BAB II
LANDASAN TEORI
A. Minat Ekstrakurikuler
Dalam bab menjelaskan mengenai teori yang mendasari dilakukannya
penelitian. Diantaranya tinjuauan teoritis tentang definisi Minat
ekstrakurikuler, jenis dan faktor yang mempengaruhinya.
1. Minat
a. Definisi Minat
Minat merupakan sesuatu perasaan yang menggambarkan
ketertarikan pada suatu hal. Hal ini sejalan dengan pendapat dari
Mohamad Surya (2003:100) mengemukakan pendapatnya mengenai
minat merupakan perasaan senang atau suka dan tidak senang atau
suka pada suatu objek yang Sehingga apabila suatu individu merasa
tertarik pada suatu hal ataupun objek hal tersebut dapat dikatakan
bahwa individu memiliki minat pada objek itu.
Selain pendapat dari Mohamad Surya, definisi minat juga
diungkapkan Slameto (2003:57) bahwa minat merupakan perasaan
untuk lebih memperhatikan beberapa kegiatan dan mnegnangnya.
Selanjutnya Slameto juga menjelaskan mengenai minat dapat dilihat
dengan adanya pernyataan yang menggambarkan siswa memiliki rasa
yang dimiliki siswa pada suatu hal, akan terlihat dengan perhatian
siswa yang lebih pada kegiatan tertentu.
Dari pendapat para ahli yang diungkapkan sebelumnya, sehingga
dapat dijelaskan minat merupakan ketertarikan individu pada suatu hal
tertentu yang mengakibatkan rasa senang dan rasa ingin ikut serta
dalam hal yang diminati.
b. Jenis-jenis minat
Menurut pendapat dari Carl Safran (dalam Sukardi, 2003:126)
mengklasifikasikan minat menjadi:
1) Expresesed interest, yaitu minat yang dapat dilihat melalui
ekspresi seseorang dalam suka atau tidak pada suatu objek.
2) Manifest interest, yaitu minat yang dapat dilihat dari sering atau
tidaknya individu ikut pada suatu kegiatan.
3) Tested interest, yaitu dapat diketahui dengan tes pengetahuan
dalam suatu kegiatan yang dilakukan.
4) Inventoried interest, yaitu minat yang biasa dilihat dari daftar
kegiatan yang dilakukan sama dengan pernyataannya.
MenurutDjamarah (2011:166-167), mengungkapkan bahwaminat
dapat diekspresikan melalui hal-hal berikut :
1) Pernyataanlebih suka pada obyek tertentu.
2) Aktifpada kegiatan tertentu
Dengan demikian jenis minat yang telah dijelaskan menurut para
ahli, maka dapat dijelaskan kembali bahwa terdapat beberapa jenis
minat yaitu minat yang dapat dilihat dari ekspresi, minat yang dapat
dilihat melalui kegiatan yang sering dilakukan, minat yang dapat
dilihat melalui tes, dan minat yang dapat dilihat melalui ungkapan.
Oleh karena minat seseorang dapat dilihat dari jenis minat tersebut.
c. Faktor yang mempengaruhi minat
Minat dapat muncul pada setiap individu karena beberapa faktor,
Menurut Sri Hidayati (2004:18-20) Minat seseorang itu muncul akibat
adanya pengaruh dari rangsangan yang paling kuat untuk mendapatkan
minat antara lain adalah:
1) Kualitas rangsang mempengaruhi minat
2) Obyek yang besar menarik minat
3) Pengulangan rangsang menarik minat
4) Rangsang yang baru menarik minat
5) Beberapa rangsang yang sesuai dengan bakatnya menarik minat
6) Rangsang yang berarti akan menarik minat
7) Kebiasaan-kebiasaan emosional akan menimbulkan minat
Dari beberapa pengaruh yang telah dikemukakan disebelumnya
maka faktor yang mempengaruhi minat dapat dikategorikan dalam
and Crow dalam Gunarto (2007 : 7) faktor yang mempengaruhi
minat adalah sebagai berikut :
1) Faktor dalam diri
Merupakan rangsangan yang dimiliki setiap individu dari dalam
dirinya, rasa ingin ataupun butuh pada suatu objek dapat
menimbulkan minat.
