• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Peserta didik dan Peserta Didik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Peserta didik dan Peserta Didik"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya meningkatkan Minat Baca Anak Sekolah Dasar Khairul Jalil F03112049

Abstrak

Masalah dalam jurnal ini adalah rendahnya minat baca siswa Sekolah Dasar yang masih rendah. Jurnal ini dibuat dengan cara mengolah data dari hasil penelitian maupun gagasan para ahli yang kami kumpulkan selama satu bulan. Untuk meningkatkan minat baca siswa Sekolah Dasar perlu adanya motivasi ekstrinsik yaitu Sekolah atau guru, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Upaya untuk meningkatkan minat baca siswa SD dapat melibatkan orangtua, guru, dan serta masyarakat. Agar dapat menciptakan lingkungan baca yang kondusif, baik disekolah maupun dimasyarakat. Misalnya pengadaan perpustakaa ataupun dengan rutin mengunjungi perpustakaan bersama- sama pada mata pelajaran tertentu untuk mencari lebih banyak ilmu pengetahuan melalui buku- buku yang tersedia di perpustakaan.

Kata Kunci : Minat baca, motivasi ekstrinsik Pendahuluan

Sekolah Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar 9 tahun merupakan lembaga pendidikan pertama yang menekankan siswa belajar membaca, menulis dan berhitung. Kecapakan ini merupakan landasan, wahana,dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar menggali dan menimba ilmu pengetahuan lebih lanjut.Tanpa penguasaan tersebut bagi siswa akan mengalami kesulitan menguasai ilmu pengetahuan (Depdikbud, 1991/1992:11).

Perihal minat berhubungan dengan kebiasaan. Minat dan kebiasaan adalah dua pengertian yang berbeda tetapi berkaitan. Pengertian minat menurut Poerbakawatja (1982:214) adalah ”kesedian jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar.”

Menurut Thursan Hakim (2000:35) Minat adalah suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui, mempelajari, dan untuk membuktikannya lebih lanjut tentang objek tertentu dengan perngertian aktif terhadap objek tersebut.

(2)

tujuan. Menurut Safari (2005:111) minat baca adalah skor murid yang diperoleh dari tes belajar yang mengukur aspek (1) kesukaan yang indikatornya gairah dan inisiatif, (2) ketertarikan yang indikatornya responsif dan kesegeraan,(3) perhatian yang indikatornya konsentrasi dan ketelitian,(4) keterlibatan yang indikatornya kemauan dan keuletan.

Minat baca pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri, semakin kuat hubungan tersebut semakin kuat minatnya. Rendahnya minat baca dikalangan anak dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua yang kurang memberikan contoh kegemaran membaca kepada anak. Selain itu kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan anakanya selama kegiatan belajar disekolah, hal ini disebabkan kurangnya konsep pendidikan yang diterapkan oleh orang tua. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap minat baca anak, karena pengaruh ajakan teman main yang begitu kuat. anak akan lebih memilih bermain dengan teman-temannya dibandingkan dengan membaca buku.

Membaca merupakan salah satu pintu utama untuk dapat mengakses pengetahuan. Pengetahuan ini tentunya akan dapat dipahami dan dikuasai secara maksimal melalui proses belajar yang giat, tekun, dan terus menerus. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan dengan melakukan aktivitas membaca itu sendiri. Dengan bekal pengetahuan itulah manusia mampu menyelesaikan segala permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya. Tanpa pengetahuan, tentunya manusia akan banyak menemui kesulitan dalam memecahkan setiap masalah yang dihadapinya. Sekolah Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar 9 tahun merupakan lembaga pendidikan pertama yang menekankan siswa belajar membaca, menulis dan berhitung. Kecakapan ini merupakan landasan, wahana,dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar menggali dan menimba ilmu pengetahuan lebih lanjut. Tanpa penguasaan

tersebut bagi siswa akan mengalami kesulitan menguasai ilmu pengetahuan (Depdikbud, 1991/1992:11).

(3)

yaitu ingin sekolah. Menurut Hurlock (1980:168), umumnya anak pada mulanya bergairah ke sekolah. Pada akhir kelas dua, banyak yang merasa bosan, mengembangkan sikap menentang dan kritis terhadap tugas-tugas akademis, meskipun anak masih menyukai kegiatan non-akademis. Sikap anak

sangat dipengaruhi oleh menarik tidaknya cara guru menyajikan bahan yang 2 harus dipelajari dan bagaimana ia memandang bahan-bahan ini dalam kaitannya dengan pekerjaan di masa depan.

Membaca di Sekolah Dasar merupakan landasan bagi tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sebagai kemamuan yang mendasari tingat pendidikan selanjutnya, maka membaca perlu mendapat perhatian guru, sebab jika dasarnya tidak kuat pada tahap pendidikan berikutnya siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat memperoleh dan memiliki pengetahuan.

Dalam proses membaca siswa siswa menjadi bagian penting dalam menunjang prose pembelajaran. Syafi’ie (2008:2) menyatakan sebagai berikut : 1) Memperoleh informasi dan tanggapan yang tepat atas berbagai hal, 2) Mencari simbol, menyimpulkan, menyaring dan menyerap informasi dari bacaan, 3) mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan menarik manfaat dari bacaan.

Hasil studi perbandingan tentang kemampuan memperoleh serta memahami informasi dan bacaan terungkap dalam The International Association Evaluation Achievement (IAEA) terhadap kelas IV Sekolah Dasar dari 30 negara, ternyata Indonesia menduduki urutan yang ke-29 dari 30 negara peserta (Totong, 1998:9). Pada tahun 1992 laporan International for the Evaluation of Educational Achievement (IEA) menyatakan bahwa kemampuan membaca siswa SEKOLAH DASAR Indonesia menduduki peringkat ke- 26 dari 27 negara sample (Dekdikbud,1997:25).

(4)

Masalah

1. Bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa Sekolah Dasar?

2. Apa aja kendala minat baca siswa Sekolah Dasar? 3. Kapan anak-anak dikatakan memiliki minat baca?

4. Di mana anak-anak bisa mendapatkan keterampilan membaca? 5. Bagaimana cara meningkatkan minat baca anak Sekolah Dasar?

Tujuan

1. Memahami dan menjelaskan Minat baca anak Sekolah Dasar 2. Mengetahui pentingya mempelajari minat baca anak Sekolah Dasar

3. Menjelaskan hubungan antara minat baca anak dengan prestasi akademik anak Sekolah Dasar

4. Memberikan gambaran tentang upaya yang bisa lakukan untuk meningkatkan minat baca anak Sekolah Dasar

5. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dalam upaya meningkatkan keterampilan membaca anak Sekolah Dasar.

Manfaat

1. Manfaat Teoretis

Hasil tulisan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang minat baca siswa Sekolah Dasar dan Cara meningkatkan minat baca anak Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah dan Guru Sekolah Dasar

Sebagai masukan dalam peningkatan minat baca siswa Dapat menambah pengetahuan dalam rangka menumbuhkan minat baca siswa terhadap buku pelajaran .

(5)

Untuk memberikan gambaran secara lengkap bahwa minat baca mempengaruhi pola pikir siswa dan agar para orang tua turut mengembangkan minat baca anak.

Pembahasan

Faktor-faktor yang mendorong minat menurut Sutini adalah sebagai berikut. Pertama faktor kebutuhan, karena adanya kebutuhan tertentu orang mempunyai minat untuk memenuhi kebutuhan itu. Kedua faktor perasaan; perasaan sukses, senang, mendorong timbulnya minat, sedangkan perasaan kecewa, gagal, menghambat atau bahkan menghilangkan minat. Ketiga, faktor lingkungan; maksudnya minat dipengaruhi dorongan untuk diterima atau diakui oleh lingkungan .

Membaca bukanlah objek dari minat tetapi membaca merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi minat. Melalui membaca, informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh. Inilah motivasi pokok yang dapat mendorong timbul dan berkembangnya minat anak. Apabila minat ini sudah tumbuh dan berkembang, dalam arti bahwa anak sudah dimulai suka membaca, maka minat baca pun akan meningkat.

(6)

Di jenjang Sekolah Dasar, usia ini dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu kelas rendah (kelas 1-3 Sekolah Dasar) dan kelas atas (kelas 4-6 Sekolah Dasar). Menurut Karmila Wardhana, memiliki

ciri khas yang berbeda.

1. KELAS 1-3 Sekolah Dasar

Anak di kelas bawah masih menapaki masa transisi dari taman kanak-kanak yang aktivitas belajar dilakukan sambil bermain ke jenjang Sekolah Dasar yang formal. Mereka dituntut untuk banyak berada dalam dalam kelas dan duduk tenang memperhatikan penjelasan guru serta mengerjakan tugas-tugas.

(7)

lama karena rentang perhatian maksimal sekitar 15 menit. Jadi, mereka tidak dapat dikatakan nakal jika tidak bisa duduk tenang di kelas.

Berkaitan dengan masa transisi ini, orang tua harus peka dengan kemungkinan munculnya school phobia pada anak. Pahamilah bahwa perubahan-perubahan dari TK ke Sekolah Dasar sering membuat murid kelas rendah “ketakutan”.

Belajar sambil bermain itu menyenangkan. Foto:wordpress.com

Agar anak dapat melalui masa transisinya dengan mulus, orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi belajar yang pas menurut ciri khas anak usia kelas 1-3 Sekolah Dasar atau kurang lebih 6-8 tahun. Inilah pokok-pokoknya:

a. Belajar sambil bermain

(8)

Manfaatkan kesempatan ini. Ilustrasi: edulink.networks.net

Sampai saat ini Pekerjaan Rumah (PR) untuk murid kelas rendah masih menjadi pro-kontra. Menurut Mila, selama tidak berlebihan, sebenarnya PR banyak memberi manfaat. Salah satunya untuk mengulang sedikit pelajaran yang sudah didapat anak di sekolah. Masalah timbul kalau anak sering dijejali PR. Inilah yang sering menjadi beban bagi anak.

c. Beri dukungan

Dukungan memang selalu diperlukan, terutama saat anak menghadapi masa-masa sulit di sekolah. Bentuk bisa sangat sederhana. ketika anak memperoleh nilai buruk, kita tidak perlu menjatuhkan vonis bahwa ia bodoh atau pemalas.

d. Jadilah model yang baik

Ini berarti orang tua jangan sampai terlihat santai saat anak sedang belajar. Misalnya, ketika sedang mengerjakan PR anak melihat ibunya menonton televisi dan ayahnya tidur. Jangan samapai anak berpikiran bahwa orangtua tidak adil. Seperti menemani anak sambil membaca koran atau buku. Dengan begitu anak akan mendapat panutan.

e. Tetapkan jam belajar

(9)

Misalnya, dari jam 5 sampai 7 disepakati sebagai jadwal belajar anak. Namun, jadwal harus dibuat dengan mempertimbangkan jam sekolahnya. Berilah ia waktu untuk berisitirahat sebelum waktu belajar. Saat waktunya belajar, anak harus diberi pengertian bahwa rentang waktu itu harus diisi hanya untuk kegiatan belajar. Artinya ia tidak nonton teve, tidak mendengarkan radio, atau tidak bermain playstation.

2. ANAK 4-6 Sekolah Dasar

Anak-anak Sekolah Dasar kelas atas sudah diharapkan memiliki self learning regulation atau kesadaran untuk belajar sendiri. Jika pada anak kelas 1-3 Sekolah Dasar, orang tua masih sangat terlibat dalam proses belajar anak, maka pada anak kelas 4-6 Sekolah Dasar orang tua hanya menjadi pendamping. Mereka harus tahu apa yang harus mereka lakukan. Namun, orang tua tetap perlu menumbuhkan motivasi belajarnya agar tak kendur. Caranya, ingatlah bahwa salah satu ciri anak usia ini adalah penggunaan logika yang sudah semakin mendalam. Orang tua perlu memberikan alasan-alasan yang masuk akal tentang pentingnya belajar.

a) Kaitkan dengan Hobinya

Kalau hobi anak adalah menonton acara kuis di TV, orang tua bisa

memberi komentar. “Dia bisa menang dan mendapat hadiah karena pintar. Wah, pasti dari kecil dia sudah senang belajar dan bisa mengatur waktu”.

(10)

b) Ajak untuk membuat Jadwal

Pada usia ini biasanya anak mulai memiliki banyak kegiatan. Ada latihan basket, renang, jalan-jalan dengan teman, juga main games. Oleh karena itu, libatkan anak dalam pengaturan jadwal kegiatannya. Jelaskan bahwa anak boleh memiliki kegiatan apa pun, tapi belajar merupakan prioritas utama. Dengan diberi pengertian seperti itu dan dibiarkan mengatur jadwal sendiri, ia tidak akan merasa terpaksa. Jangan lupa, keterpaksaan hanya akan mengendurkan motivasi anak dalam belajar.

c) Rencanakan Masa Depan

Karena murid-murid kelas atas, terutama kelas 5 dan 6 sudah akan memasuki sekolah lanjutan, orang tua perlu mengajak anak untuk mengadakan rencana masa depan. “Kamu mau masuk SMP mana? Kira-kira di situ NEM-nya berapa, ya? Yuk kita mulai kejar dari sekarang supaya kamu bisa lolos ke sana!” .

Membaca Pemahaman

Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (KBBI,1991). Pada membaca mata mengenali kata, sementara pikiran menghubungkan dengan makna. makna kata dihubungkan satu denganyang lain sehingga menjadi makna frase, klause, kalimat, dan akhirnya makna seluruh bacaan.Membaca diartikan sebagai proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis ( Banomo dalam Khalid A.Harras, 1998:7). Dari pengertian membaca tersebut tersirat bahwa ketika anak melakukan kegiatan membaca, kegiatan tersebut harus disertai pemahaman. Dengan kata lain, pada saat membaca anak harus dapat memahami maksud atau arti dari lambang-lambang bunyi bahasa tulis yang dibacanya.

(11)

tersebut bukanlah tingkatan yang bersifat terpisah secara lansung. Namun, Pada tingkat membaca permulaan fokus kegiatan adalah penguasaan system tulisan, Tetapi, telah dimulai pembelajaran membaca pemahaman walaupun masih terbatas. Sebaliknya, pada tingkat membaca lanjut fokus kegiatan ialah pada pemahaman isi bahan bacaan, perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik membaca.

Dalam proses membaca pemahaman ada empat level yang bertahap, yang meliputi (Burns, 1980:369) : 1) pemahaman literal, 2) pemahaman interpretatif, 3) pemahaman kritis, 4) pemahaman kreatif. Setiap level dipandang sebagai suatu jenis kemampuan tersendiri. Dalam prosesnya untuk level yang lebih tinggi selalu melewati proses pada level di bawahnya (Nurhadi, 1987:72).

Upaya yang dapat Dilakukan untuk Meningkatkan Minat Baca

Kegemaran membaca siswa kelas Sekolah Dasar tidak akan tumbuh secara optimis. Oleh karena itu minat baca siswa Sekolah Dasar harus ditanamkan, ditumbuhkan serta dipupuk , dan dibina sejak usia dini, khususnya usia Sekolah Dasar. Baik minat maupun motovasi, keduanya mengacu dan berorientasi pda pemenuhan kebutuhan dasar individu murid, yaitu kebutuhan untuk memperoleh rasa aman, status atau kedudukan tertentu, afektif, dan kebebasan.

(12)

1. sekolah/guru

Untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca pada siswa SD, guru dapat memberikan tugas yang dapat membuat siswa kelas III SD harus membaca, tanpa melupakan minat setiap siswa. Upaya sekolah/guru untuk meningkatkan minat baca siswa sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat melalui bidang-bidang. 1) Pengadaan Bahan Bacaan Sekolah/guru mendata buku bacaan yang sesuai untuk SD di perpustakaan sekolah, 2) Pengelolaaan dan Permodelan, yaitu guru memenejemen siswa agar termotivasi untuk membaca, baik dari buku pelajaran maupun sumber lain.

2. Lingkungan Keluarga

(13)

Menurut penelitian manitoba education, Citizenship and Youth(2004) mengungkapkan Tujuh cara yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu anak dalam membaca yaitu. 1) Berkomunikasi dengan anak, 2) Buatlah suasana membaca yang menyenangkan, 3) Ajak anank membaca setiap hari, 4) Berilah contoh, 5) Berdiskusi tentang buku anak, 6) Dengarkan saat anak membaca, 7) Tunjukkan pada anak bahwa kita menghargai bacaan dia.

(Gambar: pepperexpress.co.za)

Bagi banyak anak, membaca ataupun belajar membaca bisa menjadi hal yang sangat menantang. Tidak sedikit anak yang mengalami kesulitan membaca, padahal membaca adalah hal penting untuk membuka pintu mereka kepada ilmu pengetahuan. Jika anak mengalami kesulitan membaca, teruslah menciptakan solusi kreatif untuk menumbuhkan minat baca anak Anda. kita juga dapat melakukan bebererapa hal di bawah ini dalam lingkungan keluargha agar anak rajin membaca

a. Membaca dengan lantang

Membaca dengan suara keras dan lantang adalah cara terbaik dan mudah untuk meningkatkan kosakata, kefasihan, dan daya pemahaman anak. Selain itu, mendengarkan orang tua membaca buku juga sangat membantu anak untuk memahami cerita, meskipun mereka tidak mampu memahami semua kata-katanya.

(14)

Anak dari segala umur bisa mendapatkan manfaat dari melihat gambar-gambar di buku bergambar-gambar, karena gambar-gambar menyediakan petunjuk penting yang akan membantu anak Anda memahami dan mengantisipasi kata-kata tertentu di dalam bacaan. Misalnya, ketika anak Anda melihat gambar bulan dan tertulis kata "bulan" di sana, maka ia akan mengenali kata tersebut. Memulai dengan gambar juga membantu anak untuk lebih fokus pada makna cerita, karena ada beberapa anak yang terlalu fokus pada huruf sehingga mereka justru tidak memahami arti ceritanya. Selain itu, gambar juga dapat mengurangi perasaan frustasi anak dan meningkatkan pemahaman mereka.

c. Tahu apa yang normal

Apakah buah hati Anda yang berusia 4 tahun sudah pandai membaca? Atau dia justru mengalami kesulitan untuk memahami huruf? Jika anak Anda adalah yang terakhir, maka tidak perlu khawatir karena itu normal. Kenyataannya, kedua keadaan di atas sama-sama normal. Sebelum anak memasuki masa sekolah, mereka telah mengenal bentuk buku dan kata-kata yang terdapat di dalamnya, yang dibaca dari kiri ke kanan. Seiring bertambahnya usia, mereka akan mulai mengenal bunyi, huruf, dan cerita dan mulai bisa menebak kata-kata. Di tahapan selanjutnya, anak akan mengalami perkembangan seperti membaca lebih banyak kata, bahkan dengan ekspresi, dan mereka juga mampu membaca dengan pemahaman.

d. Baca bergantian

Ketika membacakan cerita untuk anak, biarkan mereka juga turut membaca percakapan suatu karakter tertentu. Minta mereka untuk membaca dengan lantang secara bersama-sama dengan Anda. Membaca dengan cara ini akan menambah pemahaman mereka ketika membaca. Jika anak Anda belum bisa membaca, minta ia untuk menerangkan gambar yang ada atau berikan ia pertanyaan mengenai halaman yang baru saja Anda bacakan.

e. Bermain kata-kata

(15)

di kulkas, dan permainan lainnya yang akan membuat anak Anda bermain dengan kata-kata dan suara.

f. Berbagi strategi

Pembaca yang baik biasanya mulai membaca dengan memindai judul dan sub judul, sedangkan pembaca yang buruk biasanya merasa kewalahan dengan jumlah kata yang ada, sehingga mereka akan menyerah bahkan sebelum membaca. Jangan biarkan anak Anda menjadi tipe pembaca yang kedua. Untuk itu, jelaskan pada mereka bagaimana Anda melakukan pendekatan pada sebuah buku ataupun artikel.

3. Lingkungan Masyarakat

(16)

Oleh karena untuk siswa usia SD, pergi bermain masih berada di lingkungan rumah.

Upaya lain yang bisa di lakukan masyarakat untuk meningkatkan minat baca siswa SD yaitu dengan mengadakan lomba membaca pada harihari besar pada tingkat RT atau desa yang bisa menampung banyak siswa SD. Jenis lomba membacanya sangat banyak, misalnya lomba ketrampilan memahami isi, ketrampilan membaca puisi, bercerita tentang buku yang telah di baca, kemampuan mengingat judul dan pelaku, atau jumlah buku yang telah dibaca. Dengan banyaknya jenis lomba dan hadiah yang tersedia akan mendorong timbulnya minat siswa untuk gemar membaca.

Simpulan

Faktor-faktor yang mendorong minat anak yaitu faktor kebutuhan, faktor perasaan, dan faktor lingkungan. Ketiga faktor tersebut harus terpenuhi dan saling dibutuhkan. Dalam memulai proses membaca permulaan hingga membaca lanjut (membaca pemahaman). Apabila minat ini sudah tumbuh dan berkembang, dalam arti bahwa anak sudah dimulai suka membaca, maka minat baca pun akan meningkat.

Dalam proses membaca pemahaman ada empat level yang bertahap, yang meliputi pemahaman literal, pemahaman interpretatif, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif.

Upaya untuk meningkatkan minat baca siswa SD dapat melibatkan orangtua, guru, dan serta masyarakat. Agar dapat menciptakan lingkungan baca yang kondusif, baik disekolah maupun dimasyarakat. Misalnya pengadaan perpustakaan.

Saran

(17)

mempertahankan dan meningkatkan fasilitas buku di perpustakaan demi pelajaran tertentu untuk mencari lebih banyak ilmu pengetahuan melalui buku-buku yang tersedia di perpustakaan.

Daftar pustaka

Ali, L. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Anonim. 2001. Helping your child learn to read A Parent’s

Guide.http://www.edu.gov.mb.ca/ks4/docs/parents/learn/read.html. diunduh tanggal 5 juni 2013

Burns, Roe, 1996. Teachcing Reading in Today’s Elementary Schools. Boston: Houghton Mifflin Company

Depdikbud, 1991/1992. Petunjuk Pengajaran Membaca Menulis di Kelas III-IV Sekolah Dasar. Jakarta: Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdikbud, 1997. Laporan Lokakarya Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca Siswa. Jakarta: Depdikbud

Harras, Khalid, A. 1998. Membaca I.Jakarta: Depdikbud

Hurlock, Elizabeth.1990. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta:Erlangga Nurhadi, 1997. Kapita Selekta Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Malang: FPBS IKIP Malang

Poerbakawatja, Suganda. 1992. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. Rosidi, Ajip, 1973. Pembinaan Minat Baca Apresiasi dan Penelitian Sastra. Jakarta: Panitia Tahun Buku Nasional

Sugihartati, Rahma. 1997. Perilaku dan Kebiasaan Anak Gemar Membaca (Kasus Keluarga Perkotaan di Surabaya). Jakarta: LP3S.

(18)

Syafi’ie, Imam, 1999. Pengajaran Membaca di Kelas-kelas Awal SD: Pidato Pengukuhan Guru Besar. Malang: Universitas Negeri Malang

Thursan Hakim, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, Jakarta : Gramedia, 2000

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data dalam tabel berdasarkan variabel dari seluruh responden,

Berikut hal- hal yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan adalah (a) menentukan jadwal penelitian, (b) menganalisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi

Dalam beberapa literatur pendekatan SFBT juga disebut sebagai Terapi Konstruktivis (Constructivist Therapy), ada pula yang menyebutnya dengan Terapi Berfokus Solusi

〔民集未登載最高裁民訴事例研究四四〕債務者の代理人弁護士が債権者一般に対して債務整理開

Hal ini diduga lahan yang digunakan untuk penelitian telah digunakan sebelumnya sehingga unsur hara masih tersedia di tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman

Menurut Harahap (2004:10) dalam Supadmi (2010:14) “bahwa self assessment membawa misi dan konsekuensi perubahan sikap (kesadaran) warga masyarakat untuk membayar pajak

b, Apr waktu penyelesaian proyek tidak mengalami keterlambatan maka diperlukan penjadwaian yang lebih optimal, salah satunya dengan PDM dimana pekerjaan dapat dilakukan secara

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan