3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Sugiyono (2011: 72), “penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Dalam penelitian ini terdapat dua kelas dengan kondisi yang homogen. Kelas pertama yaitu kelas kontrol atau kelas yang tidak diberikan perlakuan (treatment)
sedangkan kelas yang kedua yaitu kelas eksperimen atau kelas yang diberikan perlakuan (treatment). Dalam penelitian ini perlakuan (treatment) yang digunakan adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media.
3.1.2 Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2011: 73) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu:
1. Pre-experimental (non design), meliputi: one-shot case studi, one group pretest posttest, dan intect-group comparison
2. True experimental design, meliputi: pretest only control design, posttest only control design dan pretest posttest control group design
3. Factorial design
4. Quasi experimental design, meliputi: time-series design dan nonequivalent control group design
sama dengan pretest posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelompok kelas yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan diberi perlakuan (treatment) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media dan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan
(treatment).
Dalam desain ini, menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dengan diawali pemberian tes awal (pretest) yang diberikan pada kedua kelas, kemudian diberi perlakuan (treatment) dan diakhiri dengan sebuah tes akhir (posttest)
yang diberikan pada kedua kelas tersebut. Gambar 2 menggambarkan desain penelitian yang digunakan peneliti.
Gambar 2
Desain Experimen Nonequivalent Control Group Design Keterangan :
X : Perlakuan (treatment) model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
berbantuan media
O1 : Pengukuran awal hasil belajar (pretest) pada kelas eksperimen
O2 : Pengukuran akhir hasil belajar (posttest) pada kelas eksperimen
O3 : Pengukuran awal hasil belajar (pretest) pada kelas kontrol
O4 : Pengukuran akhir hasil belajar (posttest) pada kelas kontrol
O1 X O2
………
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61)
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 62). Menurut Sugiyono (2010: 62) terdapat dua teknik pengambilan sampel, yaitu:
1. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, a) Simple random sampling, b)
Proportionate Stratified Random Sampling, c) Disproportionate Stratified Random Sampling dan d) Cluster Sampling (Area Sampling).
2. Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sempel yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, a) Sampling Sistematis, b) Sampling Kuota, c) Sampling Insidental, d) Sampling Purposive, e) Sampling Jenuh dan f) Snowball Sampling.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Nonprobability Sampling
berupa teknik Sampling Insidental. Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdesarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
3.3 Subjek Penelitian
SD Negeri Munding sebagai kelas eksperimen berjumlah 30 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 55 siswa. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2
Destribusi Frekuensi Jumlah Sampel Kelas V
Kelas Nama sekolah Jumlah siswa Persentase
L P Total
Kelas kontrol
SD Negeri Bergas Lor 01 12 13 25 45% Kelas
eksperimen
SD Negeri Munding 15 15 30 55%
Jumlah seluruhnya 55 100%
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 38).
Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan media.
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,konsekuen. Variabel kan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA.
Y : Hasil belajar IPA
3.4.2 Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2011: 31), “definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur”. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. Dalam penelitian ini, definisi operasional mengenai model pembelajaran Make a Match, media, dan hasil belajar.
Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan prestasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kerjasama berpasangan, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi, dalam pembelajaran kooperatif tipe Make a Match siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.
yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
Hasil belajar merupakan hasil akhir proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai, aspek afektif yang menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dan aspek psikomotorik yang menunjukkan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1.1 Tes
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes. Bentuk soal dari tes tersebut adalah pilihan ganda. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas V materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana”.
3.5.1.2 Observasi
Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
3.5.2.1 Lembar Soal Tes
dalam bentuk tes. Sebelum dibuat instrumennya maka disusun kisi-kisi soal terlebih dahulu pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3
Kisi-kisi Instrumen Butir Soal Posttest IPA Kelas V Semester II Tahun 2014/2015
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor item
sederhana yang
Kisi-kisi Instrumen Butir Soal Pretest IPA Kelas V Semester II Tahun 2014/2015
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor item
3.5.2.2 Lembar Observasi
Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Observasi dilakukan untuk 2 hal yaitu implementasi RPP dan aktifitas siswa. a. Kisi-kisi observasi implementasi RPP untuk aktifitas guru
Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian perlakuan (treatment) di dalam kelas, sehingga di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Untuk melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi. Sebelum instrumen observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi-kisi instrumen observasi. Konsep dasar penyusunan instrumen observasi ini adalah teori dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dalam kegiatan pembelajaran. Secara lebih jelas kisi-kisi observasi aktifitas guru dalam pembelajaran disajikan pada tabel 5 dan 6 berikut ini:
Tabel 5
Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktifitas Guru Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan Media
Aspek Indikator Make a Match
Pelaksanaan Ya Tidak
Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa
Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dalam pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran
Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
berbantuan media Inti
a.Eksplorasi Guru membagi kartu berupa pertanyaan dan jawaban
Siswa diminta untuk berpikir dan menganalisis kartu yang sudah didapat
b.Elaborasi Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang
Guru membagikan uraian singkat materi pembelajaran dan LKS kepada setiap kelompok
Guru meminta siswa untuk mempelajari dan mendiskusikan uraian singkat materi yang sudah dibagikan pada setiap kelompok mengikuti petunjuk yang ada pada LKS
Guru membimbing jalannya diskusi
Guru meminta siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan diskusi guna mencari tahu jawaban yang cocok berdasarkan kartu yang sudah didapat
Setelah diskusi, guru meminta siswa untuk berkompetisi secara sehat mencari pasangan yang tepat dalam menemukan kartu pertanyaan dan jawaban dengan benar.
Setelah mendapatkan pasangan yang cocok dengan kartunya, guru meminta siswa untuk mempresentasikan dan menempelkan pada media yang sudah disiapkan oleh guru di papan tulis
untuk bertanya mengenai materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana” yang belum jelas
Guru memberikan umpan balik dan penguatan Akhir Guru bersama siswa membuat kesimpulan
tentang “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat sederhana”
Guru melakukan refleksi berupa pertanyaan “Apakah pelajaran hari ini menyenangkan? Apa yang kalian peroleh hari ini?”
Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam
Tabel 6
Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktifitas Guru Menggunakan Pembelajaran Konvensional
Aspek Indikator Make a Match
Pelaksanaan Ya Tidak
Pendahuluan Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa
Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dalam pembelajaran
Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran Guru melakukan apersepsi guna menggali konsep dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa tentang materi pelajaran “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran
Inti
a.Eksplorasi Guru melakukan demonstrasi dan menjelaskan materi tentang gaya dan pesawat sederhana Guru meminta siswa untuk memperhatikan Guru melakukan tanya jawab terkait dengan materi gaya dan pesawat sederhana
Guru meminta siswa untuk memperhatikan b.Elaborasi Guru menunjukkan dan menjelaskan terkait
materi gaya dan pesawat sederhana
Guru menjelaskan terkait materi gaya dan pesawat sederhana
Guru melakukan tanya jawab Guru melakukan demonstrasi
Guru menjelaskan terkait materi gaya dan pesawat sederhana
Guru meminta siswa untuk memperhatikan Guru menjelaskan terkait materi gaya dan pesawat sederhana
Guru menjelaskan terkait materi gaya dan pesawat sederhana
Guru memberikan tes evaluasi untuk menguji pemahaman siswa terkait materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana” c. Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya terkait materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat sederhana” yang belum jelas
Guru memberikan umpan balik dan penguatan Akhir Guru bersama siswa membuat kesimpulan
tentang “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat sederhana”
Guru melakukan refleksi berupa pertanyaan “Apakah pelajaran hari ini menyenangkan? Apa yang kalian peroleh hari ini?”
Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam
b. Kisi-kisi observasi aktifitas siswa
Tabel 7
Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktifitas Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan
Media
Aspek Indikator Make a Match
Pelaksanaan Ya Tidak Pendahuluan
Siswa mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa
Siswa menyiapkan alat tulis untuk mengikuti pembelajaran
Siswa semangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran
Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru tentang peristiwa alam dan dampaknya Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Siswa menyimak penjelasan guru tentang langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media
Inti
a.Eksplorasi Siswa dibagikan kartu berupa pertanyaan dan jawaban
Siswa diminta untuk berpikir dan menganalisis kartu yang sudah didapat
b.Elaborasi Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 siswa
Setiap kelompok dibagikan uraian singkat materi pembelajaran
Siswa diminta untuk mempelajari dan mendiskusikan uraian singkat materi yang sudah dibagikan pada setiap kelompok mengikuti petunjuk yang ada pada LKS
Siswa dibimbing guru selama jalannya diskusi Setiap siswa diminta untuk berperan aktif dalam kegiatan diskusi guna mencari tahu jawaban yang cocok berdasarkan kartu yang sudah didapat
yang tepat dalam menemukan kartu pertanyaan dan jawaban dengan benar.
Setelah mendapatkan pasangan yang cocok dengan kartunya, siswa diminta untuk mempresentasikan dan menempelkan pada media yang sudah disiapkan oleh guru di papan tulis
Siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa sesuai apa yang sudah dilakukan berdasarkan petunjuk pada LKS
Siswa diberikan tes evaluasi untuk menguji pemahaman siswa terkait materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana” c. Konfirmasi Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat sederhana” yang belum jelas Siswa diberikan umpan balik dan penguatan Akhir Siswa dibimbing guru membuat kesimpulan
tentang “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat sederhana”
Siswa menjawab pertanyaan guru tentang bagaimana pembelajaran yang sudah dilakukan dan apa yang diperoleh
Siswa mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam
3.5.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.5.3.1Uji Validitas Tes
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Validasi butir soal dalam penelitian ini dilakukan dengan SPSS for windows versi 22.0. Adapun langkah-langkah dalam menghitung validasi butir soal dengan
SPSS for windows versi 22.0 yaitu: membuka SPSS for windows versi 22.0–file new data – data view – memasukkan data pada tabel data view– variable view - analyze – correlate - bivariate – bivarriate correlation – memasukkan semua variabel ke dalam variables – ok. Hasil validitas pada butir soal dapat dilihat pada output SPSS.
Kriteria kevalidan soal adalah jika rhitung > rtabel maka koefisien item soal
tersebut valid dan jika rhitung negatif dan rhitung ≤ rtabel maka koefisien item soal tidak
valid, rtabel diperoleh pada taraf kepercayaan 95% (ɑ = 0,05) dengan derajat
kebebasan (dk) = n-2.
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan validitas ditunjukkan pada tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8
Kriteria Validitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,800 - 1,00
0,600 - 0,800 0,400 - 0,600 0,200 - 0,400 0,00 - 0,200
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Arikunto, 2012: 89)
Tabel 9
Hasil Uji Validitas Instrumen 1 Item-Total Statistics
Berdasarkan tabel 9 terlihat bahwa dari 22 item soal seluruhnya valid. Dari 22 item soal yang valid, sebanyak 20 item soal yang akan digunakan untuk instrument penelitian dan 2 item soal yang tidak digunakan dalam instrument penelitian. Berikut tabel 10 yang menunjukkan item soal yang valid dan tidak valid.
Tabel 10
Pengelompokkan Item Soal Valid dan Tidak Valid
3.5.3.2. Uji Reliabilitas Tes
Reliabilitas instrumen adalah ketetapan atau keajegan instrumen tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2011: 172).
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan SPSS for windows versi 22.0. Langkah-langkah dalam menghitung atau mengetahui reliabilitas butir soal yaitu : analyze – scale – reliability analysis – item soal yang valid dipindah ke dalam items, item yang gugur diabaikan – statistics – scale if item deleted – continue – ok. Nilai r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel dengan taraf signifikan 5% . Jika rhitung rtabbel maka item
tes yang diuji cobakan tersebut adalah reliabel.
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan reliabilitas ditunjukkan oleh tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11
Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,800-1,00
0,600-0,800 0,400-0,600 0,200-0,400 0,00-0,200
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Arikunto, 2012: 89)
Tabel 12 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
,956 22
Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas instrument sebesar 0,956 termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa instrument layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
3.5.4Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki butir soal dengan tingkat kesukaran yang seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Menurut Arikunto (2012: 222) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.
Besarnya indeks kesukaran soal (difficulty index) pada soal evaluasi berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,0. Artinya soal dengan indeks kesukaran 0,0 menujukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya jika indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Sehingga semakin mudah soal evaluasi yang diberikan, maka semakin besar pula indeksnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 223) rumus untuk mencari tingkat kesukaran soal/ indeks kesukaran adalah sebagai berikut:
Keterangan:
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran soal diklasifikasikan pada tabel 13 berikut ini: Tabel 13
Indeks Kesukaran Soal
P – P Klasifikasi
0,00 – 0,30 Soal Sukar 0,31 – 0,70 Soal Sedang 0,71 – 1,00 Soal Mudah
Berdasarkan instrumen soal yang telah dibuat, soal-soal tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan indeks kesukaran soal. Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:
Tabel 14
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Nomor Item Soal Indeks Kesukaran Soal Klasifikasi
1 0,96 Soal Mudah
2 0,92 Soal Mudah
3 0,92 Soal Mudah
4 1 Soal Mudah
5 0,96 Soal Mudah
6 0,96 Soal Mudah
7 0,76 Soal Mudah
8 0,44 Soal Sedang
9 0,8 Soal Mudah
10 0,96 Soal Mudah
11 0,96 Soal Mudah
12 0,96 Soal Mudah
13 0,76 Soal Mudah
14 1 Soal Mudah
15 0,96 Soal Mudah
16 0,92 Soal Mudah
17 0,92 Soal Mudah
18 0,96 Soal Mudah
19 0,96 Soal Mudah
20 0,96 Soal Mudah
21 0,92 Soal Mudah
23 0,92 Soal Mudah
24 0,8 Soal Mudah
25 0,96 Soal Mudah
26 0,76 Soal Mudah
27 0,88 Soal Mudah
28 0,72 Soal Mudah
29 0,92 Soal Mudah
30 0,72 Soal Mudah
31 0,92 Soal Mudah
32 0,72 Soal Mudah
33 0,92 Soal Mudah
34 0,8 Soal Mudah
35 0,44 Soal Sedang
36 0,8 Soal Mudah
37 0,76 Soal Mudah
38 0,8 Soal Mudah
39 0 Soal Sukar
40 0,72 Soal Mudah
Berdasarkan hasil uji validitas soal menggunakan SPSS for windows versi 22.0, dari 40 item soal terdapat 22 item soal yang valid dan 28 item soal tidak valid. Dari 22 item soal tersebut akan diambil 20 item soal yang digunakan untuk instrumen penelitian dan 2 item soal tidak digunakan. Dari 20 item soal tersebut diklasifikasikan menurut indeks kesukaran soal seperti yang terdapat dalam tabel 15 berikut ini:
Tabel 15
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Untuk Instrumen Penelitian
Nomor Item Soal Indeks Kesukaran Soal Klasifikasi
1 0,96 Soal Mudah
3 0,92 Soal Mudah
5 0,96 Soal Mudah
7 0,76 Soal Mudah
11 0,96 Soal Mudah
12 0,96 Soal Mudah
13 0,76 Soal Mudah
15 0,96 Soal Mudah
18 0,96 Soal Mudah
20 0,96 Soal Mudah
23 0,92 Soal Mudah
24 0,8 Soal Mudah
26 0,76 Soal Mudah
28 0,72 Soal Mudah
30 0,72 Soal Mudah
32 0,72 Soal Mudah
34 0,8 Soal Mudah
36 0,8 Soal Mudah
37 0,76 Soal Mudah
38 0,8 Soal Mudah
40 0,72 Soal Mudah
3.5.5Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelas kontrol dengan kelas eksperimen mempunyai varian yang sama atau tidak. Dalam uji homogenitas ini menggunakan SPSS for windows versi 22.0 yaitu dengan tabel F test (Levenes Test).
