• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS SOSIAL EKONOMI

DAN LINGKUNGAN

Pada Bagian ini membahas tentang analisis sosial, ekonomi, dan lingkungan antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan analisis kemiskinan

4.1. ANALISIS SOSIAL

Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun pasca pembangunan/ pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut :

1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional :

- Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.

- Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak di tingkat Nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.

2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum :

Pasal 3 : Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak.

(2)

3. Peraturan Presiden No. 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 :

Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan dengan meningkatkan pembangunan daerah mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; sertamenghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.

4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan Kemiskinan

Pasal 1 : Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.

5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah :

1. Pemerintah Pusat :

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.

b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat.

d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

2. Pemerintah Provinsi:

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.

(3)

b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.

d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

3. Pemerintah Kabupaten:

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten. b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten.

d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

4.1.1. Pengarusutamaan Gender

Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP), Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Rural Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang Cipta Karya.

4.1.2. Aspek Sosial Pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman kembali.

(4)

1. Konsultasi masyarakat

Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.

2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan

Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

3. Permukiman kembali penduduk (resettlement)

Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan kembali kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.

4.1.3. Aspek Sosial Pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.

4.2. ANALISIS EKONOMI

A. Kemiskinan

Aspek Ekonomi pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan dan penanganan kawasan kumuh.

(5)

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Wonogiri Nomor 305 Tahun 2014 Tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Wonogiri mempunyai kawasan kumuh seluas 47,98 Ha. Berikut Tabel lengkapnya :

Tabel 4.1

Daftar Lokasi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh Di Kabupaten Wonogiri

No Nama Lokasi / Kawasan

Luas (Ha)

Lingkup Administrasi Kesesuaian Dengan Tata

Ruang

Prioritas RT/RW Kelurahan

/Desa Kecamatan

1 Brajan 8,39 02/V Kaliancar Selogiri sesuai 3

2 Krisak wetan 1,74 02/IV Singodutan Selogiri sesuai 2

3 Wonokarto 5,77 03/III.05/1 Wonokarto Wonogiri sesuai 2

4 Giritirto 1,01 02/X Giritirto Wonogiri sesuai 2

5 kedungringin 7,56 01/XIII Giritirto Wonogiri sesuai 3

6 kedungringin 3,08 02/XIII Giripurwo Wonogiri sesuai 3

7 Gerdu 10,49 03/VII Giripurwo Wonogiri sesuai 3

8 Gerdu 2,43 04/V Giripurwo Wonogiri sesuai 3

9 Talunombo 1,68 02/1 Baturetno Baturetno sesuai 1

10 Pathuk Lor (Batu lor) 2,28 01/ 1 Baturetno Baturetno sesuai 2 11 duwet (batu lor) 2,57 03/XVII;02/XVIII Baturetno Baturetno sesuai 1 12

Batu tengah dan Batu

kidul 0,98 01/XI:01/VIII Baturetno Baturetno sesuai 3

Jumlah 47,98

Berdasarkan data diatas, di kabupaten Wonogiri terdapat 12 lokasi yang masuk dalam lokasi perumahan atau permukiman kumuh. Tiga lokasi dengan dengan total lahan terluas antara lain adalah Gerdu yang terdapat di Kelurahan Giripurwo Kecamatan Wonogiri dengan total luas 10,49 Ha, berikutnya adalah Brajan yang terdapat di Kelurahan Kaliancar Kecamatan Selogiri memiliki luas 8,39 Ha dan terakhir adalah Kedungringin yang terdapat di Kelurahan Giripurwo Kecamatan Wonogiri.

Berbanding terbalik dengan kawasan sebelumya, kawasan permukiman dan perumahan kunuh dengan luasan terkecil berada di Batu tengah dan Batu Lor yang terdapat di Kelurahan Baturetno kecamatan Baturetno dengan luas lahan 0,98 ha, berikutnya terdapat di Desa Giritirto Kecamatan Wonogiri dengan luas 1,01 ha dan terakhir adalah lokasi yang bernama Talunombo yang terletak di Kelurahan Baturetno dengan luas 1,68 Ha.

Permasalahan-permasalahan kumuh disebabkan masih kurang terpenuhinya sarana prasarana yang ada, berikut analisa kebutuhan penanganan kawasan kumuh yang ada di Kabupaten Wonogiri.

(6)

Tabel 4.2

Analisis Kebutuhan Penanganan Kawasan Kumuh di Kabupaten Wonogiri No. Lokasi Permasalahan Strategi Penanganan

1. Kaliancar  Masih banyak

terdapat rumah tidak layak huni;  Belum adanya pengelolaan limbah;  Belum semua drainase memiliki kondisi permanen;  Jalan rusak/belum permanen.  Meningkatkan kualitas permukiman dari kumuh manjadi layak huni;  Meningkatan penyediaan rumah sehat dan layak huni;  Penyediaan sarana prasarana permukiman yang memadai. 2. Singodutan 3. Wonokarto 4. Giritirto 5. Giritirto 6. Giripurwo 7. Giripurwo 8. Giripurwo 9. Baturetno 10. Baturetno 11. Baturetno 12. Baturetno

Sumber : Analisis konsultan

Berdasarkan data dari Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Bappeda Kabupaten Wonogiri, jumlah penduduk miskin yang ada di Kabupaten Wonogiri adalah 258.843 jiwa. Berikut tabel rincian sebaran Jumlah rumah tangga dan individu, menurut status kesejahteraan.

Tabel 4.3

Jumlah Rumah Tangga dan Individu, Menurut Status Kesejahteraan

No Nama

Kecamatan

Nama Desa

Jumlah Rumah Tangga Jumlah Individu

Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL 1 PRACIMANTORO SUMBERAGUNG 197 79 74 40 390 696 268 203 111 1.278 PRACIMANTORO PETIRSARI 219 50 11 18 298 874 146 18 41 1.079 PRACIMANTORO JOHO 306 149 61 35 551 1176 456 184 120 1.936 PRACIMANTORO GAMBIRMANIS 529 196 96 70 891 2156 588 302 152 3.198 PRACIMANTORO WATANGREJO 85 51 33 35 204 342 185 110 90 727 PRACIMANTORO SUCI 246 102 108 90 546 739 261 215 201 1.416 PRACIMANTORO JIMBAR 198 98 53 43 392 649 258 133 92 1.132 PRACIMANTORO SAMBIROTO 114 103 57 52 326 409 342 170 142 1.063 PRACIMANTORO PRACIMANTORO 204 148 143 108 603 683 420 384 288 1.775 PRACIMANTORO GEDONG 171 125 70 43 409 617 351 201 105 1.274 PRACIMANTORO GEBANGHARJO 92 75 57 41 265 342 223 191 122 878 PRACIMANTORO SEDAYU 151 80 53 32 316 520 242 119 77 958 PRACIMANTORO BANARAN 180 77 43 27 327 549 236 128 58 971 PRACIMANTORO TRUKAN 87 68 27 25 207 303 228 95 56 682 PRACIMANTORO TUBOKARTO 146 78 60 42 326 456 257 133 111 957 PRACIMANTORO LEBAK 140 73 51 45 309 551 264 137 131 1.083 PRACIMANTORO GLINGGANG 124 84 57 24 289 584 315 191 98 1.188 PRACIMANTORO WONODADI 208 106 74 29 417 759 337 210 89 1.395 2 PARANGGUPITO PARANGGUPITO 118 40 34 15 207 376 102 75 27 580 PARANGGUPITO GUDANGHARJO 102 58 38 27 225 256 140 85 53 534

(7)

No Nama

Kecamatan

Nama Desa

Jumlah Rumah Tangga Jumlah Individu

Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL PARANGGUPITO GUNTURHARJO 342 65 50 17 474 1142 190 108 40 1.480 PARANGGUPITO GENDAYAKAN 162 80 28 24 294 570 213 81 55 919 PARANGGUPITO SAMBIHARJO 134 92 57 40 323 440 268 169 95 972 PARANGGUPITO KETOS 169 104 60 34 367 577 305 146 90 1.118 PARANGGUPITO SONGBLEDEG 148 71 38 35 292 523 222 100 93 938 PARANGGUPITO JOHUNUT 151 94 48 31 324 554 258 122 71 1.005 3 GIRITONTRO NGARGOHARJO 158 101 47 29 335 520 277 145 74 1.016 GIRITONTRO TLOGOSARI 234 90 43 24 391 918 305 140 73 1.436 GIRITONTRO TLOGOHARJO 178 80 39 17 314 634 209 87 33 963 GIRITONTRO BAYEMHARJO 239 43 22 10 314 721 125 42 23 911 GIRITONTRO JATIREJO 99 84 40 29 252 318 207 104 57 686 GIRITONTRO GIRITONTRO 154 114 80 82 430 527 379 214 188 1.308 GIRITONTRO PUCANGANOM 281 167 106 94 648 985 508 299 226 2.018 4 GIRIWOYO TIRTOSUWORO 90 86 48 49 273 324 243 140 87 794 GIRIWOYO GIRIKIKIS 184 83 50 30 347 694 226 125 73 1.118 GIRIWOYO GUWOTIRTO 92 73 50 50 265 328 226 135 119 808 GIRIWOYO NGANCAR 124 78 38 51 291 353 190 84 77 704 GIRIWOYO BULUREJO 49 29 27 15 120 176 90 54 29 349 GIRIWOYO GEDONGREJO 122 76 49 37 284 485 243 160 98 986 GIRIWOYO PIDEKSA 137 92 48 36 313 519 275 129 80 1.003 GIRIWOYO TUKULREJO 111 88 45 39 283 397 306 127 96 926 GIRIWOYO BUMIHARJO 153 80 35 31 299 572 309 122 100 1.103 GIRIWOYO SELOMARTO 82 55 53 32 222 236 159 112 75 582 GIRIWOYO GIRIWOYO 81 49 41 39 210 263 147 117 78 605 GIRIWOYO SEJATI 80 82 47 43 252 277 258 123 84 742 GIRIWOYO SENDANGAGUNG 78 57 40 45 220 210 177 107 102 596 GIRIWOYO PLATAREJO 49 49 34 23 155 175 135 64 52 426 GIRIWOYO SIRNOBOYO 170 79 46 35 330 611 255 121 87 1.074 GIRIWOYO TAWANGHARJO 87 55 45 36 223 332 200 131 84 747 5 BATUWARNO SELOPURO 75 43 26 22 166 291 140 93 57 581 BATUWARNO SENDANGSARI 87 54 44 31 216 277 151 92 73 593 BATUWARNO TEGIRI 89 98 49 43 279 281 273 139 113 806 BATUWARNO BATUWARNO 33 32 31 26 122 126 93 94 63 376 BATUWARNO SUMBEREJO 41 63 41 33 178 153 167 111 58 489 BATUWARNO RONGGOJATI 59 39 26 27 151 195 122 78 56 451 BATUWARNO SUMBERAGUNG 34 30 16 28 108 124 96 44 60 324 BATUWARNO KUDI 95 112 47 43 297 289 304 124 66 783 6 KARANGTENGAH JEBLOGAN 114 30 53 3 200 300 82 65 7 454 KARANGTENGAH NGAMBARSARI 175 69 42 20 306 521 196 114 47 878 KARANGTENGAH KARANGTENGAH 113 43 13 7 176 354 106 47 30 537 KARANGTENGAH PURWOHARJO 238 51 29 11 329 946 148 80 30 1.204 KARANGTENGAH TEMBORO 177 81 37 27 322 575 230 114 53 972

(8)

No Nama

Kecamatan

Nama Desa

Jumlah Rumah Tangga Jumlah Individu

Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL 7 TIRTOMOYO HARGOSARI 240 154 47 57 498 921 445 146 117 1.629 TIRTOMOYO DLEPIH 156 100 76 44 376 619 320 253 159 1.351 TIRTOMOYO WIROKO 48 54 49 35 186 194 188 147 101 630 TIRTOMOYO SUKOHARJO 140 82 47 27 296 537 242 124 57 960 TIRTOMOYO HARGOREJO 185 84 32 37 338 741 265 121 111 1.238 TIRTOMOYO SIDOREJO 255 118 79 33 485 903 391 239 107 1.640 TIRTOMOYO GENENGHARJO 87 83 57 47 274 354 261 190 133 938 TIRTOMOYO GIRIREJO 42 53 40 32 167 140 156 126 91 513 TIRTOMOYO HARGANTORO 210 103 63 71 447 884 321 218 190 1.613 TIRTOMOYO TIRTOMOYO 119 98 82 60 359 479 357 239 187 1.262 TIRTOMOYO BANYAKPRODO 62 82 62 37 243 238 258 170 102 768 TIRTOMOYO NGARJOSARI 100 101 62 46 309 368 278 175 106 927 TIRTOMOYO SENDANGMULYO 218 67 20 11 316 747 198 73 41 1.059 TIRTOMOYO TANJUNGSARI 89 57 29 24 199 328 164 81 50 623 8 NGUNTORONADI KEDUNGREJO 58 56 36 41 191 183 150 76 85 494 NGUNTORONADI BULUREJO 60 53 53 39 205 215 157 156 102 630 NGUNTORONADI KULUREJO 109 92 57 44 302 328 242 161 100 831 NGUNTORONADI SEMIN 97 43 30 13 183 338 138 82 30 588 NGUNTORONADI BEJI 72 65 35 29 201 247 191 108 71 617 NGUNTORONADI WONOHARJO 52 56 46 33 187 177 175 145 88 585 NGUNTORONADI BUMIHARJO 59 67 50 30 206 208 194 142 85 629 NGUNTORONADI GEBANG 55 60 41 38 194 211 198 128 107 644 NGUNTORONADI PONDOKSARI 76 45 26 15 162 231 122 74 41 468 NGUNTORONADI NGADIROYO 77 74 34 24 209 306 249 131 71 757 NGUNTORONADI NGADIPIRO 107 91 43 30 271 428 277 135 79 919 9 BATURETNO GLESUNGREJO 79 74 47 42 242 267 236 129 105 737 BATURETNO GAMBIRANOM 107 73 73 62 315 302 189 180 156 827 BATURETNO BALEPANJANG 71 76 39 50 236 253 244 110 119 726 BATURETNO WATUAGUNG 88 95 59 72 314 310 289 132 156 887 BATURETNO BATURETNO 42 64 54 54 214 144 204 159 146 653 BATURETNO BELIKURIP 82 85 58 53 278 278 263 163 154 858 BATURETNO TEMON 44 54 31 42 171 143 160 76 92 471 BATURETNO SARADAN 72 76 71 50 269 268 250 238 133 889 BATURETNO TALUNOMBO 70 60 55 46 231 262 208 168 131 769 BATURETNO SENDANGREJO 64 61 47 41 213 212 188 134 88 622 BATURETNO BOTO 64 47 52 35 198 215 154 173 92 634 BATURETNO KEDUNGOMBO 71 55 56 36 218 238 165 147 80 630 BATURETNO SETROREJO 164 76 42 51 333 519 212 100 135 966 10 EROMOKO BASUHAN 124 71 31 18 244 382 192 84 38 696 EROMOKO PUCUNG 154 73 39 24 290 595 252 121 84 1.052 EROMOKO SINDUKARTA 66 37 31 18 152 201 99 63 34 397 EROMOKO PANEKAN 115 104 56 39 314 354 279 111 103 847

(9)

