BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Beladiri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai cara seseorang
mempertahankan / membela diri. Seni beladiri telah lama ada dan berkembang dari
masa ke masa. Pada dasarnya, manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi
diri dan hidupnya. Dalam tumbuh dan berkembang, manusia tidak dapat lepas dari
kegiatan fisiknya, kapan pun dan di manapun. Hal inilah yang akan memacu aktifitas
fisiknya sepanjang waktu. Pada zaman kuno, tepatnya sebelum adanya persenjataan
modern, manusia tidak memikirkan cara lain untuk mempertahankan dirinya selain
dengan tangan kosong. Pada saat itu, kemampuan bertarung dengan cara tangan
kosong dikembangkan sebagai cara untuk menyerang dan bertahan, kemudian
digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik seseorang
(http://id.wikipedia.org/.wiki/Seni-bela-diri).
Aikidou secara etimologi berasal dari tiga huruf kanji yaitu, 合
あい
(bergabung,menyelaraskan,menyatukan), 気き (jiwa,alam semesta, energi kehidupan),
道
どう
keselarasan antara pikiran dan tubuh kita, keselarasan antara diri sendiri dan orang
lain, keselarasan antara diri sendiri dengan lingkungan serta alam semesta.
“Aikidou adalah sebuah konsep atau cara yang didasari pada kenyataan akan
adanya hukum alam yaitu keselarasan energi alam semesta, konsep ini dipelajari,
dilatih & dipahami menggunakan media ilmu beladiri yang di dalamnya terdapat
sekumpulan filosofi dan teknik (Revaleo,2014:16)”.
Dari macam dan jenis aliran beladiri, aikidou adalah salah satunya. Aikidou
merupakan ilmu beladiri yang berasal dari Jepang. Aikidou lebih memfokuskan pada
keselarasan antara diri sendiri dan orang lain, pikiran dan tubuh serta lingkungan
alam semesta. Pemain aikidou disebut aikidouka dalam bahasa Jepang. Di dalam
aikidou terdapat makna filosofi yang bersumber dari bushidou.
Jika merujuk pada kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian filosofi
adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunakan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab adanya sesuatu, asal adanya sesuatu dan hukumnya
serta dalam filosofi kita akan mempelajari hakikat segala sesuatu dengan logika, akal,
rasa mengenai alam semesta dari mana asal muasal alam semesta dan mengapa alam
semesta terbentuk.
Filsafat menurut Hasbullah Bakry adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat
mencapai pengetahuan itu. Yang menjadi persamaan dari semua para ahli tentang
filsafat yaitu sebuah ilmu untuk menyelidiki segala sesuatu secara mendalam
(http://fatih-io.biz/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli.html).
Terdapat banyak sekali beladiri di dunia ini dan hampir semua bangsa di
dunia memiliki seni beladiri masing-masing dengan gaya yang berbeda-beda. Namun,
pada umumnya beladiri hanya ada dua jenis, yakni seni beladiri bersenjata dan seni
beladiri tangan kosong. Seni beladiri bersenjata awalnya tercipta untuk menghadapi
pertempuran di medan perang, dan melibatkan nyawa sebagai kemenangannya.
Sedangkan seni beladiri tangan kosong tercipta hanya sebagai gerakan melindungi
dan mempertahankan diri dari serangan musuh.
Dari macam-macam olahraga, beladiri adalah salah satu olahraga yang
peminatnya lumayan banyak. Diminati mulai dari anak-anak yang usianya berkisar
mulai dari 10 tahun, remaja, dewasa dan mahasiswa/wi sampai orang kantoran.
Diperlukan stamina yang ekstra dan lebih untuk menekuni olahraga beladiri, selain
fungsinya untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, olahraga ini berfungsi
untuk melindungi diri kita sendiri dari ancaman yang ada, misalnya seperti serangan
dari pencopet ataupun dari tindakan kekerasan yang lain seperti tindakan tawuran dan
kriminal lainnya.
Beladiri sudah dikenal sejak zaman dulu, hal ini dapat diketahui dari
peninggalan purbakala seperti; senjata yang terbuat dari batu atau tulang, lukisan
beladiri hanya digunakan sekedar untuk mempertahankan diri dari binatang buas dan
alam sekitarnya. Tapi sejak perubahan zaman dan pertumbuhan masyarakat yang
semakin meningkat, maka muncul banyak gangguan yang datang baik itu dilakukan
secara sengaja maupun tidak sengaja sehingga ada keinginan untuk menekuni dan
mempelajari ilmu beladiri.
Ilmu beladiri awalnya adalah ilmu yang dipakai untuk melindungi diri sendiri
dari serangan manusia ataupun yang lainnya dengan cara melumpuhkan lalu menekan
dan serta menjatuhkan lawan, dalam beladiri diajarkan teknik-teknik khusus seperti
memukul titik lemah gerakan membanting, elakan, mengunci gerakan, menendang
secara berputar, memukul titik kelemahan lawan dan masih banyak gerakan lain yang
dipelajari di dalam beladiri. Beladiri ini dulunya dikhususkan hanya pada golongan
tertentu seperti bangsawan, pengawal, elit militer dan perkumpulan tertentu.
Dengan tempaan latihan yang keras dan disiplin yang tinggi menjadikan orang
orang ini sebagai senjata yang mematikan. Tapi sejak banyaknya orang yang merasa
tertarik untuk mempelajari beladiri maka beladiri menjadi terbuka untuk umum dan
dengan keadaan seperti ini beladiri merupakan salah satu dari sekian banyak jenis
olahraga yang peminatnya lumayan banyak.
Untuk mengenal pengertian bushidou dalam arti luas, sebaiknya mengenal arti
kata bushidou itu sendiri. 武士道ぶ し どう terdiri dari kata 武ぶyang artinya beladiri,士し yang
diartikan sebagai sebuah kode etik kesatria golongan Samurai dalam feodalisme
Jepang. Bushidou berasal dari nilai-nilai moral samurai, paling sering menekankan
beberapa kombinasi dari kesederhanaan, kesetian, penguasaan seni beladiri dan
kehormatan sampai mati (http://id.m.wikipedia.org/.wiki/bushidou).
Bushidou juga mengajarkan tentang kesetiaan, etika, sopan santun, tatakrama,
disiplin, kerelaan berkorban, kerja keras, kebenaran, kesabaran, ketajaman berpikir,
kesehatan jasmani dan rohani (https://yuiword.com/.2011/04/05/bushidou-spirit).
Oleh karena itu untuk dapat memperkenalkan, mendalami lebih jauh dan
meneliti mengenai filosofi aikidou maka peneliti menuangkannya ke dalam skripsi ini
dengan judul “Makna Filosofi Bushidou Di Dalam Sikap Aikidouka”.
1.2 Perumusan Masalah
Hubungan internasional yang terjadi antara kedua negara Jepang dan Indonesia,
secara tidak langsung menyebabkan pertemuan budaya yang berbeda dan dari sekian
banyaknya budaya yang masuk ke Indonesia aikidou adalah salah satunya.dalam
beladiri aikidou tidak hanya diajarkan cara untuk membela diri tapi dalam aikidou
diajarkan juga aturan dan filosofi yang didasari oleh bushidou dan filosofi yang
didasari dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun salah satu ajaran filosofi bushidou adalah tentang kejujuran. Seorang
kesatria adalah orang yang selalu berusaha untuk jujur pada diri sendiri dan orang lain
serta tulus dalam berbuat sesuatu. kejujuran adalah tulang yang memberikan
bagian atas tubuh, tangan juga tidak akan bisa bergerak dan kaki tidak akan bisa
berdiri. Jadi tanpa kejujuran, bakat maupun pelajaran tidak akan bisa membentuk
bingkai seorang samurai. Tanpa adanya kejujuran, semuanya tidak akan berarti.
Bushidou menyebutnya kebajikan pikiran manusia, dan kejujuran adalah jalannya.
Bila kita menghormati seseorang, maka kita lakukan dengan setulus hati dan
jiwa bukan karena tampilan fisik semata. Apabila kita bertutur kata maka katakanlah
yang sebenarnya dan sejujurnya yang ada dalam hati dan pikiran kita dengan cara
yang terhormat dan baik. Kejujuran merupakan hal yang sulit dilakukan kecuali bagi
mereka yang memiliki sikap keberanian dalam jiwa mereka. Menjaga kepercayaan
dari orang lain juga merupakan salah satu bentuk kejujuran. Misalnya apabila anda
dititipkan beberapa uang maka anda harus memastikan uang tersebut aman ditangan
anda. Bila pemilik uang tersebut telah meninggal, maka anda harus memastikan uang
tersebut jatuh ke tangan pihak keluarga yang bersangkutan.
Sedangkan salah satu filosofi aikidou yang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Jepang adalah sikap disiplin. Disiplin yang penulis bicarakan adalah
disiplin dalam berterima kasih. Contoh disiplin untuk mengucapkan terima kasih,
misalnya pada saat kita akan berlatih berpasangan. Ketika berpasangan, kita akan
melakukan satu atau beberapa buah teknik, misalnya teknik kuncian gerakan kepada
sesama teman berlatih kita. Teknik kuncian biasanya (karena tak sengaja) maka
kuncian ini akan menimbulkan rasa sakit kepada pasangan berlatih kita dan teknik
kuncian yang menyakitkan tentu akan menimbulkan rasa yang tidak mengenakan
dengan sungguh- sungguh mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada teman
berlatih, karena adanya teman ini seorang uke dapat melakukan teknik. Pemberian
ucapan terima kasih ini harus terlahir atau berasal dari hati yang paling mendalam,
bukan sekadar pura-pura atau sekadar melakukan ucapan (doumo arigatou
gozaimashita/ atau dalam bahasa Indonesia kita biasa menyebutnya dengan berterima
kasih banyak atas bantuan yang telah di berikan.
Seperti yang sudah diketahui kalau bushidou adalah aturan-aturan yang keras
yang harus dipatuhi para samurai pada zaman feodal Jepang dulu dan hingga
sekarang sikap ini masih melekat dalam diri orang Jepang yang ditunjukkan dengan
sikap yang salah satunya adalah bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan
konsekuensi akibat dari pekerjaan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Makna filosofi apa saja yang harus dimiliki oleh aikidouka ?
2. Bagaimana makna filosofi bushidou di dalam sikap aikidouka ?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Pada penulisan skripsi ini penulis membahas permasalahannya hanya terfokus
kepada masalah yang berhubungan dengan makna filosofi yang dimiliki oleh
Untuk upaya pembahasan yang lebih jelas dan akurat, maka penulis
menjelaskan di bab II mengenai pengertian dan sejarah aikidou, mengenal prinsip
dasar dalam aikidou, aliran yang terdapat dalam aikidou, tehnik-tehnik dalam aikidou
serta 4 tingkatan pemahaman tentang aikidou.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Setiap penelitian memerlukan landasan atau kejelasan berpikir dalam
memecahkan masalah atau menyorotinya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori
yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah
penelitian yang akan disoroti (Nawawi, 2001:39-40).
Aikidou secara etimologi berasal dari tiga huruf kanji yaitu, 合
あい
(bergabung,menyelaraskan,menyatukan), 気き (jiwa,alam semesta, energi kehidupan),
道
どう
(jalan,konsep atau cara). Dapat disimpulkan bahwa aikidou adalah jalan
keselarasan: keselarasan antara pikiran dan tubuh kita, keselarasan antara diri kita dan
orang lain, keselarasan antara diri kita dengan lingkungan serta alam semesta.
“Aikidou adalah sebuah konsep atau cara yang didasari pada kenyataan akan
dilatih & dipahami menggunakan media ilmu beladiri yang didalamnya terdapat
sekumpulan filosofi dan teknik (Revaleo,2014:16)”.
Menurut Tjiptadi dalam www.kajianpustaka.com, makna adalah arti atau
maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan
dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya,
peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu.
Jika merujuk pada kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian filosofi
adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunakan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab adanya sesuatu, asal adanya sesuatu dan hukumnya
serta dalam filosofi kita akan mempelajari hakikat segala sesuatu dengan logika, akal,
rasa mengenai alam semesta dari mana asal muasal alam semesta dan mengapa alam
semesta terbentuk.
Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan
bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani
philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan
sophia yang berarti cinta kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah
filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang
sedalam-dalamnya.
Filsafat menurut Hasbullah Bakry adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga
dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah
mencapai pengetahuan itu. Yang menjadi persamaan dari semua para ahli tentang
filsafat yaitu sebuah ilmu untuk menyelidiki segala sesuatu secara mendalam
(http://fatih-io.biz/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli.html).
Menurut Mutohir dalam
(http://dilihatnya.com/1529/pengertian-olahraga-menurut-para-ahli), olahraga merupakan proses sistematik yang berupa segala
kegiatan atau usaha yang dapat mendorong pengembangan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota
masyarakat berupa permainan, pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan
manusia yang memiliki ideologi yang seutuhnya dan berkualitas.
Setiap beladiri memiliki gaya dan cara yang berbeda satu dengan yang
lainnya; karate yang dikenal dengan gerakan kuatnya dan langsung menuju titik
sasaran, judou dengan bantingan dan kuncian, kempou, jujitsu dan lain sebagainya
merupakan gaya yang digunakan untuk bertempur tanpa menggunakan senjata.
Dalam aikidou, kita tidak hanya diajarkan cara untuk membela diri tapi kita
juga diajarkan filosofi aikidou dan pemikiran bahwa aikidou bukan digunakan untuk
menyakiti lawan melainkan untuk berdamai dengan lawan kita, bila kita baik kepada
lawan kita maka sang lawan tersebut akan baik juga terhadap kita.
1.4.2 Kerangka Teori
Penelitian ini lebih mengarah pada kebudayaan. Menurut Sir Edward B. Taylor
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum,kebiasaan, dan kemampuan-kemampuan lain yang di dapat seseorang sebagai
anggota masyarakat. Sedangkan menurut Sir Edward B. Taylor dalam Haryo
(2005:14), Kebudayaan adalah seluruh kompleksitas yang terbentuk dari sejarah dan
diteruskan dari generasi ke generasi melalui tradisi yang mencakup moral, sosial, seni,
teknik, agama, hukum, kebiasaan dan ilmu kebudayaan yang selalu bersifat sosial dan
historik.
Menurut Nitobe Inazo dalam Library.binus.ac.id, Bushidou adalah seorang
samurai yang memiliki sifat jujur dan berjalan di atas jalan yang lurus, dapat
dikatakan bahwa ia adalah seorang samurai yang berani. Pengertian berani di sini,
tidak saja mengacu pada keberanian dalam berjuang melawan musuh di suatu
peperangan, melainkan juga berani menghadapi berbagai cobaan hidup.
Prinsip bushidou ada 7 yaitu, Gi, Meiyo, Makoto, Chugi, Rei, Jin, dan Yuuki.
Penjelasan ke tujuh tersebut adalah:
1. Gi (Kebenaran)
Gi terdapat dalam diri yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa berhubungan erat dengan
pikiran egois, hati, perasaan, kehendak, emosi, dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan hal tersebut. Penguasaan gi menjadi penekanan utama dibandingkan dengan
penguasaan teknik. Penguasaan teknik hanyalah sarana untuk mencapai penguasaan
gi (bedaliac7.blogspot.co.id).
Bagi bushidou cara menjaga kehormatan adalah dengan menjalankan kode
bushidou secara konsisten sepanjang waktu dan tidak menggunakan jalan pintas yang
melanggar moralitas. Seorang bushidou memiliki harga diri yang tinggi yang mereka
jaga dengan cara perilaku terhormat. Salah satu cara bushidou menjaga kehormatan
adalah tidak menyia nyiakan waktu dan menghindari perilaku yang tidak berguna
serta bersikap dengan baik dan benar khusunya terhadap bushidou yang statusnya
berada di atas.
3. Makoto (Kejujuran dan Ketulusan)
Seorang bushidou/samurai senantiasa bersikap jujur dan tulus mengakui,
berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Para
bushidou harus menjaga ucapannya dan selalu waspada tidak menggunjing, bahkan
saat melihat atau mendengar hal-hal buruk tentang bushidou lainnya.
4. Chugi (Kesetiaan)
Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan
tugas. Kesetiaan seorang bushidou tidak saja saat pimpinannya dalam keadaan sukses
dan berkembang. Bahkan dalam keadaan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi,
pimpinan mengalami banyak beban permasalahan, seorang bushidou tetap setia pada
pimpinannya dan tidak meninggalkannya. Puncak kehormatan seorang bushidou
adalah mati dalam menjalankan tugas dan perjuangan.
Seorang bushidou tidak pernah bersikap kasar dan ceroboh, namun
senantiasa menggunakan kode etiknya secara sempurna sepanjang waktu. Sikap
santun dan hormat tidak saja ditunjukkan pada pimpinan dan orang tua, namun
kepada tamu atau siapa pun yang ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk,
berbicara, bahkan dalam memperlakukan benda ataupun senjata.
6. Jin (Kemurahan Hati dan Sifat Kasih Sayang)
Bushidou memiliki aspek keseimbangan antara maskulin dan feminim.Jin
mewakili sifat feminism yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan strategi
berperang, para bushidou harus memiliki sifat mencintai sesama, kasih sayang dan
peduli terhadap orang lain.
7. Yuuki (Keberanian)
Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip
kebenaran yang dipercayai meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan.
Keberanian juga merupakan ciri para bushidou, mereka siap dengan resiko apapun
termasuk mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan keyakinan. Keberanian
mereka tercermin dalam prinsipnya yang menganggap hidupnya tidak lebih berharga
dari sebuah bulu. Namun demikian, keberanian bushidou hanya dilandasi dengan
latihan yang keras dan penuh disiplin
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis pendekatan historis yang
bertujuan agar dapat mengetahui lebih jauh latar belakang sejarah aikidou dalam
masyarakat Jepang dewasa ini.
Ratna (2004:65) berpendapat bahwa pendekatan historis memusatkan
perhatian pada hubungan terhadap karya lain, sehingga dapat diketahui kualitas unsur
kesejahteraannya. Pada umumnya pendekatan historis dikaitkan dengan kompetensi
sejarah umum yang dianggap relevan.
Kevin dalam Kaelan (2005:61) berpendapat bahwa sejarah adalah
pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Sejarah adalah deskripsi yang
ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini, sebagai berikut:
1.5.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembahasan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui makna filosofi yang harus dimiliki oleh aikidouka.
2. Untuk mengetahui makna filosofi bushidou di dalam sikap aikidouka.
Berdasarkan tujuan penelitian, hasilnya diharapkan member manfaat bagi
pihak-pihak tertentu, antara lain:
1. Bagi penulis dan pembaca, khususnya para pembelajar bahasa dan sastra
Jepang yang mempelajari kebudayaan Jepang diharapkan dapat menambah
informasi mengenai perkembangan beladiri klasik Jepang, yaitu aikidou.
2. Sebagai referensi bagi para mahasiswa/wi maupun umum yang tertarik untuk
mempelajari filosofi dan ilmu beladiri Jepang khususnya aikidou.
1.6 Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan
(Library Research) dan metode deskriptif. Studi kepustakaan merupakan langkah
yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah
selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori, peneliti akan
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan.
Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, dan
sumber-sumber lainnya seperti internet (Nazir, 1998:112).
Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat ini berdasarkan
fakta atau data-data yang tampak atau semestinya (Koentjaraningrat, 1976:29).
Dalam memecahkan permasalahan penelitian, penulis mengumpulkan,
yang ada. Data yang digunakan adalah data tulisan. Data tulisan ini berhubungan
langsung dengan pokok permasalahan seperti buku-buku, artikel, dan informasi dari
media-media, baik media cetak maupun media elektronik.
Langkah-langkah menyusun metode penelitian menurut
(penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/07/langkah-langkah-penelitian-ilmiah.html)
1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
2. Melakukan studi pendahuluan
3. Mengidentifikasikan variabel
4. Menentukan rancangan
5. Menentukan subjek penelitian
6. Melaksanakan penelitian
7. Melakukan analisis data