Contoh Kasus
1. Pada DIPA Universitas B Tahun Anggaran 2012 dengan nomor DIPA-0622/23-04.2.01/15/2011, antara lain terdapat kegiatan pengadaan barang/jasa yaitu Pembangunan Gedung Kuliah Abal – Abal dengan pagu sebesar Rp1.900.000.000,00. 2. Pengadaan dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan dengan metode seleksi umum
melalui e-procurement.
3. Pemenang penyedia barang/jasa yaitu PT. Antah Berantah dengan nilai kontrak Rp1.850.000.000,00 sesuai Kontrak Nomor 11/22/PPK/XI/2012 tanggal 23 November 2012 dengan jangka waktu pelaksanaan yaitu tanggal 23 November s.d. 31 Desember 2012.
4. Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2012 pekerjaan belum bisa diselesaikan maka pekerjaan dihentikan.
5. Pada Tahun Anggaran 2013 sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/PMK.05/2012 tentang Pelaksanaan Sisa Pekerjaan Tahun Anggaran Berkenaan yang dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran berikutnya.
6. Telah dilakukan revisi DIPA tahun anggaran 2013 dan telah disahkan, sehingga anggaran untuk melanjutkan pembangunan gedung Abal – Abal telah tersedia.
7. Garansi bank telah dicairkan sebesar sisa pekerjaan yang belum selesai dilaksanakan. 8. Pekerjaan pembangunan Gedung Abal – Abal lanjutan dilaksanakan dengan
addendum Kontrak Nomor 11/ PPK/IX/2013 tanggal 8 September 2013 dengan jangka waktu pelaksanaan 8 September s.d. 27 Oktober 2013.
9. Berdasarkan dokumen Kontrak, BAST, dan dokumen keuangan, diketahui bahwa pekerjaan lanjutan Pembangu Gedung Abal – Abal Tahun 2012 dinyatakan selesai pada tanggal 28 September 2013 sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor 22/11/PPK/IX/2013.
10. Penyedia Barang/jasa PT Antah Brantah belum dikenakan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan.
11. Pasal 5 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/PMK.05/2012 tentang Pelaksanaan Sisa Pekerjaan Tahun Anggaran Berkenaan Yang Dibebankan Pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran Berikutnya, yang menyatakan bahwa penyedia barang dan/atau jasa yang melanjutkan sisa pekerjaan pada tahun anggaran berikutnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, dikenakan denda keterlambatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang dan/atau jasa.
12. Mengacu pada ketentuan dalam Nomor 25/PMK.05/2012, terhadap keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang pelaksanaan sisa pekerjaannya dilanjutkan pada tahun anggaran berikutnya, maka PT. Antah Brantah harus dikenakan denda keterlambatan, yang dihitung besarnya adalah 20 hari x 1/1000 x Rp1.850.000.000,00 = Rp37.000.000,00. Sampai dengan saat audit PT. Antah Barantah belum dikenakan denda keterlambatan.
13. Pejabat Pembuat Komitmen Universitas B Tahun 2013, kurang cermat dalam mengendalikan pelaksanaan Kontrak dan pengendalian intern tidak berjalan secara optimal.
14. Penerimaan Negara dari denda keterlambatan atas penyelesaian pekerjaan pembangunan gedung Abal – Abal belum diterealisasi sebesar Rp37.000.000,00.
Kode Temuan
1.03.01 Penerimaan negara/daerah atau denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan dipungut/diterima/disetor ke kas negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah