INVENTARISASI GAMBUT
DI DAERAH SUNGAI PAWAN KABUPATEN KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Truman Wijaya
Kelompok Program Peneliti Energi Fosil SARI
Daerah inventarisasi S. Pawan secara geografis daerah penyelidikan termasuk ke dalam enam Lembar Peta Rupa Bumi (Jantop), yaitu No. 1414-21, 22, 23 dan 24 skala 1 : 50.000. Daerah gambut yang diselidiki terletak pada 1o45'00" – 2o00'00"LS
dan 110o00'00" – 110o15'00"BT dengan luas peta penyelidikan sekitar + 80.000 ha. Daerah ini terletak di sebelah tenggara kota Ketapang atau sebelah timur kota Pontianak.
Secara administratip, daerah ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mantan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.
Secara geologi endapan gambut terdapat pada dataran rendah yang disusun satuan endapan aluvium yang terbentuk Kala Holosen dan berada diatas dari Formasi Granit Sukadana yang berumur Kapur Atas
. Dari hasil penyelidikan endapan gambut didaerah ini kemungkinan secara Paleogeografi terbentuk pada cekungan diantara undak-undak bukit batuan beku dan tanggul-tanggul pantai, tidak banyak dipengaruhi sungai, dengan ketebalan lebih dari 9,50 meter.
Secara megaskopis endapan gambut yang ditemukan didaerah ini termasuk kelas Hemics sampai Sapric, berkomposisi sisa tumbuhan berupa pasta sampai ukuran 5 cm, termasuk “Ombrogeneous Peat”.
Sumber daya gambut dihitung dari perkalian antara luas sebaran dan ketebalan rata-rata antara 2 isopah dan dihitung dari ketebalan 1 meter ke atas adalah 36,7084 juta m3, tersebar pada areal seluas ± 9.078,8 ha.
Pada beberapa areal yang mempunyai ketebalan gambut kurang dari 1 meter, telah dimanfaatkan sebagai lahan transmigrasi lokal dan lahan tanaman padi dan kelapa.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Indonesia termasuk negara no 4 di dunia yang mempunyai potensi endapan gambut setelah Kanada, Rusia dan Amerika Serikat. Endapan ini tersebar di seluruh Indonesia seluas kurang lebih 26 juta Ha ( Anderson, 1964, Report Energy of Peat, Shell Companies in Indonesia ). Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka
menjalankan salah satu tugas dan fungsi Pusat Sumber Daya Geologi (PMG) yaitu meninventarisasikan potensi endapan gambut di Indonesia, maka PMG melalui KPP Energi Fosil telah menginventarisasi endapan gambut di sekitar daerah antara Sungai Pawan dan Sungai Kepulu dengan biaya anggaran DIPA- 2010.
menyelenggarakan penelitian, penyelidikan dan pelayanan bidang sumber daya geologi
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan kegiatan inventarisasi gambut di wilayah ini adalah untuk mengumpulkan dan mengevaluasi data dan informasi potensi sumberdaya gambut, serta sejauh mana potensi endapan gambut tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut, dalam rangka pengembangan energi altematif di Provinsi Kalimantan Barat.
Penyelidikan ini dilaksanakan untuk mengetahui sebaran, ketebalan, sumber daya, mutu, bentuk (DOME)
endapan gambut dan kondisi geologi endapan gambut di daerah penyelidikan.
Selain hal tersebut juga untuk mengetahui data umum wilayah seperti infra struktur, kondisi sosial masyarakat, iklim, curah hujan, demografi dan hal-hal lain yang erat kaitannya dengan kegiatan eksplorasi selanjutnya, dengan maksud seluruh data yang didapat diharapkan merupakan data inventarisasi yang akan menunjang dalam menentukan prospek pemanfaatan dan pengembangan serta penggunaannya untuk budidaya dikemudian hari.
Tujuan lain untuk penyusunan data base dan penambahan informasi mengenai keanekaragaman bahan galian yang terdapat di daerah tersebut, juga bertujuan untuk menggali potensi bahan galian yang mungkin dapat ditemukan dan dapat dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan perekonomian serta membantu penyusunan tata ruang untuk daerah setempat.
Melihat luasnya sebaran kuarter pada peta Geologi lembar Ketapang, yang umumnya berupa endapan alluvial dan gambut, yang diendapkan dalam lingkungan darat
sampai rawa, yang diduga mengandung endapan gambut, oleh karena itu perlu adanya penyelidikan pendahuluan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas dari endapan gambut yang ada di daerah tersebut.
Inventarisasi gambut di wilayah Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat merupakan upaya menghimpun data gambut di seluruh Indonesia dalam rangka meningkatkan ketersediaan data gambut yang terbaru dan akurat terutama dalam kaitannya dengan bidang energi alternatif. Hal ini juga berkaitan dengan penyusunan neraca sumberdaya energi fosil dimana salah satu diantaranya adalah gambut.
Lokasi Daerah Penyelidikan.
Secara geografis daerah penyelidikan termasuk ke dalam enam Lembar Peta Rupa Bumi (Jantop), yaitu No. 1414-21, 22, 23 dan 24 skala 1 : 50.000.
Daerah gambut yang diselidiki terletak pada 1o45'00" – 2o00'00"LS dan 110o00'00" – 110o15'00"BT dengan luas peta penyelidikan sekitar + 80.000 ha. Daerah ini terletak di sebelah tenggara kota Ketapang atau sebelah timur kota Pontianak (Gambar 1).
Secara administratip, daerah ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mantan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.
Keadaan Lingkungan
perempuan 205.931 jiwa. Kota Ketapang adalah kota yang multi suku dan etnis. Suku Dayak dan Melayu serta Tionghua yang merupakan tiga suku terbesar di kota ini. Selain itu juga ada suku Jawa dan Madura. Orang Tionghua di kota ini menggunakan dialek Tiochiu sebagai bahasa pengantar sesama Tionghua.Terdapat beberapa SMA dan SMK di kota ini. Juga terdapat beberapa perguruan tinggi, antara lain STAI Al Haudl, Politeknik Ketapang, AMKI, AKPER dan UT. Pendapatan utama Kabupaten Ketapang berasal dari bisnis kayu, kelapa sawit, sarang burung walet, dan jasa perdagangan. Kabupaten Ketapang beriklim tropis dengan suhu rata - rata 23,70° C - 26,70° C dan suhu pada siang hari mencapai 30,80° C serta memiliki curah hujan rata - rata 3696,1 mm / th dengan curah hujan rata - rata per tahun sebanyak 280,75 mm, sedangkan kecepatan angin adalah 3,1 knot dan merupakan yang tertinggi di Kalimantan Barat.
1.5. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan
Personil yang melakukan
penyelidikan pendahuluan direncanakan pelaksana kegiatan terdiri
dari 6 orang dengan komposisi meliputi 2 orang ahli geologi/tambang, 2 orang surveyor dan 2 orang labortoris. Waktu penyelidikan selama 45 hari, dilaksanakan bulan Oktober sampai dengan pertengahan bulan November 2010. Penanggung Jawab Kegiatan kegiatan inventarisasi gambut adalah Kepala Pusat Sumberdaya Geologi.
Penyelidik Terdahulu
Laporan penyelidik terdahulu hanya diketahui dari Peta Geologi Lembar Peta Ketapang, Kalimantan Barat (R. Rustandi dkk , 1993 ), dimana didalamnya tercakup daerah penyelidikan, disusun oleh endapan
aluvium ( Qa ) terdiri dari kerikil, pasir, lempung, lumpur dan gambut. Batuan Granit (KUS) terdiri dari Monzonit kuarsa kerikilan.
Laporan penyelidikan endapan gambut didaeah Rasaujaya (Supardi dkk, 1983) yang terletak disebelah barat daerah penyelidikan tercatat adanya endapan gambut dengan ketebalan sampai 10 meter, daerah ini mempunyai ciri-ciri geologi yang sama sehingga sisa-sisa tumbuhan tersebut kemungkinan besar adalah gambut.
Ucapan Terimakasih
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Badan Geologi.
2. Kapus. Pusat Sumber Daya Geologi
3. Gubernur Provinsi Kalimantan Barat
4. Bupati Kabupaten Pontianak 5. Camat Kabupatend an Kepala
Desa setempat
6. Seluruh penduduk daerah penyelidikan dan rekan-rekan yang telah berpartisipasi dalam penyelidikan ini.
GEOLOGI UMUM Stratigrafi
Tatanan stratigrafi daerah Ketapang menurut R. Rustandi dkk, 1993 dalam Peta Geologi Lembar Ketapang, terdiri dari :
1. Satuan endapan Aluvium pantai, rawa dan undak ( Qa ) berupa pasir lanau, lempung dan sisa tumbuhan ( gambut ) berumur Holosen.
Struktur
Katili ( 1983 ), mengklasifikasikan bahwa sedimen yang mengisi Basin Tersier dibawah endapan rawa gambut sebagai “ Back Arc Basin “. B a s i n K a l i m a n t a n B a r a t d i p e r k i r a k a n dikorelasikan dengan Basin Serawak yang diklasifikasikan dengan Basin dataran stabil, sehingga tidak terjadi strukturisasi.
Endapan Gambut.
Laporan penyelidikan endapan gambut didaerah Encemanan (D.Subekti dkk, 2004) yang letaknya di barat daerah penyelidikan mencatat adanya endapan gambut di sekitar S. Pawan yang cukup tebal. Laporan lain dari P4S Departemen PU di S. Pawan mengandung sumberdaya endapan gambut cukup banyak, diindikasikan dengan sering amblasnya jalan menuju Desa Simpang Titi.
Penyelidikan endapan gambut di daeah Rasaujaya (Supardi dkk, 1983) yang letaknya di barat daerah penyelidikan tercatat adanya endapan gambut dengan ketebalan sampai 10 meter, daerah ini mempunyai ciri-ciri geologi yang sama sehingga sisa-sisa tumbuhan tersebut kemungkinan besar adalah gambut.
KEGIATAN PENYELIDIKAN Penyelidikan lapangan Pengumpulan Data Sekunder
Beberapa penyelidikan pendahuluan telah dilakukan sekitar
dan dekat desa S. Pelang, dari Bakosurtanal dengan peta topografinya, P3G dengan peta geologi daerah S. Pawan dengan mempelajari
stratigrafi batuan yang tercakup di daerah tersebut, dapat diketahui tentang sebaran aluvium yang selanjutnya sebaran tersebut kita pilih menjadi area daerah penyelidikan.
Data-data sekunder di dapat yang sangat membantu daerah penyelidikan, Departemen PU dan Transmigrasi ini sangat membantu tim untuk mencapai lokasi pengumpulan data primer dengan melalui jalan yang dibuat dan mereka pelihara.
Pengumpulan Data Gambut Data Lapangan
Dari hasil pengamatan inti bor, pembentukan gambut didaerah ini diperkirakan dimulai dari penimbunan sisa-sisa tumbuhan jenis tanaman rendah pada lensa-lensa dataran bergelombang rendah – dalam, diantara undak-undak pantai dan bukit-bukit batuan pasir yang telah lama terbentuk didaerah ini. Sehingga diperkirakan dalam pembentukan awal daerah ini kurang dipengaruhi sedimen sungai, dicirikan pula banyaknya aliran anak sungai yang mengalir didaerah ini, sehingga terbentuk endapan gambut yang baik. Selain itu paleogeografinya sangat mendukung dalam pembentukan gambut.
Endapan gambut didaerah ini
termasuk bentuk endapan”Ombrogeneous peat” dan
sebagian kecil “Topogenous peat” sedikit mengandung material matter, ketebalan berkisar antara beberapa cm hingga 9,5 meter.
berupa pasta (Sapric) sampai ukuran komponen 5 cm (Hemic), fragmen-fragmen sisa tumbuhan masih terlihat jelas dengan tingkat pembusukan antara H6 – H9 skala Van Post.
Analisa Laboratorium
Analisa di laboratorium
dilakukan untuk nilai kalori, kandungan abu, sulfur, karbon, zat terbang, kelembaban dan bulk density.
Hasil analisa 15 conto gambut yang di analisa proximate dan sebagian ultimate analisis, didapatkan mutu gambut sebagai berikut (tercantum dalam lampiran) :
Dari hasil analisa nilai kalori antara 4253 - 4940 kal/gr, cukup tinggi untuk endapan gambut di Kalimantan, pada S-01 agak sedikit rendah, dengan kadar abu 12,32 %, ini kemungkinan disebabkan oleh kontaminasi diwaktu pemboran dan dapat dilihat dari nilai fixed karbon yang cukup tinggi serta posisi gambut yang dekat dengan pinggiran cekungan. Bulk-density antara 0,07 - 0,14gr/cc, didalam perhitungan berat diambil bulk density rata-rata gambut di seluruh Indonesia sebesar 0,10 gr/cc. Total sulfur dibawah 1 % kecuali pada conto S-01. PH antara 2,5 – 4,0 susana asam. Volatille Matter antara 48,79- 58,04. Fixed Carbon umumnya tinggi antara 26,11 - 31,22 % ini menunjukan keseimbangan dengan nilai kalori yang ada.
Pengolahan Data
Penyelidikan pendahuluan ini menggunakan metoda pengolahan data yang meliputi :
Studi literatur dari penyelidik terdahulu, rekontruksi data singkapan dan bor tangan serta perhitungan sumberdaya.
Studi literatur, yaitu sebelum menentukan lokasi daerah penyelidikan pertama-tama mempelajari dahulu geologi daerah
yang akan diselidiki, yaitu dengan menggunakan panduan peta geologi regional.
Penyelidikan lapangan, yaitu, Orientasi dan Pemetaan Geologi Permukaan dan membuat rekontruksi penyebaran antara singkapan dan bor tangan berdasarkan posisi dan penyebaran dari singkapan dan bor tangan.
Sumberdaya gambut dihitung dengan perkalian antara luas sebaran gambut dengan ketebalan rata-rata antara dua isopah. Luas sebaran gambut dibagi menjadi 4 bagian menurut ketebalannya, yaitu sebaran gambut dengan ketebalan antara 1-3 m, 3-5 m, 5-7 m dan lebih besar dari >7m. Ketebalan gambut rata-rata ialah ketebalan antara dua isopah yang dibagi menjadi empat bagian yaitu 2 m, 4m, 5m dan 8 m.
Sumberdaya = { Luas x Tebal rata-rata (m) x Bulk density (ton) dimana Bd adalah berat jenis rata-rata sumberdaya gambut.
HASIL PENYELIDIKAN Geologi Daerah Penyelidikan Morfologi
Secara keseluruhan daerah yang diselidiki memperlihatkan bentuk morfologi relatif rendah dengan ketinggian berkisar antara 3 meter sampai 5 meter.
Dataran rendah yang mempunyai ketinggian maksimal 5 meter diisi oleh endapan gambut dan lempung.
4.1.2. Stratigrafi
endapan gambut dan endapan lainnya, yang terdiri atas :
Gambut, ombrogenus (setebal 1 – 9,5 m) dan gambut topogenus yang secara makroskopis dapat dikualifikasikan pada endapan gambut saprik sampai Hemik, derajat kematangan H6-H9.
Endapan tanggul ( levee ) terbentuk di pinggir sungai dan berfungsi sebagai tanggul sungai. Endapan tanggul terdiri dari partikel lempung, batupasir halus dan lanau (silt).
Endapan dasar gambut yang umumnya terdiri dari lempung dengan kandungan partikel organik, dan di daerah penyelidikan terdapat disebagian tempat yang mempunyai dasar lempung-pasiran.
Batuan Granit Sukadana yang terletak dibawah endapan gambut dibagian utara daerah penyelidikan tersingkap terdiri dari putih-abu-abu terang kurang padu. Sepanjang aliran Sungai Pawan tersebut material sedimennya membentuk tanggul-tanggul sungai, membentuk areal rawa gambut dan material yang diendapkan di daerah daratan banjir lebih kasar. Sedangkan pada dataran pertanian, perkampungan tanahnya umumnya terdiri dari lanau-pasir lepas bersifat darat (endapan sungai tua). Dari beberapa lubang bor didasar endapan gambut diketahui terdapat banyak lumpur organik.
Struktur
B a s i n K a l i m a n t a n B a r a t d i p e r k i r a k a n dikorelasikan dengan Basin Serawak yang diklasifikasikan dengan Basin dataran stabil, sehingga di daerah penyelidikan S. Pawan tidak terjadi strukturisasi.
Potensi Endapan Gambut
Pembentukan endapan gambut tergantung juga dari “Paleogeografi” dimana endapan tersebut terbentuk. Dari hasil pengamatan terutama dari pemboran dan juga bentuk morfologi permukaan, endapan gambut di daerah ini terbentuk diantara undak-undak batuan pasir dan tanggul-tanggul pantai, sungai disekitarnya pada satuan Aluvium rawa
Di Kalimantan Barat bahan utama gambut adalah senyawa organik dan air. Unsur organiknya membentuk suatu rantai molekul terdiri atas asam humat, asam fulvat, humin, karbohidrat, malam, protein, lignit, sellulosa, bitumen dan senyawa lainnya.
Endapan gambut di Ketapang mempunyai sifat relatif heterogen, tetapi dominan H6-H9 yang terdiri dari bahan organik dan anorganik yang sangat kompleks dan telah mengalami dekomposisi secara menengah hingga tinggi yang biasanya cocok untuk energi. Komponen organik berupa karbon hidrogen yang terkandung didalamnya adalah komponen yang sangat penting dalam pemanfaatan gambut sebagai bahan energi.
Kualitas endapan gambut
mempunyai sifat fisik secara megaskopis sebagai berikut:
Warna, gambut dekat permukaan kadang-kadang ditemukan berwarna coklat tua sampai hitam, hal ini disebabkan oleh pengaruh oksidasi dan bekas hutan terbakar. Warna ini banyak dipengaruhi oleh derajat pembusukan dan pengotoran zat anorganik. Pada gambut dekat dengan batuan dasar cekungan berwarna hitam kecoklatan sedangkan makin ke atas makin dominan warna coklat.
mempunyai H rendah dan sebaliknya pada dasar gambut mempunyai derajat pembusukan yang tinggi. Sebaran kearah horizontal tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok, derajat pembusukan (H), yaitu antara H6-H9 (saprik sampai hemik ).
Kandungan kayu (W), gambut tidak homogen. Pada gambut yang tedapat di bagian bawah umumnya, mempunyai kandungan kayu relatip lebih banyak dibandingkan dengan bagian atas. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain derajat pembusukan dan kecepatan proses pembentukan gambut, di bagian bawah permukaan air tanah pembentukan gambut lebih cepat, sedangkan dibagian atas kayu banyak terbusukan. Kandungan kayu berkisar antara 5 - 15 %.
Kandungan akar (R), pada bagian atas sebagian besar berasal dari tumbuhan baru, sedangkan yang berasal dari tumbuhan yang lama banyak yang telah hancur, kandungan akar yang tinggi ( >30% ) terdapat dekat dengan permukaan.
Kandungan serat (F), gambut dapat digolongkan kepada saprik sampai hemik, yang dipengaruhi oleh proses derajat pembusukan setempat, dengan prosentase kandungan serat >25 %, terutama dibagian bawah (dari tumbuhan nipah dan bakau).
Kandungan air (M), gambut erat hubungannya dengan muka air tanah. Pada musim hujan air tanah hampir sama tinggi dari pada permukaan gambut. Pada waktu penyelidikan permukaan air tanah tingginya 0 - 0,5 m dibawah permukaan gambut
Sumberdaya = { Luas x Tebal rata-rata (m) x Bulk density (ton) dimana Bd adalah berat jenis rata-rata sumberdaya gambut.
Sumberdaya 367,084x106 X 100 kg =
36.708,4x106 kg atau 36,7084 juta ton. gambut kering ( +5 % air, Bulk density
rata-rata 0,1gr/cc atau 100 kg/m3 ). Luas areal gambut 9.078,8 ha.
Prospek Pemanfaatan
Umumnya berdasarkan
pengalaman di lapangan, selain sebagai bahan energi alternatif gambut dapat dimanfaatkan antara lain untuk industri dan lahan pertanian. Endapan gambut dikelompokan berdasarkan pola manfaat sebagai berikut :
¾ Lahan gambut dengan ketebalan 0 sampai kurang dari 1 meter umumnya dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian bahan makanan padi, palawija dan hortikultura.
¾ Lahan gambut dengan ketebalan kurang dari 2 meter biasanya masih dapat digunakan sebagai lahan pertanian produksi perkebunan rakyat ataupun perkebunan besar seperti karet, sawit, sagu dan tanaman produksi lain dengan irigasi teratur.
¾ Lahan gambut dengan ketebalan lebih dari 2 meter umumnya tidak pernah bagus untuk lahan pertanian, diharapkan lahan gambut tersebut dapat dipergunakan untuk energi alternatif.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Endapan gambut yang dijumpai didaerah penyelidikan terjadi dilingkungan rawa air tawar sampai dataran banjir, termasuk
bentuk endapan “Ombrogeneous” dan terdiri dari
2. Granit Sukadana yang terdiri dari Monzonit-kuarsa berumur Kapur Atas sebagai dasar dari endapan gambut.
3. Dari hasil pemboran diketahui ketebalan endapan gambut berkisar dari beberapa cm sampai 9,50 meter, sumberdaya gambut 36,7084 juta ton, dengan luas sebaran 9.078,8 ha.
4. Lahan gambut kurang dari 1 meter telah dimanfaatkan sebagai lahan transmigrasi lokal, lahan tanaman padi kebun dan kelapa. Sedangkan pada lahan gambut tebal masih belum dimanfaatkan secara optimal, dan disarankan untuk bahan energi alternatif maupun industri,
karena lokasi dekat dengan kota Kecamatan yang cukup padat penduduk dan umumnya masih menggunakan energi diesel/solar sebagai pembangkit listrik.
SARAN
Disarankan dengan kondisi jalan antara Desa S. Pelang dan Tumbang Titi yang selalu rusak, karena memotong dome gambut untuk dipindahkan kearah timur supaya tidak merusak dome gambut dan tidak terjadi penurunan terus menerus areal dome gambut.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew I, Quarles Van Ufford, B.A., (1996); Stratigraphy, Struktural Geology And Tectonics Of a Young For Arc Continent Collisian, Western Central Range, Irian Jaya (Western New Guinea), Indonesia.
Anderson, J.A.R., 1964. The Structure And Development Of The Peat
Swamps Of Serawak And Brunei. Journal of Tropical Geography. vol. 18,
1964.
A.J.P Goret, 1983; General Studies of Mires; Swamp, Bog, Fen and Moor (Ecosystems of The World 4A), Elsevier Scentific Publisahing Company, Amsterdam – Ox for A New York.
Diemont, W.H., and Supardi, 1986: Genesis of Indonesia Lowland Peats and Possibilities for Development. Symposium and exhibition lowland
development in Indonesia, Jakarta. University of Illinois, Urbana,Illinois.
Euroconsult, (1984) : Preliminary Assestment of Peat Development Potential.
Final Report., Euroconsult, Ahrnem, The Netherland.
Geyh, H.R., Kudras Streif, H., (1974): Global changes in post Glacial Sea Level. A Memorial Calculation Quartenary Research P.264-287.
E. Rustandi dkk, Peta Geologi lembar Ketapang 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Th, 1993
Shell International, (1983) : Utilization of Indonesian Peat for PowerGeneration.
Shell International Petroleum, London. .
Supardi, 1983; Kegunaan gambut dan perkembangannya di Indonesia, Direktorat Sumber Daya Mineral, Bandung
Daerah Penyelidikan
Gambar 1 Peta Indek Daerah Inventarisasi
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penyelidikan
` Bulan-Tahun 2010
Juni Juli Agust Sept Oktober November Desember
Persiapan
Pemaparan
Kegiatan lapangan
Penyusunan laporan
Analisis
laboratorium
Pengolahan data
Penyusunan laporan
Tabel 3 Curah Hujan Bulanan Tahun 2009
Sumber BPP. Kabupaten. Ketapang
NO BULAN CURAH HUJAN
{1} {2} ( mm )
01 Januari 544
02 Pebruari 141
03 Maret 224
04 April 365
05 Mei 253
06 Juni 99
07 Juli 44
08 Agustus 60
09 September 34
10 Oktober 404
11 Nopember 581
12 Desember 620
Tabel 4. Stratigrafi Daerah Ketapang
UMUR FORMASI KETERANGAN LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
H
O
L
O
S
E
N
Endapan
Permukaan
(Qa)
G
N
K
E
R
B
A
I
Terdiri dari lanau, abu-abu
kekuningan, padat,
bercampur organik,
lempung abu-abu terang
agak kotor lembek-padat,
lumpur dan gambut
Rawa air tawar,
air laut sampai
dataran banjir.
K
A
P
U
R
Granit
Sukadana
(KUS)
Granit Sukadana (KUS),
terdiri dari Monzonit
kuarsa kerikilan berumur
Kapur Atas
Tabel 6. Kolom Stratigrafi Daerah Penyelidikan
UMUR FORMASI PEMERIAN LITOLOGI LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
H
O
G
N
A
P
I
K
E
R
B
A
ALLUVIUM
RAWA
Gambut
a.Gambut ombrogenus ( murni)
b.Gambut topogenus ( gambut-
terpengaruh material klastik)
Paludal
L
O
Pasir, abu-abu-putih, berbutir halus, bersifat
lempungan dan lanauan pasir atau lanau
dibagian atas.
Lempung, abu2, plastis, lanauan
kadang-kadang pasiran
Fluviatil/
dataran banjir
S
E
N
lempung, abu2 kotor plastis dengan lanau
kadang-kadang pasir, berbutir halus
mengandung mengandung material organik,
cangkang kerang
Laut dangkal
P
R
A
T
E
R
S
I
E
R
KAPUR
ATAS
Granit Sukadana
(KUS)
Monzonit-kuarsa, setempat pasir
kuars-akerikilan, berwarna putih kotor, berbutir
medium – kasar
I
Tabel 6. Ringkasan Perhitungan Sumberdaya Gambut.
Daerah Luas juta
(m2)
ketebalan
rata-rata ( m )
Sumberdaya
juta (m3)
isopah 1-3 m 36,853 2 73,706
isopah 3-5 m 25,286 4 101,144
isopah 5-7 m 19,222 6 115,332
isopah 7-9m 8,164 8 65,312
isopah >9m 1,253 9,25 11,59
jumlah 90,778 367,084
Tabel 5. Hasil Pengamatan Lapangan Dari Bor Tangan, Singkapan, dan GPS
No Conto Ketebalan m
Koordinat UTM
Keterangan
x y
1 P1 1,00 402355.9133 9790185.9704 saprik-hemik
2 P2 1,9 402566.1685 9790690.8722 saprik
3 P3 3,0 402442.5120 9791023.8644 saprik-hemik
4 P4 4,0 402377.9582 9791379.8231 saprik
5 P5 5,1 402460.7433 9791865.9451 saprik-hemik
6 P6 6,0 402324.0086 9792307.6610 saprik
7 P7 7,0 402158.2513 9792711.0444 saprik
8 P8 7,9 402006.7665 9792993.1402 saprik
9 P9 8,5 401774.6904 9793103.2536 saprik-hemik
10 P10 9,5 400748.6315 9792965.8003 saprik
12 P12 7,8 400063.7477 9792527.7077 saprik-hemik
13 P13 1,4 399805.0712 9792222.9720 saprik
14 P14 6,0 399530.9512 9792064.8180 saprik
15 P15 5,1 399264.5527 9791910.5215 saprik-hemik
16 P16 4,1 399183.4750 9791740.7953 saprik-hemik
17 P17 3.2 398745.4313 9791577.2176 saprik
18 P18 2,0 398523.8810 9791372.5760 saprik
19 P19 1,2 398271.6222 9791248.3336 saprik-hemik
20 P20 9,0 401871.1316 9793659.5834 saprik-hemik
21 P21 8,0 402343.4645 9793926.7040 saprik
22 P22 7,0 403512.2447 9794587.6137 saprik
23 P23 6,0 406432.7448 9796880.2192 saprik
24 P24 5,2 407361.7336 9797662.5277 saprik-hemik
25 P25 4,0 407609.4081 9798076.8698 saprik
26 P26 3,0 408196.2879 9798622.8801 saprik
27 P27 1,9 408484.9088 9798962.4104 saprik-hemik
28 P28 1,1 409009.0571 9799296.1860 saprik
29 P29 3,8 404803.4067 9797123.0964 saprik
30 P30 2,5 404808.2421 9797578.0592 saprik-hemik
31 P31 1,8 404769.4103 9797785.9021 saprik
32 P32 1,1 404444.8869 9797974.3462 saprik
33 P33 2,9 407333.4367 9798522.5105 saprik-hemik
34 P34 1,5 406978.8954 9798877.8770 saprik
35 P35 1,1 406317.1381 9798831.9361 saprik
36 P36 1,0 407819.6039 9799288.5577 saprik-hemik
37 P37 1,5 407942.4177 9799153.7345 saprik
38 P38 2,2 408351.6759 9798884.4524 saprik
39 P39 1,1 409871.2964 9799165.3203 saprik
PETA SEBARAN ENDAPAN GAMBUT SUNGAI PAWAN SKALA : 1 : 50.000
Lokasi Titik Bor Gambut Isopah Endapan GambutJalan Utama
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PETA GEOLOGI DAN SEBARAN GAMBUT
DAERAH PANGKOH, KABUPATEN BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Disusun : Ir. Truman Wijaya
390.000 400.000 410.000
1°50'00" LS
1°55'00" L.S
388.770
1°45'00" LS
110°05'00" BT 110°10'00" BT
9.780.000 KALI MANTAN BARAT
S. PAWAN
Sungai Jawi Pemukiman Transmigrasi
P1
Endapan Gambut
A
0 1 2
Batu Granit Sukadana
B
0 1 2 Kanal Transmigrasi
Qa Qa
7- 9 m