CIRI-CIRI TAQWA dan
UPAYA MENGEMBANGKANNYA
MAKALAH
Disusun oleh :
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang paling benar, ajaran didalamnya mengandung banyak makna dan pa’idah-pa’idah untuk kesalamatan dan kemaslahatan. Dalam islam kita diwajibkan untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah yang maha kuasa, di dalam Al-Qur’an disebutkan : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benarnya taqwa kepadaNya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Qs. Al-Imran (3) ayat (102).
Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai panduan bagi manusia diantaranya, untuk meraih iman dan taqwa yang sempurna, orang perlu taat sebenar-benarnya mengikuti perintah-perintah Allah untuk meraih iman dan taqwa tersebut. Tapi pada jaman moderen sekarang ini, banyak manusia yang salah dalam mengartikan iman dan taqwa, nah’ di Makalah ini penulis ingin mengungkap / membedah apa itu Iman dan Taqwa.
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Iman
Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang dalam memeluk sesuatu agama karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakuakan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti atau poko-pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama islam. Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu-amanan yang berarti percaya.
Selain itu, keimanan adalah suatu kepercaya’an / keyakinan yang tertanam dalam hati yang dibuktikan melalui sikap / tindakan, Setiap manusia yang sepenuh hati beriman kepada Allah swt memenuhi semua perintahNya dan menjahui segala apa yang dilarangNya. Keimanan adalah perbuatan yang apa bila diibaratkan sebuah puhun mempunyai cabang, diantara cabang-cabang iman yang paling pokok adalah keimanan kepada Allah swt.
Iman bukan hanya percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim berbuat amal shaleh. Seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai keyakinan. Adapun orang yang beriman disebut mukmin.
1. Tahap-tahap keimanan dalam Islam adalah:
a. Dibenarkan di dalam qalbu (keyakinan mendalam akan Kebenaran yang disampaikan).
b. Diikrarkan dengan lisan (menyebarkan Kebenaran).
c. Diamalkan (merealisasikan iman dengan mengikuti contoh Rasul).
Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pembinaan yang berkesinambungan. Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung sangat berpengaruh terhadap iman seseorang.
2. Tanda-tanda orang beriman :
a. Jika disebut nama Allah, hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah tidak lepas dari syraf memorinya.
b. Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah atau mengharapkan keridhaan Allah semata.
c. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakan perintah-perintahnya serta menjahui segala apa yang dilarangnya.
d. Menafkahkan rizki yang diterima dijalan Allah.
e. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan. f. Memelihara amanah dan menepati janji.
3. Manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia :
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah. Yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memlihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam secara utuh dan konsisten (istiqomah). Karakteristik orang-orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan kedalam lima kategori atau indikator ketaqwaan.
1. Memelihara fitrahnya iman.
2. Mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta. 3. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat.
4. Menepati janji, yang dalam pengertian lain memelihara kehormatan diri. 5. Sabar disaat kepayahan atau mendapat cubaan.
Dalam aspeknya taqwa mempunyai hubungan-hubungan, diantaranya :
1. Hubungan taqwa dengan Allah. Maksudnya: Seseorang yang bertaqwa (muttaqi) adalah orang yang menghambakan dirinya kepada Allah dan selalu menjaga hubunganNya setiap saat serta melaksanakan perintah dan menjahui larangannya.
2. Hubungan taqwa dengan sesama manusia, maksudnya: hubungan dengan Allah menjadi dasar bagi hubungan sesama manusia. Orang yang bertaqwa akan dapat dilihat dari peranannya di tengah-tengah masyarakat. Sikap taqwa tercermin dalam bentuk kesediaan untuk menolong orang lain, melindungi yang lemah dan berpihakan pada kebenaran dan keadilan. Karena itu, orang yang taqwa akan menjadi motor penggerak gotong royong dan kerja sama dalam bentuk kebaikan dan kebajikan. Pada surat Al-Baqarah ayat 177, menerangkan bahwa diantara ciri-ciri orang bertaqwa itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, Hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab Allah.
4
a. Sabar, yaitu sikap diri menerima apa saja yang datang kepada dirinya, baik perintah, larangan, maupun musibah yang menimpanya.
b. Tawakal, yaitu menyerahkan keputusan segala sesuatu, ikhtiar, dan usaha kepada Allah. c. Syukur, yaitu sikap berterimakasih atas apa saja yang diberikan Allah atau sesama manusia. d. Berani, yaitu sikap diri yang mampu menghadapi resiko sebagai konsekuensinya dari
komitmen dirinya terhadap kebenaran.
4. Hubungan taqwa dengan lingkungan hidup, maksudnya : Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang memegang tugas kekhalifahannya di tengah alam, sebagai subyek yang bertanggung jawab mengelola dan memelihara alam lingkungannya.
Orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu menyikapi lingkungannya dengan sebaik-sebaiknya. Bagi orang yang bertaqwa, lingkungan alam adalah nikmat Allah yang harus disyukuri dengan cara memanfaatkannya sesuai dengan keharusannya dan memelihara dengan sebaik-baiknya.
C. Iman dan Taqwa Dalam Kehidupan Moderen
Dalam kehidupan yang moderen saat ini telah banyak timbul kekacauan-kekacauan di bumi ini. Hal ini disebabkan oleh semakin berkurangnya tingkat keimanan dan ketaqwaan manusia kepada Allah SWT. Banyak sekali kejadian dan contoh-contoh akibat dari semakin menipisnya iman dan ketaqwaan itu. Sebagai seorang muslim marilah kita terus meningkatkan iman dan ketaqwa’an kepada Allah SWT, dengan mengerjakan perintahNya dan menjahui apa-apa yang dilarangNya.
5
dilarang Allah seperti berbuat maksyiat dan lain sebagainya. Dampak-dampak negatif itu dapat terjadi karena landasan kehidupan atau iman dan taqwa manusia kepada Allah mulai goyah. Hal ini akan menyebabkan manusia bertindak dengan hanya mengandalkan hawa nafsu tanpa melibatkan akal dan pikiran. Mereka akan bertindak semau mereka sendiri dan akan mengejar nikmat duniawi tanpa memperdulikan nilai-nilai dan norma-norma agama serta pendidikan.
Berikut ini ada beberapa permasalahan masyarakat kita dalam kehidupan moderen saat ini. 1. Agama dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dengan pengaturan kehidupan.
2. Pola hidup masyarakat bergeser dari social-religius kearah masyarakat individual materialistis dan sekuler.
3. Pola hidup sederhana dan produktif cenderung kearah pola hidup mewah dan konsumtif. 4. Hubungan keluarga yang semula erat dan kuat cenderung menjadi longgar dan rapuh.
5. Nilai-nilai agama dan tradisional masyarakat cenderung berubah menjadi masyarakat modern yang bercorak sekuler atau tidak menujukkan akhlak keislamannya.
6. Lembaga perkawinan mulai diragukan dan masyarakat cenderung untuk memilih hidup bersama tanpa nikah.
7. Ambisi kerier dan materi yang tidak terkendali mengganggu hubungan interpersonal baik dalam keluarga maupun masyarakat.
8. Jaminan terhadap kesehatan bagi masyarakat juga semakin jauh.
6
BAB III PENUTUP
Iman adalah rasa percaya yang dibenarkan oleh hati diucapkan lisan dan ditunjukan dalam perbuatan. Iman kepada Allah artinya meyakini dan membenarkan adanya Allah, satu-satunya pencipta dan pemelihara alam semesta dengan segala kesempurnaanya.
Taqwa yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam secara utuh dan konsisten.
Dalam kehidupan zaman moderen saat ini, moto keimanan kita sering guyah karena banyaknya hal-hal atau tuntunan yang mengarah kepada kemaksyiatan, sebagai muslim marilah kita menjaga diri dan hati dari segala perbuatan yang dilarang Allah, dan selalu berusaha untuk lebih memperbaiki diri.
Sebagai umat islam yang baik, kita harus meningkatkan mutu iman dan ketaqwaan kepada Allah swt agar mendapatkan ketentraman lahir dan batin.
B. Saran
1) Sebagai umat islam kita harus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
2) Sebagai orang yang beriman dan bertaqwa, kita harus melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjahui segala apa yang dilarangNya.
3) Marilah kita mengaflikasikan perintah Allah yang maknanya "... Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar..(memudahkan jalannya untuk sukses)"Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS.65:2-3).
7
4) Dalam mengamalkan iman dan taqwa harus konsisten (istiqomah).
6) Dimuhun kepada pembaca apabila dalam penulisan makalah ini ada kejanggalan / kesalahan dalam penulisan maupun makna dalam bacaan, untuk memberi masukan kepada kami sebagai penulis. Karena manusia tak ada yang sempurna dan kesempurnaan itu yang milik Allah SWT.
8
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta. Depatemen Agama RI
Ahmadi Abu, dkk. 1991. Dasar-Dasar Penddikan Agama Islam. Jakarta. Bumi Aksara