BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Konsep Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Thompson dan Cats-Baril (2003, p202) sebuah sistem informasi adalah sebuah sistem yang terintegrasi, berbasiskan teknologi informasi yang dirancang untuk mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pembuatan keputusan dalam sebuah organisasi.
Sedangkan Rainer (2006, p48) mengungkapkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang terorganisasi dan saling berhubungan atau berinteraksi secara sistematis untuk membangun atau mengolah data menjadi informasi.
Selanjutnya pendapat dari O’Brien (2003, p10)
sisteminformasi merupakan sebuah sistem yang dapat mengatur kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, data, dan jaringan komunikasi untuk melakukan input, memproses, menyimpan, dan menyajikan output, mengontrol aktivitas yang mengubah sumber data menjadi informasi.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan sistem yang mengatur kombinasi
dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan sumber daya yang terorganisasi dan saling berhubungan sehingga tercipta kumpulan data yang nantinya akan diproses menjadi informasi guna mendukung pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi
2.1.1.2 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Thompson dan Cats-Baril (2003, p206) teknologi informasi adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk menyimpan, menangkap, memproses, dan mengirim data.
Menurut Whitten (2004, p11) information technology is a
contemporary term that describes the combination of computer technology (hardware and software) with the telecommunications technology (data, image, and voice networks). Teknologi informasi adalah sebuah istilah yang menjelaskan kombinasi dari teknologi komputer (hardware dan software) dengan teknologi telekomunikasi (data, gambar, dan jaringan suara)
Menurut Rainer dan Turban (2006, p49) teknologi informasi meliputi proses integrasi, operasi, dokumentasi, pemeliharaan, dan manajemennya.
dan teknologi telekomunikasi yang digunakan untuk menyimpan, menangkap, memproses, dan mengirim data.
2.1.1.3 Komponen Dasar Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p35) menunjukkan kerangka
konsep dasar untuk berbagai komponen dan aktivitas sistem informasi. Sistem Informasi bergantung pada sumber daya
manusia (pemakai akhir dan pakar sistem informasi), hardware
(mesin dan media), software (program dan prosedur), data (dasar data dan pengetahuan), serta jaringan (media komunikasi
dan dukungan jaringan) untuk melakukan input, pemrosesan,
output, penyimpanan dan aktivitas pengendalian yang mengubah sumber daya data menjadi produk informasi. Model sistem informasi ini memperlihatkan hubungan antara komponen dan aktivitas sistem informasi. Model tersebut memberikan kerangka kerja yang menekankan pada empat konsep utama yang diaplikasikan ke semua jenis sistem informasi, yaitu : manusia, hardware, software, data, dan jaringan adalah lima sumber daya dasar sistem informasi.
2.1.1.3.1 Sumber Daya Data
Data lebih daripada hanya bahan baku mentah sisteminformasi. Konsep sumber daya data telah diperluas oleh para manajer dan pakar
sisteminformasi. Data dapat berupa banyak bentuk,
termasuk data alfanumerik tradisional, yang terdiri
dari angka dan huruf serta karakter lainnya yang menjelaskan transaksi bisnis dan kegiatan serta entitas lainnya. Data teks, terdiri dari kalimat dan paragraph yang digunakan dalam menulis komunikasi, data gambar, sepertu bentuk grafik dan angka, serta gambar video grafis dan video; serta data audio, suara manusia dan suara-suara lainnya, juga merupakan bentuk data yang penting.
. 2.1.1.3.2 Sumber Daya Manusia
Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi. Sumber daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan pakar sistem informasi. Pemakai akhir (juga disebut pemakai atau klien) adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut. Merek dapat berupa pelanggan, tenaga penjualan, teknisi, staf administrasi, akuntan, atau para manajer. Pakar sistem informasi adalah orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi. Mereka meliputi analis sistem, pembuat
software, operator sistem, dan personel tingkat manajerial, teknis dan staf administrasi SI lainnya.
2.1.1.3.3 Sumber Daya Hardware
Hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi.
Contoh-contoh hardware dalam sistem informasi
berbasis komputer antara lain :
1. Sistem computer, yang terdiri dari unit pemrosesan
pusat yang berisi pemroses mikro, dan berbagai peralatan peripheral yang saling berhubungan, contohnya adalah : computer palmtop, laptop, atau desktop
2. Periferal computer, yang berupa peralatan seperti
keyboard atau mouse elektronik untuk input data dan perintah, layar video, atau printer untuk output informasi, dan disk magnetis atau optikal untuk menyimpan sumber daya data.
2.1.1.3.4 Sumber Daya Software
Sumber daya software meliputi semua rangkaian
perintah pemrosesan informasi. Berikut ini adalah
1. Software sistem, seperti program sistem operasi, yang mengendalikan serta mendukung operasi sistem computer.
2. Software aplikasi, yang memprogram pemrosesan langsung bagi penggunaan tertentu oleh pemakai akhir
3. Prosedur, yang mengoperasikan perintah bagi
orang-orang yang akan menggunakan sistem informasi.
2.1.1.3.5 Sumber Daya Jaringan
Konsep sumber daya jaringan menekankan bahwa teknologi telekomunikasi dan jaringan adalah komponen sumber daya dasar dari semua sistem informasi. Sumber daya jaringan meliputi :
1. Media komunikasi. Contohnya meliputi kabel
twisted- pair, kabel tembaga, dan kabel optikal fiber; serta teknologi gelombang mikro, selular, dan satelit yang nirkabel.
2. Dukungan jaringan. Kategori umum ini
menekankan bahwa banyak hardware, software,
dan teknologi data dibutuhkan untuk mendukung operasi dan penggunaan jaringan komunikasi.
2.1.1.4 Strategi dalam implementasi sistem
Menurut Schniederjans (2008, p20), there are several
sistem implementation strategies that can be used and should be considered in the IT investment analysis as presented in below table :
Implementation Strategies
Description When Used
1.Direct conversion An existing sistem is removed totally and a new sisteminstalled
If there is only capacity or spaced allowed for one sistem to operate at a time or that the existing sistem is too costly, or dysfunctional to ongoing operation.
2.Parallel conversion
An existing sistem and new sistem operate
simultaneously until the new sistem is fully functional and the existing sistem can be discontinued.
If the cost of shutting down the existing sistem in prohibitive.
3.Phased conversion
New sistem is phased in as modules are sistematically
brought online.
If the architecture of existing sistem will permit the gradual updating of new modules or the cost of completely new sistem are beyond the resources of the firm.
4.Pilot convesrsion New sistem is fully implemented on a pilot basis in one part of the business operation.
If the sistem has features that need to be examined in use, or the risk of converting entire sistem is too risky or expensive.
Tabel 2.1 Strategi dalam implementasi sistem (English)
Dari tabel di atas dapat diartikan : Strategi
Implementasi
Deskripsi Kapan digunakan
1.Konversi Langsung
Sistem yang sudah ada dihapus
semuanya dan sistem baru diinstal.
Jika hanya ada kapasitas atau tempat yang
diperbolehkan untuk satusistem untuk beroperasi pada satu waktu atau bahwa
sistemyang
adaterlalumahal, atau disfungsionaluntuk
operasi yang sedang berjalan.
2. Konversi Paralel sistem yang ada
dansistem baru beroperasi secara bersamaan sampai sistem baru sepenuhnya
berfungsi dan sistem yang ada dapat dihentikan.
Jika biayanya mematikan sistem yang ada
3.Konversi Bertahap
Sistem baru ini bertahap sebagai modul secara sistematis
Jika arsitektur sistem yang ada memungkinkan
secara bertahap memperbarui modul baru
atau biaya sepenuhnya dari sistem baru berada di
luarsumber daya perusahaan.
sepenuhnya
diimplementasikan
atas dasar percontohan di satu
bagian dari operasi bisnis.
yang perlu diperiksadalam
penggunaannya, atau bila risiko mengkonversi seluruh sistem terlalu berisikoatau mahal.
Tabel 2.2 Strategi dalam implementasi sistem
Menurut O’brien (2005, p542), empat bentuk utama dari konversi sistem adalah :
1. Konversi parallel
Konversi dapat dilakukan secara paralel, dimana baik sistem yang lama maupun sistem yang baru sama-sama beroperasi hingga tim pengembangan proyek dan manajemen pemakai akhir setuju untuk mengubah secara keseluruhan ke sistem yang baru. Selama waktu tersebut, operasional dan hasil dari kedua sistem dibandingkan dan dievaluasi. Kesalahan dapat diidentifikasi dan dikoreksi, dan masalah operasional dapat diselesaikan sebelum sistem yang lama ditinggalkan. Instalasi dapat juga dilakukan secara langsung ke sistem yang baru dikembangkan.
Konversi dapat juga dilakukan secara bertahap, dimana hanya bagian-bagian dari aplikasi yang baru atau hanya beberapa departemen, kantor cabang, atau lokasi pabrik yang dikonversi terlebih dahulu. Konversi bertahap memungkinkan proses implementasi secara bertahap di organisasi.
3. Konversi percontohan (pilot)
Konversi percontohan (pilot) dilakukan dengan cara
dimana satu departemen atau suatu tempat kerja menjadi tempat percobaan.
4. Konversi Langsung
2.1.1.5 Fungsi dan Peran Dasar Sistem Informasi dalam Bisnis Menurut O’brien (2005, p26), fungsi sistem informasi mewakili:
1. Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam
keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional, pemasaran, dan manajemen sumber daya manusia.
2. Kontributor penting dalam efisiensi operasional,
produktivitas dan moral pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan.
3. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan
untuk menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan praktisi bisnis.
2.1.22Pengertian Kel 4. Bahan y dan ja kelebiha 5. Peluang menanta 6. Kompon kemamp Menurut O’ dapat dilak bisnis : n Studi Kela layakan ada yang sangat asa yang ko an strategis d g berkarier
ang bagi juta nen penting puan perusah ’Brien (2005 kukan sistem Gamba ayakan alah ukuran Me penting dal ompetitif, y dalam pasar r yang di aan pria dan g dari sumb haan bisnis y 5, p10), terd m informas r 2.1 Peran seberapa be Me Berba untuk Ko Mendukun Ke dala endukung Pro lam mengem yang membe global. inamis, me wanita. ber daya, in yang membe dapat tiga pe i untuk seb SI dalam org esar manfaa endukung agai Strategi Keunggulan ompetitif ng Pengambil eputusan am Bisnis
ses dan Opera
mbangkan pr erikan organ emuaskan, nfrastruktur, entuk jaringa eran penting buah perusa ganisasi at pengemba an asi Bisnis roduk nisasi serta , dan an. yang ahaan angan
proses yang kita lakukan untuk mengukur kelayakan. (Whitten, Bentley dan Dittman, 2004,p402)
Menurut O’Brien (2005,p515), Studi Kelayakan adalah studi awal
untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh end user, kebutuhan
sumber daya, biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan adalah proses yang dilakukan untuk mengetahui manfaat, kebutuhan, dan kelayakan proyek yang diusulkan.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Investasi Teknologi Informasi
2.2.1.1 Pengertian Investasi Teknologi Informasi
Menurut Schniederjans (2008,p9) terdapat perbedaan cara
dalam mendefinisikan investasi teknologi informasi. Keen (1995) melihat investasi teknologi informasi sebagai istilah yang berkaitan dengan investasi peralatan, aplikasi, layanan, dan teknologi-teknologi dasar. Sedangkan Weil dan Olson (1989) mendefinisikan investasi teknologi informasi sebagai biaya-biaya yang dihubungkan dengan perolehan computer, komunikasi, software, jaringan dan personel yang mengatur dan mengoperasikan sistem informasi manajemen (SIM).
Suatu investasi teknologi informasi (TI) merupakan pengeluaran yang dilakukan organisasi berupa pengeluaran untuk
telekomunikasi dan jaringan, sistem operasi dan software baru, dukungan lanjut dan operasi terhadap infrastruktur pusat data (data centers) yang tersedia, yang secara langsung mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai peningkatan performa misi, pengambilan keputusan manajemen dan efisiensi operasional.
Menurut Williams (2007, p4), Teknologi Informasi (TI) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan atau menyebarkan informasi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa investasi teknologi informasi adalah suatu keputusan yang dilakukan untuk mengeluarkan sejumlah biaya yang berkaitan dengan pembelian komponen-komponen SI yang secara langsung mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai peningkatan performa misi, pengambilan keputusan manajemen dan efisiensi operasional.
2.2.1.2 Tujuan Investasi Teknologi Informasi
Tujuan dari investasi menurut Remenyi (2001,p66) merupakan hal yang kritis pada proses mendefinisikan pendekatan untuk evaluasi dan pengukuran performa. Beberapa tipe investasi memerlukan perlakuan yang berbeda diantaranya seperti pada
Tujuan Investasi Tipe investasi Evaluasi/Ukuran Kelangsungan
Hidup Bisnis
Harus dilakukan Lanjut/Berhentinya
bisnis Peningkatan
Efesiensi
Vital/Inti Biaya Manfaat
Peningkatan Kefektifan
Kritis/Inti Analisis Bisnis
Lompatan Kompetitif
Strategis/Martabat Analisis Strategis
Infrastruktur Arsitektur/ Harus
dilakukan/ Corn
Seed
Hal yang sangat luas
Tabel 2.3 Tipe Investasi berdasarkan tujuan dan evaluasi
2.2.1.3 Pentingnya Menganalisa Investasi Teknologi Informasi bagi Organisasi
Sebuah investasi TI harus dianalisa secara kritis karena
beberapa alasan berikut :
1. Perusahaan seringkali mengeluarkan biaya yang cukup
2. Karena banyaknya investasi TI yang tidak selalu dianggap memiliki kaitan erat dengan pendapatan yang diperoleh dalam bisnis
3. Karena kesepakatan tidak selalu ada dalam kebutuhan,
nilai atau kinerja investasi TI
4. Banyaknya pengeluaran TI, khususnya pada hardware
yang dimodalkan secara tradisional
5. Karena ketidakpuasan atas fungsi dan kinerja TI
2.2.2 Studi Kelayakan Investasi TI
2.2.2.1 Pengertian Studi Kelayakan Investasi TI
Menurut O’Brien (2005,p515), Studi Kelayakan adalah studi awal untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh end user, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan.
2.2.2.2 Aspek-aspek Studi Kelayakan Investasi TI
Menurut Bentley (2004,p101) aspek-aspek kelayakan investasi TI dapat diukur dari kriteria-kriteria berikut ini :
1. Kelayakan teknis merupakan pengukuran kepraktisan dari
solusi teknis serta ketersediaan sumber daya teknis dan sumber daya ahli. Hal ini juga berhubungan dengan tiga hal penting yaitu : menentukan apabila teknologi yang
perusahaan mempunyai atau dapat memperoleh teknologi yang diperlukan serta apakah perusahaan mempunyai sumber daya manusia atau ahli yang dapat menjalankan teknologi yang ditawarkan.
2. Kelayakan operasional merupakan pengukuran apakah
solusi yang ditawarkan dapat berfungsi bagi perusahaan. Kriteria ini juga digunakan untuk mengukur seberapa penting masalah atau apakah solusi yang ditawarkan dapat memecahkan masalah
3. Kelayakan ekonomi merupakan pengukuran dari
keefektifan biaya yang digunakan dari sebuah proyek.
4. Kelayakan Jadwal merupakan pengukuran dari seberapa
logis waktu yang diperlukan untuk mengerjakan proyek. Sebagai contoh adalah penentuan deadline yang tepat untuk menyelesaikan proyek.
2.2.3Metode Penilaian Investasi TI dengan Cost Benefit Analysis 2.2.3.1 Pengertian Cost Benefit Analysis
Menurut Schniederjans (2010,p140), cost benefit analysis
involves the estimation and evaluation of the net benefits associated with alternative courses of action.Dari definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa cost benefit analysis adalahmelibatkan
estimasi dan evaluasi dari keuntungan bersih yang berhubungan
value of benefits dengan present value of costs dari investasi yang sama.
Menurut Remenyi (1995,p80) cost-benefit analysis may be
defined as the process of comparing the various costs of acquiring and implementing an information sistem with the benefit which the organization derives from the use of the sistem.
2.2.3.1.1 Pengertian Payback Period (PP)
Menurut Haming (2010,p104), payback period
adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal yang diinvestasikan, biasanya dinyatakan dalam satuan tahun.
Menurut Schniederjans (2008,p107), payback
period is a simple technique in which time period necessary to recoup the initial investment is calculated and used to evaluate an investment and/or a set mutually exclusive investments. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa payback period adalah suatu teknik
pengukuran untuk mengetahui jangka waktuyang diperlukanuntuk menutupinvestasi awal.
2.2.3.1.2 Pengertian Profitability Index (PI)
investasi berdasarkan rasio antara total nilai sekarang arus kas masuk dengan total dari investasi inisial.
Menurut Schniederjans (2008,p122), profitability
index (PI) is the ratio of NPV to the cost of initial investment. Dari definisi di atas dapat disimpulkan PI adalah rasio dari NPV terhadap biaya investasi awal.
Investasi dikategorikan layak , jika PI >1. Investasi dikategorikan tidak layak, jika PI < 1.
2.2.3.1.3Pengertian Net Presenet Value (NPV)
Menurut Schniederjans (2008,p119), net present
value(NPV) is another way of carrying out present value analysis. NPV is the present value of cash flows minus the initial investment cost. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa net present value (NPV) adalah nilai
sekarang dariarus kasdikurangibiayainvestasi awal.
1 1 1
… expected cash flows (arus kas yang diharapkan)
tingkat diskon n = number of time periods (periode tahun)
Jika NPV> 0 investasi layak dijalankan
Jika NPV< 0 investasi tidak layak dijalankan
2.2.3.1.4 Pengertian Return On Investment (ROI)
Menurut Schniederjans (2008,p125), return on
invesments (ROI) is another technique traditionally used in capital budgeting decisions where the rate of return of an investment is compared to opportunity cost of capital. Dari definisi di atas dapat disimpulkan ROI adalah teknik yang digunakan dalam penganggaran modaldimana
tingkatpengembalianinvestasidibandingkan denganbiaya modal investasi awal.
2.2.3.2 Biaya (Cost) dalam Implementasi TIK
Menurut Hansen dan Moven (2000, p40) biaya didefinsikan sebagai kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan
memberikan manfaat saat ini atau masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Supriyono (2000, p16) biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai
pengurang penghasilan. Sedangkan menurut Mulyadi (2001, p8) biaya adalah sumber pengorbanan ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, yang sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang.
2.2.3.2.1 Jenis-Jenis Biaya Implementasi TIK Terbagi dua jenis biaya yaitu :
a.Tangible Cost
Adalah biaya yang dapat dengan mudah diidentifikasi dan diukur dengan analisis sistem,
contohnya : biaya hardware, biaya software, biaya
peralatan, biaya perubahan. b.Intangible Cost
Merupakan biaya yang sulit diidentifikasi dan susah untuk diukur, contohnya : biaya kehilangan persaingan kompetitif dari pesaing.
2.2.3.2.2 Kategori Biaya Implementasi TIK
Dalam bisnis biaya manfaat, biaya dikategorikan menjadi tiga macam, antara lain :
1. Biaya Investasi
Merupakan modal pembayaran tidak diulang-ulang untuk mendapatkan atau
mengembangkan peralatan baru, software baru,
fasilitas baru, dan lain-lain. Contoh : komputer, storage, jaringan komunikasi, software, training atau pelatihan.
2. Biaya Implementasi
Adalah pembayaran satu kali untuk membuat
atau meng-installkemampuan baru, yang sama
seperti biaya investasi dimana satu kali biaya investasi dapat diubah ke biaya operasi tahunan (annual operating cost) ketika peralatan dikontrakkan. Contoh : biaya penghapusan sistem sekarang, biaya pembaharuan ulang.
Adalah biaya bila pembayaran berulang dibutuhkan. Ini dibutuhkan untuk operasi dasar dari hari ke hari atau bulan ke bulan. Contoh :
biaya perawatan peralatan dan software dan
gaji.
2.2.3.3 Manfaat (Benefit) Impelementasi TIK
2.2.3.3.1 Definisi Manfaat Implementasi TIK
Menurut Remenyi (2000, p40), manfaat (benefit)
dari teknologi informasi adalah keuntungan yang diperoleh dengan bantuan dari komputer dan komunikasi yang mana sebuah perusahaan bersedia membayar atas penggunaan semua itu.
2.2.3.3.2 Jenis-Jenis Manfaat Implementasi TIK
Menurut Remenyi (2000, p7) ada dua jenis manfaat :
1. Tangible Benefit
Adalah manfaat yang dihasilkan dari investasi yang akan dapat diidentifikasi atau diukur secara langsung dari segi financial. Contohnya adalah penurunan total biaya produksi, peningkatan laba, peningkatan penghematan penggunaan kertas .
2. Intangible Benefit
Adalah peningkatan lingkungan kerja bagi karyawan sehingga menciptakan suasana kerja yang lebih baik.
2.2.4 Ukuran Pemusatan 2.2.4.1 Mean (Rata-rata)
Menurut Lungan (2006, p61) suatu nilai yang tepat berada
pada pusat sebaran dinamakan mean atau nilai tengah dan
dihitung dengan rumus :
X
…. = ∑ XXi = Nilai pengamatan ke-i
X = Rata-rata
n = Banyaknya unsur data 2.2.4.2 Median
Menurut Lungan (2006, p71) median adalah suatu nilai yang tepat pada pertengahan data yang telah diurutkan menurut tingkat nilai – nilainya. Dengan kata lain, median membagi data yang telah diurutkan menjadi dua bagian yang sama.
2.2.4.3 Modus
Menurut Lungan (2006, p81) modus adalah nilai atau kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam suatu deretan (kelompok) data.
2.2.4.4 Varians dan Standar Deviasi
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2003, p.99), varians
menunjukan standar penyimpangan atau deviasi data terhadap nilai rata – ratanya.
Pengertian varians sendiri menurut Suharyadi dan
Purwanto (2003, p100) adalah rata – rata hitung deviasi kuadrat setiap data terhadap rata – rata hitungnya dan dapat dirumuskan sebagai berikut :
S2 = ∑ X X
Dimana :
S 2 = Varians sampel
X = Nilai setiap data / pengamatan dalam sampel
X = Nilai rata – rata hitung dalam sampel
n = Jumlah total data / pengamatan dalam sampel
Sedangkan standar deviasi menurut Suharyadi dan
Purwanto (2003, p.101) adalah akar kuadrat dari varians dan
menunjukan standar penyimpangan data terhadap nilai rata – ratanya. Rumus standar deviasi :
S = √s
2.2.4.5 Skala Likert (Likert Scale)
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002), skala likert merupakan metode yang mengukur sikap setuju atau
ketidaksetujuannya terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu. Skala likert umumnya menggunakan lima angka penilaian, yaitu : (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak pasti atau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju. Urutan setuju atau tidak setuju dapat juga dibalik mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju.