PENDAHULUAN
N e ga r a Ke pu la u a n (Ar ch ipe la go St a t e)
01. I ndonesia adalah negara kepulauan (archipelago st at e) t erbesar di dunia, t erdiri dari 18.108 pulau ( dat a 2002, saat pasang naik, dat a dari LAPAN) , luas perairan laut 5,9 j ut a Km dan luas darat an 1,9 j ut a Km . Let ak geografisnya sangat st rat egis di persilang 2 benua, Asia dengan Aust ralia, dan 2 sam udera yait u Pasifik dengan Hindia. Panj ang garis pant ai m encapai 81.000 Km , garis pant ai t erpanj ang nom or 2 di dunia set elah Kanada.
02. Perj uangan I ndonesia unt uk diakui sebagai negara kepulauan berlangsung lam a: a. Pem erint ah RI m engum um kan Deklarasi Juanda pada t anggal 13 Desem ber
1957 yang m enyat akan:
“ Bahwa segala perairan disekit ar diant ara dan yang m enghubungkan pulau- pulau at au bagian pulau- pulau yang t erm asuk darat an negara RI dengan t idak m em andang luas at au let aknya adalah bagian- bagian yang waj ar dari pada wilayah darat an negara RI dan dengan dem ikian m erupakan bagian dari pada perairan nasional yang berada dibawah kedaulat an m ut lak dari pada negara RI ” .
“ Lalu lint as yang dam ai diperairan pedalam an ini bagi kapal asing t erj am in selam a t idak bert ent angan dengan kedaulat an dan keselam at an negara RI ” . b. Dengan pengum unan pem erint ah RI pada t anggal 13 Desem ber 1957 yang
t erkenal dengan deklarasi Juanda m erupakan Em brio dan Konsepsi azas negara kepulauan m em punyai kedaulat an m ut lak at as wilayah perairan yang m enyat ukan pulau- pulau dalam kesat uan negara RI .
c. Deklarasi Juanda dit ent ang negara- negara besar, ant ara lain Am erika Serikat , I nggris, Aust ralia, Belanda, dan Selandia Baru. Negara- negara yang m endukung ant ara lain Uni Soviet dan RRC.
d. Unit ed Nat ion Convent ion on t he Law of t he Sea ( UNCLOS I I I ) t ahun 1982 m enerim a konsepsi I ndonesia sebagai negara kepulauan.
03. Undang- undang nom or 5 Tahun 1985 t ent ang Zona Ekonom i Eksklusif 200 m il secara geografis m enam bah kekayaan alam I ndonesia, hayat i dan non- hayat i, t api sam pai saat ini belum dim anfaat kan secara opt im al. I ndonesia adalah negara kepulauan, t et api t erlam bat m em bangun dunia m arit im
04. Presiden Soekarno didalam Nasional Marit im e Convent ion Tahun 1963 m engat akan: “ Unt uk m em bangun I ndonesia m enj adi negara besar, negara kuat , negara m akm ur, dan negara dam ai dapat m enj adi kuat j ika dapat m enguasai laut an.” Unt uk m enguasai laut an kit a harus m enguasai arm ada yang kuat .
I n pr e s N o. 5 Ta h u n 2 0 0 5 da n UU 1 7 Ta h u n 2 0 0 8 t e n t a n g Pe la ya r a n
05. Ket erpurukan pelayaran nasional sej ak t ahun 1988 sangat m em prihat inkan. Sej ak m engalam i m asa- m asa yang m em prihat inkan KADI N INDONESI A bersam a dengan asosiasi lainnya yang t erkait dalam perhubungan yang peduli dalam pem bangunan m arit im m elakukan berbagai upaya agar pem erint ah m engam bil kebij akan yang m am pu m endorong pengem bangan indust ri pelayaran nasional. Upaya dan harapan kalangan indust ri pelayaran m em buahkan hasil dengan t erbit nya I npres 5 Tahun 2005 t ent ang Pem berdayaan Pelayaran Nasional yang salah sat unya m enghasilkan ROADMAP AZAS CABOTAGE, asas yang m enet apkan barang dan kom unit as dalam negeri diangkut kapal- kapal nasional.
07. Undang- Undang 17 Tahun 2008 t ent ang Pelayaran, m erupakan revisi dan penggant i Undang- Undang 21 t ahun 1992 m em berikan opt im ism e unt uk m endorong pert um buhan dan pem berdayaan pelayaran nasional sert a m eningkat kan kinerj a pelayaran nasional. Di dalam undang- undang t ersebut t idak ada lagi pelayaran asing yang diperbolehkan m engangkut penum pang dan barang ant ar pulau. Negara- negara besar, sepert i Am erika Serikat dan Jepang, j uga m em berlakukan Azas Cabot age. Di Am erika Serikat dikenal sebagai US Jones Act .
P
ERM ASALAH AND
EW ASAI
N ITr a n spor t a si La u t
08. Sub- sist em infrast rukt ur j aringan ant ar- m oda t ransport asi, kelayakan m anaj em en sert a t eknis operasionalnya m asih m em erlukan perbaikan dan peningkat an yang kom prehensif unt uk m endukung pert um buhan perekonom ian I ndonesia m elalui indust ri j asa pelayaran, khususnya penerapan Azas Cabot age dengan berlakunya UU 17/ 2008.
09. Lem baga pem biayaan pengadaan dan pengem bangan arm ada nasional - - dulu dikenal sebagai PT PANN - - sangat diperlukan unt uk m endukung kecukupan arm ada nasional unt uk m engangkut kom odit as st rat egis dan angkut an dom est ik, t erm asuk prasarana dan sarana j asa angkut an pelayaran rakyat .
10. Dalam pert em uan 24 April 2008 di Bank I ndonesia ant ara I NSA ( perusahaan pelayaran) dan indust ri galangan kapal sert a beberapa bank, t elah dibahas penyediaan fasilit as kredit pem biayaan pengadaan dan pem bangunan arm ada nasional unt uk m enj adi t uan di negeri sendiri. Hal ini dim ungkinkan dengan dirat ifikasinya I MO Mort gage Law ( hipot ek kapal) m elalui Perat uran Presiden ( Perpres) 44/ 2005.
Ke pe la bu h a n a n
11. Kawasan Pelabuhan dalam Konvensi I MO dikenal sebagai port st at e, yakni kawasan besert a infrast rukt ur dan aparat ur yang m elayani kegiat an j asa indust ri kepelabuhanan dan indust ri pelayaran (husbandry indust ry) diat ur sebagai suat u m ekanism e pem erint ahan, sehingga pengelolaannya dit et apkan dengan perat uran perundang- undangan.
Pelabuhan sebagai prasarana ut am a indust ri pelayaran , saat ini di I ndonesia t erdapat 144 pelabuhan yang 25 pelabuhan diant aranya akan dij adikan pelabuhan Hub Port ( Pelabuhan I nt ernasional) .
12. Kini Undang- Undang 17/ 2008 t ent ang Pelayaran m enent ukan pem erint ah berperan sebagai ot orit as pelabuhan ( port aut horit y) , pelaku usaha dan penyedia j asa sebagai badan usaha pelabuhan at au operat or t erm inal. Undang- undang ini j uga m engakom odasi peran usaha swast a nasional dan asing dalam indust ri j asa kepelabuhanan. Undang- undang ini m enent ukan fungsi- fungsi t ert ent u sebagai berikut :
a. Regulat or dari pem erint ah diserahkan kepada Ot orit as Pelabuhan;
b. Keselam at an dan keam anan (safet y and securit y) pelabuhan m enj adi w ew enang Syahbandar; dan
c. Kepengusahaan dan operat or m enj adi fungsi operat or t erm inal ( BUP) .
13. Khusus invest asi asing dibat asi dalam Undang- Undang 25/ 2007 t ent ang Penanam an Modal dan Perpres 111/ 2007 t ent ang Daft ar Negat if I nvest asi ( DNI ) . DNI pada urut an C- 82 dan C- 83, m isalnya, m engat ur bat as kepem ilikan sw ast a asing m aksim um 49% dalam kegiat an bongkar- m uat dan dalam penyediaan fasilit as pelabuhan ( derm aga, gedung, penundaan kapal, t erm inal pet i kem as, t erm inal curah kering dan t erm inal RO- RO at au penyeberangan) .
w indow ini berbasis pada ( 1 ) Tr a de n e t, yakni proses percepat an arus dokum en; dan ( 2 ) Por t n e t, yait u proses penanganan lalu lint as fisik barang ekspor im por. Proses t erint egrasi m ini akan m eningkat kan rat io efisiensi pelabuhan ( port efficiency rat io) yang m engarah pada int egrasi j asa logist ik ASEAN 2013 sebagai suat u priorit as ASEAN Econom ic Com m unit y.
R
OUN D TABLED
I SCUSSI ON15. Dengan lat ar pem ikiran dan perm asalahan di at as, Kom it e Tet ap Perhubungan bersam a- sam a Pokj a Pem benahan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kadin I ndonesia m engadakan dialog m engenai t ransport asi laut dan kepelabuhanan unt uk m em bahas aspek- aspek pengem bangan indust ri t ransport asi laut nasional yang dit unj ang oleh j asa kepelabuhanan yang handal.
16. Te m a Rou n dt a ble D iscu ssion
Dialog dalam roundt able discussion difokuskan pada t em a:
”M e n u j u Tr a n spor t a si La u t & Ke pe la bu h a n a n ya n g Effe k t if da n be r da ya Sa in g Tin ggi m e n yon gson g Libe r a lisa si Pe r da ga n ga n I n t e r n a sion a l”
17. Tu j u a n Rou n d Ta ble D iscu ssion
a. I dent ifikasi ” Vision” t ent ang sist em dan peran t ransport asi laut dan kepelabuhanan yang diinginkan dim asa yang akan dat ang.
b. Langkah- langkah st rat egis unt uk m enat a sist em t ransport asi laut dan kepelabuhanan sert a m encipt akan kualit as layanan kepelabuhanan yang sehat
c. Mem perkuat assosiasi- assosiasi sehingga dapat m em ainkan peran ut am a dalam perbaikan bidang usaha dan pelayanan
d. Mengem bangkan form ulasi / derivasi langkah- langkah perbaikan j angka m endesak, pendek, m enengah dan j angka panj ang m enyongsong era liberalisasi perdagangan int ernasional .
18. H a sil ya n g D ih a r a pk a n
a. I dent ifikasi arah kebij akan sist em t ransport asi laut dan kepelabuhanan yang ingin diperj uangkan unt uk dapat m encapai realisasi V ision yang diinginkan di m asa m endat ang.
b. Adanya ket erpaduan kebij akan ant ar- m oda angkut an t erkait w ilayah kepulauan. c. Peningkat an peran Kadin dan Assosiasi yang lebih nyat a sehingga daya saing
pengusaha lokal dapat lebih baik dan m am pu bersaing m enghadapi invest asi asing sert a m endorong t ercipt anya indust ri usaha yang sehat .
d. Tim bulnya kesadaran baik pengusaha, operat or, pengguna dan m asyarakat um um nya unt uk sam a- sam a m enj unj ung t inggi at uran yang berlaku dengan m aksud efisiensi, keselam at an dan m enj aga kualit as lingkungan
e. Meningkat kan peran pengusaha/ operat or di I ndonesia sehingga m enj adi pem ain handal, baik di dalam m aupun di luar negeri.
f. Merint is j alan unt uk t ercipt anya sist em dat abase yang handal pada assosiasi-assosiasi di sub sekt or t ransport asi laut dan kepelabuhanan.
19. M a t e r i Ba h a sa n ya n g D ih a r a pk a n da r i N a r a - su m be r a . D ir j e n Pe r h u bu n ga n La u t
• Visi Pem erint ah t ent ang sist em angkut an laut dan kepelabuhanan ( orang & barang) .
• Program st rat egis pem erint ah yang diperlukan sebagai negara kepulauan.
b. Ke t u a Kom isi V D PR- RI , Ba pa k M u qow a m
• Peran t ransport asi laut dan kepelabuhanan dalam kehidupan bangsa I ndonesia
• Transport asi sebagai sekt or st rat egis dan kebij akan yang berpihak kepada sekt or dan sist em t ransport asi.
• Kebut uhan penat aan sist em perundang- undangan dan perat uran t urunannya c. Ke t u a Tim Ke ppr e s 5 4 t e n t a n g Pe r ce pa t a n Ar u s Ba r a n g Ek spor da n
I m por di Pe la bu h a n I n don e sia , Ba pa k La m bock V . N a h a t t a n ds
• Kebij akan, Peran dan Pem berdayaan Transport asi Laut dan Kepelabuhanan dalam perdagangan luar negeri m enyongsong int egrasi j asa logist ik dalam kerangka ASEAN Econom ic Com m unit y 2013.
• Prediksi fakt or- fakt or yang m enj adi t unt ut an pasar global dalam m em ilih dan m enggunakan t ransport asi laut dan kepelabuhanan di I ndonesia.
d. Ke t u a BKPM , ba pa k M . Lu t fi
• Prospek invest asi dom est ik dan asing set elah berlakunya Undang- Undang 25/ 2007 t ent ang Penanam an Modal dan Perpres 111/ 2007 t ent ang Daft ar negat rif I nvest asi.
e . D ir e k t u r Pe r da ga n ga n Lu a r N e ge r i, Ba pa k H a r m e n Se m bir in g
• Kebut uhan penat aan sist em perundang- undangan dan perat uran pelaksanaan j asa layanan kepelabuhanan dalam m engant isipasi ASEAN Single Windo dan ASEAN Econom ic Com m unit y.
• Sist em perdagangan yang akan berlaku dalam 10 t ahun kedepan yang m em pengaruhi indust ri t ransport asi laut dan kepelabuhanan.
f. Pr a k t isi Pe la ya r a n , Ba pa k Oe n t or o Su r ya
• Kapasit as dan daya saing indust ri pelayaran nasional dew asa ini.
• Kebij akan pengem bangan dan insent if yang dibut uhkan indust ri pelayaran nasional dalam rangka m engopt im alkan m anfaat Asas Cabot age.
• Kesiapan indust ri pelayaran nasional m enghadapi berlakunya Nat ional Single Window dan ASEAN Single Window .
• Langkah- langkah indust ri pelayaran nasional m enghadapi ASEAN Econom ic Com m unit y 2013
20. Pe m ba h a s :
• Ke t u a Um u m I N SA, Ba pa k Joh n son W . Su t j ipt o
21. Ja dw a l
AGEN D A
N O W AKTU ACARA
1 08.00 – 09.00 Regist rasi / Coffee Morning Pe m bu k a a n
• Laporan Ket ua Kom it e Tet ap Perhubungan, Bp. GT Soerbakt i
• Sam but an Wakil Ket ua Um um Bidang I nvest asi, Perhubungan, I nform at ika, Telekom unikasi dan Pariw isat a, Bp. Chris Kant er 2 09.00 – 09.30
• Keynot e Speech : Dirj en Perhubungan Laut
3 09.30 – 12.30
Rou n dt a ble D iscu ssion Tr a n spor t a si La u t da n Ke pe la bu h a n a n
Moderat or : Anwar Sat t a N a r a Su m be r :
• Ket ua Kom isi V DPR- RI , Bapak Muqowam
• Ket ua Tim Keppres 54 t ent ang Percepat an Arus Barang Ekspor & I m por di Pelabuhan I ndonesia, Bp Lam bock V. Nahat t ands
• Ket ua BKPM, Bapak M. Lut fi
• Direkt ur Perdagangan Luar Negeri, Bp. I r. Harm en Sem biring
• Prakt isi Pelayaran, Bapak Oent oro Surya Pe m ba h a s:
• Ket ua Um um I NSA, Bapak Johnson W. Sut j ipt o
• Pakar Kepelabuhanan, Bapak WS Wiryawan Tanya Jawab
4 12.30 - selesai
Penut upan
• Sam but an Penut up, Bapak Ant on A. Nangoy
• Ram ah t am ah dilanj ut kan m akan siang bersam a