• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN EKONOMI SYARIAH dan peluang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN EKONOMI SYARIAH dan peluang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

RENDI TRIANTO/15820177

ABEN AULIA RAHMAN/15820087

ANISA RAHMA NURHAYANI/15820191

MUHAMMAD AZMI ZAIN WIDODO/15820188

AVIDA ZULFIANA D /15820169

SITI HABIBAH/15820184

AFIF ADHYATMA/15820201

ABDUL MALIK KARIM AMRULLAH/15820190

*

PERKEMBANGAN

(2)

*

PERKEMBANGAN EKONOMI SYARIAH

DI INDONESIA

*

Ekonomi islam dalam tiga puluh ini mengalami kemajuan yang pesat, baik dalam kajian akademis di perguruan tinggi maupun dalam praktek operasional. Dalam

bentuk pengajaran, ekonomi islam telah dikembangkan di beberapa universitas baik di negara-negara muslim, maupun di negaranegara barat, seperti USA, Inggris,

Australia, dan Iain-lain. Dalam bentuk praktek, ekonomi islam telah berkembang

dalam bentuk lembaga perbankan dan juga lembaga-lembaga islam non bank lainya. Sampai saat ini, lembaga perbankan dan lembaga keuangan islam lainya telah

menyebar ke 75 negara termasuk ke negara barat (WASPADA online). Di Indonesia, perkembangan pembelajaran dan pelaksanaan ekonomi islam juga telah mengalami kemajuan yang pesat. Pembelajaran tentang ekonomi islam telah diajarkan di

beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta. Perkembangan ekonomi islam telah mulai mendapatkan momentum sejak didirikannya Bank Muamalat pada tahun 1992. Berbagai Undang-Undangnya yang mendukung tentang sistem ekonomi

tersebutpun mulai dibuat, seperti UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana yang telah diubah dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dan Undangundang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, bahkan mendapat dukungan langsung dari bapak wakil presiden Indonesia, Jusuf Kalla. Sejarah

(3)

*

PERBANKAN SYARIAH

*Pengertian Perbankan Syariah

* Bank Syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam

penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.

*Produk Perbankan Syariah:

*Al- wadiah

*Al-musyarakah

*Al- mudharabah

*Bai`al murabahah

*Al- ijarah

*Al – wakalah

*Al – Kafalah

*Al – Hawalah

*Ar – Rahn

(4)

BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT)

* Pengertian BMT

Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dana dan penyaluran dana yang nonprofit, seperti : zakat, infaq, dan sedekah. Adapun Baitul Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.

* Prinsip-prinsip utama BMT menurut Ridwan (2004), yaitu :

* Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

* Keterpaduaan (kaffah), yaitu nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan dan menggerakan etika dan moral yang dinamis, proaktif, progesif, adil, dan berakhlak mulia.

* Kekeluargaan (kooperatif).

* Kebersamaan.

* Kemandirian.

* Profesionalisme.

* Istiqomah, konsisten, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa putus asa.

* Adapun ciri-ciri umum BMT menurut Ridwan (2004), yaitu :

* Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkanpemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan lingkunganya.

* Bukan lembaga sosial, tetpi dapar dimanfaatkan untuk mengefektfkan penggunaan zakat, infak, dan sedekah bagi kesejahteraan orang banyak.

* Ditumbuhkn dari bawah berladaskan peran serta masyarakat di sekitarnya.

(5)

*

Adapun ciri-ciri umum BMT menurut Ridwan (2004), yaitu :

*

Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkanpemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan lingkunganya.

*

Bukan lembaga sosial, tetpi dapar dimanfaatkan untuk mengefektfkan penggunaan zakat, infak, dan sedekah bagi kesejahteraan orang banyak.

*

Ditumbuhkn dari bawah berladaskan peran serta masyarakat di sekitarnya.

*

Milik bersama masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan milik orang seorang atau orang luar masyarakat itu.

*

Pendirian dan Permodalan BMT:

*

Sekurang-kurangnya dua puluh orang.

*

Satu pendiri dengn lainya sebaiknya tidak memiliki hubungan keluarga vertikal dan horizontal satu kali.

*

Sekurang-kurangnya 70% anggota pendiri bertempat tinggal di sekitar daerah kerja BMT.

*

Pendiri dapat bertambah dalam tahun-tahun kemudian jika disepakati oleh rapat para pendiri.

*

Modal BMT terdiri atas :

*

Simpanan Pokok (SP) yang ditentukan besarnya sama besar untuk semua anggota.

*

Simpan Pokok Khusus (SPK), yaitu simpanan pokok yang khusus diperuntukan untuk

(6)

*

Pada pendirian BMT , para pendiri dapat bersepakat agar dalam waktu empat bulan sejak disepaati dapatterkumpul uang sejumlah :

*

Minimal Rp 75 juta untuk wilayah JABOTABEK.

*

Minimal Rp 50 juta untuk wilayah ibukota provinsi.

*

Minimal Rp 30 juta untuk wilayah ibukota kabupaten/kota.

*

Minimal Rp 20 juta untuk wilayah ibukota kecamatan.

*

Minimal Rp 15 juta untuk wilayah daerh kecamatan.

*

Anggota BMT terdiri atas sebagai berikut :

*

Anggota pendiri BMT, yaitu anggota yang membayar simpanan pokok, simpanan

wajib, dan simpanan-simpanan pokok khusus miniml 4% dari jumlah modal awal BMT yng direncanaan.

*

Anggota biasa, yaitu anggota yang membayar simpanan pokok dan simpanan wajib.

*

Calon anggota, yaitu mereka yang memanfaatkan jsa BMT, tetapi belum melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib.

(7)

Pegadaian Syariah

*

Pengertian Pegadaian Syariah

Pegadaian Syariah (Ar-Rahn) adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis.

*

Landasan Hukum Pegadaian Syariah:

*

Al- Qur’an.

*

Ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan sebagai dasar hukum perjanjian gadai adalah QS. Al- Baqarah 283:

*

As- Sunnah

*

HR Bukhari no. 1926, kitab al-Buyu, dan Muslim.

*

Aisyah r.a. berkata, “bahwa Rasulullah membeli makanan dari seorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi.”

*

HR Bukhari no. 1927, kitab al-Buyu, Ahmad, Nasa’I, dan Ibnu Majah.

*

HR Syafi’i dan Daruqutni

*

Ijma’

*

Fatwa

(8)

*

Rukun dan Syarat Pegadaian Syariah

*

Ijab Qabul (sighat)

*

هنهر زاج هعيب زاج ام لكو

*

Artinya: “Setiap sesuatu yang diperbolehkan untuk dijual maka boleh digadaikan.”

*

Orang yang bertransaksi (Aqid)

*

Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi orang-orang yang bertransaksi gadai yaitu

Rahin (pemberi gadai) dan Murtahin (penerima gadai) adalah telah dewasa, berakal sehat, dan atas keinginan sendiri.

*

Adanya barang yang digadaikan (Marhun)

*

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk barang yang akan digadaikan oleh Rahin

(pemberi gadai) adalah dapat diserahterimakan, bermanfaat, milik Rahin secara sah, jelas, tidak bersatu dengan harta lain, dikuasai oleh Rahin, dan harta yang tetap atau dapat dipindahkan. Dengan demikian barang-barang yang tidak dapat

diperjual-belikan tidak dapat digadaikan.

*

Hutang (Marhun Bih)

*

Menurut ulama Syafiiyah syarat sebuah hutang yang dapat dijadikan alas hak atas gadai adalah berupa hutang yang tetap dapat dimanfaatkan, hutang tersebut harus lazim pada waktu akad, hutang harus jelas dan diketahui oleh Rahin dan Murtahin

*

Muhamad Nawawi Al-jawiy, Quuth Habib Gharib Tausyekh ‘Ala Fath el-Qarib

Al-Mujieb, (Jakarta: Dar Al-Kutub Al-Islamiyah, 2002) hal. 276. Yahya bin syarifuddin,

(9)

*

Manfaat Pegadaian Syariah

*

Berikut ini merupakan manfaat yang dapat diperoleh dari pegadaian syariah jika diterapkan di bank dan nasabah:

*

Menjaga kemungkinan nasabah untuk lalai atau bermain-main dengan fasilitas pembiayaan yang diberikan bank tersebut.

*

Memberikan keamanan bagi semua penabung dan pemegang deposito bahwa dananya tidak akan hilang begitu saja jika nasabah peminjam ingkar janji karena ada suatu aset atau barang (marhun) yang dipegang oleh bank.

*

Jika rahn diterapkan dalam mekanisme penggadaian, sudah barang tentu akan sangat membantu saudara kita yang kesulitan dalam dana terutama didaerah-daerah.

*

Untuk nasabah, ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit

perbankan.

*

Perkembangan Pegadaian Syariah di Indonesia

*

Keberadaan pegadaian syariah pada awalnya didorong oleh perkembangan dan

keberhasilan lembaga-lembaga keuangan syariah. Di samping itu, juga dilandasi oleh kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap hadirnya sebuah pegadaian yang

menerapkan prinsip-prinsip syariah. Pegadaian syariah Dewi Sartika Jakarta merupakan salah satu pegadaian syariah yang pertama kali beroperasi di Indonesia.

*

Hadirnya pegadaian syariah sebagai sebuah lembaga keuangan formal yang berbentuk unit dari Perum Pegadaian di Indonesia merupakan hal yang menggembirakan.

(10)

Asuransi Syariah

*

Pengertian Asuransi

Pada awal perkembangannya, asuransi merupakan suatu kelompok yang bertujuan membentuk arisan untuk meringankan beban keuangan orang lain dan menghindari kesulitan pembiayaan. Asuransi merupakan mekanisme yang

memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko pada masa mendatang. pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang

diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung apabila terjadi kerugian, sementara pihak tertanggung, diwajibkan untuk membayar premi kepada pihak penanggung

Manfaat asuransi :

*

Memberikan rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang timbul kepada pemegangnya.

*

Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Prinsip keadilan diperhitungkan dengan cermat untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus

dibayarkan oleh tertanggung.

*

Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.

*

Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Setiap premi yang dibayarkan memiliki kesamaan dengan tabungan. Pihak penanggug memerhatikan bunga atas premi yang dibayarkan dan bonus sesuai dengan perjanjian.

*

Alat penyebaran risiko (transfer of risk). Risiko yang harus ditanggung oleh

(11)

*

Konsep Dasar Asuransi Syariah

*

Asuransi dalam bahasa Arab sering disebut dengan at-takaful yang memiliki arti

pertanggungan yang berbalasan atau saling menanggung. Asuransi syariah menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah usaha

saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui

investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengambilan untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan

syariah.

*

Asuransi syariah dilakukan dengan tata cara syariah tanpa adanya unsur riba, gharar

dan maysir, yang bertujuan untuk kebaikan dan kesejahteraan umat muslim khususnya dan masyarakat pada umumnya yang semata-mata dilakukan untuk saling meringankan beban dengan niat ikhlas dan hanya mengharap kesejahteraan umat dan ridha Allah Swt.

*

Jika dalam asuransi konvensional yang terjadi adalah transfer of risk (memindahkan risiko) dari peserta ke perusahaan, dalam asuransi syariah, mekanisme

pertanggungannya adalah sharing of risk (saling menanggung risiko)

*

Berikut ini merupakan ciri utama dari asuransi syariah:

*

Akad asuransi syari’ah adalah bersifat tabarru

*

Akad asuransi ini bukan akad mulzim (perjanjian yang wajib dilaksanakan) bagi kedua belah pihak

*

Dalam asuransi syari'ah tidak ada pihak yang lebih kuat karena semua keputusan dan aturan-aturan diambil menurut izin jama'ah seperti dalam asuransi takaful.

*

Akad asuransi syari’ah bersih dari maysir, gharar dan riba.

(12)

*

Berikut ini pedoman umum dalam asuransi syariah menurut Fatwa DSN Nomor 21/DSN-MUI/X/2001:

*

Asuransi Syariah (Ta'min, Takaful atau Tadhamun)

*

Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud pada point (1) adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan),

risywah (suap), barang haram dan maksiat.

*

Akad tijarah

*

Akad tabarru.

*

Premi.

*

Klaim.

*

Berikut ini merupakan landasan hukum dari Asuransi Syariah:

*

Perintah Allah untuk mempersiapkan hari depan (Q.s al-Hasyr:18)

*

Hadits tentang anjuran menghilangkan kesulitan seseorang.

*

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, Nabi Muhammad bersabda: “barangsiapa yang menghilangkan kesulitan duniawinya seorang mukmin, maka Allah SWT. Akan

menghilangkan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa yang mempermudah kesulitan seseorang maka Allah akan mempermudah urusannya di dunia dan di akhirat.”

(13)

Terdapat dua konsep dasar dalam aturan perjanjian atau kontrak dalam Islam, yaitu:

*

Wa’ad .

*

Akad. Kontrak atau akad sendiri terbagi menjadi 2 bagian penting, yaitu:

*

Kontrak (Akad) Tabarru.

*

Kontrak (Akad) Tijarah

*

Prinsip Asuransi Syariah

Berikut ini merupakan prinsip-prinsip asuransi menurut Susilo, dkk. (2000):

Insurable Interest ,kriteria insurable interest:

*

Kerugiaan tidak dapat diperkirakan.

*

Kewajiban..

*

Catastrophic.

Utmost Good Faith

*

Non-disclosure.

*

Concealment.

*

Fraudulent misrepresentation,

*

Innocent misrepresentation,

Indemnity

Proximate Coause Subrogation

(14)

Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia

Pada tahun 2010-2011 perkembangan asuransi syariah berkembang dengan pesat yang ditandai dengan banyaknya pemilik modal yang berani melakukan investasi.

Selain itu, perusahaan asuransi pun banyak yang menambahkan produk asuransi syariah ke dalam tawaran produk yang mereka hasilkan. Pendapatan premi asuransi syariah mencapai nilai Rp 4,97 triliun pada tahun 2011. Pada tahun 2012

perkembangan asuransi syariah memberi kontribusi hingga 30%.

Belum lagi disebabkan oleh tingginya minat dan optimisme masyarakat kepada perusahaan asuransi syariah. Sebagai buktinya di Indonesia telah terdapat 20 asuransi syariah yang terbagi atas 17 asuransi jiwa syariah, 20 asuransi umum syariah dan 3 reasuransi syariah. Memang jika dibandingkan dengan negara lain di Eropa, Timur Tengah dan Malaysia, pertumbuhan dan perkembangan asuransi syariah di Indonesia masih lambat. Sebagai contoh di di Malaysia, banyak dana asuransi syariah berasal dari pemerintah dan benar-benar didukung oleh pemerintah.

(15)

Pasar Modal Syariah

Definsi Pasar Modal Syariah

Secara etimologis, istilah pasar digunakan kata bursa, exchange, dan market. Sedangkan untuk istlah modal sering digunakan kata “ efek”, securities, dan stock. Menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan pasar modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perusahaan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek. Adapun yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektf, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivative dan efek.

Karakteristik

*Secara factual, pasar modal pada asarnya menjalankan dua fungsi secara simultan. Pertama, fungsi ekonomi dengan mempertemukan dua pihak, yaitu pihak yang memilik kelebihan dana dengan pihak yang memelukan dana. Kedua, fungsi keuangan, yaitu memberkan kesempatan untuk memperoleh imbalan bagi pemilik dana melalui investasi. Di bawah ini ada beberapa fungsi pasar modal, yaitu:

*Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bgi dunia usaha. *Memberikan sarana investasi bagi investor.

*Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

*Penyebaran kepemilikan, keterbkaan, dan profesionalisme, menciptakan klim berusaha yang sehat. * menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

*Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.

*Alternatif investasi yang memberikan potensi keuangan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan difersifikasi investasi.

*Membina iklim keterbukaan bagi dunis usaha dan memberikan akses control social. *Fungsi pasar modal syariah yaitu:

*Memungkinkan bagi masyarakat berpatisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.

*Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya untuk mendapatkan likuiditas.

*Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lin produksinya.

*Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek paa harga saham, yang merupakan cirri umum pada pasar modal konvensional.

(16)

*Instrumen Pasar Modal Syariah di Indonesia

*Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Sifat efek pada pasa modal yaitu berjangka panjang. Ketentuan penerbitan efek syariah haruslah sesuai dengan prinsip syariah di pasar modal. Prinsip-prnsip tersebut adalah hokum islam dalam kegiatan di pasar modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), baik fatwa DSN-MUI dalam peraturan Bapepam dan LK maupun fatwa DSN-MUI sebelum ditetapkannya perturan Bapepam dan LK.

*Pasar modal syariah emiten yang menerbitkan efek syariah harus memenuhi kriteria berikut :

*Jenis usaha, produk barang, jasa yang dberikan dan akad serta cara pengelolaan perusahaan emiten atau perusahaan public yang menerbitkn eek syariah tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah. Termasuk unsure yang dilarang adalah :

*Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu.

*Bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah) yang belum dimiliki (short selling).

*Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan atas transaksi yang dlarang.

*Menimbulkan informasi yang menyesatkan.

*Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian efek syariah tersebut.

*Ihktikar (penimbunan),

*Jenis kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu :

*Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau prdagangan yang dilarang.

*Lembaga keuangan konvensional(ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

*Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram.

*Produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral atau bersifat mudharat.

*Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) utang perusahaan pada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya.

*berdasarkan peraturan Bapepam-LK o.IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, dan Peraturan No. IX.A.14 tentang akad-aka yang digunakan dalam penerbitan efek syariah di pasar modal :

*Ijarah,

*Kafalah).

*Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian dimana pihak yang menyediakan dana (shahib al-mal) berjanji kepada pengelola usaha (mudharib) untuk mengelola modal tersebut.

*Wakalah, yaitu perjanjian di mana pihak yang member kuasa (muwakkil) memberikan kuasa kepada pihak yang menerima kuasa (wakl) untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu.

*Emiten atau perusahaan public yang menerbitkan efek syariah wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah dan memiliki Sharia Compliance Officer (SCO).

*Dalam hal emiten atau perusahaan public yang menerbitkan efek syariah sewaktu-wakyu tidak memenuhi persyaratan, maka efek yang diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan sebagai efek syariah.

*Harga pasar dari efek syariah harus mencerminkan nilai valuasi kondisi yang sesungguhnya dari asset yang menjadi dasar penerbitan efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar teratur, wajar, dan efisien serta tidak direkayasa.

(17)

*

Saham Syariah

*

Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu

perusahaan terbatas. Semakin besar saham yang dimiliki, semakin besar pula kekuasaanya di perusahaan tersebut. Keuntngan yang diperoleh dari saham di sebut diveden. Pembagian dividen ditetapkan pada penutupan keuangan berdasarkan RUPS yang menentukan berapa dividen yang dibagi dan laba ditahan.

*

Selain itu, perdagangan saham di pasar sekunder, pemegang saham dimungknkan memperoleh

capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual saham. Tetapi pemegang saham juga harus siap menghadapi risiko capial loss serta resiko likuiditas, yaitu ketika perusahaan yang sahamnya`dimiliki bangkrut oleh pengadlan atau dibubarkan , hak klaim dari pemegang saham mendapatkan prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dulunasi (dari hasil

penjualan kekayaan perusahaan). Dengan demikian keuntungan yang diperoleh dari memegang saham adalah Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang dihasilkan emiten, baik dalam bentuk tunai atau saham, Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan oleh emiten, dan Capital gain yang merupakan

keuntungan yang diperoleh dari jaul beli saham di pasar modal.

*

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20/DSN-MUI/VI/2001 yang dimaksud saham syariah yaitu sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaanya tidak bertentangan dengan

prinsip syariah. Penyertaan modal dalam bentuk saham yang dilakukan pada suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syaiah dapat dilakukan dengan akad

musyrakah yang dilakukan oleh perusahaan privat dan mudharabah yang dilakukan pada perusahaan publik.

*

Secara prktis, saham belum pernah dipraktekkan pada masa Rasulullah SAW. Sehingga terjadi adanya perselisihan untuk menentukan hukum saham ada yang membolehkan diperjual belikan ada yang tidak boleh. Dengan demikian, saham yang dimiliki oleh seseorang menunjukan bukti kepemilikan atas perusahaan tertentu yang berbentuk asset sehingga saham merupakan

(18)

*

Secara umum perusahaan yang akan menerbitkan efek syariah harus memenuhi hal-hal berikut (peraturan Bapepam LK No. IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah):

*

Dalam anggaran dasar dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta cara

pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.

*

Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, dan cara pengelolaan emiten atau perusahaan public dimaksud tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.

*

Emiten atau perusahaan publik memiliki anggota direksi dan anggota komisaris yang mengerti kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.

*

Selain itu, dalam proses pemilihan saham yang masuk JII, Bursa Efek Indonesia

melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga mempertimbangkan aspek likuditas dan kondisi keuangan emiten, yaitu :

*

Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10

kapitalisasi besar).

*

Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan ata tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimak sebesar 90%.

*

Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalsasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.

*

Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir.

*

Pengkjian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunya.

(19)

OBLIGASI SYARIAH

PENGERTIAN OBLIGASI

Obligasi atau bonds secara konvensional merupakan bukti utang dari emiten yang dijamin oleh penanggung yang mengandung janji pembayaran bunga atu janji lainnya serta

pelunasan pokok pijaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo.

OBLIGASI SYARIAH

Obligasi Syari’ah Menurut Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.32/DSN-MUI/IX/2002 adalah suatu surst berharga berjangka panjang berdasar prinsip syari’ah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ Margin/Free, serta membayar kembali dana obligasi pada surat jatuh tempo. Dengan demikian, pemegang obligasi syari’ah akan mendapatkan keuntungan bukan dalam bentuk bunga, akantetapi bagi hasil.

Obligasi syari’ah pada prinsipnya mirip dengan obligasi konvensional, degan perbedaan pokok antara lain adalah penggunaan konsep imabalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung berupa sejumlah aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dan adanya perjanjian antara pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah. Sukuk harus distruktur secara syari’ah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir.

Obligasi syari’ah diatur dalam fatwa dsn mui antara lain fatwa dsn mui

ni.32/dsn-mui/ix/2002 tentang obligasi syari’ah, no.33/dsn-ni.32/dsn-mui/ix/2002 tentang obligasi syari’ah mudhorobah, no.41/dsn-mui/ix/2002 tentang obligasi syari’ah ijarah dan no.59/dsn-mui/ix/2002 tentang obligasi syari’ah mudhorobah konversi. Pada tanggal 7 mei 2008

disahkan uu no. 19 tentang surat berharga syari’ah negara (sbsn) yang menjadi legal basis bagi penerbitan dan penglolaan sukuk negara atau sbsn. Sbsn adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syari’ah, sebagai bukti atas bagian penyertaan

(20)

Menurut huda dan haykal (2010), ada beberapa alasan mengapa obligasi syari’ah dibutuhkan, yakni sebagai serikut:

Prespektif pasar modal Prepektif emiten

Tidak semua emiten dapat memerbitkan obligasi syari’ah. Untuk

menerbitkan obligasi syari’ah ada beberapa persyaratan yaitu:

Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi

fatwa no.20/dsn-mui/iv/2001. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syari’ah islam diantaranya:

Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

yang dilarang.

ii. usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan

dan asuransi konvensional.

iii. usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan

makanan dan minuman haram.

iv. usaha memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-

barang ataupun jasa yang termasuk moral dan bersifat mudarat.

Peringkat investmen grade.

Memiliki fundamental usaha yang kuat.

ii. memiliki fundamental keuangan yang kuat.

iii. memiliki citra yang baik bagi publik.

(21)

*

Berbagai jenis sukuk yang dikenal secara internasioanl dan telah mendapatkan endorsement dari the accounting and auditing organisation for islamic financial institusions (aaoifi) dan diadopsi dalam uu no. 19 tahun 2008 tentang sbsn:

*

Sukuk ijarah

*

Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah dimana suatu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau meyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Sukuk ijarah dibagi menjadi ijarah almuntahiya nittamik (sale and lease back) dan ijarah headlease dan sublease.

*

Sukuk mudhorobah

*

Sukuk yang diterbitkan berdasar erjanjian atau akad mudhorobah dimana satu pihak menyediakan modal (rab maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerja sama tersebut akan dibagi berdasarkan

perbandingan yang telah disetujui sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak yang menjadi penyedia modal.

*

Sukuk musyarakah

*

Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad musarakah dimana dua pihak atau lebih bekerja sama menggabungkan modal untuk membangun proyek yang telah ada, atau membiayaai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul

ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.

*

Suskuk istima’

*

Sukuk yang diterbitkan berdasar perjanjian atau akad istima’ diman para pihak

menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek/ barang. adapun harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi barang/ proyek ditentukan terlebih dahulu

(22)

Referensi

Dokumen terkait

menyusun langkah – langkah kegiatan untuk menyelesaikan proyek berupa laporan pemecahan masalah sosial sesuai subtema dengan jelas..

Ketika link yang dibuat dengan menggunakan nama- nama dari Route yang ada, secara otomatis Laravel akan membuat URI yang sesuai.. • Restful Controllers , memberikan sebuah

Peningkatan jumlah PUBLIKASI ILMIAH internasional bereputasi, yang mencerminkan kemampuan menciptakan invensi berbasis iptek sebagai hulu dari produk inovasi dengan nilai

Data kuantitatif yang diperoleh berupa data dokumentasi dari Stasiun Purwokerto yang berisi data jumlah penumpang kereta api yang melakukan pembelian melalui loket,

mereka dalam bekerja sudah baik, dapat dilihat dari jawaban responden yang. menjawab setuju dan sangat tetuju bahwa mereka

Dari penjelasan dapat dipahami bahwa perjanian pembiayaan yang dibuat oleh para pihak dalam bisnis Modal Ventura ini yang melandasinya adalah aturan – aturan dalam

Kemampuan rata-rata industri untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asssets yang dimiliki bank (loan to asset ratio) mulai tahun 2001 s.d..

Saya telah membantu teman sekelas saya yang tidak saya kenal dengan baik untuk mengerjakan perkerjaan rumah (tugas) ketika saya lebih memahami daripada diae. Sebelum diminta,