• Tidak ada hasil yang ditemukan

AMDAL pembangunan jembatan docx 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AMDAL pembangunan jembatan docx 1"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

2.4 Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

Batas wilayah studi rencana pembangunan Jembatan Suramadu meliputi:

2.4.1 Wilayah Studi a. Batas Proyek

Batas proyek adalah ruang dimana rencana kegiatan Pembangunan Jembatan Suramadu berjalan, yaitu pada sisi Kab. Bangkalan – Madura meliputi Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan provinsi Jawa Timur dan pada sisi Surabaya meliputi Kecamatan Kenjeran Kabupaten Surabaya provinsi Jawa Timur . Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu membutuhkan panjang Jembatan sebesar 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter

b. Batas Ekologi

Batas ekologi dari pembangunan Jembatan Suramadu adalah batas yang masih dipengaruhi persebaran dampak melalui air, udara, dan tanah. Persebaran pencemaran lingkungan adalah wilayah pemukiman di sekitar wilayah proyek pembangunan Jembatan Suramadu, yakni untuk sisi Kab. Bangkalan – Madura meliputi Kec. Labang Kab. Bangkalan dan untuk sisi Surabaya meliputi Kec. Kenjeran Kab. Surabaya.

c. Batas Sosial

Batasan sosial merupakan ruang di sekitar wilayah rencana proyek yang terdapat berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai yang sudah ada dan diperkirakan akan mengalami perubahan dinamika sosial akibat dari berlangsungnya proyek Pembangunan Jembatan Suramadu. Kemungkinan yang akan terkena dampak perubahan dinamika sosial akibat adanya pembangunan Jembatan Suramadu ini adalah penduduk masyarakat yang berdomisili di sekitar wilayah proyek yaitu pada sisi Kab. Bangkalan – Madura meliputi Kec. Labang Kab. Bangkalan dan pada sisi Surabaya meliputi Kec. Kenjeran Kab. Surabaya.

d. Batas Administrasi

Batas administrasi rencana kegiatan pembangunan Jembatan Suramadu adalah sebagai berikut :

 Untuk sisi Bangkalan – Madura Desa : Sukolilo Barat Kecamatan : Labang Kabupaten : Bangkalan Provinsi : Jawa Timur  Untuk Sisi Surabaya

Kecamatan : Kenjeran Kabupaten : Surabaya Provinsi : Jawa Timur

(2)

Batas waktu kajian kegiatan AMDAL pembangunan Jembatan Suramadu berkisar selama 6 (enam) tahun, mulai dari kegiatan pesiapan pembangunan, pengumpulan, dan analisis data, analisis dan perumusan dampak, hingga penyelesaian dan pengumpulan laporan data hasil pembangunan.

2.5 Prakiraan Dampak Penting

Kegiatan pembangunan Jembatan Suramadu dapat memberikan dampak pada komponen lingkungan yang ada di Kec. Labang Kab.Bangkalan – Madura. Besaran dampak akan dievaluasi dengan menggunakan metode matriks leopold. Matriks leopold merupakan metode yang dirancang untuk meganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek konstruksi yang berada di suatu wilayah. Metode ini memberikan informasi mengenai hubungan dan pengaruh suatu aktivitas atau kegiatan. Matriks Leopold merupakan interaksi antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan. Langkah dalam matriksi ini adalah menentukan besarnya dan pentingnya dampak yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan proyek. Berikut adalah skala besarnya dampak dan pentingnya dampak yang akan disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3. skala besaran dampak

N o

Skala Persentasi Keterangan Dampak

1 1 10% - 20% Sangat kecil

2 2 20% - 40% Kecil

3 3 40% - 60% Sedang

4 4 60% - 80% Besar

5 5 80% - 100% Sangat besar

Tabel 4. Skala Pentingnya Dampak

N o

Skala Keterangan dampak

1 1 Sangat tidak penting 2 2 Tidak penting

3 3 Sedang

4 4 Penting

4 5 Sangat penting

(3)

Dari analisis tabel yang dipaparkan sebelumnya maka setiap tahap kegiatan pembangunan Jembatan Surmadu memiliki persentase dampak yang berbeda, berikut akan dijabarkan persentasi besarnya dampak yang ditimbulkan dari Pembangunan Jembatan Suramadu berdasarkan tahap kegiatannya :

1. Tahap Kegiatan Prakonstruksi

Berdasarkan porsi nilai besaran dampak bahwa tahap kegiatan prakonstruksi menyumbang dampak sebesar 40-80%, yang mana pada tahap kegiatan pra konstruksi ini lebih banyak mendatangkan dampak positif seperti masih kentalnya budaya masyarakat Madura terutama di daerah Kab. Bangkalan sehingga masyarakat masih jauh dari kasus kejahatan.

2. Tahap Kegiatan Konstruksi

Berdasarkan porsi nilai besaran dampak menunjukkan bahwa tahap kegiatan konstruksi menyumbang dampak sebesar 40-80%, yang mana pada tahap kegiatan konstruksi lebih menimbulkan banyak dampak negatif. Dampak negatif tersebut lebih banyak ditimbulkan pada saat kegiatan mobilisasi alat dan bahan material bangunan Jembatan Suramadu sehingga banyak menimbulkan perubahan pada lingkungan sekitar seperti adanya perubahan kualitas air laut, penurunan kualitas udara bersih, dan pendapatan nelayan yang semakin berkurang.

3. Tahap Kegiatan Pasca Konstruksi

Berdasarkan porsi nilai besaran dampak tahap kegiatan pasca konstruksi menyumbang dampak sebesar 60-90%, yang mana pada tahap kegiatan pasca konstruksi menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnyanya ditunjukkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat pasca berdirinya Jembatan, hal ini disebabkan karena terciptanya aktivitas ekonomi di sekitar jalan akses menuju Jembatan Suramadu. Sedangkan dampak negatif yang diberikan berupa sreing terjadinya kasus kejahatan di daerah pelososk Kab. Bangkalan sehingga banyak kasus perampokan yang disertai dengan pembunuhan (begal) dan pengedaran narkoba, selain itu terganggunya ketenangan masyarakat akibat banyaknya kendaraan transportasi yang melintasi daerah akses menuju Jembatan Suramadu seperti Kec. Burneh Kab.Bangkalan-Madura. Dari penjelasan mengenai dampak potensial dan analisa pada tabel diatas dapat diketahui bahwa dampak positif yang sangat penting yang ditimbulkan dari pembangunan Jembatan Suramadu adalah sebagai berikut :

(4)

2. Setelah berdirinya Jembatan Suramadu, masyarakat Kec.Labang Kab. Bangkalan – Madura memiliki peluang untuk membuka usaha di sekitar akses jalan menuju Jembatan Suramadu, misalnya sebagai pedagang kaki lima (PKL). Dengan demikian adanya kesempatan kerja dan peluang berusaha menjadi jalan alternatif bagi ibu rumah tangga nelayan untuk mencari pendapatan selain bergantung pada hasil nelayan yang semakin menurun.

3. Pada masa prakonstruksi budaya yang ada di masyarakat Madura masih tertata rapi dan tidak terpengaruh dengan budaya dari luar pulau Madura yang lebih condong pada budaya yang lebih modern.

Selain dampak positif ada pula dampak negatif yang sangat penting yang ditimbulkan dari pembangunan Jembatan Suramadu, yakni :

1. Adanya perubahan bentuk lahan yang digunakan untuk pembukaan lahan sebagai jalan akses menuju Jembatan Suramadu. Lahan yang awalnya merupakan lahan persawahan milik masyarakat sekitar kini menjadi jalan raya sebagai akses menuju Jembatan Suramadu.

2. Penurunan kualitas air laut yang disebabkan karena adanya mobilisasi alat dan bahan material yang digunakan dalam pembangunan Jembatan Suramadu. Adanya kegiatan tersebut menyebabkan laut menjadi tercemar sehingga ekosistem biota aquatik menjadi terganggu.

(5)

1. Penapisan (Screening) Studi Kasus

Dari studi kasus yang telah dijelaskan maka dapat diketahui dampak penting yang bisa merugikan banyak masyarakat maupun biota-biota yang ada di perairan di sepanjang selat Madura. Dampak penting ini dipilih berdasarkan kriteria yang tercantum dalam UU. Nomor 32 tahun 2009 pasal 22 (2).Berdasarkan kriteria dampak penting yang telah disebutkan di UU. Nomor 32 tahun 2009 pasal 22 (2) maka dapat diambil dampak penting dari studi kasus mengenai pembangunan Jembatan Suramadu adalah sebagai beikut :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak

Pembangunan Jembatan Suramadu baik pada masa prakonstruksi, konstruksi, maupun pasca konstruksi memiliki dampak langsung terhadap penduduk, baik yang ada pada wilayah sekitar kaki Suramadu bagian Surabaya dan Kec.Labang, Kab.Bangkalan, Madura. Jumlah manusia atau penduduk Kab.Bangkalan yang merasakan dampaknya secara langsung pasca pembangunan Jembatan Suramadu ditunjukkan dengan adanya penurunan jumlah tenaga kerja yang drastis pada tahun 2007 sebesar 1770 orang dari 3784 pada tahun sebelumnya, padahal perkembangan jumlah perusahaan industri kecil, jumlah tenaga kerja serta nilai produksinya rata-rata meningkat dari tahun 2002 hingga 2008 (sebelum diopersikannya 9

jembatan Suramadu (Hotijah, 2010). Jadi jumlah penduduk yang terkena dampak sekitar 2014 orang yang mengalami pengangguran pada tahun 2007. Penurunan jumlah tenaga kerja pasca pengoperasian jembatan Suramadu, yakni pada tahun 2009 yang ditandai pula dengan penurunan nilai produksi merupakan akibat dari matinya beberapa industri kecil pasca pengoperasian jembatan Suramadu. Turunnya jumlah perusahaan industri sekitar 50 persen mengakibatkan menurunnya jumlah pekerja di perusahaan industri kecil dengan persentase yang hampir sama.Namun keadaan mulai membaik pada tahun 2010 perusahaan industri mulai tumbuh kembali dan penyerapan tenaga yang bekerja di perusahaan industri juga merangkak naik (Hotijah, 2010).

2. Luas wilayah persebaran dampak

Dampak dari pembangunan Jembatan Suramadu terhadap lingkungan sekitar tidak terlalu meluas, hanya mencangkup bagian kaki Jembatan saja dan akses menuju jalan tol Jembatan yang lahannya didapatkan dari jual beli lahan milik penduduk sekitar terutama wilayah di bagian Kab.Bangkalan. Wilayah yang diperkirakan terkena dampak dibangunnya Jembatan Suramadu adalah Kecamatan Tambaksari, Bulak dan Kenjeran di Surabaya, Kecamatan Labang, Tragah dan Burneh di Kabupaten Bangkalan Madura, serta alur Selat Madura yang merupakan sarana lalu lintas dan sumber mata pencaharian nelayan.

3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

(6)

penumpang kapal ferry dan tidak kembalinya populasi ikan maupun kerang yang dulunya ada di perairan tepatnya bawah Jembatan Suramadu

4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak

Pada saat konstruksi atau pembangunan Jembatan Suramadu memberikan dampak yang sangat merugikan terhadap nelayan, karena banyaknya bahan material yang masuk kedalam perairan menyebabkan 10

kerusakan ekosistem dari biota laut sehingga menurunnya populasi ikan maupun kerang. Hal tersebut menyebabkan menurunnya hasil tangkapan nelayan.

5. Kumulatif dampak

Untuk kumulatif dampak dari adanya Jembatan Suramadu itu sendiri tidak terlalu menyebabkan dampak yang berkepanjangan. Hal ini disebabkan banyaknya dampak positif yang diperoleh setelah dibangunnya Jembatan Suramadu, diantaranya adalah bertambahnya Income perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan dan semakin lancarnya transportasi yang melintasi dua pulau (pulau Madura dan Jawa) sehingga dapat menigkatkan kegiatan ekonomi.

6. Berbalik atau tidaknya dampak (reversible or irreversible impact)

Adanya pembangunan Jembatan Suramadu yang awalnya memiliki banyak dampak negatif namun dengan setelah berdirinya Jembatan Suramadu memberikan beberapa dampak positif sehingga dampak negatifnya dapat dipulihkan, seperti bertambahnya Income perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan sebanyak 93,63 %. Hal ini dikarenakan semakin lancarnya transportasi yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi. Namun ada juga dampak yang tidak berbalik menguntungkan atau tidak dapat dipulihkan, seperti jumlah penumpang kapal ferry yang akan tetap tidak mengalami kenaikan kecuali di waktu-waktu tertentu setelah adanya Jembatan Suramadu. Menurunnya pendapatan Industri Jasa Penyeberangan di Selat Madura yang ditandai dengan menurunnya jumlah penumpang ferry secara drastis (mencapai hingga 40%).

7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Pembangunan Jembatan Suramadu memberikan dampak positif yang dirasakan masyarakat Desa Sukolilo Barat Kec. Labang Kab. Bangkalan dari segi pendidikan yang ditandai dengan munculnya dua sekolah negeri baru yakni SMK dan SMP. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya usaha untuk membangun SDM yang berkualitas. Dampak positif lain yang dirasakan adalah masyarakat di Desa Sukolilo Barat Kec. Labang yang mendapatkan training, workshop dan sosialisasi khususnya kepada nelayan dalam rangka 11

membangun SDM berkualitas yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (Yanti dkk, 2015).

(7)

Setelah dilakukannya proses penapisan (screening) dalam analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) maka proses selanjutnya adalah proses pelingkupan (Scoping). Pada tahap pelingkupan ini dilakukan penetapan terhadap dampak penting yang ditimbulkan dari adanya Jembatan Suramadu.

2.1 Identifikasi Dampak Potensial

Dalam melakukan identifikasi dampak potensial ini dilakukan analisa dampak yang terjadi berdasarkan 3 komponen, yakni ditinjau dari komponen biogeofisik, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing komponen tersebut :

2.1.1 Komponen Biogeofisik

a. Perubahan Bentuk Lahan

Adanya kegiatan pembangunan di suatu wilayah pasti akan menimbulkan perubahan pada bentuk lahan. Adanya perubahan bentuk lahan tersebut sangat mempengaruhi ekosistem yang ada disekitar lingkungan pembangunan. Berikut adalah penjelasan mengenai perubahan bentuk lahan berdasarkan jenis kegiatan pembangunan : Konstruksi : Kegiatan pembukaan lahan untuk jalur transportasi sehingga memudahkan askes menuju Jembatan Suramadu.

b. Penurunan Kualitas Air Laut

Adanya kegiatan pembangunan yang berada di sekitar lingkungan pesisir pasti akan menyebabkan penurunan kualitas air laut yang ada di sekitar tempat pembangunan. Dampak dari penurunan kualitas air laut tersebut sangat mempengaruhi kelangsugan hidup dari biota aquatik yang tinggal di dalamnya. Berikut adalah penjelasan mengenai penurunan kualitas air laut berdasarkan jenis kegiatan pembangunan :

Konstruksi : Masuknya meterial bahan bangunan ke dalam laut menyebabkan kekeruhan air dan terganggunya kelangsungan hidup biota yang ada di dalam perairan di bawah Jembatan Suramadu. Dengan demikian maka ekosistem dari biota laut tersebut akan bermigrasi ke wilayah perairan lain yang dianggap lebih aman. Pasca Konstruksi : Akumulasi dari pembuangan bahan material bangunan yang tidak disengaja meyebabkan kualitas air semakin memburuk.

c. Penurunan Kualitas Udara Bersih

(8)

2.1.2 Komponen Sosial Ekonomi

a. Perubahan Pendapatan Masyarakat

Pembangunan Jembatan Suramadu menyebabkan adanya perubahan terhadap pendapatan masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar. Berikut adalah penjelasan mengenai perubahan pendapatan masyarakat berdasarkan jenis kegiatan pembangunan : Prakonstruksi : Adanya jual beli lahan milik masyarakat oleh pemerintah dengan harga yang tidak terlalu sesuai dengan keinginan masyarakat setempat. Konstruksi : Penurunan pendapatan nelayan dan petani yang disebabkan karena migrasinya sebagian besar populasi ikan dan kerang, serta para petani yang masih belum mendapatkan lahan penggantinya untuk bercocok tanam. Hal demikian menyebabkan pendapatan mereka sangat menurun dari keadaan biasanya.

Pasca Konstruksi : Adanya peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang berjualan sebagai pedagang kaki lima di sekitar jalan akses menuju Jembatan Suramadu. Income perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan telah bertambah sebanyak 93,63 %. Hal ini disebabkan semakin lancarnya transportasi yang juga akan meningkatkan kegiatan ekonomi. Namun di sisi lain setelah adanya Jembatan suramadu dapat memeberikan dampak negatif seperti bangkrutnya MPU karena penumpang lebih memilih akses jalan yang mudah dijangkau dengan melintasi Jembatan Suramadu. Sehingga pemiliki MPU yang berada di daerah Kamal mengalami kebangkrutan. Serta turunnya jumlah penumpang kapal ferry secara drastis karena akses melalui Jembatan Suramadu lebih efisiensi terhadap waktu, sehingga para pegawai yang bekerja di pelabuhan mengalami jadwal kerja yang tidak seefektif seperti sebelumnya.

b. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha

Dari adanya pembangunan Jembatan Suramadu dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat lingkungan sekitar. Dampak positif tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya kesempatan kerja dan peluang untuk berusaha menacri pendapatan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Berikut adalah penjelasan mengenai adanya kesempatan kerja danp berusaha berdasarkan jenis kegiatan pembangunan : Konstruksi : Perektrutan buruh untuk membantu dalam pengangkutan material, transportasi dan buruh bangunan. Pasca Konstruksi : Masyarakat sekitar mendapatkan lahan untuk membuka usaha seperi berjualan di sekitar jalan akses menuju Jembatan Suramadu.

2.1.3 Komponen Sosial Budaya

a. Sikap Masyarakat Terhadap Proyek

(9)

berdasarkan jenis kegiatan pembangunan : Prakonstruksi : Masyarakat madura terutama Kab.Bangkalan masih berperilaku berdasarkan budaya agama yang dianutnya, sehingga masalah-masalah negatif masih sangat jarang terjadi. Misalnya kasus pencurian, pembunuhan, maupun pengedaran narkoba. Selain itu sebelum adanya Jembatan Suramadu, masyarakat Madura masih sering menggunakan teknologi yang tradisional dalam melakukan aktivitasnya. Pasca Konstruksi : Masuknya budaya luar Pulau Madura yang tidak dapat disaring oleh masayarakat Madura terutama kalangan remaja. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyak timbulnya kasus mengenai perampokan yang disertai dengan pembunuhan (begal) dan pengedaran narkoba.

b. Ketenangan Masyarakat

Setiap adanya kegiatan pembangunan pasti akan selalu menimbulkan dampak. Misalnya saja mengganggu ketenangan masyarakat yang awalnya aman dan tenteram namun setelah adanya suatau pembangunan mungkin berpotensi akan merubah ketenangan yang diperoleh masyarakat pada saat sebelum diadakannya pembangunan. Berikut adalah penjelasan mengenai perubahan terhadap ketenangan masayarakat sekitar pembangunan Jembatan Suramadu berdasarkan jenis kegiatan pembangunan : Konstruksi : Ketidaknyamanan kelangsungan hidup warga msyarakat sekitar kawasan pembangunan proyek yang disebabkan adanya suara bising dari alat bangunan yang dipakai untuk pembangunan jembatan. Pasca Konstruksi : semakin banyaknya alat transportasi yang melintasi Jembatan Suramadu sehingga dapat menimbulkan keramaian di jalan raya seperti kendaraan yang melintasi kecamatan Burneh – Bangkalan.

Dampak potensial yang berpengaruh pada komponen lingkungan selengkapnya adalah sebagai berikut :

2 Penurunan Kualitas Air Laut √ √

3 Penurunan Kualitas Udara Bersih √ √

Komponen Sosial Ekonomi

1 Perubahan Pendapatan Masyarakat √ √ √

2 Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha

√ √ √

Komponen Sosial Budaya

1 Sikap Masyarakat Terhadap Proyek √ √

2 Ketenangan Masyarakat √ √

(10)

Dari tabel 2 dapat diketahui macam-macam dampak potensial yang

ditimbulkan dari pembangunan Jembatan Suramadu. Berikut adalah hasil evaluasi dari masing-masing dampak potensial berdasarkan 3 komponen :

a. Komponen Biogeofisik

1. Perubahan bentuk lahan

Adanya proyek pembangunan Jembatan Suramadu menyebabkan adanya perubahan bentuk lahan sdi sekitar jalan akses menuju Jembatan Suramadu arah dari Kab.Bangkalan. Lahan tersebut pada awalnya merupakan lahan milik masyarakat yang digunakan untuk bercocok tanam, namun setelah diumumkannya proyek pembangunan Jembatan Suramadu maka lahan milik rayat terpaksa untuk dijual. Maka dari itu adanya jual beli lahan tersebut menimbulkan perubahan bentuk lahan yang awalnya merupakan lingkungan persawahan kini menjadi jalan akses menuju Jembatan Suramadu khususnya dari arah Kab. Bangkalan.

2. Penurunan Kualitas Air Laut

Dampak dari adanya pembangunan Jembatan Suramadu menyebabkan kualitas air laut yang ada di sekitar area proyek menjadi tercemar. Hal ini disebabkan oleh masuknya material bangunan ke dalam air secara tidak sengaja. Penurunan kualitas air laut menyebabkanya terganggunya ekosistem biota aquatik sehingga nantinya berdampak pada warga masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hasil laut.

3. Biota aquatik

Menurunnya kualitas air laut menyebabkan ekosistem biota aquatik menjadi terganggu, hal ini mendrong biota untuk bermigrasi ke wilayah perairan yang lebih tenang dan lebih aman untuk kelangsungan hidupnya. Sehingga adanya Jemabatan Suramadu memiliki potensi mengusir populasi ikan dan kerang yang ada di area bawah Jembatan Suramadu.

4. Penurunan Kualitas Udara Bersih

Sebelum adanya proyek Pembangunan Jembatan Suramadu kualitas udara bersih masih banyak tersedia karena tidak tercemarnya jalan raya oleh alat transportasi. Namun pada saat konstruksi pembangunan Jembatan Suramadu wilayah yang ada di sekitar proyek pembangunan menjadi tercemar terutama semakin sedikitnya kesediaan udara bersih yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, Kec. Labang Kab. Bangkalan. Setelah selesainya Jembatan Suramadu dibangun maka jumlah akan alat transportasi yang melintasi wilayah Kab. Bangkalan semakin meningkat sehingga warga masyarakat Kec.Burneh sering merasakan dampak dari polusi kendaraan.

(11)

1. Pendapatan Masyarakat

Saat tahap kegiatan konstruksi pemangunan Jembatan Suramadu ada beberapa dampak yang merugikan masyarakat sekiar kususnya para nelayan. Dampak tersebut ditunjukkan dengan menurunnya hasil penangkapan nelayan karena banyaknya populasi ikan maupun kerang yang bermigrasi ke wilayah yang lebih jauh. Sehingga nelayan harus melaut dengan rute yang lebih jauh dari rute yang bisanya. Selain itu adanya penurunan hasil panen petani karena banyak lahan yang digunakan untuk pengembangan Jembatan Suramadu. Pasca pembangunan Jembatan Suramadu beroperasi banyak masyarakat yang lebih memilih akses melali Jemabtan Suramadu untuk pergi ke pulau Jawa dibandingkan melalui kapal yang ada di pelabuhan Kamal, hal ini menyebabkan bangkrutnya MPU yang biasanya digunakan oleh masyarakat lokal untuk menuju pelabuhan Kamal. Dampak tersebut berlanjut pada turunnya jumlah penumpang kapal ferry secara drastis karena akses melalui Jembatan Suramadu lebih efisiensi terhadap waktu. Selain ada dampak negatif terhadap perekonomian masyarakat, adanya Jembatan Suramadu menyebabkan Income perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan bertambah sebanyak 93,63 %. Hal ini disebabkan semakin lancarnya transportasi yang juga akan meningkatkan kegiatan ekonomi.

2. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha

Proyek pembangunan Jembatan Suramadu berpotensi untuk membuka lapang pekerjaan bagi masyarakat pengangguran. Hal tersebut ditunjukkan pada tahap kegiatan prakonstruksi dan knstruksi,dimana adanya pelibatan tenaga kerja yang diambil sebagian dari masyarakat lokal untuk mengangkut material bangunan misalnya. Pasca operasi Jembatan Suramadu terjadi pertumbuhnya aktivitas perekonomian di sekitar Jembatan Suramadu karena adanya pedagang kaki lima (PKL).

c. Komponen Sosial Budaya

1. Sikap Masyarakat Terhadap Proyek

(12)

ditunjukkan dengan banyak timbulnya kasus mengenai perampokan yang disertai dengan pembunuhan (begal) dan pengedaran narkoba.

2. Ketenangan Masyarakat

Ketenangan masyarakat merupakan kunci kenyamanan dalam hidup bermasyarakat. Sebelum adanya proyek pembangunan Jembatan Suramadu kondisi ketenangan masyarakat pada awalnya adalah aman dan tenteram. Tetapi hal tersebut berbeda dengan diselenggarakannya pembangunan Jembatan Suramadu yang akan merubah ketenangan hidup yang diperoleh masyarakat . Pada saat tahap kegiatan konstruksi terjadi ketidaknyamanan kelangsungan hidup warga masyarakat sekitar kawasan pembangunan proyek yang disebabkan adanya suara bising dari alat bangunan yang dipakai untuk pembangunan jembatan. Pasca dibangunnya Jembatan Suramadu semakin banyaknya alat transportasi yang melintasi Jembatan Suramadu sehingga dapat menimbulkan keramaian di jalan raya seperti kendaraan yang melintasi kecamatan Burneh – Bangkalan.

2.3 Hasil Proses Pelingkupan

Dampak Penting Hipotetik

Setelah dilakukan evaluasi terhadap potensi damapak dari kegiatan pembangunan Jembatan Suramadu maka dapat diperoleh dampak hipotetik sebagai berikut :

a. Komponen Biogeofisik

 Kualitas Air Laut  Biota aquatik

 Kualitas Udara Bersih

b.Komponen Sosial Ekonomi

 Perubahan Pendapatan Masyarakat  Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha

c.Komponen Sosial Budaya

 Sikap Masyarakat Terhadap Proyek

Setelah diketahui dampak hipotetik yang ditimbulkan dari pembangunan Jembatan Suramadu maka diperoleh dampak penting yang benar-benar harus diperhatikan baik pada tahapan prakonstruksi, konstruksi, maupun pasca konstruksi. Berikut adalah dampak yang harus di prioritaskan kelangsungannya :

Klasifikasi dan prioritas

(13)

Hasil Proses Pelingkupan Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik

Pembangunan Jembatan Suramadu

Sikap masyarakat terhadap proyek Kelangkaan biota Kesajahtraanmasyarakat

Pendapatan masyarakat Migrasi biota

aquatik Kesehatan terganggu

Gambar

Tabel 3. skala besaran dampak

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa keluhan utama terbanyak pada pasien kanker kolorektal yang di rawat inap adalah buang air besar berdarah, yaitu berjumlah 18

Dengan demikian di tahun 2026 diharapkan Universitas Kadiri telah menjadi sebuah Perguruan Tinggi dengan predikat Universitas yang dapat bersaing dengan

Hasil penelitian didapatkan bahwa lebih dari 50% responden memiliki upaya yang baik dalam peningkatan kekebalan terhadap stres melalui pergaulan yaitu sebanyak 31 responden

26 13052623720161 GAZALI Fiqih MTS DARUL ULUM SANA LAOK WARU Pamekasan 26. LPTK IAIN SUNAN

Jika diaplikasikan ke dalam sudut pandang orang Jawa yang pada umumnya melihat nilai estetika tari klasik dengan menggunakan prinsip Joged Mataram maka faktor pengulangan dalam

keluarga menurut Sullinger(1988) merupakan salah satu penyebab klien gangguan jiwa menjadi kambuh lagi sehingga diharapkan jika keluarga ikut berperan dalam mencegah

Binaan Penjana AU 3 Fasa Berus Karbon Pemutar (Rotor) Kuk Belitan Pemegun (Stator) Gelang Gelincir.. Prinsip Binaan

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Karena itu, hipotesis I yang diajukan dalam penelitian ini terbukti atau didukung oleh fakta