PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN PRA
OPERASI DI RSUD KABUPATEN GAYO LUES
TESIS
Oleh
ENA TRIANA 107032002/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN PRA
OPERASI DI RSUD KABUPATEN GAYO LUES
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
ENA TRIANA 107032002/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Judul Tesis : PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN PRA OPERASI DI RSUD KABUPATEN GAYO LUES TAHUN 2012
Nama Mahasiswa : Ena Triana
Nomor Induk Mahasiswa : 107032002
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M) (dr. Fauzi, S.K.M Ketua Anggota
)
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)
Telah diuji
Pada Tanggal : 30 Agustus 2012
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M Anggota : 1. dr. Fauzi, S.K.M
PERNYATAAN
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN PRA
OPERASI DI RSUD KABUPATEN GAYO LUES
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Oktober 2012 Penulis,
ABSTRAK
Operasi dapat menimbulkan kecemasan baik bagi klien maupun keluarga sehingga perawat dan tenaga kesehatan lain perlu memberi perhatian pada upaya mengurangi kecemasan sekaligus menurunkan resiko operasi yang dapat terjadi. Persiapan pra operasi penting sekali untuk memperkecil resiko operasi, karena hasil akhir suatu pembedahan sangat bergantung pada penilaian keadaan penderita dan persiapan pra operasi yang telah dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan tingkat kecemasan pada pasien bedah sebelum dan sesudah pemberian informed consent. Jenis penelitian adalah quasi-eksperimen, dengan menggunakan satu kelompok subjek yang terdiri 32 responden serta dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian informed consent. Alat pengumpulan data adalah kuesioner dan uji yang digunakan adalah uji t-test dengan tingkat signifikasi (α) sebesar 0,05.
Uji t-test menunjukkan hasil yang signifikans (p < 0,05), artinya ada perbedaan antara sebelum dan sesudah pemberian informed consent.
Perubahan tingkat kecemasan pasien dari yang tidak mengalami kecemasan sebelum pemberian informed consent 7 orang sesudah pemberian informed consent 10 orang, tingkat kecemasan ringan sebelum pemberian informed consent 8 orang sesudah pemberian informed consent 16 orang, tingkat kecemasan sedang sebelum pemberian informed consent 12 orang sesudah pemberian informed consent 6 orang, dan tingkat kecemasan berat sebelum pemberian informed consent 5 orang sesudah pemberiani informed consent tidak ada.
Disarankan kepada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gayo Lues perlu mempertahankan dan meningkatkan komunikasi dalam pemberian informed consent terhadap pasien yang mengahadapi operasi.
ABSTRACT
Operation can cause anxiety for both the clients and their family that nurses and other health workers need to pay attention to the efforts to reduce anxiety and at the same time to lower the operation risks that may arise
The purpose of this quasi-experimental study was to find out the influence of the different levels of anxiety on the surgical patients before and after giving an informed consent. The samples for this study were a subject group consisting of 32 respondents who were measured before and after giving the informed consent. The data for this study were obtained through questionnaire distribution and then were analyzed through t-test at α = 0.05.
. Pre-operation preparation is very important to minimize the operation risk because the outcome of surgery depends very much on the assessment of the condition of patient and the pre-operation preparation done.
The result of t-test showed a significant result (p < 0.05) meaning that there was a difference between before and after giving the informed consent. The level of anxiety changed from 7 patients who did not experience anxiety before giving the informed consent to 10 after giving the informed consent; from 8 patients with minor anxiety before giving the informed consent to 16 after giving the informed consent; from 12 patients with moderate anxiety before giving the informed consent to 6 after giving the informed consent; from 5 patients with severe anxiety before giving the informed consent to after giving informed consent became zero.
The management of Gayo Lues District Hospital should motivate the medical personal to improve the quality of communication.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Karena atas
limpahan rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul
“Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Pemberian Informed Consent pada Pasien Pra Operasi di RSUD Kabupaten Gayo Lues”.
Tesis ini merupakan salah satu pesyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan
program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Minat Studi Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari
Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M dan dr Fauzi, S.K.M selaku komisi
pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberi masukan untuk
membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis ini selesai. Pada
kesempatan ini juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, Sp.A(K) selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera.
3. Prof. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Utara serta seluruh jajarannya yang telah memberikan bimbingan dan dorongan
selama penulis mengikuti pendidikan.
5. dr. Heldy Bz, MPH dan dr. Surya Dharma, MPH selaku dosen Penguji yang telah
banyak memberi masukan berupa saran dan kritikan untuk perbaikan tesis ini.
6. Kedua orang tua tercinta Asminah dan Basyarudin (Alm) yang telah banyak
membantu baik moril maupun material, memberikan dorongan dan semangat
serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam pembuatan tesis.
7. Kepada saudara-saudaraku Syafri Amin, Suriani, Laila Damai Yanti, Peni Ernita,
Mirwan, Hilwa Iwayu, Nazira Khansa, M Fadhil Aufa yang penulis sayangi yang
telah banyak memberi motivasi dan do’a kepada penulis dalam proses
penyusunan tesis penelitian ini.
8. Rekan-rekan di peminatan AKK stambuk 2010 yang telah memberi dukungan
kepada penulis.
9. dr. Taufik Ririansyah selaku Direktur RSUD Kabupaten Gayo Lues yang telah
memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSUD Kabupaten
Gayo Lues dan semua responden yang telah bersedia di wawancarai dalam
penyusunan tesis ini.
Akhirnya dengan hati terbuka penulis mohon maaf andai terdapat kesalahan
maupun kekeliruan dalam melakukan penelitian ini. Kiranya Allah SWT akan
membalas semua kebaikan yang telah penulis terima selama ini. Semoga penelitian
tesis ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu saran dan kritik
yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini.
Medan, Oktober 2012 Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Ena Triana, lahir pada tanggal 3 Mei 1988 di Kabupaten Gayo Lues, anak
ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Ayahanda Alm. Basyarudin dan
Asminah.
Pendidikan formal penulis, dimulai dari pendidikan dasar di Sekolah Dasar
Muhammadiyah di Gayo Lues selesai tahun 1999, Sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Blangkejeren selesai tahun 2002, Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Blangkejeren selesai tahun 2005, S-1 Fakultas Kesehatan Masyarakat STIKes
Helvetia Medan selesai 2009.
Tahun 2010 penulis mengikuti pendidikan lanjutan pada program studi S2
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
2.1.1 Pengertian dan Batas Kecemasan ... 9
2.1.2 Angka Kejadian Kecemasan ... 10
2.2.3 Cara Mengukur Kecemasan ... 11
2.2 Informed Consent ... 14
2.2.1 Pengertian Informed Consent ... 14
2.2.2 Tujuan dan Fungsi Persetujuan Tindakan Medis ... 15
2.2.3 Bentuk Persetujuan Tindakan Medis ... 16
2.2.4 Informasi ... 17
2.2.5 Informasi yang Harus Disampaikan ... 21
2.2.6 Hak-Hak dan Kewajiban Pasien ... 23
2.2.7 Persetujuan Tindakan Medis ... 26
2.2.8 Penolakan Tindakan Medis ... 26
2.2.9 Manajemen Unit Kerja Informasi Kesehatan ... 27
2.3 Operasi ... 28
2.3.1 Pengertian Operasi ... 28
2.3.2 Tahap-Tahap Operasi ... 30
2.3.3 Persiapan-Persiapan Sebelum Operasi ... 31
2.4 Landasan Teori ... 33
BAB 3. METODE PENELITIAN ... 37
3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39
3.5 Variabel dan Definisi Operasional ... 41
3.5.1 Variabel Bebas ... 42
4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 46
4.2 Analisis Univariat ... 46
4.2.1 Gambaran Karakteristik Responden ... 46
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
2.1. Alat Ukur HRS-A (Hamilton Rating Scale For Anxiety) ... 12
3.1. Uji Validitas Variabel ... 40
3.2. Uji Reliabilitas Variabel ... 41
3.3. Tabel Pengukuran ... 43
4.1. Distribusi Karakteristik Responden ... 46
4.2. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Komunikasi dalam Pemberian Informed Consent ... 48
4.3. Distribusi Responden Berdasrkan Skor Tingkat Kecemasan sebelum dan sesudah Pemberian Komunikasi Informed Consent. ... 49
DAFTAR GAMBAR