• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah perkembangan Masjid al-Hidayah Pacet-Mojokerto Tahun 1928-2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sejarah perkembangan Masjid al-Hidayah Pacet-Mojokerto Tahun 1928-2016."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH PERKEMBANGAN MASJID AL-HIDAYAH PACET-MOJOKERTO

TAHUN 1928-2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Program Strata Satu (S-1)

Pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Oleh :

M Alfian Nur Rohman NIM: A82211113

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN AMPEL

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

VII ABSTRAK

Sripsi ini yang berjudul “Sejarah Perkembangan Masjid Al-Hidayah

Pacet-Mojokerto Tahun 1928-2016”. Rumusan masalah yang di bahas dalam penelitian ini

meliputi. Pertama bagaimana keberadaan desa Pacet-Mojokerto? Kedua bagaimana struktur dan fungsi masjid Al-Hidayah? Ketiga bagaimana sejarah dan perkembangan masjid Al-Hidayah?

Dalam penelitian kualitatif, penulis menggunakan dua tahapan metode yaitu. Metode etnografi dan etnohistory. Metode etnografi digunakan penulis untuk mengguraikan sumber sejarah secara teratur, yang merupakan kerangka untuk

menerangkan prilaku pemilik kebudayaan, dengan tujuan untuk memahami makna

kejadian perubahan prilaku sosial dan kebudayaan manusia yang baru saja terjadi dan sedang berlangsung. Sedangkan metode etnohistoriy digunakan untuk mempelajari kebudayaan dan peradaban manusia yang baru saja dan masih di ingat oleh orang lain.

(7)

ABSTRACT

This description is entitled "History of the Development of Al-HidayahPacet-Mojokerto Mosque Year 1928-2016".The problems discussed in this study include the first How the history of the establishment of Al-HidayahPacetMojokerto mosque?Second How is the structure and function of Al-Hidayah Mosque?Third How is the development of Al-Hidayah Mosque?

In this study the authors use the method of Ethnography and Etnohistory in order to see the condition of Al-Hidayahpacet mosque which until now the building still stands firmly, while the etnohistoriy approach is used to view diachronik Al-Hidayah mosque pacet, and mosque condition before becoming mosque that is building of musholla.In this thesis writing is more diachronic approach, because to search for sources in the past in the form of archives or documents from Al-Hidayah mosque pacet about the beginning of the mosque and its development.

(8)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..i

PERNYATAAN KEASLIAN ………...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………..iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ………...………...iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ………..………...v

MOTTO ……….………vi

ABSTRAK……….viii

KATA PENGANTAR ……,,,………..ix

DAFTAR ISI ………xi

BAB I PENDAHULUAN……….1

A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Rumusan Masalah………...8

C. Tujuan Penelitian………...8

D. Manfaat Penelitian……….………...9

E. Pendekatan dan Kerangka Teori……….……...9

F. Penelitian Terdahulu.………..………...10

G. Metode Penelitian………...11

H. Sistematika Pembahasan……….……….14

BAB II KEBERADAAN DESA PACET……….…………..…....16

A. Letak Geografis Pacet…….……….……….16

B. Sekilas Tentang Desa Pacet………...……….……….18

(9)

BAB III STRUKTUR DAN FUNGSI MASJID AL-HIDAYAH………25

A. Struktur Masjid Al-Hidayah…………...………25

1. Kubah……….27

2. Mimbar………….………..27

3. Mihrab………28

4. RuangWudhu………28

5. Liwan...28

B. Ornamen dan Dekorasi………...……….29

C. Fungsi Masjid…….………31

1. Fungsi Ibadah Mahdhoh………33

2. Fungsi Ibadah Sosial……….36

D. Kegiatan Masjid………...44

BAB IV SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MASJID AL-HIDAYAH……47

A. Proses Berdirinya Masjid Al-Hidayah………...………...…………..47

B. Priode Pertama (1928-1951)………54

C. Priode Kedua (1951-1986)………59

D. Priode Ketiga (1990-2016)………...66

BAB V PENUTUP……….72

A. Kesimpulan………..72

B. Saran………73

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masjid adalah tempat ibadah untuk umat Islam. Masjid dibangun

agar umat islam mengingat, mensyukuri, dan menyembah Allah dengan

baik.1 Selain itu fungsi masjid di zaman sekarang dapat menjadi multi

fungsi, bahwa masjid bukan hanya digunakan sebagai tempat beribadah

saja. Namun dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Masjid

merupakan Tempat ibadah yang tidak ada bandingannya di agama-agama

lain, dalam hal kesederhanaanya, keberhasilannya, ketenagaannya dalam

menggembala syi’ar tauhid.

Masjid merupakan tempat orang berkumpul dan melakukan shalat

secara berjama’ah. Dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan

silaturrahmi dikalangan umat islam. Di masjid pula tempat terbaik untuk

melakukan sholat jum’at. Pada imasa nabi Muhammad ataupun

sesudahnya, masjid menjadi pusat atau sentral kegiatan kaum muslimin.

Kegiatan di bidang pemerintahan misalnya, ideology, politik, ekonomi,

sosial, di bahas dan dipecahkan di lembaga masjid.2

1

Gatut Susanta, Membangun Masjid dan Mushola (Jakarta: Penebar Swadaya, 2007), 8. 2

(11)

2

Masjid berasal dari bahasa arab, di ambil dari kata sajadah

yasjudu, sajdan”. Kata sajada yang berarti tempat bersujud, patuh, taat,

serta tunduk dengan penuh hormat dan ta’dzim. Untuk menunjukan suatu

tempat, kata sajada dirubah bentuknya menjadi “masjidan” artinya tempat

sujud atau tempat menyembah Allah SWT.3 Selain itu, masjid merupakan

tempat orang berkumpul dan melakukan sholat secara berjama’ah, dengan

tujuan meningkatkan solidaritas dan silatuhrahim di kalangan kaum

muslimin.

Pada era globalisasi perubahan-perubahan tatanan saat ini yang

begitu cepat pada era global seyogyanya kita harus memiliki sikap yang

arif dan bijaksana dalam mengarahkan masyarakat untuk tidak sekedar

meniru apa yang sedangngetren, tetapi ingat pada Sang Khaliq dengan

selalu melaksanakan kewajiban seorang muslim.

Di manapun masjid didirikan, fungsi dan peranan yang diembanya

sama saja. baik yang terdapat di kota-kota besar maupun yang terdapat di

desa-desa. Masjid adalah tempat untuk beribadah. Khususnya untuk

mendirikan shalat yang wajib ataupun yang sunnat. orang akan merasa

sudah puas apabila masjidnya sudah dapat dipergunakan untuk shalat,

balajar mengaji, dan menunaikan ibadah zakat (kepanitiaan).4

3

Ibid., 5.

4A. Bachrun Rifa’I, Manajemen Masjid: Mengoptimalkan Fungsi Sosial Ekonomi Masjid

(12)

3

Keadaan ”minimal” semacam itu sejujurnya harus diakui kurang

serasi dengan gerak laju pembangunan dan kemajuan yang sangat cepat

seperti sekarang ini. Juga tidak serasi dengan semangat Islam yang

mengajarkan dan selalu mendorong umatnya untuk maju dengan

melaksanakan pembaruan di semua bidang. Kinilah saatnya umat Islam

yang tinggal di pedesaan bangkit untuk pembangunan nasional yang

sedang dan terus berlangsung.5

Masjid di pedesaan biasanya disebut juga dengan masjid jami’.

Sebutan masjid jami’ (harfiah: tempat berkumpul) adalah nama yang

diberikan pada masjid yang menggambarkan fungsi masjid sebagai tempat

berkumpul.6 Karena fugsinya untuk berkumpul, masjid jami’ di pedesaan

biasanya di manfaatkan pula untuk pengajian anak-anak dan remaja, kaum

ibu atau bapak pada waktu-waktu tertentu. Masjid jami’ juga sering di

jadikan sebagai tempat berkumpul dan berbincang-bincang mengenai

masalah ekonomi dan sosial bahkan ada pembicaraan spesial yang

biasanya di lakukan sehabis sholat atau ketika menunggu waktu sholat

tiba yang di lakukan di serambi masjid, selain itu juga sebagai tempat

utama perayaan hari-hari besar keagamaan. Masjid di desa dan kampung

dapat menjadi pusat penerangan pembangunan di desa.

5

Syahidin, Pemberdayaan Umat Berbasis Masjid (Bandung: Alfabeta, 2003), 16. 6

(13)

4

Masjid biasanya di bangun lebih besar dari pada langgar / mushola

yang dapat menampung kapasitas 50 jamaah. Masjid besar merupakan

masjid yangdapat mewakili suatu kecamatan, karena masjid ini selain

dipakai sholat jum’at juga dapat menampung sholat ied. Kapasitas 500

keatas.7 Kemudian penulis memilih Masjid AL- HIDAYAH yang

merupakan salah satu masjid pertama kali yang berdiri di desa Pacet-

Mojokerto.

Di karnakan kondisi bangunan fisik masjid di pedesaan biasanya

relatif sederhana atau rata-rata kurang permanen yang sewaktu-waktu

mengalami pemugaran dan renovasidan di lakukan secara swadaya.

Berkaitan dengan proses berdirinya masjid Al-Hidayah di desa

Pacet-Mojokerto sangatlah bersejarah karna masjid ini, masjid yang

pertama berdiri di daerah Pacet-Mojokerto, daerah tersebut sebelumnya

belum ada sebuah masjid tempat ibadah bagi umat Islam untuk

melaksanakan ibadah sholat jum’at dan ibadah lainya. Awal mula ide

pendirian masjid berawal dari seseorang yang bernama KH. Arief, beliau

adalah seorang ulama yang berasal dari jawa tenggah, beliau datang

kedesa pacet pada tahun 1918 untuk berkelana mendakwahkan agama

islam. KH. Arief adalah pendiri masjid Al-Hidayah yang berada di pacet,

tapi sebelum menjadi sebuah bangunan masjid dulunya adalah sebuah

bangunan mushollah atau surau sederhana yang struktur bagunannya

terbuat dari kayu, awal pembuatan mushollah juga ide dari beliau sendiri,

7

(14)

5

keinginan beliau membangun sebuah mushollah atas kehendak beliau

sendiri karna melihat kenyataan bahwansanya tidak ada tempat ibadah atau

mushollah umum di desa setempat untuk melaksanakan ibadah sholat

berjamaah.8

Dengan luasnya fungsi dan peran masjid, tak heran jika keberadaan

masjid menjadi kepentingan masyarakat luas. Masjid dibangun bersama

dan untuk kepentingan bersama pula. Sekalipun masjid dibangun secara

individual atau kelompok, tetapi segala urusan di masjid adalah untuk

kepentingan bersama dan kesejahteraan masyarakat sekitar masjid.9

Membangun masjid atau musholla tentu berbeda dengan

membangun rumah atau bangunan lainya. Sebagai bangunan yang terkait

dengan kepentingan umum, biasanya rencana pembangunanya pun terkait

dengan kepentingan orang banyak. Tak jarang dibentuk kepanitiaan untuk

menyiapkan rencana bangunan tersebut nantinya, namun Saat proses

pembangunan mushollah itu dilakukan, belum ada warga yang

inginmembantu mereka tak sadar pentingnya sebuah tempat ibadah bagi

mereka. Namun lama-kelamaan pembangunan mushollah dikit demi

sedikit mulai di bantu oleh warga setempat yang tergerak hatinya ingin

mendirikan sebuah tempat ibadah. Setelah proses mushollah itu jadi

sekitar tahun 1919, dan dapat digunakan untuk melaksanakan ibadah

sholat.

8

Abdul Jamil, Wawancara, Pacet, 15 Febuari 2017. 9

(15)

6

Langkah berikutnya setelah mushollah itu jadi. KH. Arif mulai

mendawahkan Islam di desa setempat dengan menggunakan media

mushollah itu. Pemikiran beliau untuk berdakwah ajaran islam di sambut

dengan baik oleh warga setempat, beliau sangat berperan penting dalam

menggajarkan masyarakat desa Pacet untuk melaksanakan perintah agama

islam yaitu seperti menggajarkan mengaji, sholat dan lain-lain. tempat

untuk menggajarkan ibadah sekaligus mendawahkan islam yaitu di

mushollah yang sekarang berubah fungsi menjadi sebuah masjid pada

tahun 1928, bernama Masjid Al-Hidayah. Masjid ini adalah yang pertama

dan tertua, di daerah desa Pacet-Mojokerto.10

Meski pada awal tujuan pendirian masjid sangat sempit, namun

fungsi masjid kemudian semakin berkembang dari masa ke masa, dari

periode keperiode selanjutnya. Selain untuk dijadikan tempat ibadah

sholat, masjid juga kemudian di gunakan sebagai sentral kegiatan sosial

keagamaan, seperti pendidikan, seni dan budaya, politik, ekonomi, dan

sebagainya. Hal ini menandakan bahwa apa yang di lakukan oleh

Rasulullah pada periode awal Islam tidak terlepas dari fungsi masjid.

Sebagai pembentuk peradaban umat Islam, dan oleh karena itulah secara

fungsional sebagai tempat ibadah, secara eksistensials ebagai lembaga dan

pranata sosial Islam, masjid dapat dipandang sebagai warisan kebudayaan

Islam paling penting di dunia.11

10

Abdul Jamil, Wawancara, Pacet 15 Febuari 2017. 11

(16)

7

Masjid Al-Hidayah di pergunakan sebagai kegiatan dakwah dan

pembinaan umat. Pada dasarnya, setiap kegiatan dakwah yang bercorak

sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan sosial, serta peningkatan

tarap hidup umat untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup

lahir batin merupakan dakwah bil hal atau dakwah pembangunan. Sesuai

dengan fungsinya bahwa ajaran Islam diturunkan untuk membimbing

manusia agar mencapai ridha Allah yaitu berupa kebahagiaan di dunia dan

akhirat. Masjid digunakan untuk membimbing manusia agar mencapai

ridha Allah yaitu berupa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Masjid

berperan sebagai sarana untuk pembinaan umat Islam secara total untuk

mencapaidua kebahagiaan tersebut.

Dari fenomena di atas menunjukkan betapa besar peranan masjid

dalam membangun kesatuan, persatuan dan kesejahteraan umat Islam.

Masjid juga dapat di jadikan barometer. Kualitas jamaah yang ada di

sekitarnya. Selain itu juga, kebersamaan dan kesamaan drajat di kalangan

masyarakat dapat diwujudkan melalui masjid.

Perkembangan yang nampak pada masjid Al-Hidayah

Pacet-Mojokerto mampu sedikit demi sedikit memberikan warna terhadap

kehidupan sosial, agama di wilayah sekitarnya. Berupa karakteristik

bangunan atau sarana fisik dengan perkembangan dan fungsinya terhadap

masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti

tentang perkembangan dan fungsi masjid Al-Hidayah pada tahun

(17)

8

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul tersebut mengenai masjid Al-Hidayah Pacet

Mojokerto tentang perkembangan dan fungsi religius dan sosial, maka

perlu adanya batasan masalah. Untuk mempermudah pembahasan agar

tidak menyimpang dan dapat menghasilkan suatu pembahasan yang lebih

mengarah serta tepat pada sasaran, maka peneliti menetapkan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Keberadaan desa Pacet-Mojokerto?

2. Bagaimana Struktur dan fungsi masjid Al-Hidayah ?

3. Bagaimana sejarah dan perkembangan masjid Al-Hidayah ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini pada hakekatnya adalah

merekonstruksi tentang sejarah masjid Al-Hidayah Pacet-Mojokerto dari

perkembangan danfungsinya. Penulisan dalam skripsi ini, disamping

mempunyai tujuan formalitas perkuliahan, juga ada beberapa tujuan lain

yang tidak kalah pentingnya, kalau dijabarkan akan menjadi beberapa

hal yang pokok:

1. Untuk mengetahui tentang keberadaan desa Pacet-Mojokerto.

2. Untuk mengetahui struktur dan fungsi masjid Al-Hidayah

Pacet-Mojokerto.

3. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan masjid Al-Hidayah

(18)

9

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas peneliti ini dimaksudkan bisa berguna bagi:

1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat sekitar

khususnya bagi masyarakat desa Pacet – Mojokerto.

2. Penelitian diharapkan bermanfaat sebagai media informasi dan media

belajar serta mengetahui lebih dalam kebenaran dari keberadaan masjid

Al-Hidayah Pacet – Mojokerto.

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu

memakai pendekatan etnografi. Dengan menggunakan pendekatan ini

penulis bertujuan mendapatkan deskripsi dan analisis mendalam berkaitan

dengan perubahan sosial dan kebudayaan manusia.12 Serta untuk

mempelajari sebuah kebudayaan sebuah kebudayaan atau tradisi yang

sedang berlangsung dan masih dilaksanakan. Untuk menyajikan fakta

secara sistematis tentang obyek yang di teliti maka penulis dapat

melakukannya dengan teknik penggumpulan data yang utama adalah

observasi, partisipasi dan wawancara terbuka dan mendalam. kepada

seseorang yang bisa di pertanggung jawabkan kebenaranya.

