HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI
BERBASIS AGRO
Disampaikan pada:
OUTLINE
I.
PENDAHULUAN
II. HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI AGRO
II.A. INDUSTRI BERBASIS MINYAK SAWIT
II.B. INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI
II.C. INDUSTRI PENGOLAHAN KAKAO
II.D. INDUSTRI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT
1. Industri Agro merupakan industri andalan masa depan, karena didukung oleh sumber daya alam
yang cukup potensial yang berasal dari sektor pertanian, perikanan/kelautan, peternakan,
perkebunan dan kehutanan, dengan produksi tahun 2014 sebagai berikut :
2. Di samping itu, industri agro juga membutuhkan bahan baku impor, yaitu yang tidak tersedia di
dalam negeri atau tersedia namun jumlah tidak memenuhi, dengan kebutuhan total tahun 2014:
Kakao
(450 ribu ton)
No.3 di Dunia
Rumput Laut (Kering
)
(237 Ribu ton)
Ikan dan Udang
B. LINGKUP BINAAN DJIA
Furnitur dari Kayu
Industri Furnitur dari Rotan atau Bambu Panel Kayu lainnya
Kerajinan Ukir-ukiran dari Kayu
Moulding dan Komponen Bahan Bangunan Peti Kemas dari Kayu
Anyam-anyaman dari Rotan dan Bambu Bubur Kertas (Pulp) , Kertas Budaya , Kertas
Berharga
Kertas Khusus , Kertas Industri, Kertas Tissue Kemasan dan Kotak dari Kertas dan Karton Buku, Brosur, Buku Musik, dan Publikasi lainnya Penerbitan Surat Kabar, Jurnal dan Majalah Percetakan, Jasa Penunjang Percetakan Pengasapan Karet, Remiling Karet Karet Remah (Crumb Rubber)
Biodiesel, Bio Ethanol
Bahan Kimia Organik Lainnya dari Hasil Pertanian
Hilir Kelapa Sawit
Biskuit
Daging dalam kaleng
Tepung kelapa (desiccated coconut)
Pengolahan ikan dan udang beku
Ikan dalam kaleng
Kecap dan saos lainnya, kerupuk udang
Margarine, mete olahan
Mie instan
Minyak goreng kelapa/minyak kelapa
Minyak goreng lain dari minyak nabati
Minyak goreng sawit
Monosodium glutamat (MSG)
Olahan rumput laut (agar-agar)
Pakan ternak/ikan
Pengolahan dan Pengawetan Biota Air lainnya
Pengolahan rumput laut
Makanan ringan (snack food)
Minyak Makan dan Lemak Nabati & Hewani lainnya
Gelatin, Tepung Beras dan Tepung Jagung
Pati Beras dan Jagung
Tepung ikan, tepung tapioka
Pengolahan Buah-buahan dan
Sayuran
Pengolahan Produk dari Susu
Pengolahan Es Krim dan sejenisnya
Pengolahan Kopi, Pengolahan Teh
Pengolahan Herbal, Sirop
Air Minuman dan Air mineral
Minuman keras,
Minuman Anggur (wine)
Minuman ringan
Pengolahan Tembakau, Rokok
Kretek
Rokok Putih
Bumbu Rokok dan kelengkapan
Rokok lainnya
Saccharin dan Natrium Siklamat
Kakao dan coklat olahan
Industri Hasil Hutan dan
Perkebunan
Industri Makanan, Hasil Laut
dan Perikanan
C. GAMBARAN UMUM INDUSTRI AGRO
Indikator
2011
2012
2013
2014
*)2015
**)Pertumbuhan (%) Tahun Dasar 2010
7,42
7,20
3,27
8,29
5,82
Kontribusi Terhadap PDB Industri
Pengolahan Non-Migas (%)
44,99
44,77
43,72
44,77
45,42
Nilai Ekspor (US$ Miliar)
39,85
40,34
38,87
42,60
39,15
Nilai Impor (US$ Miliar)
10,50
13,50
13,5
13,94
11,95
Nilai Investasi
PMDN (IDR Triliun)
PMA (US$ Miliar)
Sumber : BPS dan BKPM diolah Ditjen Ind. Agro Cat. :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
***) Industri Hasil Hutan dan Perkebunan terdiri dari Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya; Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman; dan industri furnitur.
Peran
sektor industri agro terhadap industri non-migas sebesar 45,42 % pada tahun 2015
D. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI AGRO
Industri Prioritas berbasis Agro diarahkan pada hilirisasi Industri Hulu Agro, Industri Pangan
dan Industri Furnitur dan Barang Lainnya dari
Kayu.
a. Industri
Pengolahan Ikan dan Hasil Laut
b. Industri Bahan Penyegar.
e. Industri Tepung. f. Industri gula
berbasis tebu.
a. Industri Oleofood. b. Industri Oleokimia. c. Industri Kemurgi. d. Industri Pakan. e. Industri Barang dari
Kayu.
f. Industri Pulp dan Kertas.
1. Meningkatnya Populasi Industri berbasis Agro;
2. Meningkatnya Daya Saing dan Produktifitas Industri Agro.
STRATEGI
HILIRISASI INDUSTRI
Fokus Pembangunan
Hilirisasi:
KELAPA SAWIT
RUMPUT LAUT
KAKAO
TUJUAN
1. MENINGKATKAN NILAI TAMBAH DAN
MEMPERKUAT STRUKTUR INDUSTRI
2.
MENUMBUHKAN POPULASI INDUSTRI
3. MENYEDIAKAN LAPANGAN KERJA
4. MENCIPTAKAN PELUANG USAHA
Hilirisasi adalah istilah untuk mendorong
pengembangan industri hilir yang menggunakan
bahan baku SDA potensial di Indonesia, baik SDA
yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan.
E. SASARAN STRATEGIS DAN HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI AGRO
II. HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI AGRO
A. Industri Berbasis Minyak Sawit
B. Industri Pengolahan Kopi
C. Industri Pengolahan Kakao
D. Industri Pengolahan Rumput Laut
E. Pengawasan
dan
Pengendalian
Swasta
Petani Rakyat
(4.6 Juta ha)
43
%
Petani Mandiri
3.1
Juta HaPetani Plasma
1.5
Juta HaLuas Area Kelapa
Sawit
Sumber Data : GIMNI 2015, menyadur Data
Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian
Struktur Kepemilikan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia
MINYAK KELAPA SAWIT
Minyak Sawit Kasar (CPO)
Minyak Inti Sawit (PKO)
Ester Asam Lemak :
Palmitat/Propand
Palmitat Stearat/ Ca, Zn
Oleic Acid Dimer Ethylene Propylene Oxide
Fatty Amines :
C16 & C18 / Ethoxylated Secondary C16 & C18 / Ethoxylated Palmitat, Stearic &
Oleic Acids
Sudah diproduksi di Indonesia Belum diproduksi di Indonesia
Target Diverisifkasi Produk Jangka Menengah (hingga 2014) Target Diverisifkasi Produk Jangka Panjang (2014 - 2025)
Fatty Alcohol
Bahan Dasar Kosmetika
Pengembangan Industri Oleokimia Berbasis Fatty Acid Dan
Fatty Alcohol
Semakin hilir,
nilai tambah
semakin besar,
peluang
Tahapan Pengembangan Hilirisasi Industri Kelapa Sawit
Short Term (2011
–
2015)
Fokus pada optimalisasi
kapasitas terpasang,
peningkatan kapasitas
refinery dan biodiesel, dan
penguatan iklim usaha
investasi
Fokus produk: minyak
goreng, lemak padatan
pangan, asam lemak dan
alcohol lemak, serta
Biodiesel
Medium Term (2016
–
2020)
Fokus pada produk hilir
dengan
distinctive aspect
untuk mendukung ketahanan
pangan dan memenuhi
kecukupan nutrisi masyarakat
Indonesia.
Fokus produk : Betacarotene
Tocopherol, Tocotrienol,
Protein sel tunggal, Personal
care
Long Term (2020
–
2050)
Fokus pada produk canggih
turunan minyak sawit sebagai
substitusi produk sejenis yang
tidak terbarukan (
non
renewable, green product
)
Infrastruktur Industri/
Kawasan Industri yang
memadai (
port, energy,
land, natural gas, etc
)
Iklim Usaha Industri yang
Kondusif (legal, lisence,
security, soft-facility)
Insentif Fiskal
dan Disinsentif Fiskal
Penyediaan Teknologi, SDM
Unggul , Permesinan Industri
dalam Kualitas dan Kuantitas
yang Memadai
Insentif Fiskal
1.
Tax Holiday
2.
Tax Allowance
3.
Free Import Duty
for Machineries
Disinsentif
Fiskal
Export tax for Palm
Oil Upstream and
Intermediate
Product
FOKUS HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINYAK SAWIT
a. Industri Pengolahan Kelapa Sawit di Kawasan Industri Sei Mangkei
Simalungun Sumatera Utara
b. Industri Pengolahan Kelapa Sawit di Kawasan Industri Pelintung-Dumai
Provinsi Riau
PRODUKSI
Kopi Olahan Nasional
•Jumlah Unit Usaha : 90 perusahaan besar dan sedang
•Produksi : 222.905 Ton •Nilai (Rp Juta): 9.408.560 •Tenaga Kerja : 21.556 orang •Konsumsi perkapita/tahun : 1,1 Kg
IMPOR
Produk Kopi Olahan
Nasional
•Jumlah : 15.307 Ton
EKSPOR
Kopi Olahan Nasional
•
Jumlah : 99.556 Ton
Lebih dari 130 Perusahaan
kecil-menengah
Lampung :
PRODUKSI
Biji Kopi Nasional
•Jumlah : 685 Ribu Ton •Luas Lahan : 1,2 Juta Ha •96% Perkebunan Rakyat
IMPOR
Biji Kopi Nasional
•
Jumlah : 21,3 Ribu Ton
•
EKSPOR
Biji Kopi Nasional
•Jumlah : 378 Ribu Ton •Nilai (US$ Ribu): >1.002.367
Ekspor Biji Kopi Lampung 222.441 Ton
Sumatera Selatan : 144 Lampung : 131
Sektor On-Farm
Sektor Industri
Produksi Biji Kopi (Ribu Ton)
Konsumsi Kopi Nasional (Ribu ton)
Produk industri : 138
Produk IKM dan retail :
±125
Peta Indikasi Geografis
Sumber : BPS diolah Ditjen Ind Agro
POHON INDUSTRI PENGOLAHAN KAKAO
Bahan Mentah
Produk Setengah Jadi
(Intermediate Goods)
POTENSI PNGOLAHAN KAKAO DI INDONESIA
JIKA SETIAP TECKNOPARK MENCIPTAKAN 20 WIRAUSAHA YANG
BERPOTENSI MENDIRIKAN PABRIK HILIR KAKAO - AKAN ADA 200 PABRIK CONFECTIONERY COKLAT
ADA SOLUSI 7 PERMASALAHAN
PENGEMBANGAN INDUSTRI KAKAO SAAT INI
POLA PIKIR PEMBANGUNAN HILIRISASI KAKAO
INDUSTRI BESAR SEDANG (IBS)
COKLAT
ADA SOLUSI
PERMASALAHAN IKM PADA TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI
KAKAO
JIKA SETIAP IBS MENDAPAT IKLIM USAHA KONDUSIV AKAN MENCIPTAKAN 20 PABRIK HILIR
KAKAO MISALNYA 20 PRODUK CONFECTIONERY COKLAT, BAHAN
PETA WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN KAKAO
Sulteng Sumbar
Sulbar Sulsel
FOKUS HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN KAKAO
Hilirisasi pengembangan industri berbasis kakao dilakukan melalui pendeketan
konsep pembangunan Techno park. Lembaga-lembaga pengembangan olahan kakao
yang telah ada akan diarahkan untuk menjadi
“
Techno Park Hilirisasi
Pembangunan Industri Pengolahan Kakao
”
. Adapun hasil inventarisasi terdapat 10
Techno Park yaitu :
1.Techno Park TTP (BPTP) Gunung Kidul,
2.Techno Park TTP (BPTP) Payakumbuh,
3.Techno Park Rumah Cokelat
–
Palu,
4.Techno Park Ind. Pengolahan Cokelat
–
Univ. Haluoleo Kendari,
5.Techno Park Teaching Factory di UNHAS
6.Techno Park Kampung Cokelat Kademangan-Blitar, Jatim
7.Techno Park Franchise Chocochock (minuman), Tangerang
8.Techno Park Agrowisata kakao dan Cokelat di Singaraja, Bali
9.Techno Park Chocolate School by Tulip (praline) di Permata Hijau, Jakarta
II.d. INDUSTRI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT
makanan, Pet food, kultur
jaringan, cetakan gigi
Dairy, minuman, dressing,
saus, makanan diet, pet
food, farmasi
KINERJA INDUSTRI BERBASIS RUMPUT LAUT
No. URAIAN SATUAN Tahun
2010 2011 2012 2013 2014