• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Manusia Dan Filsafat docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Manusia Dan Filsafat docx"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke Hadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Tidak sedikit hambatan yang ditemukan selama pengerjaan makalah ini, walaupun begitu kiranya masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.Sehingga peran serta semua pihak dalam hal kritik dan saran membangun sangatlah kami butuhkan untuk bisa membuat makalah yang lebih baik di waktu mendatang.Besar harapan kami apabila makalah ini dapat berguna bagi setiap pihak dan kalangan yang membaca serta mempelajarinya.

Surabaya, 26 September 2016

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar belakang...1

B. Rumusan masalah...2

C. Tujuan penulisan...2

D. Metode penulisan...2

E. Sistematika penulisan...3

BAB II PEMBAHASAN...4

A. Pengertian Manusia...4

B. Sudut Pandang Antropologi...4

C. Pengertian Filsafat...6

D. Hakekat manusia Dalam Pandangan Filsafat...7

E. Masalah Rohani Dan Jasmani...8

F. Hubungan Hakekat Manusia dan Filsafat Pendidikan...10

BAB III PENUTUP...14

A. Kesimpulan...14

B. Saran...15

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia disebut juga insan.Dalam bahasa arab, berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika di lihat dari kata dasar dari al-uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru di sekitarnya.Hal yang paling membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal.Seperti yang kita ketahui bahwa kita sebagai manusia memiliki akal pikiran, sedangkan hewan dan tumbuhan tidak memiliki akal.Siapapun dan apapun kedudukannya, manusia harus memahami hakekat diri dan kehidupannya.Keberadaan manusia pada hakekatnya terwujud sebagai makhluk alamiah dan makhluk sosial.

Manusia adalah subyek pendidikan, yang sekaligus pula sebagai objek pendidikan.Salah satu peranannya sebagai subyek pendidikan manusia (khususnya manusia dewasa) bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan.Secara moral, manusia berkewajiban atas perkembangan pribadi generasi penerusnya.Dalam sisi pendidikan, manusia dewasa berfungsi sebagai pendidik yang bertanggung jawab untuk melaksanankan misi pendidikan sesuai dengan tujuan dan nilai – nilai yang dikehendaki manusia dimana pendidikan itu berlangsung. Selain itu sebagai objek pendidikan, manusia (khususnya anak) merupakan “sasaran”, pembinaan yang dilakukan untuk melaksanakan suatu proses pendidikan yang pada hakikatnya memiliki kepribadian yang sama seperti manusia dewasa. Namun hal yang membedakannya ialah karena kodratnya belum berkembang.

(4)

mengembangkan manusia sesamanya serta memelihara alam lingkungan hidupnya secara bersama – sama. Lebih jauh lagi, manusia bertanggung jawab atas martabat kemanusiaannya.

Pendidikan dalam arti luas dan mendasar adalah suatu usaha membantu manusia untuk mengembangkan dirinya dan memanusiakan manusia sesuai dengan filsafat yang ada pada dirinya.Pendidikan berusaha membantu manusia untuk menyingkapkan dan menemui rahasia yang ada di alam, mengembangkan fitrah manusia untuk mengembangkan potensinya, mengarahkan kecenderungan emosinya dan membimbing manusia demi kebaikan dirinya dan masyarakat.

Oleh karena itu, pembicaraan tentang manusia, siapa manusia, darimana asal manusia, untuk apa manusia hidup dan bagaimana fungsi manusia dalam hidup ini, serta mau kemana manusia, merupakan suatu pembahasan yang sangat mendasar didalam filsafat pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud manusia?

2. Bagaimana keberadaan dan hakekat manusia? 3. Bagaimana hubungan manusia dengan filsafat?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui arti dari manusia.

2. Mengetahui keberadaan dan hakekat manusia. 3. Mengetahui hubungan manusia denganfilsafat.

D. Metode Penulisan

(5)

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama sebagai pendahuluan yang memiliki sub-bab lima buah yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Yang kemudian dilanjutkan pada bab kedua dengan berisi pembahasan yang memiliki tiga sub-bab yaitu pengertian manusia, hakekat manusia, hubunganmanusia dengan filsafat.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia

Manusia diartikan sebagai makhluk alamiah yaitu karena manusia tidak bisa lepas dari alam.Manusia membutuhkan alam untuk hidup.Sebagai contoh, kita memerlukan oksigen yang berasal dari alam untuk bernafas.Kita juga menggunakan ikan, sayur mayur, dan air yang berasal dari alam untuk melangsungkan kehidupan. Manusia memiliki insting untuk menentukan apa yang akan dia lakukan. Sebagai contoh jika manusia merasakan lapar, otomatis manusia itu akan mencari makanan untuk mengatasi rasa laparnya.

Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain.Dalam hidup bersama dengan sesamanya (bermasyarakat), setiap individu menempati kedudukan (status) tertentu, mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing – masing, namun demikian sekaligus ia pun mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan sesamanya. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk social atau makhluk bermasyarakat (Ernst Cassirer, 1987).

B. Sudut Pandang Antropologi

Dari segi antropologi terdapat tiga sudut pandang hakekat manusia, yaitu manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk susila. Berikut penjelasan dari ketiganya:

a. Manusia Sebagai Makhluk Individu (Individual Being)

(7)

pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi self-realisasi. Manusia sabagai individu memiliki hak asasi sebagai kodrat alami atau sebagi anugrah Tuhan kepadanya.Hak asasi manusia sebagai pribadi itu terutama hak hidup, hak kemerdekaan dan hak milik.

Disadari atau tidak menusia sering memperlihatkan dirinya sebagai makhluk individu, seperti ketika mereka memaksakan kehendaknya (egoisme), memecahkan masalahnya sendiri, percaya diri, dll.Menjadi seorang individu manusia mempunyai ciri khasnya masing-masing. Antara manusia satu dengan yang lain berbeda-beda, bahkan orang yang kembar sekalipun, karena tidak ada manusia di dunia ini yang benar-benar sama persis. Fisik boleh sama, tetapi kepribadian tidak.

Jadi dalam pendidikan seorang guru sangat perlu memahami hakekat manusia sebagai individu. Itu kaitanya dengan menghargai perbedaan dalam setiap anak didiknya, agar sang guru tidak semena-mena dan memaksakan kehendaknya (diskriminasi) kepada peserta didik. Perbedaan itu bisa berupa fisik, intelejensi, sikap, kepribadian, agama, dll.

b. Manusia Sebagai Makhluk Sosial (Sosial Being)

Telah kita ketahui bersama bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian, manusia membutuhkan manusia lain agar bisa tetap exsis dalam menjalani kehidupan ini, itu sebabnya manusia juga dikenal dengan istilah makhluk sosial. Keberadaanya tergantung oleh manusia lain.

(8)

Seorang guru dalam kegiatan pembelajaran perlu menanamkan kerjasama kepada peserta didiknya, agar kesadaran sosial itu dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.Hal tersebut dapat dicapai dengan penerapan strategi dan metode yang tepat, juga dengan pemberian motivasi tentang kebersamaan.

c. Manusia Sebagai Makhluk Susila (Moral Being)

Asas pandangan bahwa manusia sebagai makhluk susila bersumber pada kepercayaan bahwa budi nurani manusia secara apriori adalah sadar nilai dan pengabdi norma-norma.Kesadaran susila (sense of morality) tak dapat dipisahkan dengan realitas sosial, sebab, justru adanya nilai-nilai, efektivitas nilai-nilai, berfungsinya nilai-nilai hanyalah di dalam kehidupan sosial.Artinya, kesusilaan atau moralitas adalah fungsi sosial. Asas kesadaran nilai, asas moralitas adalah dasar fundamental yanng membedakan manusia dari pada hidup makhluk-makhluk alamiah yang lain. Rasio dan budi nurani menjadi dasar adanya kesadaran moral itu.

Ketiga esensi diatas merupakan satu kesatuan yang tidak terlepaskan dari diri manusia, tinggal ia sadar atau tidak. Beberapa individu mempunyai kecenderungan terhadap salah satu esensi itu.Ada yang cenderung esensi pertama yang lebih menonjol, ada yang kedua dan ada yang ketiga.Semua tergantung pemahaman dan pendidikan yang dialami oleh si individu tersebut.Fungsi pendidikan adalah mengembangkan ketiganya secara seimbang.Agar manusia dapat menempatkan diri sesuai situasi dan kondisi yang sedang dialami.Sesuatu yang berlebihan atau malah kurang itu tidak baik, jadi yang terbaik itu adalah seimbang.

C. Pengertian Filsafat

Sebelum lebih jauh membahas tentang hakekat manusia dalam pandangan filsafat, izinkan penulis sedikit memaparkan tentang pengertian filsafat itu sendiri terlebih dahulu.Secara etimologis, filsafat berakar dari bahasa Yunani yaitu

phillein yang berarti cinta, dan shopia yang berarti kebijaksanaan.Jadi filsafat

(9)

Secara terminologis, banyak sekali pendapat-pendapat yang berkenaan dengan pengertian filsafat.Tidak ada pengertian yang secara pasti, tetapi berikut beberapa pengertian yang penulis dapat dari beberapa sumber.

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang amat luas (komprehensif) yang berusaha untuk memahami persoalan-persoalan yang timbul didalam keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia.

Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang hakekat kebenaran sesuatu.

Sabagaimana telah sedikit di utarakan di awal tadi, manusia merupakan makhluk yang sangat unik.Upaya pemahaman hakekat manusia sudah dilakukan sejak dahulu.Namun, hingga saat ini belum mendapat pernyataan yang benar-benar tepat dan pas, dikarenakan manusia itu sendiri yang memang unik, antara manusia satu dengan manusia lain berbeda-beda.Bahkan orang kembar identik sekalipun, mereka pasti memiliki perbedaaan.Mulai dari fisik, ideologi, pemahaman, kepentingan dll.Semua itu menyebabkan suatu pernyataan belum tentu pas untuk di amini oleh sebagian orang.

Para ahli pikir dan ahli filsafat memberikan subtensi kepada manusia sesuai dengan kemampuan yang dapat dilakukan manusia di bumi ini;

a. Manusia adalah Homo Sapiens, artinya makhluk yang mempunyai budi,

b. Manusia adalah Animal Rational, artinya binatang yang berpikir,

c. Manusia adalah Homo Laquen, artinya makhluk yang pandai menciptakan bahasa

dan menjelmakan pikiran manusia dan perasaan dalam kata-kata yang tersusun, d. Manusia adalah Homo Faber, artinya makhluk yang terampil. Dia pandai

(10)

e. Manusia adalah Zoon Politicon, yaitu makhluk yang pandai bekerjasama, bergaul

dengan orang lain dan mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, f. Manusia adalah Homo Economicus, artinya makhluk yang tunduk pada

prinsip-prinsip ekonomi dan bersifat ekonomis,

g. Manusia adalah Homo Religious, yaitu makhluk yang beragama. Dr. M. J.

Langeveld seorang tokoh pendidikan bangsa Belanda, memandang manusia sebagai Animal Educadum dan Animal Educable, yaitu manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik. Oleh karena itu, unsur rohaniah merupakan syarat mutlak terlaksananya program-program pendidikan.

E. Masalah Rohani dan Jasmani

Setidaknya terdapat empat aliran pemikiran yang berkaitan tentang masalah rohani dan jasmani (sudut pandang unsur pembentuk manusia) yaitu: Aliran serba zat, aliran serba ruh, aliran dualisme, dan aliran aksistensialisme. a. Aliran Serba zat (Faham Materialisme)

Aliran serba zat ini mengatakan yang sungguh-sunguh ada itu adalah zat atau materi, alam ini adalah zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam, maka dari itu manusia adalah zat atau materi. Manusia ialah apa yang nampak sebagai wujudnya, terdiri atas zat (darah, daging, tulang).

Jadi, aliran ini lebih berpemahaman bahwa esensi manusia adalah lebih kepada zat atau materinya.Manusia bergerak menggunakan organ, makan dengan tangan, berjalan dengan kaki, dll.Semua serba zat atau meteri. Berdasar aliran ini, maka dalam pendidikan manusia harus melalui proses mengalami atau pratek (psikomotor).

b. Aliran Serba Ruh

Dalam buku lain, aliran ini diberi namaAliran Idealisme. Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalah ruh, juga hakekat manusia adalah ruh.Ruh disini bisa diartikan juga sebagai jiwa, mental, juga rasio/akal.Karena itu, jasmani atau tubuh (materi, zat) merupakan alat jiwa untuk melaksanakan tujuan, keinginan dan dorongan jiwa (rohani, spirit, ratio) manusia.

(11)

aspek pengalaman saja yang diutamakan, faktor dalam seperti potensi bawaan (intelegensi, rasio, kemauan dan perasaan) memerlukan perhatian juga.

c. Aliran Dualisme

Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakekatnya terdiri dari dua substansi, yaitu jasmani dan rohani. Aliran ini melihat realita semesta sebagai sintesa kedua kategori animate dan inanimate, makhluk hidup dan benda mati. Demikian pula manusia merupakan kesatuan rohani dan jasmani, jiwa dan raga.

Misalnya ada persoalan: dimana letaknya mind (jiwa, rasio) dalam pribadi manusia. Mungkin jawaban umum akan menyatakan bahwa ratio itu terletak pada otak. Akan tetapi akan timbul problem, bagaiman mungkin suatu immaterial entity (sesuatu yang non-meterial) yang tiada membutuhkan ruang, dapat ditempatkan pada suatu materi (tubuh jasmani) yang berada pada ruang wadah tertentu.

Jadi, aliran ini meyakini bahwa sesungguhnya manusia tidak dapat dipisahkan antara zat/raga dan ruh/jiwa.Karena pada hakekatnya keduanya tidak dapat dipisahkan.Masing-masing memiliki peranan yang sama-sama sangat vital. Jiwa tanpa ruh ia akan mati, ruh tanpa jiwa ia tidak dapat berbuat apa-apa. Dalam pendidikan pun, harus memaksimalkan kedua unsur ini, tidak hanya salah satu saja karena keduanya sangat penting.

d. Aliran Eksistensialisme

Aliran filsafat modern berpikir tentang hakekat manusia merupakan eksistensi atau perwujudan sesungguhnya dari manusia. Jadi intinya hakikat manusia itu yaitu apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Disini manusia dipandang dari serba zat, serba ruh atau dualisme dari kedua aliran itu, tetapi memandangnya dari segi eksistensi manusia itu sendiri di dunia.

F. Hubungan Hakekat Manusia dan Filsafat Pendidikan

(12)

adalah ilmu yang mempelajari tentang hakekat manusia disebut antropologi filsafat.Filsafat antropologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki hakekat manusia sebagai keseluruhan atau manusia seutuhnya.Pengetahuan filosofis manusia pada dasarnya adalah refleksi manusia tentang dirinya sendiri.

Kaitan antara filsafat dan manusia memang benar-benar erat, dimana manusia itu sendirilah yang akan melahirkan sebuah filsafat. Memang pada dasarnya manusia dilahirkan sebagai bayi yang tidak bisa melakukan apa-apa tanpa bantuan orang lain. Hal ini biasnya digambarkan bahwa manusia yang baru lahir seperti sebuah kertas putih yang masih bersih dari coret-coretan. Dan dalam masa tertentu kertas itu sedikit demi sedikit akan terdapat goresan-goresan. Dalam hal ini yaitu menggambarkan akan fungsi hereditas yang dibawa manusia itu sendiri dan lingkungan sekitar tempat manusia itu berinteraksi dengan manusia yang lainnya.

Secara harfiah atau konseptual filsafat dapat juga diartikan sebagai segala aktifitas manusia untuk merenungkan tentang segala ssuatu yang ada, sehingga mempunyai makna yang mendalam.Dan biasanya filsafat juga merupakan suatu sikap atau pandangan hidup manusia, karena filsafat seseorang ialah keseluruhan jumlah kepercayaan atau keyakinannya, jadi setiap manusia cenderung mempunyai suatu filsafat hidup atau pedoman hidup.Dilihat dari definisi diatas telah terlihat dengan jelas kaitan antara filsafat dan manusia.

Filsafat bukan semata-mata permainan alam pikiran yang hanya untuk memenuhi hasrat keingintahuan manusia, tetapi filsafat mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia. Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan filsafat, yaitu bahwa :

1. filsafat membantu manusia dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam kehidupannya.

2. filsafat sedikit banyaknya dapat mengurangi kesalahpahaman dan konflik dalam hidup.

3. untuk dasar menghadapi banyak kesimpangsiuran banyak hal dalam dunia yang selalu berubah.

(13)

carapendekatan yang digunakan oleh para pakar pendidikan dalam memecahkanproblematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya selainmenggunakan metode-metode ilmiah lainnya. Sementara itu dengan filsafat,sebagai pandangan tertentu terhadap suatu objekyang akan mewarnai pula pandanganahli pendidikan tersebut dalam teori pendidikan yang dikembangkannya. Aliranfilsafat tertentu akan mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak tertentuterhadap teori-teori pendidikan yang dikembangkan atas dasar aliran filsafattersebut.

Filsafat juga berfungsi mengarahkan agar teori-teori dan pandanganfilsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalampraktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang jugaberkembang dalam masyarakat.Merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakathidup dengan pandangan dan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbedaantara satu dengan yang lainnya. Dan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

Filsafat sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatiannya danmemusatkan kegiatannya untuk merumuskan dasar-dasar dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya. Filsafat juga merumuskan sistem atau teori pendidikan ( science of education) yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan, dan peranan pendidikan dalampembangunan masyarakat dan negara.

Karena filsafatlah yang mula-mula merupakan satu-satunyausaha manusia dibidang kerohanian untuk mencapai pendidikan ataupengetahuan. Memang lambat laun beberapa ilmu-ilmu pengetahuan itu akanmelepaskan diri dari filsafat akan tetapi tidaklah berarti ilmu itu sama sekalitidak membutuhkan bantuan dari filsafat. Filsafat akan memberikan alternatifmana yang paling baik untuk dijadikan pegangan manusia.

(14)

mencintai kebijaksanaan dan hikmat yang mendorong manusia itusendiri untuk menjadi orang yang bijaksana.Oleh karena itu seorang yang berfilsafat adalah orang yang berfikir secarasadar dan bertanggung jawab dengan pertanggungjawaban pertama adalahterhadap dirinya sendiri.

Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia yaitu memberikanpengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentangkenyataan yang diberikan oleh filsafat. Berdasarkan dasar-dasar hasilkenyataan, maka filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia,pedoman itu mengenai sesuatu yang berada disekitar manusia sendiri seperti kedudukan dalam hubungannya dengan yang lainnya.Kita juga mengetahuibahwa alat-alat kewajiban manusia seperti akal, rasa dan kehendak.Denganakal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir guna memperolehpengetahuan.Dengan rasa dan kehendak maka filsafat memberikan pedomantentang kesusilaan mengenai baik dan buruk.

Antara ketiga komponen, yaitu manusia, filsafat, dan pendidikan sangat erat hubungannya. Manusia diahirkan sebagai bayi yang tidak bisa melakukantanpa bantuan orang lain. Hal ini biasanya digambarkan bahwa manusia yangbaru lahir seperti sebuah kertas putih yang masih bersih dari coret-coretan. Dandalam masa tertentu kertas itu sedikit demi sedikit akan terdapat goresan-goresan.Dalam hal ini yaitu menggambarkan akan fungsi herditas yang dibawa manusiaitu sendiri dan lingkungan sekitar tempat manusia itu berinteraksi dengan manusiayang lainnya.

Dalam proses kehidupan, manusia akan dihadapkan dengan berbagaimasalah.Untuk dapat memilih dan melaksanakan cara hidup yang baik. Dan halitu harus melalui pendidikan.Jadi bagi manusia pendidikan merupakan suatukeharusan (Animal educandum). Karena potensi dasar yang dibawa sejak lahir,masih harus dikembangkan lagi dalam lingkungannya melaluipendidikan.

(Animal educable).Kedewasaan merupakan tujuan perkembanganmanusia dan

(15)

Peran filsafat dalam kehidupan manusia disini yaitu sebagai pola pikir manusia yang yang bijaksana, arif dalam menjalani suatu kehidupan.Sesuai dengan pengertiannya dari segi etimologi. Filsafat akan mengajarkan dan melatih manusia untuk bersikap yang bijaksana dalam hidup. Terkadang dengan berfikirfilsafat,seseorang akan mempunyai suatu filsafat hidup atau pandangan ataupedoman hidup yang baik.Oleh karena itu erat sekali hubungan antara keberadaan manusia, filsafat danpendidikan dalam proses kehidupan manusia di dunia ini.

Dalam proses pendidikan, filsafat mengajarkan bahwa seorang guru seharusnya tidak hanya tahu tentang hakekat dunia dimana ia tinggal, tetapi harus tahu hakekat manusia, khususnya hakekat anak sehingga tahu bagaimana cara memperlakukannya dan berguna untuk mengetahui tujuan pendidikan.

BAB III

PENUTUP

(16)

Manusia dan Filsafat mempunyai kaitan yang cukup erat dalam suatu kehidupan. Manusia memiliki akal pikiran dan berbagai kebutuhan untuk suatu hal yang diinginkan yang akan melahirkan suati pemikiran filsafati. Filsafat juga merupakan suatu sikap atau pandangan hidup manusia, karena filsafat seseorang ialah keseluruhan jumlah kepercayaan atau keyakinannya, jadi setiap manusia cenderung mempunyai suatu filsafat hidup atau pedoman hidup.Karena filsafat satu-satunya yan telah mencapai kebenaran atau pengetahuan. Filsafat akan memberikan alternatif mana yang paling baik untuk dijadikan pegangan manusia.

Dalam sisi lain, dapat kita tarik dalam garis besarnya bahwa manusia memiliki kodratnya sebagai makhluk alamiah dan di sisi lain manusia juga sebagai makhluk social yang memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat termasuk dalam hal pendidikan yang memiliki pedoman dan pegangan tersendiri. Manusia sebagai makhluk alamiah mengandung arti bahwa manusia secara individualitas dapat belajar secara langsung maupun tidak langsung belajar mempelajari kehidupannya sendiri dan tidak dapat lepas juga dari alam yang ada di sekelilingnya yang seringkali dimanfaatkan untuk kehidupannya.

Manusia juga tidak lepas dari hubungannya dengan manusia yang lainnya.Dimana manusia tidak hanya memiliki peran sebagai manusia alamiah yang bergantung pada kehidupan pribadinya sendiri atau yang sering kita sebut sebagai makhluk social.Manusia sebagai makhluk social harus mampu berinteraksi secara hakekat dan keberadaannya, termasuk dalam bidang pendidikan pula manusia memiliki peranan yang berpedoman pada filsafat yang sangat begitu penting dan erat kaitannya.Jadi, manusia pada hakekatnya berperan sebagai makhluk alamiah dan social yang memiliki kaitan yang erat dengan filsafat pendidikan sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupannya.

(17)

Di dalam kehidupan nyata manusia di hadapkan oleh berbagai macam fenomena.Manusia dituntut untuk menjadi manusia yang peka terhadap perkembangan zaman.Oleh sebab itu manusia diharuskan untuk menjadi manusia yang mempunyai daya fikir yang cerdas dalam menyikapi suatu masalah yang ada.tapi hal itu kurang lengkap tanpa adanya suatu kebijakanaan dan tanggung jawab di dalamnya. Beberapa rumusan tujuan umum bagi ilmuwan muda ketika mempelajari filsafat yaitu untuk lebih memanusiakan diri, mendidik dan membangun diri, untuk membangun kebiasaan bersikap objektif , untuk menghilangkan egoisme (kepicikan) dan membuat kita memiliki pandangan yang luas dan bijak dalam menyikapi berbagai masalah hidup dan kehidupan. Selain itu filsafat juga menjadikan kita menjadi diri sendiri , memiliki cara berpikir yang disempurnakan dan memiliki sikap kritis terhadap berbagai hal sebagai seorang ilmuwan muda.

(18)

http://hendracliquerz001.blogspot.com/2011/05/makalah-filasafat-pendidikan-dan.html

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan Skripsi dalam rangka sebagai syarat memenuhi sebagian persyaratan

Warna tanah merupakan pernyataan: (a) jenis dan kadar bahan organik, (b) keadaan drainase dan aerasi tanah dalam hubungan dengan hidrasi, oxidasi dan proses pelindian,

Sexual Compulsive users yaitu individu menunjukkan kecenderungan seksual kompulsif dan adanya konsekuensi negatif, seperti merasakan kesenangan/keasikan terhadap pornografi,

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu menguji dan mengkaji data sekunder yaitu asas- asas yang terkandung dalam

Dalam penelitian ini akan digunakan fungsi kernel RBF karena dapat memetakan data input secara nonlinear ke dimensi yang lebih tinggi sehingga diharapkan dapat menangani

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa, BMT telah menetapkan prosedur pembiayaan yang harus dipenuhi oleh setiap calon nasabah diawali dengan pengajuan permohonan sampai

Dari uraian tersebut di atas dapat diperoleh kejelasan, bahwa padi hibrida unggul, dapat membantu peningkatan hasil gabah di tingkat petani pada tanah berpengairan teknis..