Pelapisan Sosial
•
Golongan Buruh
•
Kaum Priyayi
•
Golongan pedagang pribumi
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
•
Horizontal
perbedaan suku bangsa, agama,
bahasa, adat-istiadat, tradisi
•
Vertikal
keragaman yang diukur
berdasarkan kualitas
•
Mengapa belakangan emosi masyarakat
Menurut Selo Sumarj an t ahap perkembangan masyarakat Indonesia t erdiri dari t iga t ahap yait u:
◦ Masyarakat sederhana
◦ Masyarakat madya
Hubungan dalam keluarga dan masyarakat sangat erat
Organisasi sosial didasarkan pada adat ist iadat yang berbent uk t radisi
Percaya akan kekuat an ghaib
Tingkat but a huruf yang t inggi
Belum ada lembaga khusus
Kegiat an ekonomi sebagian besar dibidang produksi yang dikonsumsi sendiri
Hubungan dengan keluarga masih kuat , hubungan ant ar anggot a masyarakat sudah mulai
mengendur
Adat ist iadat masih dihormat i, mulai t erbuka
Timbul pemikiran yang rasional
Lembaga-lembaga mulai muncul
Ekonomi berorient asi pasar mulai muncul
Hubungan ant ar masyarakat didasarkan karena kebut uhan
Masyarakat sangat percaya t erhadap manf aat ipt ek
Tingkat pendidikan relat if t inggi
Hukum yang berlaku hukum t ert ulis yang sangat kompleks
Gaya kerj a komunal, kolekt if dan got ong royong
Dalam masyarakat agraris t idak dikenal
Adanya modal yang cukup besar
Individualis
Kehidupan diwarnai dengan kompet isi
Karl Marx
sbg. Sumber ut ama berbagai bent uk neo-Marxisme kont emporer. Durkheim
sbg. inspirasi dominan dibalik “ f ungsionalisme st rukt ural” . Walau t idak secara eksplisit menyebut
“ hubungan-hubungan indust rial” , ia menyangkal assumsi para ekonom para ekonom yang
berargumen bahwa:
kondi si kar akt er i st i k pr oduksi kapi t al i sme dapat di at r i but kan pada segal a t i pe ekonomi .
Pr emi s-pr emi s per t ukar an ekonomi s (al . : pr i vat , pengej ar an pr of i t ) yang di anggap sebagai
Formasi pert ukaran ekonomis adalah hasil dari sebuah proses hist oris, shg. Kapit alisme
merupakan bent uk sist em produksi yang khas
dalam sej arah manusia. (karena masih ada sist em produksi lain t ert ent u dari sist em produksi).
Akt ivit as produksi merupakan hubungan dialekt is ant ara kekuat an produksi (pr odukt i ve f or ces) dan
hubungan-hubungan produksi sebagai basis at au subst rukt ur.
Superst rukt urnya adalah: ideologi, hukum, religi, inst it usi-inst it usi polit ik, dan budaya.
Yang dimaksud dengan kekuat an produksi adalah cara-cara mat erial maupun t enaga manusia
Kondisi kekuat an produksi akan membawa kepada modus produksi t ert ent u.
shg bisa dibedakan akt ivit as-akt ivit as produkt if (produksi subsist em at aukah produksi indust rial) Hubungan-hubungan produksi t idak hanya eksis ant ara manusia dengan alam, t et api j uga ant ara manusia dengan manusia lainnya.
Durkheim t idak secara langsung berbicara
mengenai f enomena yang berhubungan dengan ruang produksi indust ri manuf akt ur, t et api
Konsep Durkheim t ent ang “ pembagian kerj a”
Mar k
pembagi an ker j a mempr oduksi konf l i k sosi al dan mer upakan kausa pr i maket i dakseder aj at an sosi al dan al i enasi .
Menurut Durkheim, pembagian kerj a dan
dif f erensiasi f ungsional dari peran-peran individu mencipt akan int egrasi sosial di dalam masyarakat modern. (kont ras dengan pemikiran Mark).
dipengaruhi oleh pemikir sosil Perancias dan Jerman al. : Rousseau, Saint Simon, August e Masyarakat membent uk suat u kesat uan
t erint egrasi yang dalam beberapa hal dapat
diperbandingkan dengan sebuah organisme hidup, bukan hanya mengakar pada int eraksi-int eraksi
individual.
masyarakat merupakan realit as sui gener i s; memiliki karakt erist ik khas t ersendiri, Masyarakat memiliki propert i spesif ik yang dapat dipisahkan dari milik anggot a individualnya.
Masyarakat t erikat menj adi suat u kesat uan bukan karena hubungan mat erial, t et api karena pert alian IDE-IDE, PERASAAN, KEPERCAYAAN MORAL
TRADISIONAL, dan CITA-CITA membent uk warisan budaya para anggot a masyarakat t ersebut .
kesemuanya t umbuh secara sosial, bukan merupakan hasil/ propert i individu t ert ent u.
Perubahan sosial dapat dideskripsikan dengan membedakan menj adi 2 (dua) t ipe solidarit as sosial ; solidarit as MEKANIS dan solidarit as
ORGANIS.
Solidarit as mekanis didasarkan padahomogenit as moral dan sosial , sehingga berciri; t radisional , non individualist ik/ komunal,
Solidarit as organis, masyarakat didasarkan pada individu-individu dengan f ungsi yang berbeda yang dipersat ukan oleh peran-peran komplement er.
Sehingga berciri; personal, kesamaan kesempat an sert a kesederaj at an, regulasi kooperasi sert a
pert ukaran, keseimbangan t ugas dan kewaj iban dan, ot onomi berserikat .
DURKHEIM memandang pabrik dalam kerangka kerj anya dengan analogi ORGANIS. or gani sasi
i ndust r i al adal ah bagi an dar i si st em sosi al at au sosi o-t ekni s (dar i suao-t u pabr i k). Sehi ngga hanya dengan
par t i si pasi peker j a i ndi vi dual dal am manaj emen per usahaan sebuah i nt egr asi si st emat i s dapat
Merupakan t okoh yang memikirkan “ PEMAHAMAN EMPATETIK t erhadap TINDAKAN SOSIAL”
Adalah essensial unt uk membaca basis subj ekt if yang mendasari t indakan sosial .
Pemahaman int erpret at if mengenai t indakan sosial mengacu kepada art i subj ekt if nya yang diarahkan kepada individu-individu at au
Rasionalisasi sebagai dasar t erj adinya perubahan sosial .
Hubungan-hubungan sosial mempengaruhi sert a dipengaruhi oleh pert umbuhan rasionalisasi. (
selanj ut nya menent ukan arah/ bent uk pada hubungan sosial dengan inst it usi). Tingkah laku kapit alis rasional menimbulkan
Pembagian kerj a yang t erdif erensiasi mengkarakt erisasikan kapit al isme.
Sist em kel as yang muncul sebagai akibat dari pembagian kerj a dit andai ol eh birokrasi sebagai nuansa (f eat ure) kapit al isme modern yang pal ing int egral .
Set iap bent uk organisasi yang memil iki hierarki sert a ot orit as dapat menj adi subj ek sebuah proses
expr opr i at i on (=pengambil al ihan/ penggant ian)
“ al at produksi” dal am ist il ah Marx, digant i dengan “ al at administ rasi” .
Menekankan pent ingnya “ organisasi” dan “ birokrasi’ . ( karena birokrasi adalah “ human machine” yang melet akkan organisasi sosial manusia pada t ingkat yang sama dengan rasionalit as f ormal t eknologi di dalam dunia mat erial).
Kemaj uan birokrat isasi menunj ukkan “ t ekanan” ant ara t unt ut an ef isiensi t eknologi administ rasi vs nilai-nilai manusia mengenai spont anit as sert a
ot onomi. ( pada akhirnya birokrasi akan membent uk “ sangkar besi” (iron cage) yang