• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL EVALUASI ATAS AKIP SKPD TAHUN 2019 DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HASIL EVALUASI ATAS AKIP SKPD TAHUN 2019 DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

INSPEKTUR PEMBANTU II

KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2020

LAPORAN HASIL EVALUASI ATAS

AKIP SKPD TAHUN 2019

DINAS PERUMAHAN, KAWASAN

PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

KOTA TANGERANG SELATAN

INSPEKTORAT

Puspemkot Tangerang Selatan Gd.II Lantai 5, Jl. Maruga Raya No.1, Serua, Ciputat

(2)

LAPORAN HASIL EVALUASI ATAS AKIP

DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2019

NOMOR : 059/015/LHE-LAKIP/IRBAN.II/III/2020

TANGGAL 09 MARET 2020

(3)

Tangerang Selatan,09 Maret 2020

Nomor : 059/015/LHE-LAKIP/IRBAN.II/III/2020 Kepada:

Lampiran : 1 (satu) berkas Yth. Kepala Dinas Perumahan,

Kawasan Permukiman dan Pertanahan

Kota Tangerang Selatan

Perihal : Laporan Hasil Evaluasi atas AKIP Tahun 2019 Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan

Pertanahan Kota Tangerang Selatan. di –

CIPUTAT

Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor: 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kami telah melakukan evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Tangerang Selatan Tahun 2019, dengan tujuan:

a. Memperoleh informasi tentang implementasi Sistem AKIP; b. Menilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

c. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas Organisasi Perangkat Daerah (OPD);

d. Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi periode sebelumnya.

2. Evaluasi dliaksanakan terhadap 5 (lima) komponen besar manajemen kinerja, yang meliputi:

a. Perencanaan Kinerja; b. Pengukuran Kinerja; c. Pelaporan Kinerja; d. Evaluasi Kinerja;

e. Pencapaian Sasaran / Kinerja Organisasi.

3. Hasil evaluasi yang dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran mulai dari 0 s.d. 100, yang selanjutnya diberikan “kategori peringkat”. Untuk menentukan tingkat akuntabilitas kinerja instansi yang bersangkutan, dengan kriteria sebagai berikut:

No Kategori Skor Interpretasi

1 AA > 90 - 100 Sangat Memuaskan

2 A > 80 – 90 Memuaskan, Memimpin perubahan, berkinerja tinggi, dan sangat akuntabel

3 BB > 70 – 80 Sangat Baik, Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal.

4 B > 60 - 70 Baik, Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan.

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

INSPEKTORAT

(4)

No Kategori Skor Interpretasi

5 CC > 50 - 60 Cukup (memadai), Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggung jawaban, perlu banyak perbaikan tidak mendasar.

6 C > 30 - 50 Kurang, Sistem dan tatanan kurang dapat diandalkan, memiliki sistem untuk manajemen kinerja tapi perlu banyak perbaikan minor dan perbaikan yang mendasar. 7 D 0 - 30 Sangat Kurang, Sistem dan tatanan tidak dapat

diandalkan untuk penerapan manajemen kinerja; Perlu banyak perbaikan, sebagian perubahan yang sangat mendasar.

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Tangerang Selatan memperoleh nilai sebesar 73,469, yang menunjukkan dalam kategori "BB" atau SANGAT BAIK.

4. Nilai sebagaimana tersebut, merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen manajemen kinerja yang dievaluasi di lingkungan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Tangerang Selatan, dengan rincian sebagai berikut:

No Komponen Bobot Nilai Hasil Evaluasi

a. Perencanaan Kinerja 30 % 23,989

b. Pengukuran Kinerja 25 % 16,250

c. Pelaporan Kinerja 15 % 13,029

d. Evaluasi Internal 10 % 6,202

e. Pencapaian Sasaran/ Kinerja 20 % 14,000

Jumlah 100 % 73,469

Uraian hasil evaluasi atas masing-masing komponen manajemen kinerja sebagai berikut:

a. Perencanaan Kinerja

Evaluasi atas Perencanaan Kinerja mencakup penilaian Perencanaan Strategis (5 tahunan) dan Perencanaan Kinerja Tahunan menunjukkan nilai sebesar 23,989, dari nilai maksimal 30,00,dengan uraian sebagai berikut :

1) Perencanaan Strategis

Hasil evaluasi atas komponen “Perencanaan Strategis” menunjukkan nilai sebesar 7,89 dari nilai maksimal 10,00, dengan uraian sebagai berikut:

a) Pemenuhan Renstra.

