INSTRUMEN PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi Tugas
dalam mata kuliah Metodologi Penelitian yang dibimbing oleh Prof. Dr. Amat Mukhadis, M. Pd
Oleh
Muhamad Arifin Khoirudin Asfani
UNIVERSITAS NEGERI MALANG PASCASARJANA
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrumen Penelitian
Semua penelitian melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang telat ditetapkan dalam penelitian tersebut. Umumnya peneliti menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data penelitian. Sappaile (2007) menyebutkan bahwa Instrumen merupakan suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Instrumen dapat berbentuk tes dan juga dapat berbentuk non-tes, namun untuk memperoleh sampel tingkah laku dari ranah kognitif digunakan tes.
Menurut Darmadi (2011:85) bahwa definisi instrumen adalah sebagai alat untuk mengukur informasi atau melakukan pengukuran. Instrumen pengumpul data menurut Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan. Selanjutnya menurut Sukarnyana dkk (2003:71) instrumen penelitian merupakan alat-alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau mencapai tujuan penelitian. Jika, data yang diperoleh tidak akurat (valid), maka keputusan yang diambil pun akan tidak tepat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data penelitian, sebagai langkah untuk menemukan hasil atau kesimpulan dari penelitian dengan tidak meninggalkan kriteria pembuatan instrumen yang baik.
(lengkap) adalah: data dari skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Dari keempat data ini dapat diketahui caramengukur dan memilih salah satu, kemudian diterapkan dalam bentuk instrumen yang hendak dicapai untuk mencari data dari subjek penelitian.
B. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian
Instrumen dalam sebuah penelitian dibedakan menjadi dua yaitu bentuk tes dan non tes. Instrumen tes terdiri dari tes psikologis dan tes non-psikologis, sedangkan instrumen non tes teridiri dari angket atau kuesioner, interview atau wawancara, observasi atau pengamatan, skala bertingkat dan dokumentasi. Penjelasan secara rinci akan dibahas sebagai berikut.
1. Instrumen Tes
Tes dalam lingkup dunia pendidikan merupakan istilah yang sangat populer karena banyak digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik setelah mengalami proses belajar-mengajar. Dilihat dari aspek yang diukur, tes dibedakan menjadi dua bagian, yaitu tes non-psikologis dan tes psikologis. Jenis tes psikologis dibedakan lagi menjadi dua macam, yaitu tes psikologi yang digunakan untuk mengukur aspek afektif dan tes psikologis yang digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual.
Tes psikologis yang dirancang untuk mengukur aspek afektif atau aspek non-intelektual dari tingkahlaku umumnya dikenal dengan nama tes kepribadian (personality tests). Dalam terminologi pengukuran psikologis, tes kepribadian sering digunakan
untuk mengukur karaterstik seseorang seperti pernyataan emosional, hubungan interpersonal, motivasi, minat, dan sikap.
Tes psikologis yang digunakan untuk mengukur aspek kemampuan intelektual disebut dengan tes kemampuan (ability tests). Tes kemampuan dikategorikan menjadi dua, tes bakat (aptitude tests) dan tes kemahiran (proficiency tests).
a) Penetapan Aspek yang Diukur
Menetapkan aspek yang hendak diukur merupakan langkah pertama dalam upaya penyusunan atau pengembangan tes. Dalam pengembangan tes hasil belajar, terdapat dua aspek yang mendapat perhatian, yaitu (1) materi pelajaran, dan (2) aspek kepribadian/ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang akan dukur.
b) Pendeskripsian Aspek yang Diukur
Pendeskripsian aspek yang diukur merupakan penjabaran lebih lanjut dari aspek-aspek yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses menyusun tes, deskripsi variabel yang telah ditetapkan tersebut dituangkan dalam bentuk tabel spesifikasi atau lebih dikenal dengan kisi-kisi tes. Di dalam kisi-kisi tes termuat materi pelajaran dan aspek kepribadian yang diukur, bentuk tes dan tipe soal yang digunakan, serta jumlah soal. c) Pemilihan BentukTes
Bentuk tes merupakan tipe soal dilihat dari cara peserta tes dalam memberikan jawaban soal dan cara peneliti memberikan skor. Jika peserta tes memiliki kebebasan yang luas dalam menjawab soal-soal tes, maka dikatakan bahwa tes itu adalah tes subjektif (freeanswer tests). Jika peserta tes tidak memiliki kebebasan dalam menjawab soal-soal tes, bahkan hanya tinggal memilih dari jawaban yang telah disediakan oleh peneliti, maka tes itu disebut tes objektif (restricted answer tests). Tes juga dapat dibedakan menjadi tes subjektif dan tes objektif, dilihat dari cara peneliti dalam memberikan skor. Suatu tes disebut tes subjektif berdasarkan cara peneliti memberikan skor apabila skor yang diberikan peneliti dipertimbangkan terlebih dahulu terhadap jawaban peserta tes, kemudian baru didapat perolehan skor dari tes tersebut. Suatu tes disebut tes objektif berdasarkan cara peneliti memberikan skor apabila peneliti memberikan skor secara langsung tanpa harus mempertimbangkan jawaban yang diberikan oleh peserta tes.
d) Penyusunan Butir Soal
objektif digunakan beberapa tipe soal (pilihan benar, pilihan kombinasi, dan/atau pilihan kompleks), maka butir-butir soal tes objektif harus disusun berdasarkan tipe soal tersebut.
e) Pelaksanaan Uji Coba
Pelaksanaan uji coba instruman yang berupa tes dilakukan untuk mengetahui validitas butir soal, tingkat reliabilitas tes, ketepatan petunjuk dan kejelasan bahasa yang digunakan, dan jumlah waktu riil yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tes. Uji coba tes dilakukan pada subjek yang memiliki karakteristik yang identik dengan subjek penelitian yang sesungguhnya (relevan) agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
f) Analisis Hasil Uji Coba
Analisis terhadap hasil uji coba tes dilakukan untuk mengetahui secara empirik validitas butir soal dan tingkat reliabilitas tes. Ukuran yang digunakan untuk menilai validitas butir soal adalah indeks kesukaran soal (P) dan indeks daya beda soal (D), sedangkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes adalah dengan menggunakan koefisien reliabilitas yang biasanya dihitung menggunakan rumus KR-20 atau KR-21 untuk tes objektif dan koefisien Alpha untuk tes subjektif.
g) Seleksi, Penyempurnaan, dan Penataan Butir Soal
h) Pencetakan Tes
Pencetakan tes perlu memperhatikan format, jenis, dan model huruf yang akan digunkanan. Format tes berkaitan dengan tata letak (lay out) dan soal-soal di dalam tes, sedangkan jenis dan model huruf memiliki hubungan yang erat dengan besar dan kejelasan huruf yang digunakan. Pencetakan tes perlu diperhatikan agar penampilan tes menjadi lebih rapi, indah, dan jelas sehingga menarik untuk dikerjakan.
2. Instrumen Inventori
Inventori merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur karakteristik psikologis tertentu dari individu. Inventori berbeda dengan tes (kemampuan), jika dalam tes (kemampuan) pada umumnya menuntut jawaban yang dilandasi oleh suatu kemampuan tertentu yang harus dimiliki oleh peserta tes, maka dalam inventori, jawaban yang diberikan merupakan suatu keadaan yang sewajarnyam suasan keseharian yang dirasakan dan dialami, atau sesuatu yang diharapkan, sehingga dalam menjawab pertanyaan/pernyataan di dalam inventori, orang tidak perlu belajar terlebih dahulu. Prosedur dalam menyusun inventori ada 8 tahapan, yaitu:
a) Penetapan Konstruk yang Diukur
Konstruk pada inventori menunjuk pada hal-hal yang pada dasarnya tidak dapat diamati secara langsung, seperti persepsi, minat, motivasi, sikap, dan sebagainya. Penetapan konstruk yang akan diukur merupakan kegiatan mengidentifikasi variabel penelitian yang datanya akan diambil dengen menggunakan inventori. Misal, variabel yang akan diteliti adalah “sikap nasionalisme siswa di SMA”. Dari variabel penelitian ini dapat diidentifikasi bahwa konstruk yang akan diukur adalah sikap.
b) Perumusan Definisi Operasional
proses perumusan definisi operasional dalam menyusun tes, karena ada banyak cara yang dapat ditempuh untuk menyusunnya. Cara-cara tersebut adalah: (1) yang menekankan pada kegiatan apa yang dilakukan agar konstruk yang didefinisikan itu terjadi, (b) yang memberi aksentuasi kepada bagaimana kegiatan itu dilakukan, dan (c) yang menitik beratkan pada sifat-sifat stasis dari konstruk yang didefinisikan (Suryabrata, 84 dalam Sukarnyana dkk, 2003:80).
c) Pendeskripsian Konstruk
Pendeskripsian konstruk bertujuan untuk menujukkan secara rinci mengenai isi konstruk (variabel) yang hendak diukur. Untuk mempermudah penyusunan pernyataan dalam inventori, umumnya peneliti menuangkan deskripsi konstruk (variabel) tersebut ke dalam bentuk matrik. Contoh dari deskripsi konstruk (variabel) yang dimaksudkan dan matriknya dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Deskripsi Variabel Sikap Nasionalisme
Konstruk Variabel Sub-variabel Indikator
Sikap Sikap
1. Gemar menggunakan bahasa Indonesia 2. Suka produksi dalam negeri
3. Mengembangkan kebudayaan nasional
1. Mengutamakan kepentingan umum/bangsa
2. Bersedia mengikuti WAMIL
3. Mau bekerja di seluruh wilayah Indonesia
1. Toleransi
2. Bersedia menerima perbedaan SARA 3. Bersedia ikut dalam program pertukaran
pemuda
d) Penulisan Butir Pernyataan
cukup, kreativitas dan kesungguhan, disamping faktor kiat yang dimiliki oleh masing-masing peneliti.
e) Pelaksanaan Uji Coba
Kegiatan uji coba instrumen dalam proses penyusunan inventori dimaksudkan untuk mengetahui validitas butir pernyataan, tingkat reliabilitas inventori, ketepatan petunjuk dan kejelasan bahasa yang digunakan, dan jumlah waktu riil yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengerjaan inventori tersebut oleh responden. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dan mengestimasi tingkat reliabilitas instrumen inventori berbeda dengan tes, karena pemberian skor pada inventori bersifat bergradasi. Subjek uji coba inventori haruslah memiliki karakteristik yang sama atau identik dengan subjek penelitian. Mengenai jumlah subjek yang diperlukan untuk keperluan uji coba tersebut berlaku rumus umum yang menyatakan bahwa semakin banyak subjek maka akan semakin baik dan seminimal-minimalnya adalah tidak kurang dari 30 subjek.
f) Analisis Hasil Uji Coba
Analisis hasil uji coba jawaban responden tidak dapat dinilai benar atau salah, melainkan bergradasi, oleh sebab itu validitas butir pernyataan hanya didasarkan atas indeks daya beda soal. Sedangkan perhitungan indeks daya beda soal ini dapat menggunakan teknik analisis korelasi atau uji beda nilai rata-rata. Selanjutnya, estimasi tingkat reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus penghitungan koefisien Alpha dari Cronbach.
g) Seleksi, Penyempurnaan, dan Penataan Butir Soal
itu, jaminan akan kerahasiaan pribadi dan informasi yang diberikan responden penting juga untuk diutarakan pada bagian pengantar. Bagian akhir biasanya berisi ucapan terima kasih atas kesediaan responden untuk membantu menyukseskan pelaksanaan penelitian.
h) Pencetakan Inventori
Pencetakan inventori sama seperti halnya pencetakan tes, perlu memperhatikan format, jenis, dan model huruf yang akan digunkanan. Format inventori berkaitan dengan tata letak (lay out) dan soal-soal di dalam tes, sedangkan jenis dan model huruf memiliki hubungan yang erat dengan besar dan kejelasan huruf yang digunakan. Pencetakan inventori perlu diperhatikan agar penampilan inventori menjadi lebih rapi, indah, dan jelas sehingga menarik untuk dikerjakan oleh responden.
3. Angket atau Kuesioner
Angket aau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner banyak digunakan dalam penelitian pendidikan dan penelitian sosial yang menggunakan rancangan survei, karena ada beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, kuesioner dapat disusun secara teliti dalam situasi yang tenang sehingga pertanyaaan-pertanyaan yang terdapat di dalamnya dapat mengikuti sistematik dari masalah yang diteliti. Kedua, penggunaan kuesioner memungkinkan peneliti menjaring data dari banyak responden dalam periode waktu yang relatif singkat.
Penyusunan instrumen angket atau kuesioner hampir sama dengan penyusunan inventori. Bedanya pada langkah kelima, yaitu pelaksanaan uji coba dalam kuesioner bukanlah untuk menguji validitas butir pertanyaan secara statistik, melainkan untuk mengetahui kejelasan petunjuk pengerjaan, kekomunikatifan bahasa yang digunakan, dan jumlah waktu riil yang dibutuhkan untuk menjawab semua pertanyaan secara baik.
4. Interview atau Wawancara
Interview atau wawancara adalah percakapan orang-perorang (the person– to-person) dan wawancara kelompok (group interviews). Percakapan dilakukan dilakukan
sebagai informan (Ulfatin, 2014:189). Wawancar yang dilakukan oleh peneliti digunakan untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Wawancara dalam penelitian dapat dilakukan secara berentang mulai dari situasi formal sampai dengan informal, atau dari pertanyaan yang terstruktur sampai dengan tidak terstruktur. Ilustrasi situasi wawancara sebagaiman pada Gambar 2.1.
Terstruktur Tidak Terstruktur
--- I ---
Ciri-cirinya: Gabungan Ciri-cirinya
- Kata-kata dalam pertanyaan - Pertanyaan sangat terbuka
sudah ditentukan (open ended)
- Pilihan jawaban sudah terfokus - Pertanyaan sangat fleksibel - Bentuk sejenis angket - Bentuk percakapan manasukan - Situasi sangat formal - Situasi tidak formal
Gambar 2.1 Rentangan Wawancara
(Sumber Ulfatin, 2014:189)
5. Observasi atau Pengamatan
Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Pedoman observasi atau pengamatan diperlukan terutama jika peneliti menerapkan pengamatan terfokus dalam proses pengumpulan data. Dalam pengamatan terfokus peneliti memusatkan perhatiannya hanya pada beberapa aspek perilaku atau fenomena yang menjadi objek sasarannya.
pertanyaan ke dalam satu kesatuan yang utuh dan sistematis. Namun untuk uji coba bukanlah untuk menguji kevalidan butir pertanyaan dengan menggunakan teknik analisis statistik, melainkan untuk mengetahui kejelasan rumusan masalah pertanyaan yang ditunjukkan dengan adanya kesamaan penafsiran oleh pengamat terhadap objek yang sama.
6. Skala Bertingkat
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subyektif yang dibuat berskala. Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Instrumen ini dapat dengan mudah memberikan gambaran penampilan, terutama penampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat. Di dalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan variabel skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati responden.
7. Dokumentasi dan Data Sekunder
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki hal-hal berupa transkip, catatan, buku, surat, prasasti, notulen rapat, agenda, arsip, jurnal, video dan sebagainya.
Penggolongan dokumen dan data sekunder menurut Johnson dan Christensen (2004) diantaranya:
a) Dokumen resmi, yaitu bahan atau catatan yang dibuat atau disusun secara formal baik untuk kepentingan dan keperluan internal maupun eksternal kelembagaan. b) Dokumen pribadi, yaitu catatan atau bahan yang ditulis atau dibuat oleh
seseorang yang menggambarkan pengalaman, peristiwa, dan atau perasaan seseorang individu atau pribadi. Yang termasuk dokumen pribadi contohnya buku harian, surat pribadi, riwayat hidup, foto/video pribadi, dan sebagainya. c) Data fisik, dalam hal ini termasuk di dalamnya tempat-tempat dan benda fisik
d) Data penyelidikan yang di simpan, yaitu data hasil penelitian yang dapat digunakan untuk penelitian berikutnya. Data hasil penelitian ini biasanya disimpan dalam bentuk printout atau floppy disk atau CD-ROM.
C. Kriteria Instrumen Penelitian yang Baik
Kriteria pokok yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian agar dapat dinyatakan memiliki kualitas yang baik yaitu validitas, reliabilitas, dan praktikabilitas (Groun & Linn, dalam Ibnu, Suhadi, dkk 2003:73).
Sedangkan menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.
Menurut Suryabrata (2008:60) mengemukakan bahwa validitas instrumen didefinisikan sebagai sejauh mana instrumen itu merekam/mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam/diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan, atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan.
Menurut Bungin (2005:96-97) Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Sedangkan reliabilitas alat ukur menurutnya adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang beras dengan timbangan beras, mengukur panjang kain dengan meter, dan sebagainya.
1. Pengujian Validitas Instrumen
a) Pengujian Validitas konstruk
Instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan dengan yang didefinisikan. Misalnya akan mengukur efektivitas kerja, maka perlu didefinisikan terlebih dahulu apa itu efektivitas kerja. Setelah itu disiapkan instrumen yang digunakan untuk mengukur efektivitas kerja sesuai dengan definisi.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat ahli. Setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur, dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang, dan umumnya mereka telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
Setelah pengujian konstruk dengan ahli, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Setelah data ditabulasi, maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen.
b) Pengujian Validitas Isi
Instrumen yang harus memiliki validitas isi adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan program, maka instrumen disusun berdasarkan program yang telah direncanakan.
Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Jika dosen memberikan ujian di luar pelajaran yang telah ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut tidak mempunyai validitas isi.
yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
c) Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur kinerja sekelompok pegawai. Maka kriteria kinerja pada instrumen tersebut dibandingkan dengan catatan-catatan di lapangan (empiris) tentang kinerja yang baik. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai Validitas eksternal yang tinggi.
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyono (2010:354) dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal, pengujian dilakukan dengan test–retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal pengujian dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik tertentu.
a) Test retest
Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada responden yang sama dengan instrumen yang sama dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
b) Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama, misalnya, “berapa tahun pengalaman Anda bekerja di lembaga ini?”. Pertanyaan tersebut ekuivalen dengan “tahun berapa Anda mulai bekerja di lembaga ini?”.
antara data instrumen yang satu dengan instrumen yang dijadikan ekuivalennya. Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.
c) Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen beberapa kali ke responden yang sama. cara ini merupakan gabungan dari test-retest (stability) dan ekuivalen. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda, maka akan dapat dianalisis keenam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen itu reliabel. d) Konsistensi internal
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half), KR20, KR21 dan Anova Hoyt.
3. Praktikabilitas
Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh instrumen untuk dapat dikatakan baik ialah kepraktisan dan keterpakaian (usability). Instrumen yang baik pertama-tama harus ekonomis baik ditinjau dari sudut uang maupun waktu. Kedua, ia harus mudah dilaksanakan dan diberi skor, dan yang terakhir, instrumen harus mampu menyediakan hasil yang dapat diinterpretasikan secara akurat serta dapat digunakan oleh pihak-pihak yang memerlukan.
D. Penggunaan Instrumen pada Jenis Penelitian dan Langkah-Langkah Penyusunan Instrumen
1. Penelitian Kuantitatif
a) Instrumen Tes dan Inventori
Tes dan iventori digunakan untuk pengambilan data penelitian kuantitatif karena instrumen tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu, seperti bakat matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan sebagainya. Sedangkan inventori untuk mengetahui karakteristik (psikologis) tertentu dari individu. Dari kedua instrumen ini data yang terkumpul berupa angka-angka yang nantinya akan diuji dengan statistik untuk menentukan tujuan dari penelitian.
b) Instrumen Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian kuantitatif, untuk menjaring data yang sifatnya informatif dan faktual. Misalnya data tentang tingkat pendidikan, umur, penilaian terhadap kepribadian dan sebagainya. Jenis data untuk angket atau kuesioner berupa angka-angka, kemudian akan diolah dengan bantuan software statistik untuk mengetahui hasil datanya. Angket atau kuesoner dalam pengambilan data, sebelumnya harus sudah tentukan dan sudah diuji coba terlebih dahulu.
c) Instrumen Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif haruslah disusun terlebih dahulu dan diuji coba, serta digunakan dalam pengambilan data yang berupa angka-angka.
d) Instrumen Dokumen
Dokumen digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif sebagai pengambilan data atau rekapan data yang terdiri dari data nilai yang berupa angka dan bisa diseleksi dengan menggunakan statistik.
2. Penelitian Kualitatif
Menurut (Ulfatin, 2014:188) penelitian kualitatif dalam pengumpulan datanya, instrumen yang dapat digunakan antara lain:
a) Instrumen Wawancara
wawancara bersifat terbuka, menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga mampu membentuk informasi yang utuh dan menyuluruh dalam mengungkap penelian kualitatif.
b) Instrumen Observasi atau Pengamatan
Instrumen observasi digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari teknik wawancara yang telah dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatis digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung objek penelitian, sehingga peneliti mampu mencatat dan menghimpun data yang diperlukan untuk mengungkap penelitian yang dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatif peneliti harus memahami terlebih dahulu variasi pengamatan dan peran-peran yang dilakukan peneliti.
c) Instrumen Dokumen
Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai penyempurna dari data wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Dokumen dalam penelitian kualitatif dapat berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari obyek yang diteliti.
3. Karakteristik Instrumen Pengembangan
Penelitian pengembangan dalam menentukan kelayakan dan keefektifan produk atau alat yang dikembangkan, instrumen yang digunakan yaitu instrumen angket atau kuesoner. Angket yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan terbagi menjadi 3 yaitu, angket ahli media, ahli materi, dan uji coba kelompok kecil dan besar. Angket ini berupa penilaian yang menggunakan penskoran setiap item soal yang dibuat.
4. Langkah-Langkah Penyusunan Instrumen Penelitian
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun sebuah instrumen penelitian menurut (Margono, 1997) diantaranya.
b) Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel atau subvariabel dan indikator-indikatornya.
c) Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang
diharapkan dari subjek yang diteliti, misalnya kalau diukur prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut dilihat dari kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesis, dan evaluasi.
d) Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkn dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat dari yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban yang betul atau diinginkan harus dibuat peneliti.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data penelitian, sebagai langkah untuk menemukan hasil atau kesimpulan dari penelitian dengan tidak meninggalkan kriteria pembuatan instrumen yang baik. Instrumen penelitian dapat dipilah menjadi dua kelompok, yaitu instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes dapat berupa seperangkat tes sesuai dengan kemampuan yang ingin diukur. Sedangkan instrumen non tes dapat berupa kuesioner atau angket, observasi,interview atau wawancara, dan dokumentasi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian adalah kualitas instrumen yang digunakan untuk mengambil data. Peneliti harus berusaha menyusun instrumen agar diperoleh instrumen yang ampuh. Kualitas instrumen ditentukan oleh tiga hal, yaitu tingkat validitas, tingkat reliabilitas, dan praktikabilitas.
Prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik adalah:
1.Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi.
2.Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman wawancara.
3.Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain.
4.Uji coba, baik dalam skala kecil maupun besar.
5.Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran,dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, M. Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media.
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Ibnu Hadjar.1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ibnu, S., Moehnilabib, M., Mukhadis, A., Suparno., Rofi’udin, A. & Sukarnyana, I. W. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang: UM Press.
Margono, S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan,Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
LAMPIRAN
Contoh-Contoh Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian Kuantitatif Kisi-kisi Instrumen
Untuk mengukur tingkat kemandirian belajar dipergunakan angket dengan daftar pertanyaan berbentuk pilihan ganda menggunakan skala likert dengan empatkategori jawaban
yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Penyusunan instrumen variabel kemandirian belajar didasarkan pada delapan indikator seperti yang tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1 Kisi-Kisi Instrumen Kemandirian Belajar
Variabel Sub
Variabel Indikator
No Pertanyaan Jumlah
Item Sebelum Uji Setelah Uji
Kemandirian Belajar
Inisiatif 1. Tidak menunggu orang lain untuk melakukan
2. Insiatif dalam hal penentuan tujuan belajar,
Keputusan keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi
Bernadib (dalam
Mu’tadin, 2002)
Identitas Pengisi:
Nama :
Sekolah :
Jurusan :
Petunjuk Pengisian:
1. Tulislah identitas Anda pada tempat yang tersedia
2. Kerjakan soal sesuai dengan petunjuk yang diberikan
3. Pilih jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda
4. Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan jawaban Anda TIDAK akan
berpengaruh pada NILAI serta menjadi RAHASIA
5. Selamat mengerjakan dan terima kasih
Contoh Cara Menjawab:
Cara menjawab yang benar Jika terjadi kesalahan menjawab
1. Yang termasuk software adalah… 1. Yang termasuk software adalah…
a. Windows 8 a. Windows 8
b. Keyboard b. Keyboard
c. Hardisk c. Hardisk
d. Monitor d. Monitor
Pilih jawaban yang paling sering Anda lakukan dengan cara memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban tersebut, jawaban tidak boleh lebih dari satu!
1. Yang saya lakukan jika guru saya menawari saya untuk mengikuti Lomba Keterampilan Siswa (LKS) adalah...
a. menerima tawaran dari guru dan berusaha mandiri b. menerima akan tetapi dengan didampingi oleh guru
c. memberikan kesempatan pada teman yang lebih bisa dari saya d. menolak karena saya kurang berminat
2. Saat praktikum perakitan PC, saya tidak sengaja merusakan motherboard, yang saya lakukan adalah…
a. mengganti dengan uang sendiri
b. meminta uang kas kelas untuk mengganti c. tidak mau ganti rugi karena tidak sengaja d. pura-pura tidak tahu
3. Ketika pelajaran kewirausahaan berlangsung, yang saya lakukan adalah... a. memperhatikan dengan seksama penjelasan guru dan mencatat b. sekedar memperhatikan agar ketika ulangan saya bisa mengerjakan c. tidak memperhatikan dan meminjam catatan teman untuk disalin d. tidak memperhatikan dan tidak mencatat pelajaran karena tidak tertarik
4. Besok saya akan ada praktik membuat jaringan, yang saya lakukan… a. belajar mempraktekkan dulu di rumah agar mengerti
b. mencari contoh dari buku atau internet untuk dibaca c. hanya mencari contoh dari internet untuk jaga-jaga d. tidak ingin tahu karena kurang suka
5. Saya lebih suka mengerjakan PR atau tugas dengan… a. mengerjakannya sendiri
b. kerja kelompok bersama teman c. dibantu orang lain
d. minta dikerjakan saudara yang saya anggap mampu
6. Ketika saya mendapat tugas atau PR, saya akan… a. langsung mengerjakannya hari itu juga b. menyicil tugas di waktu luang
c. menunda mengerjakan untuk meminta contekan teman yang sudah selesai d. mengerjakan di hari terakhir pengumpulan tugas
7. Setiap ada PR atau tugas, saya selalu berusaha mengerjakan dengan … a. baik sesuai dengan ketentuan
d. mengcopy-paste dari internet
8. Waktu belajar saya adalah…
a. teratur sesuai jadwal yang saya buat b. memanfaatkan waktu luang untuk belajar c. hanya pada saat yang memungkinkan saja d. ketika mendapat PR atau akan ulangan saja
9. Saya menemukan soal yang saya anggap sulit ketika ujian berlangsung, yang saya lakukan…
a. berusaha menyelesaikan sendiri dengan kemampuan yang saya miliki b. berusaha menyelesaikan sendiri dengan melirik pekerjaan teman-teman c. menyelesaikan dengan mencontek dan menyalin pekerjaan teman d. menyelesaikan dengan mencari jawaban di buku atau internet
10.Ketika ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan dan jawaban saya kurang tepat, yang saya lakukan adalah…
a. tidak merasa malu dan tidak terpengaruh serta akan terus belajar b. cuek, namanya juga masih belajar
c. biasa saja karena memang itu jawaban sebisa saya d. merasa malu dan akan menolak apabila ditunjuk lagi
11.Sebelum belajar, saya memahami terlebih dulu tujuan yang ingin saya capai dalam pembelajaran.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
12.Dengan memahami tujuan belajar, saya akan mengetahui maksud sehingga mampu mengatur strategi dan evaluasi belajar saya.
a. sangat setuju c. kurang setuju
b. setuju d. tidak setuju
13.Saya mengerjakan soal latihan meskipun bukan tugas dari sekolah.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
14.Saat di rumah, saya membaca lagi catatan pelajaran dari sekolah.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
15.Saya mengerjakan latihan soal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan saya.
a. selalu c. kadang-kadang
16.Saya mencermati penurunan hasil belajar yang diperoleh untuk meningkatkan hasil belajar saya selanjutnya.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
17.Saya bertanggung jawab atas semua hal yang saya lakukan.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
18.Saya percaya pada kemampuan saya sendiri bahwa saya akanberhasil dalam belajar.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
19.Saya yakin bahwa setiap tugas yang saya kerjakan sudah benar.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
20.Apabila ada soal atau tugas yang sulit, saya berusaha memecahkannya sendiri.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
21.Jika ada materi pelajaran yang belum saya pahami saya berusaha mencari pemahaman dari buku-buku perpustakaan.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
22.Saya akan tetap fokus belajar meski ada tayangan menarik di TV.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
23.Saya lebih memilih belajar meskipun diajak teman jalan-jalan.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
24.Saya lebih memilih menunggu orang lain berhasil dengan suatu ide, baru saya akan melakukannya.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
25.Di rumah, saya baru belajar jika ada tugas dari guru.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
26.Saya menunggu diingatkan orang lain dalam mengerjakan tugas saya.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
27.Apabila terjadi masalah akibat perbuatan saya, lebih baik saya menghindarinya.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
29.Suatu saat, saya terpaksa mencontek jawaban teman saat ujian karena tidak bisa mengerjakan.
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
30.Saya akan mencontek jawaban teman saat ujian karena ragu dengan jawaban saya.
a. selalu c. kadang-kadang
2. Instrumen Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama dalam mengumpulkan data dan menginterpretasikan data dengan dibimbing oleh pedoman wawancara dan pedoman observasi. Dengan mengadakan observasi dan wawancara mendalam dapat memahami makna interaksi sosial. mendalami perasaan dan nilai-nilai yang tergambar dalam ucapan dan perilaku responden. Agar penelitian ini terarah, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi instrumen penelitian yang selanjutnya dijadikan acuan untuk membuat pedoman wawancara dan observasi. Adapun kisi-kisi untuk pedoman wawancara adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
No Indikator
1. Perencanaan implementasi pendidikan karakter dalam Pendidikan Kewarganegara 2. Langkah -langkah yang dilaksanakan dalam implementasi pendidikan karakter melalui
Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Metode yang digunakan dalam implementasi pendidikan karakter melalui Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Media dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Penilaian pendidikan karakter melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
6. Kendala yang terjadi dalam implementasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
7. Solusi dari kendala yang terjadi dalam implementasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Sedangkan untuk observasi peneliti membagi pengamatan dalam kegiatan awal, inti, dan penutup. Adapun kisi-kisi untuk pedoman observasi adalah sebagai berikut: Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Observasi
No Tahap Indikator No
Butir
1. Pendahuluan 1. Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas untuk mencotohkan sikap santun pada peserta didik
1
2. Berdoa sebelum membuka pelajaran untuk menanamkan nilai religius 2 3. Menanyakan karakter apa yang sudah dimiliki peserta didik 3 4. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar menyampaikan butir
karakter yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD 4
2. Inti
a. Eksplorasi 5. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik yang akan dipelajari sehingga menumbuhkan sikap mandiri dan gemar membaca
5
belajar lain supaya siswa mempunyai sikap rasa ingin tahu
7. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarapeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lain untuk menanamkan sikap kerjasama, saling menghargai dan peduli lingkungan
7
8. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga mereka mempunyai sikap percaya diri dan mandiri
8
3. b. Elaborasi 9. Memfasilitasi peserta didik untuk memperdalam materi melalui pemberian tugas dan diskusi sehingga memiliki sikap kerja keras
9
10.Memberi kesempatan berfikir dan menyelesaikan masalah untuk menumbuhkan sikap berfikir kreatif dan kritis
10
11. Memfasilitasi peserta didik dengan pembelajaran kooperatif supaya siswa dapat kerjasama dengan orang lain.
11
12. Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat sehingga menumbuhkan sikap kerja keras, menghargai orang lain, dan jujur.
12
13. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individu/ kelompok untuk menanamkan sikap bertanggung jawab
13
14. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individu maupun kelompok supaya siswa mempunyai sikap percaya diri
14
4. c. Konfirmasi 15. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik untuk memberikan contoh sikap menghargai.
15
16. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber supaya siswa mampu berfikir logis.
16
17. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan sehingga sehingga dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan.
17
5. Penutup
18. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan/rangkuman pembelajaran supaya mereka mempunyai sikap mandiri, kritis dan logis.
18
19. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan sehingga dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan
19
20. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran untuk menanamkan sikap saling menghargai, kritis dan logis.
20
21. Memberitahu materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya sehingga siswa dapat mempersiapkan diri
3. Instrumen Pengembangan
Tabel 4. Kisi-Kisi Angket Ahli Media
Variabel Sub Variabel Indikator
No.
1. Desain Media a. Membuat desain media pembelajaran yang menarik b. Menggunakan tombol navigasi
dalam media pembelajaran yang sesuai
c. Mendesain tampilan isi yang menarik
d. Memaparkan tingkat pengoperasian dan penggunaan media e. Menggunakan jenis font,
warna font, dan ukuran font yang sesuai
1,2,3,4,5
2. Efektifitas dan Efisiensi Media
a. Menjelaskan kemudahan akses b. Menjelaskan tingkat efektif
dan efisien media
c. Menggunakan modul yang mudah dipelajari
d. Menggunakan video tutorial yang muda dipelajari e. Menjelaskan forum diskusi,
chat, dan kuis
6,7,8,9,10
3. Modul a. Menyebutkan kesesuaian isi dan materi yang disajikan b. Menyajikan gambar yang tepat c. Menggunakan daya tarik
penyajian
d. Menggunakan urutan penyampaian yang sesuai e. Memaparkan modul dapat
membantu dalam belajar
11,1,2,13,14, 15
4. Video Tutorial
a. Menjelaskan kesesuaian isi yang disampaikan dengan materi yang diajarkan b. Menggunakan tampilan video
tutorial yang menarik c. Menggunakan video tutorial
yang tepat didalam mempelajari materi
d. Menjelaskan kesesuaian urutan penyampaian
e. Mendiskripsikan video tutorial dapat membantu belajar
Tabel 5. Kisi-Kisi Angket Ahli Materi
Variabel Sub Variabel Indikator
No. kompetensi dasar telah sesuai b. Menyajikan kompetensi dasar
yang dapat di ukur
1,2
2. Menyusun indikator
a. Menjelaskan indikator sesuai dengan kompetensi dasar b. Menyusun indikator yang
dapat mengukur kompetensi
4. Modul a. Memaparkan kesesuaian isi dengan materi yang diajarkan b. Menyajikan gambar yang tepat c. Menggunakan jenis dan
ukuran huruf yang tepat d. Menggunakan daya tarik
penyajian
9,10,11,12
5. Uraian Materi a. Menjelaskan kedalaman materi sesuai dengan rumusan e. Menggunakan contoh dan
ilustrasi yang tepat f. Memaparkan kejelasan isi
7. Video tulisan dan gambar yang jelas c. Menggunakan suara yang
jelas
d. Memaparkan kesesuaian isi yang disampaikan dengan materi yang diajarkan e. Memaparkan kesesuaian
urutan penyampaian f. Memaparkan daya tarik
penyajian
g. Mendiskripsikan video tutrial dapat membantu belajar
21,22,23,24, 25,26,27
8. Evaluasi a. Menggunakan tugas/latihan soal yang sesuai dengan rumusan indikator
b. Menggunakan tugas/latihan soal yang sesuai dengan materi yang disajikan c. Menggunakan tugas/latihan
soal yang dapat mengukur kompetensi dasar
d. Menggunakan tugas/latihan soal yang menyangkut ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik
28,29,30,31
Tabel 6. Kisi-Kisi Angket Siswa
Variabel Sub Variabel Indikator
No. b. Menjelaskan rasa senang
peserta didik terhadap media pembelajaran
c. Memaparkan motivasi peserta didik degan menggunakan media pembelajaran
2. Modul a. Menjelaskan materi yang disampaikan melalui media pembelajaran dapat menarik perhatian
b. Menjelaskan materi yang disampaikan melalui media pembelajaran memberikan manfaat
c. Menjelaskan kemudahan dalam menerima materi dengan menggunakan media pembelajaran
4,5,6
3. Video Tutorial
a. Menjelaskan video tutorial dapat membantu belajar b. Menyebutkan kemudahan
belajar dengan menggunakan video tutorial
7,8
4. Forum dan Chat
a. Menjelaskan manfaat dari forum dan chat dalam media pembelajaran
b. Menjelaskan forum dan chat dapat membantu dalam belajar dengan menggunakan media pembelajaran
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Berikut ini adalah petunjuk pengisian angket pengembangan media pembelajaran teknik
Menginstalasi PC (Personal Computer) berbasis E-learning.
1. Berikan pilihan anda secara objektif
2. Penilaian atas produk pengembangan media pembelajaran ini menginformasikan
ketepatan, kesesuaian, kelayakan dan daya tarik media pembelajaran
3. Kontribusi anda apapun bentuknya pada angket ini sangat bermanfaat untuk menilai kelayakan pengembangan media pembelajaran ini
4. Berikan tanda cek list ( ) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut anda, yaitu:
ANGKET PENILAIAN AHLI MEDIA
Nama : ____________________________
Jabatan : ____________________________ Pendidikan : ____________________________
Instansi : ____________________________
NO ASPEK YANG DINILAI
SKALA PENILAIAN 4 3 2 1 Desain Media
1 Bagaimana tingkat kemenarikan desain media pembelajaran dengan menggunakan Moodle yang dikembangkan?
2 Penggunaan navigasi dalam media pembelajaran ini sudah sesuai?
3
Bagaimana tingkat kemenarikan isi dalam media pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan
Moodle ini?
4
Bagaimana tingkat kemudahan dalam penggunaan dan pengoperasian media pembelajaran berbasis E-learning
dengan menggunakan Moodle ini?
5 Tampilan isi media pembelajaran dengan jenis font, warna font dan ukuran font sudah sesuai?
Efektifitas dan Efisiensi Media
6 Apakah media pembelajaran dengan menggunakan Moodle ini mudah untuk diakses?
7
Apakah media pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan Moodle ini efektif untuk mewadahi bahan ajar dan kegiatan belajar?
8
Apakah media pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan Moodle ini menggunakan modul/materi yang mudah untuk dipelajari?
9
Apakah media pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan Moodle ini menggunakan video tutorial yang mudah untuk dipelajari?
10
Apakah forum diskusi dan chat efektif sebagai sarana komunikasi pada media pembelajaran berbasis E-learning
dengan menggunakan Moodle ini?
Modul
11
Apakah isi modul yang digunakan dalam media pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan Moodle ini sesuai dengan materi yang diajarkan?
12
Apakah penyajian gambar pada modul dalam media pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan
Moodle ini tepat?
pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan
Moodle ini?
14
Bagaimana urutan penyampaian modul pada media pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan
Moodle ini?
15 Apakah modul pada media pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan Moodle ini membantu dalam belajar?
Video Tutorial
16
Apakah video tutorial sesuai dengan materi yang diajarkan pada media pembelajaran berbasis E-learning menggunakan
Moodle ini?
17
Bagaimana tingkat kemenarikan video tutorial pada media pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan
Moodle ini?
18
Apakah penggunaan video tutorial dalam mempelajari materi pada media pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan Moodle ini tepat?
19
Bagaimana urutan penyampaian video tutorial pada media pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan
Moodle ini?
20
Apakah video tutorial pada media pembelajaran berbasis E-learning dengan menggunakan Moodle ini dapat membantu dalam belajar?
SARAN:
...
... ...
... ... ...
... ...
ANGKET PENILAIAN AHLI MATERI
Nama : ____________________________ Jabatan : ____________________________
Instansi : ____________________________
NO ASPEK YANG DINILAI
SKALA PENILAIAN 4 3 2 1 Penyusunan Kompetensi Dasar
1 Apakah rumusan kompetensi dasar pada media pembelajaran berbasis E-learning ini telah sesuai?
2 Apakah rumusan kompetensi dasar pada media pembelajaran berbasis E-learning ini dapat di ukur?
Penyusunan Indikator
3 Apakah indikator telah sesuai dengan kompetensi dasar?
4 Apakah rumusan indikator ini dapat mengukur kompetensi dasar?
5 Apakah rumusan indikator telah sesuai?
Perumusan Tujuan Pembelajaran
6 Apakah tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar?
7 Apakah tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator? 8 Apakah rumusan tujuan pembelajaran ini sudah jelas?
Modul
9 Apakah isi modul/materi pada media pembelajaran berbasis
E-learning ini sesuai dengan materi yang diajarkan?
10 Apakah penyajian gambar pada modul/materi dalam media pembelajaran berbasis E-learning ini telah tepat?
11 Apakah modul/materi ini menggunakan jenis dan ukuran huruf yang tepat?
12 Bagaimana tingkat kemenarikan penyajian modul/materi dalam media pembelajaran berbasis E-learning ini?
Uraian Materi
13 Apakah kedalaman materi pada media pembelajarna berbasis
E-learning ini sesuai dengan kompetensi dasar?
14 Apakah materi yang disajikan pada media pembelajaran berbasis E-learning ini sesuai dengan indikator?
15 Apakah materi yang disajikan pada media pembelajaran berbasis E-learning ini sesuai dengan tujuan pembelajaran?
16 Bagaimana urutan penyampaian materi pada media pembelajaran berbasis E-learning ini?
17 Apakah materi pada media pembelajaran berbasis E-learning ini menggunakan contoh dan ilustrasi yang tepat?
Ilustrasi Gambar
19
Bagaimana tingkat kemenarikan ilustrasi/gambar dalam materi pada media pembelajaran berbasi E-learning ini?
20
Apakah menggunakan gambar/ilustrasi yang dapat mengekspresikan konten media pembelajaran pada media pembelajaran berbasis E-learning ini?
Video Tutorial
21 Apakah video tutorial pada media pembelajaran berbasis
E-learning ini sesuai dengan tujuan pembelajaran?
22
Apakah penyajian video tutorial pada media pembelajaran berbasis E-learning ini menggunakan tampilan tulisan dan gambar yang jelas?
23 Apakah penyajian video tutorial pada media pembelajaran berbasis E-learning ini menggunakan suara yang jelas?
24 Apakah video tutorial pada media pembelajaran berbasis
E-learning ini sesuai dengan materi yang diajarkan?
25 Bagaimana urutan penyajian video tutorial pada media pembelajaran berbasis E-learning ini?
26 Bagaimana tingkat kemenarikan penyajian video tutorial pada media pembelajaran berbasis E-learning ini?
27 Apakah video tutorial pada media pembelajaran berbasis
E-learning ini dapat membantu dalam belajar?
Evaluasi
28 Apakah tugas/soal latihan sesuai dengan rumusan indikator?
29 Apakah tugas/soal latihan sesuai dengan materi yang disajikan?
30 Apakah tugas/soal latihan dapat mengukur kompetensi?
31 Apakah tugas/soal latihan menyangkut ranah kognitif, psikomotorik dan afektif?
SARAN:
...
... ...
... ...
... ...
Guru Mata Pelajaran Kepala Sekolah
... ...
ANGKET PENILAIAN SISWA
Nama : ____________________________
No. Induk : ____________________________ Kelas : ____________________________ Instansi : ____________________________
NO ASPEK YANG DINILAI
SKALA PENILAIAN 4 3 2 1
1
Apakah penyampaian materi dengan menggunakan media pembelajaran berbasis E-learning dapat membantu anda dalam belajar?
2 Apakah anda merasa senang belajar dengan menggunakan media pembelajaran berbasis E-learning ini?
3 Apakah belajar dengan menggunakan media pembelajaran berbasis E-learning ini dapat membuat anda termotivasi?
4
Apakah materi yang disajikan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis E-learning dapat menarik perhatian anda?
5 Apakah materi yang disampaikan pada media pembelajaran berbasis E-learning bermanfaat bagi anda?
6 Apakah anda mudah dalam menerima materi yang menggunakan media pembelajaran berbasis E-learning?
7 Apakah dengan adanya video tutorial dapat membantu anda dalam menerima materi?
8 Apakah anda mudah belajar dengan menggunakan video tutorial?
9 Apakah forum dan chat dapat membantu belajar anda dengan menggunakan media pembelajaran berbasis E-learning?
10 Apakah latihan dan kuis dalam media pembelajaran ini dapat meningkatkan belajar anda?
SARAN:
...
... ...
...
... ...