PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA
INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGIS DAN
ANTROPOLOGIS
MAKALAH
Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Antropologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs. Suharno, M.H
Oleh Nama : DWI SUCIPTO M.P
NIM : 140141293 Semester : 1 / C Prodi : PGSD
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
(STKIP MBB)
2014
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaruh
Budaya Asing terhadap Budaya Indonesia Ditinjau dari Aspek Sosiologis dan Antropologis”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Sosiologi Antropologi Pendidikan. Tentu saja dalam penulisan makalah ini tidak lepas
dari kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan yang bersifat membangun
dari semua pihak demi perbaikan makalah ini ke depannya.
Dan tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing penulis, yaitu :
1. Bapak Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd selaku Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Muhammadiyah Bangka Belitung.
2. Ibu Pratiwi Amelia, M.Pd.B.I selaku Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Bapak Drs. Suharno, M.H selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Sosiologi Antropologi
Pendidikan.
4. Orang tua yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi kepada penulis.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua pihak. Amin
Pangkalpinang, 30 Oktober 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1
B. Rumusan Masalah ...2
C. Tujuan Penelitian ...2
D. Kegunaan Penelitian ...3
BAB II PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGIS DAN ANTROPOLOGIS A. Pengaruh Budaya Asing terhadap Budaya Indonesia Ditinjau dari Aspek Sosiologis dan Antropologis... 4
B. Dampak Masuknya Budaya Asing ke Indonesia ...7
C. Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing terhadap Budaya Indonesia ...13
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...18
B. Saran-saran ...19
DAFTAR PUSTAKA ...20
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang berdasarkan pancasila. Pancasila dijadikan sebagai
pandangan hidup berbangsa dan bernegara sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945.
Sebagai suatu bentuk budaya yang luhur, Pancasila merupakan gagasan atau ide yang ada
dalam pikiran para pemilik budaya tersebut.1[1] Alam pikiran itulah yang menentukan prilaku
khas bangsa Indonesia atau disebut dengan budaya Indonesia sehingga menjadikan jati diri
bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Akan tetapi pengaruh budaya asing
yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus diwaspadai.
Agar nilai-nilai atau budaya tersebut tidak hilang atau tergerus oleh budaya asing.
Moderisasi dan Globalsasi melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, tetapi
keadaan ini seharusnya tidak membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai
bangsa yang besar dan kaya unsur budaya. Akan tetapi dengan semakin derasnya arus
budaya asing yang masuk ke Indonesia, mau tidak mau kepribadian tersebut akan
terpengaruh, atau mungkin bisa dikatakan ”tercemar”, oleh corak budaya asing yang lebih
mementingkan individualisme, formalitas, kontrak kerja resmi, dan sebagainya.2[2]
Sebagaimana dikatakan oleh ahli ilmu sosial Anthony Giddens,3[3] bahwa dampak moderisasi
itu ada yang positif dan ada yang negatif. memang masuknya budaya asing ke Indonesia itu
akan membawa perubahan-perubahan menuju suatu kemajuan sekaligus juga dapat
membawa perubahan-perubahan yang bersifat negatif, seperti runtuhnya institusi sosial dan
pudarnya budaya lokal. Globalisasi juga berpengaruh terhadap masuknya budaya asing ke
Indonesia. Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk
diantaranya aspek budaya.4[4]
1[1] Idianto Muin, Sosiologi, ( Jakarta: Erlangga, 2006 ), hlm. 29 . 2[2]Ibid, hlm. 31.
3[3] Yad Mulyadi, dkk, Panduan Sosiologi, ( Jakarta: Yudistira, 2012 ), hlm. 23.
Agar kita tidak tergilas begitu saja oleh arus budaya asing, maka kita harus
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, misal saja dengan pengetahuan yang cukup akan
pengaruh kebudayaan asing, mampu memfilterisasi dampak masuknya budaya asing ke
Indonesia, serta norma dan ideologi yang kuat.5[5]
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia ditinjau dari aspek sosiologis
dan antropologis?
2. Bagaimana dampak masuknya budaya asing ke Indonesia?
3. Bagaimana upaya mengatasi dampak negatif budaya asing terhadap budaya indonesia?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia ditinjau dari aspek
sosiologis dan antropologis .
2. Untuk mengetahui dampak-dampak yang akan ditimbulkan dari pengaruh budaya asing
terhadap budaya Indonesia.
3. Untuk mengetahui upaya mengatasi dampak negatif budaya asing terhadap budaya
Indonesia.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Teoritis
Berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh budaya
asing terhadap budaya Indonesia ditinjau dari aspek sosiologis dan antropologis.
b) Praktis
Berguna bagi masyarakat Indonesia untuk memperbaiki pola tingkah laku yang sudah mulai
mengikuti budaya asing dan meninggalkan budaya Indonesia yang sesungguhnya, terutama
bagi kalangan remaja Indonesia.
BAB II
PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGIS DAN ANTROPOLOGIS
A. Pengaruh Budaya Asing terhadap Budaya Indonesia Ditinjau dari Aspek
Sosiologis dan Antropologis
Hubungan atau kontak secara fisik antara satu budaya dengan budaya lainnya cendrung
dapat menyebabkan terjadinya saling mempengaruhi di antara masing-masing budaya
tersebut. Artinya suatu budaya itu bisa mempengaruhi budaya lainnya, namun sekaligus juga
dapat terkena ( mau menerima ) pengaruh dari budaya lainnya itu. Namun apabila hubungan
massa seperti radio, televisi, film, Koran dan lain-lain, maka komunikasinya cenderung
bersifat satu arah saja, yaitu dari masyarakat yang secara aktif menggunakan alat-alat
komunikasi tersebut, sedangkan pihak lain ( yakni masyarakat penerima ) tidak memiliki
kesempatan untuk memberikan pengaruhnya. Apabila pengaruh tersebut diterima tidak
karena paksaan dari pihak yang mempengaruhi , maka hasilnya di dalam ilmu antropologi
budaya dinamakan akulturasi.
Ada kalanya juga, bahwa dalam proses pertemuaan budaya tersebut, tidak terjadi pengaruh
sama sekali ( baik satu arah maupun dua arah ). Pada pertemuan kedua budaya yang tarafnya
seimbang misalnya, kadang kala bisa saling menolak yang mungkin disebabkan karena pada
masa lalunya pernah saling terjadi perentangan fisik yang kemudian dilanjutkan dengan
pertentangan non fisik antara kedua masyarakat pendukung masing-masing kebudayaan itu.
Keadadaan semacam itu dalam sosiologi antropologi dinamakan Cultural Animosity.
Adanya pengaruh dari budaya lain juga dapat menyebabkan terjadinya proses imitasi,
yaitu tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampakan, gaya hidupnya
atau apa saja yang dimilikinya. Biasanya yang lemah cendrung meniru yang dominan. Proses
perubahan secara imitasi, misalnya dapat terjadi apabila ada dua budaya yang saling
bertemu, sedangkan salah satu dari budaya tersebut memiliki unsur-unsur yang lebih tinggi
misalnya dalam aspek teknologinya, maka ada kemungkinan terjadi proses imitasi
( peniruan ) dari para pendukung budaya yang masih rendah taraf teknologinya. Adapun
prosesnya, mula-mula unsur-unsur tesebut ditambahkan pada budayanya, akan tetapi lambat
laun unsur-unsur budaya mereka yang dirubah akan terganti dengan unsur budaya asing
tersebut. Misalnya pada saat ini orang-orang Indonesia cendrung memakai pakaiaan yang
bercorak barat, karena dianggap lebih mudah dan praktis. Sedangkan memakai pakaiaan
tradisionalnya jarang sekali, kecuali pada kesempatan-kesempatan tertentu misalnya pada
Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya asing
yang masuk ke Indonesia. Dizaman yang serba canggih ini, perkembangan kemutahiran
teknologi tidak dibarengi dengan budaya-budaya asing positif yang masuk. Budaya asing
masuk ke negri kita secara bebas tanpa ada filterisasi. Pada umumnya masyarakat Indonesia
terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam kehidupannya, tetapi mereka belum bisa
memilih dan memilah mana yang sesuai dengan aturan serta norma yang berlaku di Negara
Republik Indonesia.
Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya,
norma tersebut meliputi norma agama, norma hukum, norma sosial, dan norma kesopanan.
Setiap butir norma memiliki peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia. Norma
merupakan suatu ketetapan yang ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat
dan memiliki manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak. Setiap peraturan yang telah
ditetapkan pasti ada sanksi yang melanggar, hal itu serupa dengan norma, apapun jenis norma
ada di Indonesia, pasti ada sanksi bagi yang melanggarnya.
Pada umumnya masyarakat Indonesia sekarang seakan tidak menghiraukan lagi
norma-norma yang telah ditetapkan. Terbukti dengan bayaknya penyimpangan prilaku yang
dilakukan oleh banyak orang, seperti perbuatan korupsi, mencuri, mendustakan agama dan
sebagainya.6[6] Kasus-kasus tersebut menandakan buruk atau rendahnya mental bangsa ini.
Sehingga generasi muda yang mendaang bisa diperkirakan dapat lebih buruk dari masa
sekarang jika mental mundur tersebut masih ditularkan pada kaum remaja saat ini. Hal
tersebut sudah mulai terjadi sekarang, kenyataan yang terjadi sekarang ini banyak remaja
yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang sudah tidak sesuai dengan norma-norma
yang berlaku di Indonesia. Mereka tidak menghiraukan lagi norma-norma yang ada.
Kemudahan mengakses internet serta kemudahan masuknya budaya asing tanpa ada
filterisasi membuat usia muda rawan tergoda dengan hal-hal yang membahayakan dirinya.
Seperti banyaknya blue film yang masuk ke Indonesia, pemasalahan ini sangat berdampak
negatif bagi masyarakat khususnya kalangan remaja. Banyak blue film atau adegan porno
lainnya yang dapat diakses dengan mudah melalui internet. Para remaja bebas mengakses dan
menonton film tersebut tanpa pengawasan dari pihak orang tua mereka. Hal tersebut
menimbulkan dampak yang kurang baik bagi psikis si remaja itu sendiri, dengan menonton
film porno si remaja tersebut menjadi termotivasi ingin melakukan hal-hal yang ia tonton dan
ada sesuatu yang baru yang tidak seharusnya dicoba jadi ingin dicoba. Semua hal tersebut
merupakan pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia yang ditinjau dari aspek
sosiologis maupun antropologis.
Pengaruh budaya Asing terhadap budaya Indonesia juga telah banyak merubah Indonesia
dari segi pembangunan. Pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah
perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan
makmur.
B. Dampak Masuknya Budaya Asing ke Indonesia
Masuknya budaya asing ke indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis
globalisasi yang meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan
menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan
dampak yang sangat luas pada sistem budaya masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya
asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya ( culture shock ), yaitu suatu
keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh budaya yang datang
dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang
bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya asing yang dilakukan secara cepat dan tidak melalui
suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara
ketimpangan budaya.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan
budaya dari lingkungan sosial.7[7]
Globalisasi sebagai salah satu factor penyebab masuknya budaya asing ke Indonesia, akan
menimbulkan dampak-dampak terhadap budaya Indonesia. Dampak-dampak tersebut tidak
semuanya baik dan cocok bagi budaya Indonesia, tetapi akan menimbulkan berbagai dampak
yaitu positif dan negatif.
Dampak positif antara lain adalah ilmu pengetahuan, cara berfikir kritis, rasional dan menghargai waktu dari budaya asing dan akibat dari pertukaran unsur positif anatarnegara dapat melengkapi dan memperkaya bangsa Indonesia. Sedangkan dampak negatif dari pengaruh budaya luar adalah bergesernya norma dan nilai moral masyarakat.8[8]
Selain dampak positif dan negatif diatas, dampak positif dan negatif lainnya dari budaya
asing adalah sebagai berikut:9[9]
1. Kondisi disintegratif struktur masyarakat
2. Kerusuhan-kerusuhan daerah
3. Kenakalan remaja
4. Kriminalitas
Menurut Soerjono Soekanto masuknya budaya asing ke Indonesia mempunyai pengaruh
yang sangat peka serta memiliki dampak positif dan negatif.10[10]
bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan
kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
2. Dampak Negatif
Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang
lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan sosial
ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
a. Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesenjangan sosial ekonomi adalah suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial
dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Artinya ada jurang pemisah yang lebar antara si
kaya dan si miskin, akibat tidak meratanya pembangunan. Apabila jurang pemisah ini tidak
segera ditanggulangi maka dapat menimbulkan kecemburuan masyarakat sosial yang dapat
menyebabkan keresahan dalam masyarakat. Kesenjangan sosial itu sendiri akan
mengakibatkan hal- hal seperti lahirnya kelompok-kelompok sosial tertentu seperti adanya
pengamen yang banyak berkeliaran di jalanan yang menyebabkan masyarakat terganggu dan
keberadaan pengamen tersebut sering menimbulkan masalah yang dapat meresahkan
masyarakat sekitar. Di samping itu juga terdapat kelompok pengangguran yang semakin
hari semakin meningkat jumlahnya dan jika tidak ditanggulangi secara cepat maka akan
menimbulkan kasus atau kriminalitas.
b. Kerusakan Lingkungan Hidup
Pencemaran yang terjadi di lingkungan masyarakat menimbulkan dampak sebagai
berikut:
1. Polusi udara, menyebabkan sesak nafas, mata pedih, dan pandangan mata kabur.
2. Polusi tanah, menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.
3. Polusi air, menyebabkan air tidak bersih dan tidak sehat.
Kriminalitas adalah perbuatan yang melanggar hukum atau hal- hal yang bersifat
kejahatan, seperti korupsi, pencurian, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan dan lainnya.
Dalam kriminologi kejahatan disebabkan karena adanya kondisi dan proses-proses sosial
yang sama yang menghasilkan perilaku sosial lainnya. Artinya, terdapat hubungan antara
variasi angka kejahatan dan variasi organisasi-organisasi sosial dimana kejahatan tersebut
terjadi. Sebagaimana dikatakan oleh E.H.Sutherland bahwa kriminalitas atau perilaku jahat
merupakan proses asosiasi diferensial, karena apa yang dipelajari dalam proses tersebut
sebagai akibat interaksi dalam pola dan perilaku yang jahat. Faktor penyebab terjadinya
kriminalitas adalah sebagai berikut:11[11]
1. Faktor kemiskinan, bagi orang miskin, salah satu pilihan yang paling memungkinkan untuk
memperoleh kesempatan hidup yang lebih baik yaitu melakukan kejahatan, misalnya menipu, mencuri, merampok.
2. Faktor kesempatan, kejahatan tidak semata-mata akibat adanya niatan burk dari si pelaku,
tetapi lebih disebabkan oleh terbukanya kesempatan atau peluang terjadinya kejahatan.
3. Faktor psikologis, orang yang mengalami kekecewaan dan frustasi berkepanjangan, sering
berbuat nekat melakukan perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan itu ia lakukan sebagai jalan keluar atau konpensasi dari kekecewaannya.
d. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda (
sekelompok remaja ). Misalnya tawuran, perusakan barang milik masyarakat, penyimpangan
seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang. Kenakalan remaja dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi remaja itu sendiri.
Misalnya, pembawaan sikap negatif dan tidak bisa dikendalikan yang juga mengarah pada
perbuatan nakal. Selain itu, kenakalan remaja dapat disebabkan karena adanya pemenuhan
kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga menimbulkan
konflik pada dirinya dan kurang mampunya si remaja itu menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja itu artinya, berasal dari
lingkungan hidup remaja tersebut. Misalnya kehidupan keluarga, pendidikan di sekolah,
pergaulan, dan media massa. Seseorang yang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis
cenderung akan mempunyai perilaku yang kurang baik dan menyimpang dari norma dan nilai
yang berada pada masyarakat. Misalnya seorang anak yang sering melihat orang
tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan karena ia tidak tahan melihat
pertengkaran orang tuanya.
Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yang mempengaruhi kenakalan remaja adalah
faktor psikologis, fisik, dan faktor lingkungan keluarga.12[12]
1. Faktor Psikologis, yaitu masa remaja biasa disebut masa pubertas, yaitu masa peralihan
antara masa anak-anak dan masa kedewasaan. Seorang remaja pada dasarnya belum memiliki
kepribadian dan identitas yang mapan. Oleh sebab itu, ia menghadapi masa keritis, masa yang
penuh tantangan dan pengaruh lingkungan sekitarnya.
2. Faktor Fisik, yaitu kondisi fisik yang tidak normal seperti cacat tubuh, ukuran tubuh yang
kurang ideal, paras muka atau penampilan yang kurang harmonis menyebabkan seseorang
remaja kecewa dan frustasi. Ia menjadi seorang yang pendiam, penyendiri dan kurang
percaya diri. Oleh karena kondisi fisik yang tidak normal tersebut, maka akan membuat
remaja itu berprilaku ekstrem seperti ugal-ugalan, agresif, dan kasar, dalam rangka menutupi
kekurangan itu. Apabila kurang pembinaan, remaja yang kondisi yang tidak normal ini akan
sangat mengganggu ketertiban social. Dampak lebih jauh lagi yaitu remaja tersebut akan
berprilaku menyimpang.
3. Faktor Lingkungan Keluarga, merupaka awal an dasar proses sosialisasi pada anak. Itulah
sebabnya baik atau buruknya lingkungan keluarga, akan berdampak kepada baik atau
buruknya kepribadan dan prilaku seorang anak.
Selain dampak di atas, dampak masuknya budaya asing ke Indonesia salah satunya juga
adalah kondisi disintegratif struktur masyarakat, maksudnya yaitu keadaan struktur
masyarakat yang tidak bersatu padu, terpecah belah, atau terjadi perpecahan pada msyarakat.
Kondisi seperti ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut:13[13]
1. Pengaruh perubahan social yang terlalu cepat
2. Tidak berfungsinya lembaga-lembaga pemerintah
3. Kesenjangan dalam pelaksanaan industrialisasi.
C. Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing terhadap Budaya
Indonesia
Untuk mengatasi pengaruh budaya Asing terhadap budaya Indonesia, khususnya untuk
membentengi kalangan remaja dari pengaruh negatif diperlukan keterlibatan semua pihak
terutama pemerintah dan tokoh- tokoh masyarakat seperti, para ulama budayawan serta
keterlibatan orang tua di rumah. 14[14]
1) Peranan Pemerintah
Pemerintah hendaknya dapat mengambil kebijakan strategis melalui penataan ulang
sistem pendidikan terutama mengenai pengaturan kurikulum. Umumnya di setiap sekolah
menerapkan sistem pengajaran pengetahuan mengenai ilmu keagamaan kepada para remaja
sekolah dengan waktu yang berjalan selama dua jam dalam seminggu saja. Tentu saja ini
kurang memadai waktunya untuk mengharapkan sebuah perubahan prilaku siswa sehingga
memerlukan penambahan jam pelajaran atau kreatifitas guru bidang studi tersebut dalam
bentuk kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah seperti kegiatan pengajian atau
kajian-kajian tematik menurut pandangan agama. Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem
13[13]Yad Mulyadi , Loc. Cit.
pendidikan dan mendorong kreatifitas guru bidang studi. Mengenai pelajaran dan
pemahaman keagamaan sesungguhnya tidak hanya terpaku pada bidang study agama yang
dinilai waktunya kurang memadai tersebut tetap, setiap guru mata pelajaran umum juga dapat
memasukan nilai-nilai agama ketika mengajar di hadapan siswanya. Misalnya, mata pelajaran
geografi, guru dapat menjelaskan kekuasaan Tuhan menciptakan langit dan bumi, sejarah
perjuangan nasional yang dipelopori atau dipimpin oleh ulama atau pejuang Islam seperti
Pengeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan lainnya. Tokoh-tokoh pejuang tersebut
sekaligus merupakan bentuk perlawan terhadap penjajahan negara asing yang ingin
menguasai wilayah dan sumber daya ekonomi Indonesia juga sekaligus menyebarkan
budayanya.
2) Peranan Tokoh Agama dan Budaya
Peranan para ulama dan budayawan melalui program kerja organisasi keaagamaan dan
sanggar-sanggar budaya sangat strategis untuk menangkal masuknya budaya asing dalam
masyarakat khususnya kalangan generasi muda. Keterlibatan para tokoh agama dan budaya
melalui program kerja organisasi keagamaan seperti Nahdatul Ulama ( NU ),
Muhammadiyah dan yang lainnya dapat diarahkan pada pembinaan remaja agar memiliki
ketahanan budaya yang berbasis agama. Begitu juga peranan para budayawan dan seniman
melalui organisasi atau sanggar seni dapat merancang program kerja yang diminati oleh
kalangan remaja sehingga mereka tidak tertarik dengan budaya hura-hura yang datang dari
budaya asing. Kalau hal ini dapat diperankan secara maksimal oleh para tokoh agama dan
budayawan, maka pola pembinaan generasi muda dapat diarahkan kepada penanaman
nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama yang lebih terarah dan terukur, baik dari kegiatan-kegiatan
internal sekolah seperti pada proses belajar-mengajar maupun di luar sekolah seperti remaja
masjid, kesenian dan budaya. Dengan adanya kebijakan ini remaja juga dapat berinterksi
3) Peranan Orang Tua dan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan anak yang paling banyak waktunya. Orang tua adalah
figur utama dalam keluarga yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak
dan anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat berkontribusi
terhadap kualitas prilaku atau akhlak anggota keluarga terutama anak-anaknya. Lingkungan
keluarga dan lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang
ada dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak membawa kita kedalam kesesatan”.
Orang tua harus bisa mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang lainnya. Peran orang
tua sangat dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia bergaul, tetapi
sesekali orang tua harus turun langsung mengawasi anaknya agar jangan sampai
anak-anaknya bisa salah gaul. Pada masyarakat modern, seorang remaja sangat tergantung pada
cara orang tua atau keluarga mendidiknya. Melalui interaksi dalam keluarga, remaja akan
mempelajari pola perilaku, sikap, keyakinan dan cita-cita serta nilai dalam keluarga dan
masyarakat.
Selain peranan-peranan dari pihak tertentu, upaya untuk mencegah atau menghilangkan
dampak negatif dari budaya asing juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:15[15]
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) Bangsa Indonesia.
2. B Memperkuat nasionalisme ( kesadaran nasional ).
3. Berpegang teguh pada norma-norma nosial.
4. Menjunjung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Masuknya budaya asing ke Indonesia akan menimbulkan dampak seperti perubahan social.
Untuk mengatasi memudarnya jati diri bangsa akibat perubahan social, antara lain sebagai
berikut:16[16]
1) Menyosialisasikan jati diri bangsa dan budaya nasional
Jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia yang dicita-citakan itu dapat dimanisfestasikan
dalam bentuk karakter nasional, seperti cinta tanah air, bersifat toleransi, suka menolong
religius, demokratis, harmonis, integritas, moralitas, patriotic dan nasionalis, berjiwa etis dan
estetis, serta bertanggung jawab. Pelaksanaan sosialisasi dapat diintralisasikan melalui sarana
sosialisasi seperti lebaga keluarga, lembaga pendidikan, organisasi politik kenegaraan,
asosiasi ekonomi, keagamaan, keolahragaaan, dan kesenian.
2) Memiliki loyalitas terhadap NKRI
Keutuhan dan kedaulatan NKRI pada saat ini masih mendapatkan berbagai ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar NKRI.
Untuk menghadapi hal tersebut tidak ada jalan lain kecuali harus kembali kepada eksistensi
cita-cita proklamasi kemerdekaan republik Indonesia 17 Agustus 1945 dan menggalang
kesepakatan bersama, yaitu loyalitas terhadap Negara Kesauan Republik Indonesia ( NKRI ).
3) Memiliki komitmen tinggi untuk pelestarian unsur dan nilai sosial budaya.
Teradisi dan budaya lokal dapat hilang secara perlahan-lahan karena ditinggalkan oleh
masyarakatnya sendiri. Perubahan social telah menimbulkan dampak pada pola-pola
hubungan social antarwarga masyarakat dan pola-pola perilaku gaya hidup. Sebagaimana kita
ketahui bahwa gaya hidup bebas atau liberal telah berkembang dalam masyarakat sehingga
sangat mempengaruhi jati diri manusia, bangsa dan Negara Indonesia. Oleh karena itu, harus
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia ditinjau dari aspek sosiologis danantropologis adalah telah membuat mental masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja
menjadi rendah, yang disebabkan oleh tidak dihiraukannya lagi norma-norma yang berlaku.
Selain itu masuknya budaya asing ke Indonesia telah berpengaruh terhadap pembangunan
Indonesia. Pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian
indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur.
2.
Dampak masuknya budaya asing ke Indonesia dapat menimbulkan dampak positif dandampak negatif. Dampak positifnya yaitu cara berfikir kritis, rasional, menghargai waktu.
Sedangkan dampak negatifnya dapat menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya
kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan
remaja.
3.
Upaya mengatasi dampak negatif budaya asing terhadap budaya Indonesia diperlukanketerlibatan semua pihak terutama pemerintah, tokoh agama, tokoh budaya, orang tua serta
keluarga. Selain itu kualitas SDM, nasionalisme juga harus ditingkatkan, berpegang teguh
B. SARAN-SARAN
1. Masyarakat Indonesia hendaknya mengetahui pengaruh-pengaruh budaya asing terhadap
budaya Indonesia dan hendaknya masyarakat Indonesia mentaati norma-norma yang berlaku
guna mengantisipasi akan pengaruh budaya asing yang merusak mental bangsa.
2. Masyarakat Indonesia hendaknya berprilaku selektif terhadap dampak yang ditimbulkan
budaya asing guna mengambil dampak positifnya dan membuang dampak negatif dari
budaya asing. kepada kalangan remaja dan masyarakat Indonesia hendaknya menjunjung
3. Pihak keluarga, tokoh agama, dan pemerintah hendaknya berperan lebih dalam
mengantisipasi dampak negatif dari budaya asing khususnya tinggi budaya Indonesia dimata
dunia.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU-BUKU
Budiati, Atik Catur, Sosiologi Kontektual, ( Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009 )
Mulyadi, Yad, dkk, Panduan Sosiologi, ( Jakarta: Yudistira, 2012 )
Sudjoko, dkk, Pendidikan Lingkungan Hidup, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2008 )
B. KARYA TULIS ILMIAH
Sita, Putu sadhvi, Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan Indonesia Di Kalangan Remaja, ( Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, 2013 )
C. INTERNET
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/06/pengertian-kebudayan.html