• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRITICAL REVIEWMODEL PENENTUAN LOKASI WI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CRITICAL REVIEWMODEL PENENTUAN LOKASI WI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

DAFTAR ISI

BAB I ... 2

PENDAHULUAN ... 2

1.1 Latar Belakang ... 2

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II ... 4

PEMBAHASAN ... 4

2.1 Kajian Teori Lokasi ... 4

2.1.1 Pengertian Agroindustri dan Manfaatnya ... 4

2.1.2 Teori Lokasi Weber ... 4

2.1.3 SIG (Sistem Informasi Geografis) ... 6

2.2 Alasan Pemilihan Lokasi ... 6

2.3 Faktor- Fakor Lokasi ... 8

2.4 Implikasi Teori lokasi terhadap Fenomena Keruangan ... 10

2.5 Lesson Learned ... 11

BAB III ... 14

PENUTUP ... 14

Kesimpulan ... 14

(3)

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat salah satunya dengan cara meningkatkan hasil dari agroindustri atau kolaborasi antara sektor pertanian dengan industri. Hal ini dikarenakan agro industri berrtujuan untuk mengatur dan merencanakan zonasi agro industri tanaman pangan agar keadaan pendirian industri dapat didukung oleh ketersediaan bahan baku yang bcrkclanjutan, schingga pelaksanaan agroindustri juga dapat berkelanjutan dan lestari.

Pada Kabupaten Lampung, terdapat zonasi agro industri, yaitu zonasi agro industri padi yang terletak pada Kecamatan Padang Ratu, zonasi agro industri jagung lerletak pada Kecamatan Gunung Sugih, dan zonasi agro industri singkong terletak pada Kecamatan Rumbia. Kegiatan pertanian bahan pangan sangatlah berpengaruh terhadap ekonomi suatu daerah. Dengan pembangunan pertanian pula meningkatkan hasil produksi, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani.

Oleh karena itu, untuk memperlancar terselenggaranya kebijaksanaan perekonomian tersebut diperlukan suatu kegiatan yang dapat menjembatani transformasi antara sektor pertanian dengan scktor industri. Agro industri merupakan pilihan yang menarik sebagai suatu strategi untuk mendukung proses lanjut transformasi dari sektor ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian sederhana ke arah struktur perekonomian yang didukung oleh sektor industri (Aziz, 1993).

suatu kegiatan industri yang memanfaatkan produk primer hasil pertanian sebagai bahan bakunya untuk diolah sedemikian rupa sehingga menjadi produk baru, baik yang bersifat setengah jadi maupun final yang dapat segera dikonsumsi. Dalam rangkaian ini terdapat transformasi dari bentuk hasil pertanian yang masih bersifat bahan mentah menjadi produk yang mempunyai nilai tambah lebih. Agroindustri seringkali mendapat kendala baik dari pemodalan atau ketersediaan bahan baku dikarenakan belum diketahuinya informasi lokasi ketersediaan bahan baku dan kesesuaian lahannya.

(4)

3

Untuk menentukan lokasi agroindustri yang sesuai ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu aspek industri, aspek permodalan, aspek teknologi, aspek pemasaran, aspek sumber daya manusia dan lain-lain. pada penulisan ini akan membahas tentang menentukan wilayah lokasi agroindustri yang sesuai di Kabupaten Lampung Tengah dan mengkaji penerapannya dengan teori yang ada.

1.2 Tujuan

Tujuan yang ingin didapatkan dari tugas ini adalah memahami teori-teori lokasi dan implikasi teori lokasi terhadap fenomena lokasi dan keruangan yang terbentuk dalam wilayah dan kota.

1.3 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang kajian teori, Alasan Pemilihan Lokasi, Faktor-faktor lokasi, dan Implikasi teori lokasi terhadap fenomena lokasi dan keruangan, dan lesson learned.

BAB III PENUTUP

(5)

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori Lokasi

2.1.1 Pengertian Agroindustri dan Manfaatnya

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan).

Agro industri pada dasamya mencakup kegiatan pengolahan yang sangat luas baik dari tahapan prosesnya maupun jenisnya. Hal ini terlihat dari pengertian agroindustri yang dapat dijelaskan sebagai suatu kegiatan industri yang memanfaatkan produk primer hasil pertanian sebagai bahan bakunya untuk diolah sedemikian rupa sehingga menjadi produk baru, baik yang bersifat setengah jadi maupun final yang dapat segera dikonsumsi. Dalam rangkaian ini terdapat transformasi dari bentuk hasil pertanian yang masih bersifat bahan menta atau baku menjadi produk yang mempunyai nilai tambah lebih.

Mangunwidjaja, (1993), dalam Pengembangan agroindustri dapat menjadi pilihan yang strategis dalam menanggulangi permasalahan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di perdesaan. Hal ini disebabkan adanya kemampuan yang tinggi dari sektor agroindustri dalam hal perluasan kesempatan kerja. Pengembangan agroindustri yang berbasis pada masyarakat perdesaan merupakan sektor yang sesuai untuk menampung banyak tenaga kerja dan menjamin perluasan berusaha, sehingga akan efektif dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat perdesaan. Berkembangnya agroindustri juga akan meningkatkan penerimaan devisa dan mendorong terjadinya keseimbangan pendapatan antara sektor pertanian dan non pertanian. Dengan demikian, kebijakan pembangunan agroindustri diharapkan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat di wilayah produksi pertanian dan mendorong penawaran hasil-hasil pertanian untuk kebutuhan agroindustri.

2.1.2 Teori Lokasi Weber

(6)

5

cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Prinsip tersebut didasarkan pada enam asumsi bersifat prakondisi, yaitu :

1. Wilayah bersifat homogen dalam hal topografi, iklim dan penduduknya (keadaan penduduk yang dimaksud menyangkut jumlah dan kualitas SDM)

2. Ketersediaan sumber daya bahan mentah.

3. Upah tenaga kerja.

4. Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik (biaya sangat ditentukan oleh bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah)

5. Persaingan antar kegiatan industri.

Menurut weber biaya transportasi merupakan faktor pertama dalam menentukan lokasi sedangkan faktor lainnya merupakan faktor yang dapat memodifikasi lokasi. Jadi, titik terendah biaya transportasi adalah titik yang menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku dan distribusi hasil produksi. Biaya transportasi dipengaruhi oleh berat lokasional. Berat lokasional adalah berat total semua barang berupa input yang harus diangkut ke tempat produksi untuk menghasilkan satu satuan output ditambah berat output yang akan dibawa ke pasar.

Berat total itu terdiri dari satu satuan produk akhir ditambah semua berat input yang harus diangkut ke lokasi pabrik seperti bahan mentah, bahan setengah jadi, bahan penolong dan lain-lain yang diperlukan untuk menghasilkan satu satuan output. Ada kemungkinan sumber berbagai bahan baku dan pasar berada pada arah yang berbeda. Dalam hal ini, lokasi biaya transportasi termurah adalah pada pertemuan dari berbagai arah tersebut. Weber memberi konsep yang dikenal sebagai segitiga lokasi atau location triangle yang didasarkan pada asumsi :

1. Bahwa daerah yang menjadi obyek penelitian adalah daerah yang terisolasi. Konsumennya terpusat pada pusat-pusat tertentu. Semua unit perusahaan dapat memasuki pasar yang tidak terbatas dan persaingan sempurna.

2. Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas.

3. Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah sporadik tersedia secara terbatas pada sejumlah tempat.

(7)

6

Dalam menentukan lokasi industri, terdapat tiga faktor penentu, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan dampak aglomerasi dan deaglomerasi. Biaya transportasi diasumsikan berbanding lurus terhadap jarak yang ditempuh dan berat barang, sehingga titik terendah biaya transportasi menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku dan distribusi hasil produksi. Biaya transportasi akan bertambah secara proporsional dengan jarak. titik terendah biaya transportasi adalah titik yang menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku (input) dan distribusi hasil produksi

2.1.3 SIG (Sistem Informasi Geografis)

SIG mempakan suatu sistem yang mempunyai kemampuan analisis terhadap data spasial untuk keperluan manipulasi maupun pemodelan. Fungsi analisis ini dijalankan memakai data spasial dan data atribut dalam SIG untuk menjawab berbagai pertanyaan yang dikembangkan dari data yang ada menjadi suatu persoalan yang relevan. Data spasial dalam SIG hanya mempakan model penyajian yang merefleksikan berbagai aspek realitas dunia nyata, sedangkan untuk memngkatkan peranan data dalam pengambilan keputusan mengenai kenyataan tersebut. Suatu model ditampilkan yang menggambarkan obyek-obyek termasuk menyajikan hubungan antar obyek.

2.2 Alasan Pemilihan Lokasi

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapat mandat dari pemerintah yang tertuang di dalam RPJMN 2015-2019 untuk mengembangkan sembilan Science dan Technopark, yang terdiri dari delapan Technopark dan satu National Science and Technology Park.

Salah satu Technopark yang didampingi BPPT di dalam pembangunannya adalah Technopark di Kabupaten Lampung Tengah. Tujuan dibangunnya Technopark itu untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi kolaborasi antara akademisi, bisnis dan pemerintah. Sehingga dapat menumbuhkan bisnis berbasis inovasi, menambah nilai komoditas dan membuka lapangan kerja.

Lampung memiliki potensi yang sangat besar, mulai dari komoditas padi, singkong dan peternakan sapi. Dengan adanya Technopark maka akan menjadi wahana bagi kademisi, bisnis dan pemerintah, untuk lebih mengembangkan komoditasnya.

Jumlah komoditas utama di daerah Lampung Tengah adalah sapi, padi dan

singkong. Di tahun 2014, total produksi padi kami mencapai 794.713 ton, singkong

(8)

7

Melalui teknik analisa kuantutatif, Asumsi yang dilakukan bahwa seluruh kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah mempunyai peluang untuk didirikan pusai-pusat agro induslri untuk ketiga jenis tanaman (padi. jagung, singkong). Berdasarkan data pada "Lampung Tengah dan dalam angka tahun 1999", pada Kabupaten Lampung Tengah terdapat 12 Kecamatan, yaitu Padang Ratu (763,86 km2), Kali Rejo (123,69 km2), Bangun Rejo (96,05 km2), Gunung Sugih (320.17 km2), Trimurjo (62,12 km2), Punggur (108,86 km2). Seputih Rahman (124,69 km2), Terbanggi Besar (793,82 km2), Seputih Mataram (843,23 km2). Seputih Banyak (208,61 km2). Rumbia (299,24 km2), Seputih Surabaya (353,12).

Berdasarkan analisis tersebut maka penentuan lokasi agro industri untuk setiap jenis tanaman dapat dikelompokkan pada 3 zonasi agro industri, yaitu wilayah Barat, Tengah dan Timur. Wilayah Barat terdiri dan Kecamatan Padang Ratu, Kali Rejo dan Bangun Rejo, Wilayah Tengah terdiri dari Kecamatan Gunung Sugih, Trimurjo. Punggur, Seputih Rahman, dan Terbanggi Besar, sedangkan Wilayah Timur terdiri dari Kecamatan Seputih Mataram, Seputih Banyak, Seputih Surabaya dan Rumbia.

(9)

8

2.3 Faktor- Fakor Lokasi

Banyak faktor yang dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan dimankah seharusnya lokasi suatu perusahaan yang setepat-tepatnya. Banyak faktornya, akan tetapi yang dipertimbangkan hanyalah faktor-faktor yang ada hubungannya dengan jenis usaha dari perusahaan (Soehardi Sigit, 1987: 43-44). Faktor-faktor yang dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pada umumnya adalah:

1. Pasar

Masalah pasar tidak boleh diabaikan sama sekali. Semua perusahaan yang usahanya dengan cara menjual barang dan atau jasa, maka faktor pasar dan faktor pembeli harus diperhitungkan terlebih dahulu. Masalah pasar harus terlebih dahulu diteliti: jauh dekatnya dengan perusahaan, kuantitas dan kualitas barang yang diperlukan oleh pasar tersebut, dan kekuatan daya beli masyarkat akan jenis barang yang diproduksi. Jauh dekatnya dengan pasar juga akan berpengaruh terhadap kecepatan pengiriman barang, bagi barang-barang yang lekas rusak perihal kecepatan dan lamanya penyerahan perlu dipertimbangkan.

2. Bahan baku

Perusahaan manufaktur mentransformasi material, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya menjadi barang baru. Di dalam menentukan lokasi lokasi perusahaan sumber (asal) bahan baku yang diperlukan sebagai input harus dipertimbangkan. Ini erat sekali dengan masalah biaya produksi. Material yang murah harganya, tetapi jauh letaknya dari lokasi perusahaan akan mengakibatkan baiya angkutan yang relatif tinggi, dan selanjutnya akan mengakibatkan biaya produksi yang relatif mahal. Dilihat dari segi materialnya, lokasi peusahaan haruslah di tempat yang biaya materialnya adalah relatif paling murah.

3. Tenaga kerja

Perihal tenaga kerja harus diperhitungkan benar-benar terutama bagi perusahaan yang padat karya, atau perusahaan yang biaya barang produknya sebagian besar tergantung atau terdiri atas biaya tenaga kerja. Pasar tenaga kerja pun harus diketahui, apakah pasar tenaga kerja di tangan pengusaha (perusahaan) ataukah di tangan pekerja. Jika pasarnya di tangan pengusaha (perusahaan), yang berarti bahwa tenaga kerja itu memerlukan pekerjaan dan penghasilan, maka ada kemungkinan tenaga kerja itu dapat ditarik ke lokasi yang relatif tenaga kerja tidak lebih dominan. Jadi kemungkinan dapat ditarik ke tempat perusahaan, bersamaan dengan yang disebut aglomerasi dan/atau urbanisasi.

(10)

9

Letak perusahaan ditentukan juga oleh faktor transportasi, yang menghubungkan lokasi dengan pasar, lokasi dengan bahan baku, lokasi dengan tenaga kerja. Faktor transportasi harus diperhitungkan dalam arti diusahakan bahwa biaya transportasi penjualan (ke konsumen) adalah yang relatif paling murah, biaya pengangkutan bahan baku dari sumbernya adalah relatif yang termurah, demikian juga biaya transportasi tenaga kerja pulang-balik ke tempat tinggal tenaga kerja adal;ah yang paling murah.

5. Pelayanan teknis dan produktif

Sumber-sumber teknis dan produktif ialah faktor-faktor yang dapat memberikan pelayanan untuk keperluan-keperluan teknis dan juga faktor-faktor yang dapat memberikan jasa produktif. Pelayanan untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan (reparasi). Sumber-sumber tenaga, yaitu listrik, air keadaan iklim juga termasuk fasilitas komunikasi seperti telepon, telegram, dinas pos, perbankan juga perlu dipertimbangkan.

6. Inducement setempat

Inducement setempat adalah dorongan lokal yang mendukung perusahaan, misalnya pemberian keringanan pajak, sewa tanah sangat murah, mendapat perlindungan penjagaan keamanan dan sebagainya.Inducement setempat perlu dipertimbangkan terutama didalam membandingkan tempat-tempat lain terdapat penilaian yang sama.

7. Sifat-sifat khusus perusahaan

Tiap-tiap perusahaan mempunyai sifat-sifat khusus, ini juga harus diperhitungkan. Perusahaan yang membuat barang yang mudah meledak (eksplosif) tidak dapat ditempatkan di sembarang tempat, apalagi di daerah atau di tengah-tengah tempat tinggal penduduk. Demikian juga perusahaan yang mengakibatkan bau yang tidak enak (berbau busuk) dan polutan yang berbahaya.

8. Kemungkinan-kemungkinan lain

(11)

10

Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemilihan lokasi agroindustri pada Kabupaten Lampung Tengah ini, yaitu penggunaan lahan. Informasi yang sangat penting dalam merencanakan suatu tata ruang wilayah salah satunya adalah informasi penggunaan lahan saat ini atau sekarang. Oleh karena itu informasi tersebut harus memiliki ketelitian tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan, agar supaya hasil perencanaan menjadi optimal/maksimal. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi penggunaan lahan digunakan data Landsat TM.

2.4 Implikasi Teori lokasi terhadap Fenomena Keruangan

Pada penerapannya, teori lokasi Weber pada studi kasus Kabupaten Lampung Tengah ini cukup sesuai. Diitinjau dari faktor ketersediaan sumber daya bahan mentah, pasar biaya transportasi, pada analisis ini menunjukkan yang menjadi Lokasi agro industri di bagian tenagh sebaiknya terletak di Kecamatan Gunung Sugih, mengingat selain mempunyai produksi jagung yang cukup. kecamatan ini merupakan Ibu Kota Kabupaten Lampung Tengah, sehingga memudahkan pemasaran karena terletak pada lokasi pasar. Kecamatan Terbanggi Besar sebenarnya cukup potensial untuk didirikan agroindustri tanaman jagung, akan tetapi mengingat kecamatan ini telah memiliki agroindustri lainya yang berupa agroindustri kelapa sawit dan tebu, sehingga titik penentuan lokasi agro industri terletak pada Kecamatan Gunung Sugih. Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara teori lokasi Weber dengan pengaplikasiannya sudah sesuai.

Pada faktor ketersediaan bahan baku dan kesesuaian lahan pada Kabupaten Lampung Tengah ini menentukan lokasi agroindustri juga berdasar dengan jumlah terbanyak tiap komoditinya. Sebagai bukti yaitu untuk wilayah barat dapat direkomendasikan pendirian lokasi agroindustri jenis tananam padi, karena kecamatan diwilayah barat sangat sesuai dan baik untuk tanaman padi.Sedangkan penentuan lokasi sebaiknya terletak di Kecamatan Padang Ratu, mengingat kecamatan ini mempunyai areal yang sangat luas dan memproduksi padi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya di wilayah barat. Untuk wilayah timur sebaiknya didirikan agroindustri untuk tanaman singkong. karena wilayah ini merupakan produksi singkong terbesar dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya. Penentuan lokasi agro industri sebaiknya terletak pada Kecamatan Rumbia, karena kecamatan memproduksi tanaman singkong cukup tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Wilayah Timur.

Untuk memperoleh kesesuaian lahan , beberapa jenis tanaman dalam hal ini

(12)

11

didasarkan pada faktor pembatas yang paling ringan, sehingga dalam satu lokasi dimungkinkan sesuai untuk beberapa jenis tanaman yang berbeda diakibatkan faktor pembatas untuk tanaman tersebut sama. Dari hasil analisis tersebut maka menunjukkan bahwa ada 3 wilayah zonasi agro industri, yaitu wilayah barat untuk agro industri padi (Kecamatan Padang Ratu), wilayah tengah untuk agro industri jagung (Kecamatan Gunung Sugih), dan wilayah timur untuk agro industri singkong (Kecamatan Rumbia).

Berdasarkan perbandingan asumsi teori dan fakta di lapangan dapat disimpulkan bahwa ada kesesuaian kondisi antara asumsi teori dan fakta Kabupaten Lampung Tengah sehingga dapat dilakukan identifikasi selanjutnya yaitu kesesuaian faktor-faktor menurut Weber dalam penentuan lokasi agroindustri pertanian di Kabupaten Lampung Tengah.

2.5 Lesson Learned

Analisis penentuan lokasi digunakan untuk menentukan lokasi yang optimum digunakan, dan menguntungkan dari aspek ekonomi. Pada Teori Weber menetapkan faktor penentu lokasi Industri yaitu ketersediaan bahan baku, upah tenaga kerja, biaya transportasi, dan aksesibilitas. Yang menjadi pertimbangan untuk menentukan lokasi industri yaitu bagaimana memproduksi dengan modal sekecil mungkin dan dengan biaya transportasi yang rendah.

Penentuan alternatif lokasi kawasan agroindustri pertanian di Kabupaten Lampung Tengah apabila ditinjau dari teori Weber, maka penentuan lokasi agroindustri di Kabupaten Lampung Tengah sudah sesuai. Namun apabila ditinjau dari teori yang diungkapkan Losch ternyata penentuan alternatif industri di Kabupaten Lampung Tengah tidak dipengaruhi oleh jarak antara industri dan pasar.Fakta di lapangan menunjukkan bahwa distribusi produk agroindustri lebih banyak dilakukan di pasar-pasar yang skalanya lebih besar dan jaraknya lebih jauh meskipun ada pasar-pasar skala kecamatan dan jaraknya lebih dekat.

Pada jurnal ini penentuan lokasi juga menggunakan pembobotan pada setiap kecamatan yang akan dipilih. Pada tabel analisa, dapat dilihat rentang skor yang digunakan. Variabel yang digunakan dalam pembobotan ini adalah variabel kesesuaian lahan, tenaga kerja, pemasaran, dan produksi.

(13)

12

ketersediaan lahan yang ada sehingga mempengaruhi penentuan lokasi agroindustri yang ada di Kabupaten Lampung Tengah.

Pada jurnal ini tidak dijelaskan tentang teori yang digunakan untuk menentukan lokasi. Padahal, teori Weber sebagai landasan teori dalam membahas studi kasus ini . Seharusnya diuraikan bahwa dalam teori lokasi Weber adalah teori lokasi untuk menentukan lokasi industri. Penulis juga tidak menguraikan teori Weber dalam jurnal ini.

Tabel Keterkaitan antara Teori Lokasi Weber dan Penentuan Lokasi Agroindustri di Kabupaten Lampung Tengah

 Pada penerapannya terdapat relefansi antara faktor bahan baku dengan pemilihan lokasi agroindustri. Hal ini menunjukkan bahwa bahan baku memang mempengaruhi penentuan lokasi industri.

 Pada pembobotan yang dilakukan, kawasan agroindustri yang dipilih adalah lokasi yang dekat dengan bisa menentukan lokasi produksi. Penulis hanya menentukan skor tenaga kerja dalam penentuan lokasi industri yang dapat diasumsikan bahwa tenaga kerja memiliki keterkaitan untuk

(14)

13

pemasaran maka total biaya

juga semakin kecil

lokasi industri di Kabupaten Lampung Tengah juga dipengaruhi lokasi bahan baku menuju pabrik dan lokasi pabrik menuju lokasi pemasaran

(15)

14

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada Kabupaten Lampung, terdapat zonasi agro industri, yaitu zonasi agro industri padi yang terletak pada Kecamatan Padang Ratu, zonasi agro industri jagung lerletak pada Kecamatan Gunung Sugih, dan zonasi agro industri singkong terletak pada Kecamatan Rumbia. Kegiatan pertanian bahan pangan sangatlah berpengaruh terhadap ekonomi suatu daerah. Dengan pembangunan pertanian pula meningkatkan hasil produksi, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani.

Oleh karena itu, untuk memperlancar terselenggaranya kebijaksanaan perekonomian tersebut diperlukan suatu kegiatan yang dapat menjembatani transformasi antara sektor pertanian dengan scktor industri. Agro industri merupakan pilihan yang menarik sebagai suatu strategi untuk mendukung proses lanjut transformasi dari sektor ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian sederhana ke arah struktur perekonomian yang didukung oleh sektor industri.

Berdasarkan analisis tersebut maka penentuan lokasi agro industri untuk setiap jenis tanaman dapat dikelompokkan pada 3 zonasi agro industri, yaitu wilayah Barat, Tengah dan Timur. Wilayah Barat terdiri dan Kecamatan Padang Ratu, Kali Rejo dan Bangun Rejo, Wilayah Tengah terdiri dari Kecamatan Gunung Sugih, Trimurjo. Punggur, Seputih Rahman, dan Terbanggi Besar, sedangkan Wilayah Timur terdiri dari Kecamatan Seputih Mataram, Seputih Banyak, Seputih Surabaya dan Rumbia.

(16)

15

terletak pada Kecamatan Gunung Sugih. Sedangkan untuk wilayah timur sebaiknya didirikan agroindustri untuk tanaman singkong. karena wilayah ini merupakan produksi singkong terbesar dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya. Penentuan lokasi agro industri sebaiknya terletak pada Kecamatan Rumbia, karena kecamatan memproduksi tanaman singkong cukup tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Wilayah Timur.

Pada jurnal ini penentuan lokasi juga menggunakan pembobotan pada setiap kecamatan yang akan dipilih. Pada tabel analisa, dapat dilihat rentang skor yang digunakan. Variabel yang digunakan dalam pembobotan ini adalah variabel kesesuaian lahan, tenaga kerja, pemasaran, dan produksi.

Namun, pada jurnal ini penulis tidak menjelaskan kontinuitas bahan baku untuk produksi. Penulis juga tidak menjelaskan bagaimana kondisi tenaga kerja yang ada di Kabupaten Lampung Tengah. Pada jurnal ini tidak dijelaskan apakah dengan adanya agro industri apakah mengurangi jumlah pekerja yang ada di Kabupaten Lampung Tengah. Pada Jurnal ini juga hanya membahas tentang kesesuaian lahan pada setiap lokasi yang akan dijadikan sebagai lokasi agroindustri. Namun, pada jurnal ini tidak dijelaskan bagaimana ketersediaan lahan yang ada sehingga mempengaruhi penentuan lokasi agroindustri yang ada di Kabupaten Lampung Tengah.

(17)

16

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara

Weber, Alfred.tanpa tahun.Alfred Weber and Subsequent Developments in Industrial Location Theory (http://faculty.washington.edu/krumme/450/weber.html)

Gambar

Tabel Keterkaitan antara Teori Lokasi Weber dan Penentuan Lokasi Agroindustri di Kabupaten Lampung Tengah

Referensi

Dokumen terkait

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,

* To change this license header, choose License Headers in Project Properties. * To change this template file, choose Tools

Di dalam matematika terdapat banyak sekali materi salah satunya yaitu KPK dan FPB. Menyelesaikan soal KPK dan FPB bisa dilakukan dengan banyak cara, dalam hal ini

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1) Siswa kelompok spasial tinggi mampu menguasai empat indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu fluency, flexibility,

Pestisida nabati yang digunakan diaplikasikan pada setiap tanaman jeruk yang memperlihatkan gejala penyakit diplodia dengan terlebih dahulu membersihkan bagian batang

Arviomme mukaan henkilökohtaisen avun asiakasmäärä kasvoi lakimuu- toksen vaikutuksesta 4 900 asiakkaalla vuoteen 2011 mennessä. Henkilökohtai- sen avun kustannukset

Hal ini berarti menunjukan bahwa walaupun kelimpahan plankton yang tertinggi bukan pada stasiun II, akan tetapi jumlah genus yang ditemukan paling banyak dan lebih

Pertumbuhan berat ikan Koi selama penelitian didapati nilai pertumbuhan berat yang tinggi, dimana pertumbuhan berat yang tertinggi terdapat pada perlakuan P1