• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Metode Mengajar Yang Digunakan oleh Guru Ekonomi pada Pembelajaran Ekonomi di Kalangan Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri I Tengaran T1 162007060 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Metode Mengajar Yang Digunakan oleh Guru Ekonomi pada Pembelajaran Ekonomi di Kalangan Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri I Tengaran T1 162007060 BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

Siswa adalah sebagai subjek dan sebagai objek dalam pembelajaran, maka inti

proses pembelajaran tidak lain adalah kegiatan siswa mencapai suatu tujuan

pembelajaran. Menurut Sudarwan (2010:190), ” kata ”pembelajaran” merujuk pada

subjek yang belajar secara konsisten melakukan perbuatan belajar itu”. Oleh karena

itu, siswa mempunyai tugas untuk belajar agar tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Belajar memiliki banyak sekali pengertian maupun definisi, diantaranya

menurut Cronbach, “learning is show by change in behavior as a result of experience,

artinya belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman” (Siti Partini,

1986: 56-57).

Sedangkan Menurut Hintzman dalam bukunya The Psychology of learning and memory berpendapat Learning is change in organism due to experience which can affect the organism‘s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme ( manusia atau hewan ) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkahlaku organisme tersebut ( Syah Muhibin, 2008: 90).

Jadi, dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan belajar, dalam penelitian ini adalah proses memahami sesuatu yang

menghasilkan suatu perubahan dalam seseorang akibat adanya latihan dan

pengalaman. Pengalaman tersebut akan didapat siswa dalam proses pembelajaran

yang terjadi di kelas.

Menurut W. Gulo (2004:8), “belajar adalah suatu proses yang berlangsung di

dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam

berfikir, bersikap, dan berbuat”. Oleh karena itu, siswa yang belajar pada hakekatnya

ingin adanya perubahan dalam dirinya.

Perubahan yang terjadi dalam diri siswa diharapkan berguna dikemudian hari

maka, “tujuan belajar yang utama ialah bahwa apa yang dipelajari itu berguna di

kemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat terus belajar dengan cara yang lebih

(2)

Selain siswa, guru juga mempunyai tugas dalam pembelajaran yaitu mengajar.

“Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman, pengetahuan, kemampuan

menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup, maupun wawasannya”(W.

Gulo, 2004:8).

“Tugas mengajar lebih menekankan pengembangan kemampuan penalaran

dan tugas melatih menekankan pada pengembangan kemampuan penerapan teknologi

dengan cara melatih berbagai ketrampilan “( Marno & M. Idris, 2008:19).

Kegiatan mengajar bagi seorang guru tentunya membutuhkan siswa, hal

tersebut tidak dapat dilepaskan. Akan tetapi, siswa di dalam kegiatannya belajar tidak

selamanya membutuhkan guru.

Menurut Wina Sanjaya (2007:94),”secara deskriptif mengajar diartikan

sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa”.

Penyampaian informasi akan berjalan efektif apabila guru dan murid sama-sama

paham terhadap informasi yang diberikan guru .

Berdasarkan pengertian tersebut, “maka tekanan pada strategi belajar

mengajar terletak pada guru itu sendiri, guru berlaku sebagai sumber informasi

mempunyai posisi sangat dominant”(W. Gulo, 2004:5). Oleh karena itu, nantinya

akan menimbulkan suatu strategi pembelajaran yang berpusat pada guru atau yang

disebut teacher centre strategies.

Menurut W. Gulo (2004:6), “pendekatan lain berpangkal dari pengertian

mengajar sebagai usaha menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan

kegiatan belajar. Mengajar dalam arti ini adalah usaha menciptakan suasana belajar

bagi siswa secar optimal”. Oleh karena itu, pembelajaran ini berpusat pada siswa

atau yang disebut student centre strategies.

Jadi, dari beberapa pengertian mengajar tersebut maka yang dimaksud

mengajar, dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan menciptakan suasana belajar

yang berguna untuk penyampaian informasi atau pengetahuan dalam proses

pembelajaran dari guru kepada siswa. Pengertian ini nampaknya selaras dengan UU

(3)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. (Wina Sanjaya,2007:2).

