• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI INSTRINSIK DENGAN TING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI INSTRINSIK DENGAN TING"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI INSTRINSIK DENGAN TINGKAT STRES DALAM PENYUSUNAN LTA PADA MAHASISWI TINGKAT AKHIR DI AKADEMI KEBIDANAN PEMKO

TEBING TINGGI TAHUN 2016

Asrul., Isra Sitompul Institut Kesehatan Helvetia Medan

ABSTRAK

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Stres merupakan pengalaman subjektif yang didasarkan pada persepsi seseorang terhadap situasi yang dihadapinya . Berdasarkan survei awal dari 10 mahasiswi terdapat 6 orang mengalami stres ringan, dan 4 orang mengalami stres sedang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan motivasi instrinsik dengan tingkat stres dalam penyusunan LTA pada mahasiswi tingkat akhir di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016. Penelitian ini bersifat Deskriptik Analitik dengan menggunakan data primer, dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 mahasiswi. Sampel diambil secara kuota atau teknik Quota Sampling dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara Quotum atau jatah sesuai dengan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti. Dari hasil Uji Chi-Square test dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan nilai α = 0,05 maka dapat diketahui p= 0,00 2<α= 0,05 dapat disimpulkan Ha diterima yang artinya ada Hubungan Motivasi Instrinsik dengan Tingkat Stres dalam Penyusunan LTA pada Mahasiswi Tingkat Akhir di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Motivasi Instrinsik dengan Tingkat Stres dalam Penyusunan LTA pada Mahasiswi Tingkat Akhir di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016 mayoritas memiliki motivasi instrinsik sedang dengan tingkat stres sedang. Maka dianjurkan kepada mahasiswi yang memiliki motivasi sedang agar meningkatkan motivasinya dan untuk mahasiswi yang memiliki motivasi rendah agar lebih menyadari pentingnya memiliki motivasi instrisik dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci : Motivasi Instrinsik, Mahasiswi Tingkat Akhir, Tingkat Stres

THE RELATIONSHIP OF MOTIVATION WITH STRESS LEVEL IN THE PREPARATION OF LTA ON STUDENT LEVEL END AT THE ACADEMY OF MIDWIFERY

PEMKO TEBING TINGGI 2016

Asrul., Isra Sitompul Institute Health Helvetia Medan

ABSTRACT

Intrinsic motivation is the motives that becomes active or functioning do not need to be stimulated from the outside, because inside every individual already exists the urge to do something. Stress is a subjective experience that is based on one's perception of the situation faced. Based on the initial survey of 10 sophomores there were 6 people experience mild stress, and 4 people experiencing stress. The purpose of this research is to know the relationship of motivation with stress level in the preparation of the final level of the Sorority on the LTA Academy Midwifery Pemko Tebing Tinggi the year 2016. This research are Analytical Deskriptik by using primary data, by means of distributing the questionnaire to respondents. The sample in this research is as much as 36 Sorority. Samples taken as a quota or Quota Sampling techniques by means of assigning a number of sample members in Quotum or rations in accordance with characteristics specified by the researchers. Test results of Chi-Square test using a 95% confidence level and the value of α = 0.05 is knowable then p = 0.002 α = 0.05 < inconclusive Ha accepted meaning that there is a Relationship Of Motivation with stress level in the preparation of the final level of the Sorority on the LTA Academy Midwifery Pemko Tebing Tinggi 2016. Based on the results of this study it was concluded that the motivations Of with the stress level in the preparation of the final level of the Sorority on the LTA Academy Midwifery Pemko Tebing Tinggi 2016 majority have the motivation of being with moderate levels of stress. Then it is recommended to the Sorority that has motivation being in order to increase their motivation and to the Sorority has a low motivation to be more aware of the importance of having the motivation of instrisik in everyday life.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Sebagai sebuah program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. [ CITATION Pur11 \l 1057 ]

Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensidirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. [ CITATION UUD03 \l 1057 ]

Manusia dalam kehidupannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, baik kebutuhan biologis, kebutuhan ekonomis, maupun kebutuhan penting lainnya. Manusia di dalam memenuhi kebutuhannya, sering mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan, orang yang bersangkutan tidak berarti sama sekali. Oleh karena itu, manusia cenderung untuk hidup berkelompok atau berorganisasi, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Kecenderungan manusia untuk saling membantu atau pemenuhan kebutuhan serta kecenderungan untuk berkelompok ini merupakan pertanda bahwa manusia memiliki keterbatasan dan bahkan sangat terbatas (limitid). [ CITATION Ham14 \l 1057 ]

Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Hal ini kiranya mudah dipahami, karena bila ada yang belajar sudah barang tentu ada yang mengajar, dan begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar tentu ada yang belajar. Kalau sudah terjadi suatu proses/saling beriteraksi, antara yang mengajar dengan yang belajar, sebenarnya berada pada kondisi yang unik, sebab secara sengaja atau tidak sengaja, masing-masing pihak berada dalam suasana belajar. Jadi guru walaupun dikatakan sebagai pengajar, sebenarnya secara tidak langsung juga melakukan belajar. [ CITATION Sar11 \l 1057 ]

Belajar itu sendiri secara sederhana dapat diberi definisi sebagai aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Aktivitas disini dipahami sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik, menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor). [ CITATION Sya11 \l 1057 ]

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses belajar mengajar kita tidak dapat melepaskan diri dari tes. Selain untuk evaluasi, tes juga merupakan salah satu cara pengajar untuk memotivasi dan membimbing siswa dalam belajar. Sebagian pengajar percaya bahwa tes yang sering akan menghasilkan kebiasaan belajar yang baik. [ CITATION Sla13 \l 1057 ]

Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam/dasar kebutuhan/kesadaran atau intrinsic motivation, lain halnya belajar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita.Seseorang akan berhasil dalam belajar,kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal yaitu mengetahui apa yang akan dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak pada ke dua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab seseorang yang tidak memiliki motivasi, dia tidak akan mengerti atau tidak akan tahu apa yang akan dipelajari dan tidak akan memahami mengapa hal itu perlu dipelajari maka kegiatan belajar mengajar akan sulit untuk berhasil. [ CITATION Sar11 \l 1057 ]

(3)

yang tepat. Maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempermasalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi, tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi. [ CITATION Sar11 \l 1057 ]

Penanganan terhadap stres dapat dilakukan sendiri, terutama pada stres-stres ringan yang terjadi sehari-hari. Namun, bila stres yang terjadi sudah parah dan berlebihan maka penanganannya harus melibatkan orang lain; bisa keluarga dekat, dokter, psikiater, atau bahkan ahli agama. [ CITATION Mum10 \l 1057 ]

Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan peneliti kepada mahasiswadi akademi kebidanan pemerintah kota tebing tinggidari 10 mahasiswa terdapat 6 orang mengalami stres ringan dalam penyusunan laporan tugas akhir, dan 4 orang mahasiswa mengalami stres sedang dalam penyusunan laporan tugas akhir.Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang hubungan motivasi intrinsik dengan tingkat stres dalam penyusunan laporan tugas akhir pada mahasiswa tingkat akhir di akademi kebidanan pemerintah kota tebing tinggi tahun 2016.

Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian adalah “apakah ada hubungan motivasi intrinsik dengan tingkat stres dalam penyusunan laporan tugas akhir (LTA) pada mahasiswa tingkat akhir di akademi kebidanan pemerintah kota tebing tinggi tahun 2016”.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Hubungan Motivasi Intrinsik Dengan Tingkat Stres Dalam Penyusunan Laporan Tugas Akhir Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Di Akademi Kebidanan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Tahun 2016.

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi motivasi instrinsik dalam penyusunan laporan tugas akhir padamahasiswa tingkat akhir di akademi kebidanan

pemerintah kota tebing tinggi tahun 2016 .

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkatstresdalam penyusunan laporan tugas akhir padamahasiswa tingkat akhir di akademi kebidanan pemerintah kota tebing tinggi tahun 2016.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada judul ini adalah Survei analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi, baik antara faktor resiko (independen) dan faktor efek (dependent) dengan desain penelitian Cross sectional yaitu sampel diambil dari populasi. Penelitian ini dilakukan karena penulis ingin mengetahui apakah ada hubungan motivasi intrinsik dengan tingkat stres dalam penyusunan laporan tugas akhir pada mahasiswa tingkat akhir di Akademi Kebidanan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Tahun 2016.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Akademi Kebidanan Pemerintah Kota Tebing Tinggi di Jl.Gunung Leuser kode pos 20614 kota Tebing Tinggi.

Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei- Juli 2016.

Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai subjek kasus adalah mahasiswa tingkat akhir. Populasi mahasiswa tingkat akhir saat data ini diambil dan tercatat sebanyak 73 orang.

Sampel

(4)

pemerintah kota Tebing Tinggi yaitu sebanyak 36 orang.

Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependen

Gambar .1. Kerangka Konsep Tabel .1. tingkat akhir di akademi tingkat akhir di akademi digunakan adalah data primer, yaitu dengan membagikan kuesioner kepada responden. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapansecara face to face.Dalam hal ini responden mengisi kuesioner yang berisi daftar peryataan. Sebelumnya responden diberi penjelasan singkat tentang tata cara pengisian kuesioner. Lembar kuesioner berisi peryataan tentang hubungan motivasi instrinsik dengan tingkat stres. Setelah selesai menjawab peryataan, kuesioner dikumpulkan kembali untuk di periksa kelengkapan jawaban dari responden.

Data Sekunder

Pengambilan data dari data-data yang dikumpulkan oleh peneliti di tempat penelitian yaitu jumlah seluruh mahasiswi di Akademi Kebidanan Pemerintah Kota Tebing TinggiTahun 2016.

Data Tersier

Pengambilan data dari naskah yang sudah dipublikasikan, misalnya World Health Organization (WHO).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Analisis Univariat Tabel .2.

Distribusi frekuensi motivasi instrinsik pada Mahasiswi dalam Penyusunan LTA di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016

No InstrinsikMotivasi FJumlah%

1 Tinggi 10 27,7

2 Sedang 20 55,6

3 Rendah 6 16,7

Total 36 100

Berdasarkan tabel .2. menunjukkan bahwa dari 36 responden, mayoritas responden yang memiliki motivasi sedang yaitu sebanyak 20 orang (55,6%) dan minoritas responden yang memiliki motivasi rendah yaitu sebanyak 6 orang (16,7%).

Tabel .3.

Distribusi Frekuensi Tingkat Stres pada Mahasiswi dalam Penyusunan LTA di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016

No Tingkat Stres F Jumlah%

1 Normal 5 13,9

2 Ringan 9 25,0

3 Sedang 18 50,0

4 Berat 4 11,1

Total 36 100

Berdasarkan tabel .3. menunjukkan bahwa dari 36 responden, mayoritas responden mengalami tingkat stres sedang

Motivasi

(5)

yaitu sebanyak 18 orang (50,0%) dan minoritas responden mengalami tingkat stres berat yaitu sebanyak 4 orang (11,1%).

Analisa Bivariat

Analisa Bivariat Berguna Untuk Mengetahui Hubungan Motivasi Instrinsik Dengan Tingkat Stres Dalam Penyusunan LTA Pada Mahasiswi Tingkat Akhir Di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016 Dengan Menggunakan Uji Chi-Square.

Tabel .4.

Tabulasi Silang Hubungan Motivasi Instrinsik Dengan Tingkat Stres dalam Penyusunan LTA pada Mahasiswi Tingkat Akhir di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016 mayoritas memiliki motivasi instrinsik berada pada kategori motivasi sedang yaitu sebanyak 20 orang (55,6%) dengan 1 orang (2,8%) mengalami stres normal, 4 orang (11,1%) mengalami stres ringan, 14 orang (38,9%) mengalami stres sedang dan 1 orang (2,8%) mengalami stres berat, dan minoritas memiliki motivasi instrinsik berada pada kategori motivasi rendah yaitu sebanyak 6 orang (16,7%) dengan 2 orang (5,6%) mengalami stres ringan, 1 orang (2,8%) mengalami stres sedang dan 3 orang (8,3%) mengalami stres berat.

Hasil uji statistik dengan uji Chi-square menunjukkan bahwa nilai Asymp Sig 0,002 < α = 0,05 artinya ada Hubungan Motivasi Instrinsik Dengan Tingkat Stres dalam Penyusunan LTA pada Mahasiswi Tingkat Akhir di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016.

Pembahasan Analisis Univariat

1. Motivasi Instrinsik dalam Penyusunan LTA pada Mahasiswi Tingkat Akhir di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 36 responden, mayoritas responden yang memiliki motivasi sedang yaitu sebanyak 20 orang (55,6%) dan minoritas responden yang memiliki motivasi rendah yaitu sebanyak 6 orang (16,7%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Dara Yufhinta dengan judul hubungan motivasi intrinsik dengan hasil belajar mata kuliah keluarga berencana mahasiswi program studi D-III kebidanan di STIKes Bina Bangsa Kuala Simpang tahun 2012 dengan desain cross sectional dari hasil penelitian terhadap 74 mahasiswi diperoleh bahwa minoritas responden dengan motivasi intrinsik yang baik/tinggi pada responden yang memiliki hasil belajar mata kuliah keluarga berencana yang tinggi yaitu sebanyak 3 responden (4,1%). Dan responden dengan motivasi yang rendah pada responden yang memiliki hasil belajar yang rendah sebanyak 9 responden (12,2%) Hasil uji chi-square diketahui terdapat hubungan antara motivasi instrinsik dengan hasil belajar.(10)

(6)

tinggi motivasi instrinsik mahasiswi dalam mengerjakan LTA maka akan semakin besar pula peluang bagi mahasiswi untuk cepat dan memperoleh hasil yang memuaskan begitu juga sebaliknya bila semakin rendah motivasi instrinsik mahasiswi dalam mengerjakan LTA maka akan semakin lama dan sangat kecil juga kemungkinan memperoleh hasil yang memuaskan.

2. Tingkat Stres dalam Penyusunan LTA pada Mahasiswi Tingkat Akhir di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 36 responden, mayoritas responden mengalami tingkat stres sedang yaitu sebanyak 18 orang (50,0%) dan minoritas responden mengalami tingkat stres berat yaitu sebanyak 4 orang (11,1%).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rina Rizki Nasution dengan judul hubungan stres dengan prestasi belajar mahasiswa D-IV bidan pendidik STIKes RS Haji Medan Tahun 2013 dengan explanatory research dari hasil penelitian menunjukkan stres mahasiswa mayoritas tergolong sedang yaitu 54 orang (60%), selebihnya mengalami stres rendah yaitu 36 orang (40%). Indeks prestasi mahasiswa mayoritas dalam kategori baik yaitu 40 orang (44,4%), dan minoritas dengan kategori sangat baik yaitu 24 orang (26,7%). Hasil uji chi-square diketahui terdapat hubungan antara stres dengan prestasi belajar (11)

Menurut asumsi peneliti, dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa lebih banyak mahasiswi tingkat akhir yang mengalami stres sedang ini dikarenakan kurangnya motivasi dari dalam diri setiap mahasiswi dalam mengerjakan LTA sehingga kurang mampu memanajemen stres dan akhirnya mengalami beberapa kesulitan dalam mengerjakan LTA. Bila tidak memeliki motivasi instrinsik yang kuat dan tinggi otomatis niat atau keinginan kita dalam mengerjakan LTA akan kurang karena motivasi dari dalam diri itu sangat besar pengaruhnya dalam keberhasilan mengerjakan LTA.

Analisis Bivariat

1. Hubungan Motivasi

Instrinsik Dengan Tingkat

Stres dalam Penyusunan LTA pada Mahasiswi Tingkat Akhir di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016.

Hasil uji chi-square test dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan nilai α = 0,05 maka dapat diketahui nilai p. Value = 0,002 < α = 0,05 maka dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya ada Hubungan Motivasi Instrinsik Dengan Tingkat Stres dalam Penyusunan LTA pada Mahasiswi Tingkat Akhir di Akademi Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sah Marianta Ginting dengan judul hubungan stres dalam adaptasi lingkungan asrama dengan siklus menstruasi pada mahasiswa semester I di Prodi D-III kebidanan di Universitas Prima Indonesia Medan Tahun 2016 dengan desain cross sectional dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami tingkat stres mayoritas berada pada kategori stres sedang sebanyak 37 orang (41,1%) dan responden siklus menstruasi mayoritas berada pada kategori teratur sebanyak 54 orang (60%). Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai asymp Sig (0,000) < α = 0,005. (12)

Menurut asumsi peneliti, hubungan motivasi instrinsik dengan tingkat stres dalam penyusunan LTA pada mahasiswi tingkat akhir di akademi kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016 adalah bahwa tidak semua mahasiswi tingkat akhir memiliki motivasi instrinsik tinggi mayoritas memiliki motivasi instrinsik sedang. Dengan demikian, kurangnya motivasi instrinsik menjadi faktor penyebab mahasiswi mengalami stres dalam mengerjakan LTA.

KESIMPULAN

(7)

1. Motivasi instrinsik yang dimiliki mahasiswi tingkat akhir di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016, 36 responden mayoritas memiliki motivasi sedang yaitu sebanyak 20 orang (55,6%) dan minoritas memiliki motivasi rendah yaitu sebanyak 6 orang (16,7%). 2. Tingkat stres yang dialami mahasiswi

tingkat akhir di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016, 36 responden mayoritas tingkat stres sedang yaitu sebanyak 18 orang (50,0%) dan minoritas tingkat stres berat yaitu sebanyak 4 orang (11,1%).

3. Ada Hubungan Motivasi Instrinsik Dengan Tingkat Stres dalam Penyusunan LTA pada Mahasiswi Tingkat Akhir di Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Tahun 2016, dengan hasil uji chi-square test dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan nilai α = 0,05 maka dapat diketahui nilai p. Value = 0,002.

SARAN

1. Bagi Responden

Diharapkan bagi mahasiswi untuk lebih meningkatkan motivasinya dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhirnya dan lebih menyadari lagi bahwa motivasi yang dari dalam diri itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

Dan bila berada dalam kondisi stres hendaknya dapat memanajemen stres tersebut dengan baik selama menyusunan Laporan Tugas Akhir. 2. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan agar Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi untuk menambah atau selalu memotivasi mahasiswinya dalam menyusun Laporan Tugas Akhir dan membantu mahasiswinya dalam mengatasai masalah stres yang dialami dalam menyusun Laporan Tugas Akhir. 3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi Institut Kesehatan Helvetia dapat bermamfaat untuk menambah wawasan mahasiswi tentang perlunya memiliki motivasi instrinsik dan menambah pengetahuan tentang manajemen stres yang baik dalam menyusun Laporan Tugas Akhir. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian selanjutnya sehingga dapat menambah informasi mengenai motivasi instrinsik, dan agar meneliti dan lebih mengembangkan variabel-variabel yang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

x

1. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2011. 2. UUD R. Undang-undang RI No. 20 Sistem Pendidikan Nasional ; 2003. 3. Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukuranya Jakarta: PT. Bumi Aksara; 2014. 4. Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: Rajawali Pers; 2011. 5. Syaiful. Psikologi Belajar Jakarta: Rineka Cipta; 2011.

6. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jakarta: Rhineka Cipta; 2013. 7. Islamuddin H. Psikologi Pendidikan Yogyakarta: Pustaka Belajar; 2012.

8. Nasrudin E. Psikologi Manajemen Bandung: CV. Pustaka Setia; 2010. 9. Mumpuni dA. Cara Jitu Mengatasi Stres Yogyakarta: CV. Andi; 2010.

10. Yufhinta D. Hubungan Motivasi Intrinsik dengan Hasil Belajar Mata Kuliah Keluarga Berencana pada Mahasiswa Program Studi D-III Kebidanan. SKRIPSI. 2012.

11. Rina. Hubungan Stres dengan Prestasi Belajar Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik. SKRIPSI. 2013.

12. Marianta S. Hubungan Stres dalam Adaptasi Lingkungan Asrama dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Semester I. Skripsi. 2016.

13. Priyoto. Konsep Manajemen Stres Yogyakarta: Nuha Medika; 2014. 14. Luk dS. Psikologi kesehatan Yogyakarta: Nuha Medika; 2014.

(8)

18. Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan Bandung: Media Perintis; 2015.

(9)

Gambar

Tabel .3.Distribusi  Frekuensi  Tingkat  Stres  pada
Tabel .4.Tabulasi  Silang  Hubungan  MotivasiInstrinsik  Dengan  Tingkat  Stres  dalamPenyusunan LTA pada Mahasiswi TingkatAkhir di Akademi Kebidanan Pemko TebingTinggi Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji Regresi Linier Berganda untuk melihat pengaruh variabel moral reasoning dan pengalaman mengaudit terhadap kemampuan auditor

Hubungan antar pemeluk umat beragama akan dapat terjalin dengan baik, jika masing-masing memiliki sikap keterbukan untuk menerima pihak lain atau orang berlainan agama

Data yang digunakan adalah data anggaran murni dan anggaran yang mengalami perubahan untukl alokasi anggaran belanja tidak langsung dan belanja langsung,

Adapun dalam penelitian ini mengingat kemampuan penulis yang terbatas dalam banyak hal, maka penelitian ini dibatasi membahas pelaksanaan promosi Bolu Kemojo

• Pemicu aktivitas ( activity driver); adalah suatu dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu aktivitas ke produk, pelanggan atau objek biaya final

Dimana kecerdasan emosi yang tinggi merupakan faktor yang cukup penting pada diri seseorang untuk dapat meningkatkan aktualisasi diri, hal ini sesuai dengan pendapat

Di mana tidak terdapat hubungan antara letak lesi terhadap tingkat mortalitas pada pasien stroke iskemik. Sedangkan letak lesi pada brain stem merupakan letak

Pada hari ini, Senin tanggal enam belas bulan Juni tahun Dua Ribu Empat Belas, bertempat di kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Jayapura, POKJA ULP yang