• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK TEMU BALIK INFORMASI SECARA EFEKT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEKNIK TEMU BALIK INFORMASI SECARA EFEKT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK TEMU BALIK INFORMASI SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN PADA PEMUSTAKA PERPUSTAKAAN HIBRIDA

LATAR BELAKANG

Kurang lebih seama 1 dekade ini, perkembangan internet sangat pesat. Dilansir dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informasi, di tahun 2010, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai angka 82 juta pengguna. Keberadaan internet di dunia ini memungkinkan user untuk berkomunikasi lintas kota, lintas pulau, lintas negara, bahkan lintas benua.

Perkembangan internet pun merambah hampir ke seluruh aspek kehidupan manusia. Perpustakaan pun menjadi salah satu objek yang berkembang seiring dengan perkembangan internet. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan perpustakaan yang terus mencapai ke arah perpustakaan digtal.

Banyaknya informasi yang beredar mengakibatkan warganet berada dalam situasi ledakan informasi. Ledakan informasi adalah suatu keadaan dimana menyebarluasnya informasi-informasi dan bercampurnya antara informasi ilmiah dengan informasi hoax. Keadaan tersebut mengakibatkan user kesulitan untuk memilah dan memilih informasi yang ia butuhkan. User membutuhkan cara yang efektif dan efisien agar dapat menemukan informasi secara akurat dan dengan kualitas yang baik.

Salah satu cara untuk menemukan informasi yang user butuhkan pada era ledakan informasi ini adalah dengan melakukan temu balik informasi. Lalu, bagaimanakah cara melakukan proses temu balik informasi secara efektif dan efisien agar mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara akurat?

METODOLOGI PENELITIAN

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam artikel ini adalah dengan menggunakan studi literature. Studi literatur adalah proses pengumpulan data dengan menggunakan berbagai sumber literatur tertulis seperti buku, jurnal, makalah, prosiding, dan lain-lain.

Oleh:

Ginanda Rahmadini 1601396

Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan

(2)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Di era ledakan informasi ini seseorang harus memiliki kemampuan untuk menyaring informasi yang datang pada dirinya sehingga informasi yang ia dapatkan tidak keliru dan dapat dipergunakan dalam aktivitasnya (Solehat, Rusmono, & Rullyana, 2016, hlm. 53). Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan proses temu balik informasi yang akan dilakukan.

a. Perpustakaan Hibrida

Pemustaka di perpustakaan hibrida umumnya adalah pemustaka yang berusia 18-25 tahun. Perpustakaan hibrida umumnya sudah diterapkan hampir di seluruh perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia. Perpustakaan hibrida merupakan cikal bakal konsep perpustakaan digital (Pendit, 2008, hlm. 33). Perpustakaan hibrida memiliki koleksi tercetak dan koleksi elektronik dalam arti perpustakaan hibrida bukanlah perpustakaan yang memiliki koleksi elektronik sepenuhnya, namun juga tetap menyediakan koleksi tercetak.

Di dalam perpustakaan hibrida, akan terjadi dua kegiatan temu balik informasi, yaitu temu balik informasi pada koleksi tercetak dan temu balik informasi pada koleksi elektronik. Hal terebut berkaitan dengan karakteristik perpustakaan hibrida yaitu menyediakan koleksi tercetak dan digital.

b. Temu Balik Informasi

Temu balik informasi adalah kesesuaian antara ketersediaan koleksi dan kata kunci yang digunakan oleh pencari informasi (Muttaqien dan Kusmayadi, 2009, hlm. 5.14). Dalam hal ini, kita mencari koleksi yang sudah pernah kita simpan sebelumnya. Sistem temu balik informasi dibangun oleh dua subsistem, yaitu sumber informasi dan query.

Kegiatan dalam sudut pandang konten atau informasi yang dicari meliputi analisis sumber informasi, lalu pengorganisasian dan penyesuaian. Sedangkan dari sudut pandang pengguna meliputi analisis terhadap query yang dimasukkan, pernyataan penelusuran dan pengambilan informasi.

Sumber: Muttaqien dan Kusmayadi, 2009, hlm. 5.16

(3)

Perkembangan alat bantu penelusuran di perpustakaan sejalan dengan perkembangan perpustakaan. Perkembangan perpustakaan sejalan pula dengan perkembangan teknologi. Artinya, perpustakaan dan alat bantu penelusuran akan berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi di dunia ini.

Sumber: Susanto, 2010, hlm. 18

d. Teknik Temu Balik Informasi

Karakteristik perpustakaan hibrida ialah memiliki dua jenis koleksi, yaitu koleksi tercetak dan koleksi digital (elektronik). Artinya, dalam hal ini perpustakaan hibrida memiliki 2 jenis teknik penelusuran, yaitu teknik penelusuran koleksi tercetak dan teknik penelusuran koleksi digital. Perpustakaan Hibrida termasuk dalam kategori perpustakaan semi modern, yang memiliki koleksi elekrtonik namun masih melayani koleksi tercetak. Alat temu balik informasinya berupa Online Public Access Catalog (OPAC) dan juga melalui jaringan internet atau website perpustakaan tersebut untuk koleksi elektronik seperti repository dan jurnal elektronik.

