• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN TAHUN 2014 GANJIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENELITIAN TAHUN 2014 GANJIL"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK

MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS HKBP

NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR

Oleh :

OSCO PARMONANGAN SIJABAT, S.Pd.,M.Pd.

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi

LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

(2)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS HKBP

NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR

Oleh: Osco Parmonangan Sijabat

(Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen)

ABSTRAK

Ketatnya persaingan dalam industri jasa pendidikan menuntut Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen untuk menjaga kualitas pelayanan dalam meningkatkan keunggulannya agar mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya dalam menghasilkan prestasi akademik yang menjamin mutu lulusannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap peningkatan prestasi akademik mahasiswa program studi pendidikan ekonomi Universitas HKBP Nommensen. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari penyebaran kuesioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Data dianalisismenggunakan metode deskriptif, tabulasi silang, chisquare

dan regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pelanggan Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen sebagian besar berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia saat masuk 24 tahun dan paling banyak memiliki status belum bekerja serta sumber biaya pendidikan berasal dari orang tua. Sedangkan kualitas pelayanan yang kinerjanya tertinggi adalah pemberian kesempatan bertanya/diskusi bagi setiap mahasiswa. Kemampuan staf pengajar dalam menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan di kelas berpeluang 19 kali lebih besar dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa dan pemberian motivasi oleh staf pengajar sewaktu bimbingan atau konsultasi juga 30 kali lebih besar mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, serta pemberian motivasi sewaktu bimbingan atau konsultasi terbukti secara signifikan dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa program studi pendidikan ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar diatas standar.

Kata Kunci:

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persaingan industri yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan agar mampu

mempertahankan keberadaannya. Perusahaan harus memiliki sistem pemasaran yang baik

sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan memimpin di pasar global.

Demikian halnya dalam lembaga pendidikan juga tak luput dari kompetisi. Lembaga

pendidikan memiliki peran strategis dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang

berkualitas, berkompeten dan mampu bersaing. Lembaga pendidikan adalah organisasi sosial

yang penting dalam mewariskan dan memelihara suatu budaya. Lembaga pendidikan yang

merupakan penyambung penting yang menghubungkan masa lalu juga masa depan. Lembaga

pendidikan memelihara budaya dan memberitahukan anggota-anggota barunya tentang apa

yang terjadi, apa yang penting, dan apa yang harus diketahui oleh anggotanya.

Perguruan Tinggi adalah lembaga pendidikan (tinggi) yang diharapkan peranannya

secara signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa untuk menunjang pembangunan

sumberdaya manusia menuju masyarakat yang maju sehingga mampu bersaing dengan

bangsa-bangsa lain. Perguruan tinggi adalah salah satu sarana yang dapat digunakan dalam

menciptakan suatu tenaga yang ahli di bidangnya. Perguruan Tinggi merupakan salah satu

tempat yang berperan dalam pembinaan dan peningkatan keterampilan juga pengetahuan

untuk menjadikan generasi baru yang berkualitas tinggi agar mampu mengejar dan

mengembangkan iptek yang dianggap sebagai katalisator kemajuan ekonomi yang akan

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu perguruan tinggi memiliki tanggung

jawab etis terhadap kualitas lulusannya, seperti kemampuan kerja, kreativitas, pengakuan

masyarakat sebagai penyerap sumber daya manusia terhadap kredibilitas perguruan tinggi

tersebut (Sampurna, 2002). Perguruan Tinggi juga harus mampu memobilisasi segala potensi

sumberdaya secara optimal untuk dapat melakukan proses pendidikan yang mampu

menghasilkan output berkualitas.

Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar merupakan salah satu perguruan tinggi yang diharapkan perannya dalam

(4)

dan terbaik di Sumatera Utara, dituntut meningkatkan mutu layanan dan mutu akademik agar

mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. Persaingan yang kian kompetitif antara

Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam merebutkan

segmen pasar, menuntut Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP

Nommensen Pematangsiantar berupaya meningkatkan mutu layanan dalam menjamin mutu

lulusan. Mutu lulusan harus menjadi fokus perhatian dalam membangun keunggulan bersaing

dengan perguruan tinggi lainnya. Daya saing sebuah perguruan tinggi sangat ditentukan oleh

mutu lulusannya.

Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar telah dapat menunjukkan eksistensinya di dalam bidang jasa pendidikan.

Selama Kurun waktu empat tahun terakhir, program studi ini memiliki jumlah mahasiswa

yang potensial dan cenderung meningkat. Data jumlah mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Jumlah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar

NO ANGKATAN JUMLAH MAHASISWA (orang)

2. 2011 204

3. 2012 217

4. 2013 248

5. 2014 274

JUMLAH 943

Sumber : Data Statistik Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar, 2014.

Dalam memasarkan programnya kepada masyarakat, perguruan-perguruan tinggi

berlomba untuk menawarkan jasa pendidikan terbaik yang dapat diterima oleh masyarakat.

Ketatnya persaingan dalam industri jasa pendidikan mengharuskan Program Studi Pendidikan

Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar untuk menjaga kualitasnya

dalam mengetahui apa kebutuhan dan keinginan pelanggan. Program Studi ini juga sangat

bergantung pada pelanggan (stakeholders). Oleh karena itu, perlu diketahui kualitas pelayanan

produk jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan pada industri jasa pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengkaji topik penelitian tentang pengaruh pelayanan

yang diberikan terhadap prestasi akademik mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

(5)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan

permasalahan penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pelanggan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

HKBP Nommensen Pematangsiantar?

2. Bagaimana penilaian pelanggan terhadap tingkat kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan

Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar?

3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap prestasi akademik mahasiswa Program

Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar?

1.3. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengaruh kualitas pelayanan Program Studi Pendidikan

Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar terhadap prestasi akademik

mahasiswa. Penelitian dilakukan terbatas hanya pada lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu :

Tangibility, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty. Sedangkan prestasi

akademik mahasiswa diukur dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Responden dalam

penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2011, Program Studi Pendidikan Ekonomi

FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Penarikan sampel dilakukan secara

purposive (sengaja) sesuai dengan kebutuhan penelitian.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi karakteristik pelanggan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP

Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar.

2. Menganalisis tingkat kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan Program Studi Pendidikan

Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar berdasarkan penilaian

pelanggan.

3. Menganalisis pengaruh kualitas pelayanan yang dilakukan Program Studi Pendidikan

Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar terhadap prestasi

(6)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Kerangka Teoritis

2.1.1. Konsep Kualitas Pelayanan

Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang

berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat

(Kotler, 2005). Jika perusahaan ingin bertahan dalam persaingan, apalagi ingin memperoleh

laba, mereka tidak mempunyai pilihan kecuali menjalankan manajemen mutu total (Total

Quality Management – TQM). Lovelock dan Wright mendefinisikan kualitas jasa sebagai

evaluasi kognitif jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu perusahaan. Untuk

meningkatkan kualitas pelayanan diperlukan jasa pelengkap. Pada dasarnya terdapat puluhan

jasa pelengkap yang berbeda, tetapi hampir semuanya dapat digolongkan menjadi delapan

kelompok (Lovelock dan Wright, 2005), yaitu :

1. Informasi, yaitu sekelompok jasa pelengkap yang mempermudah pembelian dan

penggunaan jasa dengan memberitahukan kepada pelanggan tentang fitur dan kinerja jasa

sebelum, selama, dan setelah penyerahan jasa.

2. Penerimaan pesanan, yaitu sekelompok jasa pelengkap yang mempermudah pembelian

dengan menciptakan prosedur yang cepat, akurat, dan tanggap untuk menerima

permohonan keanggotaan, melakukan pemesanan, atau melakukan reservasi.

3. Penagihan, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang memudahkan pembelian dengan

menyediakan dokumentasi yang jelas, tepat waktu, akurat, dan relevan tentang apa yang

harus dibayar pelanggan, ditambah dengan informasi tentang bagaimana membayarnya.

4. Pembayaran, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang memudahkan pembelian dengan

menawarkan pilihan prosedur yang mudah untuk melakukan pembayaran dengan cepat.

5. Konsultasi, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang menambah nilai dengan memberikan

jawaban kepada pelanggan yang membutuhkan saran, konseling, atau pelatihan untuk

membantu mereka mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari pengalaman jasa tersebut.

6. Keramahan, yaitu sekelompok jasa pelengkap yang menambah nilai dengan cara

memperlakukan para pelanggan seperti tamu dan menyediakan perlengkapan kenyamanan

(7)

7. Pengamanan, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang menambah nilai dengan membantu

pelanggan menangani atau mengamankan barang milik pribadinya yang mereka bawa ke

tempat penyerahan jasa atau tempat mereka membeli.

8. Pengecualian, yaitu sekumpulan jasa pelengkap yang menambah nilai dengan menanggapi

permintaan khusus, memecahkan masalah, menangani pengaduan dan saran, dan

menyediakan kompensasi atau kegagalan jasa.

Pencapaian kepuasan pelanggan melalui kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan

beberapa pendekatan (Kotler, 2005) :

1. Memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang tengah terjadi antara pihak manajemen dan

pelanggan.

2. Perusahaan harus mampu membangun komitmen bersama untuk menciptakan visi di dalam

perbaikan proses pelayanan.

3. Memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan keluhan.

4. Mengembangkan dan menerapkan accountable, proactive, dan partnership marketing

sesuai situasi pemasaran.

2.1.2. Defenisi Pelanggan

Pelanggan adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi standar

kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performansi suatu

perusahaan. Pada dasarnya dikenal tiga macam pelanggan dalam sistem kualitas modern

(Gasperz dalam Nasution, 2004), yaitu pelanggan internal, pelanggan antara dan pelanggan

eksternal.

1. Pelanggan Internal

Adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki pengaruh pada performansi

pekerjaan (atau perusahaan) kita. Bagian-bagian pembelian, produksi, penjualan,

pembayaran gaji, rekrutmen, dan karyawan merupakan contoh dari pelanggan internal.

2. Pelanggan Antara

Adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai perantara, bukan sebagai pemakai

akhir produk. Distributor yang mendistribusikan produk-produk, agen-agen perjalanan yang

(8)

3. Pelanggan Eksternal

Adalah pembeli atau pemakai akhir produk, yang sering disebut dengan pelanggan nyata.

Pelanggan eksternal merupakan orang yang membayar untuk menggunakan produk yang

dihasilkan.

2.1.3. Nilai Pelanggan

Drucker dalam Kotler (2005) menyatakan bahwa tugas pertama sebuah perusahaan

adalah menciptakan pelanggan. Nilai yang diterima pelanggan (Customer Delivered Value)

adalah selisih antara total customer value atau jumlah nilai bagi pelanggan dan total customer

cost atau biaya total pelanggan. Total customer value adalah kumpulan manfaat yang

diharapkan diperoleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Total customer cost adalah

kumpulan pengorbanan yang diperkirakan pelanggan akan terjadi dalam mengevaluasi,

memperoleh dan menggunakan produk atau jasa tersebut.

Menciptakan nilai untuk pelanggan berkaitan dengan konsep 8 P (Lovelock dan Wright, 2005), yaitu :

1.Tempat dan waktu (place and time), keputusan manajemen tentang kapan, dimana dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan

2.Proses (process), metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan.

3.Produktivitas (produkctivity), seberapa efesien pengubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan.

4.Kualitas (quality), sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka.

5.Orang (people), karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat dalam proses produksi.

6.Promosi dan edukasi (promotion and education), semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu.

7.Bukti fisik (phisical evidence), petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa.

8.Harga dan biaya jasa lainnya (price and others cost service), pengeluaran uang, waktu dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa.

Menurut Rangkuti (2003) nilai didefinisikan sebagai pengkajian secara menyeluruh

manfaat suatu produk yang didasarkan pada persepsi pelanggan atas apa yang telah diterima

(9)

pelayanan serta manfaat dari produk. Selain uang pelanggan juga mengeluarkan waktu dan

tenaga guna mendapatkan suatu produk.

2.1.4. Lembaga Pendidikan

Pendidikan secara umum merupakan usaha yang sengaja diadakan dan dilakukan

secara sistematis secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan

tingkatannya guna menyampaikan, menumbuhkan dan mendapatkan pengetahuan, sikap, nilai,

kecakapan, atau keterampilan yang dikehendaki (Hardjana, 2001).

Menurut Atmodiwirio (2000) pendidikan adalah pembelajaran yang dipersiapkan untuk

meningkatkan pelaksanaan pekerjaan pada masa yang akan datang atau meningkatkan

seseorang untuk dapat menerima tanggung jawab atau tugas-tugas baru.

Pasal 2 PP 30/1990 dalam Indriyanto (2005) mengungkapkan bahwa fungsi utama

lembaga pendidikan tinggi adalah menyiapkan peserta didik agar pada waktunya menjadi

anggota masyarakat yang berguna. Fungsi ini diselenggarakan melalui kegiatan fungsional

yang dikenal sebagai Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat. Selanjutnya kebijakan Depdikbud dalam meningkatkan

relevansi pendidikan yaitu: relevansi dengan kebutuhan pembangunan pada umumnya dan

dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha serta dunia industri pada khususnya melalui apa

yang disebut Link and Match (keterkaitan dan kesepadanan). Aspek relevansi ini akan

berkaitan pula dengan aspek pemerataan kesempatan, kualitas dan efesiensi (Indriyanto,

2005).

2.1.5. Lingkungan Akademik

Perguruan Tinggi merupakan wahana tenaga ahli yang diharapkan mampu

mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberi sumbangan kepada pembangunan.

Perguruan Tinggi sebagai wadah untuk menciptakan kader-kader pemimpin bangsa

memerlukan suatu pengelolaan yang berbeda dengan pengelolaan instansi non-pendidikan,

karena dalam wadah ini berkumpul orang-orang yang berilmu dan bernalar (Artawan, 2004).

Proses pendidikan tinggi berada dalam suatu lingkungan akademik. Lingkungan

akademik perguruan tinggi adalah ruang lingkup tempat proses belajar dan tempat

(10)

(Kurniawan, 2005). Di dalam lingkungan akademik terdapat beberapa komponen, yaitu :

dosen, mahasiswa, manajemen perguruan tinggi dan sarana untuk mendukung kegiatan

perkuliahan. Dosen adalah seseorang yang berdasarkan persyaratan pendidikan, keahlian dan

kemampuannya diangkat oleh rektor untuk menjalankan tugas pokok pendidikan. Dosen

merupakan staf perguruan tinggi yang bertugas mengajar dan membimbing para mahasiswa,

sedangkan mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar secara sah dan belajar di perguruan

tinggi. Manajemen perguruan tinggi harus mampu melakukan sinkronisasi antara tujuan

pribadi dengan visi dan misi lembaga.

Peningkatan kinerja manajemen tidak terjadi secara acak atau kebetulan tetapi lebih

merupakan akibat dari tindakan pengelolaan atau pembinaan yang direncanakan,

diorganisasikan, dilaksanakan dan dikendalikan secara komprehensif dan terintegrasi. Pada

manajemen perguruan tinggi terdapat staf-staf yang mendukung kelancaran kegiatan

perkuliahan seperti staf akademik, staf keuangan dan staf administrasi. Sarana dalam

mendukung kegiatan perkuliahan diantaranya seperti: ruang kuliah, laboratorium,

perpustakaan, dan berbagai sarana lain yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan

perkuliahaan.

2.1.6. Budaya Akademik

Menurut Kurniawan (2005) budaya akademik sebagai suatu subsistem perguruan tinggi

memegang peranan penting dalam upaya membangun dan mengembangkan kebudayaan dan

peradaban masyarakat dan bangsa secara keseluruhan. Pemilikan budaya akademik seharusnya

menjadi keinginan semua insan akademik, yakni dosen dan mahasiswa. Derajat akademik

tertinggi bagi seorang dosen adalah dicapainya kemampuan akademik pada tingkat guru besar

(profesor). Sedangkan bagi mahasiswa adalah apabila ia mampu mencapai prestasi akademik

yang setinggi-tingginya.

Bagi dosen mencapai derajat akademik guru besar dengan melakukan tindakan

akademik pendukung tercapainya derajat guru besar. Dosen harus melakukan penelitian untuk

mendukung karya ilmiah, menulis jurnal-jurnal ilmiah, mengikuti seminar dalam berbagai

tingkat dan forum, dan lain-lain. Selain itu, dosen tersebut juga harus melakukan pengabdian

pada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan

(11)

Bagi mahasiswa faktor-faktor yang dapat menghasilkan prestasi akademik adalah

terprogramnya kegiatan belajar, giat untuk memburu referensi aktual dan mutakhir, diskusi

substansial akademik, aktif organisasi dan sebagainya (Purwanto, 2000). Melalui aktivitas

seperti itu diharapkan budaya mutu dapat dikembangkan secara bertahap dan menjadi

kebiasaan dalam perilaku tenaga akademik dan mahasiswa dalam proses pendidikan di

perguruan tinggi.

2.1.7. Prestasi Akademik

Prestasi akademik adalah suatu nilai atau ukuran yang diperoleh seseorang dalam

sebuah lembaga pendidikan menurut standar atau kinerja tertentu dan merupakan fungsi dari

faktor-faktor sekolah (in school factors) dan faktor-faktor lainnya (Indriyanto, 2005). Menurut

Slameto (2003), Prestasi akademik merupakan output yang sangat penting dan merupakan alat

pengukur kemampuan kognitif siswa. Untuk mencapai prestasi akademik yang baik, seorang

siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di sekitar kehidupannya baik yang terjadi

di rumah tangga maupun di dalam pergaulan masyarakat. Cara belajar juga menentukan

keberhasilan anak dalam mencapai prestasi. Belajar dengan cara teratur dan bertahap akan

lebih menanamkan ilmu tersebut dalam diri anak (Hartanto, 1991).

Prestasi belajar yang dimiliki seorang anak, tidak hanya dilihat dari keberhasilan anak

di kelas. Kemampuan remaja dalam bersosialisasi dapat menjadi suatu prestasi untuk remaja.

Remaja dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki dengan mengikuti berbagai aktivitas,

baik aktivitas yang ada di sekolah maupun di luar sekolah (Hurlock, 1994).

Menurut Suparno (2001) prestasi akademik mahasiswa selama mengikuti pendidikan

di perguruan tinggi dinilai dari penilaian mata kuliah, penilaian semester, penilaian akhir tahun

akademik dan penilaian akhir program studi. Tolak ukur yang terutama dipakai adalah Indeks

Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh mahasiswa.

2.1.8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Menurut Widiastono (2004) usaha untuk menghasilkan orang yang memiliki

kecakapan teknis dan siap kerja di tengah tuntutan masyarakat global merupakan salah satu

dari keseluruhan tujuan pendidikan manusia. Faktor-faktor yang memperngaruhi prestasi

(12)

lingkungan, stimulus, fasilitas belajar dan daya tahan tubuh. Prestasi akademik juga

dipengaruhi oleh cara belajar dan disiplin diri dalam belajar. Belajar disiplin diri sebaiknya

diterapkan semenjak usia muda, agar kebiasaan disiplin sudah terbentuk dan memudahkan

anak dalam pergaulan dan hubungan sosial dengan teman-teman. Kebiasaan disiplin diri

menjadi pendukung kelancaran perkembangan kognitif dan prestasi belajar. Kognitif yang

tinggi tidak menjamin keberhasilan sepenuhnya bila tidak didukung oleh faktor lain yaitu

motivasi (Slameto, 2003).

Metode pembelajaran yang dilaksanakan seorang anak, akan menentukan hasil belajar.

Jika hasil yang diperoleh tidak memuaskan dapat karena sifat malas belajar seorang anak atau

sikap orang tua yang memperlihatkan rasa kecewa atau menekan anak. Anak akan berhasil

dalam belajar, bila orang tua mendampingi, membimbing serta mendorong dalam mencapai

prestasi yang memuaskan (Gunarsa, 2004). Keberhasilan prestasi anak tidak hanya dari

dukungan orang tua dan kecerdasan kognitif, akan tetapi didukung dengan kecerdasan

emosional.

Kecerdasan kognitif dan kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kemampuan belajar seseorang. Kecerdasan emosional memiliki peran yang

besar dalam memperoleh prestasi. Berbagai perubahan yang terjadi pada diri anak baik fisik

maupun psikis akan mempengaruhi keseluruhan pola perilaku termasuk dalam hal pencapaian

prestasi belajar (Goleman. 1999).

Menurut Purwanto (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

berasal dari dalam (internal) dan luar (eksternal) individu. Faktor yang berasal dari luar yaitu

lingkungan dan pelayanan. Faktor lingkungan terdiri dari alam dan kehidupan sosial.

Faktor-faktor yang termasuk kedalam pelayanan atau Faktor-faktor-Faktor-faktor yang sengaja dirancang adalah

kurikulum atau bahan pelajaran, pengajar, sarana, dan fasilitas serta manajemen. Faktor dari

dalam individu terbagi atas fisiologi dan psikologi. Fisiologi terbagi menjadi kondisi fisik dan

kondisi panca indera, sedangkan psikologi terbagi menjadi bakat, minat, kecerdasan, motivasi

(13)

Gambar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar(Purwanto, 2000).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Suparno (2001) pada siswa tingkat

sekolah dasar, diperoleh fakta terkait dengan permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar

diantaranya disebabkan adanya gangguan emosi yang dialami oleh anak terutama disebabkan

orang tua yang sibuk bekerja. Kemudian pengamatan lain yang dilakukan oleh Utomo dan

Ruijter terhadap mahasiswa menunjukkan bahwa masalah belajar disebabkan banyak

mahasiswa di rumah tidak mempersiapkan diri untuk belajar, tidak mengerjakan tugas yang

diberikan dosen dan hal lain yang berhubungan dengan cara mengajar dosen.

Hasil survei menunjukkan bahwa permasalahan dapat disebabkan mahasiswa merasa

sukar mencerna materi yang dianggap sulit, merasa kehilangan gairah belajar karena nilai dari

berbagai mata kuliah yang diperolehnya rendah, tidak bisa berkonsentrasi ketika belajar, tidak

cukup tekun mengerjakan tugas-tugas belajar dan adanya perasaan bosan pada materi

pelajaran. Masalah juga timbul akibat mahasiswa merasa was-was memikirkan biaya kuliah

yang berat, adanya ketidakpuasan akan penilaian yang dilakukan oleh dosen, anggapan bahwa

dosen tidak cukup menguasai materi, cara cara kuliah yang kurang menarik dan kesulitan

memahami perkuliahan karena mereka berasal dari latar belakang pendidikan yang

konsentarasinya kurang mendukung perkuliahan atau jurusan yang dipilihnya (Suparno,

2001).

Pada umumnya permasalahan bersumber dari dalam dan luar mahasiswa.

(14)

belajar turun, sulit mencerna pelajaran, sulit mengatur waktu, sukar berkonsentrasi, tidak

cakap menganalisis soal, sulit memahami buku teks, sulit memahami tugas-tugas dan tidak

memiliki cukup keterampilan belajar. Sumber kesulitan eksternal meliputi dosen/tenaga

pengajar, penyiapan pengajaran monoton, penilaian tidak adil, tuntutan terhadap jawaban tes

tepat seperti yang ada dalam buku, dan perkuliahan terlalu teoritis. Selain kedua sumber

kesulitan tersebut lingkungan fisik dan sosial ekonomi juga mempengaruhi proses belajar. Hal

yang berhubungan dengan lingkungan fisik dan sosial ekonomi diantaranya fasilitas

laboratorium tidak memadai, ruang belajar tidak nyaman, suara bising, mahasiswa lain

menyontek saat ujian, buku di perpustakaan kurang, biaya kuliah mahal dan biaya hidup

mahal (Suparno, 2001).

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2007) yang berjudul analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa MMA-IPB dengan menggunakan regresi

berganda dan double-log diketahui bahwa IPK S1 merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa kelas reguler MMA-IPB. Faktor lain yang

mempengaruhi adalah status perguruan tinggi asal, dan kepemilikan komputer. Sedangkan

faktor yang berpengaruh nyata terhadap prestasi akademik mahasiswa kelas eksekutif adalah

usia masuk, tes psikotes, tempat tinggal dan status pernikahan.

Ulfah (2007), melakukan analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Mutu

Layanan Jasa Lembaga Pendidikan Musik Farabi Bogor. Berdasarkan jumlah responden

sebanyak 51 orang. Dimensi emphaty merupakan dimensi yang memiliki nilai rata-rata tingkat

kepentingan dan kinerja yang paling rendah. Sedangkan dimensi yang dianggap paling penting

dan paling tinggi kinerjanya oleh pelanggan jika dibandingkan dimensi-dimensi kualitas

pelayanan lainnya adalah dimensi assurance. Dalam dimensi tangible, atribut kualitas jasa

yang dianggap paling penting dan paling tinggi kinerjanya adalah atribut ruang belajar yang

kondusif dan nyaman. Sedangkan yang memiliki nilai rata–rata tingkat kepentingan dan

kinerja yang paling rendah adalah atribut penampilan pengajar dan karyawan. Dalam dimensi

reliability, atribut kualitas jasa yang dianggap paling penting dan paling tinggi kinerjanya

adalah atribut tenaga pengajar yang kompeten. Sedangkan yang memiliki nilai rata-rata tingkat

(15)

cabang. Atribut kualitas jasa yang memiliki nilai rata-rata tingkat kepentingan tertinggi dalam

dimensi responsiveness adalah atribut tenaga pengajar dan karywan cepat tanggap terhadap

keluhan atau masalah yang dihadapi siswa. Sedangkan yang terendah adalah atribut kecepatan

bagian administrasi dalam menangani transaksi. Berdasarkan Customer Satisfaction Index

(CSI), tingkat kepuasan konsumen mencapai nilai 78 %. Nilai ini mencerminkan bahwa secara

keseluruhan responden merasa puas terhadap kinerja dari lembaga pendidikan musik Farabi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Syafrudin (2006) tentang faktor internal dan

eksternal yang berpengaruh terhadap masa studi mahasiswa yang dilakukan dengan

pendekatan Model Persamaan Struktur (Structural Equational Modelling). Model keberhasilan

studi menggunakan empat peubah laten dengan sembilan peubah manifest, peubah laten

sukses hanya diukur oleh peubah IPK. Faktor internal yang memberikan pengaruh adalah usia

sedangkan faktor eksternalnya adalah status bekerja memberikan kontribusi terbesar dalam

membangun proses studi diikuti oleh penghasilan orang tua.

Norman (2006), melakukan analisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja

pelayanan Customer Service Galeri Indosat Bogor. Dari hasil penelitian didapat bahwa

responden yang mengunjungi Galeri Indosat Bogor, sebagian besar merupakan responden

laki-laki berusia antara 19-25 tahun. Pengukuran tingkat kinerja dan tingkat kepentingan

atribut kualitas jasa dari Galeri Indosat Bogor dilakukan berdasarkan lima dimensi kualitas

jasa, yaitu dimensi tangible, reliability,responsiveness, emphaty, dan assurance. Berdasarkan

data dari kuesioner, dimensi yang memiliki rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja yang

paling tinggi adalah dimensi assurance. Sedangkan dimensi yang memiliki nilai rata-rata

kinerja yang terendah adalah dimensi reliability dan dimensi yang memiliki tingkat

kepentingan terendah adalah dimensi emphaty. Dari importance-performance matrix

menunjukkan bahwa atribut-atribut pelayanan jasa Galeri Indosat Bogor mayoritas tersebar

pada kuadran A, B dan C, dan hanya ada satu atribut yang berada di kuadran D. Sedangkan

dari hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) sebesar 78% berarti secara umum

responden yang merupakan pelanggan Indosat telah puas dengan pelayanan yang diberikan

oleh Galeri Indosat Bogor.

Penelitian yang dilakukan oleh Widiyanti (2005) melakukan pemodelan keberhasilan

studi mahasiswa dengan model logistik ordinal. Hasil analisis model logistik ordinal

(16)

mahasiswa (pendidikan ayah dan pendapatan orang tua mahasiswa per bulan) dan faktor

internal setelah masuk ke IPB (nilai rataan MIPA dan nilai rataan mata kuliah wajib statistik).

Untuk peubah respon IPK, faktor yang berpengaruh hanya faktor internal setelah masuk ke

IPB (IP dan rataan nilai mata kuliah wajib statistik).

Wulandari (2004) melakukan penelitian tentang analisis tingkat keberhasilan

mahasiswa dengan menggunakan pendekatan pohon regresi. Pohon regresi yang dibangun

pada ketiga gerombol tersebut menunjukkan peubah yang paling mempengaruhi nilai IPK S2

adalah status perguruan tinggi asal. Peubah berpengaruh lain yang selalu muncul pada setiap

gerombol adalah status pekerjaan, IPK S1 dan usia saat diterima S2. Peubah sumber biaya dan

durasi lulus S1 hingga masuk S2 hanya muncul pada gerombol ketiga. Untuk masa studi,

peubah-peubah yang paling mempengaruhi adalah kesesuaian program studi S1 dengan S2

(gerombol 1), status perguruan tinggi asal (gerombol 2), dan sumber biaya (gerombol 3).

Pada penelitian terdahulu menunjukkan metode penelitian yang digunakan

berbeda-beda dalam mencapai tujuannya. Perberbeda-bedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

sebelumnya adalah Penelitian ini menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap prestasi

akademik mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP

Nommensen Pematangsiantar yang memang diteliti pada penelitian sebelumnya dan alat

analisis yang digunakan yaitu crosstabs, uji chi-square dan analisis regresi logistik.

2.3. Kerangka Konseptual

Persaingan yang semakin ketat tidak hanya terjadi pada industri besar, namun juga

terjadi pada perguruan tinggi. Persaingan antar perguruan tinggi tidak hanya terjadi pada

Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tetapi juga pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Setiap

perguruan tinggi harus memiliki keunggulan masing-masing dalam menghadapi persaingan

yang semakin kompetitif, salah satunya adalah dengan menghasilkan lulusan yang berkualitas

dan kompeten dalam bidangnya masing-masing.

Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terbaik di Sumatera

Utara yang diharapkan perannya dalam menghasilkan para lulusan berkualitas di bidangnya.

Sebagai salah satu PTS terkemuka, Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

(17)

agar mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. Mutu lulusan Program Studi

Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar dilihat dari

prestasi akademik mahasiswa sebagai tolak ukurnya adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

mahasiswa. Mutu lulusan harus menjadi fokus perhatian dalam membangun keunggulan

bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.

Peningkatan mutu pelayanan diharapkan dapat menciptakan hubungan yang harmonis

antara Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar dengan pelanggan (mahasiswa). Hal ini menuntut Program Studi Pendidikan

Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar untuk mengetahui respon

pelanggan terhadap atribut yang berkaitan pelayanan pelanggan. Salah satu hal penting yang

perlu dipahami oleh pengelola Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP

Nommensen Pematangsiantar, yaitu tingkat prestasi akademik dan respon mahasiswa terhadap

pelayanan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar. Dengan pemahaman yang baik terhadap hal tersebut, perusahaan diharapkan

mampu untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa melalui pelayanan yang diberikan

sehingga mampu menarik para lulusan diploma agar menggunakan jasa pendidikan yang

ditawarkan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar dalam mendalami ilmu-ilmu.

Penelitian ini mencoba mengevaluasi respon pelanggan (mahasiswa) terhadap kualitas

pelayanan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar. Usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dilakukan dengan mengetahui

penilaian pelanggan terhadap atribut-atribut kualitas pelayanan yang selama ini telah

dilakukan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar dengan menggunakan skala likert. Penelitian ini menggunakan atribut

kualitas pelayanan yang diperoleh berdasarkan penelitian terdahulu dan didukung dengan studi

literatur. Atribut-atribut kualitas pelayanan jasa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP

Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar tersebut dikelompokkan ke dalam lima

dimensi kualitas jasa, yaitu tangible (berwujud), reliability (keandalan), responsiveness

(kesigapan), assurance (kepastian), dan empathy (empati).

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara atribut-atribut kualitas pelayanan

(18)

Prestasi akademik mahasiswa diukur dari Indek Prestasi Kumulatif (IPK) yang telah

diklasifikasi menjadi dua yaitu dibawah standar, kecil dari 2,5 dan diatas standar, besar atau

sama dengan 2,5. Penetapan standar IPK berdasarkan kebijakan PT. X yang menetapkan

standar IPK 2,5. Prestasi akademik terdiri dari faktor internal individu (dari dalam) dan faktor

eksternal individu (dari luar). Penelitian ini hanya menganalisis faktor ekternal individu yaitu

dari segi kualitas pelayanan.

Hasil analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap prestasi akademik mahasiswa

dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa melalui

pelayanan yang diberikan pihak pengelola Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP

Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan dalam kerangka pemikiran konseptual,

dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut:

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

HKBP Nommensen Pematangsiantar. Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan September

2014 sampai dengan bulan Februari 2015.

3.2. Tehnik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer yaitu data atau informasi yang dikumpulkan secara langsung dari obyek

penelitian lapangan atau peninjauan langsung. Data primer ini diambil melalui :

1. Wawancara yang dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan sesuai

masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan agar dapat memperoleh data untuk menunjang

penelitian lebih lanjut.

2. Kuesioner yang diberikan kepada seluruh mahasiswa angkatan 2011 Program Studi

Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Alat ukur

yang dipakai adalah dengan menggunakan skala Likert. Menurut Umar (2004), adapun

langkah-langkah untuk membuat skala Likert sebagai berikut:

a. Kumpulkan sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan sikap yang akan diukur dan dapat

diidentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak positif).

b. Berikan pernyataan-pernyataan di atas kepada sekelompok responden untuk diisi dengan

benar.

c. Respon dari tiap pernyataan dihitung dengan cara menjumlahkan angka-angka dari

setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga respons yang berada pada posisi yang sama

akan menerima secara konsisten nilai angka yang selalu sama.

d. Mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam penelitian, jika terdapat:

pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh responden dan pernyataan yang secara totalnya

responden tidak menunjukkan korelasi yang substansial dengan nilai totalnya.

Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala Likert yang dapat

(20)

skala pengukuran ordinal, sebagai hasil yang diperoleh hanya dapat dibuat rangking tanpa

dapat diketahui berapa besarnya selisih satu tanggapan ke tanggapan lainnya. Skala Likert

berhubungan dengan pernyataan tentang sikap, pendapat, dan persepsi seseorang terhadap

sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, baik-tidak baik, dan lainnya

(Umar, 2004). Berikut Tabel 2 tentang bobot penelitian (dengan bobot tertentu pada setiap

pertanyaan) :

Tabel 2. Skala Pengukuran Yang Digunakan

BOBOT NILAI JAWABAN RESPONDEN

3 Setuju/baik

2 Netral

1 Tidak setuju/tidak baik

Jawaban-jawaban yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan untuk setiap

responden, guna dijadikan skor penilaian terhadap variabel-variabel yang akan diteliti.

Kuesioner tidak dilampirkan sesuai dengan permintaan Program Studi Pendidikan Ekonomi

FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Sedangkan data sekunder diperoleh

dari studi pustaka, internet, artikel, buku dan literatur lainnya yang berhubungan dengan

penelitian.

3.3. Tehnik Pengambilan Sampel

Populasi adalah kumpulan elemen-elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang

sama dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi

dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

HKBP Nommensen Pematangsiantar. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2005) bahwa, teknik

purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu, artinya kita mencari data kepada orang yang kita anggap paling tahu tentang

informasi yang dibutuhkan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh

(21)

Nommensen Pematangsiantar yang berjumlah sebanyak 204 orang.

3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat

mengukur variabel yang diukur. Pengujian validitas menggunakan teknik korelasi Product

Moment, yaitu dengan cara mengkorelasi skor tiap item dengan skor totalnya. Kriteria valid

atau tidak valid adalah apabila korelasi r kurang dari r tabel dengan tingkat signifikan α= 5%,

berarti butir penyataan tidak valid. Rumus korelasi Product Moment, (Umar, 2004) yaitu :

Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas

digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas data yang dihasilkan oleh suatu instrumen,

artinya menunjukkan kestabilan pengukuran, bila alat tersebut digunakan pada kelompok yang

sama pada saat yang berbeda. Menurut Nasution (2004), reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam

penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan rumus sebagai

(22)

3.5. Tehnik Analisis Data

Hasil analisis diolah secara kuantitatif dengan menggunakan softwareMicrosoft Excel

2007 dan software SPSS 20.00 for Windows. Sedangkandalam analisis data dilakukan analisis

deskriptif dan tabulasi silang. Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan

karakteristik responden yang terdiri dari pelanggan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP

Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar dengan cara menggambarkan serinci

mungkin data yang diperoleh. Analisis deskriptif juga digunakan untuk mengetahui bagaimana

tingkat kinerja atribut-atribut pelayanan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

HKBP Nommensen Pematangsiantar di benak pelanggan.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara atribut-atribut kualitas pelayanan

Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar,

digunakan rumus Chi-Square. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap

prestasi akademik mahasiswa digunakan analisis Regresi Logistik.

3.5.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara terperinci data yang

diperoleh. Data yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu

karakteristik responden pelanggan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

HKBP Nommensen Pematangsiantar dan penilaian pelanggan mengenai kinerja atribut-atribut

kualitas pelayanan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar.

1. Analisis Karakteristik Responden

Analisis karakteristik responden dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.

Responden dalam penelitian ini adalah terdiri dari seluruh mahasiswa angkatan 2011 Program

Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar.

Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, usia saat masuk, status bekerja, dan sumber

biaya pendidikan. Semua hasil yang diperoleh dari jawaban-jawaban responden dibuat tabulasi

dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama kemudian dipersentasekan. Persentase

(23)

2. Analisis Penilaian Pelanggan Mengenai Tingkat Kinerja Atribut-atribut Kualitas

Pelayanan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP

Nommensen Pematangsiantar.

Analisis penilaian pelanggan mengenai tingkat kinerja atribut-atribut kualitas

pelayanan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar dilakukan dengan analisis secara kualitatif, yaitu analisis deskriptif dengan

menggunakan analisis tabel hasil kuesioner, yang menganalisis hal-hal penting dalam

penilaian kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan. Langkah-langkah pengolahan dan analisis

datanya sebagai berikut :

a. Memberi skor pada setiap jawaban responden sesuai dengan bobot yang telah ditentukan

dalam Skala Likert.

b. Membuat tabulasi dari skor-skor nilai yang telah diperoleh dari jawaban responden.

c. Masing-masing kategori ditentukan berdasarkan rumus rentang kriteria (Umar, 2004) yaitu:

Rentang Skala : RS = (m-1)/m ; dimana m adalah jumlah alternatif jawaban tiap item.

Sehingga didapatkan rentang skala : (3-1)/3 = 0,7.

Skala Penilaian : 1,00 – 1,70 = tidak setuju/tidak baik

1,71 – 2,40 = netral

2,41 – 3,00 = setuju/baik.

d. Responden-responden yang memiliki skor nilai yang sama untuk setiap item pertanyaan

dikelompokkan berdasarkan kategori jawaban (1 sampai 3 bagi pernyataan yang bersifat

positif dan 3 sampai 1 bagi pernyataan yang bersifat negatif), lalu dihitung jumlah dan

persentasenya. Kesimpulan diambil berdasarkan persentase terbesar dari setiap persentase

jawaban responden yang telah dihitung.

e. Jumlah responden per item pertanyaan dikelompokkan dan dijumlahkan menjadi per

indikator sesuai kategori jawaban. Persentase jumlah responden dihitung untuk

memperoleh kesimpulan pada tiap indikator berdasarkan persentase terbesar. Perhitungan

pada metode ini menggunakan Microsoft Excel 2007.

3.5.2. Uji Chi-Square

Uji Chi-Square dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel

(24)

Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara berikut.

1. Membandingkan Chi-Square hitung dengan Chi-Square tabel

a. Jika Chi-Square hitung < Chi-Square tabel, maka Ho diterima.

b. Jika Chi-Square hitung > Chi Square tabel, maka Ho ditolak.

2. Berdasarkan probabilitas

a. Jika probabilitas ≥0,05, maka Ho diterima.

b. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.

3.5.3. Analisis Regresi Logistik Biner

Regresi logistik adalah suatu teknik analisis statistik yang digunakan untuk

menganalisis data yang peubah responnya berupa data berskala biner atau dikhotom yakni

memiliki nilai yang diskontinu 1 dan 0. Pada model ini, respon tak bebasnya (Y) bersifat

memihak kepada 1 dari 2 atau lebih pilihan yang ada. Peubah penjelasnya berupa peubah

kontinu maupun kategorik. Regresi logistik biner merupakan bentuk khusus dari analisis

regresi. Analisis ini tidak memerlukan asumsi distribusi multivariat normal atau kesamaan

matrik varian kovarian (Hosmer dan Lemeshow, 2000).

Model regresi logistik biner yang digunakan (Hosmer dan Lemeshow, 2000) adalah

(25)

Pada penelitian ini pendugaan model logistik biner dilakukan dengan maksimum

likelihood. Fungsi likelihood menyatakan probabilitas terutama dari data hasil observasi yang

masih merupakan fungsi dari parameter yang tidak diketahui. Prinsip pendugaan dengan

metode ini adalah bila tidak ada suatu fungsi likelihood, yaitu L (β1, β2, …. βp), maka

diperlukan untukmencari nilai yang dapat memaksimumkan nilai L (β1, β2, ...

βp). Untuk dapat menggunakan pandangan maksimum likelihood, rumus model regresi

logistik biner terlebih dahuluditransformasi ke dalam bentuk persamaan logit.

Berdasarkan persamaan model regresi logistik biner, persamaan logitnya menjadi:

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa prinsip maksimum likelihood pada intinya

adalah mencari sekumpulan parameter β yang dapat memaksimumkan fungsi likelihood

(L(β)).

(26)

Berdasarkan teknik optimisasi, β0, β1, …. βp yang optimal dapat diperoleh bila

persyaratan FONC (First Order Necessary Condition) berikut terpenuhi (Nachrowi dan

Usman, 2002) :

Bila persyaratan FONC terpenuhi amaka akan diperoleh perhitungan

tersebut dilakukan dengan bantuan Software SPPS 20 For Windows dengan perhitungan

Maximum Likelihood Estimator (MLE).

3.5.4. Pengujian Signifikansi

Dalam penelitian ini pengujian signifikansi model dan parameter yang digunakan

(Hosmer et al, 2000) adalah sebagai berikut:

1). Uji seluruh Model (Uji G)

Hipotesis yang digunakan :

H0 : β1 = β2 = ... = βp = 0

H1 : Sekurang kurangnya terdapat satu βj≠0

(27)
(28)

3.5.5. Interpretasi Koefisien

Interpretasi koefesien dilakukan pada peubah-peubah yang berpengaruh nyata.

Interpretasi dilakukan dengan melihat tanda dari koefesien tersebut. Jika koefesien yang

diperoleh bernilai positif, maka kecenderungan Y=1 lebih besar terjadi pada peubah bebas

X=0.

Menurut Hosmer dan Lemeshow (2000), koefisien model logit ditulis sebagai βi =

g(x+1)- g(x). Parameter βi mencerminkan perubahan dalam fungsi logit g(x) untuk perubahan

satu unit peubah bebas x yang disebut log odds. Log odds merupakan beda antara dua penduga

logit yang dihitung pada dua nilai (misal x=a dan x=b) yang dinotasikan sebagai :

ln[ψ(a,b)] = g(x=a)- g(x=b)

= βi *(a-b)

Sedangkan penduga rasio-odds adalah :

ψ(a,b) = exp[βi *(a-b)]

sehingga jika a-b=1 maka ψ=exp(β). Rasio-odds ini dapat diinterpretasikan sebagai

kecenderungan y=1 pada x=1 sebesar ψ kali dibanding pada x=0.

Pada penelitian ini, mahasiswa dihadapkan atas standar minimal IPK sebesar 2,5 yang

telah ditetapkan pengelola Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas HKBP

Nommensen Pematangsiantar sehingga terdapat mahasiswa yang berprestasi di atas standar

dan dibawah standar. Penelitian ini akan menganalisis sejauh mana kualitas pelayanan

mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Standar minimal IPK tersebut dianggap sebagai

variabel respon (dependen) yang diduga dipengaruhi oleh beberapa variabel penjelas

(independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah prestasi akademik yang bersifat

kategorik, yakni prestasi di atas standar (1) dan dibawah standar (0). Sedangkan variabel

independen penelitian ini adalah atribut kualitas pelayanan: tangible, reliability,

responsiveness, assurance dan empaty.

Penelitian ini menggunakan regresi logistik biner yang merupakan alat analisis yang

paling sesuai dengan data penelitian karena variabel dependen bersifat kategorik. Regresi

logistik berbeda dengan regresi linier, dimana regresi linier sangat tepat digunakan pada

variabel dependen bertipe data scale. Regresi logistik tidak menggunakan asumsi-asumsi

klasik seperti pada regresi linier. Regresi linier harus memiliki data yang berdistribusi normal

(29)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner

Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan kepada 30 responden dari

mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar. Uji validitas dilakukan untuk menghitung korelasi antara masing-masing

pertanyaan dengan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment,

selanjutnya diolah dengan software SPSS 20 for Windows. Hasil pengujian validitas untuk

masing-masing hasil pengukuran atribut kualitas pelayanan terhadap seluruh pernyataan lebih

besar dari r tabel pada selang kepercayaan 95%, yaitu 0,361. Hal ini menunjukkan bahwa

seluruh pernyataan adalah signifikan dan dapat dinyatakan valid, serta responden dapat

mengerti maksud dari setiap pernyataan dalam kuesioner.

Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 responden dari mahasiswa Program Studi

Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Berdasarkan hasil

pengujian dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, untuk atribut kualitas pelayanan

diperoleh nilai alpha (α)0,899 dimana nilai tersebut termasuk kategori excellent atau

sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya kesalahan pengukuran dalam

kuesioner adalah rendah sehingga penggunaannya dapat diandalkan dan mampu memberikan

hasil pengukuran yang konsisten, apabila peneliti menyebarkan kuesioner secara berulang dan

dalam waktu berlainan.

4.1.2. Karakteristik Responden

Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2011

mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar yaitu sebanyak 204 orang responden. Pada penelitian ini karakteristik

responden ditinjau dari segi jenis kelamin, usia saat masuk, status bekerja, dan sumber biaya

(30)

karakteristik responden.

a. Jenis Kelamin

Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa responden dari mahasiswa Program Studi

Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar terdiri dari 45%

laki-laki dan 55% perempuan. Berdasarkan jenis kelamin tidak terdapat perbedaan yang mendasar

karena minat untuk menempuh ilmu antara laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda.

Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

b. Usia Saat Masuk

Berdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa mayoritas mahasiswa Program Studi

Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar angkatan 2011 (88%)

memiliki usia saat masuk kurang dari 24 tahun. Selanjutnya usia responden 25-30 tahun

sebanyak 10% dan responden yang paling sedikit berusia lebih dari 30 tahun, yaitu 2%. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memutuskan untuk melanjutkan masa

belajarnya di usia muda, sedangkan sebagian kecil memutuskan untuk melanjutkan masa

belajarnya selang beberapa waktu kemudian.

(31)

c. Status Bekerja

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak adalah responden

yang berstatus belum bekerja yaitu sebanyak 96 orang (47%). Sedangkan responden yang

bekerja penuh sebanyak 67 orang (33%) dan yang paling sedikit adalah responden yang

bekerja paruh waktu, yaitu 41 orang (20%). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang

belum bekerja menempati posisi pertama. Tidak ada perbedaan mendasar antara mahasiswa

yang belum bekerja dengan mahasiswa sudah bekerja. Semua mahasiswa sudah memiliki soft

skill dan hard skill saat di diploma, jadi tidak tertutup kemungkinan bagi mahasiswa untuk

mencari atau mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keinginan ataupun keahlian mahasiswa.

Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan status kerja

d. Sumber Biaya Pendidikan

Berdasarkan sumber biaya pendidikan, dapat dilihat bahwa responden yang menempati

jumlah terbesar adalah responden yang sumber biaya pendidikan dari orangtua sebanyak 120

orang (59%). Responden yang sumber biaya pendidikannya dari pendapatan sendiri sebanyak

63 orang (31%), sedangkan jumlah yang terkecil adalah responden yang sumber biaya

pendidikan diperoleh dari saudara sebanyak 21 orang (10%). Sumber biaya pendidikan adalah

sumber biaya yang digunakan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan selama mengikuti masa

(32)

Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan sumber biaya pendidikan.

Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara karakteristik responden maka perlu

dilakukan tabulasi silang. Tabulasi silang dilakukan pada jenis kelamin, usia saat masuk,

status bekerja dan sumber biaya pendidikan responden Program Studi Pendidikan Ekonomi

Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Dari keseluruhan karakteristik responden

yang di analisis hanya ada hubungan yang sangat signifikan antara status bekerja mahasiswa

dengan sumber biaya pendidikan, sedangkan karakteristik lainnya tidak memiliki hubungan

yang signifikan. Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara status bekerja dengan sumber biaya pendidikan yang ditunjukkan dengan nilai

probabilitas lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,005.

Hasil tabulasi silang menunjukkan 60,0 persen mahasiswa yang berstatus belum bekerja

memperoleh sumber biaya pendidikan dari orang tua. Hal ini juga terjadi pada mahasiswa

yang bekerja paruh waktu, dimana sekitar 26,7 persen sumber biaya pendidikan diperoleh dari

orangtua. Sedangkan mahasiswa yang sudah bekerja penuh memperoleh biaya pendidikan dari

pendapatan sendiri (68,8%).

4.1.3. Penilaian Tingkat Kinerja Atribut-atribut Kualitas Pelayanan

Mutu pelayanan yang diberikan oleh Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas

HKBP Nommensen Pematangsiantar akan sangat mempengaruhi penilaian yang diberikan

oleh para mahasiswa yang mengikuti pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi

Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Harapan para mahasiswa mengenai kualitas

layanan diharapkan diimbangi dengan kinerja yang dilakukan oleh Program Studi Pendidikan

(33)

pihak perguruan tinggi dengan mahasiswa akan meningkatkan produktivitas kerja perguruan

tinggi tersebut dalam memenuhi harapan mahasiswa, sehingga akan menghasilkan pelayanan

yang optimal kepada para mahasiswanya.

Berdasarkan penilaian kinerja atribut-atribut kualitas pelayanan Program Studi

Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar dapat ditarik

kesimpulan penilaian dimensi tangible, dimensi reliability, dimensi responsiveness, dimensi

assurance, serta dimensi empathy, memiliki kinerja yang sedang(lihat pada Tabel 3).

Tabel 3. Penilaian Kinerja Dimensi Kualitas Pelayanan Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar.

Deskripsi masing-masing atribut berdasarkan distribusi penilaian tingkat kinerja adalah

sebagai berikut :

A. Dimensi Tangibles

1. Fasilitas ruangan (ruang kuliah, praktikum, diskusi dan TU) memadai. Fasilitas ruangan

(ruang kuliah, praktikum, diskusi dan TU) merupakan hal yang penting karena dengan

fasilitas ruangan yang memadai sangat membantu dalam kenyamanan belajar mengajar.

Ruang belajar yang nyaman dan memadai akan sangat membantu para mahasiswa

untuk belajar dengan baik dan nyaman selama berada di ruangan tersebut. Hal ini

tercermin bahwa 5, 43% responden menyebutkan kinerja atribut ini dinilai sudah baik.

2. Peralatan perkuliahaan (laptop/komputer, LCD, OHP, papan tulis, wireless, lampu

emergency) memadai. Penilaian responden terhadap kinerja aribut peralatan

perkuliahan (laptop/komputer, LCD, OHP, papan tulis, wireless, lampu emergency)

yang memadai adalah baik (57% responden). Peralatan perkuliahan yang memadai

sangat dibutuhkan para mahasiswa dalam melaksanakan perkuliahan dalam menunjang

kelancaran kegiatan belajar dan mengajar (KBM).

(34)

yang tersedia, lengkap dan mudah dipahami sangat membantu mahasiswa dalam

melaksanakan perkuliahan karena tanpa adanya modul/bahan belajar maka mahasiswa

akan kesulitan dalam melaksanakan kegiatan belajar dan ujian semester. Hal ini, akan

sangat berdampak terhadap prestasi akademik mahasiswa. Hal ini dapat dilihat bahwa

57 % responden berpendapat bahwa kinerja atribut ini belum sesuai dengan harapan

mahasiswa.

B. Dimensi Reliability

1. Informasi nilai, IP, dan IPK, diberikan secara akurat (teliti dan tepat waktu). Pemberian

informasi nilai, IP, dan IPK yang akurat memberi kesempatan kepada para mahasiswa

untuk mengetahui dan mengevaluasi hasil serta proses belajar mereka sendiri. Nilai, IP

dan IPK yang merupakan hasil akademik bagi mahasiswa dan keberlangsungan masa

belajar. Penilaian responden mengenai atribut informasi nilai, IP, dan IPK, diberikan

secara akurat didominasi oleh 53% responden yang menyatakan kinerja atribut ini

kurang belum sesuai dengan harapan mahasiswa.

2. Adanya kejelasan dan ketepatan waktu studi mahasiswa. Adanya kejelasan dan

ketepatan waktu studi sangat penting bagi mahasiswa karena hal tersebut

mempengaruhi target belajar mereka. Hal ini dapat memperlancar kegiatan belajar dan

mengajar.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (43%)

menilai bahwa tingkat kinerja atribut ini dinilai sudah baik.

3. Staf pengajar disiplin dalam kehadiran dan ketepatan waktu mengajar. Selain disiplin

dalam kehadiran, staf pengajar juga diharapkan disiplin dalam ketepatan waktu

mengajar. Waktu merupakan aspek penting dalam penilaian kualitas suatu pelayanan.

Ketepatan waktu mengajar mendorong terciptanya kegiatan belajar dan mengajar yang

kondusif dan optimal. Penilaian tingkat kinerja didominasi oleh 61% responden yang

mengatakan bahwa atribut ini sudah memiliki kinerja yang baik.

4. Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal individu yang mendukung materi

perkuliahan. Melalui tugas/latihan soal, mahasiswa dapat lebih memahami materi yang

telah mereka pelajari. Tugas/latihan individu adalah bagian dari kegiatan belajar dan

mengajar yang dapat membantu mahasiswa untuk melatih diri dalam menghadapi ujian

semester. Dari hasil diperoleh bahwa sebanyak 67 % responden berpendapat atribut ini

(35)

5. Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal kelompok yang mendukung materi

perkuliahan. Pemberian tugas/latihan soal tidak hanya diberikan kepada individu,

melainkan juga kepada kelompok. Melalui kerja kelompok, mahasiswa belajar

bekerjasama, rasa toleransi, dan merumuskan keputusan yang tepat untuk bersama.

Staf pengajar memberikan tugas/latihan soal kelompok yang mendukung materi

perkuliahan sangat berperan dalam peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Hasil

menunjukkan bahwa 61% responden merasa tingkat kinerja atribut ini sudah berjalan

dengan baik.

6. Staf pengajar mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan

dikelas. Staf pengajar yang baik tidak hanya terbatas dalam menguasai dan mampu

menyampaikan materi perkuliahan, ataupun menjawab pertanyaan secara tepat dan

akurat. Mereka diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan

menyenangkan di kelas. Kondisi tersebut dapat meningkatkan minat belajar dan daya

serap mahasiswa yang akan berdampak positif terhadap prestasi akademik mereka.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa 37% responden menilai atribut ini memiliki

tingkat kinerja yang baik.

7. Staf Pengajar memiliki kemampuan dalam penguasaan materi perkuliahan.

Kemampuan staf pengajar merupakan salah satu syarat utama dari kegiatan belajar dan

mengajar. Staf pengajar bertanggung jawab memberikan materi yang akurat bagi

mahasiswa karena sebagian besar studi mahasiswa diperoleh dari pengajar mereka.

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar

selalu memberikan staf pengajar yang kompeten dan menguasai materi perkuliahan.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penilaian tingkat kinerja atribut staf

pengajar dinilai menguasai materi perkuliahan, hal ini dapat dilihat dari 57% responden

yang merasa kinerja atribut tersebut baik.

8. Staf pengajar mampu dalam menyampaikan materi perkuliahan. Staf pengajar mampu

dalam menyampaikan materi perkuliahan juga merupakan hal utama dalam kegiatan

belajar dan mengajar. Mahasiswa diharapkan dapat memahami apa yang disampaikan

oleh staf pengajar. Hasil penelitian menggambarkan bahwa penilaian tingkat kinerja

didominasi oleh 57% responden yang menilai atribut di atas memiliki kinerja yang

(36)

9. Staf pengajar mampu dalam menjawab pertanyaan. Staf pengajar mampu dalam

menjawab pertanyaan merupakan hal penting dalam kegiatan belajar dan mengajar.

Staf pengajar diharuskan untuk tidak hanya mampu menjawab pertanyaan secara tepat

dan akurat, namun ia juga diharapkan agar mampu membuat mahasiswa mengerti atas

jawaban mereka. Dari hasil penelitian diketahui pada tingkat kinerja, Program Studi

Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar dinilai telah

menyediakan staf pengajar yang berkompeten dalam menjawab pertanyaan. Hal ini

dapat dilihat dari besarnya reponden yang merasa atribut tersebut memiliki kinerja

yang baik yaitu sebesar 55%.

C. Dimensi Responsiveness

1. Staf pengajar sigap dalam mengatasi keluhan/permasalahan mahasiswa dan

memberikan umpan balik yang positif. Kesigapan staf pengajar dalam memberikan

pelayanan, berdampak baik terhadap para mahasiswa. Hal ini dapat menumbuhkan rasa

percaya mereka terhadap kualitas pelayanan yang diberikan Program Studi Pendidikan

Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Penilaian akan layanan

yang ditawarkan Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar menunjukkan keinginan pelanggan untuk menuntut lebih atas apa

yang telah mereka korbankan seperti biaya, waktu, tenaga, dan lain-lain. Staf pengajar

sigap terhadap keluhan atau permasalahan yang dialami mahasiswa dan memberikan

umpan balik yang positif menunjukkan kepedulian mereka terhadap mahasiswa

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar.

Dengan demikian mahasiswa akan lebih merasa nyaman dalam menyampaikan

keluhan yang mereka hadapi. Pada hasil penelitian dapat dilihat 43% responden

mengatakan bahwa atribut ini memiliki kinerja yang baik.

2. Staf pengajar mudah ditemui/dihubungi bila ingin berkonsultasi. Staf pengajar yang

mudah ditemui/dihubungi bila ingin berkonsultasi memudahkan mahasiswa dalam

memperoleh pengetahuan yang diharapkan kapanpun mereka membutuhkan. Hal ini

menimbulkan perasaan nyaman dan percaya diri pada mahasiswa Program Studi

Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Sebanyak 47%

responden mengatakan tingkat kinerja atribut ini belum sesuai dengan harapan

Gambar

Gambar 1.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar (Purwanto, 2000).
Gambar 2.  Kerangka Pemikiran Konseptual
Tabel 2. Skala Pengukuran Yang Digunakan
Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
+6

Referensi

Dokumen terkait

Ide penelitian ini bersumber dari pengalaman peneliti yang telah melewati fase remaja dan minimnya pengetahuan mengenai pengelolaan stres yang dialami remaja

Ho : b1 = b2 = 0, artinya variabel yaitu Peningkatan Volume Produksi dan Peningkatan Biaya Pemeliharaan secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang

 Kapag ang isang tao ay magpasiya kung siya ay rerespeto sa iyo bilang isang lider, hindi siya nag-iisip tungkol sa iyong mga katangian, sa halip, tinitingnan niya kung ano ang

Bahwa salah satu untuk mendapatkan mahasiswa yang berkualitas maka dipandang perlu untuk mengadakan penyaringan dalam penerimaan mahasiswa baru dengan cara ujian masuk

selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh perhatian telah memberikan motivasi, semangat, bimbingan dan saran selama penulis mengikuti pendidikan di Jurusan Farmasi

Hal tersebut dikarenakan prinsip kerja VoIP adalah mengubah suara analog yang didapatkan dari speaker pada Komputer menjadi paket data digital, kemudian dari PC

Standar Akademik yang diturunkan dari Kebijakan Akademik Fakultas Teknik USU, disusun untuk dijadikan pedoman dan arah bagi pelaksanaan, pengembangan serta evaluasi kegiatan

EFEKTIFITAS FLASH CARD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA TUNARUNGU KELAS TK-A2 DI SLB NEGERI CICENDO KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia