn Asyur adalah hiasan yang bersifat melekat dibadan dan
bila ditutup mengakibatkan kesulitan dalam beraktifitas bagi wanita,
seperti wajah, kedua tangan dan kaki (sampai mata kaki). Sedangkan
perhiasan yang harus ditutupi diantaranya bagian atas kedua betis,
kedua pergelangan tangan, kedua bahu, leher dan bagian atas dada dan
kedua telinga (Quraish Shihab, 2004).
Perintah untuk menutup leher dan dada dengan menggunakan
kerudung terdapat pada kalimat "
ﻦﺑﻮﻴﺟ ﻠﻋ
ﻦﻫرﻮﻤﲝ ﻦﺑﺮﻀﻴﻟو
“ . Pada zaman dahulu, wanita-wanita jahiliah telah menggunakan “khumur”(penutup kepala) tetapi mereka tidak menggunakannya untuk menutupi
kepala, mereka membiarkannya melilit dipunggung mereka. Ayat ini,
meluruskan kebiasaan-kebiasaan mereka yang tidak sesuai dengan
syariat Islam. Berdasarkan pada latar belakang sejarah masyarat saat
itu, maka sebagaian besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut
merupakan dasar perintah menutup rambut dengan menggunakan
kerudung.
d. Hadis Nabi Muhammad saw bersabda :
ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ
-
ِﻪﱠﻠﻟا ِلﻮُﺳَر ﻰَﻠَﻋ ْﺖَﻠَﺧَد ٍﺮْﻜَﺑ ﻰِﺑَأ َﺖْﻨِﺑ َءﺎَﻤْﺳَأ ﱠنَأ ﺎﻬﻨﻋ ﷲا ﻰﺿر َﺔَﺸِﺋﺎَﻋ ْﻦَﻋ
ُءﺎَﻤْﺳَأ ﺎَﻳ
»
َلﺎَﻗَو
-
ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ
-
ِﻪﱠﻠﻟا ُلﻮُﺳَر ﺎَﻬْـﻨَﻋ َضَﺮْﻋَﺄَﻓ ٌقﺎَﻗِر ٌبﺎَﻴِﺛ ﺎَﻬْـﻴَﻠَﻋَو
-
ﻢﻠﺳو
.«
اَﺬَﻫَو اَﺬَﻫ ﱠﻻِإ ﺎَﻬْـﻨِﻣ ىَﺮُـﻳ ْنَأ ْﺢُﻠْﺼَﺗ ْﻢَﻟ َﺾﻴِﺤَﻤْﻟا ِﺖَﻐَﻠَـﺑ اَذِإ َةَأْﺮَﻤْﻟا ﱠنِإ
(Syamilah ; 2007)
darinya kecuali ini dan ini (sambil beliau menunjuk kewajah dan dua telapak tangan beliau) (HR. Abu Dawud dan Baihaqi).
Hadis di atas merupakan dalil yang menjelaskan bahwa seorang
wanita muslimah boleh menampakkan wajah dan kedua telapak
tangannya. Hal ini juga didukung oleh kondisi saat itu, banyak
wanita-wanita zaman nabi yang membuka wajah dan kedua tapak tangannya
dihadapan Nabi Muhammad saw, tetapi beliau tidak melarangnya
(Quraish Shihab, 2004).
3. Batas – Batas Menutup Aurat Dalam Islam
Para Ulama berselisih pendapat dalam menentukan batas-batas
aurat wanita yang boleh ditampakkan, hal ini disebabkan oleh pemahaman
mereka terhadap teks Al-Qur’an dan hadis. Menurut mazhab Hanafi, aurat
perempuan dalam shalat adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan
telapak tangan.
Aurat wanita muslimah dihadapan pria yang bukan muhrimnya
menurut sebagaian ulama adalah seluruh tubuh, termasuk wajah dan
telapak tangannya. Sebagaian besar ulama nyatakan bahwa wajah dan
telapak tangan bukan termasuk aurat wanita. Yusuf al-Qardhawi dalam
memahami surat An-Nur ayat 31, menyatakan bahwa wanita mukminah
diperintahkan untuk menutup dan mengulurkan penutup kepalanya
sehingga dapat menutup leher dan dadanya kecuali wajah dan telapak
tangan. (Yusuf Qardhawi, 1995)
Ibnu Kasir menjelaskan bahwa makna ayat yang berarti “ Kecuali
apa yang biasa tampak” (QS. An-Nur 31) adalah wajah, telapak tangan dan
kaki. (Ibnu Kasir, 1990). Abu Yusuf juga berpendapat bahwa aurat wanita
yang boleh kelihatan adalah wajah, telapak tangan dan sebagaian kaki
(sampai mata kaki), karena anggauta badan ini jika ditutup akan
menyulitkan para wanita dalam beraktifitas. Pendapat ini juga diikuti oleh
Dari beberapa batasan Aurat wanita yang boleh dikemukakan oleh
beberapa ulama, dapat dipahami bahwa perintah menutup aurat bertujuan
agar wanita dapat tampil terhormat, terhindar dari tangan-tangan jahil
laki-laki tanpa harus membatasi gerak dan aktifitas mereka. Oleh karena itu
berbusana muslim bukan merupakan busana yang ketinggalan zaman,
modis tidak dilarang asalkan tidak berlebih-lebihan dan melanggar aturan
syari’at Islam.
Dari penjelasan al-Qur’an dan hadis serta pendapat para ulama
dapat dirumuskan kriteria busana muslimah yang diajurkan oleh Islam
adalah :
1. Tidak ketat
2. Tidak tipis dan trasparan
3. Menutupi seluruh tubuh wanita kecuali wajah, telapak tangan dan
telapak kaki.