Hasil evaluasi atas sub komponen “Pemenuhan Renstra

menunjukkan nilai sebesar 1,89 dari nilai maksimal 2,00.

Penilaian dilakukan atas keberadaan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan Periode 2016-2021, dokumen Renstra OPD 2016-2021, serta atribut utama yang harus ada pada dokumen tersebut, yaitu:

- Tujuan, Indikator Tujuan, Target Keberhasilan Pencapaian Tujuan;

- Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran;

- Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Target Tahunan; serta - Publikasi atas Renstra OPD.

Secara umum Pemenuhan Renstra sudah baik, dimana Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan sudah memiliki Renstra Tahun 2016–2021 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, program, indikator kinerja sasaran, dan target

(5)

jangka menengah, dan Renstra telah dipublikasikan secara umum melalui website, namun atribut Indikator tujuan dan target tujuan, belum ditetapkan.

b) Kualitas Renstra.

Hasil evaluasi atas sub komponen “Kualitas Renstra

menunjukkan nilai sebesar 3,75 dari nilai maksimal 5,00.

Kekurangan pada Kualitas Renstra terlihat pada hal-hal berikut:

- Dokumen Renstra belum sepenuhnya menetapkan hal-hal yang harus ditetapkan, yaitu tidak terdapat penetapan Indikator tujuan dan Target Tujuan.

- Lebih dari 75% tujuan, Sasaran dan indikator Renstra telah mengacu pada seluruh kriteria yang ditetapkan, namun belum sepenuhnya selaras dengan RPJMD, dan belum sepenuhnya menggambarkan core Bussines.

c) Implementasi Renstra

Hasil evaluasi atas sub komponen “Implementasi Renstra” menunjukkan nilai sebesar 2,25 dari nilai maksimal 3,00.

Kurang optimalnya capaian “Implementasi Renstra” karena: - Target Jangka Menengah telah dimonitor, namun belum

seluruh rekomendasi ditindaklanjuti, yaitu Belum Terdapat jadwal, mekanisme atau SOP yang jelas tentang mekanisme monitoring Renstra secara periodik.

- Renstra telah direviu secara berkala dan hasilnya masih relevan dengan kondisi saat ini, namun belum menunjukan inovasi;

2) Perencanaan Kinerja Tahunan.

Hasil evaluasi atas komponen “Perencanaan Kinerja Tahunan” menunjukkan nilai sebesar 16,10 dari nilai maksimal 20,00,dengan uraian sebagai berikut:

a) Pemenuhan Perencanaan Kinerja Tahunan

Hasil evaluasi atas sub komponen “Pemenuhan Perencanaan

Kinerja Tahunan” menunjukkan nilai sebesar 3,75 dari nilai maksimal 4,00. Capaian tersebut karena telah disusunnya Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2019, dan dokumen Perjanjian Kinerja (PK) yang telah menyajikan Indikator Kinerja Utama (IKU), dan PK telah ditandatangani oleh para pihak, yaitu Kepala Dinas dan Walikota, serta telah dipublikasikan melalui website, namun terdapat 1 (satu) Indikator Kinerja pada PK tidak selaras dengan 1 (satu) indikator pada IKU. b) Kualitas Perencanaan Kinerja Tahunan

Hasil evaluasi atas sub komponen “Kualitas Perencanaan

Kinerja Tahunan” menunjukkan nilai sebesar 8,75 dari nilai maksimal 10,00. Kurang optimalnya “Kualitas Perencanaan

Kinerja Tahunan” tersebut dipengaruhi oleh kualitas target kinerja belum ditetapkan dengan baik, dokumen PK telah selaras dengan dokumen Renstra namun rencana aksi belum mencantumkan sub kegiatan/ komponen rinci setiap periode yang akan dilakukan dalam rangka mencapai kinerja.

