• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN PIRANTI LUNAK AUDIT PADA AUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN PIRANTI LUNAK AUDIT PADA AUD"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN PIRANTI LUNAK AUDIT

PADA AUDIT SISTEM INFORMASI

UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI

PELAKSANAAN AUDIT

Disusun Oleh:

JULI PERMANA A.

NIK. 198819621685

Corporate Leadership Training Executive – Gol. X Angkatan III

(2)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT TASPEN (PERSERO) sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara mempunyai

kewajiban untuk membentuk Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang merupakan aparat

pengawasan intern perusahaan dipimpin oleh seorang Kepala dan bertanggungjawab

kepada Direktur Utama.1 SPI memiliki peran yang sangat penting untuk ikut membantu

dalam mewujudkan sistem pengendalian internal dengan menjalankan fungsi pengawasan

dan berperan sebagai mitra strategik unit kerja dalam mencapai sasaran usaha.

Teknologi Informasi yang digunakan untuk mendukung jalannya operasional

sehari-hari dalam pencapaian tujuan dan visi/misi perusahaan memerlukan sistem

pengendalian intern yang terintegrasi di dalam teknologi atau sistem informasi itu sendiri

sebagai upaya menghindari atau meminimalisasi risiko-risiko yang dapat mengakibatkan

kerugian bagi perusahaan. Untuk melakukan evaluasi terhadap unsur-unsur pengendalian

intern tersebut, maka diperlukan Audit Teknologi Informasi atau juga dikenal sebagai

Audit Sistem Informasi yang merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian

bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi

asset organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan

organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien.

1.2 Permasalahan

Audit sistem informasi yang telah dilakukan selama ini masih menggunakan

teknik audit konvensional yang hanya mengandalkan pada catatan-catatan ataupun

dokumentasi yang dihasilkan dari kegiatan sistem informasi, atau dengan kata lain belum

sepenuhnya menggunakan piranti lunak audit (audit software) yang dioperasikan pada

komputer untuk melakukan audit. Dengan latar belakang tersebut dapat disampaikan

permasalahan : Bagaimana memanfaatkan penggunaan piranti lunak audit pada Audit

Sistem Informasi sehingga pelaksanaan audit lebih efektif dan efisien ?

1 Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara

(3)

2

BAB II

PEMECAHAN MASALAH

2.1 Metodologi Pemecahan Masalah

Metodologi pemecahan masalah yang penulis gunakan dalam paper ini adalah

metodologi literatur yang diambil dari buku dan artikel tentang teknik audit Sistem

Informasi, antara lain:

1. Anies S.M. Basamalah. (2003). Auditing PDE Dengan Standar IAI. Edisi ketiga.

Depok: Penerbit Usaha Kami.

2. Akmal dan Marmah Hadi. (2010). EDP Audit. Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

3. Slamet Hariadi dan Daryanto. (2005). Audit Sistem Informasi I. Cetakan ketiga.

Jakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit.

4. Daryanto, Gatot Trihargo dan Catur Imam Pratignyo. (2003). Audit Sistem Informasi

II. Cetakan pertama. Jakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit.

5. Idrianita Anis. (2007). Audit Sistem / Teknologi Informasi.

http://idrianita.wordpress.com/2007/04/27/audit-siti/

6. Sasongko Budi. (2007). Audit Sistem Informasi: Teknik dan Metode.

http://theakuntan.com/auditing/audit-sistem-informasi-teknik-dan-metode/

2.2 Analisa Pemecahan Masalah

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini membuat suatu organisasi

melakukan perubahan-perubahan yang signifikan dan fundamental terhadap sistem

informasi yang mendukung proses bisnis demi mencapai tujuan dan visi/misi lembaganya

sehingga mempunyai keunggulan komparatif (daya saing) yang tinggi. Demikian halnya

PT TASPEN (PERSERO), sebagai BUMN yang diberi kepercayaan oleh pemerintah

untuk menyelenggarakan program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (PNS), termasuk

Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT)2, telah pula melakukan

perubahan-perubahan dalam sistem informasi dalam rangka menghadapi persaingan bisnis yang

semakin ketat dan menjawab tantangan di masa mendatang.

(4)

3 Perubahan-perubahan tersebut tentunya harus dibarengi dengan peningkatan

terhadap pengendalian intern di dalam sistem tersebut karena perubahan yang signifikan

dan fundamental dapat menimbulkan risiko-risiko baru yang sebelumnya tidak

diperhitungkan. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan teknik untuk mengendalikan

dan memastikan bahwa sistem informasi sudah sesuai dengan tujuan organisasi. Audit

sistem informasi merupakan suatu cara untuk menilai sejauh mana suatu sistem informasi

telah mencapai tujuan organisasi.

Kondisi saat ini, audit sistem informasi PT TASPEN (PERSERO) masih

menggunakan teknik audit secara konvensional. Pengertian konvensional disini adalah

pekerjaan audit yang dilaksanakan belum sepenuhnya memanfaatkan kemampuan

teknologi komputer melalui pemakaian piranti lunak audit. Pengumpulan dan evaluasi

bukti-bukti audit hanya berdasarkan pada catatan-catatan, keluaran (output) dan

dokumentasi hasil proses dari sistem informasi. Pada umumnya, peralatan dan sarana

komputer yang digunakan oleh auditor sistem informasi hanya sebatas untuk mengolah

kata (word processor) dan membuat tabel-tabel (spreadsheet).

Area audit sistem informasi tidak hanya sebatas laporan-laporan hasil pemrosesan

komputer, tetapi mencakup seluruh komponen sistem informasi antara lain:

1. Data/Informasi sebagai masukan dan keluaran dari sistem informasi.

2. Sumber daya manusia (brainware) sebagai pemakai dan pengelola dari sistem

informasi.

3. Piranti keras (hardware), piranti lunak (software) dan jaringan (network) sebagai

teknologi dan sarana komunikasinya.

4. Prosedur dan Organisasi, prosedur dibuat dalam bentuk langkah-langkah yang

diperlukan/harus diisi selama pengoperasian dan pengelolaan sistem, sedangkan

organisasi memberikan wadah untuk pengelolaan dan pengoperasian sistem

informasi.

Berdasarkan kompleksitas area audit sistem informasi tersebut, maka pekerjaan

audit sistem informasi di PT TASPEN (PERSERO) tidak dapat dilakukan hanya dengan

mengandalkan teknik audit secara konvensional, namun harus dibantu dengan

(5)

4 dan dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan

pekerjaan audit.

Manfaat yang diperoleh dengan penggunaan piranti lunak audit dalam

pelaksanaan audit sistem informasi adalah sebagai berikut:

1. Dapat menghemat waktu, karena piranti lunak audit dapat mengerjakan banyak

pekerjaan pemeriksaan dalam waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan

pelaksanaan secara manual.

2. Dapat meningkatkan independensi auditor dalam melakukan audit, karena tidak perlu

lagi mengandalkan bantuan dari auditee.

3. Dalam pelaksanaan audit tidak diperlukan tenaga auditor dengan tingkat keahlian

yang tinggi di bidang komputer atau pengolahan data elektronik.

4. Audit dapat dilaksanakan secara efektif karena dengan menggunakan piranti lunak

tersebut auditor dapat mencapai tujuan auditnya, dan efisien karena auditor tidak

perlu membuat program tersendiri untuk setiap auditee yang berbeda (cukup dengan

menggunakan piranti lunak yang sama).

Piranti lunak audit sebagai alat bantu dalam pelaksanaan tugas audit sistem

informasi, telah banyak dikembangkan oleh para pembuat piranti lunak, misalnya:

1. Program pemeriksaan umum (Generalized Audit Software atau GAS) yang merupakan

serangkaian program komputer yang dirancang khusus untuk melaksanakan

fungsi-fungsi pengolahan data tertentu yang berkaitan dengan audit. Contoh piranti lunak

yang termasuk dalam GAS antara lain: ACL (Audit Command Language), IDEA

(Interactive Data Extraction and Analysis), Picalo, TeamMate, Audit Leverage, dan

sebagainya.

2. Network Mapper (NMAP), merupakan open source utility3 untuk melakukan audit

sistem keamanan jaringan komputer.

3. Nessus, merupakan piranti lunak audit untuk menilai tingkat kerentanan sistem

keamanan dalam jaringan komputer.

3 Perangkat bantu yang berisi perintah-perintah program atau bahasa pemrograman yang tersedia secara

(6)

5

4. Nipper, merupakan piranti lunak audit automation yang dapat dipergunakan untuk

mengaudit dan mem-benchmark konfigurasi sebuah router.

5. COBIT Advisor, merupakan piranti lunak audit automation yang dapat dipergunakan

untuk mengukur proses teknologi informasi dibandingkan dengan standar

pengelolaan dan pengendalian teknologi informasi.

6. Microsoft Genuine Advantage Diagnostic Tool, merupakan piranti lunak untuk

mendeteksi keaslian sistem operasi Windows.

7. GASP, merupakan piranti lunak untuk mengontrol maksimalisasi sarana komputer.

8. Dan lain-lain.

Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan piranti lunak tersebut memang sangat

membantu Auditor Sistem Informasi dalam menjalankan profesinya, baik ditinjau dari

(7)

6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Audit Sistem Informasi PT TASPEN (PERSERO) saat ini masih menggunakan

teknik audit secara konvensional, sehingga pekerjaan audit tidak dapat dilakukan

secara maksimal karena tidak menjangkau seluruh komponen sistem informasi.

2. Kompleksitas area audit sistem informasi memerlukan teknik audit berbantuan

komputer dengan menggunakan alat bantu berupa piranti lunak audit (audit

software).

3. Manfaat penggunaan piranti lunak audit dalam pelaksanaan audit sistem informasi

antara lain: menghemat waktu, meningkatkan independensi auditor, tidak

diperlukan tenaga auditor yang ahli di bidang komputer atau pengolahan data

elektronik, dan audit dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

4. Penggunaan piranti lunak audit sangat membantu Auditor Sistem Informasi dalam

menjalankan profesinya, baik ditinjau dari sisi kecepatan pelaksanaan audit

maupun tingkat akurasinya.

3.2 Saran

Pelaksanaan audit Sistem Informasi pada masa mendatang sebaiknya menerapkan

teknik audit berbantuan komputer dengan menggunakan piranti lunak audit (audit

software), sehingga seluruh komponen sistem informasi dapat diaudit secara maksimal.

Sedangkan teknik audit secara konvensional atau manual masih dapat dipergunakan

khususnya untuk mengaudit komponen sistem informasi yang tidak dapat dilakukan

dengan bantuan piranti lunak audit, seperti:

1. Audit atas pengendalian organisasi, praktek kepegawaian dan prosedur operasi tetap

(SOP).

Referensi

Dokumen terkait

YUSMAN SRIANTO,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan mineral natrium, kalium dan kalsium dalam air zamzam kemasan merek A, B, C berbeda dengan pembanding air Zamzam yang dibawa dari

Judul yang paling tepat untuk bacaan di atas adalah (A) Ketergantungan Manusia pada Obat.. (B) Semua Obat dan Jamu Harus Terdaftar di

Namun yang menjadi sebuah fenomena disini ialah 90% mahasiswa baru kurang mengetahui informasi tentang banyaknya barang-barang kos bekas yang dijual oleh sarjana

penelitian berjudul Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Pembibitan PT Hindoli (a Cargill Company ) Mukut Musi Banyuasin..

sesuai data kepegawaian yang ada, yang bersangkutan t idak dalam status terdakwa, tidak sedang menjalani dan tidak sedang dalam proses penjatuhan hukuman pidana

[r]

Proses Penerimaan karyawan Baru memiliki 3 level yaitu top level sistem secara keseluruhan kemudian dibawah pada level 0 terdapat 3 proses yaitu master yang