4. Tidak menampakkan perhiasan yang berlebihan/tidak glamor / norak.
5. Tetap indah / modis tetapi tidak keluar dari koridor busana muslim
.
B. Tingkat Kesadaran Individu dalam Menutup Aurat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.
1. Pengertian tingkat kesadaran individu dalam menutup aurat.
Kesadaran berasal dari kata sadar yang bermakna insaf, merasa,
tahu dan mengerti. Kesadaran berarti keinsafan, keadaan mengerti, hal
yang dirasakan atau dialami oleh seseorang. (Kamus besar B.Indonesia,
1995). Dalam ilmu psikologi, kesadaran didefinisikan sebagai tingkat
kesiagaan individu terhadap rangsangan eksternal yakni
peristiwa-peristiwa yang ada dilingkungannya, serta rangsangan internal, yaitu ;
suasana hati, memori dan pikiran. (http:
Kesadaran, jika dikaitkan dengan hukum, berarti nilai-nilai
tertentu yang terdapat dalam diri manusia mengenai hukum, juga berarti
besar B.Indonesia, 1995). Tingkat kesadaran individu berati tingkat
pengetahuan dan keinsyafan seseorang dalam melakukan suatu tindakan
dan akibat-akibat yang ditimbulkan. Perwujudan dari kesadaran individu
dapat dilihat dari sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupan
sehari-hari.
Tingkat kesadaran individu dalam menutup aurat adalah tingkat
pengetahuan dan keinsyafan seseorang dalam menutup aurat, serta
akibat-akibat yang ditimbulkan, jika ia melakukan atau meninggalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Faktor internal yang mempengaruhi tingkat kesadaran individu dalam menutup aurat.
Ada beberapa faktor internal (dalam diri) yang mempengaruhi
tingkat kesadaran seseorang dalam melakukan suatu tindakan positif
diantaranya adalah ;
a. Faktor spiritual.
Kekuatan spiritual adalah kemampuan yang bersumber dari
suara hati yang terdalam. Kekuatan ini berpegaruh terhadap
kemampuan seseorang dalam melihat sisi positif dari setiap kejadian
yang datang. Kekuatan spiritual juga dapat mengarahkan pikiran dan
sikap seseorang kepada hal-hal yang positif sesuai nilai-nilai kebaikan
dan kebenaran, tidak dihantui oleh rasa tidak percaya diri, malas, dan
sikap negatif lainnya(http:// www. Ekojalusantosa,com).
Faktor ini berperan sangat penting dalam meningkatkan
kesadaran untuk menutup aurat. Jika seseorang mempunyai keteguhan
hati dalam beragama maka dengan mudah ia menutup aurat dan bangga
menunjukkan identitas muslim di depan publik. Ia merasah risih jika
b. Motivasi.
Motivasi merupakan suatu dorongan dalam diri individu untuk
melakukan suatu aktifitas tertentu (Sumadi, 2006). Motivasi juga dapat
diartikan dengan niat. Tingkat kesadaran seseorang dalam melakukan
suatu tindakan positif, sangat dipengaruhi oleh motivasi / niat dalam
dirinya. Demikian juga dengan tingkat kesadaran dalam menutup aurat.
Jika seseorang memiliki motovasi/niat yang tinggi maka keinginan
untuk menutup aurat sesuai dengan aturan agama Islam sangat tinggi
juga, ia tidak akan berubah walaupun banyak hal yang merintangi dan
mempengaruhinya.
c. Antusiasme.
Antusiasme bermakna semangat. Dengan semangat seseorang
dapat menciptakan impian yang lebih besar, berusaha memperoleh
kemajuan-kemajuan serta mencapai sukses. Semangat dapat terus
ditingkatkan dengan mengisi kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
membangun, misalnya mendengar, membaca, berbicara dan bergaul
dengan orang yang baik. Jika seseorang dapat mempertahankan dan
meningkatkan semangat hidup dalam dirinya, maka sikapnya menjadi
lebih terarah dan dapat mengambil hikmah dari kehidupan yang
dialaminya.
Dalam mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam, semangat yang
tinggi sangat diperlukan, termasuk dalam menjalankan ajaran untuk
menutup aurat. Mereka yang memiliki kesadaran dan bersemangat
untuk menunjukkan identitas Islam, tidak segan untuk memakai pakaian
sesuai dengan syari’at Islam, bahkan merasa terpanggil untuk
merancang mode pakaian Islami, agar umat Islam tertarik untuk
memakainya.
3. Faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat kesadaran dalam menutup aurat.
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap tingkat kesadaran
seseorang dalam bertindak, termasuk kesadaran dalam menutup aurat
adalah :
a. Faktor keluarga
Faktor keluarga merupakan pendidikan yang utama bagi pembentukan
tingkat kesadaran seseorang. Apa yang dilakukan oleh orang tuanya
selalu dinilai dan ditiru oleh anak. Oleh karena itu peran orang tua
sangat berpengaruh terhadap karakter anak-anaknya. Faktor-faktor
keluarga yang mempengaruhi sikap seseorang diantaranya ; cara orang
tua mendidik, latar belakang orang tua dan relasi antar anggota
keluarga.
1) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik Anak besar pengaruhnya terhadap tingkat
kesadaran anak dalam menjalankan ajaran-ajaran agama, perintah
menutup aurat. Orang tua yang tidak memperhatikan tingkah laku
anak-anaknya karena sibuk bekerja, dapat menyebabkan anak
memberontak dan sulit diatur. Begitu juga orang tua yang
memanjakan anak-anaknya, selalu membenarkan apa-apa yang
dilakukan oleh anaknya, menyebabkan mereka merasa selalu ada
yang membelanya, jika hal itu dilakukan terus menerus maka anak
akan mudah berbuat sekehendaknya dan sulit untuk mentaati
peraturan-peratuan yang dianggap tidak sesuai dengan kemauanya.
Demikian juga mendidik dengan cara memperlakukannya terlalu
keras, menjadikan anak merasa takut dengan orang tuanya saja, Ia
mau melakukan perintah kedua orang tuanya jika mereka ada, tapi
bila tidak ada orang tuanya ia tidak mematuhinya.
2) Hubungan antar anggota keluarga
Hubungan antar anggota keluarga yang terpenting adalah hubungan
atau dengan anggauta keluarga yang lain, turut mempengaruhi sikap
dan tindakan anak. Wujud dari hubungan itu misalnya apakah
hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, ataukah
sikap yang acuh tak acuh.
Agar seorang anak memiliki sikap yang baik (positif), diperlukan
hubungan yang baik, penuh kasih sayang, disertai dengan bimbingan
dan bila perlu hukuman-hukuman yang bersifat mendidik.
3) Suasana rumah
Situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga
merupakan faktor sangat penting yang dapat mempengaruhi
kepribadian anak. Keadaan rumah yang tegang, ribut dan sering
terjadi percekcokan antar angauta keluarga memberi pengaruh
negatif terhadap perkembangan anak. Anak akan mudah mencari
pelampiasan di luar rumah dan menunjukkan sikap yang
bertentangan dengan lingkungannya. Agar kepribadian anak
berkembang dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang
tentram dan aman (Slameto, 2006).
b. Faktor lingkungan pergaulan.
1) Teman bergaul
Teman bergaul sangat berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku
anak. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap
diri anak, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang buruk akan
memberikan pengaruh yang buruk juga. Agar anak memiliki sikap
dan tingkah laku yang baik/sesuai dengan norma-norma agama dan
masyarakat, perlu diusahakan untuk memiliki teman bergaul yang
baik, dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari
orang tua.
2) Budaya kehidupan di masyarakat.
Kehidupan masyarakat di sekitar siswi, berpengaruh terhadap
pembentukan sikap dan tingkah laku anak. Masyarakat yang
agama, akan berpengaruh jelek terhadap perkembangan
kepribadian anak. Lingkungan masyarakat yang taat beragama,
memberikan dapak yang baik terhadap anak-anak yang berada di
sekitarnya. Misalnya masyarakat yang selalu mengenakan pakaian
busana muslim jika bepergian, maka anak-anak di sekitar
lingkungan tersebut mudah diajak untuk memakai pakain busana
muslim.
4. Cara-cara yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran seseorang dalam menutup aurat.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk meningkatkan
kesadaran seseorang agar mau menutup aurat, diantaranya adalah :
a. Memberikan contoh teladan kepada anak.
Contoh praktis yang diberikan oleh pihak-pihak tertentu dan disertai
bimbingan dan arahan dapat mempengaruhi sikap seseorang. Tindakan
yang dilakukan oleh tokoh idola anak dapat dengan mudah ditirunya,
karena mereka merasa ada ikatan emosional.
Dalam menanamkan kesadaran untuk menutup aurat, contoh teladanan
dari guru, orang tua, tokoh masyarakat serta tokoh idola anak
memiliki peranan yang sangat penting.
b. Memberikan informasi-informasi baru tentang masalah-masalah yang
dihadapi sehingga anak memiliki wawasan yang luas terhadap
masalah tersebut. Misalnya ; dalam hal menutup aurat, diberikan
informasi baru tentang akibat-akibat yang ditimbulkan oleh
orang-orang yang tidak mau menutup aurat.
c. Memberikan hadiah dan hukumnan.
Hadiah dan hukuman sangat penting dalam membentuk sikap dan
perilaku seseorang. Hadiah diberikan kepada mereka yang mau
melaksanakan peraturan-peraturan yang ada dan hukuman diberikan
kepada meremak yang belum mentaatinya. Misalnya, Seseorang yang
sudah mau memakai busana muslim kita beri pujian “kamu bertambah
cantik dengan berbusana ini”. Pujian tersebut merupakan bentuk
perhatian dan hadiah yang dapat merangsang anak untuk terus
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan berbentuk
deskriptif. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau
keadaan tentang tingkat kesadaaran siswi MAN Negara untuk menutup aurat
dalam kegiatan sehari-hari.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah semua anggota kelompok dalam obyek penelitian.
(Suharsimi, 1997). Populasi dalam penelitian ini adalah guru MAN
Negara dan seluruh siwi MAN Negara. Dengan perincian sebagai berikut:
Guru MAN Negara berjumlah 57 Orang, sedangkan siswi berjumlah 416
orang, terdiri dari ; kelas X 145 orang, kelas XI 139 orang dan kelas XII
132 orang. Guru menjadi populasi dalam penelitian ini dengan
pertimbangan bahwa mereka sebagai pihak pendidik, pembimbing dan
pengamat yang diharapkan dapat memberikan bimbingan dan solusi
dalam memecahkan persoalan yang berkaitan dengan penelitian ini. Siswi
MAN merupakan obyek dalam penelitian ini, mereka telah mendapat
pengetahuan tentang ajaran menutup aurat namun sebagaian dari mereka
belum melaksanakan ajaran tersebut.
2. Sampel
Sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti.
(Suharsimi, 1997). Mengingat obyek penelitian berjumlah banyak, maka
untuk mempermudah penelitian dan penghematan beaya serta waktu,
diambil sampel sebagai wakil dari populasi yang ada.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
sampel yang digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak
homogen dan berstrata (bertingkat), secara proporsional. (Sugiono, 2007)
Teknik ini digunakan dengan pertimbangan bahwa populasi yang
diteliti terbagi atas tingkatan-tingkatan (kelas X, XI dan XII), tiap
tingkatan memiliki kebiasaan, latarbelakang keluarga, masyarakat dan
teman bergaul yang berbeda-beda. Dari tiap-tiap tingkatan, diambil sampel
secara acak, sebanyak 20 %. Perkiraan dalam pengambilan sampel ini
sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto yaitu :
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 %, atau 20 – 25 % atau lebih (Suharsimi, 1997).
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari guru 11 orang dan murid
84 Orang. Dengan Perincian sebagai berikut :
Kelas X : Berjumlah 145 Orang
Siwi berbusana muslimah berjumlah 86 orang x 20/100 = 17 orang
Siwi tidak berbusana muslimah berjumlah 59 orang x 20/100 = 12 orang
Kelas XI : Berjumlah 139 orang
Siswi berbusana muslimah berjumlah 87 orang x 20/100 = 18 orang
Siswi tidak berbusana muslimah berjumlah 52 orang x 20/100 = 11 orang
Kelas XII : Berjumlah 132 orang
Siswi berbusana muslimah berjumlah 86 orang x 20/100 = 17 orang
Siswi tidak berbusana muslimah berjumlah 46 orang x 20/100 = 9 orang
Klasifikasi dalam pengambilan sampel ini berdasarkan penelitian
pendahuluan melalui pengamatan dan kuesioner sederhana terhadap siswi
MAN Negara, tentang kebiasaan mereka dalam berbusana muslimah.
C. Teknik Pengumpulan Data.
Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
digunakan teknik pengumpulan sebagai berikut ;
1. Angket. Obyek angket adalah siswi MAN Negara kelas X, XI dan XII
yang dipilih berdasarkan pengelompokan siswi yang berbusana muslim
berdasarkan pengelompokan tersebut. Data yang dapat digali dengan
teknik tersebut adalah tentang tingkat kesadaran siswi MAN Negara dalam
menutup aurat diluar kegiatan sekolah dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
2. Intervew (wawancara). Obyek interview adalah Guru MAN Negara. Data
yang dapat digali adalah, Solusi/cara-cara yang dapat digunakan untuk
menyadarkan siswi MAN Negara agar mau menutup aurat diluar kegiatan
sekolah.
3. Dokumentasi. Data yang dapat diperoleh dengan teknik ini adalah jumlah
siswi dan guru MAN Negara.
D. Teknik dan Analisa Data. 1. Teknik Pengelolaan Data.
Setelah data terkumpul, maka dilakukan proses pengumpulan data
sebagai berikut :
a. Editing , ialah memeriksa hasil angket yang telah dilaksanakan.
b. Koding, yaitu mengklasifikasi kode-kode pada masing-masing
jawaban responden.
c. Tabulating, menyusun data secara tepat lalu dimasukkan dalam bentuk
tabel.
2. Analisi Data.
Untuk mengetahui tingkat kesadaran siswi MAN Negara dalam
menutup aurat dan faktor-faktor mempengaruhinya, digunakan analisa
data diskripsi kwalitatif dan dikuatkan dengan prosentase hasil angket
untuk siswa, dengan rumus “ F / N x 100 “ F adalah Jumlah frekwensi
jawaban responden, N adalah jumlah seluruh responden.
Sedangkan untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan agar siswi
MAN Negara mau menutup aurat diluar kegiatan sekolah, digunakan
analisa kwalitatif hasil wawancara dengan Guru.
E. WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan September tahun 2010, dengan jadwal penelitian sebagai berikut :
N
o Kegiatan
Bulan / Minggu ke
Agustus September
1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal Penelitian X
2 Penyusunan instrument X
3 Penelitian pendahuluan X
4 Penentuan sampel X
5 Penyebaran angket X
6 Wawancara X
7 Analisa data X
8 Pembuatan draf laporan X
9 Penyempurnaan laporan X
10 Penggandaan laporan X
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Tingkat Kesadaran Siswi MAN Negara untuk Menutup Aurat Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berdasarkan hasil prosentase tentang Tingkat Kesadaran Siswi MAN
Negara Untuk Menutup Aurat Dalam Kehidupan Sehari-hari diperoleh hasil
sebagai berikut:
Sebagian besar dari siswi MAN Negara memakai busana muslimah di
luar kegiatan sekolah. hal ini diperoleh dari hasil angket, 61,90 % menjawab
sering dan 38,10 % kadang-kadang. 61,90 % memakai busana muslim tiap
hari dan 38,10 % hanya memakai pada saat acara keagamaan.
Siswi yang memakai busana muslimah merupakan siswi yang telah
memiliki kesadaran yang tinggi terhadap ajaran menutup aurat. hal ini dapat
dilihat dari hasil angket, 94,23 % siswi menjawab dengan kesadaran sendiri,
5,77 % karena anjuran orang tua.
Sebagaian besar siswi MAN Negara menggunakan busana muslimah
sesuai dengan ajaran Islam baik jilbab maupun model baju yang mereka
gunakan, walaupun ada sebagaian dari mereka ada yang memakai pakaian
agak ketat, hal ini diperoleh dari hasil angket, 100 % menggunakan jilbab
yang menutupi dada, sedangkan 0 % memakai jilbab di atas dada dan jilbab
yang dimasukkan dalam krah baju, 53,85 % menggunakan baju besar dan
tidak ketat, 46,15 % agak ketat.
Hasil angket tentang pemakaian perhiasan bagi mereka yang
berbusana muslimah adalah 76,92 % menjawab hanya memakai pin atau bros
saja, 15,39 % menjawab memakai bros, kalung dan gelang, 7,69 % memakai
bros, kalung, cincin dan gelang, hal ini menandakan bahwa sebagian besar
tidak berlebihan dalam menampakkan perhiasan, mereka hanya memakai
seperlunya saja, hanya sebagaian kecil dari mereka yang menampakkan
perhiasan berlebihan.
Siswi MAN Negara banyak yang mengikuti trend mode busana
memilih selalu mengikuti trend mode, 21,16 % memilih kadang-kadang
mengikuti trend mode, Sedang yang memilih tidak mengikuti trend mode
busana muslimah 7,69 %. Dari hasil tersebut dapat di ketahui betapa
pentingnya kemajuan mode dalam busana muslimah tentunya tetap berdasar
kepada ketentuan ketentuan menutup aurat menurut Islam.
Adapun mereka yang tidak memakai busana muslimah diluar kegiatan
sekolah, Mayoritas tetap memakai pakaian dalam batas-batas kesopanan. Hal
ini dapat diketahui dari hasil angket, 31,25 % mereka memakai baju panjang
serta rok/celana panjang, 62,50 % memakai baju/kaos pendek dan celana
panjang, Sedangkan mereka yang memakai baju/kaos pendek dan ketat serta
celana pendek hanya 6,25 %. Sebagian besar dari mereka menggunakan
bahan pakaian yang tidak tembus pandang (transparan), hal ini dapat
diketahui dari hasil angket, 3,13 % katun dan kaos 96,88 %.Sedangkan yang
memilih menggunakan kain kaca ( transparan) 0 %.
Mereka yang tidak memakai busana muslimah memiliki berbagai
alasan yaitu 75 % merasa belum siap karena belum bias menjaga kelakuan
mereka dan 25 % mempunyai alasan lain diantaranya belum ada keinginan,
merasa belum terbiasa menggunakan baju muslimah, merasa gerah
(kepanasan), dan belum mantap.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesadaran Siswi MAN Negara dalam Menutup Aurat.
1. Faktor internal (faktor dalam diri siswi)
Faktor spiritualitas sangat mempengaruhi tingkat kesadaran siswi
dalam menutup aurat, mereka yang memakai busana muslimah memiliki
kekuatan spiritualitas yang sangat tinggi, hal ini dapat diperoleh dari hasil
angket, 65,38 % menjawab terpanggil untuk menjalankan syariat Islam,
34,62 % menjawab bangga menampilkan identitas Islam.
Mereka yang memakai busana muslimah memiliki motivasi yang
dilihat dari prosentase hasil angket, 98 % menjawab ingin mentaati ajaran
agama Islam, 2 % menjawab mentaati perintah guru.
Semangat mereka dalam memakai busana muslimah sangat tinggi
bahkan mereka ingin mengajak dan mempengaruhi teman-teman mereka
agar mau memakainya, hal ini dapat diketahui dari hasil angket, 67,31 %
menjawab sangat ingin mengajak teman-temannya untuk memakai busana
muslimah dan 30,77 % menjawab merasa ingin mengajak mereka.
Pada umumnya mereka yang tidak memakai busana muslimah
memiliki kekuatan spiritualitas yang rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil
angket, 21,88 % menjawab merasa tidak bersalah, 71,88 % menjawab
kadang-kadang merasa bersalah.
Mereka yang tidak memakai busana muslimah memiliki motivasi
yang rendah dalam menjalankan ajaran Islam, hal ini dapat dilihat dari
hasil angket, 96,88 % menjawab belum ada kemantapan hati, 3,12 %
menjawab masih ingin menikmati kehidupan bebas.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar) a. Lingkungan keluarga
Hasil angket tentang lingkungan keluarga siswi yang memakai
busana muslimah adalah 67,31 % keluarga mereka selalu memakai
busana muslimah, 30,77 % kadang-kadang memakai busana muslimah
dan 1,92 tidak memakai. Adapun Hasil angket dari lingkungan
keluarga siswi yang tidak memakai busana muslimah adalah 9,38 %
mereka selalu memakai busana muslimah, 87,50 % kadang-kadang
memakai busana muslimah dan 3,12 % tidak memakai.
Dari hasil angket tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan
keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk
kesadaran siswi untuk memakai busana muslimah. Mereka yang
berbusana muslimah sebagaian besar berada dalam keluarga yang
muslimah diluar kegiatan sekolah, keluarga mereka juga jarang
memakai busana muslimah.
Bimbingan orang tua sangat mempengaruhi tingkat kesadaran
siswi dalam memakai busana muslimah, mereka yang memakai busana
muslimah pada umumnya orang tua mereka memberikan bimbingan
agar mau menjalankan syari’at Islam. Sedangkan mereka yang tidak
memakai busana muslimah kurang mendapatkan bimbingan dari orang
tua mereka. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket tentang anjuran
orang tua untuk memakai busana muslimah. bagi siswi yang memakai
busana muslimah, 82,69 % menjawab sering, 11,54 % menjawab
kadang-kadang, 5,77 % menjawab tidak pernah. Sedangkan siswi yang
tidak memakai busana muslimah, 37,50 % sering, 56,25 % menjawab
kadang-kadang dan 6,25 % tidak pernah.
Bimbingan anggauta keluarga yang lain juga mempengaruhi
tingkat kesadaran mereka dalam memakai busana muslimah, Hal ini
dapat dilihat dari hasil angket tentang anjuran saudara untuk berbusana
muslimah. Bagi siswi yang berbusana muslimah, 44,23 % menjawab
sering, 48,08 % menjawab kadang-kadang dan 7,69 % menjawab tidak
pernah. Sedangkan siswi yang tidak memakai busana muslimah, 21,88
% menjawab sering, 56,25 % menjawab kadang-kadang, 21,88 %
menjawab tidak pernah.
Hasil angket tentang kebiasaan masyarakat dalam berbusana
muslimah dilingkungan siswi yang memakai busana muslimah adalah
23,08 % menjawab selalu memakai, 57,69 % kadang-kadang, 19,23 %
tidak memakai. Sedangkan siswi yang tidak memakai busana
muslimah, 0 % menjawab selalu memakai, 40,63 % menjawab
kadang-kadang, 59,38 % menjawab tidak memakai. Dari hasil angket tersebut
dapat disimpulkan bahwa budaya masyarakat dilingkungan siswi ikut
mempengaruhi tingkat kesadaran mereka dalam memakai busana
Teman bergaul juga mempengaruhi tingkat kesadaran siswi
dalam berbusana muslimah, mereka yang memakai busana muslimah,
mayoritas memiliki teman yang memakai busana muslimah.
Sedangkan mereka yang tidak memakai busana muslimah, semua
teman mereka jarang memakai busana muslimah. Hal ini dapat dilihat
dari hasil angket tentang teman-teman mereka yang memakai busana
muslimah, 40,38 % menjawab selalu, 46,15 % kadang-kadang dan
13,43 % tidak memakai. Siswi yang tidak memakai busana muslimah,
3,13 % selalu memakai, 71,88 % kadang-kadang dan 25 % tidak
memakai.
C. Cara – Cara yang ditempuh agar Siswi MAN Negara Menutup Aurat Sesuai dengan Ajaran Islam.
Berdasarkan kajian teori dan hasil wawancara dengan guru-guru
MAN Negara ditemukan cara-cara yang ditempuh dalam menanamkan
tingkat kesadaran siswi untuk menutup aurat yaitu :
1. Tauladan dari guru.
Guru merupakan figur yang dijadikan panutan oleh siswi, oleh karena itu
tauladan disertai bimbingan dan arahan berperan sangat penting dalam
meningkatkan kesadarn siswi dalam menutup aurat. Penjelasan dan teori
saja tidak cukup jika tidak disertai dengan praktek. Apa yang di dijelaskan
atau dianjurkan oleh guru, sulit untuk diterima oleh anak didik jika mereka
yang menganjurkan tidak melaksanakannya.
2. Memberikan informasi yang lebih luas tentang pentingnya menutup aurat.
Memberikan informasi tentang pentingnya menutup aurat ditinjau dari segi
agama maupun kesehatan sangat diperlukan. Dari segi agama, penjelasan
tentang pentingnya menutup aurat dari guru agama dan bekerja sama
dengan tokoh masyarakat dengan dikemas melalui media yang menarik,
Penyampain informasi pentingnya berbusana muslimah dapat dilakukan
oleh guru bidang studi penjaskes, biologi atau guru yang lain dengan
3. Perhatian dari pihak sekolah
Perhatian dari pihak sekolah sangat diperlukan dalam meningkatkan
kesadaran siswi untuk berbusana muslimah, perhatian dapat diwujudkan
dengan mendata siswi yang tidak memakai busana muslimah, dan
dilakukan wawancara untuk mengetahui alasan mereka tidak memakai
busana muslimah, serta memberikan bimbingan secara intensif agar
mereka sadar.
4. Pemberian hadiah dan Teguran/Sanksi.
Pemberian hadiah dan teguran atau sang si sangat diperlukan dalam rangka
meningkatkan kesadarn untuk menutup aurat. Hadiah merupakan bentuk
penghargaan bagi mereka yang telah memakai busana muslimah, hadiah
bisa berupa pujian atau berupa penobatan putri berbusana muslimah MAN
Negara dan diumumkan pada saat acara-acara tertentu. Bagi mereka yang
belum memakai busan muslimah diberikan teguran dan sanksi. Pada tahap
pertama mereka diberikan teguran secara lisan oleh guru, wali kelas atau
Guru BP, jika mereka belum berubah pihak sekolah memberikan tembusan
kepada orang tua agar menyarankan anaknya memakai busana muslimah,
jika masih belum berubah, pihak sekolah memberikan surat panggilan
kepada orang tua.
5. Memberikan informasi tentang mode-mode busana muslimah yang trendi
dan memenuhi kriteria agama Islam, melalui pemutaran CD Room
peragaan busana muslimah dan cara-cara memakai jilbab, melalui majalah
atau tabloid-tabloid yang memuat mode-mode busana muslimah. Jika
memungkinkan merancang mode busana muslimah yang sesuai dengan
ketentuan agama Islam, trendy, simple cara memakainya, cocok disemua
suasan, tidak menganggu gerak dan diminati remaja.
6. Perhatian khusus dari orang tua dan pandai dalam memilih teman.
Peran orang tua sangat penting dalam mengarahkan anaknya untuk
memakai busana muslimah,demikian juga teman yang baik akan
berpangaruh baik juga pada diri siswa, karena sebagian besar waktu siswa
berada di lingkungan keluarga dan masyarakat (lingkungan teman
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagaian besar siswi MAN Negara telah memiliki kesadaran yang tinggi
dalam menutup aurat baik dalam kegiatan sekolah maupun diluar sekolah.
Busana muslim yang mereka pakai telah sesuai dengan ajaran-ajaran
agama Islam dan tidak ketinggalan mode. Mereka yang tidak memakai
busana muslimah diluar kegiatan sekolah, mengenakan pakaian yang
masih dalam batas-batas kesopanan.
2. Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesadaran siswi
MAN Negara dalam menutup aurat yaitu ; faktor internal meliputi
kekuatan spiritual, motivasi dan antusiasme (semangat) dalam
menjalankan ajaran Islam. Diantara faktor internal yang paling
berpengaruh adalah faktor kekuatan spiritual. Faktor eksternal meliputi
lingkungan keluarga, kebiasaan masyarakat, dan teman sebaya. Diantara
faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah lingkungan keluarga.
Mereka yang memiliki lingkungan keluarga, yang terbiasa memakai
busana muslimah, tingkat kesadarn mereka dalam berbusana muslimah
tinggi, begitu juga sebaliknya.
3.Beberapa solusi yang ditempuh untuk meningkatkan kesadaran siswi yang
belum memakai busana muslim adalah: (1) Tauladan dari guru, (2)
Memberikan informasi yang lebih luas tentang pentingnya menutup aurat,
(3) Perhatian dari pihak sekolah, (4) Pemberian hadiah dan teguran, (5)
Memberikan informasi tentang mode-mode busana muslimah yang
memenuhi kriteria agama Islam dan disukai remaja, (6) Perhatian khusus
dari orang tua.
B. Saran
1. Penelitian tentang tingkat kesadaran siswi MAN Negara untuk menutup
aurat dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu upaya dalam
mewujudkan syi’ar Islam secara sederhana, oleh karena itu penelitian ini
perlu dikembangkan lebih luas agar mendapat hasil yang maksimal.
2. Penelitian ini belum mengkaji bentuk mode pakaian Islami yang digemari
para remaja, oleh karena itu masih terbuka peluang bagi peneliti lain.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Al Bani, Nasyiruddin. Jilbab al-Maratul Muslimah Fil Kitab wa Sunnah , Jilbab Wanita Muslimah (terj) Abu Shafina, Yogyakarta : Media Hidayah, 2002 .
al-Qardhawi, Yusuf. Hadiyul Islam Fatwi Mu’asshirah, terj. As’ad Yasin, Fatwa kontemporer, Jakarta : Gema Insani Press, 1995.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta, 1997.
Kasir, Ibnu. Muhtashar Tafsir Ibn Katsir, terj. Ringkasan Tafsir Ibn Kasir, H. Salim Bahreisi dan H. Sa’id Bahreisi, Surabaya : PT Bina Ilmu, 1990. Santosa Eko Jalu. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi sikap positif, Dalam http ://
www. Ekojalusantosa.com, 2010.
Shihab, Quraisy. Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, Jakarta : Lentera Hati, 2009. _____________. Tafsir Al Misbah, Vol. 11. Jakarta : Lentera Hati.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2003.
Sugiono, Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta, 2007.
Sunan Abi Dawud, dalam CD Room Maktabah Syamilah.
Surya Brata Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Dalam rangka mengkaji tingkat kesadaran siswi MAN Negara, mohon bantuan kamu sebagai responden dan berkenan untuk memberikan keterangan / pendapat atau saran, dengan mengisi atau memberikan tanda (x) pada jawaban yang tersedia.
I. KESADARAN DALAM MENUTUP AURAT
1. Pernahkah kamu memakai busana muslimah diluar kegiatan sekolah
a. Sering b. kadang-kadang c. tidak pernah 2. Kapan kamu memakai busana muslimah diluar kegiatan sekolah
a. Setiap hari b. Saat acara keagamaan c. tidak pernah 3. Jika kamu memakai busana muslimah, apa alasan kamu
a. Kesadaran sendiri b. Anjuran orang tua c. Anjuran teman dekat 4. Bagaimana model jilbab yang kamu gunakan
a. Jilbab yang menutup dada b. Jilbab kecil di atas dada c. Jilbab dimasukkan dalam baju
5. Bagaimana model Baju/kaos dan celana/rok yang kamu gunakan a. Besar dan tidak ketat b. Agak ketat c. Ketat 6. Aksesoris apa yang kamu gunakan dalam memakai busana muslimah
a. Bros / pin
b.bros, kalung dan gelang
c. bros, kalung, cincin dan gelang
7. Apakah kamu selalu mengikuti tren mode busana muslimah
a. Selalu b. kadang-kadang c.tidak pernah
8. Jika kamu tidak memakai busana muslimah, pakaian apa yang kamu pakai diluar kegiatan sekolah.
a. Baju / kaos dan celana/rok panjang b. Baju / kaos pendek dan celana panjang
c. Baju / kaos pendek dan ketat serta celana pendek 9. Apa saja jenis bahan pakaian yang kamu gunakan
a.Katun b. kaos c. kain kaca 10.Apa alasan kamu tidak memakai busana muslimah
a. Merasa katrok (kampungan)
b. Belum siap karena belum biasa menjaga kelakuan c. Alasan lain (sebutkan………)
memakainya.
a. Merasa terpanggil untuk menjalankan syariat Islam b. Bangga menampilkan identitas Islam
c. Merasa terpaksa
2. Jika kamu memakai busana muslim, apa yang mendorong kamu untuk memakainya.
a. Ingin mentaati ajaran agama Islam b. Mentaati anjuran guru
c. Melaksanakan anjuran orang tua
3. Jika kamu memakai busana muslim, apakah kamu mempunyai keinginan untuk mengajak teman-temanmu agar memakainya.
a. Sangat ingin b. ingin d. tidak ingin 4. Jika kamu tidak memakai busana muslim, apa yang kamu rasakan
a. Merasa bersalah
b. kadang-kadang merasa bersalah c. Merasa tidak bersalah
5. Jika kamu tidak memakai busana muslim, apa yang mendorong kamu untuk tidak memakainya.
a. Belum ada kemantapan hati
b. Masih ingin menikmati kehidupan bebas c. Kawatir sulit mencari teman
B. Faktor Ekstern (Dari luar)
1. Apakah ibu, saudara dan kerabatmu memakai busana muslimah
a. Selalu memakai b. Kadang-kadang c. tidak memakai 2. Apakah orang tuamu menganjurkan untuk memakai busana muslimah
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 3. Pernahkah saudaramu mengingatkan kamu agar memakai busana muslimah
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
4. Apakah masyarakat dilingkungan tempat tinggalmu memakai busana muslimah a. Selalu memakai
b. tidak memakai c. Kadang-kadang
5. Apakah teman-temanmu memakai busana muslimah
Dalam rangka mengkaji tingkat kesadaran siswi MAN Negara, mohon bantuan bapak/ibu guru sebagai responden dan berkenan untuk memberikan keterangan / pendapat atau saran dengan menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini.
III. CARA YANG BAIK DALAM MENYADARKAN SISWI MAN NEGARA AGAR MENUTUP AURAT SESUAI AJARAN ISLAM
1. Apakah sebagaian dari siswi MAN Negara diluar kegiatan di sekolah tidak memakai busana muslimah ?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang menyebabkan ?
3. Bagaimanakah cara yang baik dalam menyadarkan siswi MAN Negara agar mau menutup aurat sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari ?
a. ... b. ... c. ... d. ... e. ... f. ... g. ...
...
4. Perlukah pihak sekolah memberikan sangsi kepada mereka yang tidak mau menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari ?
5. Jika perlu, apa bentuk sangsi yang diberikan ?
6. Perlukah, merancang mode busana muslimah yang diminati oleh remaja agar mereka mau menutup aurat ?
No Pertanyaan dan pilihan jawaban
Pernahkah kamu memakai busana
muslimah diluar kegiatan sekolah
a. sering
b. kadang-kadang.
c. tidak pernah.
84
muslimah diluar kegiatan sekolah
a. Setiap hari
b. Saat acara keagamaan
c. Tidak pernah
3. Jika kamu memakai busana
muslimah, apa alasan kamu
a. Kesadaran sendiri
4 Bagaimana model jilbab yang
kamu gunakan.
a. Jilbab yang menutup dada
b. Jilbab kecil di atas dada
c. Jilbab dimasukkan dalam baju
5 Bagaimana model Baju/kaos dan
celana/rok yang kamu gunakan
a. Besar dan tidak ketat
6 Aksesoris apa yang kamu gunakan
dalam memakai busana muslimah
a. Bros / pin
b. bros, kalung dan gelang
c. bros, kalung, cincin dan gelang
52
7 Apakah kamu selalu mengikuti tren
mode busana muslimah
a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
52
muslimah, pakaian apa yang kamu
pakai diluar kegiatan sekolah.
a. Baju / kaos dan celana/ rok
panjang
b. Baju / kaos pendek dan celana
panjang
c. Baju / kaos pendek dan ketat
serta celana pendek
32
9 Apa saja jenis bahan pakaian yang
c. kain kaca -
-10. Apa alasan kamu tidak memakai
busana muslimah.
a. Merasa katrok (kampungan)
b. Belum siap karena belum bisa
menjaga kelakuan
Faktor Intern (Dari Dalam)
Jika kamu memakai busana
muslim, apa yang kamu rasakan
ketika memakainya.
a. Merasa terpanggil untuk
menjalankan syariat Islam
b. Bangga menampilkan identitas
Islam
c. Merasa terpaksa
52
muslim, apa yang mendorong kamu
untuk memakainya.
a. Ingin mentaati ajaran agama
Islam.
52
b. Mentaati anjuran guru
c. Melaksanakan anjuran orang
tua
1
-
2,00
3. Jika kamu memakai busana
muslim, apakah kamu mempunyai
keinginan untuk mengajak
teman-temanmu agar memakainya.
a. Sangat ingin
muslim, apa yang kamu rasakan
a. Merasa bersalah
b. kadang-kadang merasa bersalah
c. Merasa tidak bersalah
32
muslim, apa yang mendorong kamu
untuk tidak memakainya.
a. Belum ada kemantapan hati
b. Masih ingin menikmati
kehidupan bebas
c. Kawatir sulit mencari teman
B
1.
Faktor Ekstern (Dari luar)
a. Selalu memakai Berbusana Muslimah
Apakah ibu, saudara dan kerabatmu
memakai busana muslimah
b. Kadang-kadang
Tidak Berbusana Muslimah Apakah ibu, saudara dan kerabatmu
memakai busana muslimah
b. Kadang-kadang
Apakah orang tuamu menganjurkan
untuk memakai busana muslimah
b. kadang-kadang
c. Tidak pernah
a. Sering
Tidak Berbusana Muslimah Apakah orang tuamu menganjurkan
untuk memakai busana muslimah
b. kadang-kadang
c. Tidak pernah
52
Pernahkah saudaramu
mengingatkan kamu agar memakai
busana muslimah
a. Sering
b. kadang-kadang
c. Tidak pernah
a. Sering
Tidak Berbusana Muslimah
Pernahkah saudaramu
mengingatkan kamu agar memakai
busana muslimah
b. kadang-kadang
c. Tidak pernah
52
Apakah masyarakat dilingkungan
tempat tinggalmu memakai busana
muslimah
b. Kadang-kadang
c. Tidak memakai
a. Selalu memakai
Tidak Berbusana Muslimah Apakah masyarakat dilingkungan
tempat tinggalmu memakai busana
b. Kadang-kadang
c. tidak memakai
19
13
40,63
59,38
5.
a. Selalu memakai Berbusana Muslimah
Apakah teman-temanmu memakai
busana muslimah
b. Kadang-kadang
c. tidak memakai
52
32 Tidak Berbusana Muslimah
Apakah teman-temanmu memakai
busana muslimah
a. Selalu memakai
b. Kadang-kadang
c. tidak memakai
21
24
7
1
23
8
40,38
46,15
13,43
3,13
71,88
Tempat / Tanggal Lahir : Negara, 14 Oktober 1993
Alamat : Dusun Tengah Desa Air Kuning
Nama Sekolah : MAN Negara
Alamat Sekolah : Jl. Ngurah Rai No. 103 Negara