(6)

c) Implementasi Perencanaan Kinerja Tahunan

Hasil evaluasi atas sub komponen “Implementasi

Perencanaan Kinerja Tahunan” menunjukkan nilai sebesar

3.60 dari nilai maksimal 6,00.

Faktor penyebab rendahnya “Implementasi Perencanaan

Kinerja Tahunan” sama dengan faktor penyebab rendahnya

“Kualitas Perencanaan Kinerja Tahunan”, yaitu :

- Target-target kinerja sasaran dalam rencana kinerja dimaksud belum menjadi prasyarat dalam pengajuan anggaran;

- Monitoring telah dilakukan sesuai kriteria, kecuali penerapan reward and punishment.

- Pemanfaatan Rencana Aksi telah memenuhi kriteria yang ditetapkan kecuali hal terkait dengan otorisasi dan eksekusi pelaksanaan atau penundaan kegiatan.

b. Pengukuran Kinerja

Hasil evaluasi atas komponen “Pengukuran Kinerja” menunjukkan

nilai sebesar 16,250, dari nilai maksimal 25,00, dengan uraian sebagai berikut:

1) Pemenuhan Pengukuran

Hasil evaluasi atas sub komponen “Pemenuhan Pengukuran

menunjukkan nilai sebesar 4,38 dari nilai maksimal 5,00. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan sesuai dengan DPA OPD telah menyusun Laporan Bulanan, Triwulanan, Semesteran, dan Tahunan sebagai monitoring kinerja keuangan. Kurang optimalnya capaian tersebut karena:

a) Ukuran kinerja untuk tingkat eselon III dan IV sebagai turunan kinerja atasannya belum seluruhnya ada;

b) Mekanisme baku untuk pengumpulan data kinerja sudah ada, namun belum dituangkan pada peraturan berupa SOP atau edaran internal.

2) Kualitas Pengukuran

Hasil evaluasi atas sub komponen “Kualitas Pengukuran

menunjukkan nilai sebesar 8,13 dari nilai maksimal 12,50.

Rendahnya capaian tersebut karena:

a) Belum seluruh IKU memenuhi kriteria indikator SMART, yaitu: spesific, measureable, achievable, ralevance, dan timebound; b) Belum seluruh pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU)

dilakukan secara berjenjang;

c) Belum seluruh pengumpulan data kinerja dapat diandalkan; d) Dokumen Rencana Aksi atas Kinerja belum dikembangkan

menggunakan teknologi informasi.

e) OPD belum melakukan pengukuran kinerja secara berjenjang mulai dari staf, manajerial sampai kepada pimpinan teringgi dan tingkat instansi dan pengukuran tersebut menggunakan bantuan teknologi sehingga capaian atau progres kinerja dapat diidentifikasi secara lebih tepat dan cepat.

3) Implementasi Pengukuran

Hasil evaluasi atas sub komponen “Implementasi Pengukuran

menunjukkan nilai sebesar 3,75 dari nilai maksimal 7,50. Rendahnya capaian tersebut karena:

a) IKU yang ada dimanfaatkan sesuai kriteria namun tidak termasuk pengenaan sanksi atau punishment.

(7)

b) Target kinerja telah dimonitor berdasarkan kriteria, namun belum seluruh rekomendasi ditindaklanjuti.

c) Peran pejabat yg memiliki keterkaitan capaian dengan reward & punishment IKU, belum optimal.

c. Pelaporan Kinerja

Hasil evaluasi atas komponen “Pelaporan Kinerja” menunjukkan nilai

sebesar 13,029, dari nilai maksimal 15,00, dengan uraian sebagai berikut:

Evaluasi atas pelaporan kinerja mencakup penilaian atas pemenuhan pelaporan kinerja, penyajian informasi kinerja, dan pemanfaatan atas penyajian informasi kinerja.

1) Pemenuhan Pelaporan

Hasil evaluasi atas sub komponen “Pemenuhan Pelaporan

menunjukkan nilai sebesar 3,00 dari nilai maksimal 3,00.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan dan seluruh OPD/Unit Kerja di lingkungannya telah menyusun dan menyampaikan LAKIP tahun 2019 secara tepat waktu, dan capaian yang disajikan dalam laporan kinerja telah bersifat Kinerja Utama (IKU).

2) Penyajian Informasi Kinerja

Hasil evaluasi atas sub komponen “Penyajian Informasi Kinerja

menunjukkan nilai sebesar 6,43 dari nilai maksimal 7,50, LAKIP Tahun 2019 sudah menyajikan perbandingan data kinerja antara realisasi Tahun 2018 dan Tahun 2019.

Kurang optimalnya capaian tersebut karena:

- Laporan Kinerja telah menyajikan seluruh pembandingan, kecuali pembandingan dengan standar nasional.

- Besaran efisiensi yang terjadi hanya berupa info tentang efisiensi yang telah dilakukan, namun belum dapat dikuantifikasikan.

- Realisasi kinerja belum sepenuhnya dapat diandalkan sesuai dengan kriteria : datanya valid, dapat ditelusuri kesumber datanya, diperoleh dari sumber yang kompeten, dapat diverifikasi, dan konsisten, dengan presentase dibawah 90%.

3) Pemanfaatan Informasi Kinerja

Hasil evaluasi atas sub komponen “Pemanfaatan Informasi Kinerja” menunjukkan nilai sebesar 3.60 dari nilai maksimal 4,50. Kurang optimalnya capaian tersebut karena pemanfaatan informasi kinerja telah bersifat ekstensif namun belum menyeluruh.

d. Evaluasi Internal

Hasil evaluasi atas komponen “Evaluasi Kinerja” menunjukkan nilai

sebesar 6,202, dari nilai maksimal 10,00, dengan uraian sebagai berikut:

1) Pemenuhan Evaluasi

Hasil evaluasi atas sub komponen “Pemenuhan Evaluasi

menunjukkan nilai sebesar 1,71 dari nilai maksimal 2,00, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (dalam hal ini Inspektorat Kota Tangerang Selatan) telah memiliki pedoman evaluasi akuntabilitas kinerja, telah melakukan pemantauan kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya, evaluasi program dan hambatannya serta telah melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja

(8)

atas OPD namun tindak lanjut atas evaluasi belum sepenuhnya dilaksanakan OPD.

2) Kualitas Evaluasi

Hasil evaluasi atas sub komponen “Kualitas Evaluasi

menunjukkan nilai sebesar 2,99 dari nilai maksimal 5,00, dengan uraian sebagai berikut:

a) Evaluasi akuntabilitas kinerja dilaksanakan dengan mengacu pada Peraturan Walikota Tangerang Selatan No. 75 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah. Pedoman tersebut belum disesuaikan dengan Pedoman Evaluasi SAKIP yang disusun oleh Kementerian PAN dan RB;

b) Evaluasi program telah disertai rekomendasi yg terkait dengan perencanaan kinerja dan 80% rekomendasi tersebut disetujui untuk dilaksanakan.

c) Hasil evaluasi Rencana Aksi telah menunjukkan perbaikan setiap periode, dan menunjukan perbaikan namun belum secara periodiK triwulanan.

3) Pemanfaatan Evaluasi

Hasil evaluasi atas sub komponen “Pemanfaatan Evaluasi

menunjukkan nilai sebesar 1,50 dari nilai maksimal 3,00.

Rendahnya pemanfaatan evaluasi karena hasil evaluasi atas SAKIP tahun sebelumnya belum seluruhnya ditindaklanjuti, terutama pada perbaikan perencanaan (Renstra), pengukuran keberhasilan unit kerja dan indikator kinerja yang berorientasi hasil (outcome).

e. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi

Hasil evaluasi atas komponen “Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi” menunjukkan nilai sebesar 14,000, dari nilai maksimal

20,00, dengan uraian sebagai berikut:

1) Kinerja yang Dilaporkan (Output)

Hasil evaluasi atas sub komponen “Kinerja yang Dilaporkan

(Output)” menunjukkan nilai sebesar 4,00 dari nilai maksimal 7.50.

Capaian kinerja tersebut cukup memadai. Kekurangan terletak pada rata-rata capaian kinerja tahun berjalan < 120%.

2) Kinerja Yang Dilaporkan (Outcome)

Hasil evaluasi atas sub komponen “Kinerja yang Dilaporkan

(Outcome)” menunjukkan nilai sebesar 10,00 dari nilai maksimal

12,50.

Kurang Optimalnya Kinerja Yang Dilaporkan (Outcome) karena: a) Capaian kinerja yang memenuhi kriteria sebagaimana yang

ditetapkan belum menyeluruh.

b) rata-rata capaian kinerja tahun berjalan dari tahun sebelumnya < 120%.

5. Rekomendasi

Terhadap permasalahan yang telah dikemukakan di atas, kami merekomendasikan kepada Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Tangerang Selatan, beserta seluruh jajarannya agar dilakukan perbaikan sebagai berikut:

(9)

Permukiman dan Pertanahan, dengan penetapan atribut dokumen Renstra berupa atribut Tujuan,Indikator Tujuan dan target tujuan. b. Penyelarasan indikator pada Dokumen PK dengan dokumen Renstra

dan IKU secara menyeluruh.

c. Menyusun Rencana Aksi atas pengukuran kinerja, setiap periodik tertentu (Triwulanan)

d. Melakukan pengukuran atas keberhasilan atau kegagalan program yang dievaluasi dan menunjukan bukti rekomendasi yang telah ditindaklanjuti serta alternatif perbaikan atas hasil evaluasi.

e. Penyempurnaan dokumen rencana aksi, dengan mencantumkan sub kegiatan/ komponen rinci setiap periode yang akan dilakukan dalam rangka mencapai kinerja.

f. Penyajian Informasi kinerja Antara realisasi tahun sebelumnya, tahun periode berjalan dan periode rencana tahun berikutnya pada dokumen LAKIP OPD.

g. Penyusunan SOP terkait mekanisme perbaikan data atas hasil pengukuran kinerja esselon III dan IV.

h. Melaksanakan transparansi implementasi SAKIP, antara lain dengan mengembangkan pengukuran kinerja berbasis teknologi informasi. i. Melaksanakan Pengukuran Kinerja sampai dengan level Staf.

j. Mengoptimalkan Peran Pejabat yg memiliki keterkaitan capaian Kinerja IKU, PK dan Rencana Aksi, dengan pemberian reward dan punishment

k. Evaluasi dan pengukuran realisasi capaian Program agar dilaksanakan secara periodik triwulanan dan melampirkan bukti hasil evaluasi tersebut.

l. Melakukan upaya peningkatan rata-rata capaian target tahun berjalan agar melebihi tahun sebelumnya > 120%.

Demikian disampaikan hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Tangerang Selatan Tahun 2019. Kami menghargai upaya Kepala Dinas berserta seluruh jajaran dalam menerapkan manajemen kinerja di lingkungan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Tangerang Selatan.

Terima kasih atas perhatian dan kerjasama Saudara.

An. INSPEKTUR, Inspektur Pembantu II,

H. Sumoharjo, M.Si, Ak, CA NIP. 19631212 198403 1 001

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya terdapat pada perbedaan tempat, primer yang digunakan, asal isolat dan faktor risiko

Tempat umpan pada umumnya terletak di dalam bubu. Umpan terdiri dari dua macam yaitu umpan yang dicacah menjadi potongan potongan kecil dan umpan yang tidak dicacah. Untuk umpan

Selain buahnya, bagian lain dari tanaman ini seperti batang, daun, dan akarnya juga dapat digunakan sebagai obat- obatan Pupuk kandang sapi sangat baik digunakan dalam

Latar belakang, sekolah memiliki tanggung jawab yang besar untuk membantu siswa agar berhasil dalam belajar, untuk itu sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan

Keunggulan dari penelitian ini, dapat mengevaluasi keberhasilan operasi rekonstruksi trauma maksilofasial di Departemen Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik

Adapun Tujuan Evaluasi Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah memberikan arahan dalam pelaksanaan program dan perencanaan kegiatan di bidang Perumahan, Kawasan Permukiman dan

Sumber: Dinas Transmigrasi, Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Ngawi Source: Trans-migration, Social and Labor Office of Ngawi