Click to BUY NOW!
tra ck
er-software.co
m tra Click to BUY NOW!
ck
er-software.co
Prosiding Seminar Nasional
Dalam rangka Dies Natalis ke-50 Universitas Merdeka Malang
Peyunting:
1. Prof. Ir. Agus Suprapto, M .Sc., Ph.D 2. Dr. Boge Triatmanto, M M
3. Dr. W ahyu W iyani, M .Si
Hak Cipt a Dilindungi Undang-undang
Copyright @ 2014
ISBN: 978-979-3220-30-7
Dit erbit kan oleh:
U n m er P r ess
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Merdeka Malang
Alamat Penerbit :
Jl. Terusan Raya Dieng 62-64 M alang Telp./ Fax. (0341) 581056
Website: lppm.unmer.ac.id
E-Mail :
lppm@unmer.ac.id
Dicetak oleh: Unmer Print
M EN I N GK AT K AN K ESEJ AH TERAAN M ASY ARAK AT
M ELALU I EK ON OMI K ERAK Y AT AN
DAN PERAN POSDAY A
Click to BUY NOW!
tra ck
er-software.co
m tra Click to BUY NOW!
ck
er-software.co
PROSIDING
SEM INAR NASIONAL
Sub Tema :
1. Kemiskinan dan UM KM
2. CSR & Pemberdayaan M asyarakat 3. Kesiapan Sumber Daya M anusia 4. Teknologi Tepat Guna
5. Kebijakan Pemerint ah t erkait dengan Kesejaht eraan M asyarakat
Peyunting:
1. Prof. Ir. Agus Suprapto, M .Sc., Ph.D 2. Dr. Boge Triatmanto, M M
3. Dr. W ahyu W iyani, M .Si
Click to BUY NOW!
tra ck
er-software.co
m tra Click to BUY NOW!
ck
er-software.co
KATA PENGANTAR
Upaya pengentasan kemiskinan untuk menuju kesejahteraan masyarakat telah banyak
dilakukan baik oleh pemerintah, swasta maupun jajaran Perguruan Tinggi. Salah satu yang
terintegrasi adalah yang dilakukan oleh Yayasan Damandiri bekerjasama dengan Perguruan
Tinggi dan Pemerintah Daerah yang tersebar di 200 Kabupaten/Kota di Propinsi seluruh
Indonesia melalui Program Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga).
Dalam rangka membangun kepedulian dan peran serta lembaga dan masyarakat umum
terhadap pemberdayaan dalam rangka menekan angka kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dapat difasilitasi melalui Seminar Nasional ini dengan materi :
1. Kemiskinan dan UMKM, 2. CSR & Pemberdayaan Masyarakat, 3. Kesiapan Sumber Daya
Manusia, 4. Teknologi Tepat Guna, 5.Kebijakan Pemerintah terkait dengan Kesejahteraan
Masyarakat.
Kita harapkan dengan seminar nasional ini mampu memberikan sumbangan ilmu dan
saran bagi kalangan tenaga edukatif, birokrasi dan instansi swasta serta NGO terhadap program
peningkatan kesejahteraan Masyarakat.
Seminar ini terselenggara atas prakarsa Ketua LPPM unmer Malang dengan Bapak Prof.
Dr. Haryono Suyono selaku Ketua Yayasan Damandiri dan Abah Anton selaku Walikota Malang.
Kegiatan ini juga didukung oleh pihak perbankan khususnya Bank UMKM Jawa Timur dan
semua pihak yang telah membantu kelancaran penyelenggaraan seminar nasional dan pembuatan
proceeding ini. Panitia mengucapkan terima kasih kepada keynote speaker, invited speaker dan
presenter atas sumbangan makalahnya sehingga seminar nasional ini bisa terselenggara.
Malang, Mei 2014
Ketua Pelaksana
Prof. Ir. Agus Suprapto, MSc., PhD
Click to BUY NOW!tra ck
er-software.co
m tra Click to BUY NOW!
ck
er-software.co
DAFTAR ISI
Makalah Kunci
PERAN PEMDA DAN PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBERDAYAAN
KELUARGA MELALUI POSDAYA ... 1 Prof. Dr. Haryono Suyono
Makalah Utama
1. PROGRAM SENTRA PERKULAKAN POSDAYA (SENKUDAYA) ... 4
Dr. Subiakto Tjakrawerdaja
2. BLUSUKAN, DENGARKAN ASPIRASI BENTUK POSDAYA ... 7 H. Moch. Anton
3. PENGEMBANGAN KAWASAN PEDESAAN BERKELANJUTAN BERBASIS
KEARIFAN LOKAL ... 12 Prof. Ir. H. Respati Wikantiyoso, M.SA., Ph.D
4. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELUARGA MISKIN MELALUI KAKB ... 19
dr.H.Hasto Wardoyo, Sp.OG(K)
Makalah Pendamping
1. ANALISIS DAMPAK PENERAPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ... 25
Abdurrahman Faris, Yanuar Trisnowati
2. DESAIN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ... 32
Aditya Hermawan
3. PENGEMBANGAN SISTEM MUTU PENGELOLAAN PRODUKSI DAN
PEMASARAN DENGAN STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
SEBAGAI UPAYA MENYEJAHTERAKAN UMKM ... 47 Ginanjar Indra Kusuma Nugraha, Diaz Mufida
4. PEMBERDAYAAN UMKM DAN UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI
DAERAH: SEBUAH TELAAH KONSEP ... 55 Hananiel M. Gunawan
5. PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN MELALUI SINERGITAS POTENSI
EKONOMI DAN POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA ... 62 Ida Nuraini, Muhammad Sri Wahyudi Suliswanto
6. KINERJA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO BERBASIS KELOMPOK
PEREMPUAN TERHADAP PEMBERDAYAAN PEREMPUAN USAHA MIKRO DI PROVINSI JAWA TIMUR ... 71 Ike Kusdyah Rachmawati
7. DETERMINAN PENENTU KEMISKINAN RUMAH TANGGA ... 80
Johanna Mano Click to BUY NOW!
tra ck
er-software.co
m tra Click to BUY NOW!
ck
er-software.co
8. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN PENANGKAPAN DAN PEMBESARAN LOBSTER (BUDIDAYA) DI DESA UMIYAL, PULAU
GEBE, HALMAHERA TENGAH ... 92 Mufti Abd. Murhum
9. APLIKASI MANAJEMEN PENGETAHUAN SEBAGAI BAHAN
PERTIMBANGAN KEPUTUSAN ... 97 Oki Anita Candra Dewi, Kuntum Khoiro Ummatin , Andhika Eko Prasetyo
10. ANALISIS NILAI PAMERAN BAGI UMKM MITRA BINAAN MELALUI
PROGRAM KEMITRAAN BUMN ... 105 Rini Fatmawati, Fetty Aizah Vitriah
11. PENCITRAAN DAN PROMOSI USAHA KECIL MENENGAH
KOTA MALANG ... 114 Tri Yulistyawati. Evelina, Saiful Yahya
12. PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH IKAN GUNA MENINGKATKAN
PENDAPATAN NELAYAN PADA MASYARAKAT WATUKARUNG
PACITAN ... 121 Prima Vitasari, Siswi Astuti, Ertin Lestari
13. INOVASI DAN KEUNGGULAN BERSAING: Sebuah Tinjauan dalam Perspektif
Knowledge Management, Talent Development dan Modal Sosial ... 130 Pudjo Sugito
14. MODEL PENANGGULANGAN KEMISKINAN MASYARAKAT PEDESAAN
BERBASIS POTENSI EKONOMI LOKAL DI KABUPATEN MALANG
JAWA TIMUR ... 147 Rusdi, Endang Sumarti, Munifah Zunairi
15. MODEL PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PESISIR
MELALUI RE-ENGINEERING EKONOMI BERBASIS KOPERASI
BERKELANJUTAN... 157 Iin Indarti & Istiarto
16. KAJIAN HASIL PEMURNIAN GARAM KROSOK SECARA MEKANIS
UNTUK PRODUK PERIKANAN ... 175 Wahyu Sulistyowati, Titiek Indhira A, Bagiyo Suwasono, Nodi Marefanda
17. PENINGKATAN TARAF KEHIDUPAN MELAUI INOVASI PRODUK
MAKANAN RINGAN DI KOTA BLITAR ... 188 Denok Wahyudi Setyo Rahayu
18. ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK FASHION LOKAL
DAN IMPOR ... 195 Evelyn Setiawan
Click to BUY NOW!
tra ck
er-software.co
m tra Click to BUY NOW!
ck
er-software.co
Prosiding Seminar Nasional
“MENINGKATKAN KESEJAHTERAAAN MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KERAKYATAN DAN PERAN POSDAYA
-62-
Dies Natalis Universitas Merdeka Malang ke 50 Tahun
PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN
MELALUI SINERGITAS POTENSI EKONOMI
DAN POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA
Ida Nuraini, M uhammad Sri Wahyudi Suliswanto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang
Abstrak
Bonus demografi yang akan dihadapi oleh Indonesia pada tahun 2019-2024 mendatang dapat dipandang sebagai keuntungan tapi sekaligus juga merupakan masalah. Bonus demografi akan menguntungkan jika angkatan kerja itu memberi nilai tambah, tetapi sebaliknya akan menjadi bencana kalau mereka hanya menjadi pekerja kasar atau bahkan menganggur.
Dalam mengantisipasi masalah tersebut adalah melalui upaya mensinergikan potensi ekonomi dan potensi sumberdaya manusia di daerah agar keahlian sumberdaya manusia antara yang dibutuhkan dan penawarannya sesuai, sehingga dapat meminimumkan angka pengangguran. Untuk itu diperlukan pemetaan potensi ekonomi dan potensi sumberdaya manusia di tiap-tiap wilayah kecamatan di Kabupaten Malang.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa potensi ekonomi dan ketrampilan yang dibutuhkan di masing-masing Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) di Kabupaten Malang berdasarkan potensi ekonomi yang dimiliki adalah sebagai berikut: SSWP I membutuhkan SDM dengan keahlian Sopir, Masinis, Pilot, Teknisi Komputer, Teknisi HP; SSWP II; membutuhkan Ahli Listrik, Tukang Bangunan, Pelayanan Hotel, Ahli Masak, Ahli Bisnis, Ahli Keuangan, Ahli administrasi; SSWP III, membutuhkan Ahli pertanian; SSWP IV membutuhkan Ahli pertanian, Ahli pertambangan dan penggalian; SSWP V membutuhkan Birokrasi pemerintah, swasta; dan SSWP VI meliputi Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Bantur dan Gedangan membutuhkan Ahli pertambangan dan penggalian.
Kata Kunci: Sinergitas, Bonus Demografi, Ketenagakerjaan, Potensi ekonomi.
PENDAHULUAN
Indonesia saat ini menghadapi banyak
masalah ketenagakerjaan yang sangat
kompleks. Jumlah pengangguran secara
akumulatif terus meningkat secara tajam, sejalan dengan meningkatnya jumlah lulusan pendidikan sekolah. Hal ini harus segera ditanggulangi agar tidak terus menambah jumlah pengangguran yang ada di Indonesia
dan meningkatkan angka kemiskinan
penduduknya. Hal ini dikarenakan semakin
tingginya tingkat pengangguran akan
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan masyarakat yang berimbas pada tingkat
kemakmuran. Apalagi pada tahun 2019-2024 Indonesia akan mengalami bonus demografi. Bonus demografi adalah bonus atau peluang yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif
(usia 15-64 tahun) dalam evolusi
kependudukan yang dialaminya. Di Indonesia fenomena ini terjadi karena proses transisi demografi yang berkembang sejak beberapa tahun lalu dipercepat oleh keberhasilan kita menurunkan tingkat fertilitas, meningkatkan kualitas kesehatan dan suksesnya program-program pembangunan sejak era Orde Baru hingga sekarang. Fenomena sosial yang harus Click to BUY NOW!
Prosiding Seminar Nasional
“MENINGKATKAN KESEJAHTERAAAN MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KERAKYATAN DAN PERAN POSDAYA
-63-
Dies Natalis Universitas Merdeka Malang ke 50 Tahun
dimanfaatkan pemerintah Indonesia; karena perkiraan jumlah angkatan kerja pada tahun 2019 mencapai 139.948.000 orang dan pada tahun 2024 akan mencapai 146.143.400 orang. “ Pemerintah harus menyiapkan anak-anak pada tahun 2019 hingga 2024 untuk masuk dalam angkatan kerja dengan menjadi
calon tenaga kerja yang memiliki
keterampilan lebih. Jika hanya menjadi tenaga kerja kasar seperti sekarang, bonus demografi akan menjadi musibah sebab mereka tidak
mampu memberi nilai lebih ekonomi
dikarenakan tingginya angka pengangguran yang ditimbulkan.
Angka pengangguran di Kabupaten
Malang tergolong masih cukup tinggi
dibandingkan dengan 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Berdasarkan Data Makro Sosial Jawa Timur, jumlah penganggur di Kabupaten Malang pada tahun 2011 mencapai 60.028, angka ini terbesar kedua setelah Kota Surabaya. Hal ini tentu harus menjadi perhatian bagi pemerintah, mulai dari pemerintah daerah sampai pada tingkat desa.
Pemerintah daerah harus mampu
meningkatkan kualitas tenaga kerja yang ada di daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimilikinya, hal ini dikarenakan keberhasilan pembangunan daerah tidak
terlepas dari kemampuan sumberdaya
manusia (SDM) yang ada sebagai pelaku
maupun sebagai sasaran pembangunan.
Sejalan dengan upaya di atas Pemerintah
Daerah perlu melakukan kajian
pengembangan wilayahnya sebagai salah satu
upaya untuk mendukung perencanaan
ketenagakerjaan di wilayahnya. Dukungan ini dilakukan dengan cara menggali lebih dalam potensi dan daya saing yang dimiliki setiap daerah. Hal ini dikarenakan keahlian masyarakat masih seringkali tidak sejalan dengan potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerahnya.
Kabupaten Malang memiliki 33
Kecamatan dengan potensi ekonomi dan potensi sumberdaya manusia yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebagai upaya memecahkan permasalahan ketenagakerjaan
di daerah maka perlu adanya model
pengembangan ketenagakerjaan yang
bersinergi dengan potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah.
METODE PENELITIAN
Untuk membangun model perencanaan ketenagakerjaan yang berbasis pada potensi ekonomi di tiap-tiap kecamatan sebagai upaya strategis menghadapi adanya bonus demografi tahun 2019-2024, maka kerangka pikir
mengenai model pengembangan
ketenagakerjaan di Kabupaten Malang dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1.
Bagan Alur Proses Penyusunan Model Pengembangan Ketenagakerjaan Melalui Optimalisasi Potensi Ekonomi Desa di Kecamatan Dau
Click to BUY NOW!
Prosiding Seminar Nasional
“MENINGKATKAN KESEJAHTERAAAN MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KERAKYATAN DAN PERAN POSDAYA
-64-
Dies Natalis Universitas Merdeka Malang ke 50 Tahun
Lokasi penelitian adalah seluruh
Kecamatan yang ada di Kabupaten Malang. Daerah ini dipilih mengingat Kabupaten Malang masih memiliki angka pengangguran yang cukup tinggi. Data yang digunakan adalah sekunder yang diperoleh dari instansi BPS, dinas ketenagakerjaan dan Kantor BKKBN. Sedangkan alat analisis adalah SLQ (Static Location Quotient), DLQ (Dynamic
Location Quotient) serta Analisis Tipologi Klassen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Indikator keberhasilan pemerintah daerah di berbagai sektor ekonomi salah satunya dapat dilihat dari besarnya distribusi Produk Domestik Regional Bruto. Berikut ini gambaran kontribusi masing-masing sektor dan sub sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Malang dalam dua tahun terakhir.
Tabel 1
Kontribusi Masing-Masing Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Kabupaten Malang Tahun 2011-2012
No Sektor/Sub-sektor
Kontribusi Masing-Masing Sektor
2011 2012 Rata-rata
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 26,28 26,98 26,63
7 Pengangkutan & Komunikasi 3,26 3,32 3,29
8 Keu., Persewaan, & Jasa Perus. 4,27 4,31 4,29
9 Jasa-Jasa 12,95 12,79 12,87
TERTIER 46,76 47,41 47,08
PDRB 100,00 100,00
Sumber: PDRB Kabupaten dan SSWP, 2013 (diolah)
Kontribusi sektoral tersebut, secara tidak langsung menunjukkan bagaimana struktur perekonomian Kabupaten Malang. Struktur perekonomian didominasi oleh sektor tersier (47%) khususnya sub sektor perdagangan yang memberikan sumbangan terbesar yaitu 26,6%.
Struktur Ekonomi Sub Satuan Wilayah Pembangunan (SSWP)
Kabupaten Malang memiliki 33
Kecamatan yang dibagi menjadi 6 Sub Satuan
Wilayah Pengembangan (SSWP).
Pembentukan SSWP ini dimaksudkan untuk memudahkan pemerintah daerah melakukan
fungsinya yaitu dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi
pembangunan sehingga diharapkan
pembangunan di wilayah Kabupaten Malang dapat merata, terpadu (lintas sektor) dan tepat sasaran. SSWP I, Lingkar Kota Malang
meliputi Kecamatan Dau, Karangploso,
Singosari, Pakis, Tajinan, Lawang,
Bululawang, Pakisaji dan Wagir didominasi oleh sektor tersier disusul sektor sekunder dan terakhir sektor primer. Wilayah SSWP I ini merupakan wilayah yang paling tinggi kontribusinya terhadap Kabupaten Malang dalam menyumbangkan PDRB.
SSWP II, Kepanjen dan sekitarnya meliputi Kecamatan Wonosari, Ngajum,
Kepanjen, Kromengan, Sumberpucung,
Click to BUY NOW!
Prosiding Seminar Nasional
“MENINGKATKAN KESEJAHTERAAAN MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KERAKYATAN DAN PERAN POSDAYA
-65-
Dies Natalis Universitas Merdeka Malang ke 50 Tahun
Pagak, Donomulyo, Gondanglegi, Pagelaran dan Kalipare didominasi oleh sektor tersier dissul sektor primer dan kemudian sektor sekunder. Wilayah SSWP II ini menduduki peringkat kedua setelah SSWP I dalam menyumbagkan PDRB terhadap Kabupaten Malang.
SSWP III, Ngantang dan sekitarnya meliputi Kecamatan Kasembon, Ngantang dan Pujon adalah wilayah yang PDRB nya paling rendah. PDRB nya didominasi pleh sektor tersier disusul sektor primer dan sektor sekunder.
SSWP IV, Tumpang dan sekitarnya
meliputi Kecamatan Jabung, Tumpang,
Poncokusumo, dan Wajak; SSWP V, Dampit dan sekitarnya meliputi Kecamatan Turen, Dampit, Tirtoyudo, dan Ampelgading; SSWP VI, Sumbermanjing Wetan dan sekitarnya meliputi Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Bantur dan Gedangan semua wilayah ini struktur perekonomian didominasi oleh sektor tersier disusul sektor primer kemudian sektor sekunder. Sedangkan untuk sub sektor yang basis maupun yang potensial dapat dilihat pada tabel Gambar 2.
Sedangkan untuk rincian sektoralnya, SSWP I memiliki sektor potensi ekonomi (dengan klasifikasi tipe S1) sebanyak 1 yaitu
sektor pengangkutan dan komunikasi.
sedangkan sub sektor potensi ekonomi
(dengan klasifikasi tipe S1) hanya 12 yaitu sub sektor: 1) industri makanan, minuman dan tembakau, 2) tekstil, kulit dan alas kaki, 3) kertas dan barang cetakan, 4) semen dan barang galian non logam, 5) logam dasar besi dan baja, 6) alat angkutan, mesin dan peralatan, 7) barang-barang lainnya, 8) air bersih, 9) angkutan udara, 10) bank, 11) lembaga keuangan bukan bank, dan 12) hiburan dan kebudayaan.
SSWP II memiliki sektor potensi ekonomi (dengan klasifikasi tipe S1) sebanyak 5 sektor yaitu: 1) listrik dan air bersih, 2) bangunan, 3) perdagangan, hotel dan restoran, 4) keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, 5) jasa-jasa. Serta memiliki sub sektor potensi ekonomi (dengan klasifikasi tipe S1) sebanyak 16 yaitu sub sektor: 1)
perusahaan, 14) administrasi pemerintahan dan pertahanan, 15) sosial kemasyarakatan, 16) perorangan dan rumah tangga.
Gambar 2
Kontribusi Masing-Masing Sektor Terhadap PDRB Masing-Masing SSWP di Kabupaten Malang Tahun 2012
Sumber: PDRB Kabupaten dan SSWP, 2013 (diolah)
Primer Sekunder Tert ier
Click to BUY NOW!
Prosiding Seminar Nasional
“MENINGKATKAN KESEJAHTERAAAN MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KERAKYATAN DAN PERAN POSDAYA
-66-
Dies Natalis Universitas Merdeka Malang ke 50 Tahun
SSWP III memiliki sektor potensi ekonomi (dengan klasifikasi tipe S1) hanya 1 yaitu sektor pertanian. Sedangkan sub sektor potensi ekonomi (dengan klasifikasi tipe S1) sebanyak 1 yaitu sub sektor peternakan.
SSWP IV memiliki sektor potensi ekonomi (dengan klasifikasi tipe S1) sebanyak 2 yaitu sektor: 1) pertanian dan 2) pertambangan dan penggalian. Sedangkan sub sektor potensi ekonomi (dengan klasifikasi tipe S1) sebanyak 5 yaitu sub sektor: 1)
tanaman bahan makanan, 2) tanaman
perkebunan, 3) peternakan, 4) kehutanan, 5) penggalian.
SSWP V memiliki sektor potensi ekonomi (dengan klasifikasi tipe S1) sebanyak 1 yaitu sektor jasa-jasa. Sedangkan
sub sektor potensi ekonomi (dengan
klasifikasi tipe S1) sebanyak 8 yaitu sub sektor: 1) tanaman perkebunan, 2) kehutanan, 3) perikanan, 4) angkutan jalan raya, 5) bank, 6) jasa perusahaan, 7) sosial kemasyarakatan dan 8) perorangan dan rumah tangga.
SSWP VI memiliki sektor potensi ekonomi (dengan klasifikasi tipe S1) sebanyak 1 yaitu sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan sub sektor potensi ekonomi (dengan klasifikasi tipe S1) sebanyak 3 yaitu sub sektor: 1) tanaman perkebunan, 2) penggalian, 3) hiburan dan kebudayaan.
Dari uraian diatas terlihat bahwa SSWP yang mempunyai sektor potensi ekonomi (dengan kalisifikasi tipe S1) terbanyak adalah SSWP II, dengan jumlah sektor potensi ekonomi sebanyak 5 sektor. Sedangkan kecamatan yang mempunyai sub sektor potensi ekonomi terbanyak adalah SSWP II, SSWP tersebut memiliki sub sektor potensi ekonomi sebanyak 16 sub sektor.
Klasifikasi tipe S1 merupakan klasifikasi sektor dan sub sektor terbaik, karena disamping merupakan sektor basis, sektor dan sub sektor tersebut juga memiliki potensi bila dibandingkan dengan sektor dan sub sektor yang sama di daerah lain. Klasifikasi tipe S1 sebaiknya menjadi prioritas utama dalam
pengembangannya, agar dalam jangka
panjang dapat lebih memacu pertumbuhan sektor dan sub sektor lainnya.
Klasifikasi tipe S2 menunjukkan bahwa sektor/sub sektor tersebut memiliki peran yang cukup kuat dibanding sektor yang sama di daerah yang lain meskipun bukan merupakan sektor basis. potensi tersebut
merupakan suatu keunggulan, sehingga
sektor/sub sektor tersebut harus lebih dipacu pertumbuhannya meskipun bukan merupakan prioritas agar dalam jangka panjang dapat menjadi sektor basis.
Klasifikasi tipe S3 menunjukkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor dan sub sektor basis tetapi peranannya tidak cukup kuat bila dibandingkan sektor yang sama di daerah lain. Walaupun demikian sektor/sub sektor tersebut juga perlu diprioritaskan karena meskipun tidak memiliki potensi tetapi sektor/sub sektor tersebut mampu melayani pasar di wilayahnya maupun pasar di luar daerahnya sehingga menjadi nilai tambah terhadap wilayahnya sendiri.
Klasifikasi tipe S4 merupakan sektor/sub sektor dengan peringkat terendah dimana sektor tersebut bukan merupakan sektor basis dan tidak memiliki potensi. Untuk daerah yang memiliki sektor/sub sektor dengan kalisifikasi tipe S4 ini harus memacu diri agar sektor/sub sektor tersebut nantinya dapat lebih berperan dalam perekonomian daerahnya. Berikut ini adalah hasil kombinasi sektor basis dan sektor potensi.
Tipologi Wilayah
Tipologi wilayah bisa dianalisis dengan alat analisis Tipologi Klassen berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi
dan pendapatan atau produk domestik
regional bruto per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita sebagai sumbu horisontal, daerah dalam hal ini SSWP yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi/golongan, yaitu: daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh (high
growth and high income), daerah maju tapi
tertekan (high income but low growth), daerah yang berkembang cepat (high growth but low
income), dan daerah yang relatif tertinggal
(low growth and low income) (Kuncoro, 2012).
Click to BUY NOW!
Prosiding Seminar Nasional
“MENINGKATKAN KESEJAHTERAAAN MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KERAKYATAN DAN PERAN POSDAYA
-67-
Dies Natalis Universitas Merdeka Malang ke 50 Tahun
Tabel 2
Laju Pertumbuhan dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Malang Masing-Masing SSWP
Kecamatan Perkapita Pertumbuhan
Ekonomi Kategori
I. Lingkar Kota Malang 6.987.820 7,71 I
II. Kepanjen dan sekitarnya 6.624.499 7,48 I
III. Ngantang dan sekitarnya 6.859.775 6,77 III
IV. Tumpang & sekitarnya 5.737.376 6,49 IV
V. Dampit dan sekitarnya 7.679.827 6,88 III
VI. Sumbermanjing dan sekitarnya 5.495.487 5,92 IV
Kabupaten Malang 6.139.047 7,44
Sumber: PDRB Kabupaten dan SSWP, 2013 (diolah)
Gambar 3
Matrik Klasifikasi Pertumbuhan Ekonomi SSWP di Kabupaten Malang Menurut Analisis Tipologi Klassen
(II) Daerah Berkembang Cepat
(IV) Daerah Relatif Tertinggal
SSWP IV. Tumpang & sekitarnya
SSWP VI. Sumbermanjing & sekitarnya
Keterangan : Gi = Laju Pertumbuhan Ekonomi SSWP i Gr = Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten ICi = Perkapita SSWP i
ICr = Perkapita kabupaten Click to BUY NOW!
Prosiding Seminar Nasional
“MENINGKATKAN KESEJAHTERAAAN MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KERAKYATAN DAN PERAN POSDAYA
-68-
Dies Natalis Universitas Merdeka Malang ke 50 Tahun
Kriteria yang digunakan untuk
menggolongkan SSWP adalah Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita SSWP dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita tingkat Kabupaten. Pertumbuhan PDRB dan perkembangan Pendapatan per Kapita Kabupaten Malang dan masing-masing kecamatan pada tahun 2012, dapat dilihat pada tabel 2.
Sedangkan klasifikasi wilayah berdasarkan pendapatan per kapita dan pertumbuhan dapat digambarkan dengan Tipologi Klassen, dapat dilihat seperti pada gambar 3.
Analisis Daya Dukung
Analisis ini digunakan untuk
mengidentifikasi peranan suatu kecamatan berdasarkan pada kemampuan kecamatan
tersebut memberikan layanan kepada
masyarakat dan pelaku ekonomi. Semakin lengkap pelayanan diberikan menunjukkan
bahwa kecamatan terebut mempunyai
tingkatan yang semakin tinggi.
Kemampuan kecamatan dalam
memberikan pelayanan ditunjukkan dengan ketersediaan fasilitas yang dimiliki oleh setiap kecamatan. Semakin bervariasi dan lengkap fasilitas suatu kecamatan menunjukkan bahwa kecamatan tersebut mampu memberikan
pelayanan yang lebih lengkap kepada
masyarakat dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Kondisi inilah yang mengakibatkan suatu kecamatan berperan sebagai suatu pusat pertumbuhan bagi kecamatan-kecamatan di sekitarnya.
Fasilitas yang akan dianalisis dengan
scalogram dalam penelitian ini
dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:
1. Fasilitas yang berkaitan dengan Pelayanan Kesehatan.
2. Fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi (perekonomian).
3. Fasilitas yang berkaitan dengan pelayanan pendidikan
Formulasi dan hasil perhitungan akan menentukan peringkat kecamatan dalam kabupaten Malang.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3, dapat diketahui dan diproyeksikan
kecamatan yang bisa dijadikan sebagai pusat
pertumbuhan di Kabupaten Malang.
Kecamatan yang mempunyai fasilitas
terlengkap berdasarkan analisis scalogram
yaitu Kecamatan Kepanjen. Kecamatan
Kepanjen menduduki peringkat pertama secara keseluruhan dari 3 kelompok yaitu Fasilitas Kesehatan, Aspek Ekonomi, dan Fasilitas Pendidikan. Namun, bila dilihat masing-masing fasilitas maka Kecamatan Singosari unngul dalam fasilitas kesehatan dan pendidikan, sedangkan dilihat dari aspek
ekonomi Kecamatan Lawang mendapat
peringkat pertama. Hal ini berarti fasilitas di Kecamatan Kepanjen unggul secara merata pada semua aspek sehingga dapat menjadi
pusat pertumbuhan bagi
kecamatan-kecamatan sekitarnya.
Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral
Bagian ini akan menjelaskan analisis penyerapan tenaga kerja sektoral Kecamatan di Kabupaten Malang. Persentase penyerapan tenaga kerja pada masing-masing sektor di kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 3
Hasil Analisis Scalogram Kecamatan di Kabupaten Malang
Click to BUY NOW!
Prosiding Seminar Nasional
“MENINGKATKAN KESEJAHTERAAAN MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KERAKYATAN DAN PERAN POSDAYA
-69-
Dies Natalis Universitas Merdeka Malang ke 50 Tahun
Tabel 4
Prosentase Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Ekonomi
Berdasar data yang telah dianalisis di atas
maka dalam rangka pengembangan
ketenagakerjaan di Kabupaten malang dapat ditentukan model pengembangannya dapat dilihat pada tabel 5
Tabel 5
Pengembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Malang
KESIMPULAN DAN SARAN
Struktur perekonomian wilayah
Kabupaten Malang secara umum didominasi oleh sektor tersier dan disusul oleh sektor sekunder dan terakir adalah sektor primer. Sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Malang berasal dari Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) I yang meliputi kecamatan: Dau, Karangploso,
Singosari, Pakis, Tajinan, Lawang,
Bululawang, Pakisaji dan Wagir dan disusul SSWP II yang meliputi kecamatan: Wonosari,
Ngajum, Kepanjen, Kromengan,
Sumberpucung, Pagak, Donomulyo,
Gondanglegi, Pagelaran dan Kalipare. Urutan berikutnya adalah SSWP V, VI, IV dan III.
Pemetaan potensi ekonomi ini akan
bermanfaat dalam menangani masalah
ketenagakerjaan, sehingga antara kebutuhan tenagakerja dengan skill yang dimiliki oleh tenaga kerja yang ada di daerahnya akan terjadi keseimbangan. Dengan demikian masalah pengangguran di daerah dapat teratasi
dan potensi ekonomi daerah akan
termanfaatkan dengan optimal. Click to BUY NOW!
tra ck
er-software.co
m tra Click to BUY NOW!
ck
er-software.co
Prosiding Seminar Nasional
“MENINGKATKAN KESEJAHTERAAAN MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KERAKYATAN DAN PERAN POSDAYA
-70-
Dies Natalis Universitas Merdeka Malang ke 50 Tahun
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, P., Alisjahbana, A., Effendi, N., Boediono. 2002. Daya Saing Daerah:
Konsep dan Pengukurannya di
Indonesia, BPFE Yogyakarta.
Abdul Wahab Bangkona, 2011. Bagaimana
Meningkatkan Daya Saing Tenaga
Kerja Indonesia di Tengah
Persaingan Pasar Tenaga Kerja Bebas. Makalah disampaikan pada
Seminar LSPP. Diambil tanggal 6
Juni 2011, pada
http://www.perbanas.org/data/MateriP akWahab.pdf.
Arsyad Lincolin. 1997. Ekonomi
Pembangunan (Edisi Ketiga),
Yogyakarta: STIE-YKPN.
Arsyad Lincolin. 1999. Pengantar
Perencanaan dan Pembangunan
Ekonomi Daerah, BPFE, Yogyakarta
Badrudin Rudy. 1999. Pembangunan Wilayah
Propinsi Istimewa Yogyakarta
Pendekatan Teoritis. Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Vol. 4 No. 2
Basrowi, Sudikin, 2002, Metode Penelitian
Kualitatif Perspektif Mikro, Surabaya,
Insan Cendikia.
Haerudin, Andi. 2001. Identifikasi Kecamatan Sebagai Pusat Pertumbuhan Wilayah di Kabupaten Soppeng
1994/1995-1999/2000, Tesis S-2 Program
Pascasarjana UGM, Tidak
dipublikasikan
Ida Nuraini, 2008, Tingkat Produktivitas
Tenaga Kerja Daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Timur, Perpustakaan
UMM
Lexy J. Moleong, 1998, Metode Penelitian
Kualitatif, edisi Revisi, Bandung,
Remaja Rosdakarya.
Mudrajad Kuncoro, 2012, Perencanaan
Daerah, Salemba Empat, Jakarta. Click to BUY NOW!
Click to BUY NOW!
tra ck
er-software.co
m tra Click to BUY NOW!
ck
er-software.co