61
Jurnal Kaca Jurusan Ushuluddin STAI AL FITHRAHMORALITAS INTELEKTUAL DALAM PERSPEKTIF FIQH AL-HADITH Mohamad Anang Firdaus
IAIN Kediri
anangfirdausm@gmail.com
Abstrak
Artikel ini akan meneliti keautentikan hadith tentang moralitas intelektual yang terkandung dalam hadith Musa-Khidir dengan metode penelitian takhrij al-hadith dan L¶WLEDU DO -sanad. Dengan cara takhrij al-hadith bi al-lafdz dengan menelusuri lafadz atau salah satu kata dari matan hadith dengan menggunakan kitab al-0X¶MDP DO-Mufahras li Al-fadz al-Hadith al-Nabawi karya Dr. A.J. Wensinck yang dirujukkan ke dalam Sembilan kitab hadith. Serta takhrij al-hadith bi al-PDXGOX¶ dengan cara menelusuri hadith dari topik-topik permasalahan dengan menggunakan kitab Miftah Kunuz al-Sunnah karya Dr. A. J. Wensinck yang dirujukkan ke dalam empat belas kitab hadith.Takhrij hadith yang akan penulis lakukan adalah takhrij hadith bi al-lafdz, yaitu ungkapan pertanyaan Bani Israil kepada Nabi Musa
î
È
Ì
ü
÷
Ê
ö
É
È
ô
ß
Ì
È¢ ¦Å
¾
·
È
È¢ É
ö
È
ô
à
Ì
Ⱥ
«
ò
Ì
ÿ
È
,
namun hadith tersebut juga ditemukan dalam kitab musnad Imam Ahmad, Shahih Muslim dan Sunan al-Tirmidzi dan bahkan dalam Shahih Bukhari, tertulis dengan lima varian kalimat kunci yang similiar dengan kalimat tersebut, yaitu• ʲ
¢üó
¦ É
ö
È
ô
ß
Ì
È¢ Ì
ú
÷
È
• È
î
ü
Ì
÷
Ê
ö
É
È
ô
ß
Ì
È¢ Æ
¾
·
È
È¢ ÊµÌ°È ¦ Ê
?
ò
Ì
ÿ
È
•É
ö
È
ô
ß
Ì
Ȣ ʲ
¢üó
¦ ÄÈ¢ • È
î
Ì
ü
÷
Ê
ö
È
È
ô
ß
Ì
È¢ ¦Å
¾
·
È
È¢ É
ö
È
ô
à
Ì
Ⱥ
«
È¢
È
î
Ì
ü
÷
Ê
D¢
È
È
à
Ⱥ
«
È ȽȰ
¢
È
¦
Ⱥ
«
M
Ê
ª
Ê
É
ö
È
ô
ß
Ì
È¢ Æ
¾
·
È
È¢ Ì
ò
ÿ
È
. Untuk mempermudah dalam menemukan hadith yang diteliti, takhrij hadith dalam penelitian ini tidak dilakukan secara manual, tetapi terlebih dahulu ditelusuri melalui website islamweb.net, dan didukung kitab 0X¶MDP 0XIDKUDV OL Alfazh al-Hadith al-Nabawi dan Miftah Kunuz al-Sunnah kemudian dilakukan cross check pada kitab aslinya.Kata kunci: Moralitas Intelektual, Takhrij, Fiqh al-Hadith
Pendahuluan
Tasawuf secara umum merupakan falsafah hidup dan cara tertentu dalam tingkah laku manusia dalam upayanya merealisasikan kesempurnaan moral, pemahaman tentang hakikat realitas dan kebahagiaan rohaniah. Tasawuf memiliki ajaran yang sangat relevan dengan perjuangan moral, seperti sabar, ikhlas dan istiqamah. Namun demikian, menurut Said Aqil dimensi yang dimiliki ilmu tasawuf sangatlah luas. Tasawuf lebih dari sekedar perbincangan moralitas. Jika moralitas terpotret dari wujud tingkah laku manusia secara fisik, tasawuf menekankan hakikat moralitas itu sendiri. Pada dimensi tasawuf sebuah moralitas masih dipersoalkan: apakah mendasari pada
Asmaran AS, Pengantar Studi Tasawuf. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), 36. Sudirman Tebba, Tasawuf Positiv. (Bogor: Kencana, 2003), 131-132.
Volume 8, Nomor 2 Agustus 2018 62
ketulusan, keikhlasan, semata mengharap kerelaan Tuhan atau justru sebaliknya. Dunia lahiriah mungkin cukup dengan suatu tindakan konkret yang selaras dengan etika formal. Namun, dunia batin adalah sebuah penjelajahan dan pelatihan yang harus terus± menerus dilakukan tanpa henti, tanpa jeda dan terputus (istiqamah).
Sedangkan kata Moral sendiri berasal dari kata Mores yang berarti kebiasaan, adat istiadat. Sinonim dari kata tersebut adalah etik (Ethos, bahasa Yunani kuno yang berarti kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir), Akhlaq (bahasa Arab, jamak dari kata Khulq yang berarti tingkah laku atau budi pekerti), serta budi pekerti (bahasa Indonesia). Dagobert D. Runer menjelaskan bahwa istilah moral (Inggris) seringkali digunakan untuk merujuk pada aturan-aturan, tingkah laku, dan kebiasaan individu atau kelompok. Dengan demikian istilah moral atau akhlak dapat digunakan untuk menunjukkan arti tingkah laku manusia maupun aturan-aturan tentang tingkah laku manusia. M. Amin Abdullah misalnya, mengartikan moral sebagai aturan-aturan normatif yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Lebih lanjut Amin Abdullah membedakan antara moral dan etika dimana moral merupakan tata nilai yang sudah jadi dan siap pakai sementara etika merupakan studi kritis terhadap moralitas, sehingga moral tidak lain adalah obyek material dari etika.
'DODP 7KH $GYDQFHG RI OHDUQHU¶V 'LFWLRQDU\ RI &XUUHQW (QJOLVK GLMHODVNDQ tentang pengertian moral dalam empat arti yang saling terkait dan berhubungan satu sama lain, yaitu:
a) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar salah (concerning principles of rigt and wrong)
b) Baik dan Buruk (good and virtuous)
c) Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah (able to understand the difference between rigt and wrong)
d) Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik (teaching or illustrating good behaviour).
Said Aqil Siroj, Tasawuf sebagai Kritik Sosial, (Bandung: Mizan Pustaka, 2006), 43. K. Bertens, Etika (Jakarta: Gramedia, 1994), 4.
Taufiq Rahman, Moralitas Pemimpin Dalam Perspektif Al-4XUnDQ, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 9. Dagobert D. Runer Et.Al, Dictionary Of Philosophy, (New Jersey: Littlefield Adam & Co, 1971), 202. M. Amin Abdullah, Antara Al- Ghazali Dan Kant: Filsatat Etika Islam, Penerj.. Hamzah (Bandung:
Mizan, 2002), 147.
AS Homby, EV Galerby Dan H. Wakel Field, The The $GYDQFHG 2I /HDUQHUnV 'LFWLRQDU\ 2I &XUUHQW English (London: Oxford University Press, 1973), 634.
63
Jurnal Kaca Jurusan Ushuluddin STAI AL FITHRAHIstilah Moral seringkali digunakan secara silih berganti dengan akhlak. Berbeda dengan akal yang dipergunakan untuk merujuk suatu kecerdasan, tinggi rendahnya intelegensia, kecerdikan dan kepandaian. Kata moral atau akhlak acap kali digunakan untuk menunjukkan suatu perilaku baik atau buruk, sopan santun dan kesesuaiannya dengan nilai-nilai kehidupan.
Akhlak dalam Islam menempati posisi yang tinggi. Tugas utama yang diemban oleh Nabi Muhammad Saw di dunia ini adalah untuk menyempurnakan akhlak. Sebagaimana hadith Nabi yang diriwayatkan Abu Hurairah:
on
¿
P nq
û
oh7| {ŠhO
Ó
„
´
?
Ó
d}72 d [ d [ {sO
Ó
#
Ü9
2 3ˆ3x Ž
÷
uO
Z
º
+
¿
l2 bm
'DUL $EX +XUDLUDK 5D EHUNDWD 5DVXOXOODK 6DZ EHUVDEGD ³VHVXQJJXKQ\D DNX GLXWXV XQWXN PHQ\HPSXUQDNDQ DNKODN \DQJ PXOLD´
Dan harga diri manusia juga dinilai dengan akhlak atau budi pekerti yang baik. Maka sikap manusia terhadap sesama manusia, kesemuanya diajarkan di dalam ilmu akhlak. Dengan akhlak, keselarasan dan perdamaian dunia ini akan tercipta. Namun tidak semua jiwa bisa menerima budi pekerti yang baik. Hanya hati yang telah dibukakan oleh Allah Swt sajalah yang akan bisa mengerti nilai luhur akhlak.
Terlepas dari perbedaan kata yang digunakan baik moral, etika, akhlak, budi pekerti mempunyai penekanan yang sama, yaitu adanya kualitas-kualitas yang baik yang teraplikasi dalam perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari, baik sifat-sifat yang ada dalam dirinya maupun dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat. Walau mempunyai perbedaan, namun moral, etika dan akhlaq dapat dianggap sama apabila sumber ataupun produk budaya yang digunakan sesuai.
Sedangkan kata Intelektual menurut KBBI online, berarti cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Atau kata sifat yang berarti (yang) mempunyai kecerdasan tinggi; cendekiawan; atau totalitas pengertian atau kesadaran, terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman
Dari tiga variable yang meliputi tasawuf, moral dan intelektual, kesemuanya itu dapat dipertemukan melalui pendidikan Islam. secara epistemologis, pendidikan Islam
Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999) cet. II, 135. Musnad al-%D]DU mDQ $Ei Hurairah
Muslim Nurdin, Moral Dan Kognisi Islam: Buku Teks Agama Untuk Perguruan Tinggi Umum (Bandung: Alfabeta, 1993), 209.
Volume 8, Nomor 2 Agustus 2018 64
meliputi dua potensi di dalamnya, yaitu potensi jasmaniyah manusia adalah yang berkenaan dengan seluruh organ-organ fisik manusia. Sedangkan potensi ruhaniyah manusia meliputi kekuatan yang terdapat di dalam batin manusia, yaitu akal, kalbu, nafsu, roh dan fitrah. Namun demikian, agama banyak menyentuh sisi qalb (hati) manusia, maka pendekatan terhadap agama tidak selamanya efektif jika hanya didekati lewat pendekatan kognitif. Karena itu pendekatan afektif dan psikomotorik merupakan suatu keniscayaan di samping pendekatan kognitif.
Dalam kenyataannya, tasawuf dan moral tampaknya tercabut dari akar pendidikan Islam dewasa ini. Banyak sarjana yang berpendidikan tinggi tampak sisi intelektual dari dirinya, akan tetapi sikap dan perangainya tidak mencerminkan sisi tasawuf dan moralitas. Padahal para ulama telah menjelaskan bahwa inti dari ajaran agama adalah masalah moral dan akhlak. Dan semua turunan ajaran agama, baik tasawuf, fiqh, tarikh dan lain sebagainya, haruslah bermuara pada moral dan akhlak. Agaknya kisah Nabi Musa dan Khidr bisa menjadi µLEUDK akan hal itu. Yang menjadi latar belakang seorang nabi yang juga termasuk lima nabi yang berpredikat ulul azmi, dengan ratusan ribu umat di belakangnya, belajar kembali kepada seorang hamba yang shaleh adalah sebab intelektualisme yang terlepas dari moralitas. Sebagaimana hadith riwayat Bukhari dari 8ED\ LEQ .D¶DE EHULNXW LQL
P
P
U
_
Q
u
R
U g
Ž
Q R
÷
s
Q
Q f
/
'
Q
R
8
W
Q
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q
•
-
S
N
Š
H
S
+
Q
l
Q
[
Q
"
Ü
Q
}
m
R
p
f
Q
÷
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
#
S
T
×
S
sf
f
u
U
O
Q
Q
j
S
Q
O •
²
S
„
´
Q
Q R
{
Q
f
d
Q
\
Q
W
Q
{
S
Š
U
f
Q
û
S
o
Q
h
U
P
S
f
U
.
f
3
R
†
Q
o
U
f
Q
0
U
û
S
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
Q Q Q
P
W
Q
q
Q
Q
÷
d
Q
\
Q
W
Q
o
R
h
Q
O
U
÷
Q
6
S
sf
f
…
g
÷
Q
S
Q
n
Q
#
U
n
Q
S
/
O
U
Q
c
s
U
m
S
o
R
h
Q
O
U
Q
÷
}
Q
x
R
u
S
ˆ
U
3
Q
(
U
Q U
f
³8ED\ LEQ .D¶DE EHUNDWD GDUL 1DEL 6DZ EDKZD 0XVD SHUQDK EHUGLUL EHUSLdato di tengah-tengah bani Israel, lalu dia ditanya; siapa manusia yang paling berilmu? Maka 0XVD PHQMDZDE ³DNXODK RUDQJ \DQJ SDOLQJ EHULOPX´ Allah lantas menegurnya karena dia tidak menyandarkan ilmu kepada-Nya. Allah lalu mewahyukan kepadanya, Salah seorang hamba-Ku yang menetap di tempat SHUWHPXDQ GXD ODXWDQ DGDODK OHELK EHULOPX GDULSDGD NDPX«´
Selanjutnya, tulisan ini akan mencoba untuk menelusuri keauntetikan hadith di atas. Langkah penting yang harus ditempuh untuk mengetahui keautentikan suatu hadith
diantaranya adalah takhrij al-hadith dan L¶WLEDU DO-sanad. Takhrij al-hadith adalah menunjukkan tempat hadith yang diteliti pada sumber-sumber aslinya. Yaitu di mana
Haidar Putra D, Pendidikan Islam ..., 31. Ibid, 39.
65
Jurnal Kaca Jurusan Ushuluddin STAI AL FITHRAHhadith tersebut telah diriwayatkan secara lengkap dengan sanadnya. Jadi dengan melakukan
takhrij ini, akan diketahui asal-usul riwayat hadith yang akan diteliti, berbagai periwayatan yang telah meriwayatkan hadithLWX GDQ DGD WLGDNQ\D V\DKLG GDQ PXWWDEL¶
Sedangkan L¶WLEDU DO-sanad adalah menyertakan sanad-sanad yang lain dari suatu
hadith. Dengan L¶WLEDU akan terlihat dengan jelas seluruh jalur sanad yang diteliti, nama-nama periwayatnya, dan metode periwayatan yang digunakan masing-masing periwayat yang bersangkutan. Secara garis besar, menurut M. Syuhudi Ismail metode takhrij al-hadith ter bagi menjadi dua, yaitu takhrij al-hadith bi al-lafdz dan takhrij al-hadith bi al-PDXGOX¶. Takhrij al-hadith bi al-lafadz adalah metode takhrij dengan menelusuri lafadz atau salah satu kata dari matan hadith dengan menggunakan kitab al-0X¶MDP DO-Mufahras li Al-fadz al-Hadith al-Nabawi karya Dr. A.J. Wensinck yang dirujukkan ke dalam Sembilan kitab hadith, yaitu Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-1DVD¶L 6XQDQ LEQ 0DMDK 6XQDQ DO-Darimi, Muwattha' Malik dan Musnad Ahmad ibn Hanbal. Sedangkan takhrij hadith bi al-PDXGOX¶ adalah metode takhrij dengan menelusuri hadith dari topik-topik permasalahan dengan menggunakan kitab Miftah Kunuz al-Sunnah karya Dr. A. J. Wensinck yang dirujukkan ke dalam empat belas kitab hadith, yaitu Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa'i, Sunan ibn Majah, Sunan al-'DULPL 0XZDWWKD 0DOLN 0XVQDG $KPDG LEQ +DQEDO 0XVQDG =DLG LEQ µ$OL 0XVQDG Abi Dawud al-7D\DOLVL 7DEDTDW LEQ 6D¶DG 6LUDh ibn Hisyam dan Magazi al-Waqidi.
Takhrij hadith yang akan penulis lakukan adalah takhrij hadith bi al lafdz, yaitu ungkapan pertanyaan Bani Israil kepada Nabi Musa
î
È
Ì
ü
÷
Ê
ö
É
È
ô
ß
Ì
È¢ ¦Å
¾
·
È
È¢ É
ö
È
ô
Ì
à
Ⱥ
«
ò
Ì
ÿ
È
,
namunhadith tersebut juga ditemukan dalam kitab musnad Imam Ahmad, Shahih Muslim dan
Sunan al-Tirmidzi dan bahkan dalam Shahih Bukhari, tertulis dengan lima varian kalimat kunci yang similiar dengan kalimat tersebut, yaitu
ʲ
¢üó
¦ ÄÈ¢ • È
î
Ì
ü
÷
Ê
ö
È
È
ô
ß
Ì
È¢ ¦Å
¾
·
È
È¢ É
ö
È
ô
Ì
à
Ⱥ
«
È¢
È
î
Ì
ü
÷
Ê
D¢
È
È
à
Ⱥ
«
È ȽȰ
¢
È
¦
Ⱥ
«
Ê
M
ª
Ê
É
ö
È
ô
Ì
ß
È¢ Æ
¾
·
È
È¢ Ì
ò
ÿ
È
• ʲ
¢üó
¦ É
ö
È
ô
ß
Ì
È¢ Ì
ú
÷
È
• È
î
Ì
ü
÷
Ê
É
ö
È
ô
ß
Ì
È¢ Æ
¾
·
È
È¢ ÊµÌ°È ¦ Ê
?
ò
Ì
ÿ
È
•É
ö
È
ô
ß
Ì
È¢
. Untuk mempermudah dalam menemukan hadith yang diteliti, takhrij hadith dalam penelitian ini tidak dilakukan secara manual, tetapi terlebih dahulu ditelusuri melalui website islamweb.net, dan didukung kitab 0X¶MDP 0XIDKUDV OL $OID]K DO-Hadith al-Nabawi dan
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 41-42 Suryadi dan M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadis (Yogyakarta: Suka-Press, 2012), h.
67.
Volume 8, Nomor 2 Agustus 2018 66 Miftah Kunuz al-Sunnah kemudian dilakukan cross check pada kitab aslinya.
Takhrij Hadith di Kutub Al-Sittah
Dengan bantuan Aplikasi PDXVX¶DK DO- Hadith yang disediakan oleh islamweb.net. dan didukung kitab 0X¶MDP 0XIDKUDV OL $OID]K DO-Hadith al-Nabawi, dengan menggunakan lafal âà˃, serta kitab Miftah Kunuz al-Sunnah dengan menggunakan tema ®À§ ð³îã ditemukan kelengkapan potongan hadith di atas pada beberapa kitab hadithKutub Al-Sittah ditambah dari kitab shahih Ibn Hibban sebagai berikut:
1. Shahih Bukhari | Kitab 3: Ilmu | Hadith No. 72, Bab: Perginya Nabi Musa 'Alaih al-Salam ke laut untuk menemui Khidir
…2 , f )Š
p5
up
Ž
S
÷
Q
#
Ú
S
Q f
/
'
Q
d
Q
[
Q
oŠ
Q
x
S
3
Q
U
û
S
u
R
U R
}
\
R
P
U
‡
Q
s
Q
Q f
/
'
Q
d
Q
[
Q
…
g
3
S
x
U
5f
g
3
P
ˆ
U
3
Q
S
R
u
R
U R
/
n
f
(
Q
m
R
#
Ú
S
Q f
/
'
Q
R
{
Q f
/
'
Q
P
z
Q
;
S
u
S
U U
u
O
Q
s
P
M
S
?
Q
u
U
O
Q
P
6
f Q
O
u
S
U U
u
O
Q
w
R
A
Q
Q U
+
÷
Q
;
S
f
/
S
U Q
O
u
Q
U
;
S
f
/
Q
Š
U
Q R
O
p
f
÷
Q
g
3
p
R
M
U
|
Q
}
Q
x ~
R
2
Q
n
Q
Q R
{
q
f
÷
Q
P
P
U
_
Q
u
R
U g
Ž
Q R
÷
n
Q
ˆ
S
m
S
3
f
n
Q
W
Q
3
O
D
S
+
Q
}
Q
x
R
6
P
f Q
O
u
R
U Q
d
Q
[
"
Ü
Q
}
m
R
S S
'
? •
Q
-
S
…
g
2
S
5
Q
X
Q
f
U
P
u
@
U
'
S
u
S
U
9
S
‹
U
[
Q
u
R
U
f Q
O
R
u
U R
w
O
Q
/
Q
W
Q
„
²
Q
û
S
jŠ
Q
S
8f
f
"
Ü
Q
}
m
R
d
Q
ø
Q
7 …
Q
1
S
f
f
"
Ü
Q
}
m
R
S S
'
? •
Q
-
S
1
Q
x
Q
#
S
×
'
S
?
Q
|
Q
q
Q
÷
Q
R U
ˆ
2
Q
n
Q
Q
Ž
r
S
T
û
S
d
Q
\
Q
W
Q
6
P
S
f
;
d}
Q
7
R
2
Q
R U
P
n
S
7
Q
o
U
P
Q
r
Q
d
Q
[
Q
{
R
q
Q
U
ø
;
Q
3
R
_
R
1
U
†
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
#
f
×
S
sf
f
Q U
P
n
S
7
Q
j
U
x
Q
{
S
Š
S
T
\
S
f
R
Q
h
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
S
{
Š
U
S
m
o
Q
h
Q
O
U
÷
Q
/
N
'
Q
÷
Q
o
R
h
Q
P
U
Q U
j
x
Q
d
Q
\
Q
W
Q
j
O
!
R
2
Q
w
R
ô
Q
!
Q
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q U
u
m
S
 Q
P
Q
m •
-
S
"
Ü
Q
}
m
R
n
Q
s
Q
‹
U
Q R
d}
\
R
†
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
Q
d
[
Q
c
Q
s
U
S
{
Š
U
f
Q
û
S
jŠ
Q
S
8f
f
"
Ü
Q
}
m
R
d
Q
ø
Q
8
Q
W
Q
3
O
D
S
+
Q
q
Q
/
R
U Q
O „
´
Q
Q
"
Ü
Q
}
m „
R
²
Q
û
S
j
f
!
Q
|
Q
5
f
O
Q
;
R f
„
Œ
Q
|
U
ø
Q
W
Q
·
Q
"
Ü
Q
}
m
R
¡
2. Shahih Bukhari | Kitab 3: Ilmu | Hadith No. 78, Bab: Keluar Untuk Mencari Ilmu
…2 , f )Š
p5
ut
P
3
U
'
Q
u
R
U R
/
n
f
(
Q
m
R
s
Q
Q f
/
'
Q
d
Q
[
Q
A
Q
n
U
'
S
#
Ü9
S
[
Q
•
P
T
´
S
+
Q
u
R
U R
/
f
S
+
Q
o
S
7
S
\
Q
f }
U
R Q
÷
s
Q
Q f
/
'
Q
f
q
Q
A
Q
Q U
+
÷
Q
•
g
¤
S
4
Q
|
U
¿
Q U
s
Q
Q f
/
'
Q
d
Q
[
Q
S
u
U
u
U
O
Q
.}
P
P
R
8
U
m
Q
u
S
U Q Q U R
O
u
S
U
;
S
f
/
S
U Q
O
u
S
U
;
S
f
/
S
Š
U
Q R
O
u
U
O
Q
…
g
3
S
x
U
5
g
R
u
U g
Ž
Q R
÷
n
Q
ˆ
S
m
S
3
f
n
Q
W
Q
"
Ü
Q
}
m
R
S S
'
? •
Q
-
S
…
g
2
S
5
Q
X
Q
f
U
P
u
@
U
'
S
u
S
U
9
S
‹
U
[
Q
u
R
U g
3
p
R
M
U
|
Q
}
Q
x ~
R
2
Q
n
Q
Q R
{
q
f
Q
ø
7
P
f Q
O
P
P
U
_
Q
Q
\
W
Q
6
P
f Q
O
u
R
U R
w
O
Q
/
Q
W
Q
„
²
Q
û
S
jŠ
Q
S
8f
f
d
Q
ø
Q
7 …
Q
1
S
f
f
"
Ü
Q
}
m
R
S S
'
? •
Q
-
S
1
Q
x
Q
#
S
×
'
S
?
Q
|
Q
q
Q
÷
Q
R U
ˆ
2
Q
n
Q
Q
Ž
r
S
T
û
S
d
Q
R U
P
n
S
7
Q
o
U
P
Q
r
Q
Ž
c
Q R
÷
d
Q
\
Q
W
Q
{
R
q
Q
U
ø
;
Q
3
R
_
R
1
U
†
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
;
S
f
d}
Q
7
R
2
Q
Q U
P
n
S
7
Q
j
U
x
Q
{
S
Š
S
T
\
S
f
R
„
´
f
?
Q
#
f
×
S
sf
f
S
{
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
R
o
h
Q
P
U
Q Q
÷
d
Q
\
Q
W
Q
j
O
!
R
2
Q
w
R
ô
Q
!
Q
0
U
û
S
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q U
u
m
S
 Q
P
Q
m •
-
S
"
Ü
Q
}
m
R
n
Q
s
Q
‹
U
Q R
d}
\
R
†
Q
{
R
q
Q
ø
U
;
Q
3
R
_
R
1
U
†
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
S
8f
f
d
Q
Q
ø
8
Q
W
Q
3
O
D
S
+
Q
q
Q
/
R
U Q
O „
´
Q
Q
"
Ü
Q
}
m „
R
²
Q
û
S
j
f
!
Q
|
Q
5
f
O
Q
;
R f
„
Œ
Q
|
U
ø
Q
W
Q
·
Q
"
Ü
Q
}
m
R
d
Q
[
Q
c
Q
s
U
m
S
o
Q
h
Q
O
U
÷
Q
/
N
'
Q
÷
Q
Q
jŠ
„
²
Q
û
S
N Q
†
õ
Q
}
p
R
M
U
{
R
f
Q
;
R f
j
Q
P
Q
#
Q
W
Q
{
S
Š
S
T
\
S
f
R
.
3. Shahih Bukhari | Hadith No. 122, Bab: Apa yang disunnahkan bagi orang Alim
A.J. Wensinck, al-0XnMDP DO-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-Nabawi, (Leiden: E.J. Bril, 1936), juz. VI, h. 338-339.
A.J. Wensinck, Miftah Kunuz al-Sunnah, (Lahur: Idarah Turjuman al-Sunnah, 1978), h. 486 Al-%XNDUL -DPLn DO-Shahih al-Bukhari, (Beirut: Darl al-Kotob al-Ilmiyah, 2014), Vol.1, h. 28 Al-%XNDUL -DPLn DO-Shahih al-Bukhari, (Beirut: Darl al-Kotob al-Ilmiyah, 2014), Vol.1, h. 29
67
Jurnal Kaca Jurusan Ushuluddin STAI AL FITHRAHjika ditanya: siapa yang paling alim?maka hendaknya ia serahkan ilmu kepada Allah
…2 , f )Š
p5
opp
R
/
U Q
O
s
Q
Q f
/
'
Q
Q
d
[ |
Q
3
O
n
U
O
Q
s
Q
Q f
/
'
Q
d
Q
[
Q
p
R
Š
Q
X
U
7
R
s
Q
Q f
/
'
Q
d
Q
[
Q
/
P
n
f
(
Q
m
R
u
R
U
;
S
f
R
n
S
9
Q
‹
U
f
Q
"
Ü
Q
}
m
R
p
f
÷
Q
o
R
O
R
5
U
†
Q
•
f
²
S
b
Q
Q U
f
W
N
}
U
q
Q
p
f
û
S
6
P
f Q
O
u
S
U
S·
R U
h
[
R
d
Q
[
Q
A
P
U Q R
!
u
R
U R
/Š
P
S
7 Ž
Q
r
S
A
Q
Q U
+
÷
Q
#
Ú
S
Q
"
Ü
Q
}
Q
+
õ
"
Ü
Q
}
m
R
}
Q
x
R
n
Q
q
f
û
S
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
S
{
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
#
S
T
×
S
sf
f
u
U
O
Q
P
P
U
_
Q
u
R
U g
Ž
Q R
÷
s
Q
Q f
/
'
Q
;
S
f
|
g
/
R
O
Q
Q Q
1
_
Q
d
Q
\
Q
W
Q
3
R
Q
P
W
Q
o
R
h
Q
O
U
÷
Q
q
Q
÷
Q
d
Q
\
Q
W
Q
o
R
h
Q
O
U
÷
Q
6
S
sf
f
…
g
÷
Q
j
Q
S
8
R
W
Q
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q
•
-
S
N
Š
H
S
+
Q
#
g
S
×
sf
f
"
Ü
Q
}
m
R
l
Q
[
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
R f
;
Q Q
U
0
û
S
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
R
o
h
Q
O
U
÷
Q
}
Q
x
R
u
S
ˆ
3
U
Q
(
U
Q U
f
Q
S
n
Q
#
U
n
Q
S
…
.
