ffiWruffiffiffiffi
ffiruffiffiffiffiffiffiffi
Trf
n
*At{A}InJ&*I{.
t
Nasional: katalog datam tebitan (KDT)-
Cel. 2lndeks
ItiBN 979-444-005-1'
:";;;t
lndonesia2
Folklor-
Teori' metode' tt$b LJtjoul'
3g8.cgs 98
\
u'8
'
Ramadhan BouqieKulit Muka: Tonny Parhansyah
ffi
Pustakacrafitipersx"rtp"
e"iin"g;;ulevard Blok-rN-3-T^'ton
tuPerirmahan KelaPa Gading Permat Jakarta utara
FOLKLOR INDONESIA James
1r1s. i::Fgu!tErFe.]!mh1
Pengantar
Penerbit
ak kenal maka tak sayang, begitu bunyi
sebuah ungkapan. Dalarr
:T:f:11[
niscaya ungkapanini
beriakup"t,
J.il;;;;;'k;;;
unruk memupuk kecintaan terhadap bangsa dan negara
j.ng*^
se gal a kea neka ra ga m a.nnya- Artinya,
r"r"'t
in JArr;;;; ;i;;
krta
semakin besar pula kecintaankita
terhadapnya. Bagaimanakah pengenalaniru
bisaair"rut*z
salah satu cara adalah de-ngan mempelajari bentuk-b entuk
forkror
y.ng
t"rdrp"t
dril;r;;1.,
urr.
lylnsnyl,
sebagai cabang,lnu
penget.h;;;r"g
relarif
baru, buku_bukuf.lklor
dalam bahasa danrengenai
indonesiarrii
,.ig"i
I;;;k;^-untuk
mengisi kekosongani]"lah,
rnakak.mi
,'"n"*iit
r.,
b,iku
ini
;nrng merupakan hasil karyaplol
pr,
Jrr"s
DrnrnJlrlr, ,"or"ng
_
dan boleh ya-.iisatu-satunya
-
ahli fcllklor
Indonesia dewasaini.
['lemang, seperti terterad.aram judurnya,
fuku ini
baru bersifatpengantar
untuk
melakukanstudi
lebih
ranlut.
r"rrpi-prof.
Danandjajaridak Ianya
memaparkanteori-teori.
Ia pun
membuat'bukunya
sarat dengan confoh-contoh folklor,.vang menarik dan
kadang-kadai;
k".;[l; i"ffit
ol",r."
tl,
llcbcrapa Contoh Folklor
Sebagian Lisan
l)i
Indonesia
l.
Kepercayaan RakYat').
Permainan RakYat(i.
Scbuah
Contoh Folklor Bukan
Lisan
l.
Makanan RakyatlV,
Mrtode
PengumpulanFolklor
Bagi PengarsipanHelturtakaan
kttrrpiran
I.
Garis Besar LembaranArsip
Folklor
II.
Contoh Lcmbaran Arsip
Folklor
Ittdlks
153 r53
t7t
181
lBl
l9l
209 225 226
230
Daftar
Isi
Pcngantar Penerbit
Kata
SambutanPcngantar dan I.,, capan
Terima Kasih
I
Pendahuluan A. Hakikat FolklorB. Sejarah Perkembangan
Folklor
II
Penelitian Folklor
Di
Indonesia
' A. lvfasa Dahulu B.
MasaKini
C. Kegunaan Penelitian Folklor Indonesia
III.
Bentuk-Bentuk
Folklor
Indonesia
A. BeberapaContoh Folklor Lisan Indonesia
l.
Bahasa Rakl'at2.
UngkaPanTradisional3.
PertanYaanTradisional+.
SajakdanPuisiRakYat5.
CeritaProsaRakYata'
Miteb'
Legendac'
Dongeng6.
NYanYianRakYatIX
Xi
9 I3
ti
22 22
2B
JJ 46 5fl 50 66 83
\
Kata
Sambutan
engetahuan dan penelitian
folklor di
Indonesiatangat pbnting'Inionesia
memang kaya sekali dalam bidangfolklor;
sedangkan masih banyak yang perlu diinventarisasi, didokumentasi' serta'diteliti
sesuai dehgan;;;;; ilt"lt
b.ngi"
demi*an
terbit-an
buku
seperti yang disajikandi
sini dan yang berusaha mem-beri pengerrian renrangiolklor
beserta pendokumentasiannya, dapatdisam-but
dengan senanghati.
Penuiis
buku
in-i,Dr.
James Danandjaja, mendapat pendidikan khususdi
bidrurgfclklor
setelah meraih gelar sarjananyadi
bidang antropologi budaya.k.*r'*purttnya
dalam bidang
folklor
itu
antara
lain terbukti
dalam
pe-nyur',,lrn
disertasinya, yangberpokok
kebudayaan desaTrunyan
di
Bali' terrnasuk-
folklornya. Disertasi tersebuttelah
terbit
pula'iryqU.itt.rapan,
buku
ini
dapat menggalakkan perhatian terhadapfolklor
nJon.ri"
"nrul
dil.dik"n
pokok penelitian
dan penulisan,sehingga bahan
fotlior kita
itu
akandikenal
di
kalanganluas
sebagai bagiandari
warisan budaya nasional bangsa.Jakarta, N9vember 1982
Direktur
Jenderal KebudaYaanPengantar
dian
UcaPan
Terf,ma
Kasih
erialunya
waktu
cepat sekali'tahu-tahu lima
beias tahun telah iewat seiak sayapertama-kali-*""g'1'-',t'takuliah
Benruk-bentuk;;kto;i;;';;;;;;d;
i;k'i;;;i;';';
u
r
di rakarta(rszr)
Daripengalaman mengaiar
i*ltitltftn
buku
pengantarfolklor
ini'
'"e?ttp'"
Uuku"ini telah
savak"ti?f1^':"-*
}T":::ii;
o"rffi,rnr"
;:T:lo"
savatekuni,s"t"' initn'if
sejak sava memperoleh d a n a p e n ur i s an
aua w'^ii
-i;
;
F;;i,
:
:.!
::
!
::!":
y
:'
X:l"ff
ffJ*'?:
il
lil
H
LH'l#.'*"ffi
;;i;;
;;i'
""
xl:r:
T::
ll: ::11
il:
""'
os6s5 I e 3 1 di
Universita'JL"fti"t"i'
tt'gt'kei"y
Oleh karenanya padakesem-ratan
i'i,
perkenankanlfi;;;;;;y;rnpaikan
rasa utangbudi
sava sedalam-dalamn'a kepadal'tut'"p"ol'"gi"ltg
ilqi-uerjasa
dalai
hal mengusahakan dioerolehnya dana iru.[ffi;d';=d;ilipt"f pr
i{.tb.tt
P- Phillips' guru besar
antropologi
psikolo$
d;
U"#;*t^C"ftft*ia
Berkeley;Prof'
Dr'
Atan Dundes, KetuaArieric'#"ikl;;;-dtciery;
Prof' Dr'lvl
MargaretClark' Kctua
American
RrthropotoiJ;ffi;;;;;;'
it"
N"*
Lita
osmundsen' kepala
fiittg
o."aitian
Wenner-GrenFoundldon'
Buku
ini
,".rr, ,.r*,
,"iriJi;;
r;t.
sendiri. namuntanpa banruan para mahasiswa saya yang,
ati"
"ngl'
tugas membuat karyatulis'
telah saya "oaksa"untuk
mengu;iliil;Hiil"'-
iukt
banssa mereka masing-rnasing'buku
ini
,ud.h
ttnru"ffi";;;;
*"s"t'k;i"e'
oleh
sebabitu
padak;;;
;;.;
; ;i,,,v,
inffi
'
:"H
;T;;;;;"0
;'k*
:5:U,
Hf,;;li'Bi:il
T.'i'f;,uffi:Ti:ffi ilil:'J:ffj:1"?'3i:fi
t#';;;#;;;i'keplda
asisten
ioiklor
,rv,
"tjiilg
r.i
si,.
Hrrt"o' ytnto
Suwardivono' dan maha-siswa saya, sar.
u*nuJii'
T;;il;;lo
a ttlth
-embantu
dalam
pengeti-Itr;r
rayir hut'lsi pada dua bentuk saja, yakni kepercayaau rakyat dan perwainaualul
l)ari scrnulr bentuk foiidor, ternyata yang paiurg barryak diperbincang-Leu tlal*nr huku ini adalah cerita prosa rakyat. Hai ini karena bentuk folklorini
rflplill'fl
[rilt
spcsialisasi saya.Selragni pcnutup saya ingin menarnbahkan, bahwa maksud penerbitan
buku
lrrt
edalalrurrtuk
menggalakkan penelitianfolklor
Indonesia secara ilmiah, dengarrtulrirn
agar hasil penelitianitu
dapat dipergunakanuntuk
memupuk F€rerdd!r hcsrtuan dan persatuan bangsa Indonesia yangberasaskan Pancasila.Jakarta;^j;lilqer
Prof. Dr. Iames Danandjaya
Pengantar
Dan Ucapan
Terima
Kasih
Edisikedua
fta,la etlisi
ini
saya telah berusaha membicarakanfolklor
lisan, sebagian lisan dan I'rlrar lisan, tetapi padafolklor
sebagian lisan pembahasan hanya terbataspirlir
grrrrc hepercayaan rakyat dan perwainan rakyat, sedangfolklor
bukan lisan yarrS lronya terbatas pada geure mahauan rakyat saja.Febe rapr salah cetak dan kekeliruan juga kami perbaiki pada edisi
ini.
ilntuk
edisi keduaini
saya mengucapkanterima
kasih kepadaProf. Dr.
&'hutlisti
lkram atas koreksi yang telah ia berikan mengenaibuku
ini
(baca-llnrn,
t ot s).Iakarta 1 Desember 198(' Prof.Dr. James Danandjaja
*ililffl#'ffi
i::il#t'
*11
[*sr
ffiTi
H;nf
,:1ffi
]
""it*t
iirrn a.n
ini
sebaglanlurr. 6ahanToklor
il,i"rlrr'i
vang sava bicarakan"i1v11"-:1:"l",ii]",ii
"
p"itUicaraan'mengenai
folklorolklor sebagai suaru disiplin, atau cabang ilmu pengetahuan yang
il;;#;;;"dtJ
ii
t.,do''"tia,
belum lamadikemlangkan
orang'Oleh
karenairu,
rugas utama seorang penulistuku
p€ngantariiffi;;;;",ir
rlli.r,-r*l"laskanierlebih
dahulu etimologj.l
kata
folklor.Kata
folklor
adalah pengindonesiaan katalngT,l
f"]Y'::-!"^
itu
adalahkr;;;.;;;k'
v".g
u;*""i-l"ti a"t
kata.dasar folh dan lore'Follr yang
,rt,
,rtinfri*g""-tttt
tof"ft'if
ftolleaiviry)'tMenurut
AlanDundes, folh adalah sekelompoi orang yang
memiliki
ciri-ciri
pengenal fisik' sosial, dan kebudavaan,
;ilil;;J;i'
Jiu]ea'u'
dari
kelcmpok-kelompok lainnya.Ciri-ciri
p"tg.nti
l'u?"'"
l'tn
dap-atberwujud:
wamakulit
yangsama,
bentuk
rambur,;;;';;;;,-;;r.
p.n."h.ri.n
yang sama, bahasa vang sama, taraf pendidikan
;;;
t"t",
dan agamay'ng
"tt'
Namunyang-lebih penting lagi adalah
b.h*r;;t;
i"t.l,"*"*iiiki"suatu
tradisi,vakni
kebu't^.,oon
wrno retah mereka warisi turun-menurun"sedikitnya
dua generasi'2;:lt;J:lil;:i:
;fi'
;agai
milik be rsamanva' Di sampingitu'
vang palingpenting adalah bahwa
#Jil"d;
"-ttt
tg"1ii,,s
kelompok mereka sendiri(Dundes,
re65:2;
tt'il.i,]ti;;;'it'
Iadi.folk
adalah.sinonim
{ensan kolektif, yangiugrrn"rnltiti
aJ-atip"ttg"nal.fisik
atau kebudayaan yang sama'serta memput
v"i
t.r"j"I;'i;";;l;il.sebagai
kesatuan masvarakat'Yang kami
."t
,raun
i""g'Jtlt"-tJdah
tiadisi /ol&'vaitu
sebagtan kebu-dayaannya, yang diwariskan s€canturun-menurun
s€cara lisan atau melaluiGpntoh yrng discrtai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat levlr',1.
folklor
eecara keseluruhan:folklor
adalah sebagian kebudayaan, ysng tersebar dan diwariskan turun-temurun, di antara
kolektif
tpE nJa,
secara fradisional dalamversi
yang berbeda,baik
dalamllrnn
maupuncontoh
yang disertai dengar, gerakisyarat atau
alat pengingat (mnemonic device).3folklor kita ini sudah tentu berbecia sekali dengan
)'aii;,lis6ii.rn
elntropologi
Belanda dari zaman sebelum PerangDunia II,
yaugfolklor
hanya sebagai kebudayaan petani desa Eropa, sedangkanoreng
luar
Eropa adalah kebudayaanprimirif. Hal
itu
rupa dhebabkan adanya anggapan dari zamankolonial
bahwa walaupu;r (lebudayaan petani desa Eropa) lebih.rendahdari
kebudayaan kotarnptrvan
Eropa, namun lebihluhur jika
dibandingkan dengankebu-F
prtmitif
seperti Indonesia. Akibatnya pada masaitu
ada pembagian Clrntrra
para ahlifolklor
dan ahli etnologi.a Pada masaitu
ilmu
folklor
dcngan istilah volksku nde, sedangkan etnologi atau anfropologi disebut
clrl utrma
definisi
folklor
yangkita
pergunakandi
dalambuku ini
behwr arti/ol[
lebih luas daripada yang dipergunakan sarjana Belandafime
rebelum PerangDunia
II.
Hal
ini
disebabkan orang-orang yangke
dalamfolk
adalah "anggota-anggotakolekt'f
macam apa bukan hanya petani desa, apalagi petani desa Eropa saja. pengertianfolk
yang berbunyi:'"Sekelompok orang,yang memiliki
pengenal
fisik
maupun kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari lainnya," maka obyek penelitianfolklor
Indonesia men-rckeli. Misalnya dari perbedaan ciri-ciri pengenal fisik, kita tidak dapat diri hanya mempelajari folklororanglndonesia yangberwamakuiit
,
mclainkan harus juga yang berwamakulit
hitam,
putih,
maupunrnlkan
mereka adalah warga negara Indonesia,atau paling tidak
generasi menjadi penduduk Indonesia.
pcrbcdaan
ciri-ciri
pengenal kebudayaanmata
pencaharianhidup,
r, obyek penelitian folklor Indonesia tidak rerbatas hanya pada
folklor
&finhl
folklor ini berasal dari delinisi yang dibuat lan Harold Brurtvand, yang telah kamiFdur
Drftnisi Brunvand adalah:Folhlore iaybe defined as those natoials in crrilruri that circuhtei&lo1dly
enong ucuba of any group ir iliffaett vmbns, whaher in oral or fu uuns of custonaty (Brunvrnd, t96g: s).I
Pendahuluan
A-. Flakekat
Folklor
lnl krmi tarik antara lain setelah meneliti najalah ilmiah folklor Belanda yang
Yolkskunde.
D
dalamnya, kecuali beberapa anikel Jan de Vries, hampir seluruhnya1 Mengenai isdlah koftkdf ini, bacalah Koentjaraningrat (1e65: 106-109)'
I
langka waktu suatu,*"*;
;;;';"r."rr,'i.0.,
u"tpuluh-luluhtahun, tetapi da,rat pula
'
'frrit"
u.i"i.pa
tahu*n saja' tergantung keadaan dan sifat folknva'Dcrani desa, melainkan juga nelayan, pedagang, petemak,.pemain sandiwara'
il;'l"i:i;i;ilil;*k
-
u.r,r"n'
iug'
wanita P,
wadam,tukang
copet,i"aline
''''#ff
danlain-lain
,
-r:!--
r^rt.r^-
r-r^,
;;,'irJ'u.r,rr.
yang sama,obyek penelitian
folklor
lndonesiabukan hanva orrng
J'*','tJ'J;fi;;tttg
Sunda' orang Bugis' orang Ambon'Indonesia.
Dari
[Jan
lapisan laprsan masvarakat Yang lrrdsv4rcAo! sama':!t:k
ot-T-",1]t::,f.::l?:J
'eLLb'-"--'
--
'
nelainkan jugafolklor
oraU.,[t"'l,.it.
mempelajarifolk]or
rakyat jelata' rbangsawan'
r-,-r--^-^t:li^-
{^lLlnrlndnnesiatid
"tilltitl'"lo.t
pendidikan vang sama' obvek penelinan folklor Indonesiatidak
h,'
;;:;,il1;;'
;;;;
f"iilJ'i'i'T""n
k"n
ak-K anak'mel ainkan ju ga sisw
a-,t#:"SD.IMP,T.'
S,fnl,",;;tt"
jugafolklor
para mahasiswa' sarjana' guru"'
;
:'j,
t:il'i
li#
lor"
u pe neri dan rorkr o r
I
l-d:r.'::
:1:?:i:fl
::,ntf;
,r,';iil'i::il'u?ilil;ffiffi;ilr^'''*
oi;;;;'
mauPun vang.di daerah'baik
*rng
di
kota
maupunffift;
il
g:-*::l
*TtJlit*lJl1,',T:
;:ttr;l ;;;t;; [.;*iui
"ing.(peranakan);
baik
warga n€gara maupunl,ilr,
l',,'ru"
"-;;.d"
h;;
i*i.
ll'il'li',i*lryHJi;
3;;,'ffi
lJl,1r,lJ,,Xilk$;dr*""
;."il;l
iumi
Indonesia. Bahkan penelitianf,rlklor Indonesia
a'p"
iipt'i"as
lagi dengan meneliti folklor dari folftlndone-s a yang
kini
sudaht"nl""f"'#ut
iii;ii;;";
,,"g.ri,
seperti orang Indo- Belanda
i i
ne geriBelanda'.ta1
+;n'l'f:,**1
d:?,-?'.T:.1:"'
i:l:lTff
ii.-,'"
"
f::i#lH;;.;J,;?"iri,ililr
keb.udiyaan lainnya,kita
harus. me-ngetahui dahulu.iri<iti
p"ttg"i"l
u"tt
folklor
pada umumnya'yang dapat
s L^i Negeri Belanda ada majalah yangbemama T,oys-Tott* lsi maialah
itu mengenal folklor
orens Indo Belanda sepeni
ffiffi;:,;;l"n
t.t*on."x"uamva maiarah itu hni diterbit''
krn
i
Los Angeles, AS'o Kini penyebaran folklor dapat terjadi dengan banruan mesin cetak dan elektronik' 3
bentuk 6tandar. Disebarkan
di
antarakolektif tertentu
dalam cukup lama (paling sedikit dua generasi).(exfi) delan veri-veni bahk anvaian-vaiar yang berbeda. Hal
ini
t oleh crra penyebarannya darimulut
kemulut
(lisan),biasa-nclrlui
cetakan atau rekaman, sehingga oleh proses lupadiri
dirumuskansebagaiberikut.r.r't.-l..-^^^^*li.au
,
).
Penyebarana"'pt*t'i"nnya
biasanyadilakukan
secaralisar'6 yallni
Jisebarkan
,"f.f,li
.*,
t"ir
arri
miut
ke
mulut
(atau dengan suatu contoh vangd;;;i;&t"
g"ttt
itv"rat'
dan alat pembantu pengingat) Cari satu generasi ke generasiberikutnya'
$).
roklo,
bersifat
n"ii'ii'"i'
viu"i
disebarkan dalambentuk relatif
tetapItlu
prosesinterpolasi
(iutopolatiou),7folklor
dengan mudah perubahan. Walaupun demikian perbedaannya hanya brgian luarnya saja, sedangkan bentuk dasarnya dapat tetap anonlm,yaitu
nama penciptanya sudahtidak diketahui
mempunyai beutuk beruwus atau berpoia.
Cerita
rakyat; mempergunakan kata-kataklise
seperti"bulan
empatuntuk
menggambarkan kecantikan seorang gaCis dan "sepertit-bclit" untuk
menggambarkan kemarahan seseorrng, atau tradisional, ulangan-ulangan,dan
kalimat-kalimat.ketr
pembukaan dan penutup yang baku, seperti kata "sahibul, , dsn mereka pun hidup bahagia
untuk
seterusnya," atau"Me'
lnpunys
cerita . . . demikianlahkonon"
atau dalam dongeng Jawayrng dimulai
dengan kalimat Anuiu sawiiiuing diua (pada suatuditutup
dengan kalimat:A
lan B urip rukun bebareugan kayo rniwr(Adsn
B hidup rukunbagaikan mimi jantan dan mimi betina).nempunyai
keguuaau (t'uuctiou) dalam kehidupan bersama suatu Ccdte rakyat misalnya mempunyai kegunaan sebagai alatpendi'
lpur
lera, protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam.benifst
pralogis, yaitu mempunyai logika sendiriyangtidak
sesuai logika umum. Ciri pengenalini terutama berlaku bagifolklorlisan
lisan.
menjrdi wilik
besana (collectivQdari kolektif
tertentu.
Hal ini
*ntu
diakibatkan karena penciptanya yangperama
sudrh
tidak
lrgi, rehingga setiap anggota
kolektif
yang bersangkutan.meraseiiio
ururnya
bersifat
polos danlugu, sehingga seringkali keliha-kalar, terlalu spontan. Halini
dapat dimengerti apabila mengingatrd rdrhh penambah-an atau pengisian unsur-unsur baru pada bahan foklor. pdr wrktu memperoleh cerita rakyat yang tidak lengkap, tidak jelas, atau terasa
dcnjrn nilai budaya suku bangsa tertenru, maka biasanya ada kecenderungan
bahwa banyak
folklor
merupakan proyeksi emosi rnanusia yang palingjujur
manifestasinYa.s
"-
'
"U;;k
mengaknr;
oagranrni
paiiu
i',.o-^'yoJitambahkan
ba1'wa'suatuf"ftf"t
Aa"l
ferhenti
nienjadi foliCor
apabila-ia telah diterbitkan
dalamf"irut
cerakan arau rekaman. Suatufolklor
akantetap memiliki
identitasiolklomya
selamahta
mengetahui bahwaia
berasaldari
peredaran lisan.'i;;;;;;;;
ini
lebih-tebihbiaku
apabila suatubentuk folklor,
cerita rakvat;;;;1"y"
yaig
telahditerbitkan
itu
hanya sekadar berupatranikripsi
cerita;;;;
;;gei"*ul
a"ri
peredaran. lisan. perm.asalahan dapattimbul
apabila;;;;;
J;;r;
rakyat telahdiolah lebih lanjut,
seperti sangkuriang dari lawailrr.i,
Vr"g
dlolah oleh sastrawanAjip
Rosidi menjadi karangan kesusastraanuans
beriuiul
Sa;tgkur.,ttgKesiangan(1961)
maka pertanyaannya adalahapa-trrr'i.
"itJ[
t".*ttuk
fllHorz ia*abnya
adalah"ya"-dan
"bukan"'
karenat;;r"k
cerita Sangkuriangini
5udah meinpunyai bentuk antara, yaknifolklor
ik;;;;;r,r*;lig"n)
arn'k"rur"r,r".n
tulis.Akibatnya
Sang&uringversi Ajip["riai
itti
dapat dijadikan obyek penelitian seorangahli folklor
atau s€orangahli
kesusastraantulis-n. S.ltt"tt
PerkembanganFolklor
-
i+"*
telah
diterarigkandi
muka-,folklor
hanya -merupakan. sebagian kebudayaan,yrng
p"nylb"rannya
pada umumnyamelalui
tutur
kata
atauiirrn,
irt.tr
,.f
rb"ny,,i,
yrngn.,"nyebutnya sebagai rndisi lisan (oraltradition)'Kami
tidak
setulup"nggu"r"rn istilah tradisi lisan
untuk
menggantikanistilah folkle':r, karena
istilaii
tra,'lisi lisan' mempunyaiarti
yang terlalu sempit';ftil;;ifolklor
lebih luas. Tradis^ lisan hanya mencakup cerita rakvat,;;[,-tiiJ,
;;bahasa,
dan nyanyian rakyat; sedangkanfolklor
rnencakup lebihdari
itu,
seperti tarian rakyat dan arsitr:ktur- rakyat'-"nfrtr**""gapa
kami tetap menpert rhanka-n istilah folklor?, pertama
ada-l"h
L*r"r,, istii"tt itu,
seperrijuga istil.rh-istilah antropologi dan
sosioloel,,uarl r"ni.di
istilahi"i"-rrionrf
dan kedua adalah karenaistilah folklor
;;;;6;;;
k"rr,
yrng
bagiahli folklor
tnodem
merupakan dwitung-gal;;;g
t;";t
,n"nd"p.t p"rliatiai
vang sa'na.beramvadalrygengl$an
mereka' Hal ini disebabkan seorang ahlifolkllr
nrodem meneliti folklor bukan terbataspri.
,r"Jirinya
(lore-nya)iaja, melainkan juga manusianya (fo!h'nya)' Halini
lii.i
l.t"r
set;lah kira mengetahui sejarah perkembangn folklor sebagai suatu disiplin yangberdiri
sendiri.8 Ciri-ciri pengenal folHor nomor-nomor a, b,
", d' 'lan c beraial
(tseg: r); sedangkan f dan g be"rasal dari Carzalhc-Neto (1965:
sendiri.
ilnt
pcrtsmakali
memperkenalkanistilah
folklor
ke dalam duniafi.H"'.;.;tiah
Williamiohn
Thoms, seorang ahli kebudayaan antik'frUgtir.
Istilah
itu
diperkenalkan Perta-mlkali
pada w1k1-.-" iarcl',irfi.nil"lnya
dalam bentuksurit
terbuka dalam maj alahThefl.i;:
;;;;,r
nggaliz
Agustus 1 84 6, dengan memP€rsunakan namah[ior.
rtf.nii
(re+oig
62'963). Dalam surat terbukaitu',Thoms
[i!wr
dialah yangtelah
menciptakan isnlah fo-lkloreuntuk
sopanili,
tit
tivut,balaia,
dan sebaginya dari masa lampau' yang sebe-dengan isdiah dutiquiti*, popular antiquities, atau popular literaturellot':
{),
trlhedrp
ailtiquitiesdmbul di
Inggris pada masa kebangkitan roman^;;il;iit#
abadke-rs,
vtt[-p.d.
masaitu
kebudavaan rakvat,i-ai.igJ.p
hampir pun.i,,
sangat disanjung-sanjung (Dundes'-Jnl.
"iut"ya,
sehingga ada kemungkinanjuga bahwa istilah baru
{re*
dig""tkan
or".tiintuk
menyatakan kebudayaan padaumum'
illn
h.l-itu
tidak terjadi, karena pada tahurr 186_5 E.B.Tylornemper'
!n
hrilah
cuhure diperkenalkanlebih lambat
19
tahun
dari
istilah;a"";
nasib telah menentukan bahwa istilahitu
telah berhasilmeng-i
ittto"untuk
diidentifikasikan dengan kebudayaan padrur'tum-,ol.i
ir,if"i,
folklore hanya dipergunakan dalamarti
kebudayaan -fhusus,y"it
,'bagian kebudayaan yang diwariskan melalui lisan saja.i.fii,
i.p"r
trgi,jiki
mengenai istilah culrure pada garis besamya sudah.-*t
r,.n
dal-amdunia intropologi, tetapi
mengenaiistilah
folklorea"uur
pertentangan yrtrgr"ngit
di dalam_duniafolklor
sendiri. Halini
ii;;;;t
ahlifoipor'belir.
sep-end"pat. Par.? ahlifolklor,di
dunia adayakni para
ahli folklor
humanistis
(huwanistic folklonst), yangdlpelalari seonlng antiquadar sebenarnya adalah folklor juga. Rupanya sebelum adanya
-)erlatar belakang ilmu bahasa dan kesu-sastraan; para ahli folidor antropclogrs
I
oro,oloilrol f olkli1stl ,yang berlatar belakang
ilmu
antropologi, dan ahlifoiklor
ft;;,
yang berlatar belakar,silmu-ilmu
interdisipline"
prt"
.frfi filklor
humanistislang terdiri
dari
para sarjana ahli bahasa dan*;;;;t,
yangkemudian
memperdalamilmu folklor'
pada umumnva;;;;;ng
f"rai
definisi William Jshn Thoms; sehingga merekamema-;;ililil;ffi
foklor
bukan saja kesusastraan lisan, seperti cerita rakvat danf"i"-f.i",
*U"gai
obyek penelitian, melainkanjuga
99la- kelakuan manusia;;;;;;
;ri
brt
"r,
isyarat, dan malahan juga hasil kelakuanyang berupa
L.'nir
.nt,"tial,
seperti aisitektur rakyat, m-ainan rakyat'-dan nak3i.anlakvat'
i-i.i,
,i,
*,"r.k",
pada urnumnya, juga lebih mementingkan aspeklor
daripa-dafolk dari folklor
daiam penelitian mereka'--S"i"titn',
para ahli
folkior
antropologis, yan-gterdiri
dari sarjanaantropo-b;
;;;;
;;"glcrururk.r,
diri
dalamfo6or,
pada umumnva membatasi ob jek;";ffi; ;;"J;
;;J,
unsuf_unsur kebudayaan, ya_ngbersifat lisan
saja (vertal arts),seperti cerita prosa rakyat, teka-teki' peribahasa' syair rakya:' danl';;;;;;;;;;
;
I""n
l.inny",
sedangkan unsur-unsur kebudayaan lainnyapan-;;;;;;k;;tuh.
Selainiru
mJreka pada umumnya juga lebih mementing'i.rrirtp.l
folk
daripadalor
dari folklor
yang merekateliti'
^-#
rhlii;iiaot
roa.*,
yang mempunyai latar belakang pendidikaninter
disipliner, mempunyaip"ni"ni"n
yang.terletakdi
tenph-tengah di
rntai'r
il;;i.;il
;;rbedrroit.r. D"i.m i,"t
ouiet
penelitian, mereka samadenga'
;hltl;ikl;;i;manisris,
karena bersedia nrempelajari semua unsur kebudavaan;;;;;i",
asalkan diwariskan melaluilisan
ata:.r dengan carapenintan'
Dani.;;;;
t.rididik.n
il*u
y.ttg
interdisipliner, maka
merekamenitikbe-,r,f",
rca,!,
"rp.[
fo*fot
yarrg,ierekateliti,
yakni baik folk maupun lomya.
'-
i;i;;;t ;n#
lau*rar"vi
kesaruan pendapatini,
makl kita tidak
usah."r.r."h"rrn,
apabila masih ada negara-negaradi-dunia
ini'.yang.memper-;;;il;dtr1,
irin
untuk folklor.
di
Pt
.tcis *isalnya,_istilah folklore.drper'g";;k;;
di
sampingistil"tt
raa,sio,t populair'Di
lnggrisdit".,tryt*T
t'olklore' iedangkanA
t"i"tt-n"l.t
ft9q. Flgtva
dipergunakan istilahvolksku1dldan
hnrt
UoWift).-Walaup'un istilahfolklor
sudah dikenal orang&
Eropa Barat,u
Penelitian
Folklor
Di
Indonesia
A. Masa
-
":
Dahulu"p"rri
t.t.t
dikatakandi-bagian
pendahuluan, f.dH,?r. sebagai
ri*
aitipfi",
atau cabang ilmu pengetahuan-yang berdiri sendiri'L"ir.
tt*.
diusahakan perkembangannya di Indonesia' Namunl"it.i-frl,tn
folklor
Indonesia sudahlama
dikumpulkan dan aip.f.itti
sarjana-sarjanadari
disiplin . lainnya' . p.1lam-talu.n
tg'g
umpamrny.,
p"*"riitah
kolonial
Belandatelah
mendirikan
PanitiaK;;;#;;;
R"k
r;
iCow,nissie voor de volkslectuur), dengan maksuduntuk
Sa:jana dan pelukis antara
lain Walter
Spies(rere)
--
x...-n.ra
itu
hanya merupakan sebagian kecil saia dari daftar nama para,9
rn
folklor Indonesia yang sangat banyakitu.
Kebanyakan mereka rrng Eropa, terutama berkebangsaan Belartda.Hasil
karya merekarkril,
Buktinya dapat kita baca di dalam buku Raymond Kennedy)ul
Btbltogtaphy of Iudonesian Peoples and Cultures(tsoz),
ataubuku
yang
lerjudul
An Annotated Bibliography of Javanese Folhlore nembaca kedua bibliografiitu,
kita dapat memperoleh kesimpulannta
folklor
Indonesia padanasa
silamtelah
menghasilkan pe-rsngat berharga, karenadapat dlladikan bahan
dasaruntuk
lcn ilmu folklor Indonesia pada masa kini. Sayangnya mereka
itu
bukan ahli folklor. Apabila mereka
itu
ahli folklor, sudahtentu
nitmu folklor
di
Indonesia bukan lagi berada dalam tarafper-Fperti
lekarangini.
ll
rkibrt
penanganan orang-orang yangbukan ahli folklor,
maka bahanfolklor
yang dikumpulkan
pada masa sebelum Perang kureng bernilai,jika diukur
dengan metodepenelitian folklor
mo-lnt disebabkan cara pengumpulan yang dipergunakan pada masaitu
oleh Alan
Dundes disebut sebagai: metode yang berdasarkan pengumpulankupu-kupu
atau benda-benda aneh,yaitu
suatu cara iulan yangt"rupakan
peninggalan dari zamanfolklor
antik (Dundes,,".i,g,.rp"ftan
danmenerbitkln
kesusasfraan tradisional dan populer, yang;;;y;k ;;J;pat
di
lndonesia,nar,tun
sampai pada masa,itu
belum
dapat diperoleholei,
urnut
(bacaTeeuw,
1967:73)'-''p.r,
rrf.",
y.ng
telah menelitibahan-bahanfolklor
Indonesia adalah daridtilltil;;;;i;n,
rititog,
musikologi,antropologi
budaya,teologi
(para misi;ilp;
zending), peiawai p"rnong prajakolonial
Belanda'{an
sebagainya'i.ffi;r;;;;;
firotosi
iru
"nt"tt
liin
adalah:G.AJ. Hazeu
Aest),
J'
Kats
iitirl, i.
K"*
1l-ssz),
RM.Ng.
Poerbatjaraka(ls+o)'
Tjan Tjoe
Siemi i
rnii.,".ritstA i.
dan;. Hooykaas (Hooykaas C.le4
1, HooykaasJ.tslea),
;;"
ii;.
tig;ruJ (rs:s).
Nama para sarjana musikologi antaralain
adalah:i.rp
k"nrrite5e),
suamiistri
J.5. danA
Brandts Buys,(-van
Tiip) (tsz0),
i"ii"
ftt
pfi.
Osoo),
B. Suryabrata(dahulu
Bemard ljzerdraad(t't')'
dani,i;;T;;i
irssei.
Nama
para sarjanaantropologi
bud_ayaantfra
lafn"Jrilf,,
U.O.
Scfrri"tc"(rszr
a
;3.z2),W.H.Raseri
(rslq),J.P.g.
deJoselin
;;il;ii;;rj,-1r""
belo (rsoo),
Gregory-Batesondan
Margaret Mead{tc+z),
Koentjaraningrat
(1961),-I Gusti
Ngurah
Bagus(tgZt),
clifford
i,r"il
(rtut),
d"r,
Jim"s'Peacock
(rsoe)'
Na*"
p"ra lqolgg
antaralain
acir lah: C. poensen
(re7o),
J.fr""r"i
(rsee),
PJ. Zoetmulder(rs:s),
RoelofClJ,
itrlrl,
AC.
Kru't
(1e4o), dan N. Aciriani(relo;.
Nama para sadanaif*rirr
".r.ta
lain adaiah: K.E. Mershon(rszr)'
dan I Made Bandem(tstz)'
l6s).
Namunkita tidak
dapat menyalahkan mereka, karenakebanya-crka
telah dipengaruhi
pendeka:anyang
dikembangkanpara
ahli humonistis atau ahlifolklor
kesusastraan (literarylolklonfl,
dan bukanahli foklor
modem
yanginterdisipliner
itu;
yang bukan
saja n. lore-nya saja,tetapi juga
segala keterangan mengenai latar yang bersifat sosial, kebudayaan maupun psikologi darikolektif-), yang
memiliki
lore yang sedang merekateliti.
n
hanya mengumpulkan lore-nya saja, tanpamengetahui
folk'nya' ratkan padawaktu
hendak mengklasifikasikan bahan-bahanfolklor
ichh
dikutpulkan,
seorangpeneliti akan mengalami kesukaran' Ini baruk ldalifikasi belum lagi
untuk
andisa. Karena mengalami kesukaranitu,
heran
jika
para sarjanapeneliti foklor
pada
masaitu
kemudian skan metode spekulatif. Akibatnya adalah bahwa hasil penelitiannyailn
bukan dengan menggunakanlatar
belakang kebudayaan mauPun folknya, melainkan dengan latar belakang kebudayaan atau sosialfolk
yrng dianggap
oleh
si peneliti, karena kurang pengetahuannya, adalah , Danl.litt
..laka
lagi, ada yang memPergunakanlatar
belakangkebu-folk
pribadinya sendiri;
untuk
menganalisa loredari kolektif
lain.I
itu
dapat terjadi karena menurut logkanya latar belakang kebudayaan kedua;uku
bangsa sama, sebat keduanya berasaldari
Pulau Sumatera.Kelemahan
itu
dapatterjadi
karena memang pada masaitu
penelitianfolklor
indonesia rnasih berada pada tahap permulaan,baik
dalamhal
pe-ngumpulan data maupun analisa. Biarpun demikiankita
harus merasa kagum luga atas usaha para sarjala dari masa itu, karena mereka telah mencobauntuk
menerapkanteori
yang telah dikembangkan dalamdunia
ilmu.pengetahuan sosialdan
budaya. Sebagaicontoh
umPamanya George Alexander Wilken relah menerapkan teori evolusi religi daiam menganalisa kepercayaan rakyat Indonesia. Kesimpulannl'a bahwa kepercayaan orangJawa tentang Padi mem-punyaijiwa
dan
adrt
m.emangur$gi
adalah bekas peninggalan y-ang tetap masih hidup (swwival) dari zaman animisme dahuiu(Wilken' 1'912:lll,
l-278;
IV,
r-3e ).'oW.H.
Rassers dan J.P.B. de Josselin de Jongtelah
mempergunakan teori strukturalis sosial dalam menganalisafolklor
Indonesia. Rassers misalnya telah mencoba menunjukkan adanya llesatuan yangtidak
dapat dipisah-pisahkan dari legqnda, upacara,dells!{Jklqllgs:ial
Jawa.Untuk
membuktikan, ia telah mengaialisalil
iru
i'aitu
dalam disertasinya De Pandii-Rowau (L922).Selanjutnya Josseiin de
jong
sewaktu mempelajari mitcilogi Indonesia telah berkesimpulan bahwadi
dalam sistern kepercayaan orang Indonesia ada dua sampai tiga macam dewa. Macam pertama mewakili kebajikan dan kehidupan, sedangkan yang kedua mewakili kejahatan dan kematian. Sepasang dewaini
mempunyai sifat-sifat yrlrg berlawanan, namun dalam kenyataan kedua dewa
itu
merupakan dwitunggal, karena keduanya hanya merupakan aspek-aspek dewa macam ketiga,yckni
dewa tertinggi atau pencipta. Dewa yang mewakili keburukandan
kematian nrempunyaisifat
dualistis.Di
satupihak ia
dihu-bungkan dengan
kemati:n
dan kejahatan, sehingga ia dapat dianggapmende-kati
sifat
manusia yang dapatnrati, namun
di
lain
pihak
ia
adalah dewa, sehingga dapat dianggapluhur
dan baik. Di Jawa sifat dualismeini
dimanifes-tasikan dalamdiri
seorang dewa,yang
merupakan penghubungdi
antara manusia dan para dewa. Dewa inr olcl'rJosselin deJong disebut dengan julukanDe
Godelilk Bedriegu atau[)ewa
Penrpu (Josselin de Jong, 192e).H.B. Sarkar telah mempergunakarr
teoi
Solar Mythology dalam menganalisa Iegenda JawaTimur.
Ia berkesimpulan bahwatokoh
legendaris Panji sebenar-nya meiambangkan matahari yar;g mcnunggang kuda yang senantiasamembu-ru
kecintaannya, sangbuian
yang selalu menghilang.Dan menurut
Sarkarcerita Panji
adalahmite
alam dantidak
ada hubungannya totemisme danlO Menurut teori evolusi relig:, sejarah reliSi manusia terdiri dari zaman-zaman praanimisme' animisme, politeisme' dan tnonoteilme.
1t
;l;*go,ttt
(Srrrkar,l9l4:
356).i
ll
r ,,'t.'r-Wijsman telah mempergunakanteori
difusicnisr: da!"-
:^'-l*tian 1,rrl';rndingannya mengenai
tokoh-tokoh
penipu dalam dongengIndo-ng-ii*..
rlutxma
bagi daerah Pasundan, Jawa Barat.Menurut
Coster-Wijsmanii
lrrrrrlrtgrt bahwa cerita mengenai Kebayan langsung berasaldari
Turki-Aral't,r ( ('.rstcr-Wijsman, 1929).
Itr,l,rl,rrrr
buku-bukunya yangbedudul: Het
Sprookje vdu Sterkellaus
inIri;nrrrr
(l)ongeng tentangsi
Kuat
Hansdi
Indonesia)
(tgz+),
Het
Oost-f q,f1,,l1r !1,v1'1rfqe vau deu Cukigaard (Dongeng Indonesia mengenai si Perakus) I
lerr
),,l:tn
Yolks-verhaleuuit
Oost-Indie (Sprcokjueu
Fabels)(Cerita
ProsaF:lr',rt
lndr'rnesia) (Kisah dan Dongeng Binatang) (L927-1928), Jan de Vries, =Flfr'ilrl:lcrlganut
paham difusionisme dari aliran Finlandia(dit'fusionisw of the
f i^xuh S,hool),
telah
mencobauntuk
membuktikan
penringnya penelitian d*rirgcrrg dongeng di Indonesia, karenaJi
dalam dongeng-dongengitu
terkan-Jrrrrg l'.rrryak sekalimotif
ceita
(talewotif)
yangjuga terdapat
di
Eropa. !\{rrrrrrrrt dc Vries,motif-motif
dari Indonesia dan Eropa merupakan adaptasi l arrg lt,:rdiri sendiri darimotif
cerita yang sama; dan de Vries telahmengano-I ar tl ir r r dt)n geng-dongeng Indonesia dengan mempergunakan T ale Type lndex
tlEii
Antri
Aarne danStith
Thompson.I'lrrlip Frick McKean, seorang penganut eclecticisrue, sewaktu meneliti tokoh Fer!rIr1
h{:wtr,
sang Kancil, telah mempergunakan berbagai macamteori
dannrtorlokrgi
sepertidifusionismc
dari aliran
Finlandia
dan
strukturalisme. Mrrrrrrutdia
dengan menggunakan pe'ndekatan strukturalis, yangtelah
di-lrrrrl'lngkan Alan Dundes, dalam menganalisa dongengJawa dapat diungkap-Isrr ,lrnrcnsi penting sistemnilai
budaya Indonesia. Dimensiini
telahdiabai-lgir
,rt:ru kurang diketahui dalam analisa tradisional. Dalam kesimpulan pene-htt,rrrtokoh
sangKancil, McKean
berpendapatbahwa
orang Jawa selalu nren,l:rmbakan keselarasan keadaan dan menghargai sifat cerdik yang tenang1,,,,,1 tntilligence), seperri yang
dimiliki
sangKancil
sewaktu menghadapikesu-lerorr,
sehinggadapat
dengan cepat tarrpa
banyak
emosi
memecahkanrre c al if h-masalah yang rumit' (M{:Ke an, 19 7 1.: 7 2).
Krtr
dapat mengeffi mengapa para ahli antropologi Belanda pada masaitu,
lrt,rrti G.A
Wilken,
AC.
Kruyt,
I.P.B. de losselin de
Jongtelah
banyak nrel'rLukan penelitianfolklordemi
perkembanganilmu
antropologi Indonesia. te,l,rrrgkan paraahli folklor
Belanda, lrecuali Jan de Vries,tidak
melakukan l,rrr,:litianfolklor
Halini
sudahtentu
ada hubungannya dengan pendapatdi
N,'g,'ri Bclanda pada masa
ifu
yang menganggap bahwafolklor
adalah kebu-,lnyarn petani desa Eropa dan bukan kebudayaan orangprimitif
seperfi orang Irr,l,tncsia pada masaitu.
lan de Vries menjadi penting dalam sejarah perkembangan
folklor
Indone-r,r,
kurcnaia
adalahahli
folklor
berkebaqgsaan Belandd satu-satunya yangmempelajari
folklor
Indonesia.Namun
ia kurangdikenatorang di
Indonesia, sehingga dalam bukuKoentjaraningat
y_ang berjudul, Beberapa Metode Authro.pilogi"ioto^
Penielidikan Masiarahatdy
{lhudaiaandi
Indonesia(lrse)
tidak'
hirJbut-r"but
namanya, biarpunbuku
Koentiaraningrat
ini
dapat dianggapr"brg"i
invetarisasi terlengkap dari metode_drnteori
ilmu
sosial dan budaya yang pemah diterapkan dalampenelitian
di
Indonesia'B.
MasaKini
Dalam rangka mencari identitas bangsa maupun suku-suku bangsa yang ada di Indonesia,-pada beberapa tahun akhir-akhir
ini,
di pusat maupun di daerah telahtimbul
kegairahanuntuk
mengumpulkanfolklor
lndonesia'Kegiatan-k.gi.tun
yang mencakup pengumpulanfolklor
itu
luas sekali, karena*.n.rfup
pengumpulan semuabentuk-bentuk
folklor dari
semua suku bangsa yang adadi
Indonesia-pada rimumnya pengumpulan arau inventarisasi
folklor
ada dua macam, yakni: (a) pengumpularisemua judulkaranpn
(buku dan artikel), yang pernah ditulis oiang mengenai folklor Indonesia,untuk
kemudian diterbitkan berupaluku
bibliolgrafiflklor
Indonesia(baik
yang beranotasi maupuntidak);
(b) pengumpulan bahan-bahan folklorlangsu$
$ri
tutur
kata oranil-orangang-gorr"k"lorpok
yang empunyafolklor
dan hasilnya kemudian diterbitkan atau liarsipkan. MetodJpengumpulanuntuk
inventarisasi macam Pertamaadala\
f.n"liti"n
di
perpustaki^n
llibrny research), sedangkan macam kedua adalah penelitiandi
tempat (t'uldresearch)-Mengenai
tujuan
inventarisasi yang Pertama ada dua macam, yakni: (a).enghirilkan
biblio$afi
biasa, yaknibuku
yang hanya- memuat daftarjudul-ludui karangn
mengenaifolklor'
yangjuga
me-npndung nama pengaran&i"*p.,
t"rbit,
tatggil terbit,
penerbit, danjudul
karang_an saja tanpa diberi anotasinya (ringkalsin isi karangan); (b) menghasilkanbibliografiyangberano-rasi,yakni buki,
yattg bukan saja mengandungdaftarjudul-judul
karangan mengenai folklor, tetapijuga anotasi masing-masing judul karangan, yakni yangb"rup"
antaralain
ringicaian masing-masing isikarangan
dan penilaian. Inventarisasi dengantujuan
membuatbibliografi
folklor InCongl{
pada masa sebelumtahuir
fSZO, s€pengetahuankami
belum pemah
dilakukan-rrig.
yrrrg
ada adalah bibliogrefi liebudayaan
suku*uku
bangra yang adadi
Indoiesia,lang
sudah renrumengndung
banyak sekali karangan mengenaifJ6or
Indoneiia.
Buku yangpdlng
terkenal.adalah
hasil karya Raymond kennedy ( r sOz ) yang telahkani
sebut di muka. D1n ryemang buku iru setelah diperluas oleh-ilornas
W.ldaretzky
danH.Th.
Fischer termasuk srlah satuUut,
UiUtiografi yang terlengkap mengenai karanpn-karangan,tentangkebu-ary""n
Indinesia
Vangditerbiikan
sebelumtahun
1960. Sebilum Kennedy,"b"rr.-y.
sudah ada'usahadari
pihak sarjana Belandauntuk
menerbitkantemscam
itu,
seperti misalnya dariR
Goris(rs;s)
dan J'P. Kleiweg dei
(192t).
Keteranganlebih
lengkap mengenaibibliografi
sepertiitu
klte baca dalam karangan Koenqaranrngrat
yangbeiuiui
An",i, opology iu a Bibliographtcal Review(tgzs).
untuk
membuat bibliografi beranotasi mengenaifolklor
Indonesia huan kami barudirintis
orang setelahtahun
1972, denganditerbit-buku bibliografi beranotasi mengenai folklorJawa oleh James
Danan-'ltclz),kemudian
diturutjejaki
sarjana lainnya seperti LG. Ng.Arinton-(tsz
l)
mengenai folklor Bali, Sugiarto Dakung ( rI
z 3 ) mengenaifolklor
dan
AAM.
Kalangie-Pandey(tszs)
mengenai pengobatan rakyat (folk wedicine atau ethno wedicine). Sayangnya semua karanganitu,
dari Danandjaja, belum diterbitkan, namun sedikitnya dapat dibaca
di
Fakultas Sastra, Universitas Indonesia
di
Jakarta.itan
telah dilakukan
orang sejak masa sebelum PerangDunia
II. dapatkita
baca dalambuku-buku
bibliografi
seperti tersebut di Setelah Perang Kemerdekaan Indonesia,dari pihak
pemerintah telah uleha ke ara\itu,
seperti terbitan-terbitan Lembaga Sejarah danAntropo-(d.h. I-embaga Adat-lstiadat dan Cerita Rakyat) DirektoratJenderal Kebu-Departemen P. dan
K.,
yang berbenrukbuku-buku
yang berjudul Rakyat, empatjilid,
diterbitkan
Balai Pustaka(tsol'tstz).
lr{engenai pengumpulan
folklor
dengan maksuduntuk
diarsipkan dalam hl"batastertentu
pemah dilakukan orangjauh
sebelum PerangDunia
II. usaba semacamitu
dppatdilihat
baikdi
dalam negeri maupun di luard,
Di
luar
negeri misalnya, koleksifolklor
Indonesiadari
perpustakaanUilversitas Leiden (Pigeud,
1967), yangterdiri dari:
kepercayaan rakyat,beot.,
cerita prosa rakyat (mite, legenda, dan dongeng), nyanyian kanak-5nEk, olah raga, permainan bertanding, hasta karya, makanan dan minuman,,
Slltektur
rakyat, teater rakyat, musik rakyat, logat,dan
lainlain.
Sebagian l$kah-naskahitu,
terutama yang dari Jawa dan Bali,diukir
di
ataslontar'
Di yakni di museum Tropen ada koleksiJaap Kunst mengenai musik Koleksi mengenai musik rakyat terdapat jugadi
arsip musikologi dariitas Amsterdam.
t,
Dl
lndonesia arsip semacamitu
juga ada dan yang paling menarik adalah .lbtskci
dari GedongKirtya
di Singaraja, Bali.fusip
ini
menarik karenaterdiri
*&d
naskah-naskah yangdiukir di
ataslontar.
GedongKirtya
asalnya adalah'ltyann
Kirrya
Liefrinck-Van der
Tuuk,
yangdidirikan
padatahun
1s28f,&ngsn .aksud untuk
mengumpulkan dan mengarsipkanfolklor
Bali.Naskah-nuliah lontar
yangida
di bana adalah penurunan naskah-naskahlontar
asli .;lllllk
para bangsawandi
keraton, atau merupakan transkripsi langsung darii
brlren-bahanfolklor
yang diperolehtutur
kata parainforman.
Bahasa yang dlpergunakan dalamlontar
ini
adalah bahasa Bali Jawa ataubahasa Bali, danhuruf yang dipergunakan adalah hanacaraka. Naskah-naskah
lontar
yang ada J;nrti
o"a"runluirnu.
adalah dari zaman sekarang karena sampai pada hariini
;"krh
lontar
masihdibuat
orangdi
sana. Bahanfolklor
yang dikumpulkanIri*
..rip
Gedong Kirtyaitu
antara lain adalah_mengenai cerita prosa-rakyatl"i,"m
,oiuo,
,ori,
d^n
kepercayaanrakyat'
Sayangnya pengumpulanini
i.,i*"g Jir""ai
konteks seperti
iatar belakan_gkebudayaan sosial' dansebagai-nva, yang menurut metode pengumpuian folklor modem mutlak
harus-dikum-fu*""
u"""-a-sama.
selainitu
folklor
indonesia lainnya dapat jugadicaridi
dalam koleksi naskah-naskah lrtelayu,sunda dan
Minangkabau diberbagai ,"n1p.,U"r"rta
transliterasi atau terjernahannya yang sudah <iiterbitkan (bacaIkram,
1e8o).Utttt"
pengumpulanuntuk
pengarsipanpada
masa kemerdekaan agakm.ngalr*i
kJmrcetan dan baru
padatahun
1971'
ada usahaAjip
Rosidir.Uriti
pemimpin dan
pendiri
Proyek
PengumpulanPantun dan
FolklorSrni..
Aiip
Rosidl, dalam batas-batastertentu, telah
berusahajuga untuk
mengumpulkankontela
Dantunnva.r r"'
$i;k;ffi;i;;; i;;t[.
l"iutitotogi
dan Koreografi Departemen P' danf.-Ji
J"krtt.
telah
mengalakan pengumpulan laguJagurakyat
Bugis dariSulr*.ri
Selatan, Ono NiLa dari Pulau Nias, dan Cirebon dariJawa Barat- Danirril
,.kr.tnnya
ada yang sudah ditranskripsikan(Mamak'
l97l:
l1)'
Di antara tah,un tS 7Z din
1,SZI
di bawah pimpinan James Danandjaja telahal.arr""
p"ngumpulan folklor bagi pengarsipan dari beberapa suku bangsadii"i"""ri.,
,"ri
r*.
Bali dan Sunda. Per*umpulanini
dilakukan dalam rangkai;r"v.t
i"fr"n
Buku Intemasioiral y"ngdispotton
pemerintah RI danUI{ES-CO
-
(Danandj aia, I97l:
9).u;k
;;il"iahkan
pekerjarn para pengumpulvals
pada umumnyabe-lur p"-rh
.ind.pat
pendidikan metodepengunpulan
f"t!:t
Danandjaja;;ilh
;";t"run
sebuahbuku
penuntun ringkas yangberjudul
Penuutuu Carai
i
rgrrierti,
F otklor b agi P euganip an(ls
7 z a )'Metode
yang dipergunakanDa-;;r"Jj r;"
iJ;
buk,,ie.tuniunnya
ifu
sama dengan- yang. dipergunakan olehprof.bi.
Alan Dundei dari
UniversitasKalifomia di
Berkeley bagi proqlam i"if.f".a*
arsip folklornya di sana, yakni bagi setiap folklor yang dikumpulkanharus disertai dengan keterangan mengenai
kontels
kebudayaan sertainter-fr.t"riny,
danjuia
pendapaiinforminnya
mengenaibentuk folklor
yang diberikannya.-^l;j;fil;ndjaja
itu
kemudiandilku6
pulaoleh
beberapa sarjana pecintaf"fni,
a"ri
U"U"rrpa da"rah yang juga giat mengumpulkan folklorbagi pengar-sipan dengan mempergunakan rnetodJpengumpuian modem' Para sarjanaitu
bailad vakninyanyian atau syair berlagu yang
bersifat
ePis.
15
.ntdie
l,',rr ,r,l;rllh dari Universitas Hasanudin (Ujungpandang), IKIP Padang,Usirerritrr
S;rnr ltatulangi (Manado), dan IKIP Malang. Dari pihak pemerin-r*ri ri=, ,,,1, ,,,,,6 :.;,^;;-l.h
mempunyai a^;ipfolklor
adalah Dinas Kebudayaanllll
f clerr,r tle ngan koleksifolklor
Betawi.!l*i
l,ilr,rk pcmerintah RI juga sudah adaminat
terhadap pendirian arsipldllLrr
rracrrrrrll.Untuk
maksuditu
telah tigakali
diadakan seminar ke arahInr
'l rrrg l,crrilma acialah dalam rangka ProyekStudi
Kebudayaan Melayu,l;rrg
;,,r1f1 tiillggal 28-3 1Mei
1971 telah mengadakan Seminar Inventarisasidsn I \,1rnrrortasi Folklor Indonesia yang bersifat nasional di Jakarta. t2 Ketua -Elnlrsr itrr lclalah J. Danandjaja- Salah satu keputusan yang terpenting dari =€Hrhcr rt rr
lJ:rlali
usril yang dialukan kepacia pemerintah,gir
r"."pr,
,iu,rg-Lin nerr,lrrrk:rn pusat folklor lndonesia di ibu kota RI. Tugas pusatitu
adalahxr*rgl,rordinasi penelitian
folklor
di
Indonesia,
yang
mencakup
pe-tgrlu;'r11,111. dc'rkumentasi,/pengarsipan,dan
analisa.rs Seminar yang keCua Jradel,rl
t r r juh tahun kemudian, yakni pada bulanJuni
1 98o, juga bertempatJi
lalart.r.
Tujuan
seminaritu
adalah persiapanuntuk
mendirikan
pusac ;*crrslrrr,rrr krlklor. Seminarketiga diadakan pada tanggal2-4
Maret 1982 juga Fettelil1'.11di
Jakanadan
bertema menggalidan
menyebarluasllan foliCor,lalalr
rarrgka menunjang pembinaandan
per,gembangan kcbuday:lan na-=i,,ttglr\'a
y,rng dikemukakandi
muka adalah mengenai usaha pengumpr{anlelll,.r
hsan dan sebagian lisan, sedangkanfoiklor
bukan lisan belum banyak {ieartrrh.Kht
susnya folklor bukan lisan yang bersifat material telah lama juga ditrrirrl'ulkan orang di Indonesia, sepeni misdlnya yang telah dilak.:kanpeme-llf
gh[olonial
dahulu, baik Belanda maupun Inggris. Hasil usaha merekaitu
dayrt [rta
jumpaikini
berupa koleksidi
museum-museumdi
beberapakota
burgr,,li
pusatdan
daerah.Di
museum pusatdi
Jakarta benda-bendaitu
diparrrr r
krn di
bagian benda-benda etnografi.I'a.l.r rnasa setelah kemerdekaan usaha pengumpulan folklor material
sema-Llr
rlrrrrtursifkan.Di ibu
kota usahaitu
berupa museum-museumfolklor.
Di
e$lai'ilryrr yang paling menarik adalah usaha yangtelah
dilakukan Yay,rsarrllarol"rn Kita di
bawah pimpinan IbuTien
Suharto. Hasil usaha. yayasanitu
berrrl'.r <cbuah museum alam terbuka, yang disebut Taman
Mini
Indonesiall,l,rlr .li
I'asar Rebo, Jakarta. Museum alam terbukaini
mirip dengan museumr
I
I t*,hlannya seminar foklor ini adalah realisasi keputusan Konperensi Studi Kebudayaan['lrl ryrr yang diadakan di Puncak pada tanggal 24-2 s April 1 9 z I (BacaPrcceedixg onThe Sn'dy ol
,ll,r/,ry Crltrre. Jakarta tgTt.lndonesian National Commission for UNESCO).
It
ltlnrl.aporanSeminarlnventaisasidauDoktwentasiFolklorlndoxesia, tanggal28-ll
MeittT].
l'rrrrt m Pcnyelenggara Seminar Inventarisasi dan Dokumentasi Folklor lndonesia (mimeograf)
alam terbuka
di
Skansen di Swedia yang telah dibukasellk tahun
rS-zo(lihat
.lio,npron,
te6t:27).Taman
Mini itu terdiri
dari kompleks-kompleks. rumah;;fu
seluruh Nusantara, 4alambentuk
danukuran
sebenarnya, bahkan;;;;;
;;lt
iasil
pindahandari
daerah asalnva' Bangunan-oangunan rtuLigtrp
iiiri
d"ng"nperabor
serra alat-alat perlengkapan rumah lainnya yangaslidi"mbil
dari daerah asalnya. setiap hari selalu diusahakan.agar ada kegiat',n
di
b.b.t.pa
kompieks rumah adat daerahtertentu,
yakni berupa upacara' kesenian, atau demonstrasi pembuatan kerajinan tangantertentu'
*Mr;;;-*useum
folklor
mat€riallainnya yang
sangat penting bagrpe-"n..b.n*"r,
ilmu folkior
di
Indonesia adalahyang
didirikan
Dinas MuseumIl''
i.i.r"J
nrcl
Jakarta, sewaktuAli
Sadikin masihmenjabat-sebagai.guber-iui
j"[r*,
Raya. Museum-museumitu
yang terpenting
adalah Museum Wayanglakarta
dan Museum Tekstil.iitilsium
W"y.igl"f.r"r
*"i.rp.ti
gedung bekas Museum Kota. Koleksi n,ur.un.,ir"
adalali*ri"ng
gol"k
r"pr[
Cirgb-on,Wayan!
kulit
dan. topenga;;t;;,
wry.ng
golek pririva, Wavang golek Pakuan' Wavangkulit
Jawai.igrl
a."
yoilitart.,
Wayanggolek keraton
ylgg
terusia_3oO tahun,i|ft
tUi.
*i&r,
wayangkulit_wa!ry,
w.aylngklitikgaya
Pakualaman,*ri,.rig
*t"tt,
*ayang Baii,wfylng
Sasaklombok,
wayang Baniar Kalimantaniilrri,-ti
g"r",g*.
i.n
gunrlala4undalaTapanuli
Sumatera Utara,sedang-l.i*rvrrg
a.ri"lu'
n"gIri
b.r"ril
dari Cina,Malaysia, dan Kamboja (BrosurAi;;;il
wtang
lakart"a yang &keluarkan Dinas Museum dan sejarahDKI'
Jakaita).'
Mrr.u'
Tela:il
menempafi sebuah gedungdari
zaman sebelum Perangilrl;iru
Ja"rahIati
Petamburan. Museumini
mempunyai koleksi tekstildari
berbagai daerahdi
Indonesia.pada bJberapa
tahun aklir-al5ir
ini
oleh
DepartemenPendi&kan
dan Kebudayaanmelalui
Proyel< Inventarisasidan
Dokumentasi
Kebudayaan DaerahtfOf<pl
dariDrjen
Kebudayaan telah'digiatkan penelitian-penelitianfolklor
ia"r"h
untuk diterbi*an
menjadi
buku$uku
bacaan. Sayangnya, sampaikini
dari pihak
Dirjen
KebudayaanP
&
f-belum-.dimulai
denganproyek
per.garsipanbentukbentuk folklor
yalg
&kumpulkan.
Sebenamyap"k"rj.*
iit
aup"t
diserahkan kepada PryVekPenelitian dan
Pengkajiankebuiaya"o
Nusantara seperrilavanologi, Baliologi, Sundanologi, Galigologi, Melayulogi, danlain-lain untuk
melaksanakannya'Q.
KegunaanPenelitian Fclklor
Indonesia-
SebeTum
nt. r.rra.t..i
masing-masingbentuk folklol
Indonesia, perlukir-r;;il;
;;"g",J"iJ.f,"f"
seiab+ebi'bnya mengapakil" p..tl"
menelitiibikilt;kh;riy"a
fottlorlis;rn
dan sebagian lisan Indonesia. Sebab utamanya adalah bahwafolklori"ilrngopk"t
-kepada
kita
secara.sadar atautidak
17
btgnimana folknya berpikir. Selain
itu
folklor
juga mengabadikan apa-[u-dirasakan penting (dalam suaru masa) olehfolk
pendukungnya.'"sdaiah peribahasa orang Miirangkabau yang berlaku pada suatu kita dapat mengetahui nonna-nonna hidup mereka pada waktu
itu.
lrln
lagi yang lebihkonkrit
adalah dengan mempelajari lelucon yang beredardi
antara para mahasiswa pada masaorde
lama,kita
dapat kepincangan apa yangsangat mengganggu perasaan paramahasis-wrktu itu,
namuntidak
dapat disalurkan secara resmi dalambentuk
dalam surat kabar. Bentuk lelucon
itu
adalah sebagai berikut.nrra
Perang Kemerdekaan ada seorang pemuda pejuang yang sudah drlam keadaan sekarat karena lukanya yang beral Ia pada waktuitu
dirawat
di
Rumah Sakit Umum, yang terletak di Ialan Diponegoro, Yang kebetulan merawatnya pada waktuitu
adalah perawat muda "Dik," tiba-tiba ia berkata dengan suaranya yang sangat lemah. "Da-rdikku untuk terakhir kali ini mendapatkan untukku selembar potretrn3gal kitaa"'Tentu.Kak!" jawab si gadis anpa ragu-ragu, karena ia tak ncngecewakan pemuda yang
tak
lama lagi sudah akan menuju keini.
Pekerjaan yang harus dilakukannyaini
sangat berat <ianbrhaya, karena tentara Nica sudah menguasai rumah sakit itu. Namun kasihnya terhadap pemuda malang
ini,
si perawat akhirnya dapat foto kedua pemimpin negarakitr
pada masa sukar itu ke ruang perawatan. Unruk dapat meldui peniagaan ketat serdarlumu-ll
perawat telah menempelkan foto presiden di paha kanannya di bagiani
.
fr
rcdangkan foto wakil presiden di paha kirinya di bagian atas. Setibanya'
"
I
tsmping ranjang si pemuda, si gadis dengan perlahanJahan menyingkap', ,f
hn
rckn-v. untuk memperlihatkan kedua foto yang sangat didambakan oleh' I
temud". Muka si pemuda yang sudah pucat pasiitu
segera terans dan'
lnf.n
penuh rasa terims kasih, ia berkata dengan sangat terharu, "Terima'
hdh
bcnyak Dik, Adik telah membawakan foto-foto para pemimpin peiuang' Hl,
Adikku demikian baik Bukan saia telah membawakan foto dwitunggalf
iU
nya
minta, tctapi iuga lenderal X kita yang berewokanitu!"
Setelah kata-kata tanda terima kasih itu, si pemuda pun memejamkan untuk selama-lamanyamengetahui keadaan pada masi
itu
dan pribadi beberapa pemimpin yrng diwakili Jenderal Xitu,
kita dapat menerka apa yang dirisaukan para pada masaitu.
Tedepasdari sifat
lelucon.ini
yang agak berbauHrl lnt berbeda dengan suatu etnografi, karena suatu etnografi (monografi) lebih merupakan
latll rckonstruksi kebudayaan suatu suku bangsa oleh peneliti di tempainya, sehingga apa
flry
diabadikan, sebenarnya adalah apa yang dianggap penting untuk disoroti penelitiannyaI
norno,kita
dapat mengetahui fungsilelucon
ini'
yaitu
sebagai-protesma-ir.rrLr.
Kesimpulanini kami
ambil.karena.pada
masaitu
ada beberapa nen irrrpinlritr vrns
setelah mencapai kedudukantinggi
segera lupa darataniin
*.nirai g"*rikr*ir,,
istri
ruanyadisia*iakan
karena iaingin
memper-;il-trrrt
t"n"j
lebih
muda danlebih cantik.
Karena para mahasiswatidak
i.r"ri.t"fif
isiko
untuk
ditangkapjika
berani mencela penyelew-enganitu,
irrt. r.r"k"
pun menciptakan[luion
iru_dan secara.saniai rnenyebsrluaskank"
*"n.-nl"rr".
sudahtentu
motif
penyeba,ranya adalah bermacam-macam,"rr"r"
u.g, p"rudu
yang nasionalis,motifnya
sudahtentu
adalah dengan harapan, agar parap"ny"lJ*.,rg
akan malu dan kemudian sadar akan kesalah-an mereka.'"S;l;;;
furgri itu,
folklor,
tenrrama yang lisandan
sebagian lisan,.masihr"roun"ti
6"rry"k
sekali fungsi yang menjadikannya sangat menarik-serta;;;;il;rrk
ciiselidikiahliahli ilmu
masyarakat dan psikologikita
dalam iangka melaksanakan pembangunan bangsakita'
F"ungsifungsi
itu
menurutWilliam
R
Bascom, seorang guru besar emeritusarunl
itrnudklor
di universitasKalifomia
di Berkeley yang telah.almarhum,rJr
"rp.r,
yaitu:
(a) sebagai sistem proyeksi-(pr,ojectivesysterul' yakni sebagai
il il;;;in
angan-anian suaru
kolektif;
(b)
sebagai alat- pengesahan;;;rr";;;;t,
dai
le.br'galembaga.kebudayaan; (c) sebagai alat pendidik-'ananak'(pedagogical device);-dan
(d)
sebagai alat pemaksa{an
lenga-was agarnorrn..-norr.-riaryar.kai
akan selaludipatuhi
anggota kolektifnya (Bascom, 7965^ ]-2O).lrt"nurut'getty
Wang, karena sadar akan adanyasalah saru fungsi,iru' yakni sebasai protes sosial, maka beberapa kaisarTiongkok
Ku-no yang.bijalsana';;;;il {;;;;f"i
a*i
dinasti Hsia dan Kaisar Chow Wen Whang dari dinastialil;
;;;;;"vri
trtr m,*us
vang tugasnva mengumpulkan nvanvran rakvat vansdinvanvikan penyanyi rakyat
d1 warung-warungteh di
kerajaannya'6i:k;#;il-i*
["*liai'"
dikf asift kasiktn,d.n
diarsipkan setelahdipelaia-ri
isrnya.Dari
isi nyanyian rakyatipi
kemudian kaisar mengetahui pendapat;;b;;
;;;i"p
rl"uiittt"naan
-femerintaha.nnva'Jadi
para'kaisar
vangffiil
;;ri'Tionglok?utro''i""gumpulkan
folklor untuk
mengukuriJU.tfr.tf
*
-.r*
t"gt
gtlan
kebijaksanaan -dalam
menjalan-kan
pemerinta-ir"ty..
X"Urj.krr,rr"niv, inf
k"tuditn
tidak
diteruskqn olehtaisar*aisar
vrrg'i"ir
,"hingg,
d;b"ii;t
revolusi pada tahun'
lsir'
Revolusiini
i""riggt"riktt
kJiaiaan menjadi
republik (Wang'
re65z
t\'\'
,.--
,
P"d"
zaman pendudukan Jepang' tentaJa Jepang juga sadar akan,rungsrf"li.l"r*J;;;
p*v"f,ip"iirprt
i.t
y"t,
karena m1reka juga menyeba*an;;il-;;ilfu'rrir' t.
rJip"r-r",npat'
pertunjukan rakyat
sepertiludruk di
Surabaya, sehingga
t.ngttiUt,pan'Cak
Gondodurasim' seorang pelawaklu-i-t
"rf."r4
prlJ,
n,.r,
ir,,
ditangkap dan kemudian meninggal akibat silsaan 19Lempetr'i
(-rk
Durasim ditangkap karena dalam lawakannyaia
telah
me-a.,ritrt
!,'kejrrnan Jepang dengan nyanyian yangberbunyi
sebagai berikut:'-
flrr,,,u,,
owaht dara (Pagupon rumahnvdmerpati), Urip
di
bawah Nipout.r,rlr,ot:soro (Hidup
di bawah lepangmenjadikan sengsara)" (Shamsudin,,ru1
ro).Ilart
lr,lur
contohdi
ataskita
dapat mengetahui betapa pentingnya suatu p€H€tintnh nrcmpelajari folklornya. Sudah tentu dengan maksuduntuk
mem-F*ailt
hr.luprak'at,
seperti yang telah dilakrrkan beberapa kaisar'uijaksanaiari
I t,rrrgkokdan bukan
untuk
menindas rakyatnya seperti yang pernah daleluLilr lcntara pendudukan Jepangdi
lndonesia.Alhtrrryr
penelirianfolklor
Indonesia sangat berguna bagi persatuan dankre*tt.n
l,lngsa Indonesia, yang pada dewasaini
masih lebih berat bhineka-nyad*iplda
tunggal ekanya; karena dengan mengetahuilebih
rnendalamfelll.rr [,'lcktifnya
sendiri maupunkolektif
lain, kita sebagai bangsa Indonesia daprt nrewujudkan kebenaran ungkapan tradisionai, yang mengatakan,"Ka-F*e
Lerr,rltimbullah cinta."
Selalr brberapa
fungsi
folklor
tersebutdi
atas, sudahtentu
masih adaba*ryrl
lungsilainnya
yangbelum
diterangkan pada Babini.
Fungsifungsi fercebrrt :rkan sayauraikan teriebih lanjut
pada.akhir uraian masing-masingilI
Bcntsh-bentuk
Folkl
Indonesia
(€)
pertrnyaan tradisional,
sepertin., Srrindam, dan
sYair;(e)
ceritateka-teki;
(d)
puisi
rakYat, prosa rakYat, sePertimite'
t..it
(i,.rrl,'J
rrk.
folkloi
juga mempunyaiunsur'uns"t
v,1{:",T::11:l'
;il
Hff
I
d;'C
;;;il
ffi
J
s,'L
1b ac.a sva rre)'"11-.1
-d?li:*de
mah-ffii';ffi;;
;;;;i;;i;;;'
Inggrisiva: fona)
dalam bahasaln{o1-1ta
;
;":l#,'
;;;i;';;";;its',
;.ti
rolu o1*",nutl
-1
1-
1',:lli:lnf
:.';fi;'hi';;iidil;;es,.q'n.,ais"bp1*f "1'liT.l,tll*nry"1\::":
L:;::ffi;o.]i,;i1if"ir.to'
ii"n
tu.'ril fuw*r',,(z)
folklor
sebagian lisan?;;:,i;i:;;:i;ffi;;dJdi;rki;;il;ti1t';i"al'.:,!:t.l::\',:::)!*::::1:
Y{;:{,';-;'
';;;;il;iig
a"ng'n
isatah wentifacts nciofact, danartif*'ts
doigcng'
dan(f)
nYanYian rakYat'llnn:
I'iisan adtlah
folklor
yang bentuknya merupakan campuran';;;;;
"
rcringkali disebutf;kr"
lisan. Keperc-avaan rakvat'-takhyul
itu, terdiri
dari
misalnva' pemyata?n vang y,tngolehei;.;b;i;"d"tgai
g"rak isvaiat vang dianggap mempunvai maknatlndu srlib
6.gi
ot.ng
ktirt.n
katolik
yang. dianggap,dapat;;;tu
d.d
ianggu"'n hantu, atau
ditambih
dengan bendai
JL"ttio
U.rklirsiiiuntuk
melindungidiri
atau dapat membawa;ll;il_:b;"
permata rerrentu. Benruk-bentukfolklor
yangtergo-iii[ip"t
U.iar ini,
selain kepercayaan rakyat' adalahP,"t-tit]11
;;i;; *i
*r.t.r,
adat-istiadat, upacara' pestarakvat'
danhkex
lisan:ililil;;"
adalahfolklor
vang b-entuknva bukan]t:tl
*111I::
,ui-nv.
aitittk'an
secaraiit.i.
K"lo*pok
besarini
dapat dibagii"'i-t!Liplit,
yakni yang waterial dan vangbukaurua.tlal
Bentuk-il;;;'
pakaiandan
perhiasantubuh
adat'
makanandan
minumanil;rl;;;.n
*dirionrl.
sedangkan yang te"rrnasuk yang bukaniirrir i.ri,
gerak isvarattradisioial
(gani)'
bunvi
isvaratuntuk
iri-r.ir"
(klntongan
tanda
bahaya*
I.t"".ttau
bunvi
g","diTg
;'il;;;';;;fr;"s
Jtl'k;kan
di Afrika)'
dan musik rakvat'7contoh
folklor
lisan
Indonesia.;;;;h fdkfi
lirrn
Indonesiavang
akan-kami
sajikan dalamiri
.i.irf,
.""g"".it.iU"t
asa rakyat, (-b) ungkapantradisional,{c)
;;;;fi;;";i
(i)
sajak'dan puisi rakvat' (e) cerita prosa rakvat; dan n rakyat.rukyat
,"ntut
folklor
Indor{esia yang termasuk dalam kelompok bahasailril'i;;;;
d;t
")
[ahasa-bahaia Nusantara' misalnvalogat bahasa
folklor ini telah kami pinjarn dari Jan Flarold Brunvand' yang dibuat untuk
i'1..
i.flfit
e'S. (Brunvand, 1968: 2-3 ). yang untuk sementara-waktu ini kaminabila
kebudayaan padaumumnya'
menurut Clark
Wissler' italph Linton, dan kawan-ka\\'an, mempunyai unsur-unsur yang;]#;;;;l;;;
r,iwi^t''"
vang kemudian diperinci lagi menjadi,f.ri"irrr-rf.-iivitas
kebuda ya-an:(cuyaral
activities), konrpleksunrur-untut (trait
cowplexes)' unsur-unsur(mits)'
unsur-unsur,,rllli,lri,
li#'i':ffid.*;;';;;;;i
o.iffi;;;
iiil;pl"trr"*it,
sistem,peralatan dan perlengkapaniuiut'
un'u'
kebudavaan,'"11:f-1'-J:Ij
fiid;;-r;;;
t.rgolong
y.ii
n'rr.ri"l
aoiaralain:
arsitektur
rakyatffi;it
;;lt
ilrih,
b"ituk
l-umbungpadi' dan sebagainva)' kerajinanffi;'iffi;di, ;il.'
klmasvarakatan'
bab asa',f
':ll::','i:::1..
:l
(Brunvand,
1978l.f).
Folklor lisan:Folklor lisan adalah
folklor
yang bentuknyamemang-mumi lisan- Bentirk-bentuk (ge,re)folklor
vt;;;;;;;;k
ke dalam.kelompok besarini
antara ia:n (a) bahasa rakvat
(/olk;;il;;;;loeti'
i"tuttn'
pangkattradisiortal'
dr:ntitel
kebangsawanan;(fi;;6;'trr'dlsio*1,
sepertilerib
ahasa' I'epatah'
yaan universal lcu,ursl w$xralsJ adailh
^'
'1..rilpi.iLt""
Cfr*
Wi"f"tJ
.,q.2t: 265\. yang kemudian jufu dianut oleh Pat'a sari;'na,niropologi lainnya seperti Clyde Kluckhon
(letl:
5o7-t2l)'
'l6
perincian cultstal univ$sakn1"ni"li,"tutrr drriyilics. selariutnya ke dalam rrait.roxpierrs' c'ansebagainya' adalah dari Ralph L'inton (Linton' tqo+: lgz-rssi' Mengenai unsur-unsur kct u-dayaan ini drp.t jug,
dib".",'ffiil;;;;;ilaltt
ka'"ng'n Ko"ntjaraningrat vang berjudulPrrgonro, Ant oPolog (1965:
78-80)'
i
?i.
ffi;ffiil;;';;;;;;i;;-;"tuk'n"nggolongian
logat bahasa Sunda
Cirebon
(lihat
Ayatrohaedi,rsze)'
--"n"n*t
t.in
bahasa rakyat adalah slatg. Menurut kamus Webster's NevW.orld Dictionary of the AwericauLauyage (:.9Sef,asal slangadalah kosa kata danidiom
p"r,
p.rrjrhut
gelandanganit.u
kol"ktif
khusus. Malaud diciptakannyabaha-i,
ri.ng
ini
ad"alahuntik
menyamarkan arti bahasanya terhadap-orang luar.Prd.
tt"or.
kini
slang dalamarti
khususitu
(bahasa rahasia) disebut cant.Di
jrkurt"
misalnyacai
adalah istilah-istilah rahasia yang dipergun-akantulang
.op",
t"p**i: