• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya

membangun. Salah satunya ialah dengan memberdayakan sektor usaha mikro

kecil dan menengah (selanjutnya disebut UMKM). Usaha mikro kecil menengah

merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun

daerah, begitu juga dengan negara Indonesia. UMKM ini sangat memiliki peranan

penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. hal ini juga sangat membantu

negara atau pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat

UMKM juga banyak tercipta unit kerja bar u yang menggunakan tenaga -tenaga

baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain itu UMKM juga

memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang

berkapasitas lebih besar. Usaha mikro kecil menengah ini perlu ada perhatian

yang khusus dan didukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi jaringan bisnis

yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing

usaha, yaitu jaringan pasar.

Krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang l alu,

dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti

aktifitasnya, sektor UMKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis

tersebut. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis,

kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada

(2)

produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha

lainnya.

Pengembangan UMKM perlu mendapatkan perhatia n yang besar baik dari

pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama

pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih

kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UMKM. Pemerintah perlu

meningkatkan perannya dalam memberdayakan UMKM disamping

mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha

besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.

UMKM memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian

Indonesia, karena kelompok usaha ini selain memiliki kelompok yang banyak,

kelompok usaha ini juga terbukti bisa bertahan dari krisis ekonomi yang dialami

Indonesia bahkan kelompok usaha ini mampu menompang sebagian krisis yang

dialami Indonesia.1 UMKM juga tentunya memiliki saingan, salah satu yang hal

paling mengkhawatirkan adalah dampak waralaba asing terhadap usaha mikro

kecil dan menengah (UMKM).

Waralaba sebenarnya merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama

dikenal oleh dunia, dimana untuk pertama k alinnya diperkenalkan oleh

perusahaan mesin jahit Singer di Amerika Serikat.2 Peluang yang muncul dari

waralaba menarik orang dari berbagai latar belakang misalnya para usahawan,

professional, pensiunan, bahkan anak -anak muda yang baru lulus wisuda. Format

bisnis waralaba memang tak dapat dipungkiri eksistensinya dan digemari oleh

1

Ekonomi Koperasi, http://dhedhemugi.blogspot.com/2012/12/ekonomi -koperasi-ukm-waralaba.html, (diakses tanggal 19 Januari 2014).

2

(3)

-pengusaha-pengusaha mengingat kecilnya resiko kegagalan yang mungkin timbul

dalam menjalankan usaha khususnnya bagi pengusaha -pengusaha pemula.

Waralaba adalah alternatif yang pal ing mudah untuk memulai bisnis. Bila

orang-orang harus memulai dari nol untuk memulai usaha, maka tidak dengan

bisnis waralaba. Melalui waralaba membuat pemasaran lebih mudah. Melalui

waralaba, investor tidak perlu memikirkan cita rasa, segmen pasar, suppl y bahan

baku, bahkan ada pula yang menyediakan gerobak untuk berjualannya. Semuanya

sudah tersedia, dan terbukti diterima dan dikenal oleh masyarakat umum sehingga

investor hanya tinggal mencari lokasi yang stategis untuk mulai membuka

usahanya.

Persaingan global menuntut pengusaha tidak hanya mengantisipasi

persaingan dari dalam negeri namun juga harus mengantisipasi persaingan dali

luar negeri. Franchising/waralaba adalah salah satu bisnis yang memberikan

keuntungan baik kepada franchisor maupun kepada ranchisee, disamping itu juga

pasti ada kerugian yang harus ditanggung. Bisnis waralaba saat ini telah

berkembang pesat dan telah manjamur sampai ke berbagai daerah di Indonesia.

Ini membuktikan bahwa waralaba merupakan bisnis yang potensial dalam dunia

bisnis yang sangat ketat persaingannya.

Keputusan mendirikan gerai besar atau kecil tergantung pada keadaan

traiding area yang dilayani. Suatu wilayah yang berpenduduk banyak yang

berpenghasilan cukup besar adalah traiding area yang menarik banyak pengecer.

Sebaliknya, wilayah lain yang berpenghuni sedikit yang berpenghasilan tidak

banyak adalah traiding area yang kurang menarik karena hanya akan menunjukan

(4)

suatu toko dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu wilayah perdagangan utama,

wilayah perdagangan sekunder, dan wilayah tambahan.

Masih banyaknya bisnis waralaba asing menyerbu pasar Indonesia,

dikhawatirkan berimbas buruk terhadap pengusaha kecil dan menengah. Lebih

dari enam ribu outlet waralaba sudah memanjakan konsumen selama ini dengan

harga produk yang kompetitif. Jika bisnis waralaba ini tidak di kendalikan dan

dibatasi keberadaannya, maka dipastikan pemerdayaan UMKM tidak akan

terlaksana. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dalam penulisan skripsi

ini akan diberi judul “Prinsip Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Dalam

Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang

-Undang Nomor 20 Tahun 2008”.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan ya ng akan dibahas dalam penulisan skripsi ini,

yakni sebagai berikut:

1. Apakah permasalahan yang menghambat pemberdayaan usaha kecil dan

menengah dalam bisnis waralaba ?

2. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk pemberdayaan

usaha kecil menengah ?

3. Bagaimana pengaruh ketentuan pembatasan kepemilikan waralaba

restoran sesuai dengan Undang -Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang

Usaha Kecil Menengah terhadap pemberdayaan usaha kecil menengah?

(5)

Tulisan ini dibuat sebagai tugas a khir dan merupakan sebuah karya ilmiah

yang bermanfaat bagi perkembangan hukum di Indonesia khususnya tentang

hukum yang mengatur tentang hukum investasi di negara Indonesia. Sesuai

permasalahan yang diatas adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui aspek apa saja yang dapat menghambat pemberdayaan

usaha kecil dan menengah dan langkah yang sudah ditempuh untuk

mengatasinya

2. Untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan pemerintah untuk

pemberdayaan usaha kecil menengah.

3. Untuk mengetahui peranan ketentuan pembatasan kepemilikan waralaba

restoran sesuai dengan Undang -Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang

Usaha Kecil Menengah terhadap pemberdayaan usaha kecil menengah.

Adapun yang menjadi manfaat penulisan skripsi ini tidak dapat dipisahkan

dari tujuan penulisan yang telah diuraikan diatas, yaitu:

1. Manfaat secara teoritis

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan

masukan pemikiran di bidang ilmu pengetahuan hukum, khususnya pengetahuan

ilmu hukum ekonomi. Selain itu, dihara pkan juga dapat menjadi referensi bagi

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis diharapkan agar penulisan skripsi ini dapat menjadi bahan

masukan bagi masyarakat dan para pihak yang berperan serta yang diharapkan

(6)

dan kepastian hukum kepada pelaku UMKM demi terciptanya UMKM yang

unggul dalam segi kualitas dan kuantitas.

D. Keaslian Penulisan

Penulisan skripsi yang berjudul “Prinsip Pemberdayaan Usaha Kecil

Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran

Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008” adalah hasil pemikiran

sendiri. Skripsi ini menurut sepengetahuan, belum pernah ada yang membuat.

Kalaupun ada seperti beberapa judul skripsi yang diur aikan di bawah ini dapat

diyakinkan bahwa substansi pembahasannya berbeda. Dengan demikian keaslian

penulisan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan ilmiah.

Pengujian tentang kesamaan dan keaslian judul yang diangkat di

Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara juga telah dilakukan

dan dilewati, maka ini juga dapat mendukung tentang keaslian penulisan.

E. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian wirausaha

Menurut etimologis, wirausaha merupakan suatu istilah yang berasal dari

kata-kata “wira” dan “usaha”. “wira” bermakna berani, utama, atau perkasa.

Sedangkan “usaha” bermakna kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau

(7)

Menurut terminologis, sebagaimana dikemukakan oleh Taufik Baharuddin

bahwa wirausaha adalah kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan

memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang

diidealkan. Seiring dengan hal tersebut Buchari Alma mengemukakan bahwa

wirausaha atau entrepreneur yakni orang yang melihat a danya peluang kemudian

menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Jadi

seorang wirausaha atau entrepreneur tidak selalu seorang pedagang atau seorang

manager. Wira usaha adalah orang unik yang berani mengambil resiko dan yang

memperkenalkan produk-produk inovatif dan teknologi baru kedalam

perekonomian. Dalam arti lain wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan -kesempatan bisnis dengan

mengumpulkan sumberdaya -sumberdaya yang dibutuhka n untuk mengambil

tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.

2. Pengertian usaha kecil

Secara otentik, pengertian usaha kecil diatur dalam Bab I Pasal 1 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Yaitu: "k egiatan

ekonomi masyarakat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih

atau hasil pendapatan tahunan, serta kepemilikan, sebagaimana yang ditentukan

dalam Undang-Undang ini".

Pengertian disini mencakup usaha kecil informal, yaitu usaha yang b elum

di daftar, belum dicatat, dan belum berbadan hukum, sebagaimana yang

ditentukan oleh instansi yang berwenang.Usaha kecil merupakan usaha yang

integral dalam dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan, potensi, dan

(8)

umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil

juga merupakan kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan

memberikan pelayanan ekonomi yang luas, agar dapat mempercapat proses

pemerataan dan pendapatan ekonomi masyarakat.

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang -Undang No.9 Tahun 1995

adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan

bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak

Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit

dari bank maksimal di atas Rp50.000.000, - (lima puluh juta rupiah) sampai

dengan Rp.500.000.000, - (lima ratus juta rupiah). Adapun kriteria usaha kecil

menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, - (Dua Ratus

Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000, - (Satu

Milyar Rupiah)

c. Milik Warga Negara Indonesia

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil

(9)

secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk

mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”.

3. Pengertian usaha mikro

Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri

Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif

milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil

penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha

Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,.

Adapun kriteria usaha mikro yakni:

a. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu -waktu dapat

berganti;

b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu -waktu dapat pindah

tempat;

c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan

tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;

d. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha

yang memadai;

e. Tingkat pendidikan rata -rata relatif sangat rendah;

f. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka

sudah akses ke lembaga keuangan non bank;

g. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya

termasuk NPWP.

(10)

Usaha Menengah sebagaimana dimaksud I npres No.10 tahun 1998 adalah

usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih

besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk ta nah dan

bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar

Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,00

(lima milyar rupiah). Adapun kriteria usaha menengah yakni:

a. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan o rganisasi yang lebih baik,

lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas

antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;

b. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem

akuntansi dengan teratur, sehing ga memudahkan untuk auditing dan

penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;

c. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah

ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;

d. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin

usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;

e. Sudah akses kepada sumber -sumber pendanaan perbankan;

f. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan

terdidik.

(11)

Bambang Sunggono menyatakan bahwa dalam penulisan sebuah karya

ilmiah ada 2 (dua) jenis metode penelitian, yaitu:

a. Penelitian yuridis normatif disebut juga dengan penelitian hukum

doktrinal karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya kepada

peraturan-peraturan yang tertulis dan bahan hukum yang lain.

Penelitian hukum ini juga disebut sebagai penelitian kepustakaan

ataupun studi dokumen disebabkan penelitian ini lebih banyak

dilakukan terhadap data yang bersifat se kunder yang ada di

perpustakaan. Penelitian kepustakaan demikian dapat pula dikatakan

sebagai lawan dari penelitian empiris (penelitian lapangan).3

b. Penelitian yuridis empiris disebut juga dengan penelitian hukum non

doktrinal karena penelitian ini berupa studi-studi empiris untuk

menemukan teori -teori mengenai proses terjadinya dan mengenai

proses bekerjanya hukum di dalam masyarakat. Atau yang disebut

juga sebagaiSocio Legal Research.4

Berdasarkan perumusan masalah dalam menyusun skripsi in i, jenis

penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif. Penelitian

hukum normatif yaitu metode atau cara meneliti bahan pustaka yang ada. Tahapan

pertama penelitian hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk

mendapatkan hukum objektif (norma hukum), yaitu dengan mengadakan

penelitian terhadap masalah hukum. Tahapan kedua penelitian hukum normatif

adalah penelitian yang di tujukan untuk mendapatkan hukum subjektif (hak dan

kewajiban).

3

(12)

Sifat penelitian yang digunakan adalah pene litian deskriptif yakni suatu

bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena -fenomena

yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan

menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat

yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi,

atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian normati f ini

menggunakan metode pendekatan yuridis yang bertujuan untuk mengerti dan

memahami gejala yang di teliti.

2. Data penelitian

Materi dalam skripsi ini diambil dari data -data sekunder. Adapun data -data

sekunder yang dimaksud adalah:

a. Bahan hukum primer

Yaitu dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak

yang berwenang. Dalam tulisan ini diantaranya Undang Undang

Nomor 9 Tahun 1995tentang Usaha Kecil, Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ,

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, dan

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah .

(13)

Yaitu semua dokumen yang merupakan bacaan yang releva n seperti

buku-buku, seminar-seminar, jurnal hukum, majalah, koran karya tulis

ilmiah dan beberapa sumber dari internet yang berkaitan dengan materi

yang diteliti

c. Bahan hukum tersier

Yaitu semua dokumen yang berisi tentang konsep -konsep dan

keterangan –keterangan yang mendukung bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder, seperti kamus, ensklopedi dan sebagainya.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka

digunakan metode pengumpulan data dengan cara:5 studi kepustakaan, yaitu

mempelajari dan menganalisis secara sistematis digunakan buku -buku, surat

kabar, makalah ilmiah, majalah, internet, peraturan perundang -undangan dan

bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi

ini.

4. Analisis data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif,

yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya

dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas

(14)

dilakukan guna mendapatkan data yang deskriptif, yaitu data -data yang akan

diteliti dan dipelajari sesuatu yang utuh.

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan menguraikan pembahasan mas alah skripsi ini,

maka penyusunannya dilakukan secara sistematis. Skripsi ini terbagi dalam 5

(Lima) BAB, yang gambarannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang uraian umum seperti

penelitian pada umumnya yaitu, latar belakang m asalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian

penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan serta

sistematika penulisan.

BAB II PERMASALAHAN YANG MENGHAMBAT

PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Bab ini menguraikan pembahasan tenta ng pengertian

usaha, jenis-jenis usaha, perkembangan usaha kecil

menengah di indonesia, perkembangan peraturan hukum

tentang usaha kecil menengah dan permasalahan yang

menghambat pemberdayaan usaha kecil dan menengah.

BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMERINT AH UNTUK

(15)

Bab ini menguraikan pembahasan tentang pengertian

waralaba, jenis-jenis waralaba, prosedur mendirikan

waralaba, peraturan hukum tentang kepemilikan waralaba

di Indonesia dan upaya yang dapat dilakukan pemerintah

untuk pemberdayaan usaha kecil menengah.

BAB IV PENGARUH KETENTUAN P EMBATASAN

KEPEMILIKAN WARALABA RESTORAN SESUAI

DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHU N

2008 TENTANG USAHA K ECIL MENENGAH

TERHADAP PEMBERDAYAA N USAHA KECIL

MENENGAH

Bab ini membahas mengenai syarat dan ketentuan

kepemilikan waralaba dan pengaruh ketentuan pembatasan

kepemilikan waralaba restoran sesuai dengan Undang

-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah terhadap pemberdayaan usaha kecil

menengah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir

dimana akan diberikan kesimpulan dan saran mengenai

Referensi

Dokumen terkait

Di Perpustakaan Nasional Penulis menemukan tesis yang berjudul Modernisasi Priyayi, sementara di Arsip Nasional peneliti menemukan beberapa arsip mengenai kehidupan tokoh

Indonesia sebagai negara yang melakukan perdagangan internasional dan juga anggota dari WTO, pernah mengalami tuduhan praktek dumping pada produk kertas yang

Cikal bakal Sistem Jaminan Sosial (SJS) atau di Jerman dikenal sebagai Kesejahteraan Sosial (social welfare) dan jaminan sosial (social security) yang dimulai

harga diri, sehingga dapat meningkatkan hasil proses pembelajaran.. Fakultas juga dapat memberikan Quiz kepada mahasiswa

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik yang menggunakan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi pada materi Ekosistem di SMP

Pardee (1969) mengusulkan super goal (sasaran super) sebagai atribut acuan dalam masalah pengambilan keputusan dengan tujuan jamak.. Super goal merupakan atribut yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II BCilacap. Manfaat Teoritis, yakni untuk

Hal ini dilihat dari volume lalu lintas yang cukup ramai ditambah dengan adanya kawasan pertokoan (pasar), tempat ibadah, PKL dan pemukiman liar. Lebar badan jalan pada ruas