• Tidak ada hasil yang ditemukan

Powerpoint Pembentukan dan Perubahan UUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Powerpoint Pembentukan dan Perubahan UUD"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Pembentukan &

Perubahan

(2)

JANJI JEPANG

Kebijakan umum penguasa perang Jepang:

1.

Masa depan serta kedudukan wilayah-wilayah yang

diduduki akan ditentukan kemudian;

2.

Suatu perkembangan gerakan kemerdekaan yang

tidak diinginkan harus ditekan.

Pada permulaan 1943, PM Hideki Tojo melalui Marsekal

Hisaichi Terauchi memerintahkan kepada Panglima Kesatuan

Daerah VII (berkedudukan di Singapura),

untuk

menyelidikan kemungkinan pemberian kemerdekaan

kepada Indonesia

. Kesatuan daerah ini membawahi 4

Kesatuan Daerah, yaitu:

Kesatuan daerah XIX: Malaka;

Kesatuan daerah XXV: Sumatera;

Kesatuan daerah XXXVII: Borneo;

(3)

Kesatuan Daerah XVI dipimpin oleh Mayor Jenderal Moichiro

Yamamoto. Penguasa berpendapat untuk mewujudkan hal tsb

perlu:

Pembentukan sebuah lembaga penyelidikan dan penasehat (Shimon

Kikan atau Chuoo Sangi-in)

BPUPK;

Penyerahan secara gradual bidang pemerintahan dalam negeri kepada

Bangsa Indonesia;

Pengakuan terhadap kekuasaan pada raja di daerah-daerah swapraja

Surakarta dan Yogyakarta.

Janji tinggal Janji, hanya Birma dan Philippine yang diberi

kemerdekaan berdasarkan pertemuan 4 Januari dan 31 Mei 1943.

Pertimbangan Indonesia tidak diberi kemerdekaan:

Ditolak oleh Staf Angkatan Umum Perang Jepang.

Jika sudah janji harus dilaksanakan.

Mempersulit posisi jepang jika berunding dengan US, dan sekutunya.

(4)

Setelah Jepang terdesak, maka diberi izin kepada

penguasa di Jawa untuk memberikan kemerdekaan

pada Indonesia pada tahun 1945. Untuk itu

dibentuklah BPUPK yang beranggotakan 62 orang

biasa

yang

diketuai

oleh

Dr.

Radjiman

Wediodiningrat.

Sidang I BPUPK (29 Mei-1 Juni 1945):

Pidato Soekarno ttg dasar negara

Pancasila.

Negara “Semua untuk Semua”.

Dibentuk Panitia Kecil (8 org) yang diketuai Soekarno.

Panitia ini bertugas menyusun dan addressing semua ide

untuk menyusunnya. Disamping itu ada juga Panitia 9 yang

juga diketuai Seokarno dengan hasil “rancangan

pembukaan” or “Jakarta Charter (Yamin), Gentlemen

Agreement (Soekiman).

(5)

Sidang II BPUPK (10-16 Juli 1945):

Pelaporan hasil panitia kecil:

Permintaan Indonesia Merdeka;

Dasar negara;

Unifkasi dan federasi;

Bentuk pemerintahan dan kepala negara;

Warga negara;

Pemerintahan di Daerah;

Agama dan hubungannya dengan negara;

Pembelaan;

Keuangan.

(6)

Dibentuk panitia:

Panitia Perancang UUD:

Panitia Pembelaan Tanah Air;

Panitia Perekonomian.

Pada tanggal 16 Juli 45 dalam sidang paripurna BPUPK

diterima hasil rancangan UUD secara bulat.

Kemudian, karena Jepang lebih terdesak lagi maka Menlu

Jepang mempercepat rencana pemberian kemerdekaan. Untuk

daerah Jawa dibentuk PPKI; sedangkan daerah lainnya yang

belum siap berada di bawah kekuasaan Jepang. PPKI ini yang

harusnya mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Namun

karena peristiwa Bom Atom (7-9 Agustus), hal tersebut tidak

terlaksana dan inisiatif merdeka dinyatakan oleh Indonesia

sendiri. Padahal delegasi indonesia telah sampai di Dalat

(Saigon).

(7)

Ketidakjelasan ini dan ditambah lagi

dengan peristiwa Bom Atom, kemudian

berinisiatif pemimpin Indonesia untuk

menyatakan kemerdekaannnya.

Karena sempitnya waktu, meskipun ada

rancangan

pernyataan

kemerdekaan,

maka rancangan tsb tidak dipakai karena

adanya “ganjalan” terhadap 7 kata dalam

Piagam Jakarta. Kemudian penculikan

dilakukan dan digunakanlah pernyataan

proklamasi.

(8)

LEMBAGA TERTINGGI NEGARA

STRUKTUR KETATANEGARAAN RI

(BERDASARKAN UUD 1945 jo. TAP MPR NO.III THN 1978)

MPR

MPR

PRESIDE

N

PRESIDE

N

DPR

DPR

BPK

BPK

MA

MA

DPA

DPA

(9)

P

E

M

E

R

I

N

T

A

H

A

N

F

E

D

E

R

A

L

P

R

E

SI

D

E

N

STRUKTUR KETATANEGARAAN REPUBLIK

INDONESIA SERIKAT

(10)

U

U

D

S

1

9

5

0

P

R

E

SI

D

E

N

&

W

A

P

R

E

S

STRUKTUR KETATANEGARAAN REPUBLIK

INDONESIA

(11)

• Amandemen UUD 1945 • Penghapusan doktrin

Dwi Fungsi ABRI

• Penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan KKN • Otonomi Daerah

• Kebebasan Pers

• Mewujudkan kehidupan demokrasi

• Kekuasaan tertinggi di tangan MPR

• Kekuasaan yang sangat besar kepada Presiden • Pasal-pasal multitafsir • Pengaturan lembaga

negara oleh Presiden melalui pengajuan UU • Praktek ketatanegaraan

tidak sesuai dengan UUD 1945

Dasar Pemikiran Perubahan

Menyempurnakan aturan dasar:

• Tatanan negara • Kedaulatan Rakyat • HAM

• Pembagian kekuasaan • Kesejahteraan Sosial • Eksistensi negara

demokrasi dan negara hukum

• Sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan bangsa

Tujuan Perubahan • TAP MPR XI/2001

Dasar Yuridis

• Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 • Tetap mempertahankan

NKRI

• Mempertegas sistim presidensial

• Penjelasan UUD 1945 ditiadakan, hal-hal normatif masuk pasal-pasal

• Perubahan dilakukan dengan cara “adendum” Kesepakatan Dasar

• Sidang Umum MPR, 1999 Tgl.14-21 Okt 1999

• Sidang tahunan MPR,2000 Tgl.7-18 Agt 2000

• Sidang tahunan MPR,2001 Tgl.1-9 Nov 2001

• Sidang tahunan MPR,2002

Tgl.1-11 Agt 2002 • Tanpa Penjelasan

Hasil Perubahan

(12)

Bank

STRUKTUR KETATANEGARAAN RI

(BERDASARKAN UUD NEGARA RI TAHUN 1945)

PEMDA

KPK KONKON KPAIKPAI

State Auxiliary Institutions

Alat Negara

LPND PERPRES

(13)

BENTUK DAN KEDAULATAN (Pasal 1)

2

Negara Kesatuan

Negara Hukum

Berbentuk Republik

Kedaulatan berada di tangan rakyat dan

dilaksanakan menurut UUD

(14)

Pasal 24 (1)

memegang kekuasaan

kehakiman yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan

guna menegakkan hukum dan

keadilan

MA

MK

Pasal 4 (1)

memegang

kekuasaan

pemerintahan

Presiden

Lembaga-lembaga yang memegang kekuasaan menurut UUD

Pasal 20 (1)

memegang

kekuasaan

membentuk UU

DPR

(15)

MPR

Pasal 2 (1)

ANGGOTA

DPR

dipilih melalui pemilu

ANGGOTA

DPD

dipilih melalui pemilu

1. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 37 ];

2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 3 ayat (2) ];

3. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (3)];

4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)]; 5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua

pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhen-tikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)];

Wewenang

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

(16)

Presiden/

Wakil Presiden

Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat

[Pasal 6A (1)]

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Presiden/Wakil Presiden

1. memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 4 (1)]; 2. memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);

3. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 11 (1)];

4. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 11 (2)];

5. menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 12); 6. mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memper hatikan pertimbangan Dewan

Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (2)];

7. menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (3)]; 8. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung [Pasal 14 (1)];

9. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 14 (2)]; 10. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15);

11. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16); 12. mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri [Pasal 17 (2)].

6

Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga

negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah

menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya

sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta

mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

(17)

MPR

memperoleh jumlah suara >50% dalam

pemilu dengan sedikitnya 20% di

setiap Prov. yang tersebar di lebih dari 1/2 jml Prov.

[Pasal 6A (3)]

4a

dalam hal tidak ada pasangan calon terpilih, dua

pasangan calon yang mendapat suara terbanyak

1 dan 2 dlm pemilu dipilih oleh rakyat secara langsung

dan yg memperoleh suara terbanyak dilantik bersumpah di

hadapan

Parpol/ Gab. Parpol Peserta Pemilu

3

Pemilu

1

Presiden dan Wakil Presiden dipilih

dalam satu pasangan secara

langsung oleh rakyat

[Pasal 6A ayat (1)]

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat

RAKYAT

(18)

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA

Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden

DPR

MK

MPR

Presiden dan/atau Wakil

Presiden terus menjabat

Presiden dan/atau Wakil

Presiden diberhentikan

Pasal 7A

Usul tidak diterima

Usul diterima

1. usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 7A);

2. usul tsb dpt diajukan dgn terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum dan/atau tidak lagi memenuhi syarat [Pasal 7B (1)];

3. pendapat DPR tersebut dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan [Pasal 7B (2)];

4. pengajuan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri 2/3 dari jumlah anggota DPR [Pasal 7B (3)];

5. wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan diterima [Pasal 7B (4)];

6. bila terbukti melakukan pelanggaran hukum dan/atau terbukti tidak lagi memenuhi syarat, DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR [Pasal 7B (5)];

7. wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6)];

8. keputusan diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir, setelah Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan [Pasal 7B (7)];

(19)

DPR

duta negara lain [Pasal 13 (3)]

5

grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)]

7

amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)]

Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15)

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA

Mengangkat duta dan konsul, penempatan duta negara lain, pemberian grasi dan rehabilitasi, pemberian amnesti dan abolisi, serta memberi gelar dan tanda jasa

(20)

Presiden

1

memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD

[Pasal 4 (1)]

2

dalam melakukan kewajiban dibantu oleh

satu orang Wapres [Pasal 4 (2)]

4

dibantu

menteri negara [Pasal 17 (1)] yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden

[Pasal 17 (2)]

membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan

[Pasal 17 (3)]

3

membentuk dewan pertimbangan *)

(Pasal 16)

*) DPA dihapus

KEKUASAAN PEMERINTAHAN DAN KEMENTERIAN NEGARA

Presiden, Wakil Presiden, Dewan Pertimbangan dan Kementerian Negara

(21)

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan [Pasal 18 (2)]

menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai

urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5)]

berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas

pembantuan [Pasal 18 (6)]

Anggota DPRD dipilih melalui

pemilu [Pasal 18 (3)] Gubernur,

Bupati, Walikota dipilih secara

demokratis [Pasal 18 (4)]

NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai

pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18 (1)]

PEMERINTAHAN DAERAH

KEPALA PEMERINTAH

DAERAH DPRD PEMERINTAHAN DAERAH

(22)

DPR

Anggota DPR dipilih melalui pemilihan

umum [Pasal 19(1)]

Anggota DPR dapat diberhentikan dari

jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur

dalam undang-undang (Pasal 22B)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Fungsi, Wewenang, dan Hak

1. Pasal 20 (1)

11.Pasal 23F (1)

12.Pasal 24A (3)

13.Pasal 24B (3)

14.Pasal 24C (3)

(23)

YA tidak disahkan, dalam waktu 30 hari, RUU tersebut

sah menjadi UU dan wajib diundangkan [Pasal 20 (5)]

1a

memegang kekuasaan membentuk UU

[Pasal 20 (1)] anggota berhak mengajukan usul RUU

(Pasal 21)

4a

tidak boleh diajukan lagi dalam persi-dangan masa itu

[Pasal 20 (3)]

4

persetujuan bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Pembentukan UU

1b

(24)

DPR

Presiden

3b

harus dicabut [Pasal 22 (3)]

1

dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, berhak menetapkan

peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang

[Pasal 22 (1)]

2

peraturan pemerintah pengganti UU itu harus

mendapat persetujuan [Pasal 22 (2)]

3a

menjadi UU

3

persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Peraturan Pemerintah pengganti UU

TIDAK

YA

(25)

Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, yang

syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam

undang-undang [Pasal 22D (4)]

DPD

Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui

Pemilu.

Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama

dan jumlah seluruh anggota DPD itu tidak lebih

1/3 jumlah anggota DPR. [Pasal 22C (1) dan (2)]

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

Wewenang

1. dapat mengajukan RUU tertentu [Pasal 22D (1)];

2. ikut membahas RUU tertentu [Pasal 22D (2)];

3. memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, agama dan

RAPBN [Pasal 22D (2)];

4. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK [Pasal 23F (1)];

5. melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan,

dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR [Pasal 22D (3)];

(26)

DPR

dalam hal RUU tidak sahkan, dalam waktu 30 hari, RUU

tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan

[Pasal 20 (5)]

4a

tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu

[Pasal 20 (3)]

membahas RUU tertentu [Pasal 22 D (2)]

DPD

DEWAN PERWAKILAN DAERAH Pembentukan UU tertentu

YA TIDAK

(27)

Anggota

dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat

[Pasal 6A (1)]

diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta

pemilu [Pasal 6A (2)]

5

Peserta dari Perseorangan [Pasal 22E (4)]

4

Peserta dari Partai Politik [Pasal 22E (3)]

2

‘luber jurdil’ setiap 5 tahun [Pasal 22E (1)]

untuk memilih [Pasal 22E (2)]a

1

diselenggarakan oleh

komisi pemilihan umum

yang bersifat nasional tetap dan

mandiri [Pasal 22E (5)]

PEMILIHAN UMUM

PEMILU

(28)
(29)

susunan

kedudukan

kewenangan

tanggungjawab

independensi

HAL KEUANGAN bank sentral

diatur dengan undang-undang

bank sentral

Pasal 23D

(30)

BPK

Anggota dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan

diresmikan oleh Presiden [Pasal 23F (1)]

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Keanggotaan Tugas dan Wewenang

Untuk memeriksa pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara diadakan

satu Badan Pemeriksa Keuangan

[Pasal 23E (1)]

menyerahkan hasil pemeriksaan keuangan

negara kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai

dengan kewenangannya

[Pasal 23E (2)]

BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan

memiliki perwakilan di setiap provinsi

[Pasal 23G (1)]

(31)

BPK

2

hasil pemeriksaan

diserahkan [Pasal 23E (2)]

3

hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai

dengan undang-undang [Pasal 23E (3)]

DPD

DPRD

1

memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab

keuangan negara [Pasal 23E (1)]

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pemeriksaan Keuangan Negara

DPR

(32)

Anggota BPK

terpilih

DPR

Presiden

DPD

2

memberikan

pertimbangan

1

memilih calon

3

diresmikan

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)]

(33)

KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Agung

Hakim agung harus

memiliki integritas dan

kepribadian yang tidak

tercela, adil,

profesional, dan

berpengalaman di

bidang hukum

[Pasal 24A (2)]

Calon hakim agung

diusulkan oleh Komisi

Yudisial kepada DPR

untuk mendapat

per-setujuan dan

ditetap-kan sebagai hakim

agung oleh Presiden

[Pasal 24A (3)]

TUN

1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan

perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai

wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)];

2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)];

3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi

[Pasal 14 (1)];

(34)

mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi

yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang

oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh

Presiden

[Pasal 24C (3)]

Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai

pejabat negara

[Pasal 24C (5)]

KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Konstitusi

MK

Pasal 24C

Wewenang

1. berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya

bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar,

memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan

oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus

perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)];

2. wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai

dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut

Undang-Undang Dasar [Pasal 24C (2)];

(35)

KEKUASAAN KEHAKIMAN Komisi Yudisial

KY

Pasal 24B

Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai

pengetahuan dan pengalaman di bidang

hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak

tercela [Pasal 24B (2)]

Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden dengan persetujuan DPR

[Pasal 24B (3)]

Wewenang

1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)];

2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan

kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)];

(36)

WILAYAH NEGARA

26

WILAYAH NEGARA

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang

berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya

(37)

WARGA

NEGARA DAN

PENDUDUK

ialah orang-orang

bangsa Indonesia

asli dan

orang-orang bangsa lain

yang disahkan

dengan

undang-undang sebagai

warga negara [Pasal

26 (1)]

WARGA NEGARA

Warga Negara dan Penduduk

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan

pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]

warga negara

Indonesia dan orang

asing yang

bertempat tinggal di

Indonesia

[Pasal 26 (2)]

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]

27

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan

pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan

dengan undang-undang (Pasal 28)

(38)

H

AK

A

SASI

M

ANUSIA

membentuk keluarga, keturunan dan perlindungan anak dari

kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B)

mengembangkan dan memajukan diri, serta mendapat pendidikan

dan manfaat dari IPTEK (Pasal 28C)

kebebasan beragama, meyakini kepercayaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan

berserikat, berkumpul dan berpendapat (Pasal 28E) berkomunikasi dan

memperoleh informasi

(Pasal 28F)

pengakuan yang sama di hadapan hukum, hak untuk bekerja dan

kesempatan yg sama dalam pemerintahan

(Pasal 28D)

hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapat perlakuan

khusus (Pasal 28H)

tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut dan bebas dari

perlakuan diskriminatif (Pasal 28I)

berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain

serta tunduk kepada pembatasan UU

HAK ASASI MANUSIA

perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,

martabat, dan harta benda serta bebas dari

penyiksaan

(39)

Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29 (1)]

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat

menurut agamanya dan kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)]

AGAMA

29

(40)

Usaha hankamneg dilaksanakan melalui

sishankamrata oleh TNI dan POLRI sbg kekuatan utama, dan

rakyat sbg kekuatan pendukung [Pasal 30 (2)]

Tiap-tiap warga negara berhak dan

wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara

[Pasal 30 (1)]

sebagai alat negara

bertugas

mempertahankan,

melindungi, dan

memelihara keutuhan

dan kedaulatan

negara

[Pasal 30 (3)]

sebagai alat negara

yang menjaga

keamanan dan

ketertiban masyarakat

bertugas melindungi,

mengayomi, melayani

masyarakat, serta

menegakkan hukum

[Pasal 30 (4)]

Pertahanan dan

Keamanan Negara

TNI (AD, AL, AU) POLRI

Tugas dan Wewenang

PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA

(41)

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari

APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan

nasional [Pasal 31 (4)]

negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan

budaya Nasional [Pasal 32 (2)]

Pemerintah memajukan ilmu penge- tahuan dan teknologi dengan men- junjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat

manusia [Pasal 31 (5)] Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu

sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

dengan undang-undang [Pasal 31 (3)]

negara memajukan kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin

kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya [Pasal 32 (1)] Setiap warga negara berhak

mendapatkan pendidikan [Pasal 31 (1)]

Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar

dan pemerintah wajib membiayainya [Pasal 31 (2)]

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(42)

PEREKONOMIAN NASIONAL PEREKONOMIAN NASIONAL

disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan

[Pasal 33 (1)]

Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang

banyak dikuasai oleh negara [Pasal 33 (2)]

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara

dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran

rakyat [Pasal 33 (3)]

diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan

ekonomi nasional [Pasal 33 (4)]

(43)

KESEJAHTERAAN

SOSIAL

KESEJAHTERAAN SOSIAL

Fakir miskin dan

anak-anak yang

terlantar dipelihara

oleh negara

[Pasal 34 (1)]

Negara mengembangkan

sistem jaminan sosial bagi

seluruh rakyat dan

mem-berdayakan masyarakat

yang lemah dan tidak

mampu sesuai dengan

martabat kemanusiaan

[Pasal 34 (2)]

Negara bertanggung

jawab atas penyediaan

fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas

pelayanan umum yang

layak

[Pasal 34 (3)]

(44)
(45)

BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN

34

ATRIBUT KENEGARAAN

Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)

Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)

Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan

Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A)

(46)

MPR

berwenang mengubah dan menetapkan

[Pasal 3 (1)]

Pasal-pasal

Perubahan

UUD

Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat

diagendakan dalam sidang MPR apabila

diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari

jumlah anggota MPR [Pasal 37 (1)]

Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan

secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas

bagian yang diusulkan untuk diubah beserta

alasannya [Pasal 37 (2)]

Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR

dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari

jumlah anggota MPR [Pasal 37 (3)]

Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD

dilakukan dengan persetujuan

sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh

anggota MPR [Pasal 37 (4)]

Khusus mengenai bentuk NKRI tidak dapat

dilakukan perubahan [Pasal 37 (5)]

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR

(47)

Pasal I

Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih

tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut

Undang-Undang Dasar ini.

Pasal II

Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi

sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang

Dasar dan belum diadakan yang baru menurut

Undang-Undang Dasar ini.

Pasal

III

Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17

Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya

dilakukan oleh Mahkamah Agung.

ATURAN PERALIHAN

36

(48)

Pasal I

Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan

peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang

Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003

Pasal II

Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini,

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal

ATURAN TAMBAHAN

37

(49)

KABINET, LPND, &

(50)

KABINET

UUD 1945

PRESIDENSIIL

MAKLUMAT WAPRES

PARLEMENTER

KONSTITUSI RIS

PARLEMENTER

UUDS 1950

PARLEMENTER

UUD 1945 (DEKRIT PRESIDEN)

PRESIDENSIIL

UUD NEGARA RI TAHUN 1945

(51)

KABINET

Pasal 17 UUD 1945:

1) Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara.

2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan

oleh Presiden.

3) Menteri-menteri itu memimpin Departemen

Pemerintahan.

Pasal 17 UUD Negara RI Tahun 1945:

1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.

2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan

oleh Presiden.

(*)

3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu

dalam pemerintahan.

(*)

4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran

kementerian negara diatur dalam

(52)

KABINET

Pouvoir executif

: tugas sehari-hari presiden sebagai kepala

pemerintahan.

Pada

saat

Presiden

Susilo

Bambang

Yudhoyono

mengumumkan susunan kabinetnya pada tanggal 20

Oktober 2004 melalui Keppres No.187/M/2004 tentang

Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu, dilakukan

pembentukan kembali terhadap Departemen Sosial. Namun

belum dilakukan berdasarkan persetujuan DPR. Kebijakan

ini diambil berdasarkan kebijakan yang dilakukan

pendahulunya, yaitu Presiden Megawati melalui Keppres

No.102 Tahun 2001 yang ditetapkan pada tanggal 13

September 2001. Ini disebabkan karena pada saat itu

belum ada undang-undang yang mengatur tentang

pembentukan,

penggabungan,

dan

pembubaran

kementerian negara sebagai undang-undang organik yang

diperintahkan oleh Pasal 17 ayat (4) UUD Negara RI Tahun

1945 meskipun Pasal 17 ayat (4) UUD 1945 telah dihasilkan

dan berlaku sejak 18 Agustus 2001.

Apakah kemudian kondisi ini menunjukan bahwa presiden

(53)

PRODUK HUKUM PEMBENTUKAN

KABINET

Keppres pada masa pemerintahan Presiden Soeharto:

• Keppres No.15 Tahun 1974

• Keppres No. 45 Tahun 1974

• Keppres No. 27 Tahun 1992

• Keppres No. 61 Tahun 1998

Keppres pada masa pemerintahan Presiden Habibie:

• Keppres No. 115 Tahun 1999 (27 september 1999)

Keppres pada masa pemerintahan Presiden Abdurrachman Wahid:

• Keppres No.136 Tahun 1999 (10 November 1999)

• Keppres No. 165 Tahun 2000

• Keppres No. 177 Tahun 2000

• Keppres No. 38 Tahun 2001 tentang Perubahan Keppres No.177 Tahun 2000.

Keppres pada masa pemerintahan Presiden Megawati:

• Keppres No.102 Tahun 2001

Perpres pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono:

• Perpres No.9 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah sebanyak 3 (tiga) dengan:

–Perpres No. 62 Tahun 2005,

–Perpres No. 90 Tahun 2006, dan

(54)

KABINET INDONESIA BERSATU

PADA MASA SBY

Kementrian Negara:

Kementerian Negara Koordinator;

Kementerian yang berbentuk Departemen;

Kementerian Negara.

Kementerian Negara Koordinator mempunyai tugas

membantu Presiden dalam mengkoordinasikan

perencanaan dan penyusunan kebijakan, serta

mensinkronkan pelaksanaan kebijakan di bidangnya.

Kementerian yang berbentuk Departemen mempunyai

tugas untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan.

Kementerian Negara mempunyai tugas untuk

(55)

KEMENTERIAN

KOORDINATOR

Kementerian Negara Koodinator terdiri

atas:

1. Kementerian Koordinator Bidang

Politik, Hukum, dan Keamanan,

2. Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian, dan

(56)

KEMENTERIAN BERBENTUK

DEPARTEMEN

Kementerian ini terdiri atas 20 kementerian yang berbentuk departemen, yaitu:

1.

Departemen Dalam Negeri;

2.

Departemen Luar Negeri;

3.

Departemen Pertahanan;

4.

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia;

5.

Departemen Keuangan;

6.

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;

7.

Departemen Perindustrian;

8.

Departemen Perdagangan;

9.

Departemen Pertanian;

10. Departemen Kehutanan;

11. Departemen Perhubungan;

12. Departemen Kelautan dan Perikanan;

13. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

14. Departemen Pekerjaan Umum;

15. Departemen Kesehatan;

16. Departemen Pendidikan nasional;

17. Departemen Sosial;

18. Departemen Agama;

(57)

KEMENTERIAN NEGARA

Kementerian Negara ini terdiri atas 10

(sepuluh) Kementerian Negara, yaitu:

Kementerian Negara Riset dan Teknologi;

Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah;

Kementerian Negara Lingkungan Hidup;

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan;

Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara;

Kementerian Negara Pembangunan Daerah

Tertinggal;

Kementerian Negara Perencanaan

Pembangunan;

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara;

Kementerian Negara Perumahan Rakyat;

(58)

LEMBAGA PEMERINTAH

NONDEPARTEMEN

Di samping wakil presiden dan kementerian

negara, presiden juga dapat dibantu oleh

lembaga pemerintah yang lain, seperti

Lembaga

Pemerintah

Non-Departemen

(selanjutnya LPND), dalam melaksanakan

kewenangannya.

LPND didirikan dengan tujuan untuk

melaksanakan

tugas

khusus

yang

didelegasikan kepadanya oleh presiden

yang ditentukan dalam Pasal 1 ayat (1)

Keputusan Presiden No.103 Tahun 2001

tentang

Kedudukan,

Tugas,

Fungsi,

(59)

LEMBAGA PEMERINTAH

NONDEPARTEMEN

Saat ini terdapat 22 LPND, yaitu:

1. Lembaga Administrasi Negara (LAN); 2. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI); 3. Badan Kepegawaian Negara (BKN);

4. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS); 5. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS); 6. Badan Pusat Statistik (BPS);

7. Badan Standardisasi Nasional (BSN);

8. Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN); 9. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN);

10. Badan Intelijen Negara (BIN);

11. Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG);

12. Badan Koordinasi Kelurga Berencana Nasional (BKKBN); 13. Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN);

14. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL); 15. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP);

16. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);

17. Badan Pengajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); 18. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM);

19. Badan Pertanahan Nasional (BPN);

(60)

LEMBAGA PEMERINTAH

NONDEPARTEMEN

Sebagai sebuah LPND tidak dapat dikategorikan

sebagai bagian dari sebuah departemen atau pun

sebagai bawahan dari departemen tertentu;

LPND

diberikan

tugas

khusus

oleh

kepala

pemerintahan: presiden. Presiden, sebagai pendiri

LPND, mempertimbangkan bahwa tugas yang

diemban LPND tidak dapat dikategorikan dan

diberikan kepada sebuah departemen tertentu: untuk

melaksanakan tugas khusus itu diperlukan sebuah

institusi khusus. Sebagai contoh, untuk menjamin

keamanan, mutu, dan kandungan gizi dari makanan

diperlukan beberapa departemen untuk mengaturnya,

seperti Departemen Pertanian, Departemen Perikanan,

Departemen Kehutanan, Departemen Perindustrian,

dan Departemen Kesehatan.

(61)

LEMBAGA PEMERINTAH

NONDEPARTEMEN

Berdasarkan kenyataan ini, secara

(62)

STATE AUXILIARY

INSTITUTIONS

Pasca dilakukannya amandemen, banyak sekali

lembaga

“independen”

yang

dilahirkan.

Lembaga-lembaga ini mengambil peran berbagai

lembaga

pemerintahan

yang

sudah

ada

sebelumnya. Hal ini, salah satunya, didorong oleh

ketidakpercayaan publik terhadap lembaga

pemerintahan formal yang telah ada karena tidak

dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara

maksimal. Selain itu, lembaga ini pun diberi

trademark

sebagai lembaga independen. Namun

dalam kenyataan sehari-hari, lembaga ini hanya

independen dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya saja dan tidak independen secara

absolute.

State Auxiliary Institution: lembaga negara yang

(63)

STATE AUXILIARY

INSTITUTIONS

Lembaga-lembaga ini, antara lain:

1.Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

(Komnas HAM)

2.Komisi Tindak Pidana Korupsi (KPK)

3.Komisi Ombudsman Nasional (KON)

4.Komisi Pengawas Persaingan Usaha

(KPPU)

5.Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

6.Komisi Hukum Nasional (KHN)

(64)

Referensi

Dokumen terkait

Sementara alat lain yang dipakai adalah kecik atau biji buah sawo, sawo manila, srikaya, tanjung, dan sejenisnya. Bisa juga memakai butiran batu krikil yang

Penelitian yuridis normatif merupakan penelitian yang menganalisa tentang ketentuan hukum/norma hukum, yaitu hubungan antara kebijakan ASI eksklusif yang terdapat dalam

Dalam kegiatan pembelajaran yang demikian itu dosen dapat mengarahkan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dengan mengutamakan pengembangan kreatifitas,

 Mengumpulkan informasi ALU  Mengumpulkan informasi Tugas Menyelesaikan masalah tentang Organisasi Processor Observasi Mengamati kegiatan/aktivitas siswa secara individu

Intiqad berasal dari kata intiqada yang berarti mengeritik atau mengoreksi, yang mempunyai bentuk masdar intiqadan yang berarti kritik atau koreksi. Jadi

Simpulan dari penelitian adalah Audience Response System berbasis Wi-Fi dapat berjalan dengan baik dengan jumlah responden yang banyak tergantung dari konfigurasi

638/BPBD/2016 tanggal 26 Agustus 2016 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa senyawa 2-(4’-N,N-dimetil aminobenzilidena) sikloheksana-1,3- dion tidak dapat terbentuk dari