AMDAL Dalam Pembangunan RS. Siloam Ambon A. Latar Belakang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek fisika – kimia, ekologi, sosial – ekonomi, sosial – budaya, dan kesehatan masyarakat. Dasar hukum AMDAL adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup”.
Dokumen AMDAL terdiri dari:
• Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA – ANDAL) • Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
• Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) • Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) AMDAL digunakan untuk:
• Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
• Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
• Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
• Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
• Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:
• Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL
• Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/ atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
• masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
scoping by prerequest list). Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006
2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun UKL – UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16Tahun 2012
3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan Permen LH NO 16 Tahun 2012
4. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH No. 16/2012 B. Tujuan Observasi
• Mengidentifikasi rencana pembangunan Rumah Sakit Siloham yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik secara langsung atau tidak langsung serta memperkirakan dan mengevaluasi dampak penting yang akan terjadi pada lingkungan serta akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan pembangunan maupun setelah selesai pembangunan dan pada saat operasi RS. Siloham Ambon.
• Mengidentifikasi rona lingkungan awal yang terkena dampak.
• Menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Hasil penelitian dan evaluasi dari Andal ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Dengan demikian akan dicapai manfaat pembangunan yang optimum dengan pengurangan dampak negatif.
BAB III
PEMBAHASAN III.1 . ANDAL
A. Data Deskripsi Rencana Kegiatan
Kontraktor : PT. HAP dan CV.TRIJAYA MAKMUR Proyek : Pembangun RS. Siloam
Lokasi : Hative Kecil, Kota Ambon (Pesisir pantai Tantui) Luas Lahan : ± 25 Ha Pesisir Pantai (tanah timbunan) Tenaga kerja : 13 orang / unit (dari PT)
Waktu : 450hari
Jam Kerja : 08.00 – 16.00 WIB
Alat Berat : Stamper , ekstfator, truk dan Setum Perijinan : Proses langsung kepada Pemkot Ambon
Iklim : Panas (± 29 – 35 o C).
Udara : Panas ( karena dekat pantai diantara Proyek Jembatan Merah Putih dan Pasar Oleh-oleh).
Bising : Terlalu bising (jarak ± 5m dari jalan utama).
Getaran : Ada karena terdapat proyek pembangunan Jembatan Merah Putih , MCM, dan jalan utama di sekitar RS. Siloam.
Topografi : Berada di tanah timbunan (reklamasi pantai). Keistimewaan :
• Dekat dengan jalan raya • Akses akomodasi mudah • Dekat dengan Maluku City Mall • Dekat dengan jembatan Merah Putih • Daerahnya Strategis
Batas Wilayah Studi adalah pada daerah Hative Kecil dan Poka Rumah Tiga
B. Deskripsi Rona Lingkungan Awal
Rumah Sakit bertaraf Internasional RS. Siloam yang dibangun untuk keperluan jasa komersial, merupakan kawasan pesisir di daerah Hative Kecil, yang awalnya
merupakan kawasan dengan memeliki beberapa vegetasi pantai seperti mangrove, ketapang pantai dan bintanggur yang kemudian di timbun dan di reklamasi pantainya merupakan daerah pembangunan RS. Siloam. Lahan ini dipilih oleh pengembang karena proses perijinan lebih mudah dan daerahnya strategis sebagai kawasan Rumah sakit .
Komponen yang ditelaah karena terkena dampak Aspek lingkungan yang ditelaah meliputi :
1)Geofisika Kimia,meliputi komponen : a) Temperatur dan kelembaban udara b) Kualitas udara (gas dan debu) c) Kualitas air laut
d) Abrasi pantai e) Kebisingan f) Getaran
2) Biologi, meliputi komponen : a) Vegetasi Pantai
3) Sosekbud, Meliputi komponen : a) Kesempatan Kerja
b) Peluang Usaha
c) Pendapatan Masyarakat d) Pemberdayaan Masyarakat e) Akulturasi
f) Sikap dan Presepsi masyarkat 4). Keslingmas, meleputi komponen a) Kesehatan masyarakat
b) Kesehata Ligkungan
Usaha/Kegiatan lain disekitarnya :Pembangunan Jembatan Merah Putih,Maluku City MallPasar ole-ole dan Pasar ikan Higenis
Penjabaran dari 4 komponen diatas adalah sebagai berikut : Kegiatan Jenis Dampak Komponen
TAHAP PRA KONTRUKSI
Perijinan dan Sosialisasi Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud Pembebasan Kawasan Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud Rekutmen Tenaga Kerja Kesempatan Kerja Sosekbud
Pendapatan Masyarakat Sosekbud Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud TAHAP KONTRUKSI
Mobilisasi alat & Bahan Peningkatan Kebisingan Geofisik Kimia Penurunan Kualitas Udara Geofisik Kimia
Kemacetan Geofisik Kimia
Kesehatan & Keselamatan Kerja Kesehatan Lingkungan Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
Reklamasi Pantai Peningkatan Kebisingan Geofisik Kimia Penurunan Kualitas Udara Geofisik Kimia
Perpindahan Masa Air Laut Geofisik Kimia Kenaikan Muka Air Laut Geofisik Kimia Perubahan pola arus laut Geofisik Kimia Abrasi pantai Geofisik Kimia
Gangguan biota Perairan Biologi
Gangguan kesehatan dan keselamatan kerja Keslingmas Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
Pembanguna Sarana & Prasarana Peningkatan kebisingan Geofisik Kimia Penurunan Kualitas Udara Geofisik Kimia
Kemacetan Geofisik Kimia
Kesehatan Masyarakat Kesehtan masyarakat Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud OPERASI
Rekrutmen Tenaga Kerja Kesempatan Kerja Sosekbud Pendapatan Masyarakat Sosekbud
Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
Operasional Kegiatan Kualitas Air Laut Geofisik Kimia Biota Laut Biologi
Kemacetan Geofisik Kimia
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kesehatan masyarakat Sampah & Limbah Geofisik Kimia
Kesehatan Masyarakat Kesehatan masyarakat Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
Pemliharaan Kualitas Air Laut Geofisik Kimia Sampah & Limbah Geofisik Kimia
Kesehatan Masyarakat Kesehatan masyarakat Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
Pembahasan Untuk Masing-masing Komponen Diatas 1. Geofisik Kimia dan Biologi
A. Tahap Pra Kontruksi
Pada tahap ini ,ketika pembebasan lahan maka ada beberapa vegetasi pantai berupa mangrove, bintanggur pantai dan ketapang yang ditebang (komponen bilogis) yang tentunya berkibat gangguan pada padang lamun. Karena akar mangrove tak bisa lagi menyerap polutan sehingga berdampak pada padang lamun, selanjutnya batu karang yang merupakan tempat makannya ikan pun terganggu dan dampak turunannya adalah biota laut terganggu.
B. Tahap Kontruksi
berpengaruh pada kesehatan masyarakat sekitarnya.
Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan akan lahan, pada proyek RS. Siloham di pesisir Pantai cenderung menambah luasan lahannya dengan mereklamasi Pantai, yaitu kegiatan menimbun atau memasukkan material tertentu di kawasan Pantai dengan maksud untuk memperoleh lahan kering (Nurmandi, 1999). Reklamasi merupakan bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah Pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dinamis sehingga akan
melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi Pantai, dan berpotensi gangguan lingkungan. Akibat dari reklamasi pantasi ini terjadi penurunan pada kualitas air laut, kulaitas udara tentunya dengan suara kebisingan yang terjadi juga mengakibatkan gangguan pada biota laut. Saat pembangunan sarana dan prasarana debu semen dari pembangunan dapat terbawa angin ke jalan utama yang jaraknya tidak jauh dari tempat proyek akhirnya kualitas udara menurun juga . saat pembangunan sarana dan prasarana tentunya dibangun juga taman pada RS. Siloham dengan demikian terjadi pertmabahan tumbuhan (Bilogis).
3. Tahap Operasi
Pada tahap ini limbah dari RS. Siloam harus dikelola dengan baik agar tidak terjadi pencemaran pada teluk sekitar RS. Siloam. Dengan menggunakan IPAL dan tekonologi terkini maka upaya pengelolaannya dapat mengurangi dampak pencemaran. Sebab jika tidak dikelola dengan IPAL yang baik maka akan terjadi pencemaran.
2. Sosekbud , Kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat 1. Tahap Pra Kontruksi
Tahap dimana segala persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pekerjaan, pada tahap ini kegiatan perijinan dilakukakan yang kemudian bukan berarti setelah
pemakarsa mendapat ijin lantas siap untuk memabangun RS, Siloham. Tetapi , harus melalui sosialiasi kepada masyarakat sekitar dan masyarakat umum. Semua
pembangunan pasti menuai prokontra dalam hal pendapat dan presepsi masyarakat. Ada masyarakat yang mendukung dengan penuh semangat ketika kami wawancarai dengan landasan berfikirnya adalah supaya kota ambon ini lebih bagus dan telah siap menuju MEA 2015 serta agar kedokteran UNPATTI , satu satunya fakultas Kedokteran Kebanggan orang Maluku ini dapat juga berkembang lebih baiki. Ada juga yang
Pembebasan kawasan juga menuai kontraversi yang sama seperti diatas, namun mewakili masyarakat kota ambon, Walikota Ambon Richard Loenapessy, dalam salah satu spernyataan resminya di Situs Pemerintah Kota Ambon, dan beberapa media lokal bahwa masyarakat kota ambon mendukung sepenuhnya upaya pemerintah kota lewat kerja sama dengan RS. Siloham untuk membangun rumah sakit bertaraf internasional itu di Hative Kecil , dengan kawasan seluas 2.5 Ha.
Rekuitmen tenaga kerja pada proses pembangunan RS. Siloham ini tentunya
membawa dampak positif bagi masyarakat dimana ada masyarakt lokal yang dilibatkan untuk pembangunan ini. Hal ini seperti disampaikan oleh Sandy, warga Rumah Tiga pantai yang saat kami wawancarai , mengakui bahwa ada tenaga lokal dari Rumah Tiga dan Hative Kecil yang dipekerjakan baik untuk pengambilan sampel tanah dan sebagai pekerja tetap selama proyek ini dalammasa pemabangunan. Terbukanya kesempatan kerja seperti itu maka secara otomatis pendapatan masyarakat meningkat sehingga presepsi dan sikap masyarakat positif terhadap proyek yang dibangun tersebut, disamping mengurangi angka pengannguran.
II. Tahap Kontruksi
Sebelum memulai tahap kontruksi yang jelas para pekerja yang sudah direkrut selain ada pekerja lokal , ada juga pekerja dari luar kota ambon. Mereka yang dari luar kota ini pun mencari tempat untuk tinggal, warga Rumah Tiga menyediakan jasa Kos-Kosan dan Kontrakan , selain beberrapa tempat di Hative Kecil. Dengan para pekerja
mengontrak tempat tinggal tentunya pendapatan masyarakat sekitar bertambah selain lewat kontrakan juga lewat tempat makan , kios, tokoh penyedia makanan dan
minuman sekitar kontrakan para pekerja. Ada beberapa tukang pendanyung perahu yang mengaku jika para pekerja itu ke lokasi kerja mereka, mereka sering naik perahu sehingga pendapatan tukang perahupun meningkat.
Mobilisasi alat dan bahan juga mengakibatkan kemacetan pada daerah sekitar
pembangunan RS. Siloham, Kemacetan sering mengakibatakan kecelakaan. Selain itu banyak masyarkat yang merasa waktunya terganggu ini juga berdampak pada sopir angkot yang sedang mengejar setoran jadi terhambat. Kesehatan masyarakat sekitar juga terganggu akibat adanya kualitas udara menurun ketika mobilisasi alat dan bahan proyek. Sehingga mengakibatkan presepsi dan sikap masyarakat yang agak negative terhadap pembangunan proyek ini.
Pembangunan Saran dan Prasaran juga berdampak pada kemacetan dan kesehehatan masyarakat terganggu akibat debu semen yang naik keudara dan kualitas udara
menurun masyarakat sekitanya terkena gangguan kesehatan. Berujung pada presepsi dan sikpa masyarakat terhapa proyek ini.
III. Tahap Operasi
Sebelum tahap operasi yang jelas ada rekuitmen tenaga kerja , sebagaimana
keterangan Walikota Ambon dalam situs resmi Pemkot dan RS. Siloham Ambon bahwa jumalah pekerja yang dibutuhkan adalah 2000 pekerja. Tentunya ini memberi
kesempatan kerja bagi penduduk lokal. Ditengah sulitnya lapangan pekerjaan pasca kebijakan Presiden Jokowi tentang Moratorium PNS selama 5 Tahun. Dengan demikian mahsiswa kesehatan diberbagai Perguruan Tinggi di Maluku dapat memeliki
kesempatan kerja dan tentunya mahasiswa Kedokteran unpatti juga punya kesempatan yang sama. Pendapatan masyarakat meningkat. Presepsi dan sikap masyarakat positif terhadap adanya RS. Siloham ini.
Setelah Rekuitment tenaga kerja , tentunnya para pekerja membutuhkan tempat tinggal yang aksesnya dekat dengan tempat mereka bekerja. Ini membuat peluang usaha bagi masyarakt sekitar Hative Kecil dan Poka Rumah Tiga untuk menyediakan jasa tempat tinggal, dengan demikian pendapatan masyarakat meningkat.
Pada saat Operasional kegiatan , masyarakat diperdayakan. Menurut Pemarkasa , karena ini RS bertaraf internsional maka tentunya masayarakt sekitar dan umumnya kami perdayakan lewat ada anak muda yang kami seleksi untuk menyekolahkan
mereka di PTS yang sudah menjadi partner kami. Kemampuan bahasa inggrisnya tentu kami tingkatkan. Dengan adanya RS. Siloham maka tentunyya pelayanan kesehatan masyarakat meningkat dan menjadi lebih baik karena dokter dokter yang ditangkan juga dari spesialsiasi yang berbeda dan complete sertadari manca negara tentunya.
Kesempatan kerja dan peluang Usaha bagi masyarakat sekitar RS. Siloam untuk menyediakan Rumah Makan, menjadi penyedia jasa ojek, security RS. Siloam , selain pendapatan bagi si pemilik Rumah Makan juga bagi masyarakat yang bekerja pada Rumah makan tersebut. Proses operasional ini karena masayarakat diutungkan maka tentunya sikap dan prsepsi masyarakat baik
Isu – Isu Pokok
a. Kesehatan lingkungan akibat debu, bising dan getaran.
b. Dampak kegiatan terhadap pencemaran air laut di teluk ambon. c. Rekrutmen tenaga kerja.
e. Transportasi menuju lokasi.
f. Keamanan lingkungan RS. Siloam.
C. PRAKIRAAN DAMPAK
Metode prakiraan dan Penentuan Dampak Besar dan Penting
Metode yang digunakan dalam identifikasi dampak adalah matriks dan diagram air. Penetapan Penetapan kedua metode tersebut dianggap sesuai dengan objek studi,karena sifatnya yang saling menunjang dan komprehensif. Untuk prakiraan dampak dasar dan penting menggunakan metode formal dan informal. Pada metode formal dengan penghitungan matematis, sedangkan metode informal dengan
pendekatan “profesional judgement”.Evaluasi Dampak Besar Dan Penting Setelah diketahui hubungan sebab akibat antara komponen kegiatan dengan komponen
lingkungan, selanjutnya akan dievakuasi besaran serta tingkat kepentingan dampaknya secara holistis atas komponen lingkungan yang diperkirakan mengalami perubahan yang mendasar akibat rencana kegiatan pembangunan perumahan, baik matematis maupun profesional judgement.
Pedoman mengenai ukuran dampak besar dan penting yang ditetapkan meliputi 6 kriteria, antara lain:
1. Jumlah Manusia yang terkena Dampak. 2. Intensitas berlangsungnya dampak 3. Luas Penyebaran Dampak.
4. Lamanya dampak berlangsung. 5. Sifat komulatif dampak.
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
7. Jumlah komponen lingkungan hidup yang terkena dampak.
(Kepka Bapedal No. 056/1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting: UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 22 ayat 2).
Tabel 1.1
Prakiraan Matriks Dampak Penting Kegiatan Pembangunan RS. Siloam di Hative , Kota Ambon
Kegiatan Jenis Dampak Enam Kriteria Dampak Penting Evaluasi Dampak A B C D E F
TAHAP PRAKONTRUKSI
Rekutmen Tenaga Kerja Kesempatan Kerja PP PTP PP PTP PP PP PP Pendapatan Masyarakat PP PP PP PTP PTP PP PP
Presepsi & Sikap Masyarakat PP PP PP PTP PP PTP PP TAHAP KONTRUKSI
Mobilisasi alat & Bahan Peningkatan Kebisingan NTP NTP NTP NTP NTP NTP NTP Penurunan Kualitas Udara NP NTP NTP NP NTP NTP NTP
Kemacetan NP NP NTP NTP NP NTP NP
Kesehatan & Keselamatan Kerja PTP PTP PTP PTP PTP PTP PTP Presepsi & Sikap Masyarakat PTP PTP PTP PTP PTP PTP PTP
Reklamasi Pantai Peningkatan Kebisingan NTP NTP NTP NTP NTP NTP NTP Penurunan Kualitas Udara NP NTP NTP NTP NTP NTP NTP
Perpindahan Masa Air Laut NP NTP NTP NTP NTP NTP NTP Kenaikan Muka Air Laut NP NTP NTP NTP NP NTP NTP Perubahan pola arus laut NTP NTP NTP NTP NP NTP NTP Abrasi pantai NP NP NTP NP NP NP NP
Turunnya kualitas air laut NP NTP NTP NP NTP NTP NTP Perubahan vegetasi pantai NP NTP NTP NP NTP NP NP Gangguan biota Perairan NTP NTP NTP NP NTP NTP NTP
Gangguan kesehatan dan keselamatan kerja NTP NTP NTP NTP NTP NP NTP Presepsi & Sikap Masyarakat PTP PTP PTP PTP PTP PP PTP
Pembanguna Sarana & Prasarana Peningkatan kebisingan NTP NTP NTP NTP NTP NP NTP
Penurunan Kualitas Udara NTP NTP NTP NTP NTP NP NTP Kemacetan NP NTP NTP NP NP NP NP
Kesehatan Masyarakat NP NTP NTP NTP NTP NP NTP
Presepsi & Sikap Masyarakat PTP PTP PTP PTP PTP PTP PTP
OPERASI
Rekrutmen Tenaga Kerja Kesempatan Kerja PP PTP PTP PP PP PP PP Pendapatan Masyarakat PP PTP PTP PP PP PTP PP
Presepsi & Sikap Masyarakat PTP PTP PTP PTP PTP PTP PTP
Operasional Kegiatan Kualitas Air Laut NTP NTP NTP NP NTP NP NTP Biota Laut NP NTP NTP NP NTP NP NTP
Kesempatan berusaha PP PP PP PTP PTP PP PP
Pelayanan Kesehatan Masyarakat PP PP PTP PTP PTP PP PTP Sampah & Limbah NP NTP NTP NP NP NP NP
Kesehatan Masyarakat PP PTP PTP PP PP PTP PP Pemberdayaan Masyarakat PP PTP PTP PP PP PTP PP Presepsi & Sikap Masyarakat PP PTP PP PP PTP PP PP Pemliharaan Kualitas Air Laut NTP NTP NTP NP NTP NP NTP Sampah & Limbah NP NTP NTP NP NP NP NP
Kesehatan Masyarakat NP NTP NTP NP NTP NP NP
Presepsi & Sikap Masyarakat NTP NTP NTP NTP NTP NTP NTP
Keterrangan NTP= Negatif Tidak Penting NP= Negatif Penting
PTP= Positif Tidak Penting PP=Positif Penting
Tabel 2. Matriks RKL-RPL Pembangunan RS. Siloam di Tantui, Kota Ambon
KOMPONEN TERKENA DAMPAK SUMBER DAMPAK DAMPAK BESAR & PENTING TOLOK UKUR DAMPAK TUJUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LOKASI PENGELOLAAN WAKTU PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLA PENGAWAS PELAPORAN
Tata ruang/Tata guna lahan R.S SILOAM •Penggalian dan pengerukan •Pengurugan dan pemadatan tanah
Penimbunan Pantai
•Pembangunan fasilitas pelayaran Perubahan dinamika arus dan gelombang , sehingga merubah keseimbangan transpor sedimen di pantai dan menimbulkan
perubahan morfologi dasar perairan disekitar teluk Ambon •Perubahan morfologi dasar perairan yang menimbulkan kerugian pada masyarakat sekitar
•Perubahan Batimetri perairan •Mencegah terjadinya perubahan mortologi kawasan pantai dan dasar perairan sekitar proyek yang menimbulkan kerugian masyarakat di sekitar •Dinding talud urugan di pantai dibuat landai (kemiringan ≥ 20 %)
•Dalam pelaksanaan penanganan kerusakan pantai tersebut diperlukan kajian kelayakan teknis dan ekonomi agar lebih efektif dan efisien.
•Kawasan reklamasi pantai terutama dasar perairannya di sekitar RS. Siloham •Selama tahap konstruksi dan pasca konstruksi proyek •Biaya pengelolaan berasal dari pemrakarsa yang dipergunakan untuk pembangunan talud, upah personil dan biaya operasional kegiatan •Pemrakarsa dan dinas PU. Provinsi Maluku dan Dinas PU Kota Ambon •Dinas Perhubungan Kota Ambon/ Dinas LH dan Tata Kota Ambon
•KAPEDALDA Kota Ambon •BAPPEDAL Propinsi Maluku
Hidrologi dan Kualitas air •Penggalian dan pengerukan Penurunan kualitas air sebagai akibat resuspensi sedimen •Penurunan kualitas air sebagai akibat meningkatnya konsentrasi B3 di dalam air akibat sedimentasi •Mencegah penurunan kualitas air sebagai akibat kegiatan pengerukan •Melakukan uji toksisitas sedimen (TCLP: Toxicity Characteristic Leaching Procedure) untuk mengetahui potensi pencemaran dan toksitas logam berat dari bahan B3 lain yang terdapat dalam sedimen
•Melakukan analisa jenis-jenis logam berat dari B3 dalam sedimen yang akan dikeruk. •Kawasan reklamasi pantai pada daerah RS. Siloham •Selama kegiatan pengurugan tahap konstruksi •Biaya pelaksanaan bersumber dari pemrakarsa, yang berupa biaya operasional •Pemrakarsa •Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Ambon
•Kantor Perikanan dan Kelautan Kota Amon •KAPELDA Kota Ambon •BAPPEDAL Propinsi Maluku
KOMPONEN TERKENA DAMPAK SUMBER DAMPAK DAMPAK BESAR & PENTING TOLOK UKUR DAMPAK TUJUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LOKASI PENGELOLAAN WAKTU PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLA PENGAWAS PELAPORAN
Hidrooseanografi Pemanfaatan dan pengoperasian fasilitas pelayaran Perubahan dinamika arus dan gelombang, sehingga merubah keseimbangan transport sediment •Perubahan morfologi dasar perairan yang menimbulkan kerugian pada masyarakat sekitar •Mencegah terjadinya perubahan morfologi kawasan proyek sekitar proyek yang menimbulkan kerugian masyarakat di sekitar •Dinding pantai yang dibuat landai (kemiringan ≥ 20%)
•Pengkajian kelayakan teknis dan ekonomis terhadap upaya
pencegahan/penanggulangan kerusakan, agar lebih efektif dan efisien. •Dinding talud urugan
Perhubungan dan Telekomunikasi Kota Ambon •KAPELDA Kota Ambon •BAPPEDAL Propinsi Maluku
Biota darat (Flora dan Fauna) Penghijauan dan penataan kawasan sekitar pantai RS Siloham Peningkatan jumlah dan jenis tanaman penghijauan dan Fauna • Jumlah, jenis, keanekaragaman dan sebaran tanaman penghijauan
• Luasan lahan yang dihijaukan (%) • Membuat penghijauan di lingkungan pelayaran • Meningkatkan keanekaragaman tanaman serta peran dan fungsinya dalam ekosistem •Pelaksanaan pengelolaan kegiatan penghijauan berupa penanaman tanaman
penghijauan dan tanaman hias
•Tanaman penghijauan ditanam dengan jarak 5-8 meter pada lokasi lahan terbuka 40% •Lokasi penghijauan yaitu dalam kawasan tapak proyek pada lahan terbuka, tepi jalan, tepi saluran, lahan keliling tapak proyek, tepi pantai dan taman Penanaman tanaman penghijauan dilaksanakan selama tahap konstruksi •Biaya pelaksanaan penghijauan bersumber dari Pemrakarsa proyek yang berupa biaya investasi. Pembelian tanaman, pupuk, dan peralatan biaya personil dan biaya operasional •Pemrakarsa •Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon •KAPELDA Kota Ambon
•BAPPEDAL Propinsi Maluku
KOMPONEN TERKENA DAMPAK SUMBER DAMPAK DAMPAK BESAR & PENTING TOLOK UKUR DAMPAK TUJUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LOKASI PENGELOLAAN WAKTU PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLA PENGAWAS PELAPORAN
Biota Air (Plankton, Benthos) Kegiatan pengerukan Penurunan keanekaragaman plaknton dan benthos Jumlah individu, jumlah jenis dan indeks keanekaragaman plankton dan benthos Memperkecil penurunan
keanekaragaman plankton
dan benthos •Pelaksanaan pengerukan bertahap dengan menggunakan metoda dan peralatan yang dapat menyedot langsung lumpur dan ticlak menimbulkan pengadukan dan penyebaran lumpur ke perairan sekitar Pada perairan tapak proyek di lokasi pekerjaan pengerukan Selama masa pekerjaan pengerukan pada tahap konstruksi •Biaya pelaksanaan pengerukan bersumber dari pemrakarsa terdiri dari biaya sewa peralatan kapal keruk dan perlengkapannya, biaya personil dan operasional
•Pemrakarsa •Dinas Perhubungan Kota Ambon
Persepsi Masyarakat •Pegerukan, pegurugan dan pemadatan tanah urugan
•Mobilisasi peralatan dan material bangunan Munculnya persepsi negatif akibat adanya gangguan kesehatan, kenyamanan dan keamanan •Persepsi masyarakat terhadap proyek
Tingkat kerusakan jalan pada arus lalulintas sekitar tantui,
Frekuensi terjadinya gangguan keamanan Mencegah terjadinya persepsi negatif masyarakat terhadap proyek •Membuat saluran drainase sementara selama masa konstruksi
•Membuat jalan proyek tersendiri Tapak proyek dan sekitarnya Selama masa konstruksi •Pemrakarsa dan dimanfaatkan untuk pembuatan saluran drainase, jalan, pengawasan dan biaya operasional lainnya •Pemrakarsa •Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon •KAPELDA Kota Ambon
•BAPPEDAL Propinsi Maluku
KOMPONEN TERKENA DAMPAK SUMBER DAMPAK DAMPAK BESAR & PENTING TOLOK UKUR DAMPAK TUJUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LOKASI PENGELOLAAN WAKTU PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLA PENGAWAS PELAPORAN
Kesehatan Masyarakat dan Pekerja •Penggalian, pengerukan, pegurugan dan pemadatan tanah urugan •Gangguan kesehatan pada masyarakat sekitar proyek •Ancaman keselamatan dan kesehatan pekerja •Jumlah keluhan gejala sakit masyarakat sekitar.
•Jumlah dan intensitas kasus kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pekerja. •Mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat sekitar.
•Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pekerja. •Membuat saluran drainase sementara selama masa konstruksi.
•Menerapkan system kerja yang memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. •Menyertakan pekerja pada program asuransi tenaga kerja.
Tapak proyek dan sekitarnya Selama masa konstruksi •Pemrakarsa dan dimanfaatkan untuk keperluan pembuatan saluran drainase jalan dan pengawasan dan biaya
operasional lainnya •Pemrakarsa •Dinas Kesehatan Kota Ambon
•Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Ambon •KAPELDA Kota Ambon •BAPPEDAL Propinsi Maluku
Siloham
Perluasan dan intensitas pellayanan Kesehatan •Peningkatan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat sekitar
•Menurunnya angka pennngangguran
•Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja di Rumah Sakit Siloham
•Jumlah angkatan kerja lokal yang menganggur berkurang •Mengurangi anngka pengangguguran
• Memperdayakan masyarakt lokal
• Merekrutmen tenaga kerja lokal yang terampil dengan transparan dan tanpa nepotisme
Memberdayakan sumberdaya manusia lokal menjadi tenaga kerja yang terampil Tempat Proyek dan Sekitarnya Selama masa kontruksi •Pemrakarsa •Pemrakarsa •Pemrakarsa •Pemrakarsa
KOMPONEN TERKENA DAMPAK SUMBER DAMPAK DAMPAK BESAR &PENTING TOLOK UKUR DAMPAK TUJUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LOKASI PENGELOLAAN WAKTU PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLA PENGAWAS PELAPORAN
Tenaga Kerja saat RS. Siloham Beroperasi • Pelayanan Kesehatan, • Pengeoperasaian Rumah Sakit Siloham,
• Peningkatan Kesempatan kerja bagi masayarakt umumnya dan usaha bagi masyarakat sekitar RS Siloham,
Menurunnya angka Pengannguran Jumlah tenaga kerja khusunya profesi kesehatan pada lokal,
Jumlah angkatn kerja pada lokal Mengurangi angka pengangguran,
Memperdayakan masyarakat lokal • . Merekrutmen tenaga kerja lokal yang terampil dengan transparan dan tanpa nepotisme
Kemacetan Arus Lalulintas Pada saat kontruksi dan operasi Aktivitas masyarakat terhambat,
Penghasilan sopir angkot menurun,
Kebisingan terjadi Deretan kemacetan mobil dan kendaraan bermotor
Memperlancakan Arus lalu lintas Memngatur jalur atas (tantui) lebih difungsikan dan hanya satu jalur untuk tantui bawah
Depan RS Siloham Padaa Saat Kontruksi, mobiliasasi alat berat dan sebagian hari kerja saat operasi Satlantas Ambon dan PP Lease
Dan Pihak RS Siloham Satlantas Ambon dan PP Lease Satlantas Ambon dan PP Lease
Tabel 3 Matriks Evaluasi Dampak Penting Pembangunan RS. Siloam di Tantui, Kota Ambon
Kegiatan Jenis Dampak Enam Kriteria Dampak Penting Jmlh Penting (P) Bobot (%) Keputusan
A B C D E F
TAHAP PRAKONTRUKSI
Perijinan dan Sosialisasi Presepsi & Sikap Masyarakat P TP TP TP TP P 2 33,33 Tdk Dikelola
Pembebasan Kawasan Presepsi & Sikap Masyarakat P TP TP TP TP P 2 33,33 Tdk Dikelola
Rekutmen Tenaga Kerja Kesempatan Kerja P P TP TP TP P 3 50 Dikelola Pendapatan Masyarakat P P P TP TP P 4 66,66 Dikelola
Presepsi & Sikap Masyarakat P TP TP TP TP P 2 33,33 Dikelola TAHAP PRAKONTRUKSI
Mobilisasi alat & Bahan Peningkatan Kebisingan TP TP TP TP TP TP 0 0 Tdk Dikelola Penurunan Kualitas Udara TP TP TP TP TP TP 0 0 Tdk Dikelola
Kemacetan P TP P TP P TP 2 33,33 Dikelola
Kesehatan & Keselamatan Kerja TP P P TP TP TP 2 33,33 Tdk Dikelola Presepsi & Sikap Masyarakat P TP TP TP TP P 2 33,33 Dikelola
Reklamasi Pantai Peningkatan Kebisingan TP TP TP TP TP TP 0 0 Tdk Dikelola Penurunan Kualitas Udara TP TP TP TP TP TP 0 0 Tdk Dikelola
Perpindahan Masa Air Laut TP TP TP P TP TP 1 16,6 Tdk Dikelola Kenaikan Muka Air Laut TP TP TP TP TP TP 0 0 Tdk Dikelola Perubahan pola arus laut TP TP TP TP TP TP 0 0 Tdk Dikelola Abrasi pantai P TP TP P P TP 3 50 Dikelola
Perubahan vegetasi pantai TP TP TP P P TP 2 33,33 Tdk Dikelola Gangguan biota Perairan TP TP TP TP P TP 1 16,66 Tdk Dikelola
Gangguan kesehatan dan keselamatan kerja TP TP P TP P TP 2 33,33 Dikelola Presepsi & Sikap Masyarakat P P P TP P TP 4 66,66 Dikelola
Pembanguna Sarana & Prasarana Peningkatan kebisingan TP TP TP TP TP P 1 16,66 Tdk Dikelola
Penurunan Kualitas Udara TP TP TP TP TP P 1 16,66 Tdk Dikelola Kemacetan P TP P TP P TP 3 50 Dikelola
Kesehatan Masyarakat TP TP P TP P TP 2 33,33 Dikelola Presepsi & Sikap Masyarakat P P P TP P TP 4 66,66 Dikelola OPERASIONAL
Rekrutmen Tenaga Kerja Kesempatan Kerja P P P TP TP P 4 66,66 Dikelola Pendapatan Masyarakat TP TP P TP TP P 2 33,33 Tdk Dikelola
Presepsi & Sikap Masyarakat P P P TP P P 5 83,33 Dikelola
Operasional Kegiatan Kualitas Air Laut TP TP P P P TP 3 50 Dikelola Biota Laut TP TP P TP P TP 3 50 Dikelola
Kemacetan P TP P TP P TP 3 50 Dikelola
Pemberdayaan Masyrakat P P P TP P P 3 83,33 Dikelola
Pelayanan Kesehatan Masyarakat P P P TP P P 5 83,33 Dikelola Sampah & Limbah P P P TP P P 5 83,33 Dikelola
Kesehatan Masyarakat TP TP P TP P TP 2 33,33 Dikelola Presepsi & Sikap Masyarakat P P P TP P P 5 83,33 Dikelola
Pemliharaan Kualitas Air Laut TP TP TP TP TP TP 0 0 Tdk Dikelola Sampah & Limbah P P TP P P TP 4 66,66 Dikelola
Kesehatan Masyarakat P TP TP TP TP P 2 33,33 Dikelola Presepsi & Sikap Masyarakat P P P TP P P 5 83,33 Dikelola PASCA OPERASI
Pengalihan fungsi bangunan Kualitas Air Laut TP TP TP P TP P 2 3,33 Tdk Dikelola Sampah & Limbah P P TP P P P 5 83,33 Dikelola
Kesehatan Masyarakat P TP TP TP TP P 2 3,33 Dikelola
Presepsi & Sikap Masyarakat P TP TP TP TP TP 1 16,66 Tdk Dikelola Keterangan P= Penting
DIAGRAM ALIR HASIL EVALUASI