• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Perilaku Prososial Siswa di Sekolah melalui Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Modeling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peningkatan Perilaku Prososial Siswa di Sekolah melalui Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Modeling"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Info Artikel: Diterima 06/06//2015 Direvisi 12/06/2015 Dipublikasikan 30/06/2015

Volume 3 Nomor 2, juni 2015, Hlm 31-39

Pening

Hastha Purna Putra, Nurhizrah Gis

Universitas Negeri Padang

Abstract

The low prosocial behavio the inability of appreciatin improve students’ prosocia group guidance service with quasi-experimental resear whether group guidance behavior or not. Two group Sekolah Menengah Perta Madrasah Tsanawiyah Pe students. There were five m group. The data of prosocia analyzed by using the Wilc SPSS version 16.00. The fin students’ pretest and postte significant difference betw group, (3) there was a sign the experimental and the co prosocial behavior can be im it is suggested for counse especially in enhancing pro

Keyword: Prosocial Behavior, Gr

Copyright © 2015 IICE - Multika Rights Reserved

Indonesian Institute for Counselin

PENDAHULUAN

Manusia sebagai makhluk manusia akan saling berhubung sangat penting dalam kehidupa lingkungan sekolah, lingkungan mendukung perkembangan indiv sosialnya secara matang, termasuk Remaja banyak yang meng kesenangan diri sendiri tanpa ma perilaku prososial, justru sebalikn

Volume 3 Nomor 2, juni 2015, Hlm 31-39

Peningkatan Perilaku Prososial Siswa di Sekolah melalui Layanan Bimbingan Kelompok

dengan Teknik Modeling

Gistituati & Syahniar

vior of students can inhibit the developmental tasks of adole iating others and getting others’ respect. Group guidance c

ocial behavior. The aim of this study was to reveal the e with modeling techniques in improving students’ prosocial arch with pretest and posttest control group design aim e services with modeling techniques can improve stude oups were selected by using purposive sampling. They were rtama Islam Terpadu (SMPIT) Rabbi Radhiyya Curup Pesantren Muhammadiyah Curup Timur. Each group co e meetings of group guidance service for each experimenta ocial behavior were collected by using pretest and posttest,

ilcoxon Signed Ranks Test and Kolmogorov-Smirnov Tw findings of this study were: (1) there was a significant diffe osttest of prosocial behavior in the experimental group, (2

tween students’ pretest and posttest of prosocial behavior significant difference between posttests of students’ prosocia e control group. Based on those findings, it is concluded tha be improved through group guidance with modeling techniqu nseling teachers to do group guidance by using modelin prosocial behavior and other social behaviors.

Group Guidance Service and Modeling Technique

ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo

ling and Education (IICE) Multikarya Kons

k sosial membutuhkan bantuan dari orang lain dan tidak ngan satu sama lain dalam lingkungannya. Lingkungan upan manusia untuk mengembangkan keterampilan b an keluarga maupun lingkungan masyarakat. Lingkung dividu secara positif, maka individu tersebut akan me suk di dalamnya perkembangan sosial remaja.

enganut gaya hidup hedonis, yang membuat mereka h mau memikirkan keadaan orang lain. Remaja bukannya ge liknya malah semakin banyak di antara remaja yang melaku

Volume 3 Nomor 2, juni 2015, Hlm 31-39

dolescent such as e can be used to e effectiveness of ial behavior. This aims to find out tudents' prosocial ere selected from rup Tengah and consisted of 10 ental and control st, then they were Two Sample with ifference between , (2) there was a ior in the control ocial behavior in that the students’ iques. Therefore, eling techniques,

elor Indonesia - All

tidak dapat hidup sendiri, an merupakan hal yang n bersosialisasi, baik di ngan sosial yang dapat mencapai perkembangan

(2)

selaras dengan dunia orang dew bertanggung jawab. Salah satu dar Secara psikologis siswa Sek masa remaja. Masa remaja meru Menurut Chaplin (2004:12),“Adole 12 sampai 21 tahun bagi anak per 22 tahun bagi anak laki-laki”. Piag dimana anak-anak sudah tidak lag tingkatan yang sama, sekurang mempunyai banyak aspek afektif intelektual yang mencolok.

Perubahan yang terjadi pada sekolah menengah memberikan pe diri remaja. Salah satu tugas perk Havighurst (dalam Syamsu Yusuf yaitu: 1) mencapai hubungan sosia maupun dengan lawan jenis, 2) m masing-masing sesuai dengan kete jawab secara sosial yang berlaku d Keberhasilan remaja dalam suatu kondisi berperilaku prosos harmonis, dan dapat menjadi o mengalami ketidakbahagiaan atau tantangan bagi pihak sekolah, khu siswa, sehingga siswa dapat mem layanan bimbingan dan konseling

Kurangnya kemampuan sis berbagai sikap negatif. Hal ini da sekolah, seperti melanggar tata ter bekerjasama dan mengganggu te antar teman dan mengakibatkan pe

Apabila dibiarkan tanpa a berdampak pada kegagalan dalam mengembangkan keterampilan be mencapai kematangan hubungan a keharusan karena mempengaruhi konflik pada siswa.

Perilaku yang menimbulkan disebut penyimpangan kepribadia agresi, perlakuan tidak senonoh s Seringkali disertai dengan tidak kondisi emosi dan afeksinya (Sulli prososialnya mengalami gangguan prososial. Banyak pakar yang be keterasingan dari kehidupan waj mengubah nilai hidup manusia me Permasalahan moral yang tum kepentingan diri pribadi dengan tu individu cenderung mendahulukan tuntutan batiniahnya juga ada d Sebagaimana sabda Nabi Muhamm

ن ًأ ﷲ ﻲ ـ ـ ـ ﻓ ن ﻮ ﻋ ﺪ ـ ـ ـ ـ ـ ﺒ ﻌ ﻟ ا ﺎ ﻣ ن ﺎ ﻛ ﺪ ـ ﮫــﯿﺧأ

ewasa yang akan dimasuki adalah tugas mengembangkan dari perilaku sosial yang perlu dikembangkan adalah perilak Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) tengah memasuki rupakan masa yang singkat dan sulit dalam perkembanga dolescence adalah periode antara pubertas dan kedewasaan, perempuan yang lebih cepat matang dibandingkan anak lak

iaget (dalam Hurlock, 2004:206) mendefinisikan bahwa: M lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua m ng-kurangnya dalam masalah hak…. Integrasi dalam

tif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber….Ter

da masa remaja tidak terlepas dari hakikat sekolah. Transis pengalaman normatif yang membutuhkan proses adaptasi rkembangan remaja yang harus dicapai adalah berkaitan de suf, 2006:74) mengemukakan tugas-tugas perkembangan so osial yang lebih matang dengan teman-teman sebaya, baik ) mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita artinya da etentuan yang berlaku di masyarakat, 3) mencapai tingkah u di masyarakat.

m menyelesaikan tugas-tugas perkembangan di atas meng sosial yang baik, sehingga remaja yang bersangkutan d i orang yang produktif. Namun sebaliknya apabila gaga tau kesulitan dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, keberhas

hususnya guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang memb emiliki perilaku prososial. Salah satunya adalah dengan c ing yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku prososial sis siswa dalam mengembangkan keterampilan bersosialisa dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan perilaku yan tertib sekolah, tidak mengerjakan tugas sekolah, tidak bis

teman. Rendahnya keterampilan siswa bersosialisasi dapat perkelahian juga.

adanya penanganan khusus dari sekolah khususnya lam mencapai tugas-tugas perkembangan individu. Individ bersosialisasi berarti belum dapat menyelesaikan tugas n antar teman sebaya. Pencapaian tugas perkembangan pa hi tahapan perkembangan selanjutnya. Bahkan dikhawatirk

an konflik tersebut termasuk perilaku antisosial. Perilaku an adian yang antisosial (Antisocial Personality Disorder). Sa h serta perilaku kriminal lainnya di antara berbagai kelomp ak adanya rasa bersalah dan penyesalan, dimana pelaku Sullivan, 2009:78). Perilaku tersebut adalah indikator bagi uan. Menurut Sullivan (2009:79) perilaku antisosial adalah beranggapan bahwa perilaku yang bersifat patologis ada

ajar. Pembangunan yang terlalu berorientasi pada pertum menjadi pemburu materi dengan mengabaikan akibat sosial tumbuh dalam pribadi manusia adanya tarikan permanen an n tuntutan untuk kesediaan dirinya memperhatikan kepentin kan kepentingan dirinya sendiri sebelum mengurus kebutu a dorongan untuk membantu kesulitan orang lain (Ima

mmad SAW dalam riwayat Muslim: ﺪ ـ ـ ـ ـ ـ ﺒ ﻌ ﻟ ا ﻲ ـ ـ ـ ﻓ ن ﻮ ﻋ ﮫــﯿﺧأ

kan perilaku sosial yang ilaku prososial.

ki tahapan perkembangan ngan kehidupan manusia. n, usia yang diperkirakan laki-laki, antara 13 hingga : Masa remaja adalah usia melainkan berada dalam m masyarakat (dewasa) ermasuk juga perubahan

sisi dari sekolah dasar ke tasi atau penyesuaian pada dengan hubungan sosial. sosial pada masa remaja aik dengan teman sejenis dapat menerima peranan ah laku yang bertanggung

engantarkannya ke dalam n dapat merasa bahagia, agal, maka remaja akan asilan remaja ini menjadi mberikan bantuan kepada n cara memberikan suatu l siswa.

lisasi akan menunjukkan ang ditampilkan siswa di bisa bergaul, tidak bisa at mengakibatkan konflik

ya guru BK, maka akan idu yang kurang mampu as perkembangan, untuk pada individu merupakan tirkan akan menimbulkan

antisosial secara formal ). Sama halnya kekerasan, mpok dalam masyarakat. ku kurang peka terhadap agi mereka yang perilaku lah kebalikan dari perilaku adalah akibat dari proses tumbuhan ekonomi telah ial yang terjadi.

antara upaya pemenuhan ntingan orang lain. Setiap utuhan orang lain, namun mam Sutomo, 2008:43).

(3)

Artinya:

Sesungguhnya Allah meno

Seberapapun banyaknya pe perilaku prososial yang dilakuka tidak sebesar antisosial. Adanya k rendah, sebagaimana dalam pene orang siswa berada pada kategori tinggi 1 (satu) orang siswa.

Pertanyaannya adalah kenap segala bentuk tindakan yang men motif-motif penolong. Perilaku p membuat perilaku prososial men adalah tanggung jawab sosial, timb

Perilaku prososial bagian dar dari orang lain dan tidak dapa lingkungannya. Lingkungan sosia dalam berperilaku prososial yang 2009:78). Perilaku tersebut adala Menurut Sullivan (2009:79) perila beranggapan bahwa perilaku yang

Permasalahan moral yang tum kepentingan diri pribadi dengan tu individu cenderung mendahulukan tuntutan batiniahnya juga ada doro

Kecenderungan perilaku pro rata-rata perilaku prososial siswa 5 tindakan yang menguntungkan d penolong. Perilaku prososial ber perilaku prososial menjadi bagia tanggung jawab sosial, timbal balik

Bagian dari rendahnya perila dimana dari 50 siswa di SMPIT R akan mengonsultasikan permasala dengan orang lain, sedangkan sele solusi dari permasalahan yang mer

Keluar dari permasalahan pe guru BK/ konselor dapat melaku Sesuai dengan tujuan dari layana adalah sebagai berikut:1) mampu tanggapan, perasaan dan lain seb bertanggung jawab atas pendapa (gejolak kejiwaan yang bersifat membahas masalah atau topik-top Maka adanya kesesuaian an bimbingan kelompok, dapat memb bimbingan kelompok. Layanan bi teknik modeling yang aktif dan dinamika kelompok yang aktif, kelompok saling berinteraksi, tole keberanian anggota kelompok unt inilah yang menjadi inti kajian da bimbingan kelompok dengan tekn

enolong seorang hamba selagi hamba tersebut menolong sau

perilaku antisosial yang menjadi topik pembicaraan, ukan oleh seseorang di lingkungan sosialnya setiap hari. N

a kecenderungan perilaku prososial yang rendah ditemui b nelitian Erlina Permata Sari (2013:83) skor perilaku proso ri sangat rendah 2 (dua) orang siswa, kategori rendah 8 (de

apa perilaku prososial yang harus dimaksimalkan? Perilak enguntungkan dan dilakukan untuk menolong orang lain, prososial bermanfaat bagi remaja dalam interaksi sosial enjadi bagian atau norma sosial. Tiga norma yang paling imbal balik dan keadilan sosial (Sears, Freedman, dan Pepla dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, dimana pat hidup sendiri, manusia akan saling berhubungan sial yang dapat mendukung perkembangan individu secar g baik, dituntut adanya kepekaan terhadap kondisi emosi d alah indikator bagi mereka yang perilaku prososialnya erilaku antisosial adalah kebalikan dari perilaku prososia ng bersifat patologis adalah akibat dari proses keterasingan tumbuh dalam pribadi manusia adanya tarikan permanen an n tuntutan untuk kesediaan dirinya memperhatikan kepentin kan kepentingan dirinya sendiri sebelum mengurus kebutu orongan untuk membantu kesulitan orang lain (Imam Sutom prososial yang bermasalah, dalam penelitian Erlina Perma a 57,1%, berada pada kategori rendah. Perilaku prososial m dan dilakukan untuk menolong orang lain, tanpa memp

ermanfaat bagi remaja dalam interaksi sosial mereka. H gian atau norma sosial. Tiga norma yang paling pentin alik dan keadilan sosial (Sears, Freedman, dan Peplau,, 2005 ilaku prososial tersebut tergambar dari hasil AUM (Alat Un

Rabbi Radhiyya Curup Tengah yang diberikan AUM Umu alahan yang dialami. Berarti hanya 16 % saja siswa yang selebihnya 42 orang (84%) tidak ingin berbagi dengan ora

ereka alami.

perilaku prososial yang merupakan tugas perkembangan lakukan berbagai strategi pendekatan baik secara individu

anan bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan ole u berbicara di depan orang banyak, 2) mampu mengeluarka ebagainya kepada orang banyak, 3) belajar menghargai p pat yang dikemukakannya, 5) mampu mengendalikan dir at negatif), 6) dapat bertenggang rasa, 7) menjadi akrab topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersam

antara masalah perilaku prososial dengan solusi yang dita mbantu para siswa keluar dari permasalahan perilaku prosos bimbingan kelompok yang diberikan, memanfaatkan dinam

an topik-topik yang terkait dengan perilaku prososial. P tif, akan menciptakan suasana yang hangat antara anggo

toleransi, saling menghargai pendapat, ide, gagasan, dan sar untuk mengungkapkan buah pikirannya tanpa ragu, malu-m dalam penelitian ini, yaitu peningkatan perilaku prososial knik modeling.

saudaranya”.

, tapi tetap ditemukan i. Namun yang ditemukan i bahkan ada yang sangat ososial dari 10 (sepuluh) (delapan) orang siswa dan

ilaku prososial mencakup in, tanpa memperdulikan ial mereka. Hal ini yang ling penting di dalamnya plau,, 2005:50).

a membutuhkan bantuan n satu sama lain dalam ara positif. Maka remaja i dan afeksinya (Sullivan, ya mengalami gangguan. sial. Banyak pakar yang an dari kehidupan wajar.

antara upaya pemenuhan ntingan orang lain. Setiap utuhan orang lain, namun tomo, 2008:43).

mata Sari (2013:83) skor l mencakup segala bentuk mperdulikan motif-motif . Hal ini yang membuat ting di dalamnya adalah 005:50).

Ungkap Masalah) Umum, mum hanya 8 orang yang ng mau berbagi (sharing) orang lain untuk mencari

an sosial tersebut di atas, idual maupun kelompok. oleh Prayitno (1995:178) rkan pendapat, ide, saran, i pendapat orang lain, 4) diri dan menahan emosi ab satu sama lainnya, 8)

sama.

(4)

Tujuan utama dalam penelitia dengan teknik modeling terhadap Bagi Guru Bimbingan dan Konse dan konseling terhadap siswa yang

METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digun adalah penelitian yang dilakukan kontrol terhadap variabel tertentu perlakuan layanan bimbingan kelo Jenis desain eksperimen yan semu, yaitu suatu desain eksperim dari situasi yang ada. Desain ini tid namun peneliti bisa memperhitun yang tergolong quasi eksperimen eksperimen yang dilakukan deng terdapat kelompok eksperimen dan Populasi dalam penelitian in MTs Muhammadiyah Curup Timu Penarikan sampel peneliti me yang menjadi subyek penelitian merupakan penelitian eksperimen orang. Di samping sampel tujuan Jumlah yang dimaksud adalah jum Memilih 10 orang siswa yang ak kontrol dengan melihat hasil prete dari masalah terberat dari hasil Ala masalahnya.

Teknik pengumpulan data ya prososial. Peneliti melakukan pe Pengumpulan data dilakukan den dijadikan sampel untuk kelompo teknik pengumpulan data, yang dia analisis data yang digunakan adala Test dan Kolmogorov Smirnov 2 I

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian eksperimen sebanyak 10 orang sebagai samp sebanyak 10 orang sebagai kelom dengan perilaku prososial siswa. peneliti sendiri. Berdasarkan data 1. Hasil Pretest Kelompok Ekspe Hasil dari pembagian kelo kategori rendah, sebagaimana te Tabel 1:Distribusi Mean Tahap

Sampel

Pretest

Eksperimen Kontrol Total

litian ini adalah untuk mengungkapkan keefektifan layanan ap peningkatan perilaku prososial siswa SMPIT Rabbi Ra nseling, penelitian ini dapat membantu dalam memberikan ang memiliki permasalahan dalam perilaku prososialnya.

N

gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. an dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitia ntu (Iqbal Hasan, 2006:10). Eksperimen dalam penelitian in

elompok kepada subjek penelitian.

yang paling tepat untuk penelitian ini adalah Quasi Exper erimen yang memungkinkan peneliti mengendalikan varia i tidak mengendalikan variabel secara penuh seperti pada e itungkan variabel apa saja yang tak mungkin dikendalikan.

en adalah “Pretest Posttest Control Group Design”. Desain engan sebelum perlakuan diberikan dan sesudah perlakua

dan kelompok kontrol.

ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPIT Rabbi Radhiy imur yang terdiri dari 5 (lima) kelas, dengan jumlah siswa se liti menggunakan purposive sampling dalam menentukan subje ian hanyalah siswa yang memiliki skor prososial yang re

en dengan format kelompok dengan efektif anggota kelom an juga ditetapkan sampel kuota yaitu mendasarkan pada ju jumlah anggota kelompok yaitu sebanyak 10 orang siswa

akan dijadikan sebagai sampel penelitian pada kelompok retest yang memiliki skor menengah ke bawah (hingga sang l Alat Ungkap Masalah (AUM) Umum tingkat SLTP yang tid

yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui peny pengumpulan data penelitian dengan menggunakan instr dengan pretest dan posttest yang diberikan kepada siswa pok eksperimen dan kelompok kontrol. Data yang diper dianalisis dengan menggunakan teknik dan rumus statistik n dalah statistik non parametrik, dengan menggunakan uji W 2 Independent Sampels.

en yang telah dilaksanakan di kelas VIII SMPIT Rabbi R mpel kelompok eksperimen dan kelas VIII MTs Muham lompok kontrol. Data yang diperoleh adalah hasil pretest a. Instrumen perilaku prososial digunakan instrumen yan ta yang diperoleh peneliti, dapat dideskripsikan hasil penelitia perimen dan Kelompok Kontrol

kelompok berdasarkan data yang didapatkan rata-rata tiap a terlihat pada tabel berikut:

hap Pretest.

N Mean

Perilaku Prososial

10 89

10 88

20

nan bimbingan kelompok Radhiyya Curup Tengah. ikan pelayanan bimbingan

en. Penelitian eksperimen elitian serta diadakannya n ini adalah memberikan

eriment atau eksperimen riabel sebanyak mungkin a eksperimen sebenarnya, n. Salah satu dari desain ain ini merupakan desain kuan diberikan, dan juga

hiyya Curup Tengah dan sebanyak 120 orang. bjek penelitian adalah: (1)

rendah dan sedang, (2) mpok tidak lebih dari 15 a jumlah yang ditentukan. wa dalam satu kelompok. pok eksperimen dan juga angat rendah), didasarkan g tidak mengonsultasikan

nyebaran instrumen skala strumen skala prososial. a di sekolah yang akan iperoleh melalui sejumlah tik non-parametrik. Teknik i Wilcoxon Signed Ranks

i Radhiyya Curup Tengah ammadiyah Curup Timur test dan posttest berkaitan yang dikembangkan oleh elitian sebagai berikut:

(5)

Data pada Tabel 1 di ata 89 dan kelompok kontrol 88. H memiliki rata-rata perilaku pro 2. Hasil Posttest Kelompok Eksp Setelah pemberian layan pertemuan kepada kelompok e kontrol, kemudian peneliti men Adapun hasil pengukura terdapat skor antara kelompok antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sete sebagai berikut:

Tabel 2: Distribusi Mean Taha

Sampel

Pretest

Eksperimen Kontrol Total

Data pada Tabel 2 di ata eksperimen perilaku prososial berada pada kategori rendah de 3. Deskripsi Data Hasil Pretest da Untuk melihat perubahan dan posttest. Pada saat pretes layanan bimbingan kelompok diberi layanan bimbingan kelo kelompok dengn teknik mode layanan bimbingan kelompok siswa (30%), dan siswa yang setelah diberi layanan bimbing 4. Deskripsi Data Hasil Pretest da

Data yang diperoleh dike pada kelompok kontrol pada sa tinggi, tinggi dan sangat rend modeling tetap tidak ada (0%) dan kategori rendah di awal 9 o 5. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis Pertam Hasil pengujian hipotesis p Tabel 3: Hasil analisisWilc

Zhitung

SignifikansiOne Tailed

Berdasarkan Tabel 3 prososial kelompok eksper Hasil tersebut menunjukka dapat diterima, yaitu ”ter eksperimen sebelum dan se terdapat peningkatan yang mendapat bimbingan kelom kategori rendah dan posttes

atas, dapat dilihat bahwa rata-rata skor pretest pada kelomp 8. Hal ini berarti menunjukkan bahwa kelompok ekperimen

rososial siswa yang sama. sperimen dan Kelompok Kontrol

yanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling se k eksperimen selama 5 (lima) minggu dan tanpa teknik mo

engukur tingkat perilaku prososial.

uran skala perilaku prososial pada kelompok eksperimen pok eksperimen dan kelompok kontrol. Apabila dilihat d en setelah pemberian layanan bimbingan kelompok den

setelah diberikan layanan bimbingan kelompok tanpa te

ahap Posttest

N Mean

Perilaku Prososial

10 124

10 94

20

atas, dapat dilihat bahwa rata-rata pada kedua kelompok tid ial dengan skor 124 tergolong dalam kategori tinggi, sedang

dengan skor 94.

t dan Posttest Perilaku Prososial Kelompok Eksperimen han tingkat perilaku prososial siswa pada kelompok eksper

test, siswa yang berada pada kategori sangat tinggi tidak a k dengan teknik modeling menjadi 1 orang siswa (10%), k elompok dengan teknik modeling tidak ada (0%) setelah dib odeling menjadi 3 orang siswa (30%), adapun kategori s ok dengan teknik modeling 1 orang siswa (10%) setelah

ng di awal memiliki perilaku prososial dengan kategori ren ingan kelompok dengan teknik modeling tidak ada lagi. t dan Posttest Perilaku Prososial Kelompok Kontrol

iketahui terdapat perubahan yang tidak signifikan tingkat p a saat pretest dan posttest. Siswa yang pada saat pretest bera

ndah tidak ada (0%), setelah diberi layanan bimbingan k %), kategori sedang di awal 1 orang siswa (10%) menjadi l 9 orang siswa (90%) berkurang menjadi 6 orang siswa (20%

tama

s pertama dapat dilihat pada tabel berikut:

ilcoxon’s Signed Ranks Test Kelompok Eksperimen. Pretest - Posttest

-2.807a

d .0025

l 3 di atas, terlihat bahwa angka probabilitas Asmyp. perimen sebesar 0,05, atau probabilitas sama dengan alpha

kan bahwa Ho ditolak . Dengan demikian hipotesis pertam terdapat perbedaan yang signifikan pada perilaku pros setelah mendapat layanan bimbingan kelompok dengan te ng signifikan pada perilaku prososial siswa kelompok kontr lompok dengan teknik modeling, yaitu dengan rata-rata s ttest meningkat menjadi 124 dengan kategori tinggi.

mpok eksperimen sebesar en dan kelompok kontrol

sebanyak 5 (lima) kali odeling untuk kelompok

en dan kontrol tersebut t dari perbedaan rata-rata dengan teknik modeling, teknik modeling adalah

tidaklah sama, kelompok angkan kelompok kontrol

perimen dari hasil pretest k ada (0%) setelah diberi ), kategori tinggi sebelum diberi layanan bimbingan i sedang, sebelum diberi h diberi menjadi 3 orang rendah ada 9 orang siswa

t perilaku prososial siswa erada pada tingkat sangat n kelompok tanpa teknik adi 4 orang siswa (40%), 20%).

(6)

b. Pengujian Hipotesis Kedua Hasil pengujian hipotesis k Tabel 4: Hasil analisis Wilc

Zhitung

SignifikansiOne Tailed

Berdasarkan Tabel 4 m nilai Asymp. Sig. hasil per Hasil tersebut menunjukka yaitu ”terdapat perbedaan setelah mendapat layanan b kurang signifikan pada p bimbingan kelompok tanpa dan posttest tetap berada pa c. Pengujian Hipotesis Ketiga Hasil pengujian hipotesis d Tabel 5: Hasil Analisis Kol

Zhitung

Signifikansi one tailed

Berdasarkan Tabel 5 d uji satu sisi adalah 0.000, a terdapat perbedaan yang sig kontrol setelah mendapatk menjawab hipotesis mayor efektif dalam meningkatkan

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian perilaku prososial siswa kelompo kelompok dengan teknik modeling diberikan layanan bimbingan kelo

Perilaku prososial siswa adala membantu siswa meningkatkan p dalam bimbingan dan konseling, perilaku prososial siswa. Hal ini d yang signifikan, rata-rata antara k untuk kelompok eksperimen adala sebesar 88. Ini berarti kedua kelom

Setelah layanan bimbingan tingkat perilaku prososial siswa m menjadi kategori tinggi, sedangkan Dengan demikian perilaku prosos faktor tersebut berada disekitar sis Melalui layanan bimbingan orang lain untuk memecahkan ma kedermawanan dengan keikhlasan kepada kebaikan. Terbukti bahw kehidupan sehari-harinya. Dalam ua

s kedua dapat dilihat pada tabel berikut: ilcoxon Signed Rank Test Kelompok Kontrol.

Pretest - Posttest -2.572a

d .005

4 menunjukkan nilai Asymp. Sig. sebesar 0.005. Hasil ters erhitungan lebih besar daripada nilai Asymp. Sig. pada tab kan bahwa Ho ditolak. Maka hipotesis kedua dalam penelitia an yang signifikan pada perilaku prososial siswa kelompo

n bimbingan kelompok tanpa teknik modeling." Maka terd perilaku prososial siswa kelompok kontrol sebelum npa teknik modelin, yaitu dengan rata-rata skor pretest 88 d

pada kategori rendah dengan skor 94. tiga

s dapat dilihat pada tabel berikut:

olmogorov-Smirnov Kelompok Eksperimen dan Kontrol Posttest Perilaku

Prososial 2.236 .000

5 di atas, dapat terlihat bahwa pada kolom Asymp.Sig. (1-ta , atau probabilitas di atas 0.05 (0.000 ≤ 0.05). Maka H0 dito signifikan perilaku prososial siswa kelompok eksperimen d

atkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik mo or yang berbunyi bahwa “Layanan bimbingan kelompok d tkan perilaku prososial siswa”.

ian hipotesis pertama yang berbunyi “Terdapat perbedaan pok eksperimen sebelum dan setelah diberikan perlaku ling.” Berdasarkan data dapat diartikan perilaku prososials

lompok dengan teknik modeling.

dalah hal yang penting dimiliki oleh siswa, oleh karenanya p perilaku prososialnya. Layanan bimbingan kelompok ada g, dilakukan dengan teknik modeling terbukti efektif me i dapat dilihat dimana hasil pretest yang menunjukkan bahw kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata tin dalah 89, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata ting lompok sama-sama berada pada kategori rendah.

an kelompok dengan teknik modeling diberikan kepada a menjadi meningkat, yang mana semula berada pada ka kan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan tetap berad sosial siswa itu bisa meningkat apabila didukung oleh bebe

siswa itu sendiri.

n kelompok yang dilaksanakan lima sesi dengan topik-top masalah, (2) kerjasama dalam menggapai tujuan bersama, san, (4) menolong orang lain akan ditolong Allah, (5) k hwa perilaku prososial akan lebih meningkat dengan ad lam penelitian ini layanan bimbingan kelompok dengan

tersebut ditemukan bahwa tabel kritis (0,005≤ 0,05). elitian ini dapat diterima, pok kontrol sebelum dan terdapat peningkatan yang dan setelah mendapat 8 dengan kategori rendah

l

1-tailed)/ signifikan untuk ditolak, ini berarti bahwa n dengan siswa kelompok modeling.Uraian tersebut dengan teknik modeling

aan yang signifikan pada kuan layanan bimbingan l siswa meningkat setelah

a perlu suatu upaya untuk adalah salah satu layanan membantu meningkatkan ahwa tidak ada perbedaan tingkat perilaku prososial tingkat perilaku prososial

a kelompok eksperimen, kategori rendah, berubah ada pada kategori rendah. berapa faktor yang mana

(7)

simbolik menjadikan siswa belajar (dalam Taylor, Freedmen, dan Pep penting seperti ditunjukkan dalam memberikan efek untuk meningka model yang melakukan perilaku nyata model sebenarnya maupun m

Perilaku prososial dapat te lingkungan sekolah. Kemampuan yang lain tidak sama. Siswa yang yang senang akan membantu orang terhadap keadaan sekitar, senang mudah menjalani kehidupan sosia bantuan dari orang lain. Sebalik mengalami hambatan dalam kehid tanggung jawab sosial, norma tim Maka masalah yang dialami ole memerlukan bantuan konselor.

Hipotesis kedua yang berbun kontrol pada pretest dan posttes tersebut dapat diasumsikan bahwa berada pada kategori rendah.

Sedangkan berdasarkan hasil pada perilaku prososial siswa kelo modeling, dengan siswa kelompok Ini berarti bahwa terdapat perbed kelompok kontrol, setelah mend modeling. Adanya perbedaan anta dari layanan bimbingan kelompok (2004:108), bimbingan kelompo mengendalikan diri dalam kegiata lain, 3) melatih siswa memperoleh dalam hubungannya dengan orang

Menurut Prayitno (1995:23) kepada anggota kelompok untu mengembangkan kemampuan ber bimbingan kelompok bertujuan un yang dapat meningkatkan penyes menghidupkan dinamika kelomp menyatakan bahwa bimbingan dan kemampuan sosial, berkepribadia dan menerima toleran, bersikap d Berdasarkan hasil analisis data d modeling efektif dalam mening Bimbingan kelompok dengan tek dilaksanakan dengan mengamati d konseling, sehingga kecakapan-k mencontoh tingkah laku model-mo

Perry dan Furukawa (dalam komponen dari suatu strategi dim tujuan. Taufik (2009:159) mengem lain sebagai model yang akan dico diberikan tersebut. Hal ini terutam

lajar untuk berprilaku prososial. Kenyataan di atas sesuai den eplau, 2012:464) bahwa belajar observasional dalam melih lam riset terhadap acara televisi prososial lebih banyak mem

gkatkan perilaku prososial dalam berbagai situasi, maka an u prososial akan lebih mudah berperilaku prososial juga, n model simbolik dalam proses belajar.

terjadi dimana saja dan kapan saja. Perilaku prososial an siswa dalam melakukan perilaku prososial antara siswa y ng memiliki kemampuan perilaku prososial yang tinggi, d ang lain, memiliki kepedulian terhadap orang lain, berbagi d ng melakukan kerja sama dan memiliki kepribadian yang sial di lingkungannya dan ia tidak akan mengalami hambat

liknya siswa yang memiliki kemampuan perilaku prosos hidupan sosialnya, dimana tidak memiliki tiga norma dalam timbal balik dan norma keadilan sosial (Sears, Freedman,

oleh siswa tersebut yang berkaitan dengan perilaku p

unyi “Terdapat perbedaan yang signifikan pada perilaku pro ttest (layanan bimbingan kelompok tanpa teknik modelin

wa pada kelompok kontrol ada peningkatan tetapi kurang sig

asil pengujian hipotesis ketiga yang berbunyi ”Terdapat per elompok eksperimen yang diberikan layanan bimbingan ke pok kontrol yang diberikan layanan bimbingan kelompok ta edaan yang signifikan antara perilaku prososial siswa kelo endapatkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik ntara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen pok dengan teknik modeling yang diberikan. Menurut Pra pok bertujuan secara khusus, diantaranya; 1) melatih iatan kelompok, 2) melatih siswa untuk dapat bersikap tengg

leh keterampilan sosial dan 4) membantu siswa mengenali ng lain.

3) dengan mengaktifkan dinamika kelompok memberikan ntuk berperan aktif mengeluarkan pendapat, berbicara

berkomunikasi dan dapat melatih pengendalian diri sisw untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persep yesuaian sosial siswa, maka menggunakan model simbolik mpok. Kesimpulan tersebut di atas mendukung pendap dan konseling kelompok dalam gerak dinamika kelompok dian mantap, keterampilan komunikasi efektif, sikap berte demokratis dan memiliki tanggung jawab sosial dengan k di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan ke ingkatkan perilaku prososial siswa. Pendapat Agus Mae teknik modeling adalah suatu upaya bimbingan melalui ke ti dan menghadirkan model secara langsung untuk mencapa -kecakapan pribadi atau sosial tertentu bisa diperoleh d model yang ada.

lam Agus Maemun, 2012:2) menyatakan bahwa teknik m dimana konselor menyediakan demonstrasi tentang tingk gemukakan bahwa teknik modeling diberikan dengan cara icontoh. Kemudian klien diberi penguatan apabila mampu m tama dilakukan untuk memperoleh tingkah laku kecakapan s

dengan pendapat Sprafkin lihat model prososial juga embantu. Modeling akan anak yang sering melihat a, baik dalam kehidupan

ial juga akan terjadi di a yang satu dengan siswa i, dapat terlihat dari sikap i dengan orang lain, peka ang jujur. Sehingga akan ling).” Berdasarkan data signifikan, terbukti tetap

erbedaan yang signifikan kelompok dengan teknik k tanpa teknik modeling”. elompok eksperimen dan nik modeling dan tanpa en diduga sebagai akibat rayitno dan Erman Amti latih siswa untuk dapat nggang rasa dengan orang ali dan memahami dirinya

n kesempatan yang sama a secara terbuka, dapat iswa, secara lebih khusus sepsi, wawasan dan sikap olik juga bertujuan untuk apat Prayitno (1995:66) k dapat mengembangkan rtenggang rasa, memberi n kemandirian yang kuat. kelompok dengan teknik aemun (2012:2) bahwa i kegiatan kelompok yang pai tujuan bimbingan dan dengan mengamati dan

(8)

Adapun hasil yang diperoleh lebih termotivasi untuk lebih berp dari model simbolik yang ditonton

KESIMPULAN

Berdasarkan data atau hasil pembahasan, maka dapat disimp eksperimen maupun kontrol sama bimbinghan kelompok teknik mo tanpa teknik modeling. Terlihat d rata-rata berada pada kategori ren rata-rata berada pada kategori rend Berdasarkan hal tersebut d meningkatkan perilaku prososial s bersifat aktif, dinamis, bebas, ter kejiwaan yang sehat dengan s meningkatkan pemahaman, kesad rasa percaya diri, rasa saling men yang dimiliki. Pada akhirnya dihar

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat diajukan sebagai tind berikut; 1) Bagi Guru BK/ Konse modeling di sekolah yang disertai akan terlaksana secara intensif, b setelah mengikuti bimbingan kelo prososialnya, juga mengembangk peduli terhadap lingkungan sekita selanjutnya, direkomendasikan un aspek lain yang berkontribusi pad yang lebih kreatif dan inovatif.

DAFTAR RUJUKAN

Agus Maemun. 2012. Pengem Mengembangkan Budi Pek Vol. 1, No. I, (http://journa

Chaplin, J. P. 2004. Kamus Lengk

Erlina Permata Sari. 2013. Penge Untuk Meningkatkan Sik (http://journal.unnes.ac.id/s

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Perk Erlangga.

Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psik Istiwidayanti dan Soejarwo

Imam Sutomo. 2008. Altruisme Madjid). Disertasi tidak dite

Iqbal Hasan. 2006. Analisis Data P

leh dari pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik mo erperilaku prososial dengan membahas topik-topik prososia ton, sehingga menunjang terjadinya peningkatan perlaku pro

sil penelitian yang diperoleh, setelah dilakukan analisis sta impulkan secara umum bahwa layanan bimbingan kelo ma-sama signifikan adanya peningkatan antara pretes de modeling lebih efektif dalam meningkatkan perilaku pros t dari skor perilaku prososial, dimana kelompok eksperime rendah meningkat menjadi tinggi, adapun kelompok kontro endah tetap berada pada kategori rendah.

t di atas layanan bimbingan kelompok dengan teknik ial siswa dibandingkan tanpa teknik modeling. Layanan bim

terbuka, meluas dan melibatkan siswa memungkinkan be spontanitas, sosialisasi yang baik, perasaan senang,

adaran diri, optimis serta dapat membuat sebuah komitme enghargai, empati, mampu bergaul dengan sesama dan y iharapkan dapat memiliki perilaku prososial yang meningkat.

tian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah dikemukaka tindak lanjut penelitian ini. Beberapa saran yang dapat dia

selor, disarankan untuk mengadakan layanan bimbingan ke tai dengan adanya inovasi. Layanan bimbingan kelompok d , bila terprogram secara terpadu dengan program sekolah, elompok dengan teknik modeling siswa termotivasi, untuk gkan sikap terbuka atau berbagi ketika ada masalah, belaj kitar dan membiasakan bekerjasama serta menolong orang untuk menentukan variabel kontrol lainnya yang lebih ban

pada peningkatan perilaku prososial siswa melalui layanan

embangan Model Bimbingan Kelompok dengan Tek Pekerti Berbasis Nilai-Nilai Humanistik. Jurnal Bimbinga

nal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk, diakses 10 Desember 20

gkap Psikologi. Terjemahan oleh Kartini Kartono. Jakarta: R

ngembangan Model Layanan Bimbingan Kelompok deng Sikap Prososial. Jurnal Bimbingan Konseling, (Onlin id/sju/index.php/jubk, diakses 9 Desember 2013).

erkembangan Anak jilid II. Terjemahan oleh Med. Meitas

sikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Rentang Kehidu wo. Jakarta: Erlangga.

me Dalam Kehidupan Masyarakat Plural (Studi Pemikir diterbitkan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

ta Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

modeling membuat siswa sial yang telah disaksikan prososial siswa.

statistik, uji hipotesis dan elompok pada kelompok dengan posttest. Adapun rososial siswa, dibanding men pada awalnya secara trol pada awalnya secara

ik modeling lebih dapat imbingan kelompok yang berkembangnya suasana g, empati, santai, dapat men untuk meningkatkan yakin akan kemampuan kat.

akan, ada beberapa saran t diajukan adalah sebegai kelompok dengan teknik k dengan teknik modeling h, 2) Bagi Peserta Didik, uk meningkatkan perilaku lajar untuk berlaku jujur, ang lain, 3) Bagi Peneliti banyak dan mempelajari nan bimbingan kelompok

eknik Modeling untuk gan Konseling, (Online), 2013).

ta: Rajawali Press.

ngan Teknik Sosiodrama line), Vol. 2, No. II,

itasari Tjandrasa. Jakarta:

idupan. Terjemahan oleh

(9)

Prayitno. 1995. Layanan Bimbinga

Prayitno dan Erman Amti. 2004. D

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan UNP.

Sears, D. O., Freedman, J. L., da Jakarta: Erlangga.

Sullivan, L. E. 2009. The Sage Publications, Inc.

Syamsu Yusuf. 2006. Psikologi Pe

Taufik. 2009. Model-model Konse

Taylor, S. E., Peplau, L. A., dan Wibowo B.S. Jakarta: Kenc

ingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta: G

. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Cetakan Kedua. Jakarta

dan Kegiatan Pendukung Konseling (Pendidikan Profesi K

dan Peplau, L. A. 2005. Psikologi Sosial. Terjemahan o

ge Glossary of the Social and Behavioral Sciences. Onlin

i Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja R

nseling. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan UNP.

an Sears, D. O. 2012. Psikologi Sosial. Edisi Keduabelas encana Prenada Media Group.

ta: Ghalia Indonesia.

arta: Rineka Cipta.

i Konseling). Padang: FIP

oleh Michael Adryanto.

nline Pub. Date: SAGE

Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya dengan merubah seluruh energi air (yang teridiri dari energi potensial-tekanan- kecepatan) yang

Setelah melakukan pengamatan yang mendalam terhadap objek penelitian yakni program Sangu Akhirat, maka peneliti bermaksud untuk mengambil beberapa kesimpulan

mendukung efektivitas kesiapan pelaksanaan standar proses pada SMP Negeri 3 Denpasar dilihat dari variabel produk.(5) Kendala-kendala yang dihadapi dalam standar

Berdasarkan kondisi perusahaan atas penyajian laporan Laba rugi, maka sesuai dengan Bab 5 dan 6 SAK ETAP, maka terdapat pos-pos minimal yang harus dipaparkan oleh entitas dalam

Data hasil observasi kemmpuan guru dalam mengelola pembelajaran ini diperoleh dari hasil penelitian yang diberikan oleh pengamat pada lembar observasi kemampuan guru

Dari hasil penelitian Mahsun ini, jika berhubungan dengan hasil analisis data-data kebahasaan yang muncul secara tidak teratur dan analisis keasalan suku Sasak

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian mengenai pengaruh Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, Dewan Direksi dan Komite audit, terhadap Kinerja