Sedangkan kerangka teori yang dipakai adalah Continuity and

change. Melalui kerangka teori ini penulis dapat menguraikan perubahan

tentang sejarah masjid Al-Hidayah. Continuitynya yaitu perubahan

bangunan, masjid ini dulu berupa bangunan musholla dan sekarang

12

(19)

10

berubah menjadi bangunan masjid. Change yaitu perubahan fungsi dulu

hanya berupa bangunan musholla hanya dapat melakukan sholat bejamaah

dan sekarang menjadi sebuah masjid dapat dipergunakan untuk ibadah

sholat jum’at.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang masjid sudah banyak dilakukan oleh para

sejarawan, akan tetapi perkembangan, dan arsitektur masjid. Adapun

penelitian terdahulu mengenai masjid yang pernah dilakukan antara lain:

1. Skripsi : Muhammad Ulumuddin, Sejarah Perkembangan , Bangunan

Masjid Jami’ Gresik Abad XV-XXI. Dalam skripsi ini dijelaskan

bagaiman perkembangan masjid Jami’ serta kondisi kekinianya, yang

tergolong sebagai masjid kunci dari perkembangan religius Kota Gresik

sebagai Kota santri.

2. Skripsi : Sari ayu Wulandari, Asal-Usul Arsitektur Masjid Cheng Hoo

Surabaya, Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Tahun 2004.

Adapun fokus pemabahasan adalah tentang perkembangan arsitektur

masjid Muhammad Cheng Hoo di surabaya dalam tinjauan sejarah dan

arsitektur.

3. Skripsi : Muhammad Robi Maulana, Masjid Agung Biturrahman

Banyuwanggi (Studi tentang sejarah dan bentuk arsitekturnya). ini

membahas tentang sejarah berdirinya masjid, dan gaya arsitektur serta

(20)

11

G. Metode Penelitian

Metode disini diartikan suatu cara atau teknis dilakukan dalam

penulisan penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai

upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh

fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar dan hati-hati dan sistematis

untuk mewujudkan kebenaranya.13 Dalam penulisan penelitian kualitatif,

penulis menggunakan dua tahapan metode, metode etnografi dan

etnohistory, metode ini digunakan untuk membantu kelangsungan

penelitian. Langkah awal yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah menggunakan metode etnografi. Etnografi berasal dari dari kata

ethos yang berarti bahasa dan graphen yang bertulisan atau uraian. Jadi

berdasarkan asal katanya , etnografi berarti tulisan atau uraian. Metode

penelitian etnografi adalah suatu uraian yang teratur, yang merupakan

kerangka untuk menerangkan prilaku pemilik kebudayaan yang sedang di

pelajari secara sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah

yang efektif, dengan tujuan untuk memahami makna kejadian perubahan

prilaku sosial dan kebudayaan manusia.

Dalam mempraktikan metode penelitian etnografi, penulis akan

melakukan pengamatan dan mempelajari kebudayaan yang sedang

berlangsung dan masih dilaksanakan di desa pacet., dengan teknik

penggumpulan data yang utama adalah observasi, partisipasi dan

13

(21)

12

wawancara dengan daftar pertanyaan yang terstruktur seperti pada

penelitian survai.14

1. Observasi atau pengamatan merupakan proses pencarian data atau

sumber yang diperoleh melalui pengamtan indrawi. Dalam hal ini

proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat semua

gejala-gejala fenomena atau kejadian pada obyek penelitian secara

langsung dilapangan.15 Dalam prateknya, penulis melakukan observasi

atau pengamatan langsung dilapangan untuk mengetahui kejadian,

fenomena atau gejala yang ada di masjid Al-Hidayah yang berada di

desa Pacet, kecamatan Pacet-Mojokerto Jawa Timur.

2. Wawancara merupakan salah satu cara pengambilan data yang

dilakukan melalui kegiatan komunikasi lisan dalam bentuk struktur,

wawancara tersetruktur merupakan bentuk wawancara yang sudah

diarahkan oleh sejumlah daftar pertanyaan, yaitu proses tanya jawab

dengan beberapa orang yang mengetahui tentang sejarah dan

perkembangan masjid Al-Hidayah. Dalam prateknya penulis

melakukan wawancara terhadap takmir masjid dan beberapa tokoh

yang berperan dalam menggembangkan masjid tersebut. Selain itu

penulis juga melakukan wawancara terhadap masyarakat desa dan

kepala desa setempat untuk mengetahui tataletak desa pacet dan

kondisi desa pacet sebelum dan sesudah adanya masjid

14

Ibid., 9.

15

(22)

13

Dalam tahapan penulis kedua yaitu menggunakan metode

etnohistory,. Metode Etnohistory ialah sejenis etnografi sejarah yang

mempelajari jaman baru yang sudah lewat berdasarkan sumber sejarah.

Metode etnohistory juga penting untuk menguji dan

mengkonfirmasikan berbagai hipotesis tentang kebudayaan.16

Etnohistory suatu metode untuk mempelajari sejarah suatu kelompok

atau suku bangsa yang baru saja terjadi dulu sampai sekarang. Dalam

penelitian ini, metode etnohistoriy digunakan penulis untuk

mempelajari kebudayaan dan peradaban manusia yang baru saja dan

masih di ingat oleh orang lain yaitu tentang sejarah berdirinya masjid.

Dalam suatu penelitian yang menggunakan metode etnohistory , maka

penelitian yang di lakukan melalui empat tahap yaitu:

1. Heuristik atau pengumpulan sumber yaitu suatu proses yang

dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan sumber-sumber,

data-data, atau jejak sejarah.17 Sumber data yang di peroleh

peneliti diantaranya:

a. Sumber tulisan yaitu data-data yang di ambil dari buku-buku,

dokumen, dan catatan-catatan lain yang ada hubunganya

dengan pembahasan skripsi tersebut, contotohnya dokumen

sertifikat tanah masjid dan catatan kegiatan masjid.

16

William A. Haviland, Antropologi (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999), 28. 17

(23)

14

b. Sumber lisan yaitu data yang diperoleh melalui wawancara

langsung yang digunakan untuk menggetahui tata letak masjid

dan sejarah perkembangan masjid.

c. Sumber visual yaitu segala sesuatu yang berbentuk dan

berwujud, yang dapat membantu sejarawan untuk menjelaskan

tentang peristiwa masa lalu manusia. Diantaranya sumber

berupa masjid.

2. Kritik sumber atau verifikasi suatu kegiatan menelai

sumber-sumber yang di dapat untuk memperoleh kejelasan apakah sumber-sumber

tersebut kredibel (valid/terbukti) atau tidak, dan apakah sumber

tersebut autentik (asli) atau tidak. Pada metode sejarah, proses ini

terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu kritik intern dan ekstern.

Kritik intern adalah suatu upaya yang dilakukan oleh sejarawan

untuk melihat apakah sumber tersebut cukup kredibel atau tidak.

Sedangkan kritik ekstern adalah suatu upaya yang dilakukan oleh

sejarawan untuk melihat apakah sumber yang di dapatkan autentik

atau tidak.18 Dalam hal ini peneliti berusaha melakukan

pemeriksaan dan penilaian terhadap keaslian serta kebenaran

sumber-sumber yang di dapat terkaiat dengan pembahasan skripsi

Sejarah Perkembangan Masjid Al-Hidayah Pacet-Mojokerto

Tahun 1928-2016.

18

(24)

15

3. Interpretasi atau penafsiran adalah upaya untuk melihat kembali

pada sumber-sumber yang telah didapat dan telah melalui proses

kritik sumber, apakah ada hubungan antara sumber satu dengan

sumber yang lain. Sehingga dapat memberikan penafsiran

terhadap sumber yang telah di dapatkan.

4. Historiografi adalah menyususun atau merekontruksi fakta-fakta

yang telah tersusun dari penafsiran peneliti terhadap sumber

sejarah dalam bentuk tertulis.

H. Sistematika Bahasan

Dalam penulisan Skripsi ini dibagi menjadi lima sub bab, penulis

menggangap perlu adanya pembahasan secara singkat, oleh karena itu

untuk mempermudah pemahaman dalam penyajian inti permasalahan yang

akan di bahas dalam Skrpsi ini, maka penulis bagi kedalam bab sebagai

berikut:

Bab pertama, pendahuluan. Dalam bab ini di kemukakan beberapa

pembahasan yang meliputi: Latar belakang masalah, Rumusan masalah,

Tujuan penelitian kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teori,

penelitian terdahulu, metode penelitian, sistematika bahasan, kaitanya

dengan bab selanjutnya adalah sebagai pengantar dan merupakan

(25)

16

Bab kedua, pada bab ini pembahasanya mengenai sejarah

keberadaan desa pacet yang meliputi tiga sub bab antara lain: pertama

letak geografis, sub bab kedua sekilas tentang desa pacet, sub bab ketiga

perkembangan agama islam di desa pacet.

Bab ketiga, pada bab ini ada empat sub bab yang di bahas: sub bab

pertama, Struktur masjid, sub bab kedua ornament dan dekorasi, sub bab

ketiga fungsi masjid sub bab keempat kegiatan masjid.

Dalam bab ini membahas tentang perkembangan masjid

Al-Hidayah pada periode pertama yaitu tahun 1928-1951, priode kedua pada

tahun 1951-1986 dan periode ketiga pada tahun 1990-2016.

Bab kelima, Akhir dari bab ini merupakan penutup yang berisikan

kesimpulan dari pembahasan penelitian skripsi studi sejarah

tentangperkembangan dan fungsi masjid Al-Hidayah tahun (1928-2016)

(26)

17

BAB II

KEBERADAN DESA PACET-MOJOKERTO

A. Letak Geografis Pacet

Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataanya

di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan

posisi daerah lain. Letak geografis juga ditentukan oleh letak astronomis,

geoglafis, fisioglafis dan sosial budaya.1

Pacet merupakan salah satu kelurahan yang berada di kecamatan

Pacet kabupaten mojokerto,yang menurut data statistik daerah

Mojokerto. Dihuni oleh 670 kepala keluarga dengan jumlah penduduk

keseluruhan 3.524 jiwa yang terdiri dari 1.824 laki-laki dan 1.700

perempuan. Mayoritas penduduk pacet beragam islam. Penduduk Pacet

rata-rata bermata pencaharian sebagai petani karna kawasanya yang

berada di pegunungan namun ada juga wiraswasta, TNI/Porli, Pegawai

negri sipil, Guru dan Pegawai Swasta. Wilayah Pacet juga di lengkapi

dengan prasarana berupa dua koperasi, delapan musholla, satu gereja,

dan terdapat tempat pendidikan sekolah seperti Tk, Mi, SMP dan SMA

dan pondok pesantren. Di kelurahan ini juga terdapat beberapa industry

rumah tangga yang bergerak dalam pembuatan Kripik tello yang memang

warga disini mayoritas petani tello.2

1

Geoku Indo, “Arti dan pengertian Letak Geografis Indonesia”. Dalan http://indo

-geografi.blogsport.co.id/2011/11/arti-dan-pengertian Letak - geografis. html (20 Maret 2017) 2

(27)

18

Tidak susah mencapai Kecamatan pacet ini karna berjarak 25 km

dari Alun-Alun Kota Mojokerto. Untuk sampai kewilayah ini dapat di

jangkau menggunakan sarana transportasi berupa kendaraan roda empat

(Mobil-bus) atau roda dua (Sepeda Motor).

Tabel 2.1

Batas Wilayah Kelurahan Pacet

Batas sisi Nama Desa

Desa / Kelurahan Sebelah

Selatan

Kelurahan Cempokolimo

Desa/ Kelurahan Sebelah Timur Kelurahan Wiyu

Desa/ Kelurahan Sebelah Barat Kelurahan Sajen

Desa/ Kelurahan Sebelah Utara Kelurahan Claket

Sumber: Data Monografi Kelurahan Pacet

Batas Lokasi Masjid Al-Hidayah di Kelurahan dengan kecamatan

sekitar adalah :

Tabel 2.2

Batas Wilayah Kecamatan Pacet

Batas Sisi Batas Desa

Kecamatan Sebelah Selatan Kecamatan Gondang

Kecamatan Sebelah Timur Kecamatan Trawas

Kecamatan Sebelah Barat Kecamatan Bumiaji

Kecamatan Sebelah Utara Kecamatan Kutorejo

(28)

19

B. Sekilas Tentang Desa Pacet

Pacet adalah sebuah kecamatan di Kabupaten mojokerto, Profinsi

Jawa Timur, Indonesia, wilayah pacet berada di kaki lereng gunung

welirang dan gunung penanggungan dengan ketinggian rata-rata 600

meter di atas permukaan laut, Hal tersebut menempatkan pacet sebagai

salah satu daerah wisata yang di prihitungkan di jawa timur.3 Pacet juga

di juluki daerah wiasata Kolam Air Panas dan Sumber Air terjunya yang

indah, selain sebagai daerah wisata juga merupakan daerah pertanian

yang sangat subur karena terletak di antara dua gunung berapi, dahulu

pacet pernah menjadi salah satu daerah penghasil bawang putih terbesar

di jawa timur setelah batu malang. Namun kini pacet berubah menjadi

daerah penghasil ubi atau tello terbesar di jawa timur, karna memang

lahanya yang subur, membuat masyrakat pacet gemar bertani dari pada

bekerja lainya. Dengan adanya masyrakat yang bersifat hetrogen, maka

mengakibatkan banyak perbedaan baik dalam ekonomi, sosial, agama

dan sebagainya, dengan kondisi ini membuat semangat untuk bersaing

dalam segala hal.

3

(29)

20

Jarak tempuh Surabaya ke pacet adalah 65 km atau jarak tempuh

sekitar 2 jam perjalanan dan berikut ini adalah gambar peta kawasan

pacet mojokerto:

Gambar 2.3

Peta daerah pacet mojokerto

Dengan kondisi ini membuat semangat untuk bersaing dalam

segala hal. Penduduk Pacet rata-rata bermata pencaharian sebagai petani

karna kawasanya yang berada di pegunungan namun ada juga

wiraswasta, TNI/Porli, Pegawai negri sipil, Guru dan Pegawai Swasta.

Wilayah Pacet juga di lengkapi dengan prasarana berupa empat koperasi,

(30)

21

terdapat tempat pendidikan sekolah seperti Tk, Mi, SMP dan SMA dan

pondok pesantren.

Di kelurahan ini juga terdapat beberapa industry rumah tangga

yang bergerak dalam pembuatan Kripik tello yang memang warga disini

mayoritas petani tello.

C. Perkembangan Agama Islam Di Desa Pacet

Sebelum Islam berkembang di daerah pacet masyarakat desa

setempat memang menganut dua agama yaitu islam (mayoritas) dan

Kristen (minoritas) namun diantara mereka tidak ada ketegangan antar

individu walau islam disana menjadi agama mayoritas.4 Namun

masyarakat pacet termasuk menganut kategori islam tradisonal yang

tentunya kental dengan ajaran yang mereka anut banyak bercampur

dengan tradisi setempat, dan mereka tidak pernah mempermasalakan

tentang keyakinan yang merupakan hak asasi individu, Islam tradisonal di

pacet yang ajaranya banyak berakomodasi dengan tradisi setempat.

Ajaran islam disini cendrung lentur, mereka memahami ajaran islam

bukan secara tekstual namun kontekstual. Mereka lebih menghargai

perbedaan-perbedaan termasuk kenyakinan beragama.5

4

Abdul Jamil, Wawancara, Pacet 15 Febuari 2017. 5

(31)

22

Di sisi lain, ternyata tradisi dan budaya jawa tidak hanya

memberikan warna dalam percaturan kenegaraan, tetapi juga berpengaruh

dalam praktek-praktek keagamaan, Masyarakat jawa yang memiliki tradisi

dan budaya yang banyak dipengaruhi ajaran dan kepercayaan hindu budha

terus bertahan hingga sekarang, meskipun mereka sudah memiliki

keyakinan atau agama yang berbeda, seperti islam, Kristen atau yang

lainya.

Budaya dan tradisi yang terjadi pada masyarakat desa pacet,

diantaranya adalah keyakinan akan roh-roh leluhur yang memiliki

kekuatan ghaib, keyakinan adanya dewa dewi yang berkedudukan seperti

tuhan, tradisi ziarah makam orang-orang tertentu, melakukan

upacara-upacara ritual yang bertujuan untuk persembahan kepada tuhan atau

meminta berkah serta terkabulnya permintaan tertentu.6

Setelah dikaji inti tradisi dan budaya masyarakat desa pacet

terutama dilihat dari tujuan dan tata cara melakukan ritualnya, jelas bahwa

semua itu tidak sesuai dengan ajaran islam. Tuhan yang mereka tuju dalam

keyakinan mereka jelas bukan Allah, tetapi dalam bentuk dewa-dewi,

roh-roh leluhur, atau yang lainya.7 Begitu juga bentuk ritual yang mereka

lakukan jelas bertentangan dengan ajaran ibadah dalam islam yang sudah

di tetapkan dengan tegas dalam Al-Quran. Karena itulah tradisi dan

budaya desa pacet perlu di luruskan.

6

Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), 25. 7

(32)

23

Pada tahun 1918 di desa pacet mojokerto tidak ada sebuah

bangunan masjid yang berdiri, walaupun banyak warga setempat

mayoritas beragama islam, namun tidak ada rasa semangat untuk

membangun sebuah tempat ibadah, karna memang dulu masyarakat pacet

tidak perna memintingkan sebuah ibadah seperti sholat jum’at dan

kewajiban ibadah lainya, mereka lebih sibuk mementingkan duniawi

berkerja dan mencari uang samapai-sampai warga disana jarang yang bisa

membaca AL-Quran.Masjid sebagai tempat duduk atau setiap tempat yang

digunakan untuk beribada.

Masjid memegang peranan penting dalam mengembangkan agama

islam untuk media berdakwah dan penyelenggaraan pendidikan islam,

karena itu masjid merupakan saran yang pokok dan mutlak keperluanya

dalam masyrakat, begitu halnya dengan fungsi agama terhadap masyarakat

adalah membimbing sekaligus mengikat manusia demi terwujudnya

ketenangan, kedamaian dan kesejahteraan mereka dalam kehidupan di

dunia serta kehidupan di hari kemudian, yaitu kehidupan ukhrawi. 8

Agama adalah merupakan sumber moral kareana agama sebagai

petunjuk kebenaran serta agama memberikan bimbingan rohani bagi

manusia baik di kala suka maupun duka, maka pembimbing atau seorang

tokoh kyai di dalam masyrakat akan membuat keimanan mereka bisa

menjadi kuat dan tidak melemah.9

8

Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid (Jakarta: Al-Qalam , 2009), 44. 9

(33)

24

Pada saat masyrakat desa Pacet di landa krisis keimanan dan

keyakinan, muncul seseorang Tokoh agama islam yang bernama KH.Arief

beliau datang di desa Pacet pada tahun 1918, beliau datang dari jawa

tengah, berkelana bertujuan untuk mengamalkan ilmu agama islam.

Kedatangan beliau ke desa tersebut, menjadi bahan pembicaraan dalam

masyarakat desa, seperti pertanyaan beliau itu siapa, karna beliau orang

asing disitu, membuat masyrakat desa penasaran, beliaupun menjawab

pertanyaan warga dan juga bertegur sapa, kedatangan beliau disambut baik

oleh warga, karna warga pacet rama dan sopon bila ada tamu masuk ke

desa mereka, namun di saat beliau berkeliling desa beliau terkejut melihat

kenyataan desa yang disinggahinya tidak ada kegiatan atau aktifitas ibadah

seperti sholat berjama,ah dan juga tidak adanya sebuah masjid, yang

terliahat di benak KH. Arief hanya kesibukan duniawi, maka dari situ

beliau timbul rasa keprihatinan untuk mengamalkan ilmu agama dan

membangun tempat ibadah untuk umum contohnya bangunan musholla

atau masjid, agar masyarakat desa pacet kembali ke jalan yang benar dan

melakukan ibadah wajib sebagai umat islam.

Dari awal pembangunan masjidlah agama islam mulai berkembang

dengan pesat di daerah pacet. Karna masjid selain tempat berkumpul untuk

melaksanakan ibadah sholat berjamaah juga digunakan untuk tempat

berdakwah agama islam agar para jamaah lebih faham betul mana yang

harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Dari situlah titik balik

(34)

25

kewajiban ibadah sebagai umat islam dan meninggalkan perbuatan yang

dilarang oleh agama islam.

Masjid Al-Hidayah didirikanya masjid di desa pacet kecamatan

Pacet Kabupaten Mojokerto, Profinsi Jawa Timur, Indonesia, wilayah

Pacet berada di kaki lereng gunung welirang dan gunung penanggungan

dengan ketinggian rata-rata 600 meter di atas permukaan laut. Mayoritas

penduduknya beragama islam, walau atau juga warga yang beragama

Kristen dan menjadi kaum minoritas. Kawasan ini di lengkapi dengan

prasarana berupa empat koperasi,satu pasar, terminal, delapan musholla,

dua masjid dua gereja, dan terdapat tempat pendidikan sekolah seperti Tk,

MI,SD, SMP dan SMA.10

10

(35)

BAB III

STRUKTUR DAN FUNGSI MASJID AL-HIDAYAH

A. Struktur Masjid Al-Hidayah

Masjid Al-Hidayah berada di daerah pacet mojokerto, dengan

kondisi bangunan masjid awal di atas tanah yang luasnya 1228 m3 meter

dan luas bangunan masjid 40x40 meter denahnya berbentuk persegi empat

bujur sangkar. Bangunan masjid ini berada di atas dataran tinggi, karena

masjid ini berada di bawah kaki lereng gunung wlirang dan

penanggungan, kemudian bentuk Bangunan utama masjid terdiri dari

ruang liwan/haram pria yang berbentuk bujur sangkar dengan atap tajug

tumpang dua beratap genteng. Bangunan masjid/liwan pria merupakan

bangunan asli dan tidak ada perubahan yang berarti dan di samping

depanya terdapat bangunan serambi masjid yang berbentuk empat segi

panjang yang beratap genteng.1

Melihat dari segi aspek hubungan vertikal dan horizontal di Masjid

Al-Hidayah. Vertikal merupakan konsekunsi hubungan manusia dengan

tuhanya atau (Habluminnallah). Sedangkan horizontal merupakan hakikat

hubungan antar sesama manusia sesuai dengan agama (Habluminannas).2

Kenapa bisa seperti itu, karna dilihat dari terminologinya kalau vertikal

keaatas sedangkan horizontal kesamping. vertikal dan horizontal ini

1

Abdul Jamil, Wawancara, Pacet, 15 Febuari 2017. 2

(36)

27

merupakan hakikat hubungan antar sesama manusia sesuai dengan ajaran

agama yang bersifat universal. Melihat hubungan Struktur bangunan

masjid Al-Hidayah secara Islam dan Jawa sebagai berikut. Struktur

Islamnya meliputi bagian dalam bangunan masjid yaitu mihrab, mimbar

dan serambi. Sedangkan struktur bangunan jawanya liwan masjid yang

berpondasi empat tiang, gapura masjid, atap masjid yang berbentuk

tumpang tindih.

Uraian dibawah ini berisi gambaran bentuk bangunan Masjid

Al-Hidayah Pacet Mojokerto yang meliput sebagai berikut :

1. Kubah

Kubah atau qubbah yakni menurut Oloan bentuk atap setengah

lingkaran yang terletak di atas bangunan masjid dan bagian puncak

tengah lingkaran kubah terdapat bulan sabit dan ditengahnya terdapat

bintang.Pengertian bulan dan bintang.Lambang ini hampir semua

terdapat puncak bangunan masjid.3

Kemudian pada perkembangan selanjutnya bentuk atap

tumpang masjid itu terdapat pada masjid itu mendapat pengaruh dari

seni bangunan atau arsitektur dan bentuk kubah yang bentuknya

melengkung tengah bulat. Dengan demikian masjid yang berada di

Indonesia mempunyai dua bentuk atap yaitu atap tumpang dan kubah

yang terdapat pada masjid lama dan atap tumpang bertingkat-tingat

terdapat di masjid baru. Demikian juga yang terdapat pada kubah

3

(37)

28

masjid Al-Hidayah yaitu atap tumpang yang bertingkat 3,masjid ini

menggambarkan arsitektur tradisonal atau contoh ciri khas dari masjid

lama adalah atapnya denahnya berbentuk persegi empat bujur

sangkaryang menyerupai candi atau kuil seperti adanya atap tajug

tumpang dua dan beratap genteng namun tetap bercorak islam namun

masjid mempunyai perbedaan dengan candi dan kuil karna masjid

memiliki mihrab dan liwan serta kubah yang diatasnya bertulisan

Allah.4

2. Mimbar

Mimbar digunakan untuk khotib dalam menyampaikan khobahnya

pada saat sholat jumat ataupun sholat Id. Posisi mimbar berada di

depan jamaah, bersebelahan dengan ruang mihrab. Agar khotib dapat

menyampaikan khutbah dan berkomunikasi dengan jemaah secara

leluasa, pada masjid Al-Hidayah Mimbar berada di sebelah kanan

Mihrab. Mimbar ini terbuat dari kayu dan berukir halus gaya jepara

dan juga terdapat ukiran tulisan arab dan bentuknya menyerupai

singgasana yang beranak tangga.

4

(38)

29

3. Mihrab

Suatu ruangan yang berada di dalam masjid yang terletak di

depan sekali dan berfungsi sebagai petuntuk arah kiblat, ukuranya ada

yang besar dan ada yang kecil. Bentuknya dibagian depan juga

bemacam-macam dan biasanya penuh dengan hiasan. Cirri yang sama

pada bangunan masjid di seluruh dunia adalah terdapat mihrab atau

disebut “maqsurah” yang berbentuk setengah lingkaran, tempat khatib

atau imam memimpin sholat berjama’ah. Sedangkan pada masjid Al

-Hidayah mempunyai mihrab yang berbentuk lengkung dengan model

lengkung bertulisan arab.

4. Ruang Wudhu

Salah satu tempat yang sangat penting adalah ruang

wudlu.Sebab kita melaksanakan shalat di wajibkabkan bersuci.Oleh

sebab itu masjid Al-Hidayah memiliki tempat wudlu yang bersih dan

rapi, disitu juga ada bagian tempat wudlu laki-laki dan perempuan.

5. Liwan

Liwan adalah tempat tempat untuk melaksanakan ibadah yang

berhubungan dengan Allah seperti sholat, ikhtikaf, dzikir dan

lain-lain.Liwan terbagi menjadi dua yaitu liwan laki-laki dan perempuan.

(39)

30

B. Ornament Dan Dekorasi

Pengertian dari ornament adalah hiasan dalam arsitektur kerajinan

tangan, lukisan, perhiasan dan lain-lain. Sedangkan ornament dalam arti

arsitektur merupakan corak yang ditambahkan pada bagian bangunan dan

berfungsi hanya sebagai pengindah saja. Pemakaian ornamaent pada

bangunan masjid sebenarnya tidak perlu menonjol, sebab tumbuhnya

pengertian dari masyarakat muslim Indonesia pada saat itu yakin tentang

peraturan keagamaan yang menyatakan bahwa masjid harus ditampilkan

dalam bentuk yang sederhana mungkin.5

Dekorasi merupakan bagian dari seni, seni terkait langsung dengan

keindahan, dapat di artikan sebagai segala sesuatu cptaan manusia yang

membuat orang senang karena keindahan. Disini saya menjelaskan salah

satuKenapa dekorasi kaligrafi dalam sebuah masjid diperlukan karna

sebagai hiasan, dalam kaligrafi itu adalah surat-surat Al-Quran atau

Hadist, maka fungsi dari kaligrafi itu adalah mengingatkan kita tentang

makna dan arti dari surat yang tertulis tersebut. Keindahan kaligrafi itu

berguna sebagai media dakwah bahwa kaligrafi adalah seni islami

tertinggi.Kaligrafi bisa memperindah ruangan memberikan kesejukan

karena ada ayat-ayat Al-Quran yang di pajang sehingga kita lebih nyaman

saat berada didalam masjid.

5

(40)

31

Ornament Masjid adalah sebuah elemen hiasan mirip dengan

dekorasi yang terdapat pada bangunan arsitektual masjid, baik di dalam

maupun di luar banguan.6 Berikut oranament dan dekorasi yang ada di

masjid Al-Hidayah, adanya sebuah Kaligrafi tulisan Al-Quran, lantai

masjid yang mengunakan granit, adanya tiang pondasi kuno berbentuk

kayu 4 yang ada dalam ruang utama masjid, jam dinding digital yang

berada pada mihrab, beduk masjid yang lumayan cukup besar dan dihiasi

dengan cat pelitur yang cukup indah bila dilihat, langit-langit masjid yang

dihiasi oleh polesan plituran kayu. Hiasan lampu yang cukup besar yang

menempel pada langit-langit masjid yang sangat menarik bila dilihat, serta

mimbar masjid yang bentuknya seperti singgasana dan memiliki anak

tangga serta ukiran-ukiran, gapura masjid yang mempunyai ukiran dan

desain cukup bagus dan terlihat indah, tulisan kaligrafi berulisan Allah dan

Muhammad serta kaligrafi bertulisan ayat kalau mau masuk masjid.

(41)

32

C. Fungsi Masjid

Sebagaimana diketahui bahwa bagi umat islam masjid itu adalah

sebagai tempat sujud, tempat sembah yang, tidak hanya itu masjid juga di

gunakan acara pengajian dan acara sosial juga tempat mengerjakan segala

macam shalat. Masjid merupakan salah satu wadah atau sarana untuk

manyebarkan dakwah Islamiyah yang paling strategis dalam membina dan

menggerakan potensi umat Islam untuk mewujudkan sumber daya

manusia yang tangguh dan berkualitas dan juga sebagai pusat pembinaan

umat Islam. Eksistensi masjid kini dihadapkan pada berbagai perubahan

dan tangan yang terus bergulir di lingkungan masyarakat.7

Masjid selain berfungsi sebagai tempat ibadah Shalat, masjid juga

dapat dijadikan sebagai tempat mengkaji, menelaah, mengembangkan

ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial. Hal demikian juga

dikatakan oleh Fachrudin Hs bahwa, "tepat sekali masjid bagi kaum

muslimin di mana saja merupakan pusat peribadatan, pengetahuan,

pergaulan, dan kebudayaan. Oleh karena itu mengamati berbagai

pandangan di atas, dapat dijelaskan pada dasarnya masjid adalah tempat

ibadah bagi umat Islam, baik hal tersebut merupakan ibadah yang bersifat

individual maupun ibadah kemasyarakatan.8

7

Syahidin, Pemberdayaan Umat Berbasis Masjid (Bandung: Alfabeta,2003), 20. 8

(42)

33

Masjid yang makmur adalah masjid yang berhasil tumbuh menjadi

sentral dinamika umat.Sehingga, masjid benar-benar berfungsi sebagai

tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam dalam arti luas. Adalah tugas

dan tanggung jawab seluruh umat islam memakmurkan masjid yang

mereka dirikan dalam masyrakat

Mengenai fungsi masjid dalam lingkungan masyrakat Islam, akan

menemukan beberapa fungsi yang dapat dikatagorikan kepada dua jenis,

yakni primer dan skunder. Fungsi primer yang dimaksud ialah sebagai

tempat ibadah yang bersifat ritual, seperti shalat, I’tikaf, dan

sebagainya.Sedangkan yang bersifat skunder ialah segala kegiatan yang

memiliki dimensi muamalah yang berkenaan dengan hubungan sesama

anggota masyarakat yang ada dilingkungan masjid tersebut yang secara

substansial sesungguhnya masih merupakan bentuk ibadah juga.

Dari bukunya Ir. Zein juga menambahkan tentang fungsi masjid

sebagai tempat ibadah bisa mencakup tentang :

1. Hubungan manusia dengan Tuhan , yang berwujud : shalat, I’tikaf

dan lain-lain.

2. Hubungan manusia dengan manusia, yang berwujud zakat fitrah ,

nikah dan lain-lain

3. Hubungan manusia dengan alam, yang berwujud memelihara,

memanfaatkan dan tidak merusak alam

4. Hubungan manusia dengan dirinya, yang berwujud mencari ilmu,

(43)

34

mempunyai jama’ah. Masjid yang tanpa jama’ah menandakan masjid

itu tidak berfungsi sebagai pusat kegiatan jama’ah. Masjid ini juga

sebagai pembinaan jama’ah atau umat islam menjadi manusia

seutuhnya yang mempunyai kepribadian bersih dan bertagung jawab,

berakhlaqul karimah yang mampu mengembangkan amanat Allah SWT

(bertaqwa).9

Dari fenomena yang muncul, terutama di kota-kota yang besar,

memperlihatkan banyak masjid yang telah menunjukan fungsinya

sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan, dan kegiatan-kegiatan sosial

lainya. Dengan semikian keberadaan masjid memberikan manfaat bagi

jama’ahnya dan bagi masyarakat lingkunganya.

Sesuai dengan pengertian yang telah dirumuskan tersebut diatas,

maka masjid Al-Hidayah mempunyai dua fungsi :

1. Fungsi Ibadah Mah’doh

Ibadah Mahdhoh atau ibadah khusus, ialah ibadah yang apa

saja yang telah ditetapkan Allah akan tingkat, seperti Shalat,

Wudhu, Puasa, Haji, Umrah dan lain-lain. Telah banyak dimaklumi

bahwa fungsi masjid yang pertama adalah sebagai tempat shalat

atau tempat ibadah kepada Allah. Shalat merupakan ibadah ritual

yang khas. Selain itu, shalat dapat menjadi metode spritualitas

dengan menggingat Allah. Masjid merupakan rumah Allah yang

sangat spesial bagi umat Islam. Oleh karena itu Rosulullah

9

(44)

35

mengajarkan dan mencontohkan adab atau etika setiap kali datang

ke masjid. Begitu masuk masjid, Rosulullah langsung mendirikan

sholat tahiyyatul masjid sebanyak dua rakaat.10

Makna shalat lebih luas tidak hanya sebagai ritual saja,

yang diawali takbir dan diakhiri dengan salam. Ketika orang itu

mengingat Allah maka banyak prilaku positif, seperti mengajak

berbuat baik, bershodaqoh, mencegah perbuatan keji dan mungkar,

membayar zakat dan sebagainya.Secara harfiah, Shalat memiliki

makna, “menghubungkan”, yaitu menghubungkan diri dengan tuhan

dan oleh karenanya shalat bukan hanya berarti menyembah saja.11

Dalam shalat, orang islam mencurahkan isi pikiran dan rasa hatinya

pada penciptanya yang diiringngi dengan doa dan dzikir, dinyatakan

sebagai pemujaan yang memuncak, berisi kerinduan yang

membakar jiwa.

Fungsi utama Masjid, Masjid ini adalah tempat sujud

kepada Allah SWT, tempat shalat, dan tempat beribadah

kepadanya.Lima kali sehari semalam diantaranya yaitu pada waktu

shubuh, waktu Dzuhur, Waktu Ashar, Waktu Maghrib, Waktu

Isyak’dan sholat jum’at.

10

Toha Hamim, Masjid Jadi Pusat pendidikan (Jakarta: Gerbang Edisi, 2000), 34. 11

(45)

36

Shalat berjama’ah sangat penting bagi umat islam karna

perbedaan dari segi pahalanya sangat berbeda dibanding dengan

shalat tidak berjama’ah yaitu pahalanya berbanding 27 dan 1. shalat

dapat juga mewujudkan persatuan ukhuwah islamiyah di antara

sesama umat islam yang menjadi jama’ah masjid tersebut.

Dalam Islam shalat merupakan tiang agama dan juga

kewajiban kaum muslim atau muslimat yang tidak bisa

ditinggalkan. Ibadah shalat merupakan bentuk dzikir untuk

mengingat Allah dan juga rasa syukur atas nikmat hidup yang

diberikan oleh Allah SWT. Shalat merupakan unsur yang

membentuk tegaknya agama itu sendiri, maka barang siapa yang

meninggalkanya berarti telah meninggalkan agama dan

mendustakan perintah yang diwajibkan oleh Allah.12

Bahwasanya fungsi didirikanya masjid adalah untuk tempat

ibadah semata, maka masjid harus bebas dari perbuatan yang buruk,

ditengah kesibukkan masyarakat desa pacet dalam bekerja, namun

ada sebagian orang yang tidak melalaikan tugas dan kewajibannya

untuk shalat berjamaah dan beristiqomah di dalam Masjid.

12

(46)

37

2. Fungsi ibadah Sosial

Masjid sebenarnya merupakan pusat segala kegiatan. Masjid

bukan hanya sebagai pusat ibadah khusus seperti shalat dan i’tikaf

tetapi merupakan pusat kebudayaan/mu’amalat tempat di mana

lahir kebudayaan Islam yang demikian kaya dan berkah. Keadaan

ini sudah terbukti mulai dari zaman Rasulullah sampai kemajuan

politik dan gerakan Islam saat ini.13

Masjid tidak menunjukkan arti sebagai tempat shalat saja,

tetapi juga tempat berlangsungnya beberapa kegiatan, khususnya

yang berhubungan dengan aktivitas kebudayaan Islam dan salah

satu kegiatan kebudayaan tersebut diantaranya adalah tempat

berlangsungnya pendidikan. Oleh karena itu juga, maka mengamati

berbagai pandangan di atas, dapat dijelaskan pada dasarnya masjid

adalah tempat ibadah bagi umat Islam, baik hal tersebut merupakan

ibadah yang bersifat individual maupun ibadah kemasyarakatan.

Masjid sebagai tempat ibadah sosial yaitu tempat penduduk

bisa saling jumpa, saling berkenalan satu sama lain, mendekatkan

hati, berjabat tangan, memperkuat ikatan persaudaraan, saling

bertanya tentang kondisi masing-masin. Masjid merupakan tempat

membinana keutuhan jama’ah kaum muslimin dan gotong royong

dalam mewujudkan kesejahteraan bersama. Masjid sebagai

lembaga „amil zakat, lembaga penengah sengketa, lembaga

13

(47)

38

solidaritas serta bantuan kemanusiaan, dan lembaga kursus bagi

anak muda dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Masjid yang merupakan sebagai pusat kebudayaan adalah

suatu manifestasi perbuatan dan kelakuan manusia yang cenderung

kepada nilai-nilai kebenaran, keindahan dan kebaikan. Masjid

merupakan salah satu karya budaya umat Islam dibidang teknologi

konstruksi dan arsitektur.14 Tak heran jika masjid merupakan ciri

atau simbol dari sebuah kota Islam, semakin maju sebuah kota

Islam, maka bangunan masjidnya pun semakin magah dan besar.

Maka arti kebudayaan itu sangat luas sekali, akan tetapi yang di

maksud manifestasi tersebut selalu berjiwakan dan tidak

bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam.

Masjid bukanlah sekedar atau semata-mata merupakan sebuah

simbol peribadatan umat Islam, tetapi memiliki makna luas dan

memiliki hubungan erat dengan beberapa hal, antara lain hubungan

masjid dengan lingkungan keberadaan masjid pada suatu

komunitas merupakan gambaran yang jelas tentang masyarakat dan

lingkungan alam sekitarnya.15

14

Supriyanto Abdullah, Peran dan Fungsi Masjid (Yogyakarta: Cahaya Hikmah, 1997), 44. 15

(48)

39

Sesungguhnya hubungan masjid dengan manusia pada satu

sisi dan hubungan masjid dengan lingkungan alam sekitar adalah

satu kesatuan system yang utuh.Keduanya saling mengfungsikan

atau dengan yang lainnya. Masjid adalah sistem yang menjalankan

fungsinya bagi kemajuan manusia dan lingkungan hidup sekitarnya

secara timbal balik dan demikian pula kewajiban manusia dalam

konteks kemakmuran masjid, manusia dan lingkungan alam

sekitarnya adalah suatu gambaran kongkret dari suatu system sosial

dan budaya yang menjalankan dan menerapkan perilaku yang adil

terhadap sesama manusia.16

Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan

zaman, dinamika masjid-masjid sekarang ini banyak yang

menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Artinya

masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat tetapi

juga sebagai wadah beraneka kegiatan umat islam. Sebab, masjid

merupakan intergritas dan indentitas umat islam yang

mencerminkan tata nilai keislamanya. Dengan demikian, fungsi

masjid tidak hanya menitikberatkan pada pola aktifitas yang

bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrawi

dan aktivitas duniawi.

16

(49)

40

Masjid ialah sebuah pranata sosial islam yang didalamnya

terjadi berbabagai proses sosial, salah satunya ialah interaksi

sesama anggota masyarakat dengan perbedaan kebudayaan.

Masyarakat Islam sebagai sistem sosial Islam tidak pernah mampu

melepaskan diri dari lingkungannya dan oleh karenanya

lingkungan merupakan hal yang penting ketika akan mendirikan

sebuah masjid. Berdasarkan tujuanya, sebuah masjid tidak dapat

dibangun dalam wilayah yang tidak terjamah oleh manusia karena

pada intinya masjid dan lingkungan masyarakat tidak dapat

dipisakan, keduanya ialah rangkaian sebuah sistem.17

Tujuan utama umat islam berkumpul di masjid ternyata tidak

hanya untuk melaksanakan shalat semata, dalam pertemuan

tersebut muncul proses komunikasi dan interaksi untuk

membicarakan hal-hal yang berubungan dengan kepentingan

bersama. Hal ini lama kelamaan akan membentuk suatu ikatan

emosional dan membentuk kesatuan sosial diantara mereka, yaitu

kesatuan sosial Muslim.18 Fungsi masjid tidak saja dipandang

sebagai instrument keagamaan tetapi juga instrument sosial yang

dapat menjadi fasilitas konsolidasi dan interaksi dalam masyarakat.

17

Syahidin, pemberdayaan Umat Berbasis Masjid, 124. 18

(50)

41

Masjid sebagai pusat kebudayaan seperti kegiatan pendidikan

anak dan remaja, majelis taklim, tempat musyawarah warga,

tempat melasungkan akad nikah, bimbingan manasik haji yang

terjadi di setiap tahunya. Serta tempat pembinaan kehidupan sosial

lainya, seperti pagarnusa, pagunusan dan Margoloyo. Kegiatan

tersebut nerupakan suatu seni pelatihan tenaga dalam olah

pernafasan. Kegiatan ini jarang sekali dilakukan oleh masjid

kebanyakan. Bahkan kegiatan tersebut milik NU sendiri yang

mewakili dari masjid sekecamatan Pacet. Meskipun dengan adanya

kegiatan seperti itu, masjid ini tetap tempat yang benar-benar di

jaga. Masjid ini benar-benar dijaga kesaklaran dan kesucianya,

karena masjid ini berada di wilayah masyrakat agamis dan sang

pendiri masjid juga berjasa besar mengajarkan agama Islam di

wilayah itu.

Masjid ini memiliki banyak fungsi dalam mengatur tata

kehidupan umat Islam yang salah satunya adalah sebagai lembaga

pendidikan anak. Masjid sebagai lembaga pendidikan pertama kali

bagi umat Islam. Sebab di sanalah pertama kali seorang anak

muslim dikenalkan dengan tata kehidupan ber-islam seperti: cara

(51)

42

Dari bentuk pendidikan yang sederhana itu lalu berkembang

menjadi madrasah dan TPA-TPA yang dikenal dengan iqra’-nya

itu. Katakanlah sebagai taman pendidikan, yang disana diajarkan

pengetahuan Agama (Islam) secara teoritis, disamping ditanamkan

prinsip-prinsip Islam tentang kemanusiaan untuk diamalkan dalam

kehidupan. Sebagaimana diketahui bahwa sentral pendidikan

adalah sekolah, rumah, lingkungan, dan tempat ibadah.

Masjid adalah pusat pendidikan dan pengajaran dan karenanya

masjid juga disebut sebagai pusat ilmu.Ilmu-ilmu disampaikan

melalui pengajian-pengajian, ceramah, organisasi dan khutbah.

Oleh sebab itu pendidikan apa pun tidak boleh terpisakan dengan

kehidupan ruahani (spiritual).19 Dalam pendidikan dikenal tiga

jenis, yakni pendidikan formal, informal, dan no formal.Pendidikan

formal berlangsung di berbagai lembaga pendidikan formal,

seperti; Sekolah Dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP).

Sekolah Menengah Umum/Kejuruan (SMU/SMK), berbagai

tingkatan madrasah berkurikulum, Perguruan Tinggi (PT). Dengan

adanya masjid yang makmur akan menghindarkan anak didik dan

kepribadian terbelah (split character), dimana itu disebabkan oleh

karena bertolak belakangnya suasana keadaan yang melingkupi

mereka. Di sekolah anak-anak didik hidup dalam suasana yang

19

(52)

43

terdidik islami, sementara dirumah atau di kampong halaman yang

terjadi adalah sebaliknya.

Sebagaimana fungsi yang harus dijalankan oleh masjid

Al-Hidayah ini sebagai peningkatan pendidikan umat untuk mencapai

jama’ah masjid yang memahami ajaran islam secara kafah atau

menyeluruh dan sempurna. Hubungan di dalam masjid itulah yang

senantiasa mendekatkan hati mereka. Hal ini mempunyai pengaruh

positif dalam mengemban amanah di muka bumi sebagai khalifah

Allah. Di dalam masjid, pada waktu shalat, ajaran persamaan dan

persaudaraan ummat manusia di praktekkan. Disinilah tiap muslim

disadarkan bahwa sesungguhnya mereka semua sama. Di dalam

masjid hilanglah perbedaan warna kulit, suku, bangsa, kedudukan,

kekayaan, dan madzhab.

Meskipun masjid ini terlatak didaerah pegunungan dan di

plosok desa, masjid ini tetap menempatkan fungsinya sebagai

wadah beraneka kegiatan umat Islam. Dengan demikian, teknologi

pembangunan generasi manusia mutlak memerlukan pendidikan

sebagai proeses transformasi dan tranmisi ilmu pengetahuan.

Dengan tidak menafikan pentingnya bekal yang bersifat material,

ilmu akan menjadi bekal yang lebih bermanfaat bagi seseorang

untuk menjalani hidup yang semakin sarat tantangan. Dapat

dipastikan mampu memberikan alternatif untuk menciptakan

(53)

44

Masjid yang penuh dengan kegiatan pengajian-pengajian

keilmuan akan memainkan peran sebagai fasilitor pendidikan baik

secara lanngsung ataupun tidak. Salah satu yang paling penting di

masjid Al-Hidayah yang merupakan salah satu sebagai tempat

Lembaga Perekonomian. Tampaknya perlu ditegaskan kembali

bahwa selain memiliki fungsi ritual (ibadah) masjid juga memiliki

fungsi sosial (muamalah) karena pada prinsipnya ajaran Islam

tidak pernah dapat melepaskan diri dari dua aspek ini. Kegiatan

perekonomian sangat penting bagi umat islam untuk menunjang

kehidupan.20 Bahkan dapat dipastikan bahwa ekonomi merupakan

tulang pungung dalam perjuangan menyebarkan Islam.

Dengan demikiann, ativitas ekonomi merupakan kehendak

sadar manusia atau sekelompok masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya yang tidak mungkin diperoleh secara

mandiri.Hal inilah yang menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

Menarik untuk dicermati bahwa hubungan data peranan

masjid dengan ekonomi menurut Gazalba adalah bukan hubungan

dalam wujud tindakan rill ekonomi seperti kegiatan produksi,

distribusi, dan konsumsi.Perananya terletak pada bidang ideal atau

konsep ekonomi yang pangkal dan azasnya adalah Al-Qur’an dan

Hadists.21

20

Rifa’I, Manajemen Masjid, Mengoptimalkan Fungsi Sosial Ekonomi Masjid, 20.

21

(54)

45

D. Kegiatan Masjid

Dengan luasnya fungsi dan peran masjid, tak heran jika keberadaan

masjid menjadi kepentingan masyrakat. Bila Masjid yang didirikan oleh

masyarakat otomatis akan menimbulkan sebuah kegiatan agama seperti

kegiatan peribadahan dan pusat kegiatan kemasyrakatan. Ditayakan bahwa

yang dimaksud dengan kegiatan peribadahan adalah sholat jum’at sholat

rawatib, sholat tarawih dan sholat lainya, serta iktikaf. Sementara yang

dimaksud dengan kegiatan sosial atau kemasyrakatan adalah pengolahan

zakat, pengolahan kurban, pengolahan sumbangan buat fakir miskin,

khitan masal dan pembinaan remaja masjid.

Berikut ini adalah jadwaldaftar imam shalat rawatib adalah di

masjid Al-Hidayah Pacet.

IMAM SHOLAT ROWATIB Tabel 3.1

WAKTU IMAM

DZUHUR Achmad Chuzaini

ASHAR Abdul Jamil

MAGHRIB Syaifudin

ISYA’ Nur Kholis

SHUBUH Muzayyin

(55)

46

Disini juga akan diterangkan mengenai kegiatan rutin masyarakat

kelurahan Pacet di masjid Al-Hidayah sebagai berikut:

UNIT KEGIATAN MASJID Tabel 3.2

Jenis Kegiatan Bulan/Tahunan

Kegiatan pengajian Dilaksanakan dua minggu sekali

Khataman Al-Qur’an Dilaksanakan satu bulan sekali

Diba’ Dilaksanakan satu minggu sekali

Isthigosah Dilaksanakan pada senin wage

Pengajian shubuh Dilaksanakan satu minggu sekali

Dzikrul Ghofilin Dilaksanakan pada sabtu kliwon

Haul Dilaksanakan satu tahun sekali

(56)

47

Berdasarkan dari analisa diatas, bahwa Bagaimana hubungan

Struktur masjid secara vertikal dan horizontal, vertikal merupakan

konsekunsi hubungan manusia dengan tuhanya (Habluminnallah).

sedangkan horizontal merupakan hakikat hubungan antarsesama manusia

sesuai dengan agama (Habluminannas). vertikal dan horizontal ini

merupakan hakikat hubungan antarsesama manusia sesuai dengan ajaran

agama yang bersifat universal.

Struktur yang terdapat pada masjid ini terbagi dua yaitu islam dan

jawa. Struktur islamnya meliputi mimbar, mihrab dan serambi masjid dan

struktur jawanya meliputi atap masjid berbentuk tumpang dan bertingkat

dua, liwan masjid yang berpondasi empat dan gapura masjid. Denah

masjid ini berbentuk bujur sangkar, mimiliki luas 1228 meter.

Fungsi masjid Al-hidayah meliputi dua fungsi yaitu ibadah

mahdhah dan ibadah sosial. Fungsi ibadah mahdhoh adalah untuk

melaksanakan iabdah yang tujuannya kepada Allah seperti ibadah sholat

jum’at, sholat berjamaah lima waktu dan iktikaf. Kemudian fungsi ibadah

sosial adalah hubunganya dengan masyarakat contohnya seperti kegiatan

masjelis tak’lim, tempat pembinaan dan sarana pendidikan umat, haul

(57)

(58)

48

BAB IV

SEJARAH DAN PE

Referensi

Dokumen terkait

Hasil-hasil, yang dipublikasikan pada surat kabar internal perusahaan penerbangan pada bulan April 1999, menunjukkan bahwa 54% pegawai telah menyelesaikan kuesioner,

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan ;(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3312) sebagaimana

Merujuk dan Menerima Rujukan Specimen dan Penunjang Diagnostik Lainnya Pemeriksaan Spesimen dan Penunjang Diagnostik lainnya dapat dirujukapabila pemeriksaannya memerlukan

itik adalah salah satu usaha yang memiliki hasil produkksi yaitu telur yang banyak di sukai. oleh warga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana struktur biaya pada usahatani kelapa di Desa Tanah Putih Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo. Dan mnegetahui berapa

Menurut Nofriansyah dalam Agusli, Dzulhhaq dan Khasanah [4] Metode TOPSIS (Technique For Others Preference by Similarity To Ideal Solution) adalah salah satu

Penting untuk digarisbawahi, bahwa meskipun praktik gerakan telah dilakukan, baik pada pesantren Al Amin maupun pesantren Daarul Ulum Lido, peran besar

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Gedung Pamer Peraga Iptek Kelautan adalah sebuah bangunan yang memiliki fungsi sebagai tempat untuk