• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Ke ngerian Dan Ke Dahsyatan SIKSA KUBUR.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gambaran Ke ngerian Dan Ke Dahsyatan SIKSA KUBUR.docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Ke ngerian Dan Ke Dahsyatan SIKSA KUBUR...!! [Ya Allah..!! Di Bawah Naungan-Mu Lindungilah Kami..]

oleh Ya Allah..!! Dibawah Naungan-Mu Ampunilah Kami.. pada 04 November 2011 jam 14:42

DERITA SESUDAH MATI

Oleh

Ustadz Ahmas Faiz bin Asifuddin

Ketika orang meninggal dunia, ia tidak lantas menempati peristirahatan terakhir. Ia hanya singgah untuk sementara waktu, meskipun persinggahan itu bisa lebih lama daripada ketika ia hidup di alam dunia. Itulah alam

barzakh, alam kubur. Bahkan mungkin di sana, ia tidak sempat beristirahat sama sekali, meski hanya sekejap, sebab ia terus-menerus mendapatkan siksa.

Alam barzakh ini pasti dilalui oleh setiap insan, sebelum datangnya hari pengadilan besar yang siapapun tidak akan bisa lolos darinya. Hari ketika Allah datang untuk mengadili setiap manusia sesuai dengan yang pernah mereka kerjakan. Hari kiamat. Hari yang tidak pernah diharapkan

kehadirannya oleh orang kafr, sebab mereka sudah mengetahui dan merasakan kedahsyatannya ketika mengalami siksa hebat di kuburnya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam banyak menceritakan keadaan di alam kubur ini. Bahkan Beliau banyak menceritakan tentang siksa yang ditimpakan kepada orang-orang muslim yang bermaksiat.

Beliau pernah menceritakan siksa kubur yang di alami oleh dua orang. Yang satu disebabkan oleh namimah (menghasut dan adu domba). Sedangkan yang lain disebabkan oleh kencing yang tidak bersih.

ّرَم ّيِبنّلا يلص ا هيلع ملسو ىَلَع ِنْي َرْبَق َلاَقَف : اَمُهّنِإ ِناَبّذَعُيَل اَم َو ِناَبّذَعُي ىِف ٍرْيِبَك . ّمُث َلاَق : ،ىَلَب اّمَأ اَمُهُد َحَأ َناَكَف ىَع ْسَي

،ِةَمْيِمّنلاِب اّمَأ َو

(2)

"Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melewati dua kuburan. Beliau bersabda,”Sesungguhnya keduanya benar-benar sedang di azab. Dan keduanya tidak diazab dalam masalah besar,” kemudian Beliau bersabda: “Ya. Adapun salah seorang di antara mereka, dikarenakan ia berjalan dengan menebarkan namimah (adu domba). Sedangkan yang satunya lagi karena tidak menjaga diri dari kencingnya… [Al Hadits].[1]

Suatu hari, setelah shalat subuh, Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bercerita kepada para sahabatnya tentang siksa dahsyat yang dialami di kuburnya, yaitu orang yang melalaikan shalat fardhu, orang yang suka berdusta, para pezina dan pemakan riba. Siksa itu terus menerus dialami hingga hari Kiamat. Wal-'iyadzu billah.

Kisahnya dibawakan oleh Samurah bin Jundub Radhiyallahu 'anhu. [2] Ia berkata: Di antara yang sering dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada para sahabatnya ialah : "Adakah seseorang di antara kalian melihat sesuatu dalam tidurnya?" Lalu Beliau menceritakan apa saja yang Beliau lihat (dalam tidurnya) sebagaimana yang dikehendaki Allah. Pada suatu pagi (dalam riwayat lain: seusai shalat Subuh), (HR Muslim), dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu 'anhu, Syarh Nawawi (XV/36-37, no. 5896) Beliau bersabda kepada kami :

ُهّنِإ يِناَتأ َةَلْيّللا ِناَيِتآ اَمُهّنِإ َو ،يِناَثَعَتْبا اَمُهّنِإ َو

َلاَق يِل : ْقِلَطْنِا . يّنِإ َو ُتْقَلَطْنا اَمُهَعَم . اّنِإ َو اَنْيَتَأ ىَلَع ٍلُج َر ، ٍعِجَطْضُم اَذِإ َو

ُر َخآ

ٌمِئاَق ِهْيَلَع ،ٍة َر ْخَصِب َوُهاَذِإ َو

ى ِوْهَي ِة َر ْخّصلاِب ِه ِسْأ َرِل

ُغَلْثَيَف ،ُهَسْأ َر ُهَد ْهَدَتَيَف ُر َج َحْلا اَه ،اَنُه ُعَبْتَيَف َر َح َجْلا ُهُذُخْأَيَف َلَف ُعِج ْرَي ِهْيَلِإ

ىّت َح ّح ِصَي ُهُسْأ َر اَمَك ، َناَك ّمُث ُد ْوُعَي ِهْيَلَع َلَعْفَيَف ِهِب َلْثِم اَم َلَعَف ِهِب َة ّرَمْلا ىَل ْوُلا . َلاَق : ُتْلُق اَمُهَل : َنا َحْبُس ،ا اَم ؟ِناَذَه َلاَق :

َلاَق يِل : ْقِلَطْنِا

ْقِلَطْنِا .

(3)

itu kembali utuh) ia ulangi perbuatannya atas orang yang terbaring itu seperti pada kali pertama.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Aku bertanya kepada keduanya,’Subhanallah, Mengapa dua orang ini?’.” Keduanya berkata kepadaku : “Berangkat lagi, berangkat lagi!”

اَنْقَلَطْناَف اَنْيَتَأَف ىَلَع ٍلُج َر ٍقْلَت ْسُم ،ُهاَفَقِل اَذِإ َو ُر َخآ ٌمِئاَق ِهْيَلَع ٍبِوّلَكِب ْنِم ـ،ٍدْيِد َح اَذِإ َو َوُه يِتْأَي َد َحَأ ْيّق ِش ِهِه ْج َو ُر ِش ْرَشُيَف ُهَق ْد ِش ىَلِإ ،ُهاَفَق ُه َر َخْنِم َو ىَلِإ ،ُهاَفَق ُهَنْيَع َو ىَلِإ ُهاَفَق ) . َلاَق : اَمّبُر َو َلاَق وبأ ءا َج َر : ّقُشَيَف .( َلاَق : ّمُث ُل ّو َحَتَي ىَلِإ ِبِنا َجْلا ِر َخخا ُلَعْفَيَف ِهِب َلْثِم اَم َلَعَف ِبِنا َجلاب ، ِل ّوَلا اَمَف ُغُرْفَي ْنِم َكِلَذ ِبِنا َجْلا ىّت َح ّح ِصَي َكِلَذ ُبِنا َجْلا اَمَك ، َناَك ّمُث ُد ْوُعَي ِهْيَلَع َلَعْفَيَف َلْثِم اَم َلَعَف َة ّرَمْلا ىَل ْوُلا . َلاَق : ُتْلُق اَمُهَل : َنا َحْبُس ،ا اَم ؟ِناَذَه َلاَق : َلاَق يِل : ْقِلَطْنِا ْقِلَطْنِا .

"Kemudian kami berangkat lagi. Kami mendatangi orang yang terlentang pada tengkuknya. Ternyata ada orang lain yang berdiri di atasnya sambil membawa kait (yang terbuat) dari besi. Tiba-tiba ia datangi sebelah wajah orang yang terlentang itu, lalu ia robek (dengan kait besi tersebut) mulai dari sebelah mulutnya hingga tengkuknya, mulai dari lubang hidungnya hingga tengkuknya, dan mulai dari matanya hingga tengkuknya. (Perawi berkata: Barangkali Abu Raja –salah seorang sanad hadits ini- mengungkapkannya dengan lafadz “yasyuqqu” (merobek), bukan dengan lafadz “yusyarsyiru”).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda: “Selanjutnya orang itu berpindah ke sebelah wajah lainnya dari orang yang terlentang tersebut dan melakukan seperti yang dilakukannya pada sisi wajah yang satunya. Belum selesai ia berbuat terhadap sisi wajah yang lain itu, sisi wajah pertama sudah sehat kembali seperti sedia kala. Maka ia mengulangi perbuatannya, ia lakukan seperti yang dilakukannya pada kali pertama.”

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Aku bertanya kepada kedua malaikat yang menyertaiku itu,’Subhanallah, mengapa dua orang ini?’." Keduanya berkata kepadaku: “Berangkat lagi, berangkat lagi!”

(4)

"Kami berangkat lagi. Lalu kami mendatangi sesuatu yang (bentuknya) seperti tempat pembakaran (oven). (Perawi berkata: Saya memperkirakan bahwa Rasulullah n bersabda,”Ternyata di dalamnya ada hiruk pikuk

teriakan dan suara-suara.”). Beliau n bersabda: “Maka kami menjenguk ke dalamnya. Ternyata di dalamnya ada kaum laki-laki dan kaum perempuan yang semuanya bertelanjang bulat. Tiba-tiba mereka diterpa jilatan api yang datang dari sebelah bawah mereka. Ketika jilatan api itu datang menerpa, mereka berteriak-teriak.”

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Aku bertanya kepada dua malaikat yang menyertaiku,’Siapakah mereka itu?’." Keduanya berkata kepadaku: “Berangkat lagi, berangkat lagi!”

لاق : اَنْقَلَطْناَف اَنْيَتَأَف ىَلَع ٍرْهَن ُتْب ِس َح ُهّنَأ َناَك ُل ْوُقَي : رَم ْحَأ ِلْثِم ِمّدلا . اَذِإ َو ىِف ِرْهّنلا ٌلُج َر ٌحِباَس ُحَب ْسَي ، اَذِإ َو ىَلَع ّطَش ِرْهّنلا

ٌلُج َر ْدَق َعَم َج ُهَدْنِع ًةَرا َجِح ًة َرْيِثَك . اَذِإ َو َكِلَذ ُحِباّسلا ُحَب ْسَي اَم ،َحَب ْسَي ّمُث يِتْأَي َكِلَذ ىِذّلا ْدَق َعَم َج ُهَدْنِع َة َرا َجِحْلا ُرَغْفَيَف ُهَل ُهاَف

ُهَمِقْلُيَف ،ا ًر َج َح ُقِلَطْنَيَف ُحَب ْسَي ّمُث ُعِج ْرَي ،ِهْيَلِإ اَمّلُك َع َج َر ِهْيَلِإ َرَغَف ُهَل ُهاَف ُهَمَقْلَأَف ا ًر َج َح . َلاَق : ُتْلُق اَمُهَل : اَم ؟ِناَذَه َلاََق : َلاَق

يِل : ْقِلَطْنِا

ْقِلَطْنِا ....

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda lagi: “Maka kamipun berangkat. Lalu kami mendatangi sebuah sungai (Perawi berkata: Aku memperkirakan Beliau bersabda,”Berwarna merah seperti darah.”). Ternyata di sungai itu ada seseorang yang sedang berenang. Sementara di tepi sungai ada seseorang yang mengumpulkan batu-batu yang banyak. Tiba-tiba, ketika orang itu tengah berenang, ia datang (menepi) menuju orang yang

mengumpulkan batu. Pengumpul batu itu membuka mulut orang yang tengah berenang lalu menjejalkan batu-batu itu ke mulutnya. Kemudian ia berenang kembali, lalu kembali lagi kepada pengumpul batu. Maka

pengumpul batu itupun membuka mulut orang tersebut dan menjejalkan batu ke mulutnya.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Aku bertanya kepada dua malaikat yang menyertaiku,’Siapakah dua orang ini?’." Keduanya berkata kepadaku: “Berangkat lagi, berangkat lagi…!” Dan seterusnya…sampai akhirnya ...

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Aku berkata kepada

(5)

اّمَأ ُلُج ّرلا ُل ّوَلا ىِذّلا َتْيَتَأ ِهْيَلَع ُغَلْثُي ُهُسْأ َر ِر َج َحلاِب ُهّنِإَف ُلُجرّلا ُذُخْأَي ِنآ ْرُقْلاِب ) ىفو ةياور : ٌلُج َر ُهَمّلَع ُا َنآ ْرُقلْا ( ُهُضُف ْرَيَف ُماَنَي َو ِنَع ِةَلّصلا ِةَب ْوُتْكَمْلا ) ىفو ةياور : ُلَعْفُي ِهِب ىَلِإ ِم ْويَ ِةَماَيِقْلا .( َو اّمَأ ُلُج ّرلا ىِذّلا َتْيَتَأ ِهْيَلَع ُرَش ْرَشُي ُهُق ْد ِش ىَلِإ ،ُهاَفَق ُهُر َخْنِم َو ىَلِإ ،ُهاَفَق ُهُنْيَع َو ىَلِإ ،ُهاَفَق ُهّنِإَف ُلُج ّرلا ْوُد ْغَي ْنِم ِهِتْيَب ُبِذْكَيَف َةَبِذَكْلا ُغُلْبَت َقاَفخا ) ىف ةياور : ُعَن ْصَيَف ِهِب اَم َتْيَأ َر ىَلِإ ِم ْوَي ِةَماَيِقلا .( اّمَأ َو لُا َجرّلا ُءاَسّنلا َو ُةا َرُعْلا َنْيِذّلا ىِف ِلْثِم ِر ْوّنتّلا ُمُهَف ُةاَنّزلا يِنا َو ّزلا َو . َو اّمَأ ُلُج ّرلا ىِذّلا َتْيَتَأ ِهْيَلَع ُحَب ْسَي ىِف ِرْهّنلا َو ُمَقْلُي َر َج َحْلا ُهّنِإَف ُلِكآ اَبّرلا ... ىلإ رخآ ثيدحلا . هجرخأ يراخبلا

Adapun orang pertama yang engkau datangi dan kepalanya dipecahkan dengan batu, ialah orang yang faham Al Qur'an, namun kemudian ia meninggalkan (ketentuan)nya dan tidur melalaikan shalat wajib. (Dalam riwayat lain: Orang itu diperlakukan demikian hingga hari kiamat.) [3]

Sedangkan orang yang engkau datangi, disobek ujung mulut hingga

tengkuknya, lobang hidung hinga tengkuknya dan mata hingga tengkuknya, ialah orang yang sejak pagi-pagi keluar rumahnya, lalu melakukan

kedustaan-kedustaan hingga mencapai kaki-kaki langit. (Dalam riwayat lain: Orang ini terus diperlakukan demikian seperti yang engkau lihat hingga hari kiamat) [4]

Sedangkan kaum laki-laki serta kaum wanita yang sama-sama telanjang bulat di suatu tempat yang mirip tempat pembakaran (oven) adalah para pezina.

Orang yang engkau datangi tengah berenang di suatu sungai sambil dijejali batu mulutnya adalah pemakan riba.

Orang yang yang sangat buruk rupa, berada di api yang ia kobarkan dan ia berkeliling di seputar api itu adalah Malaikat Malik, penjaga api Jahanam.

Sedangkan orang tinggi yang berada di dalam taman adalah Nabi Ibrahim Alaihissalam.

(6)

Sedangkan orang-orang yang separoh fsiknya indah dan separohnya lagi buruk, ialah orang-orang yang mencampurkan amal shalih dengan amal jelek, tetapi Allah mengampuni kejelekan mereka. (Dalam riwayat lain

disebutkan bahwa dua malaikat yang menyertai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Jibril dan Mikail) [5]

Demikianlah beberapa kisah tentang siksa kubur yang dialami sebagian ahli maksiat. Sangat mengerikan. Apalagi siksa kubur yang dialami orang-orang kafr serta munafk. Allah Ta'ala berfrman:

ْنَم َو ُمَل ْظَأ ِنّمِم ى َرَتْفا ىَلَع ِا اًبِذَك ْوَأ َلاَق َىِح ْوُأ ّىَلِإ ْمَل َو ى َحوُي ِهْيَلِإ ٌء ْىَش نَم َو َلاَق ُل ِزنُأَس َلْثِم َل َزنَأآَم ُا ى َرَت ْوَل َو ِذِإ

َنوُمِلاّظلا يِف

ِتا َرَمَغ ِت ْوَمْلا ُةَكِئَلَمْلا َو اوُط ِساَب

ْمِهيِدْيَأ اوُج ِر ْخَأ ُمُكَسُفنَأ َم ْوَيْلا َن ْو َز ْجُت َباَذَع ِنوُهْلا اَمِب ْمُتنُك َنوُلوُقَت ىَلَع ِا

َرْيَغ ّقَحْلا ْمُتنُك َو ْنَع ِهِتاَياَء َنوُرِبْكَتْسَت {

93 }

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang dhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat

menghinakan" [Al An'am : 93]

Al Hafzh Ibnu Hajar Al Asqalani, dalam Fathul Bari membawakan riwayat Ath Thabrani dan Ibnu Abi Hatim, melalui jalan Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas menjelaskan makna ayat di atas: “Itu terjadi ketika seseorang sedang dalam kematian. Arti al basthu ((مهيديأ اوطسابةكئلملاو ialah memukul. Para malaikat memukul wajah orang-orang itu dan memukul pantat-pantat mereka.”

Al Hafzh Ibnu Hajar menjelaskan: “Hal ini, meskipun terjadi sebelum dikubur, namun ia termasuk azab yang terjadi sebelum hari Kiamat,

kemudian dikaitkan dengan azab kubur. Sebab, umumnya azab semacam itu terjadi di alam kubur, dan juga orang-orang yang telah mati umumnya

dikuburkan. Kalaulah tidak dikuburkan, maka orang kafr maupun orang maksiat yang dikehendaki Allah mendapat siksa, akan tetap disiksa

(7)

ْنّمِم َو مُكَل ْو َح َنّم ِبا َر ْعَلْا َنوُقِفاَنُم

ْنِم َو ِلْهَأ ـِةَنيِدَمْلا اوُد َرَم ىَلَع ِقاَفّنلا ْمُهُمَل ْعَتَل ُن ْحَن

ْمُهُمَل ْعَن مُهُبّذَعُنَس ِنْيَت ّرّم ّمُث َنوّد َرُي ىَلِإ

ٍباَذَع ٍمي ِظَع { 101 }

"Nanti Kami akan siksa mereka dua kali, kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar". [At Taubah:101]

Al Hafzh Ibnu Hajar rahimahullah membawakan riwayat Ath Thabari, Ibnu Abi Hatim dan Ath Thabrani dalam Al Ausath, dari jalan As Sudi, dari Abu Malik, dari Ibnu Abbas. Ia berkata: “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkhotbah pada hari Jum'at. Beliau bersabda (artinya),’Keluarlah engkau wahai Fulan. Sesungguhnya engkau adalah orang munafk’." Kemudian menyebutkan haditsnya. Di dalamnya terdapat bunyi hadits (artinya): ‘Maka Allah membongkar kedok orang-orang munafk’. Inilah azab yang pertama. Adapun azab yang kedua ialah azab kubur. [7]

َقا َح َو ِلآِب َن ْوَع ْرِف ُء ْوُس ِباَذَعْلا . ُراّنلا َن ْوُض َر ْعُي اَهْيَلَع

ا ًّوُدُغ اًّي ِشَع َو . َم ْوَي َو ُم ْوُقَت ُةَعاّسلا ا ْوُلِخ ْدَأ َلآ َن ْوَع ْرِف ّدَشَأ ِباَذَعْلا

"Dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang. Dan pada hari

terjadinya kiamat, dikatakan kepada malaikat: "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". [Ghafr: 45-46]

Al Hafzh Ibnu Hajar rahimahullah membawakan keterangan, di antaranya dari Al Qurthubi yang mengatakan: Menurut jumhur (mayoritas ulama), dinampakkannya neraka kepada Fir'aun dan kaumnya (pada ayat diatas, Pen) ialah di alam barzakh. Ini merupakan bukti tentang penetapan adanya azab kubur.[8]

Imam Bukhari memaparkan ayat-ayat di atas sebagai bukti tentang adanya azab kubur. Beliau menjadikannya sebagai rangkaian judul bab. [9]

(8)

اّمَأ َو ُقِفاَنُمْلا ُرِفاَكْلا َو ُلاَقُيَف ُهَل : اَم َتْنُك ُل ْوُقَت يِف اَذَه ؟ ِلُجّرلا َل ْوُقَيَف : َل ،ى ِرْدَأ ُتْنُك ُل ْوُقَأ اَم ُل ْوُقَي ُساّنلا . ُلاَقُيَف : َل َتْي َرَد َل َو َتْيَلَت . ُب َر ْضُي َو َق ِراَطَمِب ْنِم ـٍدْيِد َح ،ًةَب ْرَض ُحْي ِصَيَف ًةَحْيَص اَهُعَم ْسَي ْنَم ِهْيِلَي َرْيَغ ِنْيَلَقّثلا . هجرخأ يراخبلا يف هحيحص مقر : 1374

"Adapun orang munafk dan kafr, akan ditanyakan kepadanya: “Apa yang engkau katakan tentang orang (yang diutus oleh Allah) ini?” Ia menjawab: "Tidak tahu. Dahulu aku pernah mengatakan apa yang dikatakan orang." Maka dikatakanlah kepadanya: "Engkau tidak memahami apapun dan tidak membaca (mengikuti) Al Qur'an". Orang itu kemudian dipukul keras dengan palu dari besi. Menjeritlah ia dengan satu jeritan yang didengar oleh semua yang berada di sekitarnya, kecuali jin dan manusia". [10]

Dalam hadits Al Barra' bin 'Azib yang panjang, pada bagian kedua, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan lain-lain [11] disebutkan tentang

didatangkannya panas dan racun api neraka kepada orang ini. Disamping itu, kuburnya juga disempitkan hingga menghimpit dan meremuk- redamkan tulang-belulangnya. Lalu amal perbuatan buruknya datang kepadanya

dengan menjelma sebagai orang yang buruk rupa. Dan masih banyak hadits-hadits lain.

Adapun orang-orang mukmin, mereka akan mendapat kenikmatan di alam kubur seperti disebutkan dalam hadits Al Barra' bin 'Azib Radhiyallahu 'anhu tersebut pada bagian pertama.

Juga disebutkan –misalnya- dalam hadits Anas bin Malik yang dibawakan oleh Qatadah pada bagian pertama. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ََنِإ َدْبَعْلا اَذِإ َع ِض ُو ىِف ِه ِرْبَق ىّل َوَت َو ُهْنَع ُهُبا َح ْصَأ – ُهّنِإ َو ُعْيِمَسَل َع ْرَق ْمِهِلاَعِن -ُهاَتَأ ِناَكَلَم ِهِناَدِعْقُيَف ِنَل ْوُقَيَف : اَم َتْنُك ُل ْوُقَت يِف اَذَه ؟ ِلُجّرلا ٍدّم َحُمِل يلص ا هيلع ملسو . ُنِم ْؤُملااّمَأَف َل ْوُقَيَف : ُدَهْشَأ ُهّنَأ ُدْبَع ِا ُهُلوُس َر َو . ُلاَقُيَف : ْرُظْنُا ىَلِإ َكِدَعْقَم َنِم ِراّنلا ْدَق َكَلَدْبَأ ُا ِهِب اًدَعْقَم َنِم ،ِةّن َجْلا اَمُها َرَيَف اًعْيِم َج . هجرخأ يراخبلا يف هحيحص مقر : 1374

(9)

akan menjawab: "Saya bersaksi bahwa ia adalah hamba dan utusan Allah." Maka dikatakanlah kepada hamba mukmin tersebut: "Lihatlah tempat dudukmu yang dari neraka, telah Allah gantikan untukmu dengan tempat duduk dari syurga". Maka iapun melihat kedua-duanya" [12]

Dan masih banyak hadits-hadits lainnya.

Jadi, nikmat atau siksa kubur merupakan perkara pasti. Tidak ada

seorangpun yang boleh mengingkarinya. Baik Al Qur'an maupun hadits-hadits yang shahih telah menetapkannya. Atas dasar itu, para ulama Ahlu Sunnahpun telah menyepakati adanya.

BEBERAPA PERNYATAAN ULAMA TENTANG SIKSA KUBUR

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “Ketahuilah! Sesungguhnya madzhab Salaf beserta para imamnya ialah, apabila

seseorang telah meninggal dunia, maka ia berada dalam nikmat atau azab (kubur). Itu dirasakan oleh ruh dan jasadnya. Sesudah ruh berpisah dengan badan, maka ruh tetap mendapat nikmat atau azab. Tetapi kadang-kadang ruh berhubungan dengan badan, sehingga badan bisa merasakan nikmat atau azab bersama-sama dengan ruh (di alam kubur). Kemudian, apabila kelak terjadi hari Kiamat besar, ruh-ruh akan dikembalikan ke jasad masing-masing dan mereka akan bangkit dari kubur-kuburnya menuju Rabbul 'alamin.” [13]

Imam Nawawi rahimahullah (wafat 676 H.) berkata: Ketahuilah,

sesungguhnya madzhab Ahlu Sunnah ialah menetapkan adanya azab kubur. Banyak dalil-dalil Al Qur'an dan Sunnah yang menunjukkan hal demikian. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfrman:

ُراّنلا َن ْوُض َر ْعُي اَهْيَلَع

ا ًّوُدُغ اًّي ِشَع َو ... ةيخا

(10)

Juga banyak hadits-hadits shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, melalui riwayat sejumlah jama'ah sahabat yang menunjukkan hal itu di berbagai tempat. Menurut akalpun, tidak mustahil Allah mengembalikan kehidupan (hanya) pada sebagian jasad, kemudian Dia menyiksanya. Apabila akal tidak menolak kemungkinan itu, padahal sudah ada syari'at yang

menjelaskannya, maka adanya azab kubur wajib diterima dan wajib diyakini. Imam Muslim di sini (di dalam Shahih Muslim) telah menyebutkan banyak hadits yang menetapkan adanya azab kubur.

Selanjutnya, (secara ringkas) Imam Nawawi berkata: Maksudnya, madzhab Ahlu Sunnah ialah menetapkan adanya azab kubur. Berbeda dengan prinsip Khawarij, sebagian besar Mu'tazilah dan sebagian Murji'ah. Mereka menolak adanya azab kubur. [14]

Imam Abu Ja'far Ath Thahawi Al Hanaf (wafat 321 H) juga berkata: (Dan kami beriman) dengan adanya azab kubur bagi orang yang layak

mendapatkannya. Juga (beriman) dengan adanya pertanyaan Munkar dan Nakir di dalam kuburnya tentang Rabb, agama dan nabinya, sesuai dengan khabar-khabar yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam serta para sahabatnya Radhiyallahu 'anhum. Alam kubur adalah satu taman di antara taman-taman syurga, atau satu liang di antara liang-liang neraka [15]

Imam Ibnu Abi Al 'Izz Al Hanaf rahimahullah (wafat 792 H) menjelaskan perkataan Imam Ath Thahawi di atas dengan memaparkan banyak dalil dari Al Qur'an maupun Sunnah, serta kesepakatan Ahlu Sunnah wal Jama'ah tentang adanya azab kubur. [16]

(11)

Mari merenung, kita hanya mendamba kebahagiaan dan bukan derita di hari sesudah kematian kelak! Wallahu Al Musta'an.

Referensi:

1. Fathul Bari Syarh Shahih Al Bukhari, Tashih wa tahqiq Asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz, Cet. Jami'ah Al Imam Muhammad bin Su'ud Al Islamiyah, Riyadh, tanpa tahun.

2. Shahih Muslim Syarh Nawawi, Tahqiq wa takhrij wa tarqim, Syaikh Khalil Ma'mun Syiha, Daar Al Ma'rifah, Beirut, Cet. III 1417 H/1996 M.

3. Shahih Sunan Abi Dawud, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani. Maktabah Al Ma'arif, Cet. kedua dari cetakan yang baru tahun 1421 H/2000M.

4. Shahih Sunan An Nasa-i, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Maktabah Al Ma'arif, Cet. I dari cetakan yang baru tahun 1419 H/1998M.

5. Majmu' Fatawa Syaikhil Islam Ibnu Taimiyah.

6. Al 'Aqidah Ath Thahawiyah, Bayan Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama'ah, Mu-assasah Ar Risalah. Cet. I, 1423 H/2002M.

7. Syarh Al 'Aqidah Ath Thahawiyah, karya Imam Al Qodhi Ali bin Ali bin Muhammad bin Abi Al 'Izz Al Hanaf Ad Dimasyqi, Tahqiq, ta'liq dan takhrij Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin At Turki & Syu'aib Al Arna'uth, Mu-assasah Ar Risalah. Cet. II 1413 H/1993M.

8. Ahkam Al Jana-iz wa Bida'uha, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Al Maktab Al Islami, Cet. IV 1406H/1986M.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun VIII/1426H/2005. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]

________

Footnotes

(12)

[2]. Lihat kisah selengkapnya dalam riwayat Imam Bukhari di Shahih-nya, Kitab At Ta'bir, bab Ta'bir Ar Ru'ya Ba'da Shalat Ash Shubhi, no. 7.048 – Fathul Bari (XII/438) dan seterusnya. Kisah itu juga dibawakan oleh Jarir bim Hazim z dalam Kitab Al Jana-iz, bab 93 no. 1386 – Fathul Bari (III/251-252).

[3]. Lihat Shahih Bukhari bersama Fathul Bari (III/251-252 hadits no. 1386), Kitab Al Jana-iz, bab 93.

[4]. Lihat Shahih Bukhari bersama Fathul Bari (III/251-252 hadits no. 1386), Kitab Al Jana-iz, bab 93.

[5]. Lihat Shahih Bukhari bersama Fathul Bari (III/252 hadits no. 1386), Kitab Al Jana-iz, bab 93.

[6]. Lihat Fathul Bari (XIII/233).

[7]. Lihat Fathul Bari (XIII/233).

[8]. Lihat Fathul Bari (XIII/233).

[9]. Lihat Kitab Al Jana-iz, bab Maa Jaa-a Fi 'Azaab Al Qobri wa Qaulihi Ta'ala (QS Al An'am : 93, At Taubah : 101, Ghafr : 45). Fathul Bari (III/231) dan seterusnya.

[10].HR Al Bukhari dalam Shahih-nya, no. 1374 penggalan kedua. Fathul Bari (III/231-232), Abu Dawud, Kitab As Sunnah, bab Fi Al Mas'alah Fi Al Qobri wa 'Azab Al Qobri, no. 4751 penggalan kedua dan An Nasa-i, Kitab Al Jana-iz, bab Mas'alati Al Kafr, no. 2050 penggalan kedua.

[11]. Hadits shahih sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Al Albani t dalam Ahkam Al Jana-iz, hlm. 159, juga dalam Shahih Sunan Abi Dawud, Kitab As Sunnah, bab Fi Al Mas'alah Fi Al Qobri wa 'Azab Al Qobri, no. 4753

[12]. HR Al Bukhari dalam Shahih-nya, no. 1374 penggalan pertama; Fathul Bari (III/231-232); Muslim, Kitab Al Jannah wa Shifah Na'imiha wa Ahliha, bab 'Ardhi Maq'adi Al Mayyit min Al Jannah au An Naar 'Alaihi, no.7145; Abu Dawud, Kitab As Sunnah, bab Fi Al Mas'alah Fi Al Qobri wa 'Azab Al Qobri, no. 4751; dan An Nasa-i, Kitab Al Jana-iz, bab Al Mas'alah Fi Al Qobri, no. 2049 serta bab Mas'alati Al Kafr, no. 2050.

[13]. Majmu' Fatawa Syaikhil Islam Ibnu Taimiyah (IV/284).

[14]. Lihat Shahih Muslim Syarh Nawawi (XVII/197-198).

[15]. Matan Al Aqidah Ath Thahawiyah, Bayan Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama'ah, hlm. 25-26, no. 103 & 104.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Setclah perjanjian tersebut di atas ditandatangani, Belanda langsung menduduki kembali Muara Kumpeh, sedangkan di Muara Sabak diadakan penjagaan kuat ( 11, p.

Identifikasi masalah ditemukan 4 permasalah utama yakni: (1).Perusahaan inti lebih mendahulukan mengolah TBS (Tandan Buah Segar) yang dihasilkan kebun milik perusahaan ini, dalam

Phenobarbital. Anti histamin juga dianjurkan, seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti hidrokhloride atau khlorpromasin.

Parameter pemeriksaan hematologi meliputi jumlah sel darah putih, jumlah sel darah merah, nilai hematokrit, kadar hemoglobin, jumlah dan volume trombosit, serta indeks eritrosit

Oleh karena itu di dalam sistem pengolahan air, senyawa mangan dan besi valensi dua tersebut dengan berbagai cara dioksidasi air, senyawa mangan dan besi valensi dua

Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) dan Ketua Tim Pengendali DAK SKPD KB Provinsi secara berkala melakukan

Kondisi ruang kelas yang nyaman akan membantu siswa untuk lebih mudah dalam berkonsentrasi, memeperoleh hasil belajar yang maksimal dan dapat menikmati

Beberapa penelitian yang membahas mengenai pengeluaran per kapita adalah Fausi (2011) meneliti tentang Small Area Estimation terhadap pengeluaran per kapita di Kabupaten