2) Faktor kemsyarakatan atau social
Merupakan yang dipengaruhi oleh pihak luar dari diri kita yaitu
masyarakat, keinginan menunjukan kemampuannya pada
masyarakat dapat meningkatkan minatnya.
3) Faktor emosional
Merupakan Faktor perasaan dan emosi yang dapat
mempengaruhi minat pada suatu objek.
Dengan demikian faktor yang dijelaskan dapat ditarik
kesimpulan yaitu faktor yang dapat mempengaruhi minat terdapat
beberapa faktor yaitu, faktor dalam diri individu keinginan yang
muncul akibat rasa ingin tau dan rasa senang, selanjutnya faktor
dari luar atau sosial minat dapat muncul apabila terdapat dorongan
dari luar dari keluarga, teman, ataupun masyarakat yang dapat
menimbulkan minat seseorang, dan yang terakhir adalah faktor
sukses pada suatu hal dan hal tersebut dapat menumbuhkan rasa
senang sehingga minat dapat tumbuh.
2. Ekstrakurikuler
a. Definisi Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan diluar jam belajar yang ada
disekolah, kegiatan ini dapat menumbuhkan pengetahuan yang luas
bagi siswa. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Th 2006 menjelaskan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
dilakukan diluar jam belajar yang ada disekolah di Indonesia, yang
berguna meningkatkan dan mnegmbangkan bakat dana minat mereka
pada kegiatan ektrakurikuler dengan dibantu oleh pendidik yang
berwenang.
Setiap anak memiliki potensi, bakat maupun mintanya
sendiri-sendiri melalui ekstrakurikuler siswa dapat mengembangkan potensi
didalam dirinya sehingga siswa dapat mearaih prestasi yang
membanggakan bagi diri sendiri maupun orang lain. Selain untuk
mengembangkan potensi maupun bakat siswa juga mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler ini sesuai minat yang diinginkannya. Peserta didik
dapat memilih sendiri kegiatan ekstrakurikuler apa yang ingin
dilakukannya.
Lebih lanjut lagi Suryosubroto (2009;287) mengemukakan
diselenggarakan sekolah diluar jam pejaran tatap muka, yang
dilakukan di sekolah ataupun diluar sekolah dan berguna memperluas
wawasan anak.
Demikian dapat dijelaskan kembali ekstrakurikuler merupakan
kegiatan yang diselenggaran oleh sekolah dilakukan setelah pelajaran
siswa selesai dilakukan disekolah maupun diluar sekolah dengan
harapan siswa dapat mengemabangkan pengetahuannya dan
memperluas wawasan siswa, sehingga memiliki prestasi melalui
potensi, bakat maupun minat yang dapat disalurkan melalui
ekstrakurikuler.
b. Fungsi Ekstrakurikuler
Esktrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah maupun diluar
sekolah memiliki fungsi bagi siswa antara lain yang terdapat pada
buku Panduan Pengembangan Diri Permendiknas Nomor 22 Th 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
menjelaskan fungsi dari ekstrakurikuler sebagai berikut:
1) Pengembangan, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
anak didik dalam potensi yang ada dalam diri anak.
2) Sosial, yaitu berfungsi untuk mengembangkan rasa tanggung
3) Rekreatif, berfungsi untuk mengembangkan suasana yangnyaman,
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
4) Persiapan karir, berfungsi untuk mengembangkan kesiapan untuk
karir peserta didik.
Dari fungsi ekstrakurikuler yang telah dijelaskan dalam
Permendiknas nomor 22 sebelumnya dapat dikatakan bahwa
ekstrakurikuler memiliki empat fungsi yaitu sebagai pengembangan
potensi siswa, memiliki fungsi sosial yang baik bagui kehidupan anak
dalam kehidupan sosial, sebagai rekreatif anak sehingga anak
memiliki kebahagiaan dan rasa senang dalam kegiatan ekstrakurikuler
ini, dan sebagai persiapan karir, melalui kegiatan ektrakurikuler ini
siswa dapat mempersiapan diri untuk karir mereka sesuai dengan apa
yang mereka minati.
Sehingga ekstrakurikuler ini memiliki fungsi yang cukup banyak
dan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mencapai cita-cita
yang mereka inginkan.
c. Tujuan Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler yang dilaksanakan didalam sekolah memiliki
berbagai tujuan yang dikemukakan Roni Nasrudin (2010: 12) antara
1) Siswa dapat memeperluas pengetahuan tentang hubungan
antara mata pelajaran yang dipelajari, menyalurkan potensi
yang ada dalam dirinya serta pembinaan sebagai manusia yang
seutuhnya.
2) Siswa dapat memanfaatkan pendidikan kepribadian,
pengetahuan serta wawasan yang didapatkan dalam program
kurikulum dengan lingkungan yang berada disekitarnya.
Sedangkan tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat pada
Permendiknas Nomor 39 Th 2008, sebagai berikut:
a) Mengembangkan potensi meliputi bakat, minat dan
kretivitas.
b) Memantapkan kepribadian siswa
c) Mengaktualisasikan pencapaian prestasi unggulan sesuai
bakat dan minat.
d) Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang
berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi
manusia.
Setelah memahami tujuan ekstra menurut para ahli dan
permendiknas sebelumnya, maka diambil kesimpulan tujuan dari
diadakannya ekstrakurikuler disekolah-sekolah yang ada di Indonesia
adalah sebagai bekal siswa dalam kehidupan di masyarakat, selain itu
potensi didalam diri siswa dan siswa memiliki pengetahuan yang luas
agar siswa dapat mencapai prestasi yang unggul melalui kegiatan
ekstrakurikuler ini.
B. Pergaulan Teman Sebaya
Merupakan sekelompok atau individu yang memiliki umur atau usia yang
setara yang berkumpul menjadi satu sekolompok. Berikut akan menjelaskan
tentang apa definisi dari pergaulan teman sebaya, bagaimana fungsinya dan
1. Pergaulan teman sebaya
a. Definisi Pergaulan Teman Sebaya
Menurut Abdulah Idi (2011: 83) pergaulan merupakanhubungan
langsung antar individu atau kelompok.Pergaulan yang dilakukan
setiap individu dalam kegiatan sehari-harinya.Dengan melakukan
kegiatan yang menimbulkan kontak langsung baik antara individu
maupun kelompok.Dengan adanya pergaulan setiap individu dapat
bertukar pengalaman, pikiran maupun hal-hal lainnya.Pergaualan
sendiri adalah salah satu kegiatan sosial yang ada dimasyarakat.
Sedangkan teman sebaya merupakan individu yang memiliki usia
yang tidak jauh berbeda. Pendapat tersebutdidukung dengan apa yang
diungkapkan oleh Menurut Jhon W Santrock (2007:55) bahwa bahwa
teman-teman sebaya merupakan sekelompok anak ataupun remaja
Selanjutnya, menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo (2005: 97)
berpendapat bahwa kelompok sebaya adalah kelompok yang memiliki
usia yang setara dan pemikiran yang sama.
Dari beberapa pendapat mengenai pergaulan teman sebaya yang
telah dijelaskan sebelumnya maka dapat dijelaskan kembali sehingga
pergaulan teman sebaya merupakan hubungan langsung antara
individu atau kelompok yang mempunyaiusia atau tingkat kematangan
yang sama.
b. Fungsi pergaulan teman sebaya
Dalam pergaulan teman sebaya banyak sekali memiliki fungsi
dalam kehidupan. Seperti pendapat dari Yusuf (2010:60) yang
mengemukakan bahwa peran teman sebaya merupakan perkumpulan
yang dapat digunakan untuk saling berinteraksi natar individu,
mengembangkan minat dan saling bertukar pikiran terhadap masalah
yang dihadapi. Peran tersebut sangatlah berguna bagi anak sehingga
wawasan anak akan lebih luas apabila memiliki lpergaulan teman
sebaya, karena melalui teman sebaya anak dapat melakukan kegiatan
tukar-menukar pengalaman mereka.
Sedangkan menurut Jhon W Santrock (2007:55) menjelaskan
melalui salah satu fungsi dari kelompok teman sebaya adalah:
1) Sebagai sumber informasi
3) Mempelajari tentang kegiatan yang ada disekitanya.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapat dijelaskan kembali
bahwa fungsi dari pergaulan teman sebaya adalah kegiatan saling
bertukar pengalaman, menambah wawasan anak, mengajarkan tentang
bagaimana bersosialisasi dan menjalin keakraban pada mahluk sosial
lainnya.
C. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat atau yang
pertama dalam kehidupan setiap individu. Berikut akan dijelaskan mengenai
definisi dari lingkungan keluarga, dan fungsi dari lingkungan keluarga.
1. Lingkungan keluarga
a. Definisi Lingkungan Keluarga
Perkembangan anak dalam kehidupan sangat diperngaruhi dengan
adanya lingkungan, lingkungan merupakan keadaan sekitar anak yang
dapat mempengaruhi pola pikir maupun tingkah laku anak.Menurut
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh (2005:55) lingkungan merupakan
lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama kali yang didapatkan
oleh anak, lingkungan sekolah adalah lingkungan pendidikan bagi
anak, lingkungan masyarakat adalah lingkungan bersossialisasi
anak.Oleh karena itu lingkungan merupakan tempat dalam melakukan
dapat dikategorikan menjadi beberapa lingkungan, yaitu keluarga,
sekolah, masyarakat dan keadaan alam sekitar.
Menurut pendapat Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh (2005:55)
menjelaskan bahwa keluarga adalah tempat anak untuk diasuh dari
kecil dan dibesarkan sehingga lingkungan keluarga memiliki pengaruh
yang besar terhadap perkembangan anak.Sejalan dengan pendapat
sebelumnya Abu Ahmadi dan Nur Uhbiayati (2007:118)
mengemukakan kembali bahwa keluarga merupakan tempat
terbentuknya sifat kepribadian anak untuk pertama kali dan dapat
dikatakan bahwa keluarga adalah pendidikan pertama bagi anak.Maka
dari itu pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang
penting bagi anak, melalui keluarga anak berlajar kehidupan untuk
pertama kalinya sebelum anak belajar dengan lingkungan yang
lainnya.
Dengan pendapat para ahli telah dijelaskan sebelumnya, maka
dapat dijelaskan kembali bahwa lingkungan keluarga merupakan
lingkungan pertama untuk membentuk sifat dan kepribadian anak,
tempat perlindungan bagi anak, keluarga juga sebagai tempat anak
dalam bertukar pikiran mengenai hal-hal yang dialaminya di
b. Fungsi lingkungan keluarga
Keluarga dianggap sebagai pendidikan pertama dan utama untuk
membentuk kepribadian setiap individu, menurut Subino Hadisubroto
dalam buku Abdul Latif (2009:19-23) mengemukakan tentang fungsi
dari keluarga adalah sebagai berikut :
1) Keluarga adalah tempat tinggal yang nyaman
Dalam setiap anggota keluarga mempunyai perannya
sendiri-sendiri tentang kewajiban dan hak.Tertunaikannya
masing-masing peran tersebut menjamin terciptanya sebuah keluarga
yang tentram, damai dan menyenangkan.
2) Keluarga tempat berbagi
Keluarga menjadi tempat berbagi tentang keluh kesah setiap
anggota keluarganya.
3) Keluarga adalah tempat mencurahkan suka dan duka
Manusia tidak lepas dari suka dan duka.Dua kutub gejolak jiwa
yang saling bertentangan ini hendaknya bisa ditanggung
bersama.
4) Keluarga bukan tempat bergantung anak-anak akan tetapi
sebagai tempat berlatih mandiri
Mungkin ada persepsi yang perlu diluruskan, yaitu anggapan
bahwa keluarga sebagai tempat bergantung. Sebenarnya, secara
akanmembentuk keluarganya sendiri. Sedangkan untuk
membentuk keluarga diperlukan kesiapan yang akan
dibutuhkan ketika secara nyata telah membentuk keluarga
sendiri yang baru.
5) Keluarga bukan tempat menuntut hak
Sebagaimana dipaparkan diatas bahwa keluarga bukanlah
tempat bergantung melainkan sebagai tempat berlatih
mandiri.Dengan demikian harus ditepis sementara anggapan
bahwa keluarga adalah tempat untuk menuntut hak.Justru
sebaliknya, kewajibanlah yang ditekankan, karena hak
diberikan setelah kewajiban tertunaikan.
6) Keluarga adalah tempat menumbuhkan kehidupan religius
Kesadaran beragama seseorang harus dipupuk sedini mungkin
sebab agama terkait erat dengan keyakinan.
7) Keluarga adalah tempat yang aman karena aturan permainan
antar anggota dirtegakkan
Biasanya sebuah keluarga menetapkan aturan-aturan yang
boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh salah seorang
anggotanya.Umumnya penetapan dilakukan secara tidak
tertulis namun seringnya dipegang teguh semaksimal mungkin.
Dari pendapat ahli diatas mengenai fungsi lingkungan keluarga
pendidikan pertama bagi anak, keluarga juga memberikan tempat
tinggal, kenyamanan dalam berbagi rasa senang maupun sedih,
keluarga merupakan tempat belajar yang paling efektif.Sehingga
keluarga sangat penting bagi membentuk individu dapat bersosialisasi
dengan masyarakat.
D. Penelitian Yang Relevan
1. Berdasarkan penelitian dari Wijaya, Bernardus Victor mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang membahas tentang “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Mengikuti Ekstrakurikuler Akuntansi Pada Peserta
Didik Kelas Xi Ipa Di Sma N 1 Surakarta Tahun 2011”. Dengan hasil
analisis dapat disimpulkan bahwa dari 6 faktor yang mempengaruhi minat
hanya terdapat 4 faktor yang dapat mempengaruhi minat. (1) Faktor
Intrinsik : (a) Keinginan berprestasi dari anak kelas XI IPA dari
mengikuti ekstrakurikuler ini. (b) Faktor mengisi waktu luang. Peserta
didik kelas XI IPA mengikuti ekstrakurikuler (2) Faktor Ekstrinsik : (a)
Faktor keluarga, bagi peserta didik kelas XI IPA, (b) Faktor teman
pergaulan, teman pergaulan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi
peserta didik kelas XI IPA untuk mengikuti ekstrakurikuler akuntansi ini.
Selain itu dengan adanya teman yang mengikuti ekstrakurikuler yang
sama dengan peserta didik, membuat peserta didik semakin bersemangat
2. Berdasarkan penelitian dari Utami Retno Hapsari, Prasetyo Budi Widodo,
Imam Setyawan, Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro yang
membahas tentang “Hubungan Antara Minat Mengikuti Kegiatan
Ekstrakurikuler Dengan Intensi Delikuensi Remaja Pada Siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (Smk) Dikota Semarangtahun 2010”. Berdasarkan
hasil analisis diperoleh koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,491 dengan p =
0,000 (p<0,01). Nilai tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif
yang signifikan antara minat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan
intensi delinkuensi remaja pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) di Kota Semarang. Sumbangan efektif (Rsquare) dalam penelitian
ini sebesar 0,241, artinya intensi Delinkuensi remaja 24,1% ditentukan
oleh minat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sedangkan sisanya sebesar
75,9% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam
penelitian ini.
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka terdapat beberapa
penelitian sebelumnya yang jadikan acuan untuk memperkuat penelitian yang
dilakukan oleh peneliti.karena penelitian tersebut sejenis penelitian yang
peneliti lakukan dengan judul “pengaruh pergaulan teman sebaya dan
E. Kerangka Berfikir
Uma Sekaran dalam Sugiyono (2013:91) berpendapat bahwa, kerangka
berfikir adalah konseptual tentang bagaimana hubungan teori dengan
beberapa faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
1. Pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap minat ekstrakurikuler
Pergaulan teman sebaya adalah kontak langsung antara individu
maupun kelompok yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang
sama. Dalam kelompok-kelompok teman sebaya ini mereka
cenderung malakukan kegiatan secara bersama-sama karena merasa
nyaman dan senang dengan pergaulan teman sebayanya.
Dalam minat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler siswa yang
memiliki pergaulan teman sebaya cenderung mengikuti teman
sebayanya dalam memilih ekstrakurikuler yang diminati. Apabila
salah satu atau beberapa teman dalam satu kelompok mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tertentu maka siswa yang lain atau teman
sebayanya yang lain juga mengikuti minat ekstrakurikuler sama.
Sehingga memalui pergaulan teman sebaya siswa dapat memilih
kegiatan ekstrakurikuler dan lebih semangat dikarenakan siswa
merasa nyaman dan senang dalam mengikuti kegiatan tersebut.
2. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat ekstrakurikuler
Merupakan lingkungan pendidikan pertama anak untuk dapat
dengan baik di lingkungan sekitarnya.Dengan adanya pendidikan di
keluarga siswa dapat memiliki bekal sifat kepribadian yang diajarkan
di keluarga untuk mengikuti kegiatan yang ada disekolah.
Dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler siswa cenderung
memilih kegiatan ekstrakurikuler dengan bantuan atau saran dari
keluarga. Karena siswa memiliki ikatan yang kuat dengan
keluarganya maka siswa menganggap bahwa kelaurga memiliki
pengetahuan yang lebih mengenai, potensi maupun bakat yang
dimiliki siswa sehingga siswa merasa kelaurga dapat menentukan
kegiatan ekstrakurikuler seperti apa yang cocok untuknya.
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi setiap
individu, lingkungan keluarga juga lebih menganal pribadi setiap
individu secara baik.Melalui pengenalan ini keluarga dapat
memberikan saran untuk siswa mampu meningkatkan potensi yang
ada didalam diri setiap siswa sehingga dapat memperoleh prestasi
dalam kegiatan ekstrakurikuler.
3. Pengaruh pergaulan teman sebaya dan lingkungan keluaraga terhadap
minat ekstrakurikuler
Pergaulan teman sebaya merupakan individu yang memiliki usia
yang sama atau sejajar dan berkumpul bersama sehingga memberikan
efek senang dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu
pertama bagi setiap individu dengan adanya dukungan dari setiap
keluarga untuk siswa dapat mengemabangkan potensi dalam dirinya
maka akan timbul perasaan senang sehingga dapat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dengan baik. Melalui kedua lingkungan tersebut siswa
dapat mengembangkan wawasan yang dimilikinya, dan
mengembangkannya secara lebih baik lagi melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan disekolah.
Berdasakan kerangka berfikir yang telah dijelaskan sebelumnya maka
dapat ditentukan variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel dependen diberi
notasi (X1), (X2) dan variabel independen diberi notasi (Y).dapat dilihat pada
paradigma penelitian seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Keterangan :
X1 : Pergaulan Teman Sebaya
X2 : Lingkungan Keluarga
X1
Y
Y : Minat Ekstrakurikuler
: Pengaruh
F. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:96), hipotesis adalah jawaban sementara yang
dikemukakn dari rumusan masalah yang ada dalam penelitian. Berdasarkan
masalah, kajian teori dan penelitian relevan yang telah dibahas sebelumnya
maka dapat dikemukakan hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini
adalah :
1. Terdapat pengaruh signifikan antara Pergaulan Teman Sebaya
terhadap Minat Ekstrakurikuler siswa SMP N 2 Pabelan.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :
H0 : β = 0
H1 : β ≠ 0
β< 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
β> 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
2. Terdapat pengaruh signifikan antara Lingkungan Keluarga terhadap
Minat Ekstrakurikuler siswa SMP N 2 Pabelan.
H0 : β = 0
H1 : β ≠ 0
β< 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
3. Terdapat pengaruh signifikan antara Pergaulan Teman Sebaya dan
Lingkungan Keluarga terhadap Minat Ekstrakurikuler siswa SMP N 2
Pabelan.
H0 : β = 0
H1 : β ≠ 0
β< 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima