LABORATORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM “KATION”
OLEH : KELOMPOK 3
JENI RUSTAN N11112009
IKA RESKIA NURUL HAMKA N11112
NURUL FAJARYANTI N11112
AYU ISTIQOMAH N11112
KRISMAWATI SIMON N11112
ARMALA SAHID N11112
SUHARPIAMI N11110
EDWIND RINALDI N11112
GOLONGAN RABU PAGI ASISTEN : HUSNI AWALIA
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Identifikasi kation banyak dilakukan terutama terhadap sampel yang berupa bahan garam yang mengandung banyak logam-logam, Dengan uji ini, bahan-bahan garam tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan waktu yang terlalu lama.
Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik kation maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-peraksi tertentu. Setiap ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat membedakan dengan ion-ion yang lain.
Dengan adanya analisis ini, maka dapat diketahui kandungan dari kation dari garam-garam yang akan dianalisis tanpa memerlukan alat-alat yang canggih, cukup dengan menggunakan tabung reaksi dan pipet tetes. Pengerjaan menggunakan alat yang sederhana , namun dengan teliti. Selain itu, dengan adanya uji kualitatif kation ini, dapat meenegaskan tentang keberadaan suatu kation dalam suatu sampel, sehingga memungkinkan untuk mengadakan analisis kuantitatif di kemudian hari.
dalam sediaan farmasi dapat memberikan efek fisiologi yang berbeda dari yang seharusnya, oleh karena itu, analisis kualitatif, baik analisis kation maupun anion, penting untuk dilaksanakan guna menjadi dasar bagi mahasiswa farmasi untuk dapat mendeteksi keberadaan pencemar dalam sediaan farmasi itu.
I.2 Maksud dan Tujuan I.2.1 Maksud Percobaan
Memahami dan mengetahui tahap-tahap identifikas kation untuk suatu sampel.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi kation golongan I, II, III, IV, dan V yang terdapat dalam suatu sampel dengan cara uji pendahuluan dan uji penegasan dengan menggunakan beberapa pereaksi yang spesifik.
I.3 Prinsip Percobaan. Kation Golongan I
Penambahan beberapa tetes larutan HCl encer ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan sampel, dan terbentuk endapan, maka kationnya adalah kation golongan I.
Kation Golongan II
Kation Golongan III
Penambahan beberapa tetes larutan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S ke dalam tabung reaksi yang berisi laruitan sampel, dan terbentuk endapan, maka kationnya adalah kation golongan III.
Kation Golongan IV
Penambahan beberapa tetes larutan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan sampel, dan terbentuk endapan, maka kationnya adalah kation golongan IV.
Kation Golongan V
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori umum
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation berekasi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak.(1)
Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dilarutkan, lalu ditambahkan pereaksi tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation sebagai garam yang sukar larut atau hidroksidanya. Perekasi haruslah sedemikian rupa sehingga pengendapan golongan kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang hendak dianalisis.(2)
pereaksi yang sesuai dalam jumlah berlebih. Akibatnya reaksi akan digeser sempurna ke arah hasil reaksi.(2)
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun timbal klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tidak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan HCl encer kepada suatu cuplikan. Ion timbal yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan H2S dalam suasana asam bersama-sama kation golongan II.(1)
Endapan perak klorida dalam bentuk dadih susu atau gumpalan sebagai hasil dari koagulasi bahan koloidal. Endapan dapat dengan mudah disaring atau dicusi dengan air yang mengandung sedikit asam nitrat. Asamnya mencegah peptisasi endapan dan teruapkan apabila endapan dikeringkan.(3)
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk kation golongan II adalah hidrogen sulfida yang hasilnya adalah endapan-endapan dalam berbagai warna.(1)
Kation golongan II dibagi atas dua sub golongan yaitu, sub golongan tembaga dan sub golongan arsenik. Sub golongan tembaga terdiri dari Hydrargium (II), Plumbum (II), Bismut (III), Cuprum (II) dan Cadmium (II). Sub golongan arsenik terdiri dari Arsen (III), Arsen (V), Stibium (III), Stibium (V), Stannum (II) dan Stannum (IV).(1)
1. Perak nitrat (FI edisi 3:97)
Nama resmi : Argentii nitras Nama lain : Perak nitrat
RM/BM : AgNo3/ 169,87
Pemerian : Hablur transparan atau aerbuk hablur berwarna putih; tidak berbau;menjadi gelap jika kena cahaya.
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,5 %
AgNO3.Hablur transparan atau serbuk hablur warna putih,tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya.
Khasiat dan pengunaan : Antiseptikum ekstern 2. Timbal asetat (FI edisi 3: 503)
Nama resmi : Plumbi acetas Nama lain : Timbal asetat
RM/BM : C4H604Pb.H20/379,33
tidak lebih dari 104,5 % timbale asetat. Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air,umumnya
berpolarisasi,dalam 63 bagian etanol (95 %) dan 2 bagian gliserol p.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat. Khasiat dan kegunaan : adstringen
3. Raksa(II) klorida(FI Edisi 3: 287)
Nama resmi :Hydrargyri bichloridum Nama lain : raksa(II) klorida
RM/BM :HgCl2/ 271,52
Pemerian :Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau,berat.
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,5 % HgCl2 dihitung terhadap zat yang telah dikerinakan. Kelarutan : Larut dalam 1/5 bagian air,dalam 2,1 bagian air
mendidih,dalam dalam 3 bagian etanol(95 %) P, dalam 2 bagian etanol (95 %) p mendidih,dalam 20 bagian eter p dan dalam 5 bagian gliserol p. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat dan kegunaan : antiseptikum ekstern. 4.Bismuth subnitrat (FI edisi 3 :118-119)
Nama lain : Bismuth subnitrat
RM/BM : BiNO3/
Pemerian : serbuk hablur renik: putih,tidak berbau,tidak berasa,berat.
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 71,0 % dan tidak lebih dari 75,0 % Bismuth.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam pelarut organic. Larut sempurna dala asam klorida p dan dalam asam nitrat p.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya.
Khasiat dan penggunaan adstringen saluran pencernaan. 5.Besi(II) Sulfat (FI edisi 3 :254)
Nama resmi : Ferrosi sulfas Nama lain : Besi (II) sulfat RM/BM : FeSo4 / 151,90
Pemerian : serbuk :putih keabuan rasa logam,sepat, Kadar : Mengandung tidak kurang dari dari 80% dan
lebih dari 90% FeSO4
Kelarutan : perlahan-lahan larut hampir sempurna dalam air bebas karbon dioksida.
Khasiat dan penggunaan : anemia defisiensi besi. 6.Besi(III)Klorida (FI edisi 3:659)
Nama resmi : Ferros Chloridum Nama lain : Besi (II) Klorida
RM/BM : FeCl3/ 162,2
Pemerian hablur : hitam kehijauan,bebas warna jingga dari garam hudrat yang telah telah terpengaruh oleh kelembapan.
Kelarutan : Larut dalam air,larutan beropalesensi berwarna jingga.
Kegunaaan : sebagai sampel. 7. Aluminium Kalium sulfat(FI edisi 3:81)
Nama resmi : Alumini kalii sulphas Nama lain : Aluminium Kalium sulfat
RM/BM : KAlSO4/474,39
Pemerian : Masa hablur atau butiran hablur tidak berwarna, transparan,rasa manis dan sepat.
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,5% KAl(SO4)2.12 H2O
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan :adstringen
8. Krom(III) Sulfat(FI edisi 3: 698) Nama resmi : Chrom Sulfat Nama lain : Krom (III) Sulfat
RM/BM : Cr2(SO4)3
Kelarutan ; Larut sempurna dalam air Penyimpanan : dalam wadahtertutup baik 9. Nikel Sulfat(1:429)
Nama resmi : Nikel Sulfurium Nama lain : Nikel Sulfat
RM/BM : N2SO4.7 H2O/280,9
Penmerian : Hablur berwarna hijau 10. Kobalt (II) nitrat
Nama resmi : Cobaltrat nitras Nama lain : Kobalt (II) nitrat RM/ BM : Co(NO3)2/ 291
Pemerian : sedikit mekar, merah pucat, atau serbuk lembayung, tidak berbau.
Kelarutan : larut dalam air, tidak larut dalam etanol 11. Zenk oksida
Nama lain : Zenk oksida
RM/ BM : ZnO/ 81,38
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,0% ZnO, dihitung terhadap zat yang telah dipijarkan Pemerian : Serbuk amor, sangat halus, putih atau putih
kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap CO2 dari udara.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida.
13. Barium sulfat
Nama resmi : Bani sulphas Nama lain : Baroum sulfat RM/ BM : BaSO4/ 233,40
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 97,5% BaSO4 Pemerian : serbuk halus, bebas butiran menggumpal, putih,
tidak berbau, dan tidak berasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut organic, dalam larutan asam, dan dalam larutan alkali.
14. Kalsium karbonat
Nama lain : Kalsium karbonat RM/ BM : CaCO3/ 68,09
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 98,5% CaCO3 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan Pemerian : Serbuk hablur. Tidak berbau, tidak berasa Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut
dalam air yang mengandung karbohidrat.
15. Stronsium klorida
Nama resmi : Stronsium cloridum Nama lain : Stronsium klorida RM/ BM : SrCl2/ 158,26
Pemerian : Heksahidrat, granul putih, tidak berbau Kelarutan : Larut dalam 0,8 bagian air, 0,5 bagian air
mendidih. 16. Magnesium sulfat
Nama resmi : Magnesii sulphas
Nama lain : Magnesium sulfat/ garam inggris RM/ BM : MgSO4.7H2O/ 246,47
asin, dan pahit. Dalam udara kering dan panas merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agar sukar larut dalam etanol (95%) P.
17. Natrium bromida
Nama resmi : Natrii bromidum Nama lain : Natrium bromide RM/ BM : NaBr/ 102,90
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99% NaBr, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan Pemerian : Hablur kecil, transparan atau buram, tidak
berwarna, atau serbuk butir putih, tidak berbau rasa asin, dan agak pahit, meleleh basah Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 17 bagian
etanol (95%) P. 18. Kalium klorida
Nama resmi : Kalii Cloridum Nama lain : Kalium klorida
RM/ BM : KCl/ 74,55
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99% KCl dihitung tehadap zat yang telah dikeringkan.
tidak berwarna atau serbuk butir putih, tidak berbau, rasa asin
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air, sangat mudah larut dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam etanol mutlak P dalam eter P.
19. Amonium bromida
Nama resmi : Amonium bromide Nama lain : Amonium bromide RM/ BM : NH4Br/ 97,96
Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99% NH4Cl terhadap zat yang dikeringkan
Pemerian : Hablur atau serbuk, tidak berwarna sampai putih kekuningan lemah, tidak berbau, higroskopik Kelarutan : Larut dalam 1,3 bagian air dan dalam 12 bagian
etanol 95% P.
II.3. Prosedur kerja
Tabulasi kation
Kation golongan I
HCl + NH3
+ air panas
Putih, PbCl2 ↓ Tdk ada prubahan
Larut
Putih, Hg2Cl2 ↓ Hitam, Hg ↓ + HgNH2 ↓ Tdk ada perubahan
Putih, AgCl2 ↓ Larut, [ Ag(NH3)2]2+
Tdk ada prubahan
H2S (+ HCl) +cc. NHO3 Didihkan NH3 sedikit
+ berlebihan
Hitam, PbS ↓ Putih, PbSO4
Putih, Pb(OH)2 ↓
Tdk ada perubahan
Hitam, Hg ↓ + HgS ↓
Putih, Hg2(NO3)2S ↓
Hitam, Hg+HgO, HgNH2NO3 ↓ Tdk ada perubahan
Hitam, Ag2S ↓ Larut, Ag +
Coklat, Ag2O ↓
Larut, [ Ag(NH3)2]+
NaOH, sedikit
berlebih
↓putih, Pb(OH)2
Larut, [Pb(OH4)]
2-Hitam, Hg+HgO2, ↓ HgNH2NO3 Tdk ada perubahan
↓ coklat, Ag2O
Tdk ada perubahan KI sedikit
+ berlebihan
↓ kuning PbI2 Tdk ada perubahan
↓ hijau HgI ↓ abu-abu Hg+ [HgI4]
2-↓ kuning HgI Tdk ada perubahan K2CrO4
+ NH3
↓ kuning PbCrO4 Tdk ada
↓ merah Hg2CrO4 ↓ hitam
Hg+HgNH2NO3↓
perubahan KCN, sedikit
+ berlebihan
↓ Putih Pb(CN)2
Tdk ada perubahan
↓ Hitam Hg + Hg(CN)2 Tdk ada perubahan
↓ Putih AgCN
Larut,
[Ag(CN)2]-Na2CO3
+ mendidih
↓ Putih PbO, PbCO3
Tdk ada perubahan
↓ Putih kekuningan Hg2CO3
↓ Hitam Hg + ↓ HgO
↓ Putih kekuningan Ag2CO3 ↓ Coklat Ag2O
Na2HPO4 ↓ Putih
Pb3(PO4)2
↓ Putih Hg2HPO4 ↓ Kuning Ag3PO4
Reaksi spesifik Benzidina (+Br2) Warna biru
Difenil karbazida Warna ungu
p-dimetilamino-benzilidena rodamina (+HNO3)
Warna lembayung
Pereak si
Hg2+ Sn2+ Bi3+ Cu2+ Cd2+
H2S ↓ Putih Hg3S2Cl2 ↓ Hitam HgS
Coklat
↓ SnS larut
↓ Hitam Bi2Sr3
↓ Hitam CuS ↓ Kuning CdS NH3, sedikit ↓ Putih HgO.Hg(NH)2N O3 ↓Bi(OH)2N O3 ↓ Biru Cu(OH)2CuS O4 ↓ Putih Cd(OH)2 NaOH, sedikit + berlebi h ↓ Merah kecoklatan Larut Putih ↓ Sn(OH )2 ↓ Putih Bi(OH)3 Sedikit larut ↓ Biru Cu(OH)2 Tidak larut ↓ Putih Cd(OH)2 Tidak larut KI + Berlebi h
↓ Merah HgI2
2-SnCl2
+ Berlebi
h
↓ Putih ↓ HgCl2
↓ Hitam Hg
Air ↓ Putih
BrO(NO)2 Reaksi
spesifik
Uji kobalt (II) Tiosianat →
biru tua
Kalium iodida
→ endap
an merah jingga
Asam tionat →
hitam
Dinitro-P depensi ↓
warbadid a (0,1%)
→ dari coklat berubah
menjadi kehijauan Uji
nyala
Biru abu-abu
Kation golongan II B
Pereaksi As3+ As5+ Sb3+ Sb5+ Sn4+
H2S + HCl pelarut, dididihkan Suasana asam kuning (As2S3) Tidak larut Kuning As2S5 Tidak larut Merah jingga Sb2S3 Larut Coklat Sb5S2 Larut Kuning SnS2 Larut, SnS2 AgNO3 + HNO3/NH4O H Kuning Ag3AsO3 Larut, [Ag(NH3)2] + Merah coklat AgAsO4 Larut
SnCl2 + 2 mL HCl pekat 0,5 mL SnCl2 ↓ Coklat tua
molibolat putih MgNH4SO
4
KI + HCl
pekat, ungu, I2 ↓
+CCl4 Gelatin, kuning muda Merah (SbI)3-Air Putih, SbOCl Putih SbO4 NaOH/ NH4OH Putih, SbO3 Putih Sb(OH)2 Putih, Sn(OH)4
Zink ↓ Hitam,
asetat: ↓ kuning
muda
rodamin-B Warna
biru
Rodamin-B
Pereaksi Fe2+ Fe3+ Al3+ Cr3+ NaOH + berlebih ↓ Putih Fe(OH)2 Tidak larut ↓ Coklat merah Fe(OH)3 Tidak larut
↓ Putih Al(OH)3
Larut [Al(OH)3]-Larut ↓ Hijau biru Cr(OH)3 Larut [Cr(OH)4}-NH4OH + berlebih ↓ Putih Fe(OH)2 ↓ Coklat merah Fe(OH)3 Tidak larut Putih gelatine Al(OH)3 Larut sedikit Hijau biru Cr(OH)3 Larut sedikit
Al2S Tdk ada
endapan
Putih susu Fe2SO3 (NH4)2S Hitam FeS ↓ Hitam
Fe2S3
↓ Putih Al(OH)3 ↓ abu-abu hijau biru
Cr(OH)3
Asam HCl Larut Larut
KCN + berlebih Coklat kekuningan Larut [Fe(CN)3]-Coklat kemerahan Fe(CN)3 Kuning [(Fe(CN)6]3-K4F2(CN) Putih, K2F2
Mg3HPO4 Putih kekuningan
FePO4
Putih gelatine AlPO4
Hijau biru CrPO4
NaCH3COOH
+ berlebih
Coklat kemerahan
Tidak ada endapan putih, Al(CH2)2CH3COO
Tidak ada perubahan
Na2CO3 Putih, Al(OH)3 Abu-abu
hijau biru, Cr(OH)3 Reaksi
spesifik
V-fenamtrolina
warna merah
Kuprikan, endapan
coklat kemerahan
(bila ada HCl)
Alizarin-S endapan merah
Pereaksi Co2+ Ni2+ Mn2+ Zn2+
NaOH + berlebih
↓ Biru
↓ Merah jambu
↓ Hijau Tidak larut
↓Putih Tidak larut
↓ Putih gelatin larut
NH4OH + berlebih
↓ Biru Larut
↓ hijau Larut
↓ putih ↓ putih Tidak larut (NH4)2S
+ HCl encer + berlebih ↓ hitam Tidak larut ↓ hitam Lar.koloid coklat tua
↓ merah jambu ↓ putih Larut Tidak larut
KCN ↓ kuning Tidak ada ↓
NH4(SCN)2 Larutan biru
H2S ↓ hitam Hanya
sebagian yg mengendap
↓ ZnS
Na(HPO4)2 ↓ merah jambu
Na2HPO4 ↓putih
Zn3(PO4)2
KNO2 ↓ kuning Tidak ada ↓
Warna zat Biru Hijau
Kation Golongan IV
Pereaksi Ba2+ Sr2+ Ca2+
NH4OH Keruh (≠↓) Keruh (≠↓)
(NH4)2CO3 + CH3COOH
↓ putih Larut
dipanaskan ↓ Kristal Amonium
Oksalat + CH3COOH
↓ putih Larut
↓ putih
H2SO4 encer + H2SO4
↓ putih Larut
↓ putih ↓ putih
Larut
CaSO4 ↓ putih
K2CrO4 + CH3COOH dipanaskan
↓ kuning Larutan jingga kemerahan
↓ putih
larut
Uji nyala Hijau kekuningan Merah barmin Merah kekuningan
Kation Golongan V
Pereaksi Mg2+ Na2+ K+ NH
4+
NaOH + air NaOH + berlebih
↓ putih gelatin Larut sedikit ↓ putih
↑ NH3, bau uap
Putih NH4CO3 ↓ putih
Na2CO3 + asam
↓ putih Larut Na2HPO4
+ CH3COOH Kuning titan
↓ kristalin putih Larut
↓ merah tua Na3CO(NO2)6
+CH3COOH
↓ kuning ↓ kuning
H2C4H4O6 + Na-asetat
HClO4 ↓ kristal putih
Uji nyala Meah tua Kuning intensif
Nessler ↓ coklat tua, kuning
Pemijaran Menguap,
BAB III METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat
Alat yang dibutuhkan adalah botol semprot, cawan Porselin, lap kasar dan lap halus, pipet tetes, rak tabung, sendok tandukdan tabung reaksi.
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah larutan HCl 0,1 N, larutan Na2S, larutan NH4Cl, larutan NH4OH, larutan (NH4)2S dan larutan (NH4)2CO3
III.2 Cara Kerja
1. Uji organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau, bentuk, sifat higroskopik, serta kelarutannya pada air.
Ditambahkan beberapa tetes larutan HCl 0,1 N ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan zat uji, lalu dilihat perubahan yang terjadi. Dicatat perubahannya.
Kation Golongan II
Ditambahkan beberapa tetes larutan Na2S ke dalam tabung reaksi yang berisi laruitan zat uji dan beberapa tetes HCl 0,1 N, lalu dilihat perubahan yang terjadi. Dicatat perubahan yang terjadi.
Kation Golongan III
Ditambahkan beberapa tetes larutan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S ke dalam tabung reaksi yang berisi laruitan zat uji. Lalu dilihat perubahan yang terjadi. Dicatat perubahan yang terjadi.
Kation Golongan IV
Ditambahkan beberapa tetes larutan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 ke dalam tabung reaksi yang berisi laruitan zat uji, lalu dilihat perubahan yang terjadi. Dicatat perubahan yang terjadi.
Kation Golongan V
3. Uji spesifik
Untuk melakukan uji spesifik, ambil sedikit larutan zat uji (larutan stock), masukkan dalam tabung reaksi, lalu tambahkna reagensia yang sesuai untuk golongan kation sampel yang didapat sesuai dengan tabulasi kation.
Untuk uji spesifik golongan V atau golongan sisa, dilakukan uji nyala dengan prosedur sebagai berikut :
a. Disiapkan alat dan bahan : Kawat Ni-Cr yang telah bersih, dibuat mata kecil pada ujungnya.
b. Mata kecil itu dicelupkan ke dalam cawan porselin yang berisi HCl pekat.
c. Ujung kawat Ni-Cr ini diberi sedikit sampel
d. Kawat Ni-Cr dibakar di nyala oksidasi, lalu di amati warna nyala yang timbul.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
III.1 Data Pengamatan 1. Uji organoleptis
N o
Sampel Warna Bau Bentuk Higorkopik Kelaruta n
berbau higroskopik
2 Nani Putih
Tidak
berbau Serbuk
Tidak
higroskopik Larut
3 Ippank Putih
Tidak
berbau Kristal
Tidak
higroskopik Larut
4 Rifka Putih Tidak
berbau
Serbuk Higroskopi k
Tidak larut
5 Nia Putih Tidak
berbau
Serbuk Higroskopi k
Larut
6 Kak ion
Biru pudar Tidak berbau Serbuk Tidak higroskopik Larut
7 Kak nuri Orange
Tidak berbau Serbuk Higroskopi k Larut
8 Nana Putih
Tidak berbau Serbuk Tidak higroskopik Larut
2. Uji golongan atau spesifik
N o
Sampel + HCl
+HCl + Na2S
+NH4Cl (NH4)2CO3 Hasil
1 Merah ≠ Hitam -
-+H2S
hitam
IIA / Bi3+
2 Nani ≠ Hitam - - - IIA / Cu2+
3 Ippank ≠ ≠ ≠ ≠ - V / K+
4 Rifka ≠ ≠ ≠
+CH3COOH
Putih
IV / Ca2+
5 Nia ≠ ≠ ≠ ≠ - V / NH4+
6 Kak ion ≠ Hitam -
-+ NaOH
Biru
IIA / Cu2+
7 Kak nuri ≠ ≠ ≠ ≠ - V / K+
8 Nana ≠ Hitam -
-+ NaOH
Biru
IIA / Cu2+
III. 2 Reaksi
1. Kode sampel “merah” (Bi3+)
Uji golongan :
+ HCl
+ HCl + Na2S hitam
Uji spesifik :
+ NaOH Putih
+ KI Kuning
2. Kode sampel “Nani” (Cu2+)
Uji golongan :
+ HCl
+ HCl + Na2S hitam
Uji spesifik :
(Tidak dilakukan uji spesifik karena keterbatasan waktu)
3. Kode sampel “Ippank” (K+)
Uji golongan
+ HCl
+ HCl + Na2S ≠
+ NH4Cl ≠
+ (NH4)2CO3 ≠
Uji spesifik
(Tidak dilakukan uji nyala)
4. Kode sampel “Rifka” (Ca2+)
Uji golongan
+ HCl
+ HCl + Na2S ≠
+ (NH4)2CO3
Uji spesifik
+ CH3COOH Putih
5. Kode sampel “Nia” (NH4+)
Uji golongan
+ HCl
+ HCl + Na2S ≠
+ NH4Cl ≠
+ (NH4)2CO3 ≠
Uji spesifik
(Tidak dilakukan uji nyala)
6. Kode sampel “Kak ion” (Cu2+)
Uji golongan
+ HCl
Uji spesifik
+NAOH biru
7. Kode sampel “Kak Nuri” (K+)
Uji golongan
+ HCl
+ HCl + Na2S ≠
+ NH4Cl ≠
+ (NH4)2CO3 ≠
Uji spesifik
(Tidak dilakukan uji nyala)
8. Kode sampel “Nana” (Cu2+)
Uji golongan
+ HCl
+ HCl + Na2S hitam
Uji spesifik
BAB V PEMBAHASAN
Analisa kualitatif adalah suatu analisa untuk mengetahui keberadaan zat tertentu dalam suatu sampel, dalam praktikum kali ini dilakukan analisa kualitatif kation terhadap berbagai macam sampel.
Analisa yang dilakukan dimulai dengan uji organoleptis, uji golongan dan uji spesifik.
Adapun sampel yang diperoleh kelompok kami adalah :
Kode sampel “merah” memiliki ciri-ciri berwarna putih, tidak berbau, berbentuk serbuk, tidak higroskopik, dan larut dalam aquades. Ketika sampel ini ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (bukan golongan I), lalu dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan terbentuk endapan hitam (Berarti golongan II). Kemudian, dilanjutkan dengan uji spesifik, dengan mengambil larutan stock baru lalu dilakukan penambahan NaOH dan didapatkan endapan putih (kemungkinan Bi3+, Cd2+, dan Sn2+). Diambil lagi larutan stock baru, lalu ditambahkan KI dan terbentuk endapan kuning (Kemungkinann Bi3+) dan terakhir diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan Na
2S dan terbentuk endapan hitam (Kemungkinan Bi3+).
dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan II). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, lalu ditambahkan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan III). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 dan terbentuk endapan (Berarti golongan IV). Lalu dilanjutkan dengan uji spesifik, dengan mengambil larutan stock baru alu ditambahkan dan ditambahkan CH3COOH dan endapan berubah menjadi berwarna putih (Kemungkinan Ca2+ dan Sr2+).
Kode sampel “Ippank” memiliki ciri-ciri yaitu berwarna putih, tidak berbau, bebrbentuk kristal, tidak higroskopik, dan larut dalam aquades. Ketika sampel ini ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan I), lalu dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan II). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, lalu ditambahkan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan III). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 dan tetap tidak terjadi perubahan (Bukan golongan IV). Berarti sampel ini merupakan kation golongan sisa golongan V). Tidak dilakuakan uji nyala.
penambahan Na2S dan terbentuk endapan hitam (Golongan II). tidak dilakukan uji spesifik karena keterbatasan waktu.
Kode sampel “Nia” memiliki ciri-ciri berwarna putih, berbentuk serbuk, higroskopik, tidak berbau, dan larut dalam aquades. Ketika sampel ini ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan I), lalu dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan II). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, lalu ditambahkan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan III). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 dan tetap tidak terjadi perubahan (Bukan golongan IV). Berarti sampel ini merupakan kation golongan sisa golongan V). Tidak dilakuakan uji nyala.
Kode sampel “Kak ion” memiliki ciri-ciri yaitu berwarna biru pudar, tidak berbau, tidak higroskopik, larut dalam aquades dan berbentuk serbuk. Ketika ditambahkan HCl tidak terbentuk endapan (Bukan golongan I). lalu dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan terbentuk endapan hitam (Golongan II). kemudian diambil larutan stock baru dan ditambahkan NaOH dan terbentuk endapan biru. Lalu diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan amonia, dan terbentuk endapan biru (Dapat dipastikan sampel ini adalah Cu2+).
ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan I), lalu dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan II). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, lalu ditambahkan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan III). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 dan tetap tidak terjadi perubahan (Bukan golongan IV). Berarti sampel ini merupakan kation golongan sisa golongan V). Tidak dilakuakan uji nyala.
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diatrik dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
Kode sampel kation yang terdapat didalamnya
Merah Bi3+
Nani Cu2+
Ippank K+
Rifka Ca2+
Nia NH4+
Kak ion Cu2+
Kak nuri K+
Nana Cu2+
VI.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Svehla, G., (1985), “ Vogel I : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro “, Edisi V, P.T. Kalman Media Pustaka, Jakarta. 2. Roth, J.H., Gottfried, B., (1994), “ Analisis Farmasi “, Edisi II, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
3. Day, J,R., Underwood, A.L., (1993), “ Analisis Kimia Kualitatif “, Edisi IV, P.T. Erlangga, Jakarta.