S
Q
O
S
u
U
m
S
/
N
U Q
O
p
f
÷
Q
{
S
Š
U
f
Q
û
S
;
R f
„
Œ
Q
|
U
ø
Q
W
Q
{
S
Š
U
f
Q
û
S
o
Q
h
U
P
S
f
U
.
f
3
R
†
Q
o
U
f
Q
Q
c
s
U
m
S
f
o
Q Q
}
z
R
W
Q
{
R
Q U
/
\
Q
W
Q
0
Q
ü
S
W
Q
j
P
Q U
a
m •
S
-
S
N
}
'
R
j
U
n
S
'
U
{
R
f
Q
jŠ
Q
\
S
W
Q
{
S
S
Y
Q
Š
U
Q
_
|
Q
T Q
S
2
†
Q
d
Q
[
Q
...
4. Shahih Bukhari | Kitab: AhadithLO $QEL\D¶| Hadith No. 3400, Bab: Hadith Khidhir dengan Musa
…2 , f )Š
p5
qrnn
U
u
O Ž
Q
S
÷
Q
#
Ú
S
Q f
/
'
Q
d
Q
[
Q
oŠ
Q
x
S
3
Q
U
û
S
u
R
U R
}
\
R
P
U
‡
Q
s
Q
Q f
/
'
Q
/
P
n
f
(
Q
m
R
u
R
U
|
3
R
n
U
O
Q
s
Q
Q f
/
'
Q
U
S
f
;
/
Q
Š
U
Q R
O
p
f
÷
Q
P
z
Q
;
S
u
S
U U
u
O
Q
s
P
M
S
?
Q
R
u
U g
3
p
R
M
U
|
Q
}
Q
x ~
R
2
Q
n
Q
Q R
{
q
f
÷
Q
6
P
f Q
O
u
S
U U
u
O
Q
w
R
A
Q
Q U
+
÷
Q
;
S
f
/
S
U Q
O
u
Q
P
P
U
_
Q
u
R
U g
Ž
Q R
÷
n
Q
ˆ
S
m
S
3
f
n
Q
W
Q
3
O
D
S
+
Q
}
Q
x
R
6
P
f Q
O
u
R
U Q
d
Q
[
"
Ü
Q
}
m
R
S S
'
? •
Q
-
S
…
g
S
2
5
Q
X
Q
f
U
9
P
‹
U
[
Q
R
u
U R
w
O
Q
/
Q
W
Q
Q
|
q
Q
÷
Q
R U
ˆ
2
Q
n
Q
Q
Ž
r
T
S
û
S
d
Q
\
Q
W
Q
6
P
f Q
O
U
j
x
Q
{
S
Š
S
T
\
S
f „
R
²
Q
û
S
jŠ
Q
S
8f
f
d
Q
Q
ø
7 …
Q
1
S
f
f
"
Ü
Q
}
m
R
S S
'
? •
Q
-
S
1
Q
x
Q
#
S
×
'
S
?
Q
R f
;
„
´
f
?
Q
;
S
f
d}
Q
7
R
2
Q
R U
P
n
S
7
Q
o
U
P
Q
r
Q
d
Q
[
Q
{
R
q
Q
U
ø
;
Q
3
R
_
R
1
U
†
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
;
S
f
d}
Q
7
R
2
Q
Q U
P
n
S
7
Q
S
{
Š
U
h
Q
O
Q
S
-
"
Ü
Q
}
m
R
n
Q
s
Q
‹
U
Q R
d}
\
R
†
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
Q
d
[
Q
c
Q
s
U
m
S
o
Q
h
Q
O
U
Q
÷
/
N
'
Q
÷
Q
o
R
h
Q
P
U
Q U
j
x
Q
d
Q
\
Q
W
Q
j
O
!
R
2
Q
w
R
ô
Q
!
Q
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q U
u
m
S
 Q
P
Q
m •
N Q
†
õ
R
}
p
R
M
U
{
R
f
Q
j
Q
P
S
#
R
W
Q
{
S
Š
U
f
Q
û
S
jŠ
Q
S
8f
f
"
Ü
Q
}
m
R
d
Q
Q
ø
8
Q
W
Q
3
O
D
S
+
Q
q
Q
/
R
U Q
O „
´
Q
Q
"
Ü
Q
}
m „
R
²
Q
û
S
;
R f
„
Œ
Q
|
U
ø
Q
W
Q
·
Q
5. Shahih Bukhari | Kitab: AhadithLO $QEL\D¶| Hadith No. 3401, Bab: Hadith Khidhirdengan Musa
…2 , f )Š
p5
qorw
Ž
r
A
S
Q
Q U
+
Q
÷
d
Q
[
Q
2
P
s†
Q
.
S
u
R
U
|
3
R
n
U
O
Q
s
Q
Q f
/
'
Q
p
R
Š
Q
X
U
7
R
s
Q
Q f
/
'
Q
;
S
f
/
S
U Q
O
u
R
U g
•
´
S
O
Q
s
Q
Q f
/
'
Q
f
p
û
S
6
P
f Q
O
u
S
U
S·
R U
h
[
R
d
Q
[
Q
A
P
U Q R
!
u
R
U R
/Š
P
S
7
Q
"
Ü
Q
}
m
R
}
Q
x
R
9
Q
‹
U
f
Q
3
S
D
S
u
Q
M
U
Q
'
S
?
Q
"
Ü
Q
}
m
R
p
f
Q
÷
o
R
O
R
5
U
†
Q
•
f
²
S
b
Q
Q U
f
W
N
}
U
q
Q
P
P
U
_
Q
u
R
U g
Ž
Q R
÷
s
Q
Q f
/
'
Q
;
S
f
|
g
/
R
O
Q
Q Q
1
_
Q
d
Q
\
Q
W
Q
3
R
+
Q
õ
"
Ü
Q
}
m
R
}
Q
x
R
n
Q
q
f
û
S
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q
S
{
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
#
S
T
×
S
sf
f
u
U
O
Q
Q
l
[
Q
"
Ü
Q
}
m
R
p
f
÷
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
f
.
3
R
†
Q
o
U
f
Q
0
U
û
S
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
Q Q Q
P
W
Q
q
Q
÷
Q
d
Q
\
Q
W
Q
o
R
h
Q
O
U
÷
Q
6
S
sf
f
…
g
÷
Q
j
Q
S
8
R
W
Q
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q
•
-
S
N
Š
H
S
+
Q
S
•
²
S
u
U
m
Q
|
Q
T Q
S
2
…
U
Q
÷
d
Q
[
Q
c
Q
s
U
m
S
o
R
h
Q
O
U
÷
Q
}
Q
x
R
u
S
ˆ
3
U
Q
(
U
Q U
f
Q
S
n
Q
#
U
n
Q
S
/
O
U Q
O •
²
S
„
´
Q
Q R
{
f
Q
d
Q
\
Q
W
Q
{
S
Š
U
f
Q
û
S
o
Q
h
U
P
S
f
U
R
2
|
Q
{
S
R
p
Š
Q
X
U
7
R
d
Q
[
Q
n
Q
f
f
o
Q Q
}
z
R
W
Q
Q
}
p
R
M
U
Q U
/
\
Q
W
Q
n
Q
R U
Š
'
Q
j
P
Q U
a
m •
S
-
S
{
R
h
R
P
Q
#
U
Q Q
W
N
}
'
R
1
R
+
R
U
ø
Q Q
d
[
Q
{
S
S
•
²
S
Y
Q
Š
U
_
Q
|
Q
T Q
S
2
…
U
÷
Q
6. Shahih Bukhari | Hadith No. 4726, Bab: Hadith Khidhir dengan Musa…2 , f )Š
p5
rrun
Q
s
Q f
/
'
Q
"
Ü
Q
}
m
R
u
R
U
oŠ
R
x
S
3
Q
U
û
S
Q
q
A
Q
Q U
+
÷
Q
—
Q
Y
7}
R
†
R
u
R
U
l
R
<
Q
x
S
f
p
÷
Q
—
Q
u
U
Al-%XNDUL -DPLn DO-Shahih al-Bukhari, (Beirut: Darl al-Kotob al-Ilmiyah, 2014), Vol. 1, h. 39-40 Ibid, Vol.2, h. 386
Ibid, Vol.2, h. 387 Ibid, Vol.3, h. 229
Volume 8, Nomor 2 Agustus 2018 68
P
%
ˆ
U
3
Q
!
R
Ž
r
S
A
Q
Q U
+
Q
÷
d
Q
[
Q
— U
o
x
R
A
Q
Q U
+
÷
Q
P
o
h
S
8
U
m
R
u
R
U
„
´
Q
P
U
‡
Q
—
R
3
n
U
O
Q
|
Q
P
2
s†
Q
.
S
u
R
U
|
U
u
O
Q
—
P
A
U Q R
!
u
S
U
/Š
S
P
S
7
Q
R
/ˆ
5
S
†
Q
—
U Q
/
s
U
P
S
f
Q
q
f
û
S
d
Q
[
Q
— P
A
U Q R
!
u
S
U
/Š
S
P
S
7
Q
u
U
O
Q
{
R
R
/
S
T
(
Q
†
R
{
R
R U
P
n
S
7
Q
/
U
[
Q
n
Q
x
R
A
R
U Q
S
|
Q
{
S
S S
'
? „
Q
´
Q
O
Q
n
Q
x
R
/
R
'
Q
Q
÷
•
-
S
6
P
f Q
O
u
S
Q
\
†
R
>
c
[
Q
j
O
!
R
2
Q
S
W}
Q
bf
R
S —
^
Q
ô
Q
/
Q
W
S
;
R f
#
Ú
S
h
Q
P
Q
!
Q
— P
6
f Q
O
Q Q
÷
…
U
Q
÷
R U
h
[
R
—
Ž
r}
S
h
R
7
Q
d
Q
[
Q
0
U
û
S
— S
{
S
‹
U
Q
R
{
f
Q
d
R
U
/
[
Q
d
Q
[ •
Q
²
S
d
Q
\
Q
W |
Q
3
O
n
U
O
Q
m
f
Q
÷
— Q
jŠ
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q
"
Ü
Q
}
n
R
S
9
Q
‹
U
f
Q
{
R
q
f
÷
Q
o
R
O
R
5
U
†
Q
V
O
}
U
q
Q
„
´
Q
P
U
‡
Q
m
f
÷
Q
|
Q
— S
;
f
|
g
/
R
O
Q
Q Q
1
_
Q
Q
d
[ •
Q
²
S
d
Q
\
Q
W
Q
P
6
f Q
O
u
R
U
#
Ú
S
Q f
/
'
Q
—
U
P
_
Q
u
R
U g
Ž
Q R
÷
P
"
Ü
Q
}
m
R
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
;
S
f
d}
R
7
R
2
Q
d
Q
[
Q
d
Q
[
Q
—
R
}
h
R
\f
R
S
[
f
2
Q
|
Q
—
p}
R
Š
R
Pf
R
S
C
Q
W
Q
0
Q
û
S
"
Ø
f
'
Q
m
N
}
U
†
Q
6
Q
sf
f
3
Q
_
f
0
Q
d
Q
[
Q
— R
l
º f
Q
8f
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
S
f
d}
R
7
R
2
Q
—
„
²
f
|
Q
S
f
;
d}
Q
7
R
2
Q
…
U
÷
Q
d
Q
\
Q
W
Q
j
O
!
R
2
Q
{
R
_
Q
2
Q
.
U
ø
Q
W
Q
U
0
û
S
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
Q Q Q
P
W
Q
—
· Q
Q
d
[
Q
š
c
Q
s
U
m
S
o
R
h
Q
O
U
÷
Q
/
O
'
Q
÷
Q
B
S
2
U
¿
Q
•
-
S
j
U
x
Q
—
S
u
ˆ
3
U
Q
(
U
Q
f
Q
S
n
Q
#
U
n
Q
S
d
Q
[
Q
š
u
Q
†
U
ø
Q
W
Q
— S
T Q
2
…
U
÷
Q
d
Q
[
Q
—
„
´
Q
Q Q
jŠ
[
S
— S
;
f
„
²
Q
û
S
o
Q
h
U
Pf
S
.
f
3
R
†
Q
o
U
f
Q
7. Shahih Bukhari | Hadith No. 4727, Bab: Hadith Khidhir dengan Musa…2 , f
†/'
rupu
#
Ú
S
Q f
/
'
Q
P
/Š
P
S
7
Q
u
R
U R Q U
‹
Q R
[
#
Ú
S
Q f
/
'
Q
d
Q
[
Q
—
Q Q
s
‹
U
Š
Q
O
R
u
R
U R
p
Š
Q
X
U
7
R
U
u
O
Q
—
|
3
S
n
U
O
Q
P
2
s†
Q
.
S
u
S
U
U
u
O
Q
—
P
A
U Q R
!
u
S
U
/Š
S
P
S
7
Q
U
h
[
R
d
Q
[
Q
—
R
P
6
f Q
O
u
S
U
S·
:
#
Ú
S
Q
"
Ü
Q
}
m
R
p
f
÷
Q
o
R
O
R
5
U
†
Q
•
f
²
S
b
Q
Q
f
W
N
}
U
q
Q
p
f
û
S
Q
s
Q f
/
'
Q
— S
;
f
|
g
/
R
O
Q
Q Q
1
_
Q
d
Q
\
Q
W
Q
— S
3
D
S
uM "
Q
Ü
Q
}
n
R
S
9
Q
‹
U
Q
f
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
P
P
U
_
Q
u
R
U g
Ž
Q R
÷
S
f
;
d}
S
7
R
2
Q
u
U
O
Q
—
R
o
h
Q
O
U
÷
Q
6
S
sf
f
…
g
÷
Q
{
R
f
Q
jŠ
Q
\
S
W
Q
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q
•
-
S
N
Š
H
S
+
Q
"
Ü
Q
}
m
R
l
Q
[
Q
d
Q
[
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
Q
d
[
Q
š
Q
P
W
Q
—
q
Q
÷
Q
U
(
Q
f
Q
S
n
Q
#
U
n
Q
S
…
.
S
Q
O
S
u
U
m
S
/
O
U Q
O „
´
Q
Q
{
S
Š
U
f
Q
û
S
„
Œ
Q
|
U
Q
÷
|
Q
— S
{
Š
U
f
Q
û
S
o
Q
h
U
Pf
S
.
f
3
R
†
Q
o
U
f
Q
0
U
û
S
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
Q Q
— S
u
ˆ
U
3
Q
š S
{
Š
U
f
Q
û
S
jŠ
R
S
8f
f
Y
Q
Š
U
_
Q
— S
T Q
2
…
U
÷
Q
d
Q
[
Q
—
c
Q
s
U
m
S
o
R
h
Q
O
U
÷
Q
}
Q
x
R
8. Shahih Bukhari | Hadith No. 7478, Bab: Hadith Khidhir dengan Musa…2 , f )Š
p5
uruv
g
•
¤
S
4
Q
|
U
¿
Q U
s
Q
Q f
/
' |
Q
3
O
n
U
O
Q
A
P
X
U
' }
Q
R Q
÷
s
Q
Q f
/
'
Q
/
P
n
f
(
Q
m
R
u
R
U
;
S
f
/
R
U Q
O
s
Q
Q f
/
'
Q
P
6
f Q
O
u
S
U U
u
O
Q
.}
P
P
R
8
U
m
Q
u
S
U Q Q U R
O
u
S
U
;
S
f
/
S
U Q
O
u
S
U
;
S
f
/
S
Š
U
Q R
O
u
U
O
Q
P
z
Q
;
S
u
R
U
#
Ú
S
Q f
/
'
Q
R f
;
#
Q
Ü9
S
2
Q
Q
n
ˆ
R
T
U
O
Q
Q
n
ˆ
S
m
S
3
f
n
Q
W
Q
3
O
D
S
+
Q
}
Q
x
R
÷
Q
"
Ü
Q
}
m
R
S S
'
? •
Q
-
S
…
g
S
2
5
Q
X
Q
f
U
u
P
@
U
'
S
u
S
U
9
S
‹
U
[
Q
u
R
U g
3
p
R
U
M
|
Q
}
Q
x ~
R
2
Q
n
Q
Q R
{
q
f
÷
Q
Q
1
x
Q
#
×
S
'
S
?
Q
|
Q
q
Q
÷
Q
R U
ˆ
2
Q
n
Q
Q
Ž
r
S
T
û
S
d
Q
\
Q
W
Q
6
P
f Q
O
u
R
U R
w
O
Q
/
Q
W
Q
…
g
2
S
@
Q
q
U
¿ P
Q U
P
U
_
Q
u
R
U g
Ž
Q R
÷
"
Ü
Q
}
m
R
S S
'
? •
Q
-
S
Q
[
{
R
q
Q
ø
U
;
Q
3
R
_
R
1
U
†
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
;
S
f
d}
Q
7
R
2
Q
Q U
P
n
S
7
Q
j
U
x
Q
{
S
Š
S
T
\
S
f „
R
²
Q
û
S
jŠ
Q
S
8f
f
d
Q
Q
ø
7 …
Q
1
S
f
f
U
o
P
Q
r
Q
d
Q
P
Q
 Q
m •
-
S
"
Ü
Q
}
m
R
s
Q
‹
U
Q R
d}
\
R
†
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
;
S
f
d}
Q
7
R
2
Q
R U
P
n
S
7 Ž
Q
r
S
T
S
û
R
w
ô
Q
!
Q
0
U
û
S
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q U
u
m
S
Q
d
ø
Q
8
Q
W
Q
3
O
D
S
+
Q
q
Q
/
R
U Q
O „
´
Q
Q
"
Ü
Q
}
m „
R
²
Q
û
S
•
Q
Œ
S
|
ø
R
W
Q
·
Q
"
Ü
Q
}
m
R
d
Q
\
Q
W
Q
c
Q
s
U
m
S
o
Q
h
Q
O
U
÷
Q
/
N
'
Q
÷
Q
o
R
h
Q
P
U
Q U
j
x
Q
d
Q
\
Q
W
Q
j
O
!
R
2
Q
N Q
†
õ
Q
}
p
R
M
U
{
R
f
Q
;
R f
j
Q
P
Q
#
Q
W
Q
{
S
Š
S
T
\
S
f „
R
²
Q
û
S
jŠ
Q
S
8f
f
"
Ü
Q
}
m
R
9. Shahih Muslim | Hadith No. 2380, | Kitab al-Fadlail Bab: Min Fadlail al-Khidr Alaih al-Salam
oh8m )Š
p5
rqvs
R
u
U
;
S
f
/
R
Š
U
Q R
O
|
Q
•
g
´
S
L
Q
s
U
p
Q
M
U
oŠ
Q
x
S
3
Q
U
û
S
u
R
U R
]
p
Q
%
U
R
S
|
Q
/
R
[
S
sf
f
/
P
n
f
(
Q
m
R
u
R
U
|
3
R
n
U
O
Q
s
Q
Q f
/
'
Q
Ibid, Vol.3, h. 230-231 Ibid, Vol.3, h. 230-231Muslim bin Hajjaj Qusyairy 1DLVDEXU\ -DPLn DO-Shahih Muslim, (Beirut: Darl Kotob al-Ilmiyah, 2014), Vol.4, h. 230-231
69
Jurnal Kaca Jurusan Ushuluddin STAI AL FITHRAHS
T
b
Q U
Ý Q
3
n
Q
O Ž
R
S
÷
Q
u
R
U R
/
n
f
(
Q
m
R
|
Q
/Š
P
P
S
7
Q
R
u
U R
p
Š
Q
X
U
7
R
s
Q
Q f
/
'
Q
3
Q
n
Q
O Ž
R
S
÷
Q
u
S
U
S·
M
R
X
U
hf
f
|
Q
Q Q
s
‹
U
Š
Q
O
R
u
S
U U
u
O
Q
o
U
z
R
h
g
`
R
Ž
g
Q
d
[
Q
A
P
U Q R
!
u
S
U
/Š
S
P
S
7
Q
u
U
O
Q
2
P
s†
Q
.
S
u
R
U
|
3
R
n
U
O
Q
s
Q
Q f
/
'
Q
Q Q
s
‹
U
Š
Q
O
R
f
p
÷
Q
o
R
O
R
5
U
†
Q
•
f
²
S
b
Q
S
f
U
W
N
}
U
q
Q
p
f
û
S
6
P
f Q
O
u
S
U
S·
R U
h
[
R
S
{
Š
U
h
Q
O
Q
"
Ü
Q
}
m
R
Q Q
1
_
Q
d
Q
\
Q
W l
Q
º f
Q
8f
S
{
Š
U
h
Q
O
Q
3
S
D
S
u
Q
M
U
Q
'
S
?
Q
"
Ü
Q
}
m
R
}
Q
x
R
9
Q
‹
U
f
Q
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q Q
'
S
? l
Q
º f
Q
8f
Q
l
[
Q
d}
R
\
R
†
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
;
S
f
d}
Q
7
R
2
Q
R U
P
n
S
7
Q
d}
R
\
R
†
Q
P
P
U
_
Q
u
Q
U f
Ž
Q R
÷
R U
P
n
S
7
Q
;
S
f
|
g
/
R
O
Q
S
{
Š
U
h
Q
O
Q
"
Ü
Q
}
m
R
Q
º f
8f
S
û
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
Q Q Q
P
W
Q
d
Q
[
Q
o
R
h
Q
O
U
÷
Q
q
Q
÷
Q
d
Q
\
Q
W
Q
o
R
h
Q
O
U
÷
Q
6
S
sf
f
…
g
÷
Q
j
Q
S
8
R
W
Q
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q
•
-
S
N
Š
H
S
+ l
Q
f
.
3
R
†
Q
o
U
f
Q
0
U
S
m
o
R
h
Q
O
U
÷
Q
}
Q
x
R
u
S
ˆ
U
3
Q
(
U
Q U
f
Q
S
n
Q
#
U
n
Q
S
…
.
S
Q
O
S
u
U
m
S
/
N
U Q
O
p
f
÷
Q
{
S
Š
U
f
Q
û
S
;
R f
„
Œ
Q
|
U
ø
Q
W
Q
{
S
Š
U
f
Q
û
S
o
Q
h
U
P
S
f
U
S
T Q
2
…
U
÷
Q
"
Ü
Q
}
m
R
d
Q
[
Q
c
Q
s
U
f
o
Q Q
}
z
R
W
Q
Q
}
p
R
M
U
/
R
\
S
X
U
Q R U
Š
(
Q
W
Q
j
P
Q U
a
m •
S
-
S
N
}
'
R
j
U
n
S
'
U
{
R
f
Q
jŠ
Q
\
S
W
Q
{
S
S
•
²
S
Y
Q
Š
U
_
Q
10. Shahih Muslim | Hadith No. 4727, Bab: Hadith Khidhir dengan Musaoh8m )Š
p5
rqvv
Q U
+
÷
Q
"
Û
Q
(
U
†
Q
u
R
U R Q
h
m
Q
3
U
'
Q
#
Ú
S
Q f
/
'
Q
P
z
Q
;
S
u
S
U U
u
O
Q
9
R
r}
R
† Ž
R
r
S
A
Q
Q U
+
Q
÷
P
x
U
|
Q
u
R
U
q
Q
A
Q
P
6
f Q
O
u
S
U
;
S
f
/
S
U Q
O
u
U
O
Q
.}
P
P
R
8
U
m
Q
u
S
U Q Q U R
O
u
S
U
;
S
f
/
S
U Q
O
u
S
U
;
S
f
/
S
Š
U
Q R
O
u
U
O
Q
R
u
U g
3
p
R
M
U
|
Q
}
Q
x ~
R
2
Q
n
Q
Q R
{
q
f
÷
Q
Q
h
O
Q
"
Ü
Q
}
m
R
S S
'
? •
Q
-
S
…
g
S
2
5
Q
X
Q
f
U
u
P
@
U
'
S
u
S
U
9
S
‹
U
[
Q
Q
n
ˆ
S
m
S
3
f
n
Q
W
Q
3
R
D
S
u
Q
M
U
}
Q
x
R
6
P
f Q
O
u
R
U Q
d
\
Q
W l
Q
º f
Q
8f
{
S
Š
U
Q U
/
[ Ž
Q
r
S
T
ü
S
W
Q
s
Q
Š
U
Q
f
û
S
o
f
h
R
x
Q
j
S
Š
U
X
Q
Hf
g
Q Q
÷
†
Q
d
Q
\
Q
W
Q
6
P
f Q
O
u
R
U R
w
O
Q
/
Q
W
Q
…
g
2
S
@
Q
q
U
¿ P
Q U
P
U
_
Q
u
R
U g
Ž
Q R
÷
Q
q
÷
Q
R U
ˆ
2
Q
n
Q
Q
7 …
1
S
f
f
"
Ü
Q
}
m
R
S S
'
? •
Q
-
S
1
Q
x
Q
#
×
S
'
S
?
Q
|
Q
R f
;
„
´
f
?
Q
;
S
f
d}
Q
7
R
2
Q
Q U
P
n
S
7
Q
j
U
z
Q
W
Q
{
S
Š
S
T
\
S
f „
R
²
Q
û
S
jŠ
Q
S
8f
f
d
Q
ø
Q
Q
s
‹
U
Q R
d}
\
R
†
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
;
S
f
d}
Q
7
R
2
Q
R U
P
n
S
7
Q
Ž
c
Q R
÷
d
Q
\
Q
W
Q
{
R
q
Q
U
ø
;
Q
3
R
_
R
1
U
†
Q
o
Q
h
f
7
Q
|
Q
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
•
-
S
"
Ü
Q
}
m
R
n
Q
U
0
û
S
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q U
u
m
S
 Q
P
Q
m
R f
;
„
Œ
Q
|
U
ø
Q
W
Q
·
Q
"
Ü
Q
}
m
R
d
Q
[
Q
c
Q
s
U
m
S
o
Q
h
Q
O
U
÷
Q
/
N
'
Q
÷
Q
o
R
h
Q
P
U
Q U
j
x
Q
{
R
f
Q
d
Q
\
Q
W
Q
j
O
!
R
2
Q
w
R
ô
Q
!
Q
N Q
†
õ
Q
}
p
R
M
U
{
R
f
Q
;
R f
j
Q
P
Q
#
Q
W
Q
{
S
Š
S
T
\
S
f „
R
²
Q
û
S
jŠ
Q
S
8f
f
"
Ü
Q
}
m
R
d
Q
ø
Q
8
Q
W
Q
d
Q
[
Q
3
R
D
S
u
Q
M
U
q
Q
/
R
U Q
O
j
U
Q
"
Ü
Q
}
m „
R
²
Q
û
S
11. Sunan al-Tirmidzip 7
…1m
A
f
qorw
P
A
U Q R
!
u
S
U
/Š
S
P
S
7
Q
u
U
O
Q
2
P
s†
Q
.
S
u
S
U
|
3
S
n
U
O
Q
u
U
O
Q
p
R
Š
Q
X
U
7
R
s
Q
Q f
/
'
Q
3
Q
n
Q
O Ž
R
S
÷
Q
u
R
U
s
Q
Q f
/
'
Q
P
6
f Q
O
u
S
U
S·
R U
h
[
R
d
Q
[
Q
S S
'
?
Q
"
Ü
Q
}
n
R
S
9
Q
‹
U
Q
f
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q Q
'
S
?
Q
"
Ü
Q
}
m
R
p
f
Q
÷
o
R
O
R
5
U
†
Q
•
f
²
S
b
Q
S
f
U
W
N
}
U
q
Q
p
f
û
S
S
D
u
Q
M
U
f
h
7
Q
|
Q
{
S
Š
U
h
Q
O
Q
;
R f
„
´
f
?
Q
;
S
f
d}
Q
7
R
2
Q
R U
P
n
S
7
Q
d}
R
\
R
†
Q
P
P
U
_
Q
u
Q
U f
Ž
Q R
÷
R U
P
n
S
7
Q
;
S
f
|
g
/
R
O
Q
Q Q
1
_
Q
d
Q
[
Q
3
S
Q
o
R f
;
Q Q Q
P
W
Q
o
R
h
Q
O
U
÷
Q
q
Q
÷
Q
d
Q
\
Q
W
Q
o
R
h
Q
O
U
÷
Q
6
S
sf
f
…
g
÷
Q
j
Q
S
8
R
W
Q
jŠ
Q
þ
S
3
Q
7
U
û
S
#
Ú
S
Q
•
-
S
N
Š
H
S
+
Q
"
Ü
Q
}
m
R
l
Q
[
Q
d}
R
\
R
†
Q
Q
O
U
o
f
Q
0
U
û
S
{
S
Š
U
h
Q
U
s
m
S
o
R
h
Q
O
U
Q
÷
}
Q
x
R
u
S
ˆ
3
U
Q
(
U
Q U
f
Q
S
n
Q
#
U
n
Q
S
…
.
S
Q
O
S
u
U
m
S
/
N
U Q
O
p
f
