• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Makna Filosofi Bushidou Di Dalam Sikap Aikidouka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Makna Filosofi Bushidou Di Dalam Sikap Aikidouka"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Beladiri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai cara seseorang

mempertahankan / membela diri. Seni beladiri telah lama ada dan berkembang dari

masa ke masa. Pada dasarnya, manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi

diri dan hidupnya. Dalam tumbuh dan berkembang, manusia tidak dapat lepas dari

kegiatan fisiknya, kapan pun dan di manapun. Hal inilah yang akan memacu aktifitas

fisiknya sepanjang waktu. Pada zaman kuno, tepatnya sebelum adanya persenjataan

modern, manusia tidak memikirkan cara lain untuk mempertahankan dirinya selain

dengan tangan kosong. Pada saat itu, kemampuan bertarung dengan cara tangan

kosong dikembangkan sebagai cara untuk menyerang dan bertahan, kemudian

digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik seseorang

(http://id.wikipedia.org/.wiki/Seni-bela-diri).

Aikidou secara etimologi berasal dari tiga huruf kanji yaitu, 合

あい

(bergabung,menyelaraskan,menyatukan), 気き (jiwa,alam semesta, energi kehidupan),

どう

(2)

keselarasan antara pikiran dan tubuh kita, keselarasan antara diri sendiri dan orang

lain, keselarasan antara diri sendiri dengan lingkungan serta alam semesta.

Aikidou adalah sebuah konsep atau cara yang didasari pada kenyataan akan

adanya hukum alam yaitu keselarasan energi alam semesta, konsep ini dipelajari,

dilatih & dipahami menggunakan media ilmu beladiri yang di dalamnya terdapat

sekumpulan filosofi dan teknik (Revaleo,2014:16)”.

Dari macam dan jenis aliran beladiri, aikidou adalah salah satunya. Aikidou

merupakan ilmu beladiri yang berasal dari Jepang. Aikidou lebih memfokuskan pada

keselarasan antara diri sendiri dan orang lain, pikiran dan tubuh serta lingkungan

alam semesta. Pemain aikidou disebut aikidouka dalam bahasa Jepang. Di dalam

aikidou terdapat makna filosofi yang bersumber dari bushidou.

Jika merujuk pada kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian filosofi

adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunakan akal budi mengenai

hakikat segala yang ada, sebab adanya sesuatu, asal adanya sesuatu dan hukumnya

serta dalam filosofi kita akan mempelajari hakikat segala sesuatu dengan logika, akal,

rasa mengenai alam semesta dari mana asal muasal alam semesta dan mengapa alam

semesta terbentuk.

Filsafat menurut Hasbullah Bakry adalah ilmu yang menyelidiki segala

sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga

dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat

(3)

mencapai pengetahuan itu. Yang menjadi persamaan dari semua para ahli tentang

filsafat yaitu sebuah ilmu untuk menyelidiki segala sesuatu secara mendalam

(http://fatih-io.biz/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli.html).

Terdapat banyak sekali beladiri di dunia ini dan hampir semua bangsa di

dunia memiliki seni beladiri masing-masing dengan gaya yang berbeda-beda. Namun,

pada umumnya beladiri hanya ada dua jenis, yakni seni beladiri bersenjata dan seni

beladiri tangan kosong. Seni beladiri bersenjata awalnya tercipta untuk menghadapi

pertempuran di medan perang, dan melibatkan nyawa sebagai kemenangannya.

Sedangkan seni beladiri tangan kosong tercipta hanya sebagai gerakan melindungi

dan mempertahankan diri dari serangan musuh.

Dari macam-macam olahraga, beladiri adalah salah satu olahraga yang

peminatnya lumayan banyak. Diminati mulai dari anak-anak yang usianya berkisar

mulai dari 10 tahun, remaja, dewasa dan mahasiswa/wi sampai orang kantoran.

Diperlukan stamina yang ekstra dan lebih untuk menekuni olahraga beladiri, selain

fungsinya untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, olahraga ini berfungsi

untuk melindungi diri kita sendiri dari ancaman yang ada, misalnya seperti serangan

dari pencopet ataupun dari tindakan kekerasan yang lain seperti tindakan tawuran dan

kriminal lainnya.

Beladiri sudah dikenal sejak zaman dulu, hal ini dapat diketahui dari

peninggalan purbakala seperti; senjata yang terbuat dari batu atau tulang, lukisan

(4)

beladiri hanya digunakan sekedar untuk mempertahankan diri dari binatang buas dan

alam sekitarnya. Tapi sejak perubahan zaman dan pertumbuhan masyarakat yang

semakin meningkat, maka muncul banyak gangguan yang datang baik itu dilakukan

secara sengaja maupun tidak sengaja sehingga ada keinginan untuk menekuni dan

mempelajari ilmu beladiri.

Ilmu beladiri awalnya adalah ilmu yang dipakai untuk melindungi diri sendiri

dari serangan manusia ataupun yang lainnya dengan cara melumpuhkan lalu menekan

dan serta menjatuhkan lawan, dalam beladiri diajarkan teknik-teknik khusus seperti

memukul titik lemah gerakan membanting, elakan, mengunci gerakan, menendang

secara berputar, memukul titik kelemahan lawan dan masih banyak gerakan lain yang

dipelajari di dalam beladiri. Beladiri ini dulunya dikhususkan hanya pada golongan

tertentu seperti bangsawan, pengawal, elit militer dan perkumpulan tertentu.

Dengan tempaan latihan yang keras dan disiplin yang tinggi menjadikan orang

orang ini sebagai senjata yang mematikan. Tapi sejak banyaknya orang yang merasa

tertarik untuk mempelajari beladiri maka beladiri menjadi terbuka untuk umum dan

dengan keadaan seperti ini beladiri merupakan salah satu dari sekian banyak jenis

olahraga yang peminatnya lumayan banyak.

Untuk mengenal pengertian bushidou dalam arti luas, sebaiknya mengenal arti

kata bushidou itu sendiri. 武士道ぶ し どう terdiri dari kata 武ぶyang artinya beladiri,士し yang

(5)

diartikan sebagai sebuah kode etik kesatria golongan Samurai dalam feodalisme

Jepang. Bushidou berasal dari nilai-nilai moral samurai, paling sering menekankan

beberapa kombinasi dari kesederhanaan, kesetian, penguasaan seni beladiri dan

kehormatan sampai mati (http://id.m.wikipedia.org/.wiki/bushidou).

Bushidou juga mengajarkan tentang kesetiaan, etika, sopan santun, tatakrama,

disiplin, kerelaan berkorban, kerja keras, kebenaran, kesabaran, ketajaman berpikir,

kesehatan jasmani dan rohani (https://yuiword.com/.2011/04/05/bushidou-spirit).

Oleh karena itu untuk dapat memperkenalkan, mendalami lebih jauh dan

meneliti mengenai filosofi aikidou maka peneliti menuangkannya ke dalam skripsi ini

dengan judul “Makna Filosofi Bushidou Di Dalam Sikap Aikidouka”.

1.2 Perumusan Masalah

Hubungan internasional yang terjadi antara kedua negara Jepang dan Indonesia,

secara tidak langsung menyebabkan pertemuan budaya yang berbeda dan dari sekian

banyaknya budaya yang masuk ke Indonesia aikidou adalah salah satunya.dalam

beladiri aikidou tidak hanya diajarkan cara untuk membela diri tapi dalam aikidou

diajarkan juga aturan dan filosofi yang didasari oleh bushidou dan filosofi yang

didasari dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun salah satu ajaran filosofi bushidou adalah tentang kejujuran. Seorang

kesatria adalah orang yang selalu berusaha untuk jujur pada diri sendiri dan orang lain

serta tulus dalam berbuat sesuatu. kejujuran adalah tulang yang memberikan

(6)

bagian atas tubuh, tangan juga tidak akan bisa bergerak dan kaki tidak akan bisa

berdiri. Jadi tanpa kejujuran, bakat maupun pelajaran tidak akan bisa membentuk

bingkai seorang samurai. Tanpa adanya kejujuran, semuanya tidak akan berarti.

Bushidou menyebutnya kebajikan pikiran manusia, dan kejujuran adalah jalannya.

Bila kita menghormati seseorang, maka kita lakukan dengan setulus hati dan

jiwa bukan karena tampilan fisik semata. Apabila kita bertutur kata maka katakanlah

yang sebenarnya dan sejujurnya yang ada dalam hati dan pikiran kita dengan cara

yang terhormat dan baik. Kejujuran merupakan hal yang sulit dilakukan kecuali bagi

mereka yang memiliki sikap keberanian dalam jiwa mereka. Menjaga kepercayaan

dari orang lain juga merupakan salah satu bentuk kejujuran. Misalnya apabila anda

dititipkan beberapa uang maka anda harus memastikan uang tersebut aman ditangan

anda. Bila pemilik uang tersebut telah meninggal, maka anda harus memastikan uang

tersebut jatuh ke tangan pihak keluarga yang bersangkutan.

Sedangkan salah satu filosofi aikidou yang diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari masyarakat Jepang adalah sikap disiplin. Disiplin yang penulis bicarakan adalah

disiplin dalam berterima kasih. Contoh disiplin untuk mengucapkan terima kasih,

misalnya pada saat kita akan berlatih berpasangan. Ketika berpasangan, kita akan

melakukan satu atau beberapa buah teknik, misalnya teknik kuncian gerakan kepada

sesama teman berlatih kita. Teknik kuncian biasanya (karena tak sengaja) maka

kuncian ini akan menimbulkan rasa sakit kepada pasangan berlatih kita dan teknik

kuncian yang menyakitkan tentu akan menimbulkan rasa yang tidak mengenakan

(7)

dengan sungguh- sungguh mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada teman

berlatih, karena adanya teman ini seorang uke dapat melakukan teknik. Pemberian

ucapan terima kasih ini harus terlahir atau berasal dari hati yang paling mendalam,

bukan sekadar pura-pura atau sekadar melakukan ucapan (doumo arigatou

gozaimashita/ atau dalam bahasa Indonesia kita biasa menyebutnya dengan berterima

kasih banyak atas bantuan yang telah di berikan.

Seperti yang sudah diketahui kalau bushidou adalah aturan-aturan yang keras

yang harus dipatuhi para samurai pada zaman feodal Jepang dulu dan hingga

sekarang sikap ini masih melekat dalam diri orang Jepang yang ditunjukkan dengan

sikap yang salah satunya adalah bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan

konsekuensi akibat dari pekerjaan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Makna filosofi apa saja yang harus dimiliki oleh aikidouka ?

2. Bagaimana makna filosofi bushidou di dalam sikap aikidouka ?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Pada penulisan skripsi ini penulis membahas permasalahannya hanya terfokus

kepada masalah yang berhubungan dengan makna filosofi yang dimiliki oleh

(8)

Untuk upaya pembahasan yang lebih jelas dan akurat, maka penulis

menjelaskan di bab II mengenai pengertian dan sejarah aikidou, mengenal prinsip

dasar dalam aikidou, aliran yang terdapat dalam aikidou, tehnik-tehnik dalam aikidou

serta 4 tingkatan pemahaman tentang aikidou.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Setiap penelitian memerlukan landasan atau kejelasan berpikir dalam

memecahkan masalah atau menyorotinya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori

yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah

penelitian yang akan disoroti (Nawawi, 2001:39-40).

Aikidou secara etimologi berasal dari tiga huruf kanji yaitu, 合

あい

(bergabung,menyelaraskan,menyatukan), 気き (jiwa,alam semesta, energi kehidupan),

どう

(jalan,konsep atau cara). Dapat disimpulkan bahwa aikidou adalah jalan

keselarasan: keselarasan antara pikiran dan tubuh kita, keselarasan antara diri kita dan

orang lain, keselarasan antara diri kita dengan lingkungan serta alam semesta.

Aikidou adalah sebuah konsep atau cara yang didasari pada kenyataan akan

(9)

dilatih & dipahami menggunakan media ilmu beladiri yang didalamnya terdapat

sekumpulan filosofi dan teknik (Revaleo,2014:16)”.

Menurut Tjiptadi dalam www.kajianpustaka.com, makna adalah arti atau

maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan

dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya,

peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu.

Jika merujuk pada kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian filosofi

adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunakan akal budi mengenai

hakikat segala yang ada, sebab adanya sesuatu, asal adanya sesuatu dan hukumnya

serta dalam filosofi kita akan mempelajari hakikat segala sesuatu dengan logika, akal,

rasa mengenai alam semesta dari mana asal muasal alam semesta dan mengapa alam

semesta terbentuk.

Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan

bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani

philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan

sophia yang berarti cinta kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah

filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang

sedalam-dalamnya.

Filsafat menurut Hasbullah Bakry adalah ilmu yang menyelidiki segala

sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga

(10)

dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah

mencapai pengetahuan itu. Yang menjadi persamaan dari semua para ahli tentang

filsafat yaitu sebuah ilmu untuk menyelidiki segala sesuatu secara mendalam

(http://fatih-io.biz/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli.html).

Menurut Mutohir dalam

(http://dilihatnya.com/1529/pengertian-olahraga-menurut-para-ahli), olahraga merupakan proses sistematik yang berupa segala

kegiatan atau usaha yang dapat mendorong pengembangan, dan membina

potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota

masyarakat berupa permainan, pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan

manusia yang memiliki ideologi yang seutuhnya dan berkualitas.

Setiap beladiri memiliki gaya dan cara yang berbeda satu dengan yang

lainnya; karate yang dikenal dengan gerakan kuatnya dan langsung menuju titik

sasaran, judou dengan bantingan dan kuncian, kempou, jujitsu dan lain sebagainya

merupakan gaya yang digunakan untuk bertempur tanpa menggunakan senjata.

Dalam aikidou, kita tidak hanya diajarkan cara untuk membela diri tapi kita

juga diajarkan filosofi aikidou dan pemikiran bahwa aikidou bukan digunakan untuk

menyakiti lawan melainkan untuk berdamai dengan lawan kita, bila kita baik kepada

lawan kita maka sang lawan tersebut akan baik juga terhadap kita.

1.4.2 Kerangka Teori

Penelitian ini lebih mengarah pada kebudayaan. Menurut Sir Edward B. Taylor

(11)

yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,

hukum,kebiasaan, dan kemampuan-kemampuan lain yang di dapat seseorang sebagai

anggota masyarakat. Sedangkan menurut Sir Edward B. Taylor dalam Haryo

(2005:14), Kebudayaan adalah seluruh kompleksitas yang terbentuk dari sejarah dan

diteruskan dari generasi ke generasi melalui tradisi yang mencakup moral, sosial, seni,

teknik, agama, hukum, kebiasaan dan ilmu kebudayaan yang selalu bersifat sosial dan

historik.

Menurut Nitobe Inazo dalam Library.binus.ac.id, Bushidou adalah seorang

samurai yang memiliki sifat jujur dan berjalan di atas jalan yang lurus, dapat

dikatakan bahwa ia adalah seorang samurai yang berani. Pengertian berani di sini,

tidak saja mengacu pada keberanian dalam berjuang melawan musuh di suatu

peperangan, melainkan juga berani menghadapi berbagai cobaan hidup.

Prinsip bushidou ada 7 yaitu, Gi, Meiyo, Makoto, Chugi, Rei, Jin, dan Yuuki.

Penjelasan ke tujuh tersebut adalah:

1. Gi (Kebenaran)

Gi terdapat dalam diri yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa berhubungan erat dengan

pikiran egois, hati, perasaan, kehendak, emosi, dan segala sesuatu yang berhubungan

dengan hal tersebut. Penguasaan gi menjadi penekanan utama dibandingkan dengan

penguasaan teknik. Penguasaan teknik hanyalah sarana untuk mencapai penguasaan

gi (bedaliac7.blogspot.co.id).

(12)

Bagi bushidou cara menjaga kehormatan adalah dengan menjalankan kode

bushidou secara konsisten sepanjang waktu dan tidak menggunakan jalan pintas yang

melanggar moralitas. Seorang bushidou memiliki harga diri yang tinggi yang mereka

jaga dengan cara perilaku terhormat. Salah satu cara bushidou menjaga kehormatan

adalah tidak menyia nyiakan waktu dan menghindari perilaku yang tidak berguna

serta bersikap dengan baik dan benar khusunya terhadap bushidou yang statusnya

berada di atas.

3. Makoto (Kejujuran dan Ketulusan)

Seorang bushidou/samurai senantiasa bersikap jujur dan tulus mengakui,

berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Para

bushidou harus menjaga ucapannya dan selalu waspada tidak menggunjing, bahkan

saat melihat atau mendengar hal-hal buruk tentang bushidou lainnya.

4. Chugi (Kesetiaan)

Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan

tugas. Kesetiaan seorang bushidou tidak saja saat pimpinannya dalam keadaan sukses

dan berkembang. Bahkan dalam keadaan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi,

pimpinan mengalami banyak beban permasalahan, seorang bushidou tetap setia pada

pimpinannya dan tidak meninggalkannya. Puncak kehormatan seorang bushidou

adalah mati dalam menjalankan tugas dan perjuangan.

(13)

Seorang bushidou tidak pernah bersikap kasar dan ceroboh, namun

senantiasa menggunakan kode etiknya secara sempurna sepanjang waktu. Sikap

santun dan hormat tidak saja ditunjukkan pada pimpinan dan orang tua, namun

kepada tamu atau siapa pun yang ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk,

berbicara, bahkan dalam memperlakukan benda ataupun senjata.

6. Jin (Kemurahan Hati dan Sifat Kasih Sayang)

Bushidou memiliki aspek keseimbangan antara maskulin dan feminim.Jin

mewakili sifat feminism yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan strategi

berperang, para bushidou harus memiliki sifat mencintai sesama, kasih sayang dan

peduli terhadap orang lain.

7. Yuuki (Keberanian)

Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip

kebenaran yang dipercayai meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan.

Keberanian juga merupakan ciri para bushidou, mereka siap dengan resiko apapun

termasuk mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan keyakinan. Keberanian

mereka tercermin dalam prinsipnya yang menganggap hidupnya tidak lebih berharga

dari sebuah bulu. Namun demikian, keberanian bushidou hanya dilandasi dengan

latihan yang keras dan penuh disiplin

(14)

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis pendekatan historis yang

bertujuan agar dapat mengetahui lebih jauh latar belakang sejarah aikidou dalam

masyarakat Jepang dewasa ini.

Ratna (2004:65) berpendapat bahwa pendekatan historis memusatkan

perhatian pada hubungan terhadap karya lain, sehingga dapat diketahui kualitas unsur

kesejahteraannya. Pada umumnya pendekatan historis dikaitkan dengan kompetensi

sejarah umum yang dianggap relevan.

Kevin dalam Kaelan (2005:61) berpendapat bahwa sejarah adalah

pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Sejarah adalah deskripsi yang

ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka tujuan penelitian ini, sebagai berikut:

1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembahasan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui makna filosofi yang harus dimiliki oleh aikidouka.

2. Untuk mengetahui makna filosofi bushidou di dalam sikap aikidouka.

(15)

Berdasarkan tujuan penelitian, hasilnya diharapkan member manfaat bagi

pihak-pihak tertentu, antara lain:

1. Bagi penulis dan pembaca, khususnya para pembelajar bahasa dan sastra

Jepang yang mempelajari kebudayaan Jepang diharapkan dapat menambah

informasi mengenai perkembangan beladiri klasik Jepang, yaitu aikidou.

2. Sebagai referensi bagi para mahasiswa/wi maupun umum yang tertarik untuk

mempelajari filosofi dan ilmu beladiri Jepang khususnya aikidou.

1.6 Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan

(Library Research) dan metode deskriptif. Studi kepustakaan merupakan langkah

yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah

selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori, peneliti akan

mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan.

Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, dan

sumber-sumber lainnya seperti internet (Nazir, 1998:112).

Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat ini berdasarkan

fakta atau data-data yang tampak atau semestinya (Koentjaraningrat, 1976:29).

Dalam memecahkan permasalahan penelitian, penulis mengumpulkan,

(16)

yang ada. Data yang digunakan adalah data tulisan. Data tulisan ini berhubungan

langsung dengan pokok permasalahan seperti buku-buku, artikel, dan informasi dari

media-media, baik media cetak maupun media elektronik.

Langkah-langkah menyusun metode penelitian menurut

(penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/07/langkah-langkah-penelitian-ilmiah.html)

1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

2. Melakukan studi pendahuluan

3. Mengidentifikasikan variabel

4. Menentukan rancangan

5. Menentukan subjek penelitian

6. Melaksanakan penelitian

7. Melakukan analisis data

Referensi

Dokumen terkait

Melalui brand-nya yang dikenal secara umum dengan nama Panasonic, Matsushita Electric Industrial Co., Ltd yang berpusat di Osaka, Jepang ini, merupakan manufaktur kelas dunia

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut, Sistem pengelolaan di Rusunawa (Wangurer, Tangkoko, dan Unsrat) yang memperhatikan

Kedua, dalam bahasa Indonesia ditemukan beberapa bentuk perilaku kebahasaan sehubungan dengan kata bergender pria dan wanita yakni: (1) kata bergendet pria digunakan sebagai

27 Pada penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar peserta

Media pembelajaran dapat membantu menggeneralisasi materi pembelajaran dan permainan yang diberikan kepada anak sebelum guru memberikan kesempatan kepada anak untuk

bahwa bagi mahasiswa baru Universitas Diponegoro Tahun Akademik 2015/2016 yang telah terdaftar sebagai mahasiswa baru Universitas Diponegoro akan diterima secara resmi

Target produksi yang tercapai tepat waktu dan sesuai dengan standar yang ditetapkan akan membantu pemasok bahan mentah perusahaan untuk merencanakan jadwal produksi mereka

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran terhadap Belanja Modal di Kabupaten/Kota