Terdapat beberapa hal penting dari konsep pendidikan menurut

undang-undang tersebut. Salah satunya yaitu, pendidikan adalah usaha sadar yang terencana,

kalimat ini berarti pendidikan yang dilakukan di sekolah bukanlah kegiatan yang

dilaksanakan secara asal-asalan, tetapi ada tujuan yang hendak dicapai sehingga

semua yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan.

Jadi, dalam pembelajaran pun juga mempunyai tujuan, tujuan pembelajaran

itu merupakan penjabaran akhir dari tujuan pendidikan nasional.

Tujuan pendidikan dari yang bersifat umum sampai kepada tujuan khususu itu dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:

1.Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) 2.Tujuan Institusional (TI)

3.Tujuan Kurikuler (TK)

4.Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP) ( Wina Sanjaya, 2007:62–63).

Pada hakekatnya tujuan pembelajaran tidak lain adalah siswa dapat

mengembangkan kemampuannya akibat dari mempelajari suatu materi yang telah

disampaikan oleh guru.

Sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya proses pembelajaran

yang terjadi di dalam kelas. Proses pembelajaran tersebut terjadi antara guru dan

siswa. Pembelajaran sedikit berbeda dengan pengajaran, pengajaran lebih ditekankan

kepada kegiatan guru dalam mengajar sedangkan pembelajaran lebih luas tidak hanya

kegiatan guru saja tetapi juga kegiatan siswa dalam belajar.

Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa untuk

mempelajari suatu materi pelajaran. ”Dalam kegiatan pembelajaran , guru dituntut

untuk memiliki sikap terbuka dan sabar agar dengan hati yang jernih dan rasional

(4)

Guru mempunyai tugas untuk mengajar sedangkan siswa mempunyai tugas

untuk belajar. “Guru yang mengajar anak didik yang belajar adalah dwi tunggal

dalam perpisahan raga jiwa bersatu antara guru dan anak didik” ( Syaiful dan Aswan,

2002: 45). Hal ini tidak bisa terlepas dengan sendirinya, maka tujuan pembelajaran

tidak akan tercapai apabila salah satu tidak menjalankan tugasnya.

B. Model, Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran

Istilah-istilah pembelajaran seperti model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik sering digunakan secara bergantian, walaupun pada dasarnya istilah-istilah tersebut memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Berbagai istilah tersebut biasanya juga disamakan, padahal memiliki perbedaan secara esensial. berikut ini penjelasannya.

1. Model Pembelajaran

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Dalam kamus besar bahasa Indonesia model diartikan sebagai pola (contoh,acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (2005:751).

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (J.J Hasibuddin dan Moedjiono, 2002:5-6) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan

dengan strategi pembelajaran.

( Ismail, 2011 dalam http://ismailbugis.wordpress.com/2011/06/19/pengertian-strategi-pendekatan-model-teknik-dan-metode-pembelajaran/ )

Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksdud dengan model

pembelajaran, dalam penelitian ini adalah suatu kesatuan yang terdiri dari

pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran.

2. Pendekatan Pembelajaran

(5)

Menurut Anthony (St Y Slamet, 2007: 50) pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi yang saling berkaitan dan berhubungan dengan pengajaran. Pendekatan

merupakan dasar teoritis untuk suatu metode.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

( Ismail, 2011 dalam http://ismailbugis.wordpress.com/2011/06/19/pengertian-strategi-pendekatan-model-teknik-dan-metode-pembelajaran/ )

Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan pendekatan

pembelajaran, dalam penelitian ini adalah sudut pandang atau titik pusat yang

dijadikan sebagai objek dalam pembelajaran.

3. Strategi Pembelajaran

Secara bahasa, strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara, sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, 2007: 3).

Dalam konteks pengajaran, menurut Gagne (Iskandarwassid & Dadang Sunendar, 2008: 3) strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Artinya, bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan peserta didik berpikir secara unik untuk dapat menganalisi, memecahkan masalah di dalam mengambil keputusan.

Menurut Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Pendapat yang sama datang dari Gerlanch dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya diperjelas lagi oleh Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Begitu juga dengan Gropper (1990) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Hamza B. Uno, 2009:1).

(6)

Hasibuddin dan Moedjiono (2002:3) strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru-murid di dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran.

Pengertian strategi dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru-murid di dalam peristiwa pembelajaran. Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

( Ismail, 2011 dalam http://ismailbugis.wordpress.com/2011/06/19/pengertian-strategi-pendekatan-model-teknik-dan-metode-pembelajaran/ )

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat maka yang dimaksud dengan

strategi pembelajran, dalam penelitian ini adalah suatu keputusan yang diambil oleh

guru untuk memilih metode mengajar yang tepat digunakan agar tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara efektif dan efisien.

4.Metode Mengajar

Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien (Suwardi, 2007: 61). Metode pembelajaran berarti cara-cara yang dipakai oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, metode diartikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (2005: 740). Beberapa metode pembelajaran seperti metode ceramah, metode Tanya jawab, metode diskusi, metode kerja kelompok, simulasi, metode demonstrasi, dan sebagainya

.Menurut J.J Hasibuddin dan Moedjiono (2002:3) metode pembelajaran adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi pembelajaran. Karena strategi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran, maka metode pembelajaran merupakan alat pula untuk mencapai tujuan.

(7)

( Ismail, 2011 dalam http://ismailbugis.wordpress.com/2011/06/19/pengertian-strategi-pendekatan-model-teknik-dan-metode-pembelajaran/ )

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan

metode mengajar, dalam penelitian ini adalah cara-cara mengajar yang digunakan

oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa pada proses

pembelajaran.

5.Teknik Pembelajaran

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

Menurut Gerlach dan Ely (Hamzah B Uno, 2009: 2) teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni (2005: 1158).

( Ismail, 2011 dalam http://ismailbugis.wordpress.com/2011/06/19/pengertian-strategi-pendekatan-model-teknik-dan-metode-pembelajaran/)

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan teknik

pembelajaran, dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan untuk memperlancar

metode yang digunakan dalam pembelajaran.

C. Komponen Pembelajaran

Pembelajaran memiliki beberapa komponen,”komponen-komponen dalam

pembelajaran tersebut adalah tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi

pembelajaran, media dan evaluasi” (Wina Sanjaya,2007:56). Dalam proses

pembelajaran, komponene-komponen tersebut tidak bisa lepas sendiri-sendiri

(8)

Tujuan merupakan komponen pertama, tujuan pembelajaran biasanya dibuat

oleh guru dengan mengacu pada tujuan kurikuler. Walaupun guru yang membuat

tujuan pembelajaran akan tetapi, harus selaras dengan tujuan kurikuler, institusional

dan pendidikan nasional. Pembelajaran yang baik apabila tujuannya tercapai,

sehingga guru yang berhasil adalah guru yang mampu merubah siswanya sesuai

dengan tujuan yang dibuatnya.

Komponen kedua yaitu isi/materi pelajaran. Menur R. Ibrahim & Nana

(2003:100), ” materi pelajaran merupakan suatu yang diasjikan guru untuk diolah dan

kemudian dipahami oleh siswa, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan instruksional

yang telah ditetapkan”. Materi pelajaran tidak hanya dari buku teks, bisa dari

berbagai sumber yang lain misalkan artikel, koran, film, dan lain-lain.

Metode atau strategi merupakan komponen ketiga. Menurut Wina (2007:58),

“ keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini”.Metode

adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran

kepada siswa pada proses pembelajaran.

Menurut R. Ibrahim & Nana (2010:108), ”untuk memilih metode mengajar

yang akan digunkan dalam rangka perencanaan pengajaran, perlu dipertimbangkan

faktor-faktor tertentu antara lain: kesesuaiannya dengan tujuan instruksional serta

keterlaksanaannya dilihat dari waktu dan sarana yang ada. Jadi, dari beberapa

pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode mengajar yang baik

yaitu sesuai dengan tujuan, waktu dan sarana.

Ada beberapa metode mengajar yang dapat digunakan guru sebagai berikut :

metode ceramah, metode mencatat, metode tanya jawab, metode diskusi, metode

demonstrasi, metode simulasi, metode pemberian tugas, dan metode karyawisata.

Media sebagai komponen selanjutnya juga mempunyai peran, bisa dikatakan

bahwa media itu sebagai sarana untuk mempermudah penyampaian materi kepada

siswa. Ada yang berpendapat bahwa media adalah alat atau bahan yang digunakan

dalam pembelajaran, namun pendapat lain mengatakan bahwa media itu meliputi

orang, alat, kegiatan maupun bahan.

Selanjutnya komponen terakhir pada pembelajaran yaitu evaluasi. ”Sedangkan

(9)

tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan

pembelajaran secara optimal” (Syafarruddin & Irwan, 2005:137). Oleh karena itu,

guru mempunyai tugas untuk mengevaluasi sejauh mana pembelajaran yang telah

berlanangsung sesuaikah dengan tujuan yang dibuat.

Dengan evaluasi akan didapat hasil atas perencanaan pembelajaran yang

dibuat dan dilaksanakan. R. Ibrahim & Nana (2003:126) berpendapat bahwa, “ atas

dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan,

baik pada waktu program masih berjalan maupun setelah program itu selesai

dilaksanakan”.

D. Metode Mengajar

Banyak sekali metode mengajar yang bisa digunakan oleh guru dalam

mengajar sesuai dengan materi yang akan disampaikan, diantara sebagai berikut :

1. Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu cara mengajar secara lisan yang lebih banyak dipakai

guru dalam mengajar.

2. Metode Demonstrasi

Metode ini biasanya membutuhkan beberapa alat yang digunakan dalam

proses demonstrasi atau melakukan suatu eksperimen. Guru harus memilki

keahlian dalam penggunaan alat atau saat melakukan demonstrasi.

3. Metode Tanya Jawab

Guru biasanya memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi

yang diajarkan, siswa kemudian menjawabnya. Penggunaan ini lebih banyak

tanya jawab antara guru dan siswa.

4. Metode Penampilan

”Metode penampilan adalah bentuk praktik oleh siswa di bawah bimbingan

dari dekat oleh guru. Praktik tersebut dilaksanakan atas dasar penjelasan atau

demonstrasi yang diterima atau diamati siswa”( Martinis, 2007:143).

5. Metode Diskusi

” Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswi dengan guru

(10)

permasalahan tertentu” (Martinis,2005:69).

6. Metode Pemberian Tugas

Guru dalam menggunakan metode ini biasanya memberikan tugas atau

kegiatan kepada siswa untuk dikerjakan sendiri. Pemberian tugas dapat berupa

latihan soal, mencari jurnal, dan penelitian.

7. Metode Pembelajaran Terprogram

”Metode pembelajaran terprogram menggunakan bahan pengajaran yang

dipersiapkan secara khusus. Isi pengajaran di dalamnya harus dipecahkan

menjadi langkah-langkah kecil, diurut dengan cermat, diarahkan untuk

mengurangi kesalahan, dan diikuti dengan umpan balik segera” ( Martinis,

2007:143).

8. Metode Pemecahan Masalah

Siswa dilatih untuk memberikan solusi terhadap beberapa masalah yang ada

yang dialami. Guru biasanya memberikan suatu permasalahan kepada siswa,

tentunya akan berbeda jawaban dari masing-masing siswa.

9. Metode Studi Kasus

Dalam metode ini siswa memilki tugas ganda yaitu menemukan masalah yang

sebenarnya terjadi dan memberikan solusinya. Guru hanya memberikan suatu

kasus atau peristiwa.

10. Metode Seminar

”Metode seminar merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa untuk

membahas topik, masalah tertentu. setiap anggota kelompok seminar dituntut

agar berperan aktif, dan kepada mereka dibebankan tanggung jawab untuk

mendapatkan solusi dari topik, maslah yang dipecahkan” ( Martinis,

2007:152).

11. Metode Proyek

Suatu metode dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan

secara individu. biasanya siswa dituntut untuk mengamati dan meneliti.

Setelah itu siswa diminta membuat laporan dari tugas yang diberikan dalam

(11)

E. Kerangka Dasar Penelitian

Secara keseluruhan kerangka dasar dalam penelitian ini sebagai berikut.

Siswa merupakan input atau masukan dalam proses pembelajaran. Dalam

proses pembelajaran, siswa dituntut untuk melaksanakan tugas yaitu belajar dan juga

perannya. Selain siswa, Guru juga dituntut untuk melaksanakn tugasnya yaitu

mengajar dan juga perannya.

Mengajar tentunya menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang

diajarkan. Metode mengajar selalu bertambah macamnya, namun metode mengajar

seperti ceramah masih dipakai sampai saat ini. Terlepas dari itu, yang lebih penting

dalam pemakaian metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan, waktu, dan

sarana. Hal tersebut perlu dipertimbangkan agar efektif dan efisien, sehingga tujuan

dari pembelajaran tercapai.

Setelah terjadi proses pembelajaran, tentunya akan mendapatkan sebuah hasil

yang disebut output atau keluaran. Output dalam proses pembelajaran yaitu siswa

yang telah mengalami perubahan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada

pembelajaran .

Setiap siswa pasti menginginkan adanya perubahan yang lebih baik, terlebih

lagi guru juga menginginkan perubahan pada siswa sesuai dengan rencana

pembelajaran yang dibuat guru. Proses Pembelajaran

input output

(12)

F. Penelitian Terdahulu

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Rinawati, berjudul Tanggapan Siswa

Terhadap Pembelajaran Matematika Kelas II SMA Negeri 1 Suruh Semester IV

2004/2005. Sebagai berikut :

Hasil dari analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis pendahulauan dan analisis lanjut, diperoleh kesimpuln bahwa tanggapan siswa terhadap pembelajran matematika kelas II SMA Negeri 1 suruh semester IV 2004/2005 adalah baik. Adapun sarannya adalah sebagai berikut :

1. Agar tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika lebih baik, hendaknya guru dalam menyampaikan materi dengan menambah metode mengajar selain metode ceramah, metode mencatat, dan metode tanya jawab. Misalnya guru dapat menambah dengan metode diskusi kelompok.

2. Sebelum mata pelajaran matematika dimulai, guru dharapkan menyampaikan sistem belajar mengajar dengan satuan pembelajaran yang jelas.

3. Guru diharapkan sering memonitoring kemajuan siswa dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

4. Guru diharapkan memberikan perhatian dalam pengelolaan manajemen kelas. ( Wahyu: 2005)

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Herni Sukaesi, berjudul Implementasi

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada strategi belajar mengajar mata

pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara tahun

pelajaran 2007/2008. Sebagai berikut :

(13)

sumber belajar yang ada belum dioptimalkan pemanfaatannya, seperti adanya perpustakaan yang berisi buku-buku, yang tidak menjadi pilihan siswa sebagai sumber belajar. (3) Upaya yang dilakukan untuk mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Strategi Belajr Mengajar Mata Pelajaran Ekonomi adalah guru menyiapkan semua perangkat mengajar, mulai dari membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang berpedoman pada silabus dari pusat, serta guru sudah berusaha memotivasi siswa dan menggunakan metode yang berbeda dalam mengajar untuk mengantisipasi kejenuhan pada siswa.

( Herni, 2009 dalam

Referensi

Dokumen terkait

Yahudi dari al-Aws, orang-orang merdeka (di kalangan) mereka dan mereka sendiri, mempunyai kedudukan yang sama dengan orang- orang yang terikat dengan piagam ini dalam loyalitas

Dalam proses memim- pin pengikutnya, seorang pemimpin tidak harus selalu rapi, teratur, atau indah dengan rencana yang matang dan budget, namun yang terpenting adalah bahwa ia

Disamping analisis SWOT, BPD juga dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dengan cara Diagnosa Organisasi. Tingkatan tertinggi merupakan organisasi secara

[r]

tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Diperiksa

Lontiok Cubodak Godang Desa Lubuk Bigau, 16 M.. Kampar Kiri

Maka dengan ini Pokja ULP SPK Politeknik Kampar menyampaikan bahwa calon pemenang pelelangan umum pengadaan barang dan jasa Politeknik Kampar adalah sebagai berikut :..

Melakukan perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi pada kondensor, kipas pendingin, dan receiver