• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri Langensari ecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang T2 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri Langensari ecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang T2 BAB II"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

15

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

2.1.1 Pengertian Supervisi Akademik

Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Sedangkan supervisi akademik diartikan sebagai pembinaan dan sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tatausaha. Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(2)

pembelajaran yang terdiri dari penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian prestasi belajar

Supervisi juga diartikan sebagai kegiatan supervisor yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar. Supervisi pembelajaran dilakukan untuk mengawasi kegiatan sekolah dengan tujuan kegiatan pendidikan berjalan dengan baik. Namun dalam prakteknya lebih banyak bersifat kepengawasan untuk merekam apakah guru bekerja dengan baik. Karena akibatnya sering kali kesalahan guru yang lebih banyak dikemukakan (Mantja, 2007:99).

Supervisi dapat juga diartikan sebagai segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan. supervisi ini berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan keahlian serta kecakapan guru-guru seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan pendidikan dan pembelajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode mengajar yang lebih baik, cara penilaian yang sistematis terhadap seluruh fase proses pembelajaran. Singkatnya, supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif (Herabudin, 2009:195).

(3)

serta membantu para guru agar bisa dan dapat bekerja secara profesional sesuai dengan kondisi masyarakat tempat sekolah itu berada (Pidarta, 2009:3).

Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga mengembangkan potensi kualitas guru (Sahertian, 2000:19). Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi adalah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif, yaitu sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan diterima sebagi subjek yang dapat berkembang sendiri, untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif ( Sahertian, 2000:20).

Kegiatan supervisi akademik wajib dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan, pelaksanaan kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam memberikan binaan kepada guru. Hal tersebut karena proses pembelajaran yang dilaksanakan guru merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peranan utama. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan balik yang berlangsung dalamsituasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena kegiatan supervise di pandang perlu untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.

(4)

proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam prosesnya kepala sekolah memantau secara langsung ketika guru sedang mengajar, guru mendisain kegiatan pembelajaran dalam bentuk Rencana Pembelajaran kemudian kepala sekolah mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru. Saat kegiatan supervisi berlangsung, kepala sekolah sudah menggunakan lembar observasi yang sudah dibakukan, yakni Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG).

IPKG terdiri dari IPKG 1 (untuk menilai Rencana Pembelajaran yang dibuat guru), IPKG 2 (untuk menilai pelaksanaan proses pembelajaran) dan IPKG 3 (penilaian hasil belajar).

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diambil simpulan bahwa pengertian supervisi akademik sendiri adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.

2.1.2 Perencanaan Supervisi Akademik

Perencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan dokumen perencanaan pelaksanaan dan perencanaan pemantauan dalam rangka membantu guru mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Manfaat perencanaan program supervisi akademik adalah sebagai berikut:

a.Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik.

b.Untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi akademik. c.Penjamin penghematan serta keefektifan

(5)

Prinsip-prinsip perencanaan program supervise akademik adalah:

a.objektif (data apa adanya), b.bertanggung jawab,

c.berkelanjutan,

d.didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, dan

e.didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.

Ruang lingkup supervisi akademik meliputi: a.pelaksanaan KTSP;

b.persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru;

c.pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya; dan

d.peningkatan mutu pembelajaran melalui:

1)model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses;

2)proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik menjadi sdm yang kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan; 3)peserta didik dapat membentuk karakter dan

memiliki pola pikir serta kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan;

(6)

5)bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya.

Bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran agar siswa mampu: (1) meningkat rasa ingin tahunya, (2) mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan, (3) memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari sumber informasi, (4) mengolah informasi menjadi pengetahuan, (5) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah, (6) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain, dan (7) mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar.

Supervisi akademik juga mencakup dokumen kurikulum, kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan bimbingan dan konseling. Supervisi akademik tidak kalah pentingnya dibanding dengan supervisi administratif. Sasaran utama supervisi akademik adalah proses belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan mutu proses dan mutu hasil pembelajaran. Variabel yang mempengaruhi proses pembelajaran antara lain guru, siswa, kurikulum, alat dan buku pelajaran serta kondisi lingkungan dan fisik. Oleh sebab itu, fokus utama supervisi edukatif adalah usaha-usaha yang sifatnya memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembang secara profesional sehingga mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu: memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.

(7)

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat. Supervisi edukatif juga harus didukung oleh instrumen-instrumen yang sesuai.

Instrumen-instrumen supervisi akademik perlu diperhatikan. Seorang kepala sekolah/madrasah yang akan melaksanakan kegiatan supervisi harus menyiapkan perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai dengan tujuan, sasaran, objek metode, teknik dan pendekatan yang direncanakan, dan instrumen yang sesuai, berupa format-format supervisi.

2.1.3 Pelaksanaan Supervisi Akademik

Pelaksanaan supervisi akademik perlu dilakukan secara sistematis oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah bertujuan memberikan pembinaan kepada guru-guru agar dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaannya, baik kepala sekolah dan pengawas menggunakan lembar pengamatan instrument supervise akademik yang berisi aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kinerja guru dan kinerja sekolah. Untuk mensupervisi guru digunakan lembar instrument observasi yang berupa instrumen penilaian kinerja guru (IPKG).

(8)

teknik-teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik. Teknik-teknik supervisi akademik meliputi dua macam, yaitu: individual dan kelompok (Gwyn, 2001:23).

Menurut Ngalim Purwanto (2009:120), teknik supervisi akademik ada dua yaitu: supervisi individual dan kelompok.

1. Teknik Supervisi Individual

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil supervisi ini dapat diketahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan. Teknik supervisi individual ada lima macam adalah sebagai berikut.

a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)

Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki. Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap yaitu:

1)tahap persiapan

Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas,

2)tahap pengamatan selama kunjungan

Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung,

3)tahap akhir kunjungan.

(9)

b. Kunjungan Observasi (Observation Visits)

Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran, (3) variasi metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan materi, (5) ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan (6) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.

Pelaksanaan observasi melalui tahap: persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi;dan tindak lanjut. Dalam rangka melakukan observasi, seorang supervisor hendaknya telah mempersiapkan instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi.

c. Pertemuan Individual / Supervisi klinis

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor dan guru. Tujuannya adalah:

(1) mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik,

(2) meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan

(3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru

(10)

(1) Classroom-conference

Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).

(2) Office-conference

Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru. (3) Causal-conference

Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru.

(4) Observational visitation

Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.

Hal yang dilakukan Supervisor dalam pertemuan individu:

1)berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, 2)mendorong guru mengatasi

kesulitan-kesulitannya,

3)memberikan pengarahan, dan

4)menyepakati berbagai solusi permasalahan dan menindaklanjutinya.

d. Kunjungan Antar Kelas

Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai berikut.

1)Jadwal kunjungan harus direncanakan;

(11)

4)Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat;

5)Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai? misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu;

6)Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;

7)Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya

e. Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang yang akan disupervisi berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dan analisis kemampuan kinerja guru, kemudian dikelompokan berdasarkan kebutuhan guru. Kemudian guru diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan. Dalam teknik supervisi kelompok, terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut.

(12)

2)Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.

3)Mengadakan penataran-penataran ( inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.

2.1.4 Tindak lanjut Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah

Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata bagi peningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat maupun stakeholders.

Tindak lanjut tersebut berupa: penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.

1. Pembinaan

(13)

a. Pembinaan Langsung

Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya khusus, yang perlu perbaikan dengan segera dari hasil analisis supervisi.

b. Pembinaan Tidak Langsung

Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis supervisi.

Beberapa cara yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam membina guru untuk meningkatkan proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Menggunakan buku teks secara efektif.

2) Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat mereka pelajari selama pelatihan profesional/inservice training.

3) Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki.

4) Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel).

5) Merespon kebutuhan dan kemampuan individual siswa.

6) Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran.

7) Mengelompokan siswa secara lebih efektif. 8) Mengevaluasi siswa dengan lebih teliti.

9) Berkoordinasi dengan guru lain agar lebih berhasil.

10)Meraih moral dan motivasi guru

(14)

12)Membantu membuktikan siswa dalam meningkatkan ketrampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan.

13)Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

Kepala sekolah selaku supervisor melaksanakan proses pembinaan tidak langsung, akan meningkatkan kinerja dan kompetensi guru.

2. Pemantapan Instrumen Supervisi

Kegiatan memantapkan instrumen supervisi dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok oleh para supervisor tentang instrumen supervisi akademik maupun instrumen supervisi non akademik. Dalam memantapkan instrumen supervisi, dikelompokkan menjadi seperti berikut.

a. Persiapan guru untuk mengajar terdiri dari: (1) Program Tahunan.

(2) Program Semesteran (3) Silabus

(4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (5) Pelaksanaan proses pembelajaran.

(6) Penilaian hasil pembelajaran. (7) Pengawasan proses pembelajaran.

b. Instrumen supervisi kegiatan belajar mengajar 1) Lembar pengamatan.

2) Suplemen observasi (ketrampilan mengajar, karakteristik mata pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya).

(15)

4) Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru bidang studi binaan atau kepada karyawan untuk instrumen nonakademik.

Dengan demikian, dalam tindak lanjut supervisi dapat disimpulkan sebagai berikut.

1)Dalam pelaksanaannya kegiatan tindak lanjut supervisi akademik sasaran utamanya adalah kegiatan belajar mengajar.

2)Hasil analisis, catatan supervisor, dapat dimanfaatkan untuk perkembangan keterampilan mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan, setidak-tidaknya dapat mengurangi kendala-kendala yang muncul atau yang mungkin akan muncul.

3)Umpan balik akan member prtolongan bagi supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut supervisi.

4)Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan, menonjolkan otoritas yang mereka miliki, memberi kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki penampilan, dan kinerjanya.

Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik sebagai berikut.

1)Mengkaji rangkuman hasil penilaian.

2)Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-standar pembelajaran belum tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan.

3)Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka mulailah merancang kembali program

(16)

4)Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya.

5)Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa berikutnya.

(a) Ada lima langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi akademik, yaitu: menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis, analisis kebutuhan,

(b) mengembangkan strategi dan media, (c) menilai, dan

(d) revisi.

2.2

Teknik Supervisi Kunjungan Kelas oleh

Kepala Sekolah

2.2.1. Pengertian

(17)

ketepatan metode pembelajaran dengan materi pelajaran, termasuk ketersediaan bahan ajar lainnya.

Dalam pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dapat dilakukan secara mendadak tanpa pemberitahun, dengan pemberitahuan terlebih dahulu, atau atas permintaan guru. Tapi satu hal yang pasti ialah dalam supervisi kunjungan kelas terjadi dialog an-tara guru dan kepala sekolah. Melalui dialog itu guru akan melihat kelebihan dan kekurangannya. Guru mendapat pengalaman yang dapat memotivasi untuk melakukan refleksi. Dalam konteks penelitian ini menggunakan teknik supervisi kunjungan kelas dengan memberitahu guru terlebih dahulu agar guru dapat mempersiapkan diri dari segi mental, penguasaan materi dan strategi pembelajaran maupun pengelolaan kelas.

2.2.2 Langkah-langkah Supervisi Kunjungan Kelas

Menurut Wahjanta (2007:39), supervisi kunjungan kelas dilaksanakan melalui tahapan atau tertentu agar pelaksanaan dapat berjalan lancar dan mencapai target yang di tentukan. Langkah-langkah supervisi kunjungan kelas meliputi, (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.

1) Tahap Persiapan

(18)

memberitahukan kepada guru yang akan disupervisi termasuk waktu kunjungan, (4) mengadakan kesepakatan pelaksanaan supervisi.

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran (RP) yang telah dibuat. Selanjutnya supervisor melakukan observasi berdasarkan instrumen atau pedoman observas yang telah disediakan. Tahap pelaksanaan supervisi kunjungan kelas sebagai berikut, (1) supervisor bersama guru memasuki ruang kelas tempat prosespembelajaran akan berlangsung, (2) guru menjelaskan kepada siswa tentang maksud kedatangan supervisor di ruang kelas, (3) guru mempersilakan supervisor untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan, (4) guru mulai melaksanakan kegiatan mengacu pada rencana pembelajaran (RP) yang telah dibuat, (5) supervisor mengobservasi penampilan guru berdasarkan format observasi yang telah disepakati, (6) setelah guru selesai melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran, bersama-sama dengan supervisor meninggalkan ruang kelas dan pindah ke ruang guru atau ruang pembinaan.

3) Tahap Evaluasi dan balikan

(19)

guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung.

Yang menjadi dasar dari balikan terhadap guru adalah kesepakatan tentang item-item observasi yang digunakan, sehingga guru menyadari tingkat keberhasilan dalam melaksanakan pembelajaran. Secara lebih konkrit langkah-langkah evaluasi dan balikan sebagai berikut, (1) kepala sekolah menanyakan perasaan guru selama proses observasi berlangsung untuk menciptakan suasana santai agar guru tidak merasa diadili, (2) kepala sekolah memberikan penguatan kepada guru yang telah melaksanakan pembelajaran dalam suasana penuh persahabatan, (3) kepala sekolah bersama-sama guru membicarakan kembali kontrak yang pernah dilakukan mulai daritujuan pengajaran sampai evaluasi pengajaran, (4) Supervisor menunjukkan data hasil observasi yang telah dianalisis dan diinterpretasikan, kemudian memberikan waktu pada guru untuk menganalisis data dan menginterpretasikan, selanjutnya didiskusikan bersama, (5) menanyakan kembali perasaan guru setelah mendiskusikan hasil analisis dan interpretasi data hasil observasi, dan meminta guru menganalisis proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa, (6) bersama-sama guru, supervisor membuat simpulan tentang hasil pencapaian latihan pembelajaran yang telah dilakukan.

