• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 142 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN INDUSTRI A. Kawasan Industri Indonesia - Peran Pemerintah dalam Pembangunan Kawasan Industri Ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 142 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN INDUSTRI A. Kawasan Industri Indonesia - Peran Pemerintah dalam Pembangunan Kawasan Industri Ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 "

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI BERDASARKAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 142 TAHUN 2015 TENTANG

KAWASAN INDUSTRI

A. Kawasan Industri Indonesia

Lahirnya kawasan industri di Indonesia untuk mendukung kegiatan

industri yang efisien dan efektif di wilayah pusat pertumbuhan industri. Kawasan

industri mulai di kembangkan pada awal tahun 1970 di Indonesia sebagai salah

satu bentuk usaha untuk memenuhi kegiatan penanaman modal baik dari dalam

maupun dari luar negeri. Pada awalnya kawasan industri hanya bisa

dikembangkan oleh pemerintah melalui BUMN dan/atau badan usaha milik

daerah (selanjutnya disebut BUMD).24

Seiring dengan perkembangan investasi yang terus meningkat dan untuk

mempercepat pertumbuhan industri baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri

maupun untuk ekspor maka pemerintah Indonesia mulai mengizinkan pihak

swasta untuk terlibat dalam usaha kawasan industri melaui Kepres Nomor 53

Tahun 1989. Sejak pihak swasta di izinkan oleh pemerintah Indonesia untuk ikut

serta dalam mengembangkan kawasan industri maka pertumbuhan kawasan

industri bertumbuh dengan sangat pesat. Sampai pada tahun 2015 misalnya,

jumlah kawasan industri yang tercatat di Himpunan Kawasan Industri

(selanjutnya disebut HKI) adalah sebanyak 70 (tujuh puluh) kawasan industri

yang tersebar di 13 (tiga belas) provinsi dengan total luas kawasan industri yang Hal ini dikarenakan seluruh modal dalam

kawasan industri berasal dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

24

(2)

dikelola HKI per Juni 2015 seluas 44.482 hektare dengan realisasi pembangunan

seluas 11.929 hektare atau 26,81 persen dari total lahan yang telah dibuka dengan

jumlah tenant sebanyak 9.198 tenant.25

1. Pengertian kawasan industri

Penjelasan sebelumnya telah dijelaskan sedikit mengenai latar belakang

muncul dan berkembangnya kawasan industri di Indonesia. Namun, untuk lebih

memahami pengertian dari kawasan industri tersebut maka akan dijelaskan

mengenai pengertian dari kawasan industri di Indonesia. Di Indonesia istilah

kawasan industri masih relatif baru. Istilah tersebut digunakan untuk

mengungkapkan suatu pengertian tempat pemusatan kelompok perusahaan

industri dalam suatu areal tersendiri.26

Secara terminologi kata kawasan industri di Indonesia sering disebut

dengan istilah industrial estate sementara di beberapa negara lain menggunakan

istilah industrial park. Kata kawasan yang ada di dalam kawasan industri adalah

kata yang diambil dari bahasa lain, menurut bahasa Inggris kata kawasan lebih

tepat dipakai dari kata “area” yang artinya “scope or range of activity” yang

terjemahan bebasnya adalah “daerah yang dipakai untuk suatu kegiatan.”27

Sedangkan kata kawasan menurut kamus bahasa Indonesia adalah “daerah”

sedangkan daerah artinya adalah “wilayah”.28

25

http

Dengan demikian kata kawasan

As Homby, oxford advance dictionary of current english, Twenty-fifth impression (USA: Oxford University Press,1989), hlm. 40.

28

(3)

menurut pemahaman secara umum adalah sebuah kawasan yang diperuntukkan

bagi suatu kepentingan tertentu.

Menurut Soefaat kawasan adalah ruang yang merupakan kesatuan

geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya

ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri

tertentu/spesifik/khusus.29 Selanjutnya kawasan industri dan kawasan ekonomi

khusus pada dasarnya adalah dua hal yang sama, yaitu berisi sekumpulan

perusahaan yang relatif sejenis dan diberikan kemudahan-kemudahan oleh

pemerintah. Sehingga dalam konteks ini kawasan industri tidak berbeda dengan

kawasan ekonomi khusus. Hal ini menurut kementerian perindustrian yang

mendefenisikan kawasan ekonomi khusus sebagai kawasan industri yang

diberikan fasilitas kemudahan dan insentif serta infrastruktur yang memadai.30

Kawasan industri di defenisikan sebagai pembangunan sarana baru yang

diperuntukkan untuk industri tertentu atau sesuai dengan keunggulan daerah yang

mampu menyediakan infrastruktur untuk membantu pengembangan operasional

dan industri serta fasilitas pendukung yang berperan mendorong perkembangan

industri tersebut.31 Di Indonesia pengertian kawasan industri dapat mengacu pada

ketentuan yang terdapat di dalam PP Nomor 142 Tahun 2015, yaitu merupakan

kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan

prasarana penunjang yang di kembangkan dan di kelola oleh perusahaan kawasan

industri.32

29

Soefaat et.al, Kamus Tata Ruang Edisi 1 (Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen PU/Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia, 1997), hlm. 116.

31

Ibid.,

32

(4)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat di jelaskan secara konseptual bahwa

kawasan industri merupakan kawasan yang dilengkapi dengan berbagai sarana

dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya yang telah disediakan oleh

pengelola kawasan industri tersebut, sehingga para investor dan pengusaha akan

memiliki semangat untuk memasukan dan menginvestasikan ke sektor industri.33

Kawasan industri adalah suatu daerah yang didominasi oleh aktivitas industri

yang mempunyai fasilitas kombinasi terdiri dari peralatan-peralatan pabrik

(industrial plants), sarana penelitian dan laboratorium untuk pengembangan,

bangunan perkantoran, bank serta fasilitas sosial dan fasilitas umum.34

Menurut Marsudi Djojodipuro, kawasan industri (industrial estate)

merupakan sebidang tanah seluas beberapa ratus hektare yang telah di bagi dalam

kavling dengan luas yang berbeda sesuai dengan keinginan yang diharapkan

pengusaha.35 Menurut Israd, defenisi dari kawasan industri adalah sekumpulan

kegiatan yang timbul di tempat yang ditentukan dan dimiliki oleh sekelompok

kegiatan yang mementingkan produksi, pemasaran atau hubungan timbal

baliknya.36

Berdasarkan defenisi-defenisi diatas dapat di simpulkan bahwa pengertian

kawasan industri secara umum ialah kawasan yang di bentuk khusus untuk

menjalankan fungsi perindustrian serta di berikan kemudahan-kemudahan oleh

pemerintah bagi pihak-pihak yang menjalankan kegiatan perindustrian dalam

wilayah kawasan industri Indonesia, yang dibentuk dalam rangka mempercepat

33

http

34

Roetanto W. Dirdjojuwono, Kawasan Industri Indonesia: Sebuah Konsep Perencanaan dan aplikasinya (Bogor: Pustaka Wirausaha Muda, 2004), hlm. 2.

35

Marsudi Djojodipuro, Teori Lokasi (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1992), hlm. 74.

36

(5)

pencapaian pembangunan perekonomian nasional dalam sektor industri melalui

kegiatan penanaman modal dan dapat memberikan dampak positif bagi negara

Indonesia. Dengan demikian dapat ditarik beberapa unsur-unsur terkait kawasan

industri, yaitu:

a. Kawasan yang dibentuk untuk kegiatan perindustrian dan investasi.

b. Mempunyai batasan yang jelas.

c. Diperuntukkan untuk penyelenggaraan fungsi perindustrian, yang biasanya

diisi oleh industri manufaktur (pengolahan beragam jenis).

d. Memiliki fasilitas dan infrastruktur yang memadai.

2. Tujuan dan manfaat kawasan industri

Tujuan pembangunan kawasan industri di Indonesia secara tegas terdapat

di dalam PP Nomor 142 Tahun 2015, yaitu meliputi:37

a. Mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri

Melalui kawasan industri maka usaha-usaha perindustrian yang ada di

Indonesia yaitu seperti usaha industri kecil, usaha industri menengah maupun

usaha industri besar akan mengalami penyebaran secara merata diseluruh wilayah

negara Republik Indonesia terutama di daerah-derah yang ada di Indonesia.

b. Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan

Melalui kawasan industri maka pembangunan maupun pengembangan

perindustrian yang ada di Indonesia akan berdasarkan pembangunan yang

berwawasan lingkungan atau pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan

yang berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang dapat memenuhi

kebutuhan saat ini dengan mengindahkan kemampuan generasi mendatang dalam

37

(6)

mencukupi kebutuhannya. Ada 3 (tiga) hal yang tercakup didalam pembangunan

berwawasan lingkungan yaitu pengelolaan sumber alam secara bijaksana,

pembangunan berkesinambungan sepanjang masa dan peningkatan kualitas

hidup.38

c. Meningkatkan daya saing investasi dan daya saing industri

Dengan demikian kawasan industri sangat mendukung peningkatan

kualitas lingkungan hidup secara menyeluruh. Dengan cara mengelompokan

kegiatan industri pada satu lokasi pengelolaan agar lebih mudah dalam

menyediakan fasilitas pengolahan limbah dan juga pengendalian limbah.

Melalui kawasan industri maka Indonesia dapat dan mampu untuk

menghadapi tantangan-tantangan persaingan dari para pesaing asing dibidang

industri maupun investasi. Untuk meningkatkan daya saing investasi maupun

industri pemerintah melakukan pendekatan-pendekatan kepada penanaman modal

khususnya penanaman modal asing dengan memberikan kemudahan-kemudahan

dalam hal melaksanakan kegiatan perindustrian di wilayah kawasan industri serta

pelayanan-pelayanan lainnya sebagai bentuk upaya yang dilakukan pemerintah.

d. Memberikan kepastian lokasi sesuai tata ruang

Melalui kawasan industri maka masalah yang berkaitan dengan

penggunaan lahan serta masalah yang berkaitan dengan penentuan lokasi untuk

usaha perindustrian di Indonesia akan dapat diatasi. Sebab semuanya sudah di

tentukan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (selanjutnya disebut RTRW).

Dengan demikian maka usaha perindustrian yang ada di Indonesia dapat

dilakukan di lokasi yang sesuai dengan peruntukannya.

38

(7)

Tim Koordinasi Kawasan Industri Departemen Perindustrian RI

menjelaskan bahwa tujuan utama pembangunan dan pengusahaan kawasan

industri (industrial estate) adalah untuk memberikan kemudahan bagi para

investor sektor industri untuk memperoleh lahan industri dalam melakukan

pembangunan industri.39

a. Meningkatnya penerimaan pajak

Sedangkan manfaat dari adanya pembangunan kawasan

industri di Indonesia ialah dirasakan oleh semua pihak baik oleh pemerintah,

pelaku usaha maupun masyarakat Indonesia. Adapun manfaat yang dirasakan oleh

pemerintah Indonesia adalah:

Melalui kawasan industri maka pemerintah Indonesia akan menerima

pajak yang lebih banyak berupa pajak yang berasal dari pajak penghasilan, pajak

penjualan dan pajak lainnya, dibanding dengan sebelum dibangunnya kawasan

industri di Indonesia.

b. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara maupun daerah di Indonesia

