• Tidak ada hasil yang ditemukan

Book Review PENGANTAR HUKUM INTERNASIONA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Book Review PENGANTAR HUKUM INTERNASIONA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR HUKUM INTERNASIONAL

Adib Nor Fuad

adibnorfuad@students.unnes.ac.id

DATA BUKU

Nama/Judul Buku : PENGANTAR HUKUM INTERNASIONAL

Penulis/Pengarang : Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R Agoes Penerbit : PT. Alumni

Tahun Terbit : 2015 Kota Penerbit : Bandung

Bahasa Buku : Bahasa Indonesia Jumlah halaman : 204 Halaman

ISBN Buku : 978-979-414-065-9

Buku Pengantar Hukum Internasional yang ditulis oleh Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R Agoes ini adalah buku yang dianggap sebagai pedoman dan juga buku wajib oleh mahasiswa dan tenaga kependidikan Fakultas Hukum diseluruh Indonesia. Mochtar Kusumaatmadja adalah seorang akademisi dan diplomat Indonesia yang lahir pada 17 Februari 1929. Ia adalah guru besar di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung. Mochtar Kusumaatmadja pernah mendefinisikan tentang hukum yang berbunyi "Hukum adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan masyarakat, termasuk didalamnya lembaga dan proses untuk mewujudkan hukum itu kedalam kenyataan", dianggap paling relevan dalam menginterpretasikan hukum pada saat ini. Doktrin ini menjadi Mahzab yang dianut di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran hingga saat ini. Ia pernah menjadi wakil Indonesia pada sidang PBB mengenai Hukum Laut, Jenewa dan New York, yang berperan banyak dalam konsep Wawasan Nusantara, terutama dalam menetapkan batas laut teritorial, batas darat, dan batas landas kontinen Indonesia. Alumni S1 Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1955), ini berperan banyak dalam perundingan internasional, terutama dengan negara-negara tetangga mengenai batas darat dan batas laut teritorial itu.

Dalam memilih atau menggunakan judul buku ini, penulis (Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R Agoes) memiliki alasan tersendiri untuk menentukannya. Alasan penulis memilih istilah hukum internasional dan bukan hukum bangsa-bangsa, hukum atarbangsa atau hukum antarnegara karena didasarkan pertimbangan dan pandangan bahwa istilah hukum internasional adalah istilah yang paling mendekati kenyataan dan sifat hubungan dan masalah yang menjadi objek bidang hukum ini, yang mana pada masa sekarang tidak hanya terbatas pada hubungan antara bangsa-bangsa atau negara-negara saja, tetapi hukum internasional dapat mencakup semuanya. Maksud dari penulis yaitu ingin mengadakan pembedaan dalam penggunaan beberapa istilah menandakan suatu taraf perkembangan tertentu dalam pertumbuhan hukum internasional.

(2)

suatu perangkat kaidah dan asas melainkan mempertautkannya dengan lembaga-lembaga dan proses-proses mewujudkan kaidah-kaidah tersebut dalam kenyataannya. Dengan cara pendekatan tersebut akan mengkaji kaidah hukum secara analisis dan juga memperhatikan dari segi sosiologis, politik, dan budaya.

Adanya buku yang mempelajari tentang hukum haruslah ada contoh masalah ataupun kasus sehingga membuat pembaca menjadi lebih memahami maksud dari tulisan didalam buku tersebut, seperti yang ada di dalam buku ini yang menyertakan dan memuat garis besar uraian tentang kasus-kasus yang mendukung isi dari buku tersebut.

Dalam buku ini membahas pengertian dasar dan masalah pokok yang diperlukan sebagai suatu pengantar dalam ilmu hukum internasional. Buku cetakan ke lima yang terbit pada tahun 2015, terdapat tambahan Bab yang pada cetakan sebelumnya belum dicantumkan yaitu satu Bab baru mengenai wilayah negara, akan tetapi pada buku cetakan ke lima belum disertakannya hukum udara dan ruang angkasa, dan pada bagian hukum laut hanya membahas garis besarnya saja.

Pada Bab pertama yaitu menjelaskan pengertian hukum internasional yang selanjutnya akan dipergunakan dalam buku ini. Menetapkan batas bidang hukum yang akan diperbincangkan ini sangat perlu dalam suatu pembahasan, dengan seperti itu penegasan pengertian yang akan dirumuskan dalam suatu batasan mengenai hukum internasional, bukan menjelaskan sifat hakikat hukum internasional dalam sebuah kalimat saja, melainkan sekedar untuk dipergunakan sebagai pegangan dalam pembahasan pada Bab selanjutnya.

Dalam Bab ini juga membahas perbedaan antara hukum internasional publik dan hukum perdata internasional. Hukum internasional publik, memiliki makna yaitu keseluruhan akidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara yang bukan bersifat perdata. Berbeda dengan definisi dari Hukum Perdata Publik yang berarti keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintas batas negara,dengan maksud lain, yaitu hukum yang mengatur hubungan keperdataan antara para pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang berlainan.

Dari uraian diatas tampak persamaan dan perbedaan antara hukum internasional publik dan hukum perdata internasional. Persamaannya ialah bahwa keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (internasional). Perbedaannya terletak dalam sifat hukum hubungan atau persoalan diaturnya (objeknya). Yang pada hakikatnya ialah bahwa hubungan atau persoalan internasional demikian bukan merupakan persoalan perdata, sehingga bukan pula merupakan hubungan atau persoalan yang diatur hukum perdata internasional.

(3)

bangsa-bangsa. Hukum antarbangsa atau hukum antarnegara akan digunakan untuk menunjuk pada kompleks kaidah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara-negara yang kita kenal sejak munculnya negara dalam bentuknya yang modern sebagai negara nasional.

Bentuk perwujudan khusus Hukum Internasional (Hukum Internasional Regional dan hukum Internasional khusus (special)). Dalam mempelajari hukum internasional, kita akan jumpai beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan yang khusus berlaku disuatu bagian dunia (region) tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa disamping hukum internasional yang berlaku umum (general) terdapat pula hukum internasional regional, yang terbatas daerah lingkungan berlakunya, seperti apa yang lazim dinamakan hukum internasional amerika atau hukum internasional amerika latin. Adanya berbagai lembaga hukum internasional regional demikian disebabkan oleh keadaan yang khusus terdapat dibagian dunia itu. Walaupun menyimpang, hukum internasional regional itu tidak usah bertentangan dengan hukum internasional yang berlaku umum. bahkan ada kalanya suatu lembaga atau konsep hukum yang mula-mula timbul dan tumbuh sebagai suatu konsep atau lembaga hukum internasional regional, kemudian diterima sebagai bagian dari hukum internasional umum. Dengan demikian hukum internasional regional dapat memberikan sumbangan berharga kepada hukum internasional yang benar-benar universal. Bentuk perwujudan lain dari hukum internasional khusus, selain hukum internasional regional, kita jumpai dalam bentuk kompleks kaidah yang khusus berlaku bagi negara-negara tertentu saja, seperti konvensi eropa mengenai hak-hak asasi manusia. Beberapa bentuk hukum internasional khusus yang telah diterangkan diatas merupakan pencerminan keadaan, kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat integrasi yang berbeda-beda dari bagian masyarakat internasional yang berlainan. Karena itu, ketentuan hukum internasional regional dan hukum internasional khusus ini, walaupun dapat dibedakan dari hukum internasional umum karena memiliki cirri-ciri yang khas, merupakan begian yang tak dapat dipisahkan dari hukum internasional umum.

(4)

Dalam pembahasan Masyarakat dan Hukum Internasional, buku ini mendefinisikan bahwasanya adanya masyarakat internasional sebagai landasan sosiologis hukum internasiona, adanya suatu masyarakat internasional karena masyarakat internasional berlainan dari suatu negara dunia merupakan kehidupan bersama dari negara-negara yang merdeka dan sederajat, unsur pertama yang harus dibuktikan ialah adanya sejumlah negara didunia ini. Adanya sejumlah besar negara didunia ini merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah lagi dan jelas bagi setiap orang yang memperhatikan kehidupan sehari-hari. Jumlah negara didunia pada dewasa ini melebihi seratus negara. Akan tetapi, adanya sejumlah besar negara belum berarti adanya suatu masyarakat internasional. Pertama harus dapat pula ditunjukan adanya hubungan yang tetap antara anggota masyarakat internasional, apabila negara itu masing-masing hidup terpencil satu dari yang lainnya. Adanya hubungan yang tetap dan terus-menerus demikian, juga merupakan kenyataan yang tidak dapat dibantah lagi. Saling membutuhkan antar bangsa-bangsa diberbagai lapangan kehidupan yang mengakibatkan timbulnya hubungan yang tetap dan terus-menerus antara bangsa-bangsa, mengakibatkan pula timbulnya kepentingan untuk memelihara dan mengatur hubungan demikian. Untuk menertibkan, mengatur dan memelihara hubungan internasional ini dibutuhkan hukum guna menjamin unsur kepastian yang diperlukan dalam setiap hubungan yang teratur.

Kedaulatan Negara (hakikat dan fungsinya dalam masyarakat internasional) Hakikat dan fungsi kedaulatan dalam masyarakat internasional perlu dijelaskan mengingat pentingnya peran negara dalam masyarakat dan hukum internasional dewasa ini. Kedaulatan merupakan kata yang sulit karena oaring memberikan arti yang berlainan padanya. Menuru sejarah, asal kata kedaulatan yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah souvereignity berasla dari bahasa latin superanus berarti teratas. Negara dikatakan berdaulat karena kedaulatan merupakan suatu sifat hakiki negara. Bila dikatakan negara itu berdaulat, dimaksudkan bahwa negara itu mempunyai kekuasaan tertinggi. Pengertian kedaulatan negara sebagai kekuasaan tertinggi inilah yang banyak menimbulkan salah paham. Menurut asal katanya, kedaulatan memang berarti kekuasaan tertinggi. Negara berdaulat memang berarti bahwa negara itu tidak mengakui kekuasaan yang lebih tinggi daripada kekuasaannya sendiri.

Dengan perkataan lain, Negara memiliki monopoli kekuasaan, suatu sifat khas organisasi masyarakat dan kenegaraan dewasa ini yang tidak lagi membenarkan orang perseorangan mengambil tindakan sendiri apabila ia dirugikan. Walaupun demikian, kekuasaan tertinggi ini mempunyai batas-batasnya. Ruang berlaku kekuasaan tertinggi ini dibatasi oleh batas wilayah negara itu, artinya suatu negara hanya memiliki kekuasaan tertinggi didalam batas wilayahnya. Bahwa kekuasaan suatu negara terbatas dan bahwa batas itu terdapat dalam kedaulatan negara lain merupakan konsekuensi yang logis dari paham kedaulatan sendiri dan mudah sekali dipahami apabila kita mau memikirkan persoalan ini secara konsekuen. Dilihat secara demikian, paham kedaulatan tidak usah bertentangan dengan adanya suatu masyarakat internasional yang terdiri dari negara-negara yang masing-masing berdiri sendiri. Paham demikian juga tidak akan bertentangan dengan hukum internasional yang mengatur masyarakat itu

(5)

antarnegara. Takhta suci (vatikan) merupakan suatu contoh dari suatu subjek hukum internasional yang telah ada sejak dahulu disamping negara. Hal ini merupakan peninggalan-peninggalan sejarah sejak zaman dahulu ketika Paus bukan hanya merupakan kepala Gereja Roma, tetapi memiliki pula kekuasaan duniawi. takhta suci merupakan suatu hukum dalam arti yang penuh dan sejajar kedudukannya dengan negara. Hal ini terjadi terutama setelah diadakannya perjanjian antara Italia dan takhta suci pada tanggal 11 februari 1929 yang mengembalikan sebidang tanah di Roma kepada takhta suci dan memungkinkan didirikannya negara Vatikan, yang dengan perjanjian itu sekaligus dibentuk dan diakui.

Buku ini juga menyinggung Kedudukan Oragnisasi Internasional sebagai subjek hukum internasional sekarang tidak diragukan lagi, walaupun pada mulanya belum ada kepastian mengenai hal ini. Organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Buruh Dunia (ILO) mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam konvensi-konvensi internasional yang merupakan semacam anggaran dasarnya. Berdasarkan kenyataan ini sebenarnya sudah dapat dikatakan bahwa PBB dan Organisasi Internasional semacamnya merupakan subjek hukum internasional, setidak-tidaknya menurut hukum internasional khusus yang bersumberkan konvensi internasional tadi.

Orang perorangan (individu) dalam arti yang terbatas, orang perorangan sudah lama dianggap sebagai subjek hukum internasional. Pengadilan penjahat perang di Numberg dan Tokyo telah mengesampingkan beberapa prinsip hukum yang secara umum telah dianut baik dalam hukum nasional maupun internasional antara lain: a). Bahwa seorang penjahat tidak dapat dihukum karena kebijaksanaan yang dilakukannya, b). Bahwa seorang penjahat tidak dapat dituntut sebgai perorangan terhadap tindakan yang dilakukannya sebagai penjahat negara, c). Bahwa seseorang tidak dapat dituntut melakukan kejahatan yang baru ditentukan sebagai kejahatan setelah perbuatan dilakukan.

Dalam Hukum Internasional pastilah ada kegiatan atau proses perjanjian. Jika ditarik kesimpulan perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk

mengakibatkan akibat hukum tertentu. Dari batasan diatas jelaslah bahwa untuk dapat dinamakan perjanjian internasional, perjanjian itu harus diadakan oleh subjek hukum internasional yang menjadi anggota masyarakat

internasional.

Buku Pengantar Hukum Internasional yang ditulis oleh Mochtar Kusumaatmaja dan Etty R. Agoes memiliki keunikan tersendiri dalam

perbabnya, karena setiap akan berganti Bab pembahasan posisi lembar Bab selanjutnya berada di lembar kiri dan bernomor halaman ganjil, apabila dalam pembahasan sebelumnya belum selesai atau sampai pada satu halaman

bernomor genap sebelum pada halaman Bab selanjutnya akan tetap dikosongi. Keunikan ini jarang kita (pembaca) temui dalam buku-buku ajar lainya, sehingga rasa tertarik dan penasaran untuk membaca buku ini akan semakin meningkat. Disisi lain, buku ini terlihat rapi dalam penyusunan paragraf dalam setiap lembarnya, sehingga dalam hal ini dapat

mempermudahkan pembaca untuk focus dalam membaca.

(6)

mempermudah pembaca untuk menggali informasi seputar pembahasan dalam buku tersebut.

Tidak ada hal dalam penciptaan dari manusia yang sempurna dan tidak ada suatu kekurangan atau kesalahan. Seperti didalam buku ini, sangat disayangkan karena buku Pengantar Hukum Internasional tidak dijumpai ulasan biografi dari penulis buku Pengantar Hukum Internasional, yang biasanya terdapat pada halaman awal atau halaman belakang maupun pada cover belakang. Dengan adanya biografi dari penulis, akan lebih mengerti bagi pembaca akan latar belakang dari penulis maupun karakteristik dari penulisnya sendiri.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Buku ini membahas secara umum tentang kependudukan masyarakat desa, kemajuan teknologi, penggunaan sumber daya alam, dan hubungan norma– norma kehidupan.Buku di atas

Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Pada Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas XI MA Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari1. Jepara

Populasi sampel adalah seluruh penderita diabetes mellitus tipe 2 baik dengan atau tanpa penyakit penyerta yang tercatat sebagai pasien yang menjalani

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan kosakata yang terdapat dalam wacana kritik politik editorial Koran Tempo terdiri dari beberapa bentuk

The stages involved in chip removal are: workpiece moves relative to a cutting edge, which then penetrates the surface, the workpiece material near the

Bimbingan oleh guru pamong juga dilakukan setelah pelaksanaan praktik mengajar yaitu dengan memberikan kritik dan saran mengenai tampilan praktik mengajar yang telah

Sikap afektif konsumen mempengaruhi niat beli konsumen, Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Peter & Olson, (2007:146) yang