1. Teknik Temu Balik Informasi menggunakan OPAC

Jika menggunakan OPAC sebagai alat temu balik informasi, sudah pasti yang dicari adalah koleksi tercetak, biasanya berupa buku. Agar kegiatan temu balik informasi berjalan dengan efektif dan efisien, maka yang pertama kali harus dilakukan adalah users harus sudah mengetahui apa yang akan ia cari. Baik itu hanya berupa judulnya saja, atau pengarangnya saja, atau hanya subjeknya saja. Biasanya, OPAC hanya menyediakan 3 kategori pencarian itu saja.

(4)

Sumber: Yusup dan Subekti, 2010, hlm. 245

2. Teknik Temu Balik Informasi Menggunakan Website atau Jaringan Internet

Jika user ingin melakukan proses temu balik informasi untuk koleksi repository, biasanya proses tersebut dilakukan pada website perpustakaan yang bersangkutan. Agar efektif dan efisien, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan fasilitas advanced search pada kolom search box. Fasilitas advanced search dapat digunakan dengan catatan pengguna harus sudah mengetahui identitas bahan pustaka atau dokumen yang dicari. Jika user ingin melakukan proses temu balik informasi dengan menggunakan jaringan internet atau search engine google, maka pastikan query yang digunakan dapat merepresentasikan dokumen yang akan dicari. Jika hal tersebut tidak berhasil, user dapat menggunakan boolean logic, seperti AND, OR, dan NOT ataupun tanda petik (“...”). hal tersebut dapat mempersempit pencarian dan hasil yang akan didapatkan diharapkan dapat mendekati keakuratan dokumen yang dicari.

User juga dapat menelusur langsung pada portal atau homepage. Menelusur langsung pada portal atau homepage akan mempermudah penemuan informasi yang dimaksud. Karena portal atau homepage sudah memiliki karakteristik bidang informasinya sendiri sehingga tidak akan tercampur dengan informasi bidang lain.

SIMPULAN

(5)

Di era ledakan informasi seperti ini, masyarakat khususnya warganet perlu memiliki kemampuan pencarian informasi yang efektif dan efisien agar dapat menemukan informasi yang dicarinya secara akurat. Perpustakaan hibrida sebagai cikal bakal lahirnya perpustakaan digital pun demikian adanya. Perpustakaan tersebut menggabungkan dua jenis perpustakaan, yaitu perpustakaan tradisional dan perpustakaan modern. Teknik temu balik informasi yang digunakan di perpustakaan hibrida pun termasuk dalam alat temu balik informasi semi modern. Artinya, perpustakaan hibrida sudah menggunakan OPAC dan jaringan internet meskipun masih ada koleksi tercetak.

Teknik yang dapat digunakan untuk melakukan proses temu balik informasi di perpustakaan hibrida adalah dengan menggunakan fasilitas advanced search, boolean logic, keyword, dan menelusur langsung ke homepage.

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku

Muttaqien, M. Zain., dan Kusmayadi, Eka. (2009). Materi Pokok Dasar-dasar Teknologi Informasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Pendit, Putu Laxman. (2007). Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta: Sagung Seto

Yusup, Pawit M., dan Subekti, Priyo. (2010). Teori & Praktik Penelusuran Informasi. Jakarta: Kencana.

Sumber Jurnal

Solehat, D. S., Rusmono, D., & Rullyana, G. (2016). INFORMATION SEEKING BEHAVIOUR STUDENT IN FOREIGN LANGUAGE EDUCATION STUDENT IN INDONESIA UNIVERSITY OF EDUCATION. Edulib, 6(1).

Susanto, S. E. (2010). Desain Dan Standar Perpustakaan Digital. Jurnal Pustakawan Indonesia, 10(2).

Sumber Online

https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo

Referensi

Dokumen terkait

Bank Perkreditan Rakyat Duta Adiarta Medan selama enam periode mengalami penurunan, yaitu dapat dilihat penurunan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh

harus ada energi minimum yang diperlukan oleh elektron untuk melepaskan diri dari permukaan logam, jika tidak, tentu elektron akan terlepas walaupun tidak ada cahaya yang

Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi Pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik

Seluruh variabel dalam penelitian ini (penempatan kerja, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual) secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan

Dari data yang diolah, persamaan model regresi yang terbentuk pada persamaan 3 bahwa variabel opini audit memiliki nilai Sig Wald sebesar 0,004 < α = 5% dengan nilai

Kartun yang membawa pesan kritik sosial yang muncul di setiap penerbitan majalah adalah political cartoon (kartun politik) atau editorial cartoon (kartun editorial),

Setiap material sisa harus ditempatkan dilokasi yang ditentukan oleh PT PJB UP Gresik dan menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan untuk proses merapikan abu

Sehingga Untuk Kebutuhan sarana penunjang atraksi pantai salido masih dinilai rendah dikarenakan, belum tersedianya sarana yang dapat menunjang atraksi wisata tersebut untuk