Langkah-langkah dalam uji homogenitas yaitu: data view –variable view – analyze – compare means – one way anova – memindahkan data ke kolom dependent list dan
factor – options – statistics - test of homogeneity of variances – continue – ok.
Kriteria pengujian uji homogenitas untuk menentukan kedua kelompok berasal dari kelompok yang homogen atau tidak adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 (Priyatno, 2010: 76) maka data kedua kelompok berasal dari kelompok yang homogen sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan < 0,05 maka data kedua kelompok berasal dari kelompok yang tidak homogen.
Tabel 16
Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,325 1 53 ,571
Berdasarkan tabel F test (Levenes Test) pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari kelas yang homogen. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan kriteria pengujian untuk nilai F sebesar 0,325 dengan nilai signifikansinya 0,571. Karena signifikansi > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua kelas berasal dari kelas yang homogen.
3.5.6Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji Lilliefors dengan melihat nilai pada Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan bantuan SPSS for windows versi 22.0. Data dinyatakan berdestribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (Priyatno, 2010: 71). Langkah-langkah dalam uji normalitas yaitu:
data view – variable view – analyze – nonparametric tests – legacy dialogs – 1
samples KS – memindahkan data ke test variable list – ok. Hasil uji normalitas pretest
Tabel 17
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelas Kontrol
Kelas
Eksperimen
N 25 30
Normal
Parametersa,b
Mean 63,5200 65,6667
Std. Deviation 7,14796 7,39214
Most Extreme
Differences
Absolute ,153 ,123
Positive ,153 ,123
Negative -,127 -,104
Test Statistic ,153 ,123
Asymp. Sig. (2-tailed) ,133c ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel 17 diperoleh hasil bahwa data uji normalitas kelas kontrol dan kelas eksperimen yang didapat berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil signifikansi > 0,05 yaitu kelas kontrol sebesar 0,133 dan kelas eksperimen sebesar 0,200. Jadi dari output tabel hasil uji normalitas dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.
3.6 Teknik Analisis Data
parametrik digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio. Analisis data penelitian ini menggunakan bantuan SPSS for windows versi 22.0.
Pada tahap deskripsi data, langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah membuat rangkuman destribusi data posttest dari hasil descriptive statistic program SPSS for windows versi 22.0.Descriptive statisticmenggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai maksimum, nilai minimum, mean, dan standar deviasi. Sedangkan analisis parametrik untuk analisis parametrik data yang digunakan adalah uji t-test. Untuk melakukan ujit-test(Independent Samples T-Test) sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji homogenitas dan uji normalitas.
Uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test ( Levenes Test), artinya jika varian sama maka uji t-test menggunakan Equal Variances Assumsed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not Assumsed(diasumsikan varian berbeda). Pada tahap pengujian hipotesis, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji t-test (Independent Samples T-Test)dengan bantuan SPSS for windows versi 22.0.. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara kedua kelas. Jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi.
Cara menganalisis data dengan menggunakan uji t-test yaitu jika thitung> ttabel
{nilai ttabel dicari menggunakan rumus pada Microsoft Excel =tinv(0,05;df)} dan
diperoleh signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, tetapi jika thitung< ttabel
dan diperoleh signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 = tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match berbantuan media dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V semester II SD Negeri Munding Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.
Ha = ada perbedaan pengaruh penggunaan model kooperatif tipe Make a Match
IPA siswa kelas V semester II SD Negeri Munding Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.
Apabila H0 ditolak, itu berarti Ha diterimamaka skor rata-rata hasil belajar IPA
pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Dengan demikian, ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match