LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
“PENGENALAN ZAT ANORGANIK DAN KIMIA ANORGANIK”
Dosen Pengampu
: Asiyah Nurrahmajanti, M.Si
Disusun Oleh
: Maulana Aji
(1177040043)
Anggota Kelompok
: Citra Dewi Pratiwi
(1177040017)
Diani Kusumaningrum (1177040022)
Fanny Kusuma W
(1177040027)
Hana Nur Hanifa
(1177040031)
Tanggal Percobaan
:
Jum’at, 14 September 2018
Tanggal Pengumpulan
: Jum’at, 21 September 2018
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Penelitian
1. Menentukan kadar air dari sampel tanah kebun, susu bubuk, dan daun jawer ayam pada suhu 105℃
dan 200℃
2. Menentukan kadar air pengotor pada destilasi air sumur
3. Mengidentifikasi Aluminium pada sampel tanah kebun pada NaOH 1 M dan NaOH 6 M
4. Mengidentifikasi ion Mg+ pada sampel daun jawer ayam
1.2 Tinjauan Pustaka
Senyawa Anorganik didefinisikan sebagai pada alam (di tabel periodik) yang pada umumnya
menyusun material/benda tak hidup. Semuanya senyawa yang berasal dari makhluk hidup
digolongkan dalam senyawa organik sedangkan yang berasal dari mineral digolongkan senyawa
anorganik. (Svehla,1990).
Cawan penguapan atau cawan porselen terbuat dari porselen, bentuknya menyerupai
mangkuk. Berfungsi untuk menguapkan larutan. Mengenal alat dan bahan kimia serta cara
pemakaiannya hal yang sangat penting dalam praktikum. Banyak bahan kimia yang harus ditangani
dengan hati-hati karena sifatnya berbahaya dan beracun (Padjaatmaka,1990).
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat
kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air
gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat. Kadar air
pada titik layu permanen adalah yang dinyatakan dengan persentase berat kering. Pada saat daun
tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air secara permanen
sebagai akibat pengurangan persediaan kelembaban tanah (Sutanto 2005).
Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah. Air ini harus tersedia
pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Tumbuhan air
memerlukan air lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan lainnya. Air merupakan substansi yang
paling umum di atas bumi dan diperlukan untuk semua kehidupan. Penyediaan air tawar dalam jangka
waktu lama selama terus-menerus sama dengan presipitasi (hujan) tahunan yang rata-ratanya 26 inci
(650 mm) untuk permukaan lahan dunia. Air dibagikan tidak merata oleh curah hujan, berubah bentuk,
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat tercemar (Hanafiah 2014).
Praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam suatu bahan seperti daun dan buah
mengeluarkan atau menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air
tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai
suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya (Deman, 1989).
Kadar air dalam suatu bahan makanan seperti kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, dan
susu. Metode yang digunakan adalah oven pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk
mengeluarkan atau menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air
tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai
suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya.
Distilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali
menjadi cairan. Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi
komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa air. Semua komponen tersebut terdapat dalam
fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui penguapan (evaporasi) pada titik
didihnya. Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara distilasi adalah
komposisi uap harus berbeda dari komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan,
dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap. Suhu cairan yang mendidih merupakan titik
BAB II METODOLOGI
2.2 Alat dan Bahan
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Cawan Porselen 75&75 ml 3 Buah
2 Oven - 1 Buah
3 Neraca Analitik - 1 Buah
4 Tabung Reaksi - 2 Buah
5 Pipet Tetes - 6 Buah
6 Indikator Universal - 1 Box
7 Batang Pengaduk - 2 Buah
8 Erlenmeyer 250 ml 1 Buah
9 Termometer 150ᵒC 1 Buah
10 Rangkaian Alat Destilasi - 1 Set
11 Gelas Kimia 100 ml 1 Buah
12 Pencepit Cawan - 1 Buah
13 Corong - 1 Buah
14 Gelas Ukur 25 ml 1 Buah
15 Labu Ukur 100 ml 1 Buah
No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1 Tanah Kebun - 25 Gram
2 Susu Bubuk - 5 Gram
3 Air Sumur - 25 ml
4 Daun Jawer Ayam - 5 Gram
5 Larutan NaOH 40% 10 M 100 ml
6 Larutan H2SO4 1 M 200 ml
7 Larutan NaOH 1 M 100 ml
8 Larutan HCL 6 M 100 ml
9 Larutan Na2SO4 6 M 50 ml
10 Aquades - 500 ml
2.2 Skema Prosedur
2.2.1 Preparasi Cawan Porselen
-Disiapkan 3 cawan porselen
-Dipanaskan 3 cawan porselen ke dalam oven -Diletakkan cawan dalam desikator
-Ditimbang 3 cawan porselen dalam neraca -Diukur dan dicatat hasilnya
2.2.2 Kadar Air Tanah Kebun
- Ditimbang tanah kebun sebanyak 25 gram - Diletakkan tanah kebun pada cawan porselen - Dipanaskan sampai 105℃ selama 1 jam - Dikeluarkan & dinginkan sampai suhu ruang - Ditimbang beratnya dan catat hasilnya
- Dipanaskan sampai 200℃ selama 1 jam - Dikeluarkan & dinginkan sampai suhu ruang - Ditimbanglah beratnya dan catat hasilnya
2.2.3 Kadar Air Susu Bubuk
- Ditimbang tanah kebun sebanyak 5 gram - Diletakkan tanah kebun pada cawan porselen - Dipanaskan sampai 105℃ selama 1 jam - Dikeluarkan & dinginkan sampai suhu ruang - Ditimbang beratnya dan catat hasilnya
Cawan Porselen
Cawan Porselen
Tanah Kebun
Tanah Kebun
Tanah Kebun
Susu Bubuk
- Dipanaskan sampai 200℃ selama 1 jam - Dikeluarkan & dinginkan sampai suhu ruang - Ditimbang beratnya dan catat hasilnya
2.2.4 Kadar Air Daun Jawer Ayam
- Ditimbang tanah kebun sebanyak 5 gram - Diletakkan tanah kebun pada cawan porselen - Dipanaskan sampai 105℃ selama 1 jam - Dikeluarkan & dinginkan sampai suhu ruang - Ditimbang beratnya dan catat hasilnya
- Dipanaskan sampai 200℃ selama 1 jam - Dikeluarkan & dinginkan sampai suhu ruang - Ditimbanglah beratnya dan catat hasilnya
2.2.5 Destilasi air sumur
- Disi labu destilasi dengan air sumur
- Dilakukan destilasi sampai ¼ labu destilasi - Dihentikan destilasi & keluarkan
- Didinginkan pada suhu kamar - Diukur dan dicatat volume - Dipanaskan dengan hot plate - Ditimbang dan dicatat hasilnya
2.2.6 Identifikasi Unsur Al
-Ditambahkan larutan NaOH - Dinetralkan dengan larutan H2SO4
- Disaring tanah kering
2.2.7 Identifikasi Ion Mg+
- Ditempatkan pada tabung reaksi - Ditambahkan HCl 6 N
- diaduk dan didiamkan - Diencerkan dengan aquades
- Diaduk dan disaring campuran tersebut - Dinetralkan dengan NaOH 6 M
- Ditambahkan Na2SO4
2.3. Prosedur Kerja
2.3.1 Preparasi Cawan Porselen
Mula-mula 3 cawan ukuran 75 dan 70 mL disiapkan. Kemudian 3 cawan tersebut dimasukkan dan dipanaskan ke dalam oven pada 105℃ selama 2 jam. Lalu 3 cawan itu dikeluarkan dan ditimbang pada neraca. Hasilnya dicatat.
2.3.2 Kadar Air Tanah Kebun
Tanah kebun sebanyak 24,3865 gram ditimbang pada neraca. Kemudian tanah kebun itu diletakkan pada cawan porselen dan dipanaskan pada suhu 105℃. Lalu cawan dan tanah kebun dikeluarkan dari oven dan dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit. Berat cawan dan tanah kebun ditimbang. Hasilnya dicatat. Kemudian tanah kebun dan cawan dimasukkan kembali ke dalam oven pada suhu 200℃ selama 103 menit dan dikosntankan selama 30 menit. Lalu cawan dan tanah kebun dikeluarkan dari oven dan dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit. Berat cawan dan tanah kebun ditimbang. Hasilnya dicatat.
2.3.3 Kadar Air Susu Bubuk
Susu bubuk sebanyak 5.0016 gram disiapkan dan ditimbang pada neraca. Kemuadian susu bubuk diletakkan pada cawan porselen dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105℃ selama 1 jam. Lalu cawan dan susu bubuk dikeluarkan dari oven dan didiamkan dalam desikator selama 15 menit. Cawan dan susu bubuk ditimbang dan hasilnya dicatat. Kemudian cawan dan susu bubuk dimasukkan kembali ke dalam oven pada 200℃ selama 103 menit dan dikonstankan selama 30 menit. Lalu cawan dan susu bubuk dikeluarkan dari oven dan didiamkan dalam desikator selama 15 menit. Cawan dan susu bubuk ditimbang dan hasilnya dicatat.
2.3.4 Kadar Air Daun Jawer Ayam
Endapan Al Endapan Al
Daun Kering
Daun jawer ayam sebanyak 5.0892 gram disiapkan dan ditimbang pada neraca. Kemudian daun jawer ayam diletakkan pada cawan porselen dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105℃ selama 1 jam. Lalu cawan dan daun jawer ayam dikeluarkan dari oven dan didiamkan dalama desikator selama 15 menit. Cawan dan daun jawer ayam ditimbang dan hasilnya dicatat. Kemudian cawan dan daun jawer ayam dimaukkan kembali ke dalam oven 200℃ selama 103 dan dikonstankan selama 300 menit. Lalu cawan dan susu bubuk dikeluarkan dari oven dan didiamkan dalam desikator selama 15 menit. Cawan dan daun jawer ayam ditimbang dan hasilnya dicatat.
2.3.5 Destilasi Air Sumur
Air sumur sebanyak 25 dimasukkan ke dalam pada labu destilasi. Alat-alat destilasi dirangkai dengan benar. Labu destilasi ditimbang dan dicatat. Labu destialsi yang sudah diisi dengan air sumur diletakkan diatas hot plate yang berisi minyak dan pada tabung kondensor dialirikan air dingin. Kemudian destilasi dilakukan sampai air sumur mencapai volumenya ¼ labu destilasi. Lalu didiamkan sampai suhu kamar. Air sumur dalam labu destilasi dipanaskan kembali di atas air sampai air sumur dalam destilasi habis. Labu destilasi ditimbang dan hasilnya dicatat.
2.3.6 Identifikasi Unsur Al
Tanah kebun kering sebanyak 5 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas kimia. Kemudian tanah kebun kering dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml dan ditambahkan dengan NaOH 40% sebanyak 5 ml. Campuran diaduk dan ditambahkan H2SO4 sampai PH campuran menjadi
6-8. Lalu campuran disaring dengan kertas saring dan hasil saringan (filtrat) dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi. Pada tabung reaksi 1 ditambahkan NaOH 1 M. Endapan Al pada campuran itu diamati. Kemudian pada tabung 2 ditambahkan NaOH 6 M. Endapan Al pada campuran itu diamati.
2.3.7 Identifikasi Ion Mg+
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan
1. Preparasi Cawan
A.Cawan P (75 ml) = 45.1161 gram
B.Cawan P (75 ml) = 24.7507 gram
C.Cawan P (70 ml) = 32.6750 gram
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
2. Kadar Air Tanah Kebun
A. Berat Tanah K = 24.3865 gram
B. Cawan + Tanah K = 68.1372 gram
-Setelah dipanaskan 105℃
A. Berat Tanah K = 19.9046 gram
B. Cawan + Tanah K = 63.6953 gram
-Setelah dipanaskan 200℃
A. Berat Tanah K = 19.2323 gram
Gambar 4 B. Cawan + Tanah K = 62.8930 gram
C. Tanah semakin menghitam
3. Kadar air Susu Bubuk
A. Berat Susu B = 5.0016 gram
B. Cawan + Susu B = 50.1177 gram
-Setelah dipanaskan 105℃
A. Berat Susu B = 4.9230 gram
B. Cawan + Susu B = 50.0391 gram
-Setelah dipanaskan 200℃
Gambar 5 A. Berat Susu B = 3.6212 gram
B. Cawan + Susu B = 48.7373 gram
C. Susu semakin menghitam & keras
4. Kadar Air Daun Jawer Ayam
B. Cawan + Daun = 37.7642 gram
Gambar 6 C. Susu semakin kecoklatan & kering
5. Destilasi Air sumur
Gambar 7 C. Air S ¾ destilat dalam erlenmeyer
D. Berat sampel 6. 0673 gram
-Berat labu destilasi setelah dikeringkan
A. Berat labu destilasi = 62.0958 gram
B. Kadar pengotor = 0.3008 gram
6. Identifikasi Al pada Tanah
A. Berat Tanah Kering = 5 gram
B. Terdapat endapan putih
3.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan untuk mengukur kadar air pada tanah kebun, susu bubuk, dan daun jawer ayam dengan metode pengovenan selama 1 jam dan 1 jam 30 menit. Kemudian juga mengukur kadar air pengotor pada proses destilasi dan mengidentifikasi Al pada tanah dan ion Mg pada daun jawer ayam.
Cawan porselen yang akan digunakan sebagai wadah sampel yang akan digunakan terlebih dahulu dipanaskan di dalam oven pada suhu 105℃ selama 1 jam. Hal ini dilakukan untuk menguapkan molekul air yang terdapat pada cawan tersebut pada cawan tersebut. Setelah pemanasan, cawan porselin tersebut kemudian didinginkan.
Pada dasarnya, pendingin cawan semestinya dilakukan di dalam desikator selama 15 menit. Desikator merupakan sebuah tempat yang di dalamnya terdapat silika gel yang dapat menyerap molekul air sehingga sampel dapat terbebas dari udara. Silika gel bersifat sebagai higroskopis, sehingga fungsinya adalah untuk menyerap molekul-molekul air yang ada pada ruang tersebut. Jadi molekul air yang dari sampel akan diambil oleh siliki gel tersebut. Percobaan ini dilakukan sebanyak 2 kali selama 2 jam yang berjuan untuk mengetahui berat konstan dari cawan tersebut.
Setelah cawan didinginkan. 3 sampel disiapkan dengan berat tanah kebun sebesar 24,3865 gram, susu bubuk sebesar 5.0016 gram, dan daun jawer sebesar 5.0892 gram. Lalu 3 sampel tersebut dimasukkan ke dalam cawan porselen yang akan dipanaskan pada suhu 105℃ selama 1 jam. Setelah itu didinginkan kembali. Ternyata berat dari sampel tersebut berkurang setelah pemanasan . Hal ini dikarenakan molekul air yang terdapat pada sampel menguap karena panasnya oven pada suhu 105℃ sedangkan titik didih air yang diketahui yaitu 100℃.
Berat tanah yang sudah dipanaskan pada 105℃ selama 1 jam sebesar 19.9046 gram dan randemennya sebesar 18.37 %. Hal ini dipengaruhi oleh besar kecilnya pemberian air pada permukaan tanah, karena pada saat pengambilan tanah pada musim kemarau jadi mungkin pemberian air pada tanah akan sedikit lebih berkurang daripada pada musim kemarau. Atau karena air akan turun ke lapisan yang lebih bawah dari permukaan tanah kebun. Hal ini juga dikemukakan oleh Buckman dan Brady (1982) yang menyatakan bahwa jika pemberian air pada permukaan tanah dihentikan, air akan turun ke bawah lebih cepat. Kemudian pada pemanasan kedua pada suhu 200℃ selama ∓ 1 jam 30 menit berat tanah kebun menjadi 19.2323 gram. Selisih dari pemanasan 1 dan pemanasan 2 yaitu hanya 0.6717 gram. Hal ini dikarenakan pada pemanasan 1 sudah banyak air yang menguap, maka pemanasan 2 akan lebih sedikit. Kemudian juga dikarenakan faktor pemanasan yang lebih panas dari pemanasan 1, yaitu 200℃. Maka pada pemanasan 200℃ menjadikan tekstur tanah kebun menjadi kering dan keras. Maka dapat disimpulkan bahwa tanah kebun setelah pemanasan 2 memiliki sedikit bahan organik dan juga memiliki pori-pori sedikit. Hal ini sesuai dengan Hardjowigeno yang menyatakan bahwa tanah-tanah bertekstur kasar dan berpori-pori sedikt lebih mempunyai daya menahan air lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus.
hanya 0.0786 gram. Artinya kadar air yang menguap pada susu bubuk ini paling sedikit daripada sampel lainnya. Hal ini karenakan perbedaan kandungan yang terdapat di dalamnya. Kemudian juga dikarenkan susu bubuk mempunyai kadar gula yang tinggi, maka pemanasan denga suhu 105℃ tidak mengakibatkan pergerakan pada permukaan bahan. Sehingga terlihat masih memliki berat kering yang cukup tinggi. Kemudian setelah pemanasan 2 jam pada 200℃ selama ∓ 1 jam 30 menit menjadikan warna dari susu bubuk menjdi menghitam. Hal ini dikarenakan suhu yang tinggi dapat menyebabkan perubahan warna pada susu bubuk. Kadar airnya pun sangat sedikit yang menguap, sehingga didapatkan air yang menguap sebesar 1.2968 gram dengann randemen 26.44 %. Pemanasan 1 menyebabkan lebih sedikit uap air yang terjadi karena pemanasan 1 lebih kecil daripada pemanasan 2.
Kemudian pada berat daun yang telah dipanaskan selama 1 jam pada 105℃ yaitu sebesar 1.5324 gram. Selisih berat sebelum dipanaskan dan sesudah yaitu 3.5568. Selish tersebut merupakan kadar air yang menghidlang dari sampel daun jawer ayam. Kadar air yang menghilang dari sampel jawer ayam memiliki randemen sebesar 69.88%. Randemen tersebut merupakan cuplikan kadar air yang menghilang pada daun jawer ayam. Randemen yang dimiliki daun paling besar dari samperl lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa kadar air yang ada pada daun jawer ayam sangat bannyak yang menguap. Hal ini dikarenakan pada daun terdapat banyak H2O yang dikirim dari xilem dan floem
untuk proses fotosintesis. Atau karna daun jawer ayam merupakan sumber senyawa organik sehingga, banyak air yang menguap. Kemudian pada pemanasan 2 yang dipanaskan pada suhu 200℃ selama ∓ 1 jam 30 menit. Pada pemansan 2 daun berubah warna menjadi hitam kecoklatan. Hal ini dikarenakan kadar air pada daun jawer ayam yang sudah banyak yang menguap pada 105℃ sehingga pada pemanasan 2 itu hanya sedikit kadar air yang mengup dan pemanasan pada suhu 200℃ menyebabkan keadaan fisik daun menjadi coklat kehitaman karna kadar air yang sudah mulai sedikit. Namun pada pemanasan 2 memiliki randemen sebesar 62.79 %. Randemen tersebut didsasarkan pada cuplikan kadar air pada pemanasan sebelumnya.
Pada percobaan destilasi air dalam labu destilasi diletakkan dalam minyak goreng. Hal ini dikarenakan agar minyak goreng dapat memanaskan labu destilasi sehingga air yang ada di dalamnya menguap. Jika yang digunakan untuk memanaskan labu adalah air juga, maka tidak akan berjalan proses destilasi, karna syarat terjadinya proses destilasi adalah titik didih dari larutan dalam labu destilasi dan di luarnya harus berbeda. Kemudian dipanaskan dan suhunya diukur dengan termometer. Suhu yang didapatkan ketika air mendidih yaitu 90℃ dan yang didapatkan ketika destilat ada pada suhu 97℃. Destilat tersebut merupakan hasil dari destilasi atau bisa disebut hasil setelah proses penegmbunan.
Pada identifikasi Al pada tanah kebun ini dilakukan dengan menambahkan larutan NaOH. Hal ini agar dapat mengidentifikasi Al dengan mudah pada hasil reaksinya. Reasksinya sebagai berikut:
Al3+ + NaOH(aq) Al(OH)3(s) + Na+(aq)
2Al(OH)3(s) + 3H2SO4(aq) Al2(SO4)3(aq) +6H2O(g)
Al2(SO4)3(aq) + 3NaOH(aq) 2Al(OH)3(s) + 3Na2SO4(aq)
Kemudian dapat diketahui bahwa kadar dari Al dapat ditentukan pada PH. PH bergantung pada banyaknya Al pada tanah. Namun pada percobaan kali ini PH yang didapatkan yaitu sekitar 6. Pada percobaan ini diapatkan Al pada penambahan NaOH 6 M berupa endapat putih (+++) dan pada NaOH 1 M terdapat endapat putih (++). Dari perbandingan keduanya maka dapat diketahui bahwa semakin basa suatu tanah maka akan semakin banyak kandungan Al. Semakin tinggi PH tanah maka akan semakin tinggi kadar Al.
Kemudian pada identifikasi Mg pada daun, didapatkan hasil endapan warna merah bata, Hal ini tidak sesuai dengan hasil yang diinginkan. Kemungkinan adanya terdapat kesalahan pada melakukan praktikum atau sudah tidak ada Mg pada daun karena kebanyakan senyawa pada daun yang sudah dipanaskan rusak karena panasnya oven. Namun pada dasarnya magnesium pada daun berfungsi sebagai meyusun klorofil, selain itu juga magnesium sebagai unsur hara esensial yang penting, karena magnesium begabung dengan ATP agar ATP dapat berfungsi. Endapan merah yang idhasilkan kemungkinannya bukan Mg tapi gula yang didapatkan
Penambahan HCl pada daun yang sudah dioven, berfungsi untuk mengetahui warna kandungan magnesium di dalamanya. Fungsi didiamkan selama 5 menit agar mungkin terdapat endapan. Kemudian penambahan NaOH untuk menetralkan larutan dan memunculkan endapat putih. Seperti reaksi berikut : Mg2+(aq) + HCl(aq) MgCl2(aq) + 2H+(aq)
MgCl2(aq) + 2NaOH(aq) Mg(OH)2(s) + 2NaCl(aq)
Mg(OH)2(s) + Na2SO4(aq) MgSO4(s) + 2NaOH(aq)
kemudian ditambah Na2SO4 mungkin untuk tetap berada pada kondisi asam setelah penambahan OH
-TUGAS PELAPORAN :
1. Dari percobaan yang sudah dilakukan terdapat ciri-ciri senyawa anorganik dalam identifikasi Al pada tanah, karena tanah dalam percobaan ini terdapat Al, sehingga inimerupakan ciri-ciri usnur anorganik yang mana mempunyai titik lebur pada 659℃(Svehla,1979). Sedangkan pada senyawa organik mempunyai titik lebur < 350℃
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan kali ini yaitu :
1. Kadar air dalam sampel tanah kebun, susu bubuk, dan daun jawer setelah pemanasan 1 jam pada suhu 105℃ yaitu 18.37 %, 1.57 %, dan 69.88 %. Kemudian kadar air setelah pemanasan ∓ 1 jam 30 menit pada suhu 200℃ yaitu 3.37 %, 26.44 %, dan 63.79 %
2. Kadar air pengotor pada pecobaan destilasi air sumur yaitu 0.3008 gram
3. Pada identifikasi Al pada tanah kebun didaptkan endapan putih (+++) pada penambahan akhir larutan NaOH 6 M dan didapatkan endapan putih (++) pada penambahan akhir larutan NaOH 1 M.
DAFTAR PUSTAKA
Deman, M. J. 1989. Kimia Makanan. Penerjemah: K. Padmawinata. ITB-Press,. Bandung. Padjaatmaka A.Hadyang. 1990. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Rajawali Pers Hardjowigeno, Sarwono H.1987. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademik Pressindo
LAMPIRAN
1. MSDS
No. Nama Senyawa Sifat Fisik Sifat Kimia
1. CaCO3 > Bubuk putih
> Larut dalam air dan asam
encer
> Mudah larut dalam air
> Stabil
> Mudah larut dalam air
5. HCl > Cairan tak berwarna
> ρ = 1.15gr/cm3
> Titik Leleh = -62.25°C
> Titik Didih = 108.58°C
> Mr = 17 gr/mol
> Larut dalam air dingin
M1 V1 = M2 V2
Kadar air pada sampel setelah dipanaskan dengan 105 ℃
c. Daun Jawer Ayam
% Kadar Air = M awal- M akhir
M awal 100%
= 5.0892- 1.5324
5.0892 100%
= 69.88 %
Kadar air pada sampel setelah dipanaskan dengan 200 ℃
a. Tanah Kebun
% Kadar Air = M awal- M akhir
M awal 100%
= 19.9046 - 19.2323
19.9046 100%
= 3.37 %
b. Susu Bubuk
% Kadar Air = M awal- M akhir
M awal 100%
= 4.923 - 3.6212
4.923 100%
= 26.44 %
c. Daun Jawer Ayam
% Kadar Air = M awal- M akhir
M awal 100%
= 1.5324 - 0.5702
1.5324 100%
= 62.79 %
C. Randemen Kadar air pengotor
Berat awal sampel = 6.067 gram
Berat pengotor = Berat labu destilasi setelah dioven – labu destilasi kosong
= 62.0958 – 61.795
3. Tabel
Tabel kadar air pada suhu 105 ℃
sampel massa c.k
massa sblm
dioven massa sdh dioven % air menguap dlm sampel
s + c s s + c s
T.Kebun 43.7507 68.1372 24.387 63.6953 19.905 18.37% S.Bubuk 45.1161 50.1177 5.0016 50.0491 4.923 1.57% Daun.J.A 32.675 37.7642 5.0892 34.2074 1.5324 69.88%
Tabel kadar air pada suhu 200 ℃
sampel massa c.k
massa sblm
dioven massa sdh dioven % air menguap dlm sampel
s + c s s + c s