• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha Kecil-Januari 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usaha Kecil-Januari 2009"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

VOLUME VII JANUARI 2009

▸ Baca selengkapnya: pak andi selalu memisahkan antara keuntungan usaha ritel

(2)

Berkhas merupakan salah satu media Akatiga yang menyajikan kumpulan berita dari

berbagai macam surat kabar, majalah, serta sumber berita lainnya. Jika pada awal

penerbitannya kliping yang ditampilkan di Berkhas dilakukan secara konvensional, maka

saat ini kliping dilakukan secara elektronik, yaitu dengan men-

download

berita dari

situs-situs suratkabar, majalah, serta situs-situs berita lainnya.

Bertujuan untuk menginformasikan isu aktual yang beredar di Indonesia, Berkhas

diharapkan dapat memberi kemudahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

pencarian data atas isu-isu tertentu. Berkhas yang diterbitkan sebulan sekali ini setiap

penerbitannya terdiri dari isu Agraria, Buruh, dan Usaha Kecil.

(3)

Daftar Isi

Produsen kecil jamu difasilitasi peroleh sertifikat --- 1

Ekspor UKM andalkan produk kreatif --- 2

Pemberdayaan UMKM di Kalteng Dinilai Tidak Fokus--- 3

Anggaran pemasaran UKM naik 3 kali lipat --- 4

Aprindo: Kaji ulang Permendag Penataan Pasar --- 5

IKM di Jambi tahan krisis --- 6

Aprindo tolak penyesuaian trading term --- 7

Kredit UMKM anjlok--- 8

Program UMKM kurang fokus --- 9

UKM hadapi dampak lanjutan krisis global --- 10

Regulasi Dinilai Belum Berpihak ke UKM --- 12

Perkuat Sektor Riil dan UKM Cegah PHK --- 13

UMKM Sabuk Pengaman Krisis --- 14

Draf awal RPP UKM disusun --- 16

Ekspor kerajinan Jatim tak terpengaruh krisis --- 17

Pembangunan pasar perlu libatkan pedagang tradisional --- 19

Modal UKM capai target --- 20

Muamalat Fokus Pada Pembiayaan UMKM --- 21

Akses pasar UKM ditingkatkan --- 23

Kemeneg Koperasi & UKM lanjutkan program Perkassa di 6 provinsi --- 24

Peritel dapat retur produk baru dalam 3 bulan --- 25

UKM pupuk terancam tutup --- 26

Pemkot Magelang Kucurkan Rp600 Juta Untuk UKM --- 27

Pendaftaran hak cipta dan merek 125 UMKM difasilitasi --- 28

Jasa paten kecil buka di mal --- 29

UKM Magelang raih Rp600 juta --- 30

Perajin Wajit Butuh Bantuan Modal --- 31

Aturan pasar memungkinkan direvisi --- 32

IKM di Mojokerto pasok polisi --- 34

Pangsa toko tradisional kian tergerus --- 35

Kondisi Pasar Tradisional Memprihatinkan --- 36

(4)

KJKS salurkan dana bergulir --- 39

Modernisasi pasar tradisional terapkan sharing biaya --- 40

'Program UKM tumpang tindih' --- 41

UKM optimistis bertumbuh pada 2009 --- 42

LPDB gandeng modal ventura --- 43

'Cegah ritel asing masuk pelosok daerah' --- 44

Jatim godok wirausaha baru --- 46

Trading term 2008 capai 14 jenis --- 47

Kemenkop Dorong KUKM Miliki Sertifikat ISO 9001:2000 --- 48

Usaha Kecil Terbelit Utang --- 49

Babak baru persaingan antarperitel asing --- 50

Peritel terbelah soal trading term --- 52

Usaha kecil terbantu aturan bayar tunai --- 54

'Perbankan asing danai UKM' --- 55

Peritel dilarang sewakan rak pajang --- 56

Peritel ikuti lelang komoditas --- 58

UKM penjahit dapat 51 mesin --- 59

Bank-bank China Dukung Dana Bagi UKM Setempat --- 60

BI Dorong Penyaluran KUR Mikro --- 61

Kredit SUP-005 tersalur 76,13% --- 62

'Pemerintah jadi pemain memicu moral hazard' --- 63

Peritel ikuti lelang komoditas --- 65

Waralaba lokal terancam gulung tikar --- 66

Aprindo ancam tegur peritel yang tak kompak --- 68

(5)

Bisnis I ndonesia Jumat, 02 Januari 2009

Pr odu se n k e cil j a m u dif a silit a si pe r ole h se r t if ik a t

m u t u

JAKARTA: Induk Koperasi Hasil Hutan Rempah dan Jamu (Inkojam) bersama Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) memfasilitasi usaha kecil menengah produsen jamu untuk mendapatkan sertifikat mutu dari Bandan Standardisasi Nasional (BSN).

Ketua Inkojam Herbeth Mindo Sitorus mengatakan langkah ini untuk menyikapi maraknya isu penggunaan bahan kimia pada produk jamu yang dihasilkan produsen kecil jamu di Cilacap dan Cirebon.

"Kami sepakat produk mereka dilengkapi dengan sertifikat BSN sebelum dijual ke pasar," ujar Mindo Sitorus seusai rapat kerja nasional Inkojam, baru - baru ini.

Untuk itu, Inkojam bersama GP Jamu akan melakukan sosialisasi penggunaan sertifikat tersebut kepada seluruh industri jamu, khususnya produsen dengan skala rumahan.

Keputusan rakernas Inkojam tersebut untuk menghadang masuknya produk jamu impor. Inkojam juga berencana membubuhkan label induk koperasi itu pada produk sebagai legalisasi tambahan.

Produk jamu anggota Inkojam sebelumnya dilengkapi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, tetapi dipandang perlu labelisasi tambahan untuk memberi rasa aman kepada konsumen.

Ribuan produsen jamu skala kecil dari Kabupaten Cilacap dan Cirebon mulai merasakan dampak isu penyertaan bahan kimia, karena konsumsi masyarakat terhadap jamu mulai menurun.

Beberapa perusahaan jamu skala besar selaku anggota Inkojam, seperti Perusahaan Jamu Nonya Meneer, bersedia memasarkan produk jamu yang dihasilkan usaha kecil.

"Pemasaran direncakan dengan skala lebih luas dengan melibatkan beberapa perusahaan strategis. Satu perusahaan BUMN yang sudah sepakat menjalin kerja sama dengan kami adalah PT Angkasa Pura," papar Mindo.

Di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta jamu dipasarkan dengan target para pengunjung ataupun penumpang pesawat terbang. Dengan strategi tersebut produk jamu lokal diharapkan mampu bangkit kembali sekaligus menahan laju produk impor.

Pasar lain yang tengah rintis adalah hotel di sejumlah kota. Dengan menciptakan pemasaran yang positif tersebut Mindo optimistis usaha kecil menengah jamu bisa menikmati kesejahteraan.

Konsumsi jamu juga mulai meningkat di beberapa daerah yang selama ini tidak diperhitungkan, seperti Provinsi Papua, Riau dan Kalsel.

(6)

Bisnis I ndonesia Jumat, 02 Januari 2009

Ek spor UKM a n da lk a n pr odu k k r e a t if

JAKARTA: Kementerian Negara Koperasi dan UKM pada tahun ini masih mengandalkan produk kreatif, terutama furnitur, home furnishing, garmen, perhiasan, dan produk herbal, sebagai komoditas unggulan untuk pasar luar negeri.

Ikhwan Asrin, Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan produk itu diandalkan karena memiliki pasar di beberapa negara Eropa, seperti Bulgaria dan Polandia.

"Kami juga akan mengembangkan jaringan pemasaran ke Timur Tengah, terutama ke Dubai, Uni Emirat Arab, melalui pameran pada Februari 2009," kata Ikhwan Asrin kepada Bisnis beberapa hari lalu.

Tahun lalu Kementerian Ko-perasi merencanakan pemasaran produk itu ke Uni Emirat Arab, tetapi tidak terealisasi. Tahun ini diakomodasi dengan menyertakan usaha kecil dalam pameran internasional.

Ikhwan mengatakan Kementerian Koperasi belum menetapkan jumlah UKM yang akan difasilitasi mengikuti pameran tersebut, tetapi bisa dipastikan akan membuka paviliun sebagai salah satu metode promosi.

Deputi Ikhwan diketahui menandatangani surat pemberitahuan program fasilitasi promosi dan pemasaran melalui pameran Dubai Global Village di Uni Emirat Arab kepada dinas yang membidangi koperasi dan usaha kecil menengah provinsi.

Surat bernomor 371/Dep.4/ XI/2008 tersebut tertanggal 21 November 2008, dan batas waktu usulan peserta pameran di Dubai tersebut paling lambat 21 November 2008.

Kementerian Negara Koperasi akan memfasilitas para pengusaha kecil untuk berpameran di Malaysia, Bulgaria, Hong Kong, Tunisia, dan Vietnam. (tabel).

Ikhwan mengatakan program kerja Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha pada tahun ini difokuskan pada kegiatan pameran dan sejumlah promosi, karena didukung anggaran yang memadai.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Peringatan Hari Ibu ke-80 di Jakarta 22 Desember 2008 mencanangkan tahun ini sebagai Tahun Indonesia Kreatif. Omzet industri kreatif pada 2008 diprediksi mencapai Rp112 triliun.

Selama 2002-2006, industri kreatif mampu menyumbangkan ekspor Rp69,5 miliar, atau tumbuh 2,6% per tahun. Staf ahli Menteri Perdagangan Bidang Promosi Pengembangan Ekspor Hesti Indah Kresnarini mengatakan ekspor industri ini per tahun rata-rata 10,58%. Dengan kondisi krisis saat ini, pertumbuhan pada 2009 diprediksi 10%.

Prediksi lebih berani disampaikan Deputi Menko Perekonomian Bidang Perdagangan dan Perindustrian Edy Putra Irawady. Perlambatan ekspor tidak dapat dihindari pada tahun ini. Kendati demikian, "Industri kreatif diproyeksi akan tumbuh 68% dan khusus untuk software dan animasi bisa sampai 300%."

(7)
(8)

Jurnal Nasional Jumat, 02 Januari 2009

Ekonomi | Palangka Raya | Jum'at, 02 Jan 2009 18:52:49 WIB

Pe m be r da ya a n UM KM di Ka lt e n g D in ila i Tida k Fok u s

PROGRAM pemberdayaan ribuan unit koperasi dan usaha mikro kecil menengah (umkm) di Kalimantan Tengah (Kalteng) sampai saat ini dinilai berjalan kurang fokus dan terarah.

"Pelaksanaan pemberdayaan itu belum efektif karena masih kurang fokus dengan banyaknya koperasi dan UMKM yang menjadi sasaran," kata Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kalteng, Farid Yusran, di Palangka Raya, Jumat (2/1)

Pemberdayaan koperasi dan UMKM selama ini dilakukan oleh sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lingkup pemerintah daerah, dan pihak lain yang peduli seperti BUMN, BUMD dan kalangan swasta.

Menurut Farid, dengan daya dan dana dalam program pemberdayaan yang terbatas, hasilnya belum dapat memberikan manfaat dan dampak signifikan untuk kemajuan pertumbuhan koperasi dan UMKM.

Kondisi tersebut menjadi salah satu kendala utama yang dihadapi dalam akselerasi perkembangan ekonomi daerah, terutama bidang koperasi dan UMKM.

Data Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalteng menyebutkan, terdapat 2.061 unit koperasi dengan jumlah anggota mencapai 194.659 orang se-Kalteng.

Sementara jumlah usaha mikro sebanyak 148.472 unit, usaha kecil 35.292 unit, dan usaha menengah sebanyak 1.375 unit tersebar di 14 kabupaten/kota setempat.

Farid mengemukakan, pemerintah daerah telah berupaya mengatasi permasalahan itu, salah satunya dengan pembuatan peraturan daerah tentang pemberdayaan koperasi dan UMKM yang mengatur pelaksanaan dan koordinasi pemberdayaan, perlindungan, iklim usaha, kemitraan, jaringan usaha, dan sanksi administratif.

(9)

Bisnis I ndonesia Senin, 05 Januari 2009

Senin, 05/01/2009

An gga r a n pe m a sa r a n UKM n a ik 3 k a li lipa t

Ek spor pr odu k bu da ya da n k r e a t ivit a s didor on g

JAKARTA: Kementerian Negara Koperasi dan UKM pada tahun ini mengalokasikan anggaran promosi dan pemasaran produk usaha kecil menengah tiga kali lebih besar dibandingkan dengan realisasi 2008 menjadi Rp71,5 miliar.

Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Negara Koperasi dan UKM Ikhwan Asrin mengatakan anggaran tersebut hampir seluruhnya untuk memasilitasi pemasaran dan promosi.

"Program kerja Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha pada tahun ini memang difokuskan untuk kegiatan pameran dan sejumlah promosi, karena didukung anggaran yang memadai," ujar Ikhwan, baru-baru ini.

Di dalam negeri, fasilitasi pameran dan promosi mencakup tujuh ragam kegiatan, yakni Smesco Festival ke-7, partisipasi pameran selama Februari-Maret, pameran Smesco tematik, Pameran Produk Budaya Indonesia (PPBI), dan Temu Karya Kerajinan. (lihat tabel)

Di samping itu, pemerintah juga akan memasilitasi promosi produk usaha kecil melalui katalog penerbangan, dan promosi melalui jaringan dunia maya dengan sarana trading board.

Adapun kegiatan pameran di luar negeri yang akan mengikutsertakan pengusaha kecil, di antaranya Dubai Global Village, Discover Indonesia Trade & Investment Fair (Malaysia), International Consumer Goods & Technology Fair (Bulgaria), Malaysia International Food & Beverage Trade Fair, Hong Kong Fashion Week for Spring/ Summer 2010, Tunisia International Trade Exhibition, dan International Trade Fair (Vietnam).

Terkait dengan pembagian anggaran masing-masing kegiatan, Ikhwan mengatakan, "Belum diumumkan angka pastinya. Sekitar 40% dari anggaran Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha akan dialokasikan khusus untuk trading board."

Ikhwan menilai trading board melalui fasilitas jaringan dunia maya sejauh ini mendapat respons cukup besar karena mampu meningkatkan promosi, baik dari dalam maupun luar negeri. Tercatat sejumlah 400 UKM difasilitasi masuk jaringan tersebut.

Produk kreatif

Menurut dia, institusinya akan mendorong produk berbasis budaya dan kreativitas masyarakat sebagai andalan ekspor usaha kecil, seperti mebel rumah tangga, garmen, perhiasan, dan produk herbal.

Ikhwan mengatakan produk itu diandalkan karena memiliki pasar di beberapa negara Eropa, seperti Bulgaria dan Polandia.

"Dengan produk andalan yang sama kami akan mengembangkan jaringan pemasaran ke kawasan Timur Tengah, terutama ke Dubai, Uni Emirat Arab, melalui pameran pada Februari 2009." (ginting.munthe@bisnis.co.id/fatkhul.maskur@bisnis.co.id)

(10)

Bisnis I ndonesia Senin, 05 Januari 2009

Senin, 05/01/2009 12:21 WIB

Apr in do: Ka j i u la n g Pe r m e n da g Pe n a t a a n Pa sa r

JAKARTA (Bisnis.Com): Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mendesak Departemen Perdagangan untuk mengkaji ulang isi peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 53/2008.

Atas isi aturan yang diteken pada 12 Desember 2008 tersebut, Aprindo menyatakan kekecewaan, keprihatinan dan keberatan mendalam terhadap Permendag tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern itu.

Terkait kekecewaan itu, siaran pers yang diterima Bisnis siang ini menyebutkan Aprindo telah melayangkan surat kepada Depdag, agar Permendag itu dikaji ulang dan memberi solusi untuk kemajuan ritel nasional.

Dalam siarannya, Aprindo juga menegaskan seharusnya pemerintah lebih fokus kepada pengaturan pasokan barang dan pemasok pasar tradisional, untuk memastikan adanya kontinuitas pasokan barang kebutuhan konsumen. "Bukan senaliknya, malah mengeluarkan peraturan tentang kesepakatan dagang antara pemasok dan ritel modern yang sudah berjalan dan mencapai keseimbangan," tulis siaran pers itu.

Lebih lanjut Aprindo juga mengemukakan delapan dasar pertimbangan. Pertama, isi Permendag bertentangan dengan Perpres No. 112/2007 sebagai payung hukumnya, yang mengharuskan adanya azas kebebasan berkontrak.

Kedua, bertentangan dengan azas kebebasan berkontrak seperti diatur dalam pasal 1338, 1320, 1323 KUH Perdata. Ketiga, bersifat pemaksaan sepihak kepada Aprindo sebagai pihak yang berkepentingan langsung dalam kesepakatan dagang sehingga merugikan asosiasi itu.

Keempat, bertentangan dengan kebijakan propasar. Kelima, bertentangan dengan azas keterbukaan negosiasi. Keenam, berdampak pada peningkatan ekonomi biaya tinggi yang akhirnya memicu kenaikan harga.

(11)

Bisnis I ndonesia Senin, 05 Januari 2009

WIRA USAHA

I KM di Ja m bi t a h a n k r isis

JAMBI: Industri kecil dan menengah (IKM) yang menghasilkan produksi kerajinan tangan seperti anyaman bambu, rotan, ukiran kayu, kain batik, serta makanan dan minuman belum banyak terpengaruh terhadap krisis global.

Hampir sebagian besar produk industri kecil di Jambi masih memenuhi kebutuhan lokal, kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi, Hasan Basri melalui Kasubdin Perdagangan Luar Negeri, Zainal Abidin pekan lalu.

(12)

Bisnis I ndonesia Selasa, 06 Januari 2009

Apr in do t ola k pe n ye su a ia n t r a din g t e r m

Pe r it e l w a j ib t a a t i Pe r m e n 5 3

JAKARTA: Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengajukan delapan sikap keberatan peritel modern atas isi Permendag No. 53/ 2008, dan berkukuh baru akan ada penyesuaian biaya syarat perdagangan (trading term) 2009 setelah Mendag memberikan solusi.

Sekretaris Jenderal Aprindo Rudy Sumampouw mengatakan peritel modern menuntut janji Mendag Mari Elka Pangestu untuk membuat aturan yang seimbang, setelah mendengar masukan dari para peritel dan pemasok sewaktu menggodok juklak Perpres No. 112/2007 tersebut.

"Permendag No. 53/2008 [tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern] jika dilaksanakan banyak menimbulkan masalah. Kami tetap minta Mendag memberi solusi," kata Rudy kemarin.

Aprindo, melalui siaran persnya, berharap Depdag mengkaji ulang dan memberikan solusi terbaik demi kemajuan ritel dan ekonomi nasional.

Untuk itu Aprindo melayangkan surat ke Depdag untuk menyatakan keberatan dan kekecewaan terhadap adanya pembatasan biaya syarat perdagangan dalam permendag, dari aspek yuridis dan komersialnya.

Rudy mengatakan sesuai dengan pasal 24 permendag, apabila dipandang perlu, menteri dapat membentuk forum komunikasi yang anggotanya terdiri dari wakil para pemangku kepentingan di bidang pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern yang masing-masing bertindak atas nama pribadi secara profesional.

Permendag yang disahkan pada 12 Desember 2008 menjelaskan forum itu memberi rekomendasi kepada menteri dalam rangka pembinaan dan pengembangan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern.

"Jika ada masalah maka bisa diselesaikan melalui forum komunikasi. Kami mendapat informasi forum komunikasi akan dibentuk awal Januari," kata Rudy.

Terhadap permendag perihal aturan batasan kesepakatan dagang antara peritel dan pemasok, Aprindo menyatakan kecewa, keprihatinan dan keberatan dengan mengajukan delapan pertimbangan.

Harus taat

Gunaryo, Sekretaris Direk torat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Depdag, menegaskan peitel modern harus mentaati isi aturan Permendag No. 53/ 2008. "Permendag harus dipedomani. Saya tidak sependapat [mengkaji ulang permendag dan memberikan solusi]," ujarnya tegas.

(13)

"Kami minta semua pihak melaksanakan permendag. Siapa yang melanggar, akan kami lihat," kata Gunaryo. (linda.silitonga @bisnis. co.id)

(14)

Bisnis I ndonesia Selasa, 06 Januari 2009

Kr e dit UM KM a n j lok

PALU: Kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Sulawesi Tengah pada Oktober 2008 sebanyak Rp2,24 triliun, atau menyusut lebih dari 50% dibandingkan dengan bulan sebelumnya Rp5,57 triliun.

Berdasarkan Statistik Ekonomi-Keuangan Daerah Sulteng, penurunan itu dari sektor lain-lain dari Rp3,26 triliun menjadi Rp1,49 triliun, disusul perdagangan dari Rp1,66 triliun menjadi Rp534,38 miliar, dan sektor jasa Rp360,20 miliar menjadi Rp79,67 miliar.

(15)

Bisnis I ndonesia Selasa, 06 Januari 2009

WIRAUSAHA

Pr ogr a m UM KM k u r a n g f ok u s

PALANGKARAYA: Dinas Koperasi dan UMKM Kalimantan Tengah menilai program pemberdayaan koperasi dan usaha mikro kecil menengah berjalan kurang fokus.

"Pemberdayaan itu belum efektif karena banyaknya koperasi dan UMKM sasaran," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalteng Farid Yusran, pekan lalu.

Koperasi di Kalteng berjumlah 2.061 unit dengan anggota 194.659 orang. Adapun usaha mikro 148.472 unit, usaha kecil 35.292 unit, dan usaha menengah 1.375 unit.

(16)

Bisnis I ndonesia Selasa, 06 Januari 2009

UKM h a da pi da m pa k la n j u t a n k r isis globa l

Ekses lanjutan krisis finansial di Amerika Serikat (AS) yang terjadi menjelang akhir 2008 belum bisa dipastikan, terutama pengaruhnya terhadap sektor usaha kecil dan menengah di Indonesia.

Pelaku UKM memang tangguh menghadapi krisis 10 tahun lalu. Sektor ini mampu menempatkan diri sebagai katup pengaman bagi perekonomian nasional.

Meski gejolak ekonomi tahun ini tidak di kawasan regional, dampaknya tetap sama. Krisis memengaruhi kinerja UKM, terutama yang berorientasi ekspor.

UMKM yang mengandalkan sebagian bahan baku impor juga ikut merasai dampak krisis keuangan global.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi memprediksi dampak krisis global akan lebih berat dibandingkan dengan krisis moneter 1998. Perekonomian nasional diperkirakan baru bisa pulih 2 tahun kemudian.

Jika perkiraan ini akurat, maka sendi perekonomian rakyat menjadi kunci pengaman, yakni UMKM dan gerakan berbasis koperasi.

Sayangnya, saat sektor UKM dan koperasi bersikap optimistis, justru tak ditopang penguatan modal memadai. Depkeu menunda pencairan dana bergulir Rp381 miliar.

Dampaknya, sekitar 3.200 koperasi gagal memperoleh penguatan modal rata-rata Rp100 juta. Anggaran itu dari APBN melalui Kementerian Koperasi dan UKM.

Sebenarnya masih ada dua skema lain untuk pemberdayaan koperasi dan UMKM, yakni kredit usaha rakyat (KUR) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

Namun, penyaluran KUR masih terfokus kepada debitor baru. Debitor existing tidak diizinkan mengakses kredit dengan penjaminan pemerintah. Padahal, tujuan KUR mengembangkan wirausaha yang sudah menjalankan usaha tetapi belum bankable.

Secara logika, bank lebih percaya pada debitor lama karena memiliki track record dibandingkan dengan debitor baru yang tentu memiliki risiko kredit macet.

Sejauh ini KUR menjangkau 1.567 juta debitor dengan total penyaluran Rp12 triliun, sehingga pada tahun pertama paket ini diluncurkan dana tersisa hanya Rp2,5 triliun.

Adapun PNPM Mandiri di bawah koordinasi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat juga ikut mendorong penciptaan wirausaha baru. Namun misinya dititikberatkan pada pemberdayaan perekonomian masyarakat desa.

Pesan penting

(17)
(18)

Bisnis I ndonesia Selasa, 06 Januari 2009

Sejauh mana keinginan Presiden bisa diimplementasikan, sangat bergantung pada kebijakan pemerintah pusat, termasuk penggunaan dana bergulir yang mulai tahun ini dimasukkan pada mata anggaran belanja modal, dari sebelumnya belanja sosial.

Kebijakan inilah yang membuat fungsi pemberdayaan yang dimiliki kementerian pimpinan Suryadharma Ali akan terganggu. Kementerian Negara Koperasi dan UKM bahkan terancam dibubarkan berdasarkan UU No. 39 Tahun 2008.

Dalam situasi seperti ini, koperasi simpan pinjam sebagai entitas bisnis perlu mengantisipasi dampak krisis global. Strateginya, tetap meneruskan dan meningkatkan pemberdayaan bagi UMKM.

Suryadharma optimistis koperasi jasa keuangan mikro ini memiliki dana untuk membantu UMKM. Dengan memperkuat sektor itu, dia optimistis UMKM kembali menjadi pengaman dari peningkatan pengangguran.

Dan, program cinta produk dalam negeri bisa mendorong stabilitas UMKM akan tetap mendapat pembeli ketika pasar internasional stagnan. (ginting.munthe@bisnis.co.id)

(19)

Jurnal Nasional Selasa, 06 Januari 2009

Ekonomi | Makassar | Selasa, 06 Jan 2009 14:18:40 WIB

Re gu la si D in ila i Be lu m Be r pih a k k e UKM

REGULASI yang ada saat ini belum berpihak secara penuh terhadap sektor Usaha Kecil Menengah (UKM), padahal di tengah krisis ekonomi global, UKM mampu memperlihatkan eksistensinya.

"Dua kali krisis yang terjadi, sektor UKM mampu memperlihatkan eksistensinya, karena itu pemerintah sudah mutlak harus berpihak pada sektor UKM, bukan sekedar `lip service` saja," kata salah seorang pengamat ekonomi di Sulsel, Dr Bastian Lubis di Makassar, Selasa (6/1).

Mengenai proyeksi krisis ekonomi global untuk kedua kalinya ini setelah 1997 lalu, ia mengatakan, diprediksi puncaknya pada Mei 2009. Imbas krisis tersebut tentu akan sangat berpengaruh terhadap perputaran roda ekonomi Indonesia dan Sulsel pada khususnya.

Sementara upaya untuk menghidupkan UKM, lanjut Direktur Akademi Patria Artha ini, masih harus melewati banyak prosedur untuk dapat mengakses modal perbankan. Pemerintah sendiri, masih lebih cenderung memperhatikan kelangkaan atau penurunan aktivitas bursa saham atau kurs rupiah yang anjlok terhadap dolar AS.

"Dalam hal ini, pihak BI lebih cepat mengambil tindakan untuk mengantisipasinya dari pada mendorong sektor UKM yang nota bene akan mendorong ekonomi kerakyatan," katanya.

Karena itu, lanjutnya, dalam menghadapi krisis ekonomi global tahun ini, ia mengimbau, agar pemerintah setempat mengalokasikan dana APBD nya lebih banyak ke sektor padat karya, sehingga multiplier efeknya lebih banyak dirasakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat ekonomi lemah atau pelaku UKM.

Hal senada di kemukakan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel, Latunreng. Menurutnya, dalam memberikan pijaman kredit kepada pelaku UKM, regulasinya masih sama dengan pengusaha besar.

"Contohnya, pelaku UKM yang ingin meminjam kredit Rp1 juta di bank, regulasinya sama saja dengan peminjam kredit Rp5 miliar. Karena itu, jika pemerintah mau benar-benar mendukung sektor UKM di negara ini, regulasinya harus diubah yakni regulasi yang berpihak ke UKM," ujarnya.

(20)

Jurnal Nasional Sabtu, 10 Januari 2009

Nusantara | Manado | Sabtu, 10 Jan 2009 14:20:10 WIB

Pe r k u a t Se k t or Riil da n UKM Ce ga h PH K

GUBERNUR Sulawesi Utara (Sulut) SH Sarundajang mengatakan, salah satu solusi pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran akibat krisis ekonomi global, dengan memperkuat sektor riil dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Semua pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat langsung dengan dunia usaha, untuk terus menggalakkan sektor riil dan UMKM sebagai landasan ekonomi di daerah, kata Gubernur, Sabtu (10/1) di Manado.

Dampak krisis ekonomi global belum terasa secara signifikan di Sulut, seiring stabilisasi ekonomi kerakyatan masih berjalan normal, namun potensi krisis itu bisa terjadi tahun 2009.

Revitalisasi pertanian cukup dominan mengusai kegiatan ekonomi kerakyatan di daerah, sehingga mampu menjaga ketahanan pangan ditengah masyarakat.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulut, Nixon Watung, tidak menampik jika ancaman PHK besar-besaran bakal terjadi di Sulut, seiring investasi di daerah itu banyak juga dikuasai Penanaman Modal Asing (PMA).

Selain PMA, ada juga perusahaan dalam negeri yang kegiatan usahanya lebih banyak melakukan perdagangan keluar negeri, sehingga tidak menutup kemungkinan ancaman PHK, katanya.

(21)

Kompas Senin, 12 Januari 2009

UM KM Sa bu k Pe n ga m a n Kr isis

Pe r ba n k a n Ba r u M e n ya lu r k a n KUR Rp 7 Tr iliu n

Senin, 12 Januari 2009 | 14:40 WIB

BANDUNG, KOMPAS - Usaha mikro, kecil, dan menengah diharapkan menjadi sabuk pengaman perekonomian nasional di tengah puncak krisis finansial global yang diperkirakan terjadi pada 2009. Pemerintah, perbankan, dan pelaku UKM harus melakukan kerja sama yang sinergis agar peluang terciptanya lapangan pekerjaan baru semakin terbuka.

Ketua Jaringan Produktif Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Jawa Barat Iwan Gunawan mengatakan, UMKM seharusnya dapat diandalkan untuk menyerap ribuan tenaga kerja yang telah ataupun terancam terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). "Jika optimal, setidaknya sektor UMKM dapat menyerap lebih dari 70 persen jumlah tenaga kerja yang di-PHK," ungkapnya di Bandung, akhir pekan lalu.

Sejak November 2008, lebih dari 20.000 tenaga kerja di Jabar terkena PHK. Ancaman itu masih berlanjut tahun 2009 dengan 15.000 pekerja berpotensi kehilangan pekerjaan.

Menurut Iwan, sumbangan UMKM terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Jabar tergolong besar, yaitu sekitar 60 persen setiap tahun. Tahun 2004, kontribusi UMKM terhadap PDRB Rp 182 triliun, sedangkan tahun 2005 mencapai Rp 232 triliun dan tahun 2006 sekitar Rp 283 triliun.

Guna mewujudkan peran UKM dalam krisis, diperlukan dukungan nyata dari berbagai pihak, termasuk pemerintah. Menurut Iwan, pemerintah harus mampu menjamin kepastian usaha mulai distribusi, bahan baku, hingga pemasaran.

Selain itu, keberpihakan juga harus ditunjukkan dari sisi penguatan modal usaha. Sejauh ini, Iwan menilai, UMKM tidak pernah terlepas dari kendala keterbatasan modal. Instrumen kredit usaha rakyat (KUR) yang didesain pemerintah terbukti belum mampu menyentuh sebagian besar pelaku usaha yang membutuhkan. Rp 7 triliun

Berdasarkan data Dinas KUKM Jabar, hingga akhir September 2008, penyaluran KUR melalui perbankan baru sekitar Rp 7 triliun. Padahal, penyaluran dana kredit yang dibutuhkan semua pelaku KUKM di Jabar mencapai Rp 25 triliun. Secara keseluruhan, hanya sekitar 14 persen dari 7,2 juta pelaku KUKM di Jabar yang tersentuh pembiayaan dari berbagai sektor, termasuk KUR.

Kendati demikian, sejak krisis melanda, perbankan mulai mengintensifkan penyaluran kredit ke sektor UKM. Pemimpin Wilayah BRI Kantor Wilayah (Kanwil) Bandung Yasirin Ginting menyatakan akan memprioritaskan penyaluran pembiayaan di sektor UKM, terutama bidang agro.

Pada 2008, BRI Kanwil Bandung telah menyalurkan KUR lebih dari Rp 1 triliun kepada 220.394 debitor dan 99 persen di antaranya adalah debitor mikro. Kucuran KUR itu terdiri dari KUR mikro sebesar Rp 841,38 miliar, KUR umum Rp 184,75 miliar, dan KUR linkage program yang disalurkan kepada 51 debitor sebesar Rp 6,3 miliar.

(22)

Kompas Senin, 12 Januari 2009

Guru besar dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Ina Primiana, mengatakan, kondisi UKM terus berubah karena krisis global. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten/kota diharapkan senantiasa dapat memperbarui data yang diserahkan kepada provinsi. Data yang akurat tentang UKM diperlukan untuk menangangi masalah sektor tersebut.

(23)

Bisnis I ndonesia Selasa, 13 Januari 2009

D r a f a w a l RPP UKM disu su n

JAKARTA: Kementerian Negara Koperasi dan UKM tengah menyusun draf awal Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) sebagai implementasi dari Undang-Undang No.20/2008 tentang usaha mikro, kecil menengah (UMKM).

Draf RPP tersebut mencakup persyaratan dan tata cara permohonan izin usaha, tata cara dan pengembangan, prioritas, intensitas dan jangka waktu pengembangan serta pola kemitraan, koordinasi dan pengendalian pemberdayaan UMKM maupun pemberian sanksi administratif.

(24)

Bisnis I ndonesia Selasa, 13 Januari 2009

Ek spor k e r a j in a n Ja t im t a k t e r pe n ga r u h k r isis

SURABAYA: Kinerja ekspor produk kerajinan (handicraft) Jatim pada 2009 diperkirakan tidak akan signifikan terpengaruh krisis global, mengingat komoditas tersebut memiliki posisi tawar kuat dengan mengandalkan desain unik dan tingginya kandungan lokal.

Kendati 2 bulan terakhir terjadi krisis global, berdasarkan data di Disperindag Jatim ekspor kerajinan provinsi ini pada 2008 masih tumbuh 15% dibandingkan dengan 2007. Sampai akhir Desember 2008 nilai transaksi ekspor nonmigas tersebut tercatat Rp28,2 miliar. Sementara tahun lalu hanya sekitar Rp23,97 miliar.

Kepala Badan Pelayanan Pendidikan dan Promosi Ekspor (BP3E) Jatim Liri L. Idham mengatakan prospek pasar aneka kerajinan Jatim di luar negeri masih besar, khususnya untuk produk berbahan baku kayu.

Hal ini karena produk itu dinilai bersifat alami dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya.

"Negara tujuan ekspor utama handicraft Jatim adalah Jepang, Prancis, dan Belanda, dengan pesaing produk Vietnam. Dengan keunggulan desain dan kualitasnya, kerajinan Indonesia memiliki peluang besar," kata Liri, yang juga mantan kasubdin perdagangan luar negeri Disperindag Jatim.

Menurut dia, ada 7.000-10.000 UKM di Jatim yang mempunyai peluang ekspor cukup besar, tetapi terhambat oleh minimnya pengetahuan mengenai strategi mengakses pasar internasional, termasuk pengenalan teknologi informasi (TI).

"Kami berharap dalam tempo satu tahun 600 UKM bisa menjadi eksportir."

Itu sebabnya, lanjunya, perlu adanya kesadaran dari para perajin untuk meningkatkan kualitas produknya. Adapun bagi pabrikan skala besar harus bisa mengikuti perkembangan tren di luar negeri.

Semua pasar

Strategi itu dibutuhkan, lanjutnya, untuk menjangkau semua pasar, baik yang menyukai desain etnik tradisional maupun modern, misalnya pada produk mebel, pernak pernik interior rumah, atau hotel, dan sebagainya.

Apalagi sebagian besar eksportir kerajinan dari Jatim ini baru merupakan UKM.

"BP3E siap memfasilitasi kebutuhan pengusaha kerajinan, melalui program pelatihan untuk meningkatkan daya saing dan memasarkan produk," paparnya.

Tahun ini, tambahnya, BP3E Jatim menyiapkan sedikitnya 24 program pelatihan bagi usaha kecil dan menengah di bidang kerajinan, termasuk peningkatan kualitas SDM dan strategi pemasaran produk.

(25)
(26)

Bisnis I ndonesia Selasa, 13 Januari 2009

Sebagaimana diketahui sebagian besar produk mebel rotan Jatim diekspor ke Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa.

Menurut dia, gejala penurunan produksi mebel dan kerajinan rotan di Jatim ini sebenarnya sudah terjadi beberapa bulan yang lalu.

"Namun, beberapa hari terakhir ini turunnya permintaanya cukup drastis karena tinggal 50%-an dibandingkan dengan sebelum terjadi krisis global," papar Effendi.

(27)

Bisnis I ndonesia Selasa, 13 Januari 2009

Pe m ba n gu n a n pa sa r pe r lu liba t k a n p e da ga n g

t r a dision a l

oleh : Nurudin Abdullah

JAKARTA (Bisnis.com): Pedagang pasar tradisional di Jakarta meminta agar dilibatkan dalam setiap rencana pembangunan pasar, diberikan diskon harga tempat usaha hasil renovasi dan statusnya sebagai strata title yang dapat diagunkan ke bank.

Ketua Umum Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas) DKI Jakarta Wirman Shahab mengatakan permintaan para pedagang menjadi rekomendasi yang yang harus dilaksanakan pada setiap pembangunan pasar yang bangunannya menyatu dengan rumah susun/apartemen, perkantoran dan hotel.

“Kami harapkan rekomendasi kami dan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jakarta dapat dimasukkan dalam revisi Perda No.6/1992 tentang pengurusan pasar dalam wilayah DKI yang sedang dibahas DPRD,” katanya hari ini.

Dia mengatakan para pedagang melalui perwakilannya yang sah harus dilibatkan dalam setiap rencana pembangunan pasar yang konsep dibuat menyatu dengan bangunan tempat hunian dan pusat niaga a.l. mencakup soal harga tempat usaha atau kios dan pembagian tempat sesuai komoditas dagagang.

Selanjutnya kepada para pedagang, khususnya yang sudah puluhan tahun berjualan di pasar trandisonal tersebut diberikan harga spesial dengan potongan harga minimal 20% dan status tempat usahanya hak guna bangunan berupa strata title.

Senada dengan Wirman, Ketua Bidang Organisasi DPW APPSI Jakarta Asnawi mengatakan penetapan status kepemilikan tempat usaha agar mengacu pada UU Pokok Agraria No.5/1960 dan peraturan perundangan rumah susun.

Sehingga, lanjutnya, tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para pedagang melalui kepemilikan hak atas tempat usahanya dapat terwujud, terutama jika pembahasan draf revisi Raperda No.6/1992 setuju sertifikat hak pakai tempat usaha berlaku 25 tahun.

(28)

Bisnis I ndonesia Selasa, 13 Januari 2009

M oda l UKM ca pa i t a r ge t

TANGERANG: Kegiatan pembiayaan untuk penyertaan modal bagi Lembaga Pembiayaan dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPP-UMKM) 2008 di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, melampaui target.

"Pencapaian target dan pengembaliannya mencapai 101,71%," kata Koordinator LPP UMKM Kabupaten Tangerang, Komarudin Batubara, kemarin.

(29)

Suara Pembaruan Selasa, 13 Januari 2009

M u a m a la t Fok u s Pa da Pe m bia ya a n UM KM

[JAKARTA] Sesuai amanat pendiriannya, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) pada 2009 terus fokus mendorong pertumbuhan sektor usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) dengan alokasi pembiayaan 2009 sekitar Rp 1 triliun.

"Porsi pembiayaan UMKM 2009 sekitar 70 persen dari total target portofolio kredit 2009. Alokasinya bisa mencapai Rp 1 triliun," kata Direktur Administration and Financing, Bank Muamalat, Andi Buchari, pada silahturahmi wartawan, di Jakarta, Senin (12/1).

Adapun, sambung nya, target pertumbuhan kredit 2009 adalah 10 persen. Pada laporan keuangan un-audited pertumbuhan pembiayaan 2008 mencapai 22 persen atau sebesar Rp 10,48 triliun dari Rp 8,62 tri- liun pada 2007.

Sementara, tingkat pembiayaan bermasa- lah (non performing financing/NPF) hingga akhir 2008, di posisi 3,8 persen dengan rasio kredit terhadap simpanan (FDR) sebesar 104 persen. Sedang, return on equity (RoE) dan return on asset (RoA), masing-masing tumbuh 40 persen dan 2,6 persen hingga akhir 2008.

Andi mengatakan, peningkatan NPF pada 2009 tidak terhindarkan. Untuk meredamnya, Bank Muamalat telah mengklasifikasi debitornya.

"Mereka yang menerima pembiayaan terklasifikasi menjadi sensitif terhadap krisis, kurang sensitif, dan tidak terpengaruh krisis. Terlihat, mereka lebih banyak yang tidak terpengaruh krisis, seperti penerima pembiayaan di sektor infrastruktur, agrikultur, dan komoditi," tuturnya.

Untuk mengejar pertumbuhan kredit yang sebagian besar untuk UMKM, ujarnya, Bank Muamalat terus mengoptimalkan pembiayaan langsung dan linkage program melalui Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah, dan kerja sama dengan koperasi, serta lembaga keuangan mikro dan syariah (LKM/S) lainnya.

"Kami juga akan menambah kantor cabang sebanyak 70 outlet pada 2009 sehingga total outlet menjadi 350. Tahun kemarin kami telah menambah 33 kantor cabang, dimana 8 di anta-ranya telah beroperasi," jelasnya.

Meningkat

Pada 2008, Bank Muamalat meraih laba dengan total Rp 304 miliar dari target Rp 277 miliar. Pertumbuhan aset yang dicapai pada 2008, meningkat 20 persen dari Rp 10,57 triliun pada 2007 menjadi Rp 12,67 triliun.

Andi menjelaskan, pertumbuhan kredit dan penambahan porsi dana retail, yang akan didominasi dana murah, seperti tabungan dan giro, merupakan fokus Bank Muamalat dalam mengejar pertumbuhan aset sebesar 20 persen pada 2009. Komposisi dana pihak ketiga pada 2008 terdiri dari deposito 53,55 persen, Giro 7,49 persen, dan tabungan 38,93 persen.

(30)
(31)

Suara Pembaruan Selasa, 13 Januari 2009

(32)

Bisnis I ndonesia Rabu, 14 Januari 2009

WIRA USAHA

Ak se s pa sa r UKM dit in gk a t k a n

JAKARTA: Pemerintah telah melakukan peningkatan akses pasar dan daya saing produk terhadap koperasi dan usaha mikro, kecil menengah (KUMKM) sedikitnya kepada 2.143 pelaku usaha sepanjang 2008.

(33)

Bisnis I ndonesia Rabu, 14 Januari 2009

Ke m e n e g Kope r a si & UKM la n j u t k a n

pr ogr a m Pe r k a ssa di 6 pr ovin si

JAKARTA: Kementerian Negara Koperasi dan UKM pada tahun ini meneruskan program pembentukan koperasi berbasis SDM wanita, yakni perempuan keluarga dan sehat sejahtera (Perkassa) di enam provinsi.

Alfaini Kosim, Asisten Deputi Keanggotaan Koperasi dan UKM Kementerian Koperasi dan UKM, menjelaskan sosialisasi pembentukan koperasi Perkassa itu difokuskan di Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara Sumatra Selatan dan Banten.

"Kami tidak hanya menyosialisasikan pembentukan koperasi wanita (Kopwan) Perkassa oleh masyarakat umum, tapi juga mencakup pembentukan koperasi dari kelompok usaha masyarakat binaan instansi terkait," katanya kemarin.

Tahun lalu Kementerian Koperasi dan UKM juga melakukan sosialisasi di empat provinsi, yakni Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Tengah. Secara keseluruhan di semua provinsi terbentuk 345 koperasi Perkassa.

Selain itu kegiatan sosialisasi di Provinsi Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat juga berhasil melahirkan koperasi dari kelompok usaha binaan instansi terkait dan organisasi masyarakat.

Menurut Alfaini, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas kelompok usaha masyarakat berbasis wanita, terutama yang sudah memiliki usaha produktif menjadi lembaga berbentuk koperasi.

Prioritasnya diarahkan pada pembentukan koperasi yang dikelola wanita (Kopwan) dan selanjutnya diberdayakan melalui program Perkassa. Kementerian Koperasi dan UKM memberi pinjaman untuk penguatan modal masing-masing sebesar Rp100 juta.

Dari kegiatan sosialisasi program Perkassa di delapan provinsi pada 2008, terbentuk sejumlah 59 koperasi atau hanya 36% dari target awal, yakni 150 Kopwan. Pada tahun ini Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan pertumbuhan Perkassa.

"Mestinya pada tahun ini ada peningkatan pertumbuhan karena pada umumnya sudah banyak kelompok berkoperasi. Kami hanya akan memperkuat kelompok itu dari sisi legalitasnya saja."

Menurut Alafaini, Perkassa memang program Kementerian Negara Koperasi dan UKM, tetapi perlu dukungan dari pemerintah daerah. Sebagai contoh di Pekan Baru, Riau, Pemda setempat memberi modal kepada setiap kelompok sebesar Rp10 juta untuk membentuk koperasi.

Dengan dukungan dari pemda setempat, dia optimistis program Perkassa tahun ini bisa meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Pada tahun ini Pemda NTT sudah mengajukan permohonan agar Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi pendirian Kopwan melalui sosialisasi."

(34)

Bisnis I ndonesia Rabu, 14 Januari 2009

Pe r it e l da pa t r e t u r pr odu k ba r u da la m 3 bu la n

Pr om osi pr odu k t a k k e n a bia ya t a m ba h a n

JAKARTA: Departemen Perdagangan menetapkan toko modern dapat mengembalikan produk baru kepada pemasok tanpa pengenaan sanksi, apabila setelah dievaluasi selama 3 bulan tidak memiliki prospek penjualan.

Aturan yang tertuang dalam Permendag No. 53/2008 yang diinisiasi Depdag itu juga menegaskan tidak ada tambahan biaya yang dikeluarkan pemasok untuk promosi produk baru, karena sudah termasuk dalam kontrak biaya syarat perdagangan (trading term) yang sudah ditandatangani sebelumnya.

Baik Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) maupun Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) mengharapkan aturan yang mengizinkan retur barang baru yang tidak laku, jangan sampai merugikan pihak industri.

"Sebelum Permendag No. 53 keluar, biasanya peritel modern melakukan evaluasi penjualan produk baru selama satu tahun, karena kami membayar listing fee [biaya administrasi pedaftaran barang] dan biaya promosi tambahan yang disebut on top yang cukup besar," kata Ketua Umum AP3MI Susanto kepada Bisnis, kemarin.

Dia mengatakan sebelum dikeluarkannya permendag, besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa menjual produk baru di toko modern menjadi salah satu kendala pemasok atau industri.

Hal ini karena toko modern menetapkan biaya syarat perdagangan baru kepada pemasok bila ada produk baru, terutama untuk perincian biaya promosi yang harus ditanggung pemasok, sebagai tambahan biaya yang telah ditetapkan dalam kontrak syarat perdagangan.

Susanto mengakui aturan baru terkait dengan penjualan produk baru di toko modern meringankan pemasok dalam jumlah biaya yang dikeluarkan untuk listing fee dan promosi, sebaliknya tenggang waktu yang terbatas untuk evaluasi penjualan cukup menghawatirkan.

Jumlah wajar

Ketua Umum Gapmmi Thomas Darmawan mengatakan peritel modern harus mengorder produk baru dalam jumlah yang wajar, seperti ketentuan yang diterapkan kepada peritel modern di Australia.

"Peritel modern harus atur penyajian [di toko]. Jangan laku 100 order 1.000 barang, kemudian di retur 900 produk . Hal seperti itu jangan sampai merugikan," kata Thomas.

Gapmmi memaklumi ada batas waktu pengembalian barang yang tidak laku, karena produk makanan memang memiliki masa kadaluwarsa. Namun, masa kedaluwarsa produk berbeda mulai dari satu minggu hingga ada yang sampai empat tahun lamanya.

"Jadi harusnya ada waktu pengembalian yang berbeda, dan ini perlu dievaluasi," ujar Thomas.

(35)

telepon tidak sempat berkomentar karena tengah rapat, dan pertanyaan melalui short message services (sms) tidak dibalas. (linda.silitonga@bisnis.co.id)

(36)

Bisnis I ndonesia Rabu, 14 Januari 2009

UKM pu pu k t e r a n ca m t u t u p

SURABAYA: Ratusan industri kecil bidang pupuk organik di Pulau Jawa dikhawatirkan gulung tikar, menyusul semakin meluasnya pengoperasian industri sejenis yang dikembangkan PT Petrokimia Gresik (Persero) dan PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) di provinsi tersebut.

Ketua Asosiasi Produsen Pupuk Kecil Menengah Indonesia (AP2KMI), Nur Sucipto, mengakui peluang industri kecil pupuk organik cukup besar, seiring dengan digalakkannya sosialisasi penggunaan pupuk nonkimia itu oleh Departemen Pertanian guna mengembalikan tingkat kesuburan lahan sawah.

Langkah Deptan itu dilakukan sejak beberapa tahun terakhir antara lain dalam bentuk dipasarkannya produk pupuk organik dengan harga subsidi melalui PT Pertani (Persero) dan PT Sanghyang Seri (Persero).

Namun, kata dia, kenyataan itu mengakibatkan pasar industri kecil pupuk semakin menyempit.

"Ratusan industri tersebut di Pulau Jawa, di antaranya 100 produsen di Jawa Timur, dikhawatirkan gulung tikar sebab dua BUMN yakni PT Petrokimia Gresik dan PT Pusri juga memperluas pengoperasian pabrik serupa dalam skala kecil," kata Nur kepada Bisnis di Surabaya, kemarin.

PT Petrokimia Gresik sejak beberapa tahun terakhir mengoperasikan 30 unit pabrik pupuk organik skala kecil di Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang dipasarkan seharga Rp1.000 per kg dengan merek dagang Petroganik.

PT Pusri juga mendirikan tiga unit pabrik pupuk organik berkapasitas 3.000 ton per tahun masing-masing di Cianjur, Jawa Barat, mulai beroperasi pada Desember 2008, di Lumajang, Jawa Timur, diresmikan 12 Januari dan di Sragen, Jawa Tengah, diresmikan 15 Januari tahun ini.

Dirut PT Pusri, Dadang Heru Kodari, mengatakan ketiga unit pabrik pupuk organik skala kecil itu merupakan proyek percontohan yang akan diperluas pengoperasiannya di Pulau Jawa, guna menyongsong program Go Organic 2010 yang dicanangkan pemerintah.

Perusahaan itu akan menggandeng swasta skala kecil menengah guna mengoperasikan pabrik pupuk organik di setiap kabupaten di Jatim, melalui program kemitraan.

"Peluang bisnis pupuk organik terbuka luas sebab kebutuhannya jutaan ton per tahun untuk penyeimbang penggunaan pupuk anorganik," ujarnya di sela-sela peresmian pabrik pupuk organik milik Pusri di Lumajang, Jawa Timur, pada 12 Januari.

Menurut Nur, Jatim tahun lalu memperoleh alokasi pupuk organik sebanyak 70.000 ton, sebagian dari pupuk organik sebanyak itu dipasok oleh 12 produsen anggota AP2KMI melalui kerja sama dengan Pertani dan Sanghyang Seri. Kerja sama itu berlanjut lagi tahun ini. (k22)

(37)

Jurnal Nasional Rabu, 14 Januari 2009

Ekonomi | Magelang | Rabu, 14 Jan 2009 14:18:26 WIB

Pe m k ot M a ge la n g Ku cu r k a n Rp6 0 0 Ju t a Un t u k UKM

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Magelang, Jawa Tengah, mengucurkan dana sebesar Rp600 juta sebagai modal bergulir bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), terutama untuk membantu mereka menghadapi dampak krisis global.

"Dana itu alokasi dari APBD II tahun 2008 untuk 40 kelompok UKM. Setiap kelompok mendapatkan dana bergulir sebesar Rp15 juta," kata Wakil Wali Kota Magelang, Noor Muhammad, di Magelang, Rabu (14/1).

Ia mengatakan, sektor UKM di kota itu hingga saat ini masih mampu bertahan meskipun terjadi krisis ekonomi global.

Namun, katanya, pendapatan mereka hanya mampu mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Ia mengharapkan, instansi terkait di kota itu memberikan pembinaan secara serius kepada kalangan UKM agar mampu mengembangkan usaha produksinya.

Pemkot Magelang juga memberikan bantuan kepada mereka berupa sarana produksi, antara lain kepada kelompok klaster makanan ringan berupa alat pengolah makanan.

(38)

Bisnis I ndonesia Kamis, 15 Januari 2009

5 0 Se n t r a in du st r i k re a t if dibidik r a ih silpa

Pe n da f t a r a n h a k cipt a da n m e r e k 1 2 5 UM KM

dif a silit a si

JAKARTA: Kementerian Negara Koperasi dan UKM membidik 50 sentra industri kreatif untuk diberi program penguatan melalui implementasi HaKI dengan memanfaatkan dana sisa lebih anggaran (silpa).

Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Negara Koperasi dan UKM Choirul Djamhari mengatakan program dengan anggaran silpa ini mencakup tiga kegiatan, yakni pendampingan bagi kelompok produsen kreatif dalam mengembangkan desainnya oleh desainer.

Dua kegiatan lainnya adalah memberikan bantuan langsung berupa peralatan ke kelompok masyarakat produsen industri kreatif, serta memberikan jurnal dan katalog barang desain untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan kelompok masyarakat produsen industri kreatif tentang perkembangan desain.

"Pemanfaatan hak atas kekayaan intelektual (HaKI) oleh usaha kecil, menengah, dan koperasi belum optimal, padahal untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global, pemanfaatan hak itu merupakan salah satu kuncinya," ujar Choirul, seusai rapat koordinasi dengan pejabar Departemen Perdagangan, belum lama ini.

Menurut dia, program dukungan pemanfaatan HaKI, di antaranya pembentukan Klinik HaKI, pendaftaran merek dan hak cipta, pendaftaran desain industri, dan pendaftaran paten.

Choirul mengatakan prinsip pengembangan industri kreatif adalah mendayagunakan usaha kecil menengah. Untuk itu, program pengembangan desain yang dilakukan sejak 2001 akan dilanjutkan melalui sosialisasi bagi 250 UMKM, kemudian pendampingan dan sertifikasi desain industri bagi 150 desain UMKM.

Untuk memotivasi dan meningkatkan keterampilan UMKM dalam mengembangkan desainnya, pemerintah juga akan melaksanakan fasilitasi pendaftaran hak cipta dan pendaftaran merek bagi 125 UMKM, pelatihan teknis bagi 120 UMKM.

Selanjutnya, pada kegiatan pameran produk UMKM diadakan pemilihan desain terbaik antarpeserta pameran. "Pemenang mendapat kesempatan untuk mengikuti promosi dagang ke luar negeri dan produknya didaftarkan hak desain," ujarnya.

Kerja sama

Deputi Choirul mengungkapkan institusinya menawari Depdag untuk bekerja sama dalam sejumlah program pengembangan industri kreatif, seperti sosialisasi bersama program; promosi, festival, dan pameran bersama produk industri kreatif; serta pilot project pengembangan produk terpilih di provinsi tertentu.

(39)
(40)

Bisnis I ndonesia Kamis, 15 Januari 2009

WIRA USAHA

Ja sa pa t e n k e cil bu k a di m a l

SURABAYA: Usaha skala kecil bidang jasa pengurusan hak paten di Surabaya berpeluang menjaring klien melalui pengoperasian beberapa gerai layanan di pusat perbelanjaan.

Sugiarto Saliman, pimpinan PT Dream ID Paten, perusahaan jasa pengurusan hak paten dan hak merek di Surabaya, mengakui peluang jasa tersebut cukup besar seiring meningkatnya kesadaran kalangan usaha kecil menengah (UKM) soal itu.

(41)

Bisnis I ndonesia Kamis, 15 Januari 2009

UKM M a ge la n g r a ih Rp6 0 0 j u t a

MAGELANG: Pemkot Magelang, Jawa Tengah, mengucurkan dana sebesar Rp600 juta sebagai modal bergulir bagi usaha kecil dan menengah, terutama untuk membantu mereka menghadapi dampak krisis global.

"Dana itu alokasi dari APBD II 2008 untuk 40 kelompok UKM. Setiap kelompok mendapatkan dana bergulir sebesar Rp15 juta," kata Wakil Wali Kota Magelang Noor Muhammad, kemarin.

(42)

Pikiran Rakyat Kamis, 15 Januari 2009

Pe r a j in W a j it Bu t u h Ba n t u a n M oda l

Kamis, 15 Januari 2009 , 12:45:00

NGAMPRAH, (PRLM).- Perajin wajit Cililin Kab. Bandung Barat membutuhkan suntikan dana untuk permodalan. Selain itu, butuh pembinaan manajemen untuk mengembangkan pola pemasaran.

Hal itu dikatakan, Ketua Koperasi Bina Masyarakat Sejahtera Cililin, Undang Dayat ketika ditemui di rumahnya RT 5 RW 7 Cililin, Kamis (15/1).

Menurut Undang, perajin wajit Cililin yang kini masih bertahan dan berproduksi ada sekitar 40 orang. Pemasaran mereka masih di wilayah Bandung dan sekitarnya. Namun, usaha wajit Cililin mulai terdesak, karena makin banyak saingan.

(43)

Bisnis I ndonesia Jumat, 16 Januari 2009

At u r a n pa sa r m e m u n gk in k a n dir e visi

KPPU dit u n t u t le bih t e ga s a w a si se k t or r it e l

JAKARTA: Peraturan dalam pedoman penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern masih terbuka untuk direvisi, tetapi pelaku usaha harus melaksanakan kebijakan tersebut terlebih dahulu.

"Kami mengimbau agar pengusaha menjalankan peraturan ini dulu. Ke depannya masih terbuka untuk menerima masukan dari berbagai pihak," ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam sosialisasi Permendag Nomor 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, kemarin.

Hadir dalam pertemuan itu, Aliansi 9 Asosiasi yang terdiri dari Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI), Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), National Meat Processor Association (Nampa) dan Asosiasi Pemasok Garmen dan Aksesori Indonesia (APGAI).

Subagyo, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Depdag, meminta Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) untuk mengedepankan komunikasi dengan pihak terkait, ketimbang melakukan uji materi atas aturan ini.

"Aprindo mungkin sudah lupa, kalau sudah diserahkan ke pemerintah berarti tidak boleh mengajukan judicial review. Tapi bukan berarti kami menutup diri terhadap masukan yang ada."

Sanksi yang bisa dikenakan jika terjadi pelanggaran atas Permendag ini adalah pengenaan sanksi administratif berupa pembekuan izin usaha atau pencabutan izin usaha.

Dia mengatakan pemerintah daerah menjadi ujung tombak pengawasan sektor ritel di lapangan. Pemerintah, lanjutnya, berharap agar pengusaha bisa menyimak secara baik sehingga implementasinya tidak keluar dari kebijakan nasional yang ada.

"Road show sosialisasi Permendag akan mulai minggu depan ke daerah. Kita mulai dari Provinsi DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Makassar."

Pengamat ritel Hermawi Taslim juga mengungkapkan hal senada. "Pihak pemda perlu mendapatkan pemahaman yang benar soal aturan pasar modern ini."

Lebih tegas

Dia meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) agar lebih tegas dalam melakukan pengawasan sektor ritel di Indonesia sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Hal ini terkait dengan implementasi UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Menurut Nawir, sejak awal booming ritel, sejumlah negara mengatur gerak ritel dari sisi kebijakan, bukan ketika terjadi kasus persaingan usaha.

(44)
(45)

Bisnis I ndonesia Jumat, 16 Januari 2009

Ngadiran, Sekjen Asosiasi Perdagangan Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), mengatakan akan melakukan judicial review terhadap Perpres 112/2007 dan Permendag No53/2008 ke Mahkamah Konstitusi, menyusul langkah Aprindo.

Menurut Ngadiran, kebijakan tersebut belum memihak secara adil kepada pedagang dan pewarung tradisional dan sebaliknya menganakemaskan minimarket dan toko modern.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menegaskan pembatasan biaya syarat perdagangan (trading term) oleh pemerintah tidak melanggar asas kebebasan berkontrak.

Hal ini mengingat asas kebebasan berkontrak yang dimuat dalam KUH Perdata juga tidak mutlak, karena peraturan itu bisa dilaksanakan sepanjang tidak melanggar undang-undang, kesusilaan, dan kepentingan umum.

"KPPU jelas menganut Pasal 33 Ayat 2 UUD 1945, dan undang-undang yang lain harus mengikutinya. Karena itu yang menyangkut hidup orang banyak paling sedikit harus diatur," kata Ketua KPPU Benny Pasaribu kepada pers tentang sikap KPPU atas regulasi ritel, kemarin.

Pembatasan biaya syarat perdagangan juga dilakukan negara lain, seperti Prancis. (rachmat.purboyo@bisnis.co.id)

Reportase: 19/12/linda silitonga/Elvani Harifaningsih

(46)

Bisnis I ndonesia Jumat, 16 Januari 2009

I KM di M oj ok e r t o pa sok polisi

MOJOKERTO: Industri kecil perlengkapan polisi berbahan baku kulit di Mojokerto, Jatim, berhasil memperluas pasar di seluruh Jawa dan kawasan timur Indonesia (KTI).

Soeyitno, pimpinan UD Kerajinan Kulit, mengaku usaha yang dirintis sejak 2000 itu meningkat bertahap sesudah memperoleh pesanan rutin produk perlengkapan Polri dari toko-toko di Surabaya, Semarang, Bandung, Jakarta, Bali, Sampit (Kalteng) dan Balikpapan (Kaltim).

(47)

Bisnis I ndonesia Jumat, 16 Januari 2009

Pa n gsa t ok o t r a dision a l k ia n t e r ge r u s

JAKARTA: Nielsen Indonesia mengungkapkan pangsa pasar toko tradisional terus tergerus dan diprediksi pada 2009 hanya menyumbang 62% dari total penjualan barang kebutuhan harian, menyusul pesatnya pertumbuhan omzet toko modern di Indonesia.

Direktur Riteler Nielsen Indonesia Yongky Surya Susilo, pada 2007 sumbangan toko tradisional terhadap total omzet produk kebutuhan harian di Indonesia masih sebesar 64%, tetapi pada 2008 menjadi 63%.

"Promosi mendorong pertumbuhan omzet toko modern di Indonesia. Peritel menciptakan impulse buying [upaya memikat konsumen untuk membeli barang] sehingga yang tadinya berbelanja sedikit menjadi banyak," kata Yongky pada seminar bertema Outlook Industri Pangan 2009 di Universitas Pelita Harapan (UPH), kemarin.

Padahal, jelasnya, jumlah toko modern di Indonesia dibandingkan dengan jumlah penduduk masih kecil, yaitu sebanyak 20.000 toko modern. "Bandingkan dengan toko tradisional yang jumlahnya lebih dari satu juta gerai."

Toko modern terus melakukan upaya promosi dan membuat berbagai cara memikat konsumen, sementara toko tradisional masih berkutat dengan masalah rantai distribusi yang tidak efisien, sehingga harga jualnya tidak kompetitif.

Yongky memperkirakan selama pedagang kecil tidak bisa membenahi sistem distribusinya, bisa mengakibatkan kian tergerusnya pangsa penjualan di toko tradisional terhadap total omzet produk kebutuhan harian.

Nielsen mengungkapkan omzet penjualan 54 kategori produk kebutuhan harian pada Januari-November 2008 mencapai Rp86, 17 triliun atau mengalami kenaikan 21,2% dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2007 dibandingkan dengan 2006.

Pertumbuhan omzet pada 2007 dibandingkan dengan 2006 sebesar 15,5% dengan perolehan nilai penjualan sebesar Rp77,71 triliun.

Menyusul tingginya pangsa pasar toko modern di negara maju seperti Singapura yang sampai menyumbang 90%, Yongky optimistis perbandingan tersebut tidak akan terjadi di Indonesia.

"Di negara maju tidak ada perdesaannya [ tidak seperti Indonesia]. Saya perkirakan paling pangsa pasar toko modern di sini maksimal sebesar 45%," kata Yongky.

Meski pangsa pasar toko tradisional terhadap total omzet penjualaan produk kebutuhan harian terus tertekan, format gerai tersebut masih terus mengalami peningkatan nilai penjualan sama halnya seperti toko modern.

Nielsen Indonesia mencatat pertumbuhan penjualan toko tradisional pada Januari-November 2008 mengalami peningkatan sebesar 19,9% dibandingkan dengan periode sama pada 2007.

(48)
(49)

Pikiran Rakyat Jumat, 16 Januari 2009

Kon disi Pa sa r Tr a dision a l M e m pr ih a t in k a n

D PRD Te n ga h M e n ggodok Ra pe r da n ya

Jumat, 16 Januari 2009 | 15:12 WIB

Bandung, Kompas - Kondisi pasar tradisional di Kota Bandung memprihatinkan, baik dari sisi fisik maupun persaingan bisnis. Revitalisasi pasar tradisional yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung kerap mematikan pedagang lama.

Ketua Komisi B DPRD Kota Bandung Endrizal Nazar menjelaskan, infrastruktur hukum pengelolaan pasar tradisional di Kota Bandung belum memadai. "Selama ini belum ada kejelasan kapan revitalisasi itu harus melibatkan pengembang dan kapan harus dikerjakan Pemerintah Kota Bandung sendiri," ujarnya di Bandung, Kamis (15/1).

Menurut Endrizal, selama Pemkot mampu membangun sendiri, tidak perlu melibatkan pengembang, cukup pedagang lama yang diajak terlibat. Ini untuk melindungi pedagang lama sekaligus memberdayakan Pemkot dalam mengelola pasar sebagai aset pemerintah.

Endrizal menilai, pasar-pasar tradisional yang direvitalisasi melalui pengembang malah menyingkirkan pedagang lama. Mereka tidak mampu membeli kios yang harganya dipatok tinggi oleh pengembang. Akhirnya, tidak sedikit pedagang lama yang akhirnya menjadi pedagang kaki lima (PKL).

Pasar tradisional yang telah direvitalisasi antara lain Pasar Baru, Cicadas, Ciroyom, Andir, dan Kosambi. Sebagian pedagang lama di pasar tersebut terus bergejolak menuntut harga kios diturunkan. Yang paling mutakhir, pedagang Pasar Cicadas menggugat Pemkot Bandung karena dinilai lebih mengutamakan kepentingan pengembang daripada pedagang lama.

Saat ini, melalui Perusahaan Daerah Pasar Bermartabat, Pemkot Bandung tengah merevitalisasi empat pasar tradisional, yakni Pasar Balubur, Banceuy, Karapitan, dan Gedebage.

Direktur Utama PD Pasar Bermartabat Dody Soeryadi mengatakan, Pasar Balubur akan dibangun setinggi tujuh lantai. Tiga lantai untuk parkir dan empat lantai untuk menampung 250 pedagang dan 50 PKL. Pasar Karapitan dibangun di atas lahan 3.000 meter persegi untuk 200 pedagang dan 50 PKL.

Pasar Banceuy akan dibangun di atas lahan seluas 2.700 meter persegi untuk 150 pedagang dan 50 PKL. Adapun Pasar Gedebage diproyeksikan untuk 350 pedagang dan PKL.

Revitalisasi pasar ini melibatkan pihak ketiga sebagai pengembang. Pasar Balubur sudah mulai dibangun, sementara Pasar Karapitan sedang dibongkar. Bahan raperda

Saat ini, DPRD Kota Bandung tengah menggodok bahan untuk Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pengelolaan Pasar Tradisional. Endrizal berharap revitalisasi pasar dibekukan dulu sampai perda disahkan.

(50)

Pikiran Rakyat Jumat, 16 Januari 2009

Posisi pasar itu persis berimpitan dengan tempat pembuangan sampah. Jalan di dalam pasar yang hanya beralas tanah sangat tidak nyaman bagi pejalan kaki. "Setiap hujan turun, jalan pasar becek dan bau. Pembeli jadi sepi," kata Adang (32), penjual sayur-mayur. Adang setuju jika pasar direvitalisasi menjadi lebih bersih dan tertata. Hanya, dia tidak mau kalau harga kios melonjak hingga belasan juta rupiah per meter. "Lagi pula, kan sekarang banyak minimarket. Pasar tradisional kalah bersaing. Jadi, buatlah kami-kami ini (pedagang lama) bisa bertahan," ujarnya.

(51)

Bisnis I ndonesia Senin, 19 Januari 2009

5 UKM dibidik r a ih I SO

JAKARTA: Kementerian Negara Koperasi dan UKM pada tahun ini menargetkan lima perusahaan usaha kecil menengah (UKM) akan menerima sertifikasi tentang sistem manajemen mutu atau ISO 9001-2000.

Asisten Deputi Urusan Produktivitas dan Mutu Kementerian Negara Koperasi dan UKM Endah Srinarni mengatakan jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya merealisasikan tiga perusahaan penerima.

"Kendala umum bagi UKM untuk mendapatkan sertifikasi adalah faktor ketidaksiapan sistem manajamen perusahaan terhadap prosedur yang ditetapkan lembaga penerbit ISO 9001-2000," ujar Endah kepada Bisnis, pekan lalu.

Setelah mendapat sertifikat, perusahaan wajib disurvei ulang 2 tahun berikutnya oleh lembaga sertifikasi di bawah pengawasan Badan Standardisasi Nasional (BSN). Tujuannya memastikan usaha mereka tetap mengedepankan sistem manajemen mutu.

Nilai lebih bagi perusahaan UKM yang telah mendapat sertifikasi tersebut, a.l. karena produknya akan diakui dunia internasional sehingga memudahkan melakukan transaksi bisnis secara terbuka.

Pemerintah daerah Sidoarjo, Jawa Timur bahkan menciptakan satu peraturan agar perusahaan skala UKM wajib mendapat sertifikasi ISO 9001-2000. Untuk mendapat sertifikasi tersebut biayanya bervariasi antara Rp75 juta-dan Rp100 juta.

Pendampingan

Untuk mendapatkan pengakuan mutu produk dan manajemen itu Kementerian Negara Koperasi dan UKM turut melakukan pendampingan bimbingan, konsultasi dan pelatihan yang dianggarkan dari APBN.

Konsultasi dimaksudkan untuk mewujudkan penerapan standar yang menunjang peningkatan efisiensi dan produktivitas. Kemudian meningkatkan keunggulan daya saing atas produk di pasar nasional ataupun global.

Sosialiasi yang dilakukan pada tahun ini sedikitnya terhadap 100 UKM. Jika peminat untuk mendapat sertifikasi ISO 9001-2000 lebih dari lima, UKM diharapkan berinisiatif untuk membiayai seluruh prosesnya.

Adapun bimbingan penerapan berjenjang mulai diberikan kepada tingkat puncak manajemen, kepala divisi hingga karyawan mencakup bukti kecukupan dokumen sesuai dengan standar serta pemahaman terhadap proses bisnis perusahaan maupun mutu serta komiten penyediaan sumber daya.

(52)

Bisnis I ndonesia Rabu, 21 Januari 2009

W I RA USAH A

KJKS sa lu r k a n da n a be r gu lir

JAKARTA: Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) memprogramkan pembiayaan kepada koperasi jasa keuangan/ usaha jasa keuangan syariah (KJK/UJKS) untuk usaha mikro dan kecil anggotanya atau dikenal dengan Program A-2.

Berbeda dengan pinjaman konvensional yang menggunakan bunga, tarif pembiayaan Program-2 menggunakan nisbah (bagi hasil) atas pendapatan kotor debitor.

(53)

Bisnis I ndonesia Rabu, 21 Januari 2009

M ode r n isa si pa sa r t r a dision a l t e r a pk a n sh a r in g bia ya

SALATIGA: Kementerian Negara Koperasi dan UKM melanjutkan program modernisasi pasar tradisional dengan pola sinergi pemerintah pusat dengan daerah melalui sharing biaya pembangunan.

Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali mengatakan pembangunan pasar tradisional tahun ini menerapkan konsep Pasar Tradisional dengan Citarasa Modern untuk menciptakan kenyamanan bertransaksi.

"Target utama adalah menjadikan pasar tradisional itu bersih, tidak kumuh, dan tertata baik sehingga pelaku transaksi nyaman," ujarnya pada peresmian Pasar Tradisional Banyu Putih Kota Salatiga, Jateng, kemarin.

Pembangunan Pasar Banyu Putih mendapat pendanaan dari Kementerian Negara Koperasi dan UKM sebesar Rp750 juta sebagai sharing pembiayaan, selebihnya ditanggung Pemprov Jateng dan Pemkot Salatiga yang berkerja sama dengan Koperasi Serba Usaha (KSU) Mitra Salatiga.

"Pola sinergi seperti ini antara pemerintah dan koperasi akan kami lestarikan dalam program penataan Pasar Tradisional Bercitarasa Modern," tegasnya.

Suryadharma mengemukakan pembangunan pasar tradisional harus disesuaikan dengan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) di setiap daerah. Menurut dia, penataan pasar tradisional itu untuk mengimbangi maraknya pembangunan pasar modern yang terus merebak di berbagai daerah.

"Saya bisa memahami izin yang diterbitkan kepala daerah untuk pasar modern, karena pemda ingin menunjukkan sukses pembangunan ekonomi melalui pusat-pusat kegiatan bisnis," tuturnya.

Dengan begitu, pelaku pasar tradisional harus bisa menerima perkembangan dunia bisnis modern tersebut dengan melakukan pembenahan yang dibantu pemerintah.

Kementerian Koperasi pada tahun ini menelurkan kebijakan mengembangkan pasar tradisional melalui satuan kerja (satker) daerah, setelah tidak dimungkinkan lagi menyalurkan dana bergulir menyusul penerbitan PMK No.99 Tahun 2008.

Anggaran yang disiapkan Kementerian Koperasi untuk revitalisasi pasar itu rata-rata Rp1 miliar, serta dikombinasikan dengan dana APBD. Pola ini disebut dengan sistem tugas pembantuan.

(54)

Bisnis I ndonesia Rabu, 21 Januari 2009

WIRA USAHA

' Pr ogr a m UKM t u m pa n g t in dih '

TASIKMALAYA: Program pembinaan UKM antardepartemen sering tumpang tindih, dan kerap simpangan dengan program tanggung jawab sosial perusahaan, sehingga program hanya sekadar memenuhi kewajiban.

Demikian diungkapkan anggota Komisi VI DPR-RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Cecep Syarifudin dalam kunjungan kerja di Tasikmalaya dalam masa reses persidangan, baru-baru ini.

Dia menjelaskan departemen, seperti Departemen KUKM, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, hingga Badan Koordinasi Penanaman Modal memiliki program pembinaan usaha kecil menengah.

(55)

Bisnis I ndonesia Rabu, 21 Januari 2009

UKM opt im ist is be r t u m bu h pa da 2 0 0 9

JAKARTA: Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia tergolong paling optimistis memandang pertumbuhan sektor tersebut pada 2009. Optimisme tersebut masuk peringkat empat besar di kawasan Asia Pasifik.

Berdasarkan survei bertema Asia-Pasific Small Business Confidence Survey yang dilakukan HSBC pada kuartal IV 2008 pelaku pasar usaha kecil dan menengah menunjukkan optimisme tinggi pada 2009.

Bersama Bangladesh, Vietnam, dan India, Indonesia termasuk negara paling optimistis dari sejumlah negara yang disurvei HSBC, sementara Singapura, Taiwan dan Hongkong merupakan negara yang paling pesimistis.

Survei tersebut melibatkan 10 negara di Asia Pasifik, yaitu Hong Kong, China Daratan, Taiwan, Bangladesh, Singapura, India, Vietnam, Korea, Malaysia dan Indonesia.

Head of Small and Medium Enterprises HSBC Steve Miller mengatakan meskipun di tengah kondisi sulit pada kuartal IV, sektor UKM Indonesia masih cenderung berpandangan optimistis melihat bisnis 2009.

"Mereka mengambil pendekatan yang konservatif dalam melakukan investasi dan aktivitas usaha, tapi secara umum masih kokoh," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Sektor UKM memberikan kontribusi 30% dari GDP Indonesia, selain penyedia lapangan kerja terbesar. Dari survei, tingkat kepercayaan UKM di Indonesia berada di atas rata UKM di Asia. Sebagian besar UKM Indonesia akan mempertahankan belanja, tetapi cenderung konservatif dalam hal investasi.

Dari survei terhadap 300 UKM Indonesia, sekitar 50% di antaranya mempertahankan belanja. Sedangkan 24% lainnya merencanakan meningkatkan modal.

Dari sisi rencana rekrutmen, sekitar 80% UKM Indonesia berencana mempertahankan karyawan dan 13% akan menambah jumlah karyawannya.

Temuan-temuan ini memperlihatkan sektor UKM masih mendorong perekonomian Indonesia. "Ini sinyal positif dan kami turut bersemangat," ujarnya.

HSBC, Steve mengatakan, akan meluncurkan variasi produk yang bisa mendorong UKM, seperti debit card dan produk konservatif lainnya. (11)

(56)

Bisnis I ndonesia Kamis, 22 Januari 2009

W I RA USAH A

LPD B ga n de n g m oda l ve n t u r a

JAKARTA: Lembaga Dana Bergulir (LPDB) membidik perusahaan pasangan usaha (PPU) berskala kecil dan menengah dengan menjadi jaringan perusahaan modal ventura sebagai penyalur executing pinjaman.

(57)

Bisnis I ndonesia Kamis, 22 Januari 2009

Kamis, 22/01/2009

' Ce ga h r it e l a sin g m a su k pe losok da e r a h '

Pe r sa in ga n pe r it e l m ode r n & t r a dision a l t a k se im ba n g

JAKARTA: Indonesia Competitiveness Center (ICC) mendesak pemerintah mencegah masuknya ritel asing sampai ke pelosok daerah, menyusul kian ekspansifnya gerai yang 100% dimodali oleh investor luar negeri.

Handito Hadi Joewono, Ketua ICC lembaga yang didirikan oleh kelompok orang yang berkomitmen pada daya saing di Indonesia, memprediksi jika ritel asing sampai masuk wilayah perdesaan, bakal menggerus pangsa pasar tradisional hingga 10%.

"Akan jadi kekhawatiran jika ritel asing masuk sampai pelosok. Negara juga akan seperti dijajah jika tidak tegas, akibat semua diambil outlet asing jika mereka sampai masuk ke kampung. Ini harus dikendalikan oleh pemerintah," katanya, kemarin.

Handito mengatakan masuknya ritel asing ke perdesaan akan bertabraka

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sastra Dengan Pendekatan Respon Pembaca dan Kajian Budaya Sebagai Upaya Membina Karakter Siswa Melalui Novel Silat. PKID

Dari diskusi di atas, tujuan penelitian ini adalah: (a) mengetahui perkembangan pasar modern dan pasar tradisional di kota Bengkulu, dan (b) mengetahui jumlah omset

Dalam dunia kerja, jaringan komputer menjadi salah satu hal yang penting dalam menunjang kinerja masing-masing user. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen sistem

b) Test method: Verify that the EOMaskInformation ExtrinsicObject and its slots are instantiated with the correct cardinality, as defined in Table 7.. slots correspond

Metode Muhawarah, yaitu melatih diri untuk bercakap-cakap dengan bahasa Arab, biasanya ada yang mewajibkan muhawarah ini setiap hari dan ada yang diwajibkan beberapa hari

Dampak negatif tersebut lebih banyak ditimbulkan pada saat kegiatan mobilisasi alat dan bahan material bangunan Jembatan Suramadu sehingga banyak menimbulkan perubahan pada

jumlah kantor cabang bank, jumlah pinjaman (investasi, konsumsi, dan modal kerja), dan PDRB yang memiliki hubungan korelasi sangat kuat dan signifikan..

Solvabilitas tidak mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013, hal ini dibuktikan