2.3

Penelitian Relevan

(20)

Pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi supervisi akademik, kepemimpinan kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kualitas layanan proses pembelajaran pada SMP Negeri di Gianyar baik secara sendiri maupun secara simultan. Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto. Populasi penelitian ini adalah 298 guru pada SMK Negeri di Gianyar. Pengambilan sampel dilakukan dengan stratified random sampling. Berdasarkan tabel Krejcie and Morgan, ukuran sampel dalam penelitian ini adalah 165 guru. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi sederhana, parsial, dan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat kontribusi supervisi akademik terhadap kualitas layanan proses pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar dengan kontribusi sebesar 22,9%, (2) terdapat kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kualitas layanan proses pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar dengan kontribusi sebesar 21,9%, (3) terdapat kontribusi etos kerja terhadap kualitas layanan proses pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar dengan kontribusi sebesar 24,0%, dan (4) terdapat kontribusi supervisi akademik, kepemimpinan kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kualitas layanan proses pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar dengan kontribusi sebesar 68,8%. Berdasarkan temuan penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat kontribusi supervisi akademik, kepemimpinan kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kualitas kualitas layanan proses pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar.

(21)

Sekolah dan Bidaya Organisasi terhadap Kinerja Guru SD di Gugus III Kecamatan Sukasada”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar kontribusi simultan gaya kepemimpinan, supervisi akademik kepala sekolah dan budaya organisasi terhadap kinerja guru sekolah dasar di gugus III Kecamatan Sukasada. Penelitian menggunakan pendekatan ex-post facto. Populasi dalam penelitian ini 8 (delapan) sekolah dasar yang terdiri dari 55 orang guru. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis menggunakan analisis statistik (Multiple Regresion). Hasil penelitian menunjukkan gaya kepemimpinan berkontribusi signifikan terhadap kinerja guru SD di gugus III Kecamatan Sukasada sebesar 37,7%. Supervisi akademik kepala sekolah berkontribusi signifikan sebesar 39,8%, dan budaya organisasi berkontribusi signifikan sebesar 43,9%. Secara simultan gaya kepemimpinan, supervisi akademik kepala sekolah dan budaya organisasi merupakan faktor yang strategis untuk mewujudkan kinerja guru SD di gugus III Kecamatan Sukasada, dengan kontribusi simultan sebesar 65,0%.

(22)
(23)

pembelajaran tematik pada guru. Adapun karakteristik hubungan antara supervisor dengan guru pada pembelajaran tematik di SD Negeri Donorojo I Pacitan adalah sebagai berikut: (1) Adanya kerjasama yang baik antara supervisor dan guru dalam hal mengamankan peraturan yang berlaku, (2) Supervisor dan guru memberikan pengertian pada anak kelas rendah yang masih belum mengerti dengan keadaan, mereka masih suka bermain-main dalam kelas, (3) Supervisor dan guru memberikan pengertian pada beberapa siswa yang belum bisa mengontrol emosi diwaktu ada perselisihan dengan temannya, (4) Supervisor memberikan pengertian dan pemahaman kepada guru yang belum mengerti tentang supervisi pembelajaran tematik yang benar, (5) Supervisor memberikan pemahaman kepada guru tentang pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tematik tersebut yaitu dengan pendekatan inkuiri yaitu pendekatan yang mencoba menemukan dan memahami apa yang dilakukan guru, (6) Supervisor dan guru melakukan diskusi sebagai tindak lanjut dari pengamatan proses pembelajaran yang dilaksanakan (diskusi ini bersifat terbuka dan obyektif), (7) Supervisor membantu guru dalam memberikan pemahaman kepada siswa sehingga siswa mampu berpikir nalar dan logika.

(24)

Ukuran sampel terdiri dari (143) pria dan wanita kepala sekolah dalam Provinsi Jarash Direktorat Pendidikan. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, kuesioner dibangun untuk mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi proses pengawasan pendidikan dan terdiri dari (41) item yang didistribusikan lebih dari tiga domain kesulitan: administratif, teknis dan keuangan. Validitas dan reliabilitas kuesioner diverifikasi. Hasil menunjukkan tingkat menengah kesulitan menghadapi pengawasan pendidikan proses. Kesulitan keuangan domain peringkat pertama dengan tingkat tinggi, kesulitan teknis datang kedua dengan gelar menengah, dan akhirnya kesulitan administrasi domain datang terakhir dengan gelar menengah. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dikaitkan dengan variabel jenis kelamin terhadap kinerja instrumen secara keseluruhan. Ada perbedaan signifikan secara statistik dikaitkan dengan pengalaman bertahun-tahun, yang mendukung para pelaku yang berpengalaman (10 tahun lagi). Hasilnya, bahwa para peneliti merekomendasikan (1) inisiasi keuangan dan insentif kerja untuk pengawas pendidikan dibedakan, (2) memulai kursus dan lokakarya tentang tren pengawasan kontemporer; dan (3) menghidupkan komunikasi elektronik antar supervisor pendidikan dan kepala sekolah laki-laki dan perempuan dari sekolah, melalui pertukaran pengalaman dan informasi sebagai umpan balik, untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi pengawasan pendidikan di sekolah-sekolah.

(25)

praktek saat pengawas dalam Sekolah Dasar pemerintah di Karachi, Pakistan. Penelitian peserta termasuk dua pengawas, dua kepala sekolah dan empat guru sekolah dasar. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur, diskusi informal, dokumen analisis. Temuan menunjukkan bahwa sejak, supervisor tidak tersedia dengan KAK (Kerangaka Acuan Kegiatan) oleh departemen Pendidikan mereka praktek dipengaruhi oleh cara mereka diangkat dan cara-cara mereka belajar tentang peran dan tanggung jawab mereka di sekolah-sekolah. Karena praktek pengawasan sebagian besar tergantung antara pengawasan dan pemantauan, baik ini memenuhi Kriteria Pengawasan atau Monitoring dan Evaluasi. Pekerjaan rutin mereka di sekolah dilakukan melalui kejutan kunjungan. Selama kunjungan tersebut, mereka menulis catatan kunjungan di log kunjungan dipertahankan di sekolah. Bahasa catatan kunjungan ini menunjukkan bahwa kekhawatiran utama dari supervisor berurusan dengan masalah ketidakhadiran guru yang lengkap pada kursus. Mereka jarang muncul untuk peduli dengan kualitas ilmu pendidikan yang mengajar di sekolah-sekolah. Studi menyimpulkan dengan rekomendasi untuk konseptualisasi pengawasan sebagai praktik moral. Rekomendasi penting lainnya focus pengembangan profesional pengawas, penyusunan Kerangaka Acuan Kegiatan komprehensif untuk pengawas dan sekolah dasar pengelompokan dengan sekolah tinggi, di mana supervisor dapat memainkan peran sebagai orang penghubung.

(26)

yang baik apabila dapat memotivasi guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Supervisi akademik akan bermakna apabila dilaksanakan sesuai program, prinsip, tujuan dan teknik supervisi di bidang pendidikan. Penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah tentang “Supervisi Akademik Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri Langensari 04 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

2.4

Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil penelitian dan teori di atas maka kerangka pikirannya adalah sebagai berikut:

(27)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Abstract: The antimicrobial activities of the methanolic extracts of Euphorbia hirta L leaves, flowers, stems and roots were evaluated against some medically important bacteria

Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan.Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki karyawan yang

Keluarga Pr juga meiliki kekhasan tersendiri dimana anak tidak hanya diikutsertakan dalam kegiatan ibadah keluarga bersama tetapi orang tua selalu merangkul anak sehingga anaknya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya faktor – faktor yang dapat mempengaruhi turnover intention. Karena pada perkembangan bisnis yang dinamis ini

Apabila pindah sekolah, buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik ini dibawa oleh Peserta Didik yang bersangkutan untuk dipergunakan di sekolah baru

Dalam beradaptasi dengan lingkungan, berkomunikasi secara efektif, dan empatik, santun berkomunikasi beliau cukup baik hal ini terbukti ketika peneliti meminta izin untuk

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIALUNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI EMOSIONAL SOSIAL PESERTA DIDIK BERBAKAT.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Penelitian ini membahas penerapan sistem manajemen stratejik yang terdiri dari enam langkah ( the closed loop strategic management system ), beserta analisis