• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Pemikiran dan Pendidikan Islam.p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Pemikiran dan Pendidikan Islam.p"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN DAN PENDIDIKAN

ISLAM

“ BIOGRAFI DAN KONSEP PENDIDIKAN RASULULLAH ”

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SPPI)

DOSEN PENGAMPUH

Dr. MUH IDRIS, S.Ag, M.Ag

DISUSUN OLEH :

MURNIYATI NURDIN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

IAIN MANADO

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gurun tandus yang di kelilingi gurun pasir dan gunung-gunung, yang mana pada masa itu kehidupan manusia sangat lah buruk, sehingga disebutlah pada masa itu dengan zaman jahiliyah atau zaman kebodohan manusia, dilahirkanlah seorang manusia pilihan, yang merupakan pembawa cahaya iman, sebagai panutan akhlak yang mulia bagi umat manusia dan jin sampai akhir kehidupan di dunia ini.

(3)

Rasulullah SAW., sebagai rahmatan lil’alamin bagi orang yang mengharapkan rahmat dan kedatangan hari kiamat dan banyak menyebut Allah ( Al-Ahzab : 21 ) adalah pendidik pertama dan terutama dalam dunia pendidikan Islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang di lakukan Rasulullah SAW. dapat di katakan sebagai mukjizat luar biasa, yang manusia apa dan dimana pun tidak dapat melakukan hal yang sama. Hasil pendidikan Islam periode Rasulullah terlihat dari kemampuan murid-muridnya (para sahabat) yang luar biasa, misalnya: Umar Ibn Khotab ahli hukum dan pemerintahan, Abu Hurairah ahli hadist, Salman Al-Farisi ahli perbandingan agama: Mahjusi, Yahudi, Nasrani dan Islam; dan Ali Ibn Abi Thalib ahli hukum dan tafsir al-Qur’an, kemudian murid dari para sahabat di kemudian hari, tabi-tabiin, banyak yang ahli dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan sains, teknologi, astronomi, filsafat yang mengantar Islam ke pintu gerbang zaman keemasan. Hanya periode Rasulullah, fase Makkah dan Madinah, para aktivis pendidikan dapat menyerap berbagai teori dan prinsip dasar yang berkaitan dengan pola-pola pendidikan dan interaksi sosial yang lazim dilaksanakan dalam setiap manajemen pendidikan Islam.

Gambaran dan pola pendidikan Islam di periode Rasulullah SAW. di Mekkah dan Madina adalah sejarh masa lalu yang perlu kita ungkapkan kembali, sebagai bahan perbandingan, sumber gagasan, gambaran strategi menyukseskan pelaksanaan proses pendidikan Islam. Namun kiranya dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik dalam penyusunan kalimat, karena keterbatasan pengetahuan penulis dan masih kurangnya buku-buku pendukung dalam penulisan ini.

B.RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas saya mengambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

(4)

BAB I

PEMBAHASAN

A. SEJARAH HIDUP RASULULLAH

Sekitar tahun 570 M, Mekah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya ataupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Mekah menjadi pusat keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Mekah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab pada masa itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.1

Nabi Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin, tanggal 9 Rabi’ul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun itu dikenal dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerang Kota Mekah untuk menghancurkan Ka’bah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Ini berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaiman Al-manshurfury dan peneliti astronomi, Mahmud Pasha.

Nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Muhammad

(5)

SAW. Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah.

Ramalan tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh setiap dan semua nabi terdahulu, yang melalui mereka perjanjian telah dibuat dengan umat mereka masing-masing bahwa mereka harus menerima atas kerasulan Muhammad SAW nanti.

Tidak lama setelah kelahirannya, bayi Muhammad SAW diserahkan kepada Tsuwaibah, budak perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah menyusui Hamzah. Meskipun diasuh olehnya hanya beberapa hari, nabi tetep menyimpan rasa kekeluargaan yang mendalam dan selalu menghormatinya. Nabi SAW selanjutnya dipercayakan kepada Halimah, seorang wanita badui dari Suku Bani Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan kekar. Pada usia lima tahun, nabi dikembalikan Halimah kepad a tanggungjawab ibunya. Sejumlah hadis menceritakan bahwa kehidupan Halimah dan keluarganya banyak dianugrahi nasib baik terus-menerus ketika Muhammad SAW kecil hidup di bawah asuhannya. Halimah menyayangi baginda Rasul seperti menyayangi anak sendiri, penuh kasih sayang dan cinta, namun karena banyak kejadian yang luar biasa sehingga takut akan terjadi hal-hal yang tidak baik sehingga dikembalikanlah Rasul SAW kepada keluarga beliau.2

Muhammad SAW kira-kira berusia enam tahun, dimana tatkala asik bermain-main dengan teman-teman beliau, teman-teman beliau gembira saat ayah-ayah mereka pulang, namun Rasulullah pulang dengan tangisan menemui ibunda beliau, seraya berkata wahai ibunda mana ayah?.. ibunda beliau terharu tampa jawaban yang pasti, sehingga dalam ketidakmampuan atas jawaban tersebut, hingga suatu

(6)

ketika ibunda beliau mengajak baginda Nabi SAW pergi kekota tempat ayah beliau dimakamkan. Sekembalinya dari pencarian Makan suami tercinta ibu Rasul tercinta jatuh sakit dan meninggal dalam perjalanan pulang, dengan duka cita yang mendalam dan pulang bersama seorang pembantu nabi. Sekembalinya pulang sebagai anak yatim piatu maka beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Namun dua tahun kemudian, kakeknya pun yang berumur 82 tahun, juga meninggal dunia. Maka pada usia delapan tahun itu, nabi ada di bawah tanggungjawab pamannya Abi Thalib.

Pada usia 8 tahun, seperti kebanyakan anak muda seumurnya, nabi memelihara kambing di Mekkah dan menggembalakan di bukit dan lembah sekitarnya. Pekerjaan menggembala sekawanan domba ini cocok bagi perangai orang yang bijaksana dan perenung seperti Muhammad SAW muda, ketika beliau memperhatikan segerombolan domba, perhatiannya akan tergerak oleh tanda-tanda kekuatan gaib yang tersebar di sekelilingnya.

Diriwayatkan bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad SAW menyertai pamannya, Abu Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat kemudian beliau berjumpa dengan seorang pendeta, yang dalam berbagai riwayat disebutkan bernama Bahira. Meskipun beliau merupakan satu-satunya nabi dalam sejarah yang kisah hidupnya dikenal luas, masa-masa awal kehidupan Muhammad SAW tidak banyak diketahui.

Muhammad SAW, besar bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-hari yang dilaluinya penuh dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan kelembutan, kehalusan budi dan kejujuran beliau maka orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada beliau dengan Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.3

Pada usia 30 tahunan, Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan bijaksanya beliau, Nabi SAW mampu mendamaikan perselisihan kecil yang

(7)

muncul di tengah-tengah suku Quraisy yang sedang melakukan renovasi Ka’bah. Mereka mempersoalkan siapa yang paling berhak menempatkan posisi Hajar Aswad di Ka’bah. Beliau membagi tugas kepada mereka dengan teknik dan strategi yang sangat adil dan melegakan hati mereka.

Pada masa mudanya, beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan dari hasil usahanya. Kemudian pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan pemodal besar Arab dan janda kaya Mekah, Khadijah binti Khuwailid yang telah berusia 40 tahun.

Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer di Utara Mekah. Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril.

Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua bernama Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah-olah seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau berbaring di sana, remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau tidak dapat melakukan ini beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau.

Dia merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya. Dengan turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih Allah sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.

(8)

itu kemudian dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah al-qadar), dan menurut sebagian riwayat terjadi menjelang akhir bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang menandai masa awal kenabian, berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah).

Setelah beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut dilaksanakan secara individual, turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-mula beliau mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib. Beliau mengatakan di tengah-tengah mereka, “Saya tidak melihat seorang pun di kalangan Arab yang dapat membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa kepada kalian. Kubawakan kepada kalian dunia dan akhirat yang terbaik. Tuhan memerintahkan saya mengajak kalian semua. Siapakah diantara kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?”. Mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.

Pada permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima dakwah nabi yaitu dengan masuk Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, dari pihak perempuan adalah isteri nabi SAW yaitu Khadijah, dan dari pihak anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib ra.

Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir quraisy mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah.

(9)

Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam semakin kuat.

Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi Muhammad SAW mengalami kesedihan yang mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani hari-hari beliau yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan pada suatu malam ketika Nabi Muhammad SAW ada di Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta malaikat yang lain, lalu dibawanya dengan mengendarai Buroq ke Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda kebesaran dan kekayaan Allah SWT, pada malam itu juga Nabi Muhammad SAW kembali kenegeri Mekkah. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqso ke langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari.

Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan

(10)

berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membelanya dari segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Kedua”.4

Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, nabi istirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini nabi membangun sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang dibangun nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul nabi, setelah menyelesaikan segala urusan di Mekah.

Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu yang mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia.

Kejadian itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”, tetapi merupakan rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama selama sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar bin Khattab menetapkan saat terjadinya peristiwa hijrah sebagai awal tahun Islam, atau tahun qamariyah.

Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad SAW mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain,

(11)

dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala negara. Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan berperang dangan dua alasan: (1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.

Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di awal pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi siaga melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.

Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan mereka. Masuknya orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai pengaruh yang amat besar pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud; peperangan antara suku yang berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi persaudaraan seagama.5

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas

(12)

keagamaan dan para dai’ dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.

B.KONSEP PENDIDIKAN PADA MASA RASULULLAH SAW

Pemikiran pendidikan pada periode awal dalam sejarah islam ini terwujud dalam ayat-ayat Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW ketika beliau berbicara dengan sahabatnya dan mengajak manusia percaya kepada Allah SWT dan meninggalkan penyembahan berhala.

Pemikiran pendidikan yang terwujud pada dua sumber utama pendidikan islam ini bukanlah pemikiran pendidikan yang benar-benar seperti yang dipahami dalam pemikiran pendidikan modern, tetapi pemikiran yang bercampur dengan pemikiran politik, ekonomi, social, sejarah dan peradaban, yang keseluruhanya membentuk kerangka umum ideologi islam.

Dengan kata lain, pemikiran pendidikan islam dilihat dari segi Al-Qur’an dan Sunnah, tidaklah muncul sebagai pemikiran pendidikan yang terputus, tetapi suatu pemikiran yang hidup dan dinamis, berada dalam kerangka paradigma umum bagi masyarakat seperti yang dikehendaki oleh islam.

(13)

di Gua hira yang telah meletakkan garis-garis besar pemikiran pendidikan ini dalam Al-Qur’an”.6

Masa pembinaan ini berlangsung sejak Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama kali sekaligus diangkatnya beliau menjadi Rasul hingga sepeninggal nabi Muhammad SAW. Masa ini berlangsung kurang lebih 22 tahun. Dari beliaulah awal mula timbulnya sejarah pendidikan Islam, sehingga menimbulkan suatu tenaga penggerak luar biasa yang pernah dialami umat manusia.Oleh sebab itu beliau menjadi tauladan yang harus diikuti.

Dalam masa pembinaan ini, Penyampaian Nabi Muhammad SAW untuk membina umat manusia kearah yang lebih baik dibedakan ke dalam dua periode yaitu Periode Mekkah sebelum nabi hijrah ke Madinah dan periode Madinah yaitu ketika beliau hijrah dan tinggal di Madinah. Materi pendidikan yang beliau sampaikan pun berbeda.Pada saat di Mekkah beliau menyampaikan tentang pendidikan ketauhidan.Dan pada saat di Madinah beliau lebih menitik beratkan pada pembentukkan dan pembinaan masyarakat baru.

Pola pendidikan yang di lakukan Nabi Muhammad SAW sejalan dengan tahapan-tahapan dakwah yang di sampaikannya kepada kaum Quraisy. Dalam tahapan ini ada tiga tahapan sebagai berikut :

Pada awal turunnya wahyu ( the first revelation ), pola pendidikan yang dilakukan adalah sembunyi-sembunyi, mengingat kondisi sosial-politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga dekat Rasulullah. Mula-mula Rasulullah mendidik istrinya Khadijah untuk beriman kepada dan menerima prtunjuk dari Allah, kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali Ibnu Abi Thalib (anak pamannya) dan Zaid Ibnu Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang

(14)

kemudian di angkat menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat karibnya Abu Baka Shiddiq. Secara berangsur-angsur ajakan tersebut di sampaikan secara meluas, tetapi masih terbatas di kalangan keluarga dekat dari suku Quraisy saja.

Pendidikan secara sembunyi-sembunyi berlangsung selma tiga tahun sampai kurun waktu berikutnya, yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan terang-terangan.7 Ketika wahyu tersebut turun, beliau mengundang keluarga dekatnya

untuk berkumpul di bukit Shafa, menyerukan agar berhati-hati terhadap azab yang keras di kemudian hari (hari kiamat) bagi orang-orang yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan Yang Esa dan Muhammad sebagai utusan-Nya. Seruan tersebut di jawab oleh Abu Lahab, Celakalah kamu Muhammad! Untuk inikah kami mengumpulkan kamu? Saat itu turun wahyu menjelaskan perihal Abu Lahab dan istrinya.

Hasil seruan dari dakwah secara terang-terangan yang terfokus kepada keluarga dekat, kelihatannya belum maksimal sesuai dengan apa yang di harapkan. Maka, Rasulullah mengubah strategi dakwahnya dari seruan yang terfokus kepada keluarga dekat beralih kepada seruan umum, umat manusia secara keseluruhan. Seruan dalam skala “Internasional” tersebut didasarkan kepada perintah Allah.

Ajaran-ajaran yang beliau berikan antara lain:

Nabi Muhammad SAW memperoleh penghayatan yang mantap tentang ajaran tauhid yang intisarinya tercermin dalam surat AL-Fatihah yang inti Pokoknya antara lain:

Bahwa Allah adalah pencipta alam semesta dan dialah satu-satunya yang menguasai dan mengatur alam ini sedemikian rupa yang merupakan tempat kehidupan makhluknya.7

(15)

Bahwa Allah memberikan nikmat dan memberikan keperluan bagi semua makhluk-makhluknya terutama manusia. Pengertian bahwa Allah bersifat Rahman dan Rahim memberikan pengertian bahwa Allah memiliki sifat kasih sayang terhadap makhluk-makhluknya.

Bahwa Allah yang merajai hari kemudian dan bahwa segala amal perbuatan manusia selama di dunia akan di perhitungkan diakhirat nanti.

Bahwa Allah adalah tuhan yang wajib disembah dan hanya kepada-Nya lah segala bentuk pengabdian ditujukan.

Bahwa Allah adalah tempat manusia pertolongan dan tempat bergantung.

Bahwa Allah yang membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan dan godaan.

Pendidikan tauhid tersebut diberikan oleh Rasulullah SAW pada umatnya dengan cara yang bijaksana dan sekaligus beliau memberikan teladan dan contoh ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Nabi Muhammad SAW melakukan sembahyang (shalat) sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dengan ikhlas hati menyembahNya.Pada mulanya sembahyang itu belum dilakukan sebanyak lima kali sehari semalam kemudian setelah nabi Isra dan Mi’raj berulah diwajibkan untuk shalat lima waktu.Adapun zakat semasa di Mekkah diberikan kepada fakir miskin dan anak-anak yatim dan membelanjakan harta untuk jalan kebaikan.

(16)

atas cobaan yang Allah berikan, Bersatu padu menegakkan agama Allah, Hidup sederhana.

Al-Qur’an merupakan intisari dan sumber pokok dari ajaran islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Tugas Nabi Muhammad SAW selain mengajarkan tauhid juga mengajarkan Al-Qur’an kepada umatnya agar secara utuh dan sempurna menjadi milik umatnya, yang selanjutnya akan menjadi warisan ajaran secara turun-temurun dan menjadi pegangan serta pedoman hidup bagi kaum muslimin sepanjang zaman.

Bagi kalangan anak-anak terdapat kuttab-kuttab atau maktab (tempat belajar) khusus untuk Qiraah Al-Qur’an. Keberadaan kuttab-kuttab ini ditunjukkan di dalam Shahih Bukhori bab dam (denda) bahwa Ummu Salamah mengirimkan utusan kepada pengajar Al-Qur’an untuk menyampaikan pesan “kirimkanlah untukku anak-anak kecil” juga ditunjukkan di dalam abadul Mufrod karya Al- Bukhori pada bab salam kepada anak-anak dengan sanad kepada IbnuUmar,“sesungguhnya dia mengucapkan salam penghormatan kepada anak-anak kecil di kuttab.8

Kedatangan Nabi Muhammad SAW bersama kaum Muslimin disambut oleh penduduk Madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan.Di Madinah Nabi Muhammad SAW menghadapi kenyataan bahwa umatnya terdiri dari dua kelompok yang saling berbeda latar belakang kehidupannya.Yaitu mereka yang berasal dari mekkah (kaum Muhajjirin) Dan mereka yang merupakan penduduk asli Madinah (kaum Ansor).kenyataan lain yang dihadapi Nabi Muhammad SAW adalah bahwa masyarakat kaum muslimin yang baru di Madinah dan masyarakat kaum Yahudi yang memang sudah menjadi penduduk Madinah dan mereka tersebut tidak merasa senang dengan terbentuknya masyarakat baru yaitu kaum muslimin.

(17)

Melihat kenyataan tersebut, beliau mulai mengatur dan menyusun segenap potensi yang ada dalam lingkungannya, memecahkan permasalahan yang dihadapi menggunakan kekuatan yang ada, dalam rangka menyusun suatu masyarakat baru yang terus berkembang, yang mampu menghadapi tantangan yang berasal dari luar dengan kekuatan sendiri.

Pendidikan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ialah memperkuat persekutuan kaum muslimin dan mengikis habiskan sisa-sisa permusuhan dan persukuan dengan beberapa cara, diantaranya

Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru menuju kesatuan sosial dan politik. Bersama kaum muslimin nabi membangun masjid.Masjid itulah yang digunakan sebagai pusat kegiatan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin untuk membina masyarakat baru. Jadi, masjid ini merupakan pusat pengajaran.

Nabi Muhammad SAW pun mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu padu. Dasar-dasar tersebut diantaranya : Nabi Muhammad SAW mengikis habis sia-sia permusuhan atau pertenyangan antar suku dengan jalan mengikat tali persaudaraan diantara mereka, menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adanya syariat zakat dan puasa yang merupakan pendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial baik secara material maupun moral.9

Dalam pembinaan di Madinah disyariatkan pula media komunikasi berdasarkan wahyu yaitu shalat jum’at berjamaah. Dengan shalat jum’at berjamaah warga berkumpul langsung dan mendengarkan khutbah Rasulullah SAW dan shalat jum’at telah memupuk rasa solidaritas sosial yang sangat tinggi dalam menangani masalah bersama.

(18)

Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan, Materi pendidikan sosial dan kewarganegaraan islam pada masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah yang prakteknya disempuranakan dengan ayat-ayat yang turun selama periode Madinah.

Pelaksanaan atau praktek pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut:

Pendidikan Ukhuwah Antar Kaum Muslimin Rasulullah SAW berusaha menghubungkan antara hati mereka dengan iman kepada Allah dan Rasulnya, mereka dipersaudarakan karena Allah artinya diikat oleh hubungan hanya karena Allah. Rasulullah SAW memerintahkan kepada kaum muhajirin yang telah dipersaudarakan dengan kaum Anshor agar mereka saling bekerjasama dalam masalah-masalah sosial. Keluarga yang dimaksud adalah suami, istri, dan anak-anaknya yang merupakan inti dari terbentuknya umat yang luas dan yang saling megingatkan.

Rasulullah SAW memperingatkan agar anak diberikan bimbingan dan pendidikan agar ia tumbuh dan berkembang dalam rangka mempersiapkan anak-anak agar mampu menerima warisan islam dan bertanggungjawab untuk mengemban tugas-tugasnya. Maka sejak diperintahkan oleh nabi Muhammad SAW itulah anak-anak membaca dan menulis al-Qur’an serta menghafalnya.

(19)

C. SIFAT-SIFAT RASULULLAH SAW

Rasulullah mempunyai perilaku dan akhlak yang sangat mulia terhadap sesama manusia, khususnya terhadap umatnya tanpa membedakan atau memandang seseorang dari status sosial, warna kulit, suku bangsa atau golongan. Beliau selalu berbuat baik kepada siapa saja bahkan kepada orang jahat atau orang yang tidak baik kepadanya. Oleh kerana itu tidak mengherankan karena di dalam Al-Quran, beliau disebut sebagai manusia yang memiliki akhlak yang paling agung.

Oleh karena itu marilah kita mempelajari sifat-sifat Baginda yaitu Siddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah.

Siddiq artinya benar. Benar adalah suatu sifat yang mulia yang menghiasi akhlak seseorang yang beriman kepada Allah dan kepada perkara-perkara yang ghaib. Ia merupakan sifat pertama yang wajib dimiliki para Nabi dan Rasul yang dikirim Tuhan ke alam dunia ini bagi membawa wahyu dan agamanya. Pada diri Rasulullah SAW, bukan hanya perkataannya yang benar, malah perbuatannya juga benar, yakni sejalan dengan ucapannya. Jadi mustahil bagi Rasulullah SAW itu bersifat pembohong, penipu dan sebagainya.

Amanah artinya benar-benar boleh dipercayai. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, nescaya orang percaya bahawa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh kerana itulah penduduk Makkah member gelaran kepada Rasulullah SAW dengan gelaran ‘Al-Amin’ yang bermaksud ‘terpercaya’, jauh sebelum beliau diangkat jadi seorang Rasul. Apa pun yang beliau ucapkan, dipercayai dan diyakini penduduk Makkah kerana beliau terkenal sebagai seorang yang tidak pernah berdusta.

(20)

meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.

(21)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari perjalanan sejarah nabi ini, dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW, di samping sebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi yang cakap. Hanya dalam waktu sebelas tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil menundukan seluruh Jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.

Kita dapat membagi masa dakwah Muhammad SAW menjadi dua periode, yang satu berbeda secara total dengan yang lainnya, yaitu: Periode Mekah, berjalan kira-kira tiga belas tahun. Periode Madinah, berjalan selama sepuluh tahun penuh.

Setiap periode memiliki tahapan-tahapan tersendiri, dengan kekhususannya masing-masing. Periode mekah dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga tahun. Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekah, yang dimulai sejak tahun keempat dari kenabian hingga akhir tahun kesepuluh. Tahapan dakwah di luar Mekah, yang dimulai dari tahun kesepuluh dari kenabian hingga hijrah ke Madinah.

(22)

Konsep Pendidikan di masa Rasulullah Kedudukan Rasulullah sebagai pendidik yang ideal dalam pendidikan islam dapat dilihat dari peranannya yang sangat luar biasa dalam pengelolaan dan pengembangan sistem pendidikan, meskipun dengan menggunakan sarana dan prasarana yang sangat sederhana, ia telah berhasil menerapkan pendidikan yang berkualitas.

Metode pendidikan yang di terapkan bervariasi, sehingga dapat menghilangkan kebosanan dan kejenuhan peserta didik dalam belajar. Metode yang di terapkan Rasulullah antar lain adalah metode tanya jawab, demonstrasi,

uswat al-hasana, dan metode lainnya.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Haekal Husain Muhammad, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta: Litera Antarnusa, 1990.

Ajid Thohir, Kehidupan Umat Islam Pada Masa Rasulullah SAW, (Bandung: Pustaka Setia, 2004).

H Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2011. Barnaby Rogerson, Biografi Muhammad, (Jogjakarta : Diglossia, 2007)

Yunus Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992

Ramaluyis Prof. DR.. 2012. SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM. Kalam mulia. H. 8

Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Husna, 1988.

Munawar Cholil. 1969. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW. Bulan Bintang. Cet. 15

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran efek samping penggunaan depo medroksiprogesteron asetat (DMPA) di klinik Yostavan Medika Prambon, Sidoarjo.. xxi

Untuk menentukan titik kontrol pemetaan fotogrametri secara efisien yaitu dengan cara penentuan posisi dengan GPS geodetik dual frekuensi menggunakan metode statik singkat

Fenomena pulau bahang ( urban heat island ) terjadi di Kota Semarang dibuktikan dengan suhu permukaan rata-rata yang turun dari daerah pusat kota ke pinggiran kota.. Kata Kunci

Jumlah yang diperakukan itu dan perb~zaan dengan jumlah yang Ielah dibayar terse but akan menjadi bayaran terakhir klien kepada kontraktor atau pun hutang yang perlu

Hasil uji BNT untuk perlakuan menunjukan bahwa pemberian ketiga jenis ekstrak pada umpan tidak ada perbedaan terhadap hasil tangkapan; tetapi pemberian ekstrak power bait dan

Krisis finansial global mulai muncul sejak bulan Agustus 2007, yaitu pada saat salah satu bank terbesar Perancis BNP Paribas mengumumkan pembekuan beberapa sekuritas

Nilai-nilai humanisme di SMP Alternatif Qaryah Thayyibah dapat di lihat dalam bentuk bagaimana seorang pendidik disana memperlakukan siswa bukan hanya sebagai obyek didik