Melalui kawasan industri maka perekonomian negara Indonesia maupun

daerah Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini di

karenakan pembangunan kawasan industri merupakan salah satu cara yang dapat

menyebabkan pertumbuhan perekonomian negara Indonesia maupun daerah

Indonesia mengalami peningkatan dari sebelumnya.

c. Meningkatkan kesadaran (awareness) terhadap pembangunan industri

yang berwawasan lingkungan

Melalui kawasan industri maka segala pembangunan usaha perindustrian

yang ada di kawasan industri Indonesia akan berdasarkan pembangunan yang

39

Tim Koordinasi Kawasan Industri Departemen Perindustrian, Kebijakan Pembangunan Kawasan Industri Pasca Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri,

(8)

berwawasan lingkungan. Hal ini di karenakan setiap perencanaan pembangunan

kawasan industri dilengkapi dengan studi analisis mengenai dampak lingkungan

(selanjutnya disebut AMDAL). Menurut ketentuan Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(selanjutnya disebut dengan UUPPLH), bahwa AMDAL adalah kajian mengenai

dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada

lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.40 Dampak penting adalah perubahan

lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha

dan/atau kegiatan. Menurut Fola S. Elasemiju, AMDAL atau environmental

impact assement (EIA) muncul sebagai jawaban atas keprihatinan tentang dampak

negatif dari kegiatan manusia khususnya pencemaran lingkungan akibat dari

kegiatan industri pada tahun 1960-an.41

d. Peningkatan nilai tanah akan menciptakan peningkatan investasi yang

tinggi

Melalui kawasan industri maka nilai-nilai tanah yang ada di Indonesia

khususnya disekitar kawasan industri akan meningkat dan hal ini berpengaruh

pula terhadap nilai investasi negara Indonesia.

Selanjutnya, adapun manfaat yang dirasakan oleh pelaku usaha dalam

kawasan industri Indonesia ialah mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya

dari usaha perindutrian yang dilakukan di dalam kawasan industri. Keuntungan

tersebut didapatkan karena:

40

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 1 angka 11 yang selanjutnya disebut dengan UUPPLH.

41

(9)

a. Didalam kawasan industri terdapat kepastian hukum terhadap usaha yang

dijalankan

Kepastian hukum yang diberikan oleh pemerintah dalam kawasan industri

berupa PP Nomor 142 Tahun 2015 dan peraturan-peraturan pelaksana lainnya.

Dengan adanya kepastian hukum tersebut maka para pelaku usaha akan merasa

aman, terlindungi dan tidak merasa dirugikan dalam melaksanakan usaha

perindustrian di dalam kawasan industri Indonesia.

b. Pemerintah memberikan kemudahan-kemudahan bagi proses

pembangunan industri

Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh pemerintah ialah dengan cara

memberikan fasilitas berupa kemudahan dalam pembangunan dan pengelolaan

tenaga listrik untuk kebutuhan sendiri dan industri di dalam kawasan industri.42

Selain itu pemerintah juga memberikan insentif perpajakan43 maupun insentif

daerah.44

c. Pelaku usaha tidak perlu membiayai pembangunan infrastruktur karena

telah disiapkan oleh pengelola kawasan industri

Insentif perpajakan akan diberikan berdasarkan pengelompokan WPI.

Kemudahan lainnya yaitu kemudahan dalam hal mengurus dan memperoleh IUKI

serta kemudahan-kemudahan lainnya yang dapat menarik pelaku usaha ke dalam

kawasan industri Indonesia.

Pengelola kawasan industri telah menyiapkan pembangunan infrastruktur

industri yaitu berupa kawasan industri yang dapat dijadikan tempat pemusatan

kegiatan usaha perindustrian yang ada di Indonesia, kemudian pelaku usaha hanya

tinggal membeli atau menyewa kaveling di dalam kawasan industri tersebut dan

42

Pasal 42 ayat (1) PP Nomor 142 Tahun 2015.

43

Pasal 41 ayat (1) PP Nomor 142 Tahun 2015.

44

(10)

dituangkan di dalam bentuk perjanjian antara pelaku usaha dengan pengelola

kawasan industri.

Terakhir ialah manfaat kawasan industri yang dirasakan oleh masyarakat

Indonesia. Adapun manfaat tersebut ialah:

a. Kesempatan kerja terbuka lebar bagi masyarakat yang masih belum

memiliki pekerjaan

Lapangan pekerjaan di Indonesia akan terbuka luas dengan adanya

kawasan industri bagi masyarakat Indonesia yang belum memiliki pekerjaan.

Sehingga hal ini dapat membantu masyarakat untuk mencari nafkah bagi

kelangsungan hidupnya dan keluarga.

b. Tersedianya balai latihan kerja untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia di kawasan industri

Balai latihan kerja dibangun dan disediakan dengan tujuan untuk

menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten guna meningkatkan peran

sumber daya manusia Indonesia di bidang kawasan industri yang sesuai dengan

standar kompetensi kerja nasional Indonesia seperti kompetensi teknis dan

kompetensi manajerial.

c. Masyarakat dapat menikmati fasilitas sosial maupun fasilitas umum yang

terdapat dalam kawasan industri

Kawasan industri menyediakan fasilitas sosial maupun fasilitas umum bagi

pelaku usaha kawasan industri, namun fasilitas tersebut juga dapat digunakan oleh

masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal didekat daerah kawasan industri

tersebut. Fasilitas sosial maupun fasilitas umum yang disediakan ialah seperti

(11)

Menurut Sadono Sukirno dalam praktiknya menyatakan bahwa penciptaan

kawasan perindustrian ditujukan untuk pembangunan industri di daerah guna

mempertinggi daya tarik dari daerah tersebut, dengan harapan akan diperoleh

manfaat sebagai berikut:45

a. Menghemat pengeluaran pemerintah untuk menciptakan prasarana.

b. Untuk menciptakan efisiensi yang lebih tinggi dalam kegiatan industri.

c. Untuk menciptakan perkembangan daerah yang lebih cepat dan

memaksimalkan peran pembangunan daerah dalam keseluruhan

pembangunan ekonomi.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat di simpulkan bahwa tujuan dari

pembangunan kawasan industri di Indonesia menurut PP Nomor 142 Tahun 2015

telah memberikan banyak manfaat bagi pemerintah Indonesia, pelaku usaha

maupun masyarakat Indonesia.

3. Kriteria pihak yang dapat melakukan pembangunan kawasan industri

Sesuai dengan penjelasan pada bagian awal, telah di jelaskan sedikit

bahwa lahirnya kawasan industri ialah untuk mendukung kegiatan perindustrian

yang ada di Indonesia. Pembangunan kawasan industri di Indonesia mengacu

pada ketentuan yang terdapat di dalam PP Nomor 142 Tahun 2015. Sebelum

dapat melakukan pembangunan kawasan industri di Indonesia maka terlebih

dahulu harus diketahui mengenai kriteria-kriteria pihak yang dapat melakukan

pembangunan kawasan industri di Indonesia. Sebab tidak semua pelaku usaha

dapat melakukan pembangunan kawasan industri di Indonesia.

45

Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: proses, masalah dan dasar kebijaksanaan,

(12)

Menurut Pasal 6 PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa

pembangunan kawasan industri dilakukan oleh badan usaha yang berbentuk badan

hukum dan didirikan berdasarkan hukum Indonesia serta berkedudukan di

Indonesia.46

a. Badan usaha yang berbentuk badan hukum

Berdasarkan pernyataan dalam Pasal 6 tersebut maka dapat diketahui

bahwa kriteria pihak yang dapat melakukan pembangunan kawasan industri di

Indonesia adalah:

Defenisi dari kata usaha di sini ialah setiap tindakan, perbuatan atau

kegiatan apapun dalam bidang perindustrian, yang dilakukan oleh setiap

pengusaha dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba. Suatu kegiatan

dapat disebut usaha dalam arti hukum perusahaan apabila memenuhi unsur dalam

bidang perekonomian, dilakukan oleh pengusaha dan tujuan untuk memperoleh

keuntungan dan/atau laba.47

Badan usaha yang berbentuk badan hukum disini ialah BUMN atau

BUMD, koperasi dan perseroan terbatas (selanjutnya disebut PT).48 BUMN

menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik

Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki

oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan

negara yang dipisahkan.49

46

Pasal 6 ayat (1) PP Nomor 142 Tahun 2015.

47

Muhammad Abdul Kadir, Hukum Perusahaan Indonesia (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1992), hlm. 2.

48

Pasal 6 ayat (2) PP Nomor 142 Tahun 2015.

49

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Pasal 1 angka 1.

BUMD adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki

oleh daerah. Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan

(13)

perusahaan swasta atau merupakan suatu perusahaan yang berbentuk badan

hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham,

yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya.

b. Didirikan berdasarkan hukum Indonesia

Badan usaha yang ingin membangun kawasan industri di Indonesia harus

mengikuti hukum positif yang sedang berlaku di bidang kawasan industri yaitu

berupa PP Nomor 142 Tahun 2015.

c. Berkedudukan di Indonesia

Pembangunan kawasan industri di Indonesia harus di bangun di wilayah

negara Republik Indonesia yang berdasarkan RTRW.

Ketiga kriteria yang telah disebut dan dijelaskan diatas dapat dijadikan

pedoman dalam menentukan pihak-pihak yang dapat melakukan pembangunan

kawasan industri di Indonesia. Tujuannya ialah agar pembangunan kawasan

industri dapat dibangun oleh pihak yang bertanggung jawab.

B. Pembangunan Kawasan Industri Berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri

Sesuai dengan penjelasan pada sub bab sebelumnya, telah dijelaskan

tentang kriteria pihak yang dapat melakukan pembangunan kawasan industri di

Indonesia. Setelah memenuhi kriteria-kriteria tersebut maka barulah dapat

dilakukan pembangunan kawasan industri di Indonesia. Yang dimaksud dengan

pembangunan kawasan industri adalah pelaksanaan konstruksi atau membangun

(14)

Menurut Pasal 9 PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa

pembangunan kawasan industri dilakukan sesuai dengan pedoman teknis

pembangunan kawasan industri.50 Pedoman teknis pembangunan kawasan industri

tersebut ditetapkan oleh menteri di bidang perindustrian. Adapun beberapa

pedoman teknis pembangunan kawasan industri menurut Pasal 9 ayat (2) PP

Nomor 142 Tahun 2015, yaitu paling sedikit memuat:51

1. Pemilihan lokasi

Membangun suatu kawasan industri di Indonesia tidak terlepas dari

pemilihan lokasi kawasan industri yang akan dibangun. Sebab pemilihan lokasi

merupakan kegiatan awal yang dapat dilakukan oleh badan usaha dengan tujuan

untuk mengumpulkan berbagai macam data dan informasi atas lokasi yang akan

dikembangkan, untuk melihat kebutuhan lahan, untuk melihat alternatif lokasi

maupun untuk melihat kesesuaian pemanfaat lokasi dengan RTRW setempat. Hal

ini sangat penting untuk dilakukan agar pembangunan kawasan industri di

Indonesia dapat terarah dan sesuai dengan peruntukannya. Menurut Pasal 2 ayat

(3) PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa pembangunan kawasan

industri dilaksanakan di Kawasan Peruntukan Industri (selanjutnya disebut KPI),

sesuai dengan RTRW.52

Kawasan peruntukan industri menurut Pasal 1 ayat (3) PP Nomor 142

Tahun 2015 adalah bentangan lahan yang diperuntukan bagi kegiatan industri

berdasarkan RTRW yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(15)

bahwa pembangunan kawasan industri di Indonesia dilakukan di kawasan yang

telah di tentukan dan sesuai dengan RTRW. RTRW ini diselenggarakan dengan

memperhatikan kondisi fisik wilayah negara Republik Indonesia yang rentan akan

bencana, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya buatan,

kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan,

lingkungan hidup, ilmu pengetahuan, teknologi serta geostrategis, geopolitik dan

geoekonomi. Pelaksanaan dan penyelenggaraan RTRW dilakukan oleh menteri

penataan ruang, gubernur dan bupati/walikota sesuai dengan tugas dan

kewenangannya masing-masing.

2. Perizinan

Setelah menentukan lokasi pembangunan kawasan industri yang sesuai

dengan RTRW maka langkah selanjutnya yang wajib dilakukan oleh badan usaha

ialah mengurus perizinan yang berkaitan dengan pembangunan kawasan industri

di Indonesia. Adapun beberapa perizinan yang berkaitan dengan pembangunan

kawasan industri di Indonesia ialah meliputi:

a. Izin lokasi

Izin lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk

memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku

pula sebagai izin pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut guna

keperluan usaha penanaman modalnya.54

54

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2015 tentang Izin Lokasi, Pasal 1,angka1.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat

diketahui bahwa bagi badan usaha yang akan melakukan pembangunan kawasan

industri wajib terlebih dahulu mengurus izin lokasi agar badan usaha dapat

(16)

sebelum izin lokasi ditetapkan badan usaha dilarang melakukan kegiatan

perolehan tanah. Selain itu izin lokasi merupakan salah satu syarat dalam

permohonan hak atas tanah. Sebelum izin lokasi diberikan, harus diketahui dulu

bahwa tanah yang dapat ditunjuk dalam izin lokasi adalah tanah yang

diperuntukan untuk pembangunan kawasan industri sesuai dengan RTRW.

Setelah itu barulah dapat diajukan permohonan izin lokasi.

Permohonan izin lokasi diberikan dalam bentuk surat keputusan

pemberian izin lokasi yang ditanda tangani oleh bupati/walikota atau untuk daerah

khusus ibu kota Jakarta ditanda tangani oleh gubernur daerah khusus ibu kota

Jakarta setelah diadakan rapat koordinasi antara instansi terkait yang dipimpin

oleh gubernur kepala daerah khusus ibu kota Jakarta atau oleh pejabat yang

ditunjuk secara tetap olehnya. Jangka waktu izin lokasi adalah selama 3 (tiga)

tahun untuk luas lokasi lebih dari 50 Ha. Bagi badan usaha yang telah

memperoleh tanah wajib mendaftar ke kantor pertanahan setempat. Kemudian

tanah yang telah diperoleh tersebut wajib dimanfaatkan sesuai dengan

peruntukannya.

b. Izin mendirikan bangunan

Izin mendirikan bangunan (selanjutnya disebut IMB) adalah perizinan

yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada pemohon untuk membangun baru,

rehabilitasi/renovasi dan/atau memugar dalam rangka melestarikan bangunan

sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.55

55

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Izin Membangun Bangunan, Pasal 1 angka 5 yang selanjutnya disebut dengan Permen Nomor 32 Tahun 2010.

Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa bagi badan usaha yang telah

(17)

diatas tanah perolehan maka badan usaha terlebih dahulu harus mengurus izin

IMB. Tujuan dari izin IMB adalah untuk melegalkan bangunan yang telah

dibangun diatas tanah perolehan sesuai dengan tata ruang yang telah ditentukan.

Permohonan izin IMB diajukan kepada pemerintah daerah yaitu bupati/walikota.

Namun, bupati/walikota dapat melimpahkan sebagian kewenangan penerbitan izin

IMB kepada camat.56

c. Dokumen Analisis dampak lalu lintas

Analisis dampak lalu lintas (selanjutnya disebut ANDALALIN) adalah

serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat

kegiatan, permukiman dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam bentuk

dokumen hasil ANDALALIN.57 Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa

bagi badan usaha yang telah memperoleh izin IMB dan akan melakukan

pembangunan kawasan industri maka wajib untuk menyusun dokumen

ANDALALIN agar gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran

lalu lintas serta angkutan jalan disekitar pembangunan yang mungkin akan terjadi

dapat diatasi. Nantinya dokumen hasil ANDALALIN ini akan dinilai oleh tim

evaluasi serta hasil dokumen ANDALALIN harus mendapat persetujuan dari:58

1) Menteri, untuk jalan nasional.

2) Gubernur, untuk jalan provinsi.

3) Bupati, untuk jalan kabupaten dan/atau jalan desa.

4) Walikota, untuk jalan kota.

d. Izin lingkungan

56

Pasal 5 ayat (2) Permen Nomor 32 Tahun 2010. 57

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Nomor 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas, Pasal 1 yang selanjutnya disebut Permen Nomor 75 Tahun 2015.

58

(18)

Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang

melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau upaya pengelolaan

lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (selanjutnya disebut UKL-UPL)

dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai

persyaratan memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.59

1) Penyusunan dokumen AMDAL

Berdasarkan hal tersebut,

dapat diketahui bahwa sebelum mengurus dan memperoleh IUKI maka terlebih

dahulu badan usaha harus mengurus izin lingkungan. Hal ini dikarenakan

kawasan industri merupakan salah satu usaha yang wajib memiliki AMDAL

untuk menjaga lingkungan disekitar kawasan industri dari operasi proyek kegiatan

perindustrian yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Untuk memperoleh

izin lingkungan dalam pembangunan kawasan industri maka badan usaha terlebih

dahulu harus memenuhi beberapa tahapan yaitu:

Dokumen AMDAL merupakan salah satu hal yang wajib disusun bagi

setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan

hidup. Hal ini sesuai dengan Pasal 22 UUPPLH yang menyatakan bahwa setiap

usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup

wajib memiliki AMDAL. Dengan demikian badan usaha wajib terlebih dahulu

untuk menyusun dokumen AMDAL sebelum dilakukannya pembangunan

kawasan industri. Dokumen AMDAL merupakan dasar penetapan keputusan

kelayakan lingkungan hidup.

Penyusunan dokumen AMDAL yang dilakukan oleh badan usaha harus

melibatkan masyarakat. Selain itu, badan usaha juga dapat meminta bantuan pihak

59

(19)

lain dalam menyusun dokumen AMDAL. Dalam penyusunan dokumen AMDAL

badan usaha wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusunan AMDAL60

2) Penilaian dokumen AMDAL

yang

diterbitkan oleh lembaga sertifikasi kompetensi penyusunan AMDAL yang

ditetapkan oleh menteri perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Dokumen AMDAL yang telah selesai disusun akan dinilai oleh komisi

penilai AMDAL yang dibentuk oleh menteri perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup, gubernur atau bupati/walikota sesuai kewenangannya.61

3) Pemohon dan penerbitan izin lingkungan

Permohonan dan peneribitan izin lingkungan diajukan secara tertulis oleh

badan usaha kepada menteri di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan tugas dan kewenangannya

masing-masing.62

e. Izin prinsip

Izin prinsip merupakan izin yang diberikan kepada badan usaha yang

berbentuk badan hukum untuk melakukan penyediaan lahan, pembangunan

infrastruktur kawasan industri serta pemasangan/instalasi peralatan dan kesiapan

lain yang diperlukan dalam rangka memulai pembangunan kawasan industri.63

60

Pasal 28 ayat (1) UUPPLH.

61

Pasal 29 ayat (1) UUPPLH.

62

Pasal 42 ayat (1) PP Nomor 27 Tahun 2012. 63

Pasal 1 angka 6 PP Nomor 142 Tahun 2015.

Izin prinsip merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dan juga diperoleh

oleh badan usaha sebelum mengurus IUKI. Permohonan izin prinsip diajukan

kepada menteri perindustrian, gubernur dan bupati/walikota sesuai dengan

(20)

disebut PTSP).64

f. Izin usaha kawasan industri

Menurut ketentuan PP Nomor 142 Tahun 2015 pada Pasal

22-nya me22-nyatakan bahwa bagi perusahaan kawasan industri yang telah memiliki

izin prinsip dilarang melakukan pengalihan, penjualan dan/atau penyewaan

kaveling industri.

Setelah badan usaha yang akan melakukan pembangunan kawasan

industri di Indonesia mengurus dan memperoleh izin lingkungan serta izin prinsip

maka selanjutnya badan usaha harus mengurus IUKI sesuai dengan ketentuan

Pasal 12 PP Nomor 142 Tahun 2015, yang menyatakan bahwa setiap kegiatan

usaha kawasan industri wajib memiliki IUKI.65 IUKI hanya diberikan kepada

badan usaha yang sebagaimana dimaksud dalam kriteria pihak yang dapat

melakukan pembangunan kawasan industri di Indonesia. Selain itu, IUKI hanya

akan diberikan seluas lahan yang telah siap digunakan dan dikuasai yang

dibuktikan dengan surat pelepasan hak (selanjutnya disebut SPH) atau sertifikat.

Badan usaha yang telah memperoleh IUKI akan menjadi perusahaan kawasan

industri. Sedangkan bagi perusahaan kawasan industri yang melakukan kegiatan

usaha kawasan industri tetapi tidak memiliki IUKI maka berdasarkan Pasal 53 PP

Nomor 142 Tahun 2015 akan dikenakan sanksi administratif.66

Pemberian IUKI akan diberikan oleh pemerintah pusat atau pemerintah

daerah sesuai dengan izin lokasi berlangsungnya kegiatan usaha kawasan industri

yang dilakukan serta pemerintah atau pemerintah daerah juga akan memberikan Sanksi

administratif yang diberikan dapat berupa peringatan tertulis, denda administratif

dan penutupan sementara.

64

Pasal 19 ayat (3) PP Nomor 142 Tahun 2015.

65

Pasal 12 ayat (1) PP Nomor 142 Tahun 2015.

66

(21)

kemudahan dalam hal penerbitan IUKI. Bagi kegiatan usaha kawasan industri

yang berlokasi di dalam KPI sesuai dengan RTRW nasional maka IUKI akan

diberikan oleh menteri di bidang perindustrian, Selain itu untuk kegiatan usaha

kawasan industri yang berlokasi di dalam KPI sesuai dengan RTRW lintas

wilayah provinsi dan/atau dalam rangka penanaman modal asing maka IUKI juga

akan diberikan oleh menteri di bidang perindustrian, sedangkan untuk kegiatan

usaha kawasan industri yang berlokasi di dalam KPI sesuai dengan RTRW lintas

wilayah kabupaten/kota dan dalam wilayah kabupaten/kota maka IUKI akan

diberikan oleh gubernur dan bupati/walikota.

Penerbitan IUKI tidak dikenakan biaya. Jangka waktu IUKI berlaku

sepanjang perusahaan kawasan industri masih menyelenggarakan kegiatan

pengembangan dan pengelolaan hal ini berdasarkan Pasal 13 ayat (3) PP Nomor

142 Tahun 2015.67 Menurut Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa perusahaan

kawasan industri yang telah memperoleh IUKI dapat diberikan hak guna

bangunan (selanjutnya disebut HGB) atas tanah yang akan diusahakan dan

dikembangkan.68

3. Pengadaan tanah

Namun, dalam hal perusahaan kawasan industri merupakan

BUMN atau BUMD maka dapat diberikan hak pengelolaan disamping HGB.

Setelah pemilihan lokasi dan perizinan dilakukan maka langkah

selanjutnya ialah melakukan pengadaan tanah. Tanah merupakan modal dasar

pembangunan. Hampir tidak ada kegiatan pembangunan atau sektoral yang tidak

67

Pasal 13 ayat (3) PP Nomor 142 Tahun 2015.

68

(22)

memerlukan tanah. Oleh karena itu tanah memegang peranan yang sangat penting,

bahkan menentukan berhasil tidaknya suatu pembangunan.69

Pengadaan tanah di Indonesia dilakukan berdasarkan Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum (selanjutnya disebut UU Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum). Pelaksanaan pengadaan tanah

menurut UU Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

ialah dengan mengedepankan prinsip yang terkandung di dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan hukum tanah nasional, antara

lain prinsip kemanusiaan, keadilan, kemanfaatan, kepastian, keterbukaan,

kesepakatan, keikutsertaan, kesejahteraan, keberlanjutan dan keselarasan sesuai

dengan nilai-nilai berbangsa dan bernegara.

Masa sekarang ini sangat sulit melakukan pembangunan kawasan industri

untuk kepentingan umum diatas tanah negara dan selalu bersinggungan dengan

tanah hak milik. Sebagai jalan keluar yang dapat ditempuh adalah dengan

melakukan pengadaan tanah bagi pembangunan kawasan industri yang dilakukan

oleh lembaga pertanahan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah

tersebut. Pengadaan tanah ialah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan

cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah,

bangunan, tanaman dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah.

70

4. Pematangan tanah

69

Departemen Penerangan RI, 1982, Pertanahan Dalam Pembangunan Indonesia,

Jakarta, hlm. 165.

70

(23)

Setelah pengadaan tanah selesai dilakukan maka langkah selanjutnya ialah

melakukan pematangan tanah. Pematangan tanah tidak termasuk ke dalam

kegiatan usaha di bidang pertambangan. Untuk melakukan pematangan tanah

terlebih dahulu badan usaha harus memperoleh izin pematangan tanah yang

diajukan kepada menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai dengan tugas dan

kewenangannya masing-masing. Pematangan tanah ini bermula dari proses

perataan tanah, pembentukan kavling, pembuatan jalan, saluran air dan listrik.

Tujuan pematangan tanah adalah agar tanah siap untuk dibangun menjadi

kawasan industri.

5. Pembangunan infrastruktur

Setelah tanah sudah siap untuk dibangun maka langkah selanjutnya adalah

menyediakan dan membangun infrastruktur untuk kawasan industri.

Pembangunan infrastruktur terdiri dari 3 (tiga) yaitu infrastruktur industri,

infrastruktur dasar dan infrastruktur penunjang. Menurut Pasal 10 ayat (2) PP

Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa infrastruktur industri paling sedikit

meliputi:71

a. jaringan energi dan kelistrikan;

b. jaringan telekomunikasi;

c. jaringan sumber daya air dan jaminan pasokan air baku;

d. sanitas; dan

e. Jaringan transportasi.

71

(24)

Infrastruktur industri ini disediakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah

daerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing.72 Infrastruktur dasar

menurut Pasal 11 ayat (1) PP Nomor 142 Tahun 2015 paling sedikit meliputi:73

a. instalasi pengolahan air baku;

b. instalasi pengolahan air limbah;

c. saluran drainase;

d. instalasi penerangan jalan; dan

e. Jaringan jalan.

Infrastruktur dasar ini wajib disediakan bagi perusahaan kawasan

industri.74 Sedangkan menurut Pasal 10 ayat (3) PP Nomor 142 Tahun 2015

menyatakan bahwa infrastruktur penunjang paling sedikit meliputi:75

a. perumahan;

b. pendidikan dan pelatihan;

c. penelitian dan pengembangan;

d. kesehatan;

e. pemadam kebakaran; dan

f. Tempat pembuangan sampah.

Infrastruktur penunjang ini disediakan oleh pemerintah dan/atau

pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing dan perusahaan

kawasan industri juga dapat menyediakan infrastruktur penunjang dan sarana

penunjang di dalam kawasan industri.

6. Pengelolaan

72

Pasal 10 ayat (1) PP Nomor 142 Tahun 2015.

73

Pasal 11 ayat (1) PP Nomor 142 Tahun 2015.

74

Ibid.,

75

(25)

Menurut Pasal 33 ayat (1) PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa

pengelolaan kawasan industri dilakukan oleh perusahaan kawasan industri.76

76

Pasal 33 ayat (1) PP Nomor 142 Tahun 2015.

Namun, pada ayat (2)-nya menyatakan bahwa perusahaan kawasan industri dapat

menunjuk pihak lain untuk melakukan pengelolaan kawasan industri. Pihak lain

tersebut ialah perusahaan lain yang ditunjuk oleh perusahaan kawasan industri

untuk melakukan pengelolaan di dalam kawasan industri dan penunjukan tersebut

disertai dengan perjanjian yang dibuat antara perusahaan kawasan industri dengan

perusahaan lain serta perusahaan lain tersebut akan mendapatkan imbalan atas

jasa pengelolaan kawasan industri yang dilakukannya. Jangka waktu berlakunya

perjanjian tersebut ialah sesuai dengan kesepakatan yang diperjanjikan.

Pengalihan pengelolaan kawasan industri dilaksanakan apabila perusahaan

kawasan industri telah memiliki IUKI, telah membuat perjanjian pengalihan

pengelolaan antara perusahaan kawasan industri dengan perusahaan lain serta

kaveling kawasan industri yang akan dialihkan pengelolaannya telah memperoleh

HGB. Penunjukan pengelolaan kawasan industri kepada perusahaan lain tersebut

mengakibatkan sebagian atau seluruh hak dan kewajiban pengelolaan kawasan

industri yang dimiliki oleh perusahaan kawasan industri beralih kepada

perusahaan lain. Namun, hal itu bukan berarti perusahaan kawasan industri dapat

bebas dari tanggung jawabnya melainkan perusahaan kawasan industri tetap

bertanggungjawab atas pengelolaan kawasan industri. Hal ini dikarenakan

perusahaan lain tersebut hanya sebatas pihak yang akan membantu perusahaan

kawasan industri dalam hal mengelola kawasan industri sesuai dengan yang

(26)

Penunjukan pengelolaan kawasan industri kepada perusahaan lain harus

diberitahukan kepada pemberi IUKI yaitu menteri perindustrian, gubernur

dan/atau bupati/walikota sesuai dengan lokasi kawasan industri tersebut.

Tujuannya ialah agar perusahaan lain yang ditunjuk dapat melakukan pengelolaan

di dalam kawasan industri sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan

kawasan industri di Indonesia berdasarkan PP Nomor 142 Tahun 2015 dilakukan

sesuai dengan pedoman teknis pembangunan kawasan industri yang telah

ditetapkan oleh menteri di bidang perindustrian.

C. Perluasan Kawasan Industri di Indonesia

Perluasan kawasan industri di Indonesia dapat dilakukan bagi setiap

perusahaaan kawasan industri yang ingin melakukan perluasan kawasan industri.

Perluasan kawasan industri ini hanya dapat dilakukan di dalam KPI. Menurut

Pasal 1 angka 8 PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa perluasan

kawasan industri (selanjutnya disebut dengan perluasan kawasan), adalah

penambahan luas lahan kawasan industri dari luas lahan sebagaimana tercantum

dalam IUKI.77

Perluasan kawasan dapat dilakukan sepanjang perusahaan kawasan

industri memiliki izin perluasan kawasan industri. Apabila perusahaan kawasan

industri melakukan perluasan kawasan tanpa adanya izin perluasan kawasan

industri maka berdasarkan Pasal 54 PP Nomor 142 Tahun 2015 akan dikenakan

77

(27)

sanksi administratif berupa peringatan tertulis, denda administratif dan/atau

penutupan sementara.78

Permohonan izin perluasan kawasan diajukan kepada menteri di bidang

perindustrian, gubernur dan bupati/walikota sesuai dengan tugas dan

kewenangannya masing-masing melalui PTSP. PTSP menurut Peraturan Menteri

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemberian Izin Kawasan Industri Dan

Izin Perluasan Kawasan Industri adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan

dan non perizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari

lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan

yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap

terbitnya dokumen yang dilakuakan dalam satu tempat.

79

Pelayanan terpadu satu pintu juga merupakan cerminan dari peningkatan

pelayanan pemerintah kepada perusahaan kawasan industri yang ingin melakukan

perluasan kawasan. Bentuk peningkatan pelayanan yang dilakukan pemerintah

berupa kemudahan pelayanan dan informasi mengenai perizinan perluasan

kawasan industri kepada perusahaan kawasan industri. Sebelum mengajukan

permohonan izin perluasan kawasan industri, perusahaan kawasan industri harus

terlebih dahulu memenuhi ketentuan-ketentuan dalam mengajukan permohonan

izin perluasan kawasan industri, seperti telah menguasai dan selesai menyiapkan

lahan kawasan industri sampai dapat digunakan dan dikuasai dengan bukti adanya

SPH atau sertifikat, menyusun perubahan AMDAL, perencanaan dan

78

Pasal 54 PP Nomor 142 Tahun 2015.

79

(28)

pembangunan infrastruktur kawasan industri serta kesiapan lain dalam rangka

perluasan kawasan.

Selain itu, permohonan izin perluasan kawasan industri dilakukan dengan

paling sedikit melampirkan:80

1. fotokopi IUKI;

2. dokumen rencana perluasan kawasan;

3. data kawasan industri 2 (dua) tahun terakhir

4. perubahan izin lingkungan;

5. fotokopi susunan pengurus/pengelola kawasan industri; dan

6. Dokumen lain yang dipersyaratkan peraturan perundang-undangan.

Pemenuhan ketentuan-ketentuan tersebut dilakukan melalui pemeriksaan

lapangan yang hasilnya akan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. Setelah

hasil pemeriksaan selesai dituangkan dalam berita acara pemeriksaan maka dalam

jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya berita acara

pemeriksaan menteri perindustrian, gubernur dan bupati/walikota sesuai dengan

kewenangannya menentukan dan melakukan:81

1. menerbitkan izin perluasan kawasan industri dalam hal ketentuan dan

persyaratan dipenuhi dengan lengkap dan benar; atau

2. Menolak permohonan dalam hal tidak memenuhi ketentuan-ketentuan yang

telah ditentukan sebelumnya dan/atau terdapat ketidaksesuaian dokumen.

Mengenai biaya penerbitan, jika menteri perindustrian, gubernur dan

bupati/walikota menerbitkan izin perluasan kawasan industri maka perusahaan

80

Pasal 27 ayat (2) PP Nomor 142 Tahun 2015.

81

(29)

kawasan industri tidak perlu membayar biaya penerbitan. Hal ini sesuai dengan

yang tercantum di dalam Pasal 29 PP Nomor 142.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia bahwa Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia dan

bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 ayat (1) huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Secara normatif pengertian pajak dapat dilihat pada ketentuan Pasal 1 angka 1Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan l€mbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah diubah dengan

Perangkat daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pasal 1 angka 8 PP ini menyatakan

154 IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN produksi yang menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan yang asalnya dari kegiatan usaha di Kabupaten Samosir..