• Tidak ada hasil yang ditemukan

GOLONGAN RABU PAGI ASISTEN : HUSNI AWALIA MAKASSAR 2013 BAB I PENDAHULUAN - Kation

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GOLONGAN RABU PAGI ASISTEN : HUSNI AWALIA MAKASSAR 2013 BAB I PENDAHULUAN - Kation"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LABORATORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM “KATION”

OLEH : KELOMPOK 3

JENI RUSTAN N11112009

IKA RESKIA NURUL HAMKA N11112

NURUL FAJARYANTI N11112

AYU ISTIQOMAH N11112

KRISMAWATI SIMON N11112

ARMALA SAHID N11112

SUHARPIAMI N11110

EDWIND RINALDI N11112

GOLONGAN RABU PAGI ASISTEN : HUSNI AWALIA

(2)

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Identifikasi kation banyak dilakukan terutama terhadap sampel yang berupa bahan garam yang mengandung banyak logam-logam, Dengan uji ini, bahan-bahan garam tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan waktu yang terlalu lama.

Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik kation maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-peraksi tertentu. Setiap ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat membedakan dengan ion-ion yang lain.

Dengan adanya analisis ini, maka dapat diketahui kandungan dari kation dari garam-garam yang akan dianalisis tanpa memerlukan alat-alat yang canggih, cukup dengan menggunakan tabung reaksi dan pipet tetes. Pengerjaan menggunakan alat yang sederhana , namun dengan teliti. Selain itu, dengan adanya uji kualitatif kation ini, dapat meenegaskan tentang keberadaan suatu kation dalam suatu sampel, sehingga memungkinkan untuk mengadakan analisis kuantitatif di kemudian hari.

(3)

dalam sediaan farmasi dapat memberikan efek fisiologi yang berbeda dari yang seharusnya, oleh karena itu, analisis kualitatif, baik analisis kation maupun anion, penting untuk dilaksanakan guna menjadi dasar bagi mahasiswa farmasi untuk dapat mendeteksi keberadaan pencemar dalam sediaan farmasi itu.

I.2 Maksud dan Tujuan I.2.1 Maksud Percobaan

Memahami dan mengetahui tahap-tahap identifikas kation untuk suatu sampel.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Mengidentifikasi kation golongan I, II, III, IV, dan V yang terdapat dalam suatu sampel dengan cara uji pendahuluan dan uji penegasan dengan menggunakan beberapa pereaksi yang spesifik.

I.3 Prinsip Percobaan. Kation Golongan I

Penambahan beberapa tetes larutan HCl encer ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan sampel, dan terbentuk endapan, maka kationnya adalah kation golongan I.

Kation Golongan II

(4)

Kation Golongan III

Penambahan beberapa tetes larutan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S ke dalam tabung reaksi yang berisi laruitan sampel, dan terbentuk endapan, maka kationnya adalah kation golongan III.

Kation Golongan IV

Penambahan beberapa tetes larutan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan sampel, dan terbentuk endapan, maka kationnya adalah kation golongan IV.

Kation Golongan V

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori umum

Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation berekasi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak.(1)

Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dilarutkan, lalu ditambahkan pereaksi tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation sebagai garam yang sukar larut atau hidroksidanya. Perekasi haruslah sedemikian rupa sehingga pengendapan golongan kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang hendak dianalisis.(2)

(6)

pereaksi yang sesuai dalam jumlah berlebih. Akibatnya reaksi akan digeser sempurna ke arah hasil reaksi.(2)

Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun timbal klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tidak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan HCl encer kepada suatu cuplikan. Ion timbal yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan H2S dalam suasana asam bersama-sama kation golongan II.(1)

Endapan perak klorida dalam bentuk dadih susu atau gumpalan sebagai hasil dari koagulasi bahan koloidal. Endapan dapat dengan mudah disaring atau dicusi dengan air yang mengandung sedikit asam nitrat. Asamnya mencegah peptisasi endapan dan teruapkan apabila endapan dikeringkan.(3)

Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk kation golongan II adalah hidrogen sulfida yang hasilnya adalah endapan-endapan dalam berbagai warna.(1)

Kation golongan II dibagi atas dua sub golongan yaitu, sub golongan tembaga dan sub golongan arsenik. Sub golongan tembaga terdiri dari Hydrargium (II), Plumbum (II), Bismut (III), Cuprum (II) dan Cadmium (II). Sub golongan arsenik terdiri dari Arsen (III), Arsen (V), Stibium (III), Stibium (V), Stannum (II) dan Stannum (IV).(1)

(7)

1. Perak nitrat (FI edisi 3:97)

Nama resmi : Argentii nitras Nama lain : Perak nitrat

RM/BM : AgNo3/ 169,87

Pemerian : Hablur transparan atau aerbuk hablur berwarna putih; tidak berbau;menjadi gelap jika kena cahaya.

Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,5 %

AgNO3.Hablur transparan atau serbuk hablur warna putih,tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya.

Khasiat dan pengunaan : Antiseptikum ekstern 2. Timbal asetat (FI edisi 3: 503)

Nama resmi : Plumbi acetas Nama lain : Timbal asetat

RM/BM : C4H604Pb.H20/379,33

(8)

tidak lebih dari 104,5 % timbale asetat. Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air,umumnya

berpolarisasi,dalam 63 bagian etanol (95 %) dan 2 bagian gliserol p.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat. Khasiat dan kegunaan : adstringen

3. Raksa(II) klorida(FI Edisi 3: 287)

Nama resmi :Hydrargyri bichloridum Nama lain : raksa(II) klorida

RM/BM :HgCl2/ 271,52

Pemerian :Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau,berat.

Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,5 % HgCl2 dihitung terhadap zat yang telah dikerinakan. Kelarutan : Larut dalam 1/5 bagian air,dalam 2,1 bagian air

mendidih,dalam dalam 3 bagian etanol(95 %) P, dalam 2 bagian etanol (95 %) p mendidih,dalam 20 bagian eter p dan dalam 5 bagian gliserol p. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat dan kegunaan : antiseptikum ekstern. 4.Bismuth subnitrat (FI edisi 3 :118-119)

(9)

Nama lain : Bismuth subnitrat

RM/BM : BiNO3/

Pemerian : serbuk hablur renik: putih,tidak berbau,tidak berasa,berat.

Kadar : Mengandung tidak kurang dari 71,0 % dan tidak lebih dari 75,0 % Bismuth.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam pelarut organic. Larut sempurna dala asam klorida p dan dalam asam nitrat p.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya.

Khasiat dan penggunaan adstringen saluran pencernaan. 5.Besi(II) Sulfat (FI edisi 3 :254)

Nama resmi : Ferrosi sulfas Nama lain : Besi (II) sulfat RM/BM : FeSo4 / 151,90

Pemerian : serbuk :putih keabuan rasa logam,sepat, Kadar : Mengandung tidak kurang dari dari 80% dan

lebih dari 90% FeSO4

Kelarutan : perlahan-lahan larut hampir sempurna dalam air bebas karbon dioksida.

(10)

Khasiat dan penggunaan : anemia defisiensi besi. 6.Besi(III)Klorida (FI edisi 3:659)

Nama resmi : Ferros Chloridum Nama lain : Besi (II) Klorida

RM/BM : FeCl3/ 162,2

Pemerian hablur : hitam kehijauan,bebas warna jingga dari garam hudrat yang telah telah terpengaruh oleh kelembapan.

Kelarutan : Larut dalam air,larutan beropalesensi berwarna jingga.

Kegunaaan : sebagai sampel. 7. Aluminium Kalium sulfat(FI edisi 3:81)

Nama resmi : Alumini kalii sulphas Nama lain : Aluminium Kalium sulfat

RM/BM : KAlSO4/474,39

Pemerian : Masa hablur atau butiran hablur tidak berwarna, transparan,rasa manis dan sepat.

Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,5% KAl(SO4)2.12 H2O

(11)

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan :adstringen

8. Krom(III) Sulfat(FI edisi 3: 698) Nama resmi : Chrom Sulfat Nama lain : Krom (III) Sulfat

RM/BM : Cr2(SO4)3

Kelarutan ; Larut sempurna dalam air Penyimpanan : dalam wadahtertutup baik 9. Nikel Sulfat(1:429)

Nama resmi : Nikel Sulfurium Nama lain : Nikel Sulfat

RM/BM : N2SO4.7 H2O/280,9

Penmerian : Hablur berwarna hijau 10. Kobalt (II) nitrat

Nama resmi : Cobaltrat nitras Nama lain : Kobalt (II) nitrat RM/ BM : Co(NO3)2/ 291

Pemerian : sedikit mekar, merah pucat, atau serbuk lembayung, tidak berbau.

Kelarutan : larut dalam air, tidak larut dalam etanol 11. Zenk oksida

(12)

Nama lain : Zenk oksida

RM/ BM : ZnO/ 81,38

Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,0% ZnO, dihitung terhadap zat yang telah dipijarkan Pemerian : Serbuk amor, sangat halus, putih atau putih

kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap CO2 dari udara.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida.

13. Barium sulfat

Nama resmi : Bani sulphas Nama lain : Baroum sulfat RM/ BM : BaSO4/ 233,40

Kadar : Mengandung tidak kurang dari 97,5% BaSO4 Pemerian : serbuk halus, bebas butiran menggumpal, putih,

tidak berbau, dan tidak berasa.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut organic, dalam larutan asam, dan dalam larutan alkali.

14. Kalsium karbonat

(13)

Nama lain : Kalsium karbonat RM/ BM : CaCO3/ 68,09

Kadar : Mengandung tidak kurang dari 98,5% CaCO3 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan Pemerian : Serbuk hablur. Tidak berbau, tidak berasa Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut

dalam air yang mengandung karbohidrat.

15. Stronsium klorida

Nama resmi : Stronsium cloridum Nama lain : Stronsium klorida RM/ BM : SrCl2/ 158,26

Pemerian : Heksahidrat, granul putih, tidak berbau Kelarutan : Larut dalam 0,8 bagian air, 0,5 bagian air

mendidih. 16. Magnesium sulfat

Nama resmi : Magnesii sulphas

Nama lain : Magnesium sulfat/ garam inggris RM/ BM : MgSO4.7H2O/ 246,47

(14)

asin, dan pahit. Dalam udara kering dan panas merapuh.

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agar sukar larut dalam etanol (95%) P.

17. Natrium bromida

Nama resmi : Natrii bromidum Nama lain : Natrium bromide RM/ BM : NaBr/ 102,90

Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99% NaBr, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan Pemerian : Hablur kecil, transparan atau buram, tidak

berwarna, atau serbuk butir putih, tidak berbau rasa asin, dan agak pahit, meleleh basah Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 17 bagian

etanol (95%) P. 18. Kalium klorida

Nama resmi : Kalii Cloridum Nama lain : Kalium klorida

RM/ BM : KCl/ 74,55

Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99% KCl dihitung tehadap zat yang telah dikeringkan.

(15)

tidak berwarna atau serbuk butir putih, tidak berbau, rasa asin

Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air, sangat mudah larut dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam etanol mutlak P dalam eter P.

19. Amonium bromida

Nama resmi : Amonium bromide Nama lain : Amonium bromide RM/ BM : NH4Br/ 97,96

Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99% NH4Cl terhadap zat yang dikeringkan

Pemerian : Hablur atau serbuk, tidak berwarna sampai putih kekuningan lemah, tidak berbau, higroskopik Kelarutan : Larut dalam 1,3 bagian air dan dalam 12 bagian

etanol 95% P.

II.3. Prosedur kerja

Tabulasi kation

Kation golongan I

(16)

HCl + NH3

+ air panas

Putih, PbCl2 ↓ Tdk ada prubahan

Larut

Putih, Hg2Cl2 ↓ Hitam, Hg ↓ + HgNH2 ↓ Tdk ada perubahan

Putih, AgCl2 ↓ Larut, [ Ag(NH3)2]2+

Tdk ada prubahan

H2S (+ HCl) +cc. NHO3 Didihkan NH3 sedikit

+ berlebihan

Hitam, PbS ↓ Putih, PbSO4

Putih, Pb(OH)2 ↓

Tdk ada perubahan

Hitam, Hg ↓ + HgS ↓

Putih, Hg2(NO3)2S ↓

Hitam, Hg+HgO, HgNH2NO3 ↓ Tdk ada perubahan

Hitam, Ag2S ↓ Larut, Ag +

Coklat, Ag2O ↓

Larut, [ Ag(NH3)2]+

NaOH, sedikit

berlebih

↓putih, Pb(OH)2

Larut, [Pb(OH4)]

2-Hitam, Hg+HgO2, ↓ HgNH2NO3 Tdk ada perubahan

↓ coklat, Ag2O

Tdk ada perubahan KI sedikit

+ berlebihan

↓ kuning PbI2 Tdk ada perubahan

↓ hijau HgI ↓ abu-abu Hg+ [HgI4]

2-↓ kuning HgI Tdk ada perubahan K2CrO4

+ NH3

↓ kuning PbCrO4 Tdk ada

↓ merah Hg2CrO4 ↓ hitam

Hg+HgNH2NO3↓

(17)

perubahan KCN, sedikit

+ berlebihan

↓ Putih Pb(CN)2

Tdk ada perubahan

↓ Hitam Hg + Hg(CN)2 Tdk ada perubahan

↓ Putih AgCN

Larut,

[Ag(CN)2]-Na2CO3

+ mendidih

↓ Putih PbO, PbCO3

Tdk ada perubahan

↓ Putih kekuningan Hg2CO3

↓ Hitam Hg + ↓ HgO

↓ Putih kekuningan Ag2CO3 ↓ Coklat Ag2O

Na2HPO4 ↓ Putih

Pb3(PO4)2

↓ Putih Hg2HPO4 ↓ Kuning Ag3PO4

Reaksi spesifik Benzidina (+Br2) Warna biru

Difenil karbazida Warna ungu

p-dimetilamino-benzilidena rodamina (+HNO3)

Warna lembayung

(18)

Pereak si

Hg2+ Sn2+ Bi3+ Cu2+ Cd2+

H2S ↓ Putih Hg3S2Cl2 ↓ Hitam HgS

Coklat

↓ SnS larut

↓ Hitam Bi2Sr3

↓ Hitam CuS ↓ Kuning CdS NH3, sedikit ↓ Putih HgO.Hg(NH)2N O3 ↓Bi(OH)2N O3 ↓ Biru Cu(OH)2CuS O4 ↓ Putih Cd(OH)2 NaOH, sedikit + berlebi h ↓ Merah kecoklatan Larut Putih ↓ Sn(OH )2 ↓ Putih Bi(OH)3 Sedikit larut ↓ Biru Cu(OH)2 Tidak larut ↓ Putih Cd(OH)2 Tidak larut KI + Berlebi h

↓ Merah HgI2

(19)

2-SnCl2

+ Berlebi

h

↓ Putih ↓ HgCl2

↓ Hitam Hg

Air ↓ Putih

BrO(NO)2 Reaksi

spesifik

Uji kobalt (II) Tiosianat →

biru tua

Kalium iodida

→ endap

an merah jingga

Asam tionat →

hitam

Dinitro-P depensi ↓

warbadid a (0,1%)

→ dari coklat berubah

menjadi kehijauan Uji

nyala

Biru abu-abu

(20)

Kation golongan II B

Pereaksi As3+ As5+ Sb3+ Sb5+ Sn4+

H2S + HCl pelarut, dididihkan Suasana asam kuning (As2S3) Tidak larut Kuning As2S5 Tidak larut Merah jingga Sb2S3 Larut Coklat Sb5S2 Larut Kuning SnS2 Larut, SnS2 AgNO3 + HNO3/NH4O H Kuning Ag3AsO3 Larut, [Ag(NH3)2] + Merah coklat AgAsO4 Larut

SnCl2 + 2 mL HCl pekat 0,5 mL SnCl2 ↓ Coklat tua

(21)

molibolat putih MgNH4SO

4

KI + HCl

pekat, ungu, I2 ↓

+CCl4 Gelatin, kuning muda Merah (SbI)3-Air Putih, SbOCl Putih SbO4 NaOH/ NH4OH Putih, SbO3 Putih Sb(OH)2 Putih, Sn(OH)4

Zink ↓ Hitam,

(22)

asetat: ↓ kuning

muda

rodamin-B Warna

biru

Rodamin-B

(23)

Pereaksi Fe2+ Fe3+ Al3+ Cr3+ NaOH + berlebih ↓ Putih Fe(OH)2 Tidak larut ↓ Coklat merah Fe(OH)3 Tidak larut

↓ Putih Al(OH)3

Larut [Al(OH)3]-Larut ↓ Hijau biru Cr(OH)3 Larut [Cr(OH)4}-NH4OH + berlebih ↓ Putih Fe(OH)2 ↓ Coklat merah Fe(OH)3 Tidak larut Putih gelatine Al(OH)3 Larut sedikit Hijau biru Cr(OH)3 Larut sedikit

Al2S Tdk ada

endapan

Putih susu Fe2SO3 (NH4)2S Hitam FeS ↓ Hitam

Fe2S3

↓ Putih Al(OH)3 ↓ abu-abu hijau biru

Cr(OH)3

Asam HCl Larut Larut

KCN + berlebih Coklat kekuningan Larut [Fe(CN)3]-Coklat kemerahan Fe(CN)3 Kuning [(Fe(CN)6]3-K4F2(CN) Putih, K2F2

(24)

Mg3HPO4 Putih kekuningan

FePO4

Putih gelatine AlPO4

Hijau biru CrPO4

NaCH3COOH

+ berlebih

Coklat kemerahan

Tidak ada endapan putih, Al(CH2)2CH3COO

Tidak ada perubahan

Na2CO3 Putih, Al(OH)3 Abu-abu

hijau biru, Cr(OH)3 Reaksi

spesifik

V-fenamtrolina

warna merah

Kuprikan, endapan

coklat kemerahan

(bila ada HCl)

Alizarin-S endapan merah

(25)

Pereaksi Co2+ Ni2+ Mn2+ Zn2+

NaOH + berlebih

↓ Biru

↓ Merah jambu

↓ Hijau Tidak larut

↓Putih Tidak larut

↓ Putih gelatin larut

NH4OH + berlebih

↓ Biru Larut

↓ hijau Larut

↓ putih ↓ putih Tidak larut (NH4)2S

+ HCl encer + berlebih ↓ hitam Tidak larut ↓ hitam Lar.koloid coklat tua

↓ merah jambu ↓ putih Larut Tidak larut

KCN ↓ kuning Tidak ada ↓

NH4(SCN)2 Larutan biru

H2S ↓ hitam Hanya

sebagian yg mengendap

↓ ZnS

Na(HPO4)2 ↓ merah jambu

Na2HPO4 ↓putih

Zn3(PO4)2

KNO2 ↓ kuning Tidak ada ↓

Warna zat Biru Hijau

Kation Golongan IV

Pereaksi Ba2+ Sr2+ Ca2+

NH4OH Keruh (≠↓) Keruh (≠↓)

(NH4)2CO3 + CH3COOH

↓ putih Larut

(26)

dipanaskan ↓ Kristal Amonium

Oksalat + CH3COOH

↓ putih Larut

↓ putih

H2SO4 encer + H2SO4

↓ putih Larut

↓ putih ↓ putih

Larut

CaSO4 ↓ putih

K2CrO4 + CH3COOH dipanaskan

↓ kuning Larutan jingga kemerahan

↓ putih

larut

Uji nyala Hijau kekuningan Merah barmin Merah kekuningan

(27)

Kation Golongan V

Pereaksi Mg2+ Na2+ K+ NH

4+

NaOH + air NaOH + berlebih

↓ putih gelatin Larut sedikit ↓ putih

↑ NH3, bau uap

Putih NH4CO3 ↓ putih

Na2CO3 + asam

↓ putih Larut Na2HPO4

+ CH3COOH Kuning titan

↓ kristalin putih Larut

↓ merah tua Na3CO(NO2)6

+CH3COOH

↓ kuning ↓ kuning

H2C4H4O6 + Na-asetat

HClO4 ↓ kristal putih

Uji nyala Meah tua Kuning intensif

(28)

Nessler ↓ coklat tua, kuning

Pemijaran Menguap,

(29)

BAB III METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat

Alat yang dibutuhkan adalah botol semprot, cawan Porselin, lap kasar dan lap halus, pipet tetes, rak tabung, sendok tandukdan tabung reaksi.

III.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah larutan HCl 0,1 N, larutan Na2S, larutan NH4Cl, larutan NH4OH, larutan (NH4)2S dan larutan (NH4)2CO3

III.2 Cara Kerja

1. Uji organoleptis

Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau, bentuk, sifat higroskopik, serta kelarutannya pada air.

(30)

Ditambahkan beberapa tetes larutan HCl 0,1 N ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan zat uji, lalu dilihat perubahan yang terjadi. Dicatat perubahannya.

Kation Golongan II

Ditambahkan beberapa tetes larutan Na2S ke dalam tabung reaksi yang berisi laruitan zat uji dan beberapa tetes HCl 0,1 N, lalu dilihat perubahan yang terjadi. Dicatat perubahan yang terjadi.

Kation Golongan III

Ditambahkan beberapa tetes larutan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S ke dalam tabung reaksi yang berisi laruitan zat uji. Lalu dilihat perubahan yang terjadi. Dicatat perubahan yang terjadi.

Kation Golongan IV

Ditambahkan beberapa tetes larutan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 ke dalam tabung reaksi yang berisi laruitan zat uji, lalu dilihat perubahan yang terjadi. Dicatat perubahan yang terjadi.

Kation Golongan V

(31)

3. Uji spesifik

Untuk melakukan uji spesifik, ambil sedikit larutan zat uji (larutan stock), masukkan dalam tabung reaksi, lalu tambahkna reagensia yang sesuai untuk golongan kation sampel yang didapat sesuai dengan tabulasi kation.

Untuk uji spesifik golongan V atau golongan sisa, dilakukan uji nyala dengan prosedur sebagai berikut :

a. Disiapkan alat dan bahan : Kawat Ni-Cr yang telah bersih, dibuat mata kecil pada ujungnya.

b. Mata kecil itu dicelupkan ke dalam cawan porselin yang berisi HCl pekat.

c. Ujung kawat Ni-Cr ini diberi sedikit sampel

d. Kawat Ni-Cr dibakar di nyala oksidasi, lalu di amati warna nyala yang timbul.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

III.1 Data Pengamatan 1. Uji organoleptis

N o

Sampel Warna Bau Bentuk Higorkopik Kelaruta n

(32)

berbau higroskopik

2 Nani Putih

Tidak

berbau Serbuk

Tidak

higroskopik Larut

3 Ippank Putih

Tidak

berbau Kristal

Tidak

higroskopik Larut

4 Rifka Putih Tidak

berbau

Serbuk Higroskopi k

Tidak larut

5 Nia Putih Tidak

berbau

Serbuk Higroskopi k

Larut

6 Kak ion

Biru pudar Tidak berbau Serbuk Tidak higroskopik Larut

7 Kak nuri Orange

Tidak berbau Serbuk Higroskopi k Larut

8 Nana Putih

Tidak berbau Serbuk Tidak higroskopik Larut

2. Uji golongan atau spesifik

N o

Sampel + HCl

+HCl + Na2S

+NH4Cl (NH4)2CO3 Hasil

(33)

1 Merah ≠  Hitam -

-+H2S

hitam

IIA / Bi3+

2 Nani ≠  Hitam - - - IIA / Cu2+

3 Ippank ≠  ≠  ≠  ≠  - V / K+

4 Rifka ≠  ≠  ≠  

+CH3COOH

Putih

IV / Ca2+

5 Nia ≠  ≠  ≠  ≠  - V / NH4+

6 Kak ion ≠  Hitam -

-+ NaOH

Biru

IIA / Cu2+

7 Kak nuri ≠  ≠  ≠  ≠  - V / K+

8 Nana ≠  Hitam -

-+ NaOH

Biru

IIA / Cu2+

III. 2 Reaksi

1. Kode sampel “merah” (Bi3+)

 Uji golongan :

+ HCl 

+ HCl + Na2S  hitam

 Uji spesifik :

+ NaOH  Putih

+ KI  Kuning

(34)

2. Kode sampel “Nani” (Cu2+)

 Uji golongan :

+ HCl 

+ HCl + Na2S  hitam

 Uji spesifik :

(Tidak dilakukan uji spesifik karena keterbatasan waktu)

3. Kode sampel “Ippank” (K+)

 Uji golongan

+ HCl 

+ HCl + Na2S  ≠ 

+ NH4Cl  ≠ 

+ (NH4)2CO3 ≠ 

 Uji spesifik

(Tidak dilakukan uji nyala)

4. Kode sampel “Rifka” (Ca2+)

 Uji golongan

+ HCl 

+ HCl + Na2S  ≠ 

(35)

+ (NH4)2CO3

 Uji spesifik

+ CH3COOH  Putih

5. Kode sampel “Nia” (NH4+)

 Uji golongan

+ HCl 

+ HCl + Na2S  ≠ 

+ NH4Cl  ≠ 

+ (NH4)2CO3 ≠ 

 Uji spesifik

(Tidak dilakukan uji nyala)

6. Kode sampel “Kak ion” (Cu2+)

 Uji golongan

+ HCl 

(36)

 Uji spesifik

+NAOH  biru

7. Kode sampel “Kak Nuri” (K+)

 Uji golongan

+ HCl 

+ HCl + Na2S  ≠ 

+ NH4Cl  ≠ 

+ (NH4)2CO3 ≠ 

 Uji spesifik

(Tidak dilakukan uji nyala)

8. Kode sampel “Nana” (Cu2+)

 Uji golongan

+ HCl 

+ HCl + Na2S  hitam

 Uji spesifik

(37)
(38)

BAB V PEMBAHASAN

Analisa kualitatif adalah suatu analisa untuk mengetahui keberadaan zat tertentu dalam suatu sampel, dalam praktikum kali ini dilakukan analisa kualitatif kation terhadap berbagai macam sampel.

Analisa yang dilakukan dimulai dengan uji organoleptis, uji golongan dan uji spesifik.

Adapun sampel yang diperoleh kelompok kami adalah :

Kode sampel “merah” memiliki ciri-ciri berwarna putih, tidak berbau, berbentuk serbuk, tidak higroskopik, dan larut dalam aquades. Ketika sampel ini ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (bukan golongan I), lalu dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan terbentuk endapan hitam (Berarti golongan II). Kemudian, dilanjutkan dengan uji spesifik, dengan mengambil larutan stock baru lalu dilakukan penambahan NaOH dan didapatkan endapan putih (kemungkinan Bi3+, Cd2+, dan Sn2+). Diambil lagi larutan stock baru, lalu ditambahkan KI dan terbentuk endapan kuning (Kemungkinann Bi3+) dan terakhir diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan Na

2S dan terbentuk endapan hitam (Kemungkinan Bi3+).

(39)

dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan II). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, lalu ditambahkan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan III). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 dan terbentuk endapan (Berarti golongan IV). Lalu dilanjutkan dengan uji spesifik, dengan mengambil larutan stock baru alu ditambahkan dan ditambahkan CH3COOH dan endapan berubah menjadi berwarna putih (Kemungkinan Ca2+ dan Sr2+).

Kode sampel “Ippank” memiliki ciri-ciri yaitu berwarna putih, tidak berbau, bebrbentuk kristal, tidak higroskopik, dan larut dalam aquades. Ketika sampel ini ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan I), lalu dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan II). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, lalu ditambahkan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan III). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 dan tetap tidak terjadi perubahan (Bukan golongan IV). Berarti sampel ini merupakan kation golongan sisa golongan V). Tidak dilakuakan uji nyala.

(40)

penambahan Na2S dan terbentuk endapan hitam (Golongan II). tidak dilakukan uji spesifik karena keterbatasan waktu.

Kode sampel “Nia” memiliki ciri-ciri berwarna putih, berbentuk serbuk, higroskopik, tidak berbau, dan larut dalam aquades. Ketika sampel ini ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan I), lalu dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan II). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, lalu ditambahkan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan III). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 dan tetap tidak terjadi perubahan (Bukan golongan IV). Berarti sampel ini merupakan kation golongan sisa golongan V). Tidak dilakuakan uji nyala.

Kode sampel “Kak ion” memiliki ciri-ciri yaitu berwarna biru pudar, tidak berbau, tidak higroskopik, larut dalam aquades dan berbentuk serbuk. Ketika ditambahkan HCl tidak terbentuk endapan (Bukan golongan I). lalu dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan terbentuk endapan hitam (Golongan II). kemudian diambil larutan stock baru dan ditambahkan NaOH dan terbentuk endapan biru. Lalu diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan amonia, dan terbentuk endapan biru (Dapat dipastikan sampel ini adalah Cu2+).

(41)

ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan I), lalu dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan II). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, lalu ditambahkan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S dan tetap tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan III). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 dan tetap tidak terjadi perubahan (Bukan golongan IV). Berarti sampel ini merupakan kation golongan sisa golongan V). Tidak dilakuakan uji nyala.

(42)

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diatrik dari percobaan ini adalah sebagai berikut.

Kode sampel kation yang terdapat didalamnya

Merah Bi3+

Nani Cu2+

Ippank K+

Rifka Ca2+

Nia NH4+

Kak ion Cu2+

Kak nuri K+

Nana Cu2+

VI.2 Saran

(43)

DAFTAR PUSTAKA

1. Svehla, G., (1985), “ Vogel I : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro “, Edisi V, P.T. Kalman Media Pustaka, Jakarta. 2. Roth, J.H., Gottfried, B., (1994), “ Analisis Farmasi “, Edisi II, Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

3. Day, J,R., Underwood, A.L., (1993), “ Analisis Kimia Kualitatif “, Edisi IV, P.T. Erlangga, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikaji sesuai hasil refleksi pada pembelajaran siklus I Pembelajaran akan dilaksanakan dengan pengunaan Metode Demonstrasi

Seperti yang telah di jelaskan disebelumnya, masalah-masalah yang dihadapi UMKM dalam dunia persaingan tersebutlah yang melatarbelakangi penelitian ini yang berjudul

Pengukuran nilai batubara pada grafik well logging menggunakan software Microsoft office excel yaitu dengan mengekstrak LAS file kedalam worksheet yang menampilkan

Saat terlintas keraguan apakah mungkin perbuatan baik yang kecil dan sederhana yang kita lakukan kepada orang lain akan mampu mempengaruhi kehidupan mereka,

jurnal online paling banyak antara 1-2 jam sejumlah 13 orang pemustaka (43.34%), (3) tingkat kemampuan pemustaka dalam pemanfaatan operator Boolean AND, OR, NOT sejumlah 11

di dalam Permenpan Nomor 24/2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Secara Nasional, Pengadu dengan kebutuhan khusus adalah individu

lada/kopi/tan.penaung (B). Penggunaan pola agroforestri untuk mengendalikan alang-alang, atau kita sebut dengan pengendalian secara biologi sangat dianjurkan karena cara tersebut

Berdasarkan hipotesis bahwa pengendalian mutu yang diterapkan pada usaha pembuatan tempe Bapak Joko Purwanto mampu menjaga kualitas tempe yang dihasilkan, namun