No Nama

Kecamatan

Nama Desa

Jumlah Rumah Tangga Jumlah Individu

Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL EROMOKO BALEHARJO 191 104 40 21 356 654 310 102 56 1.122 EROMOKO MINGGARHARJO 141 152 108 83 484 579 463 292 237 1.571 EROMOKO TEGALHARJO 85 44 35 23 187 284 136 107 56 583 EROMOKO NGADIREJO 65 82 61 68 276 175 219 160 162 716 EROMOKO SUMBERHARJO 81 47 39 33 200 289 145 85 75 594 EROMOKO PULOHARJO 34 44 47 31 156 120 141 137 96 494 EROMOKO EROMOKO 117 87 91 84 379 345 221 227 179 972 EROMOKO PASEKAN 111 88 43 34 276 364 235 104 77 780 EROMOKO NGANDONG 114 68 37 26 245 444 223 90 71 828 EROMOKO TEMPURHARJO 86 49 24 28 187 281 129 62 68 540 EROMOKO NGUNGGAHAN 60 46 42 39 187 190 141 133 90 554 11 WURYANTORO GENUKHARJO 140 96 90 62 388 465 278 188 145 1.076 WURYANTORO SUMBEREJO 72 37 37 68 214 197 107 111 139 554 WURYANTORO MOJOPURA 53 53 41 43 190 183 141 138 83 545 WURYANTORO WURYANTORO 58 41 49 46 194 202 128 121 116 567 WURYANTORO MLOPOHARJO 83 83 50 43 259 252 225 140 86 703 WURYANTORO PULUTANKULON 118 115 68 45 346 362 349 224 109 1.044 WURYANTORO PULUTANWETAN 122 78 60 53 313 429 231 203 135 998 WURYANTORO GUMIWANGLOR 173 111 88 46 418 650 349 270 114 1.383 12 MANYARAN KEPUHSARI 202 178 98 64 542 750 515 262 133 1.660 MANYARAN PIJIHARJO 162 151 101 78 492 568 439 299 194 1.500 MANYARAN BERO 230 131 74 67 502 635 372 200 144 1.351 MANYARAN GUNUNGAN 344 274 130 124 872 1264 801 398 274 2.737 MANYARAN KARANGLOR 113 124 87 94 418 355 328 238 212 1.133 MANYARAN PAGUTAN 98 140 87 73 398 297 409 279 168 1.153 MANYARAN PUNDUHSARI 154 184 127 122 587 535 537 373 304 1.749 13 SELOGIRI KEPATIHAN 44 42 36 34 156 206 143 115 109 573 SELOGIRI KELORAN 51 31 50 33 165 206 99 140 87 532 SELOGIRI PARE 77 101 117 73 368 336 382 374 235 1.327 SELOGIRI SINGODUTAN 25 33 37 19 114 92 129 127 57 405 SELOGIRI KALIANCAR 47 59 47 38 191 155 182 134 112 583 SELOGIR JENDI 60 72 58 64 254 276 278 191 219 964 SELOGIRI PULE 18 50 31 46 145 63 146 95 129 433 SELOGIRI JATEN 18 30 32 36 116 85 116 112 117 430 SELOGIRI GEMANTAR 35 50 49 37 171 155 163 183 109 610 SELOGIRI NAMBANGAN 52 63 59 54 228 198 206 178 176 758 SELOGIRI SENDANGIJO 46 76 68 58 248 207 280 264 174 925 14 WONOGIRI SENDANG 100 42 36 34 212 423 145 109 84 761 WONOGIRI WURYOREJO 20 28 30 30 108 83 84 116 84 367 WONOGIRI POKOHKIDUL 70 68 49 51 238 281 243 168 158 850 WONOGIRI PURWOREJO 47 49 41 31 168 183 174 139 96 592 WONOGIRI BULUSULUR 51 52 35 31 169 225 190 132 108 655

(10)

No Nama

Kecamatan

Nama Desa

Jumlah Rumah Tangga Jumlah Individu

Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL WONOGIRI WONOBOYO 21 28 42 46 137 86 86 149 148 469 WONOGIRI GIRIPURWO 12 25 17 34 88 48 83 59 109 299 WONOGIRI GIRITIRTO 4 12 22 37 75 13 40 64 81 198 WONOGIRI GIRIWONO 104 75 43 41 263 388 210 128 97 823 WONOGIRI WONOKARTO 12 16 18 10 56 54 56 58 28 196 WONOGIRI PURWOSARI 87 62 49 47 245 415 199 180 148 942 WONOGIRI MANJUNG 41 52 21 25 139 139 177 73 64 453 WONOGIRI SONOHARJO 79 67 56 42 244 353 237 194 127 911 WONOGIRI WONOKERTO 106 74 48 37 265 486 255 171 100 1.012 WONOGIRI WONOHARJO 81 88 72 55 296 313 291 230 169 1.003 15 NGADIROJO GEDONG 93 99 65 65 322 395 371 231 204 1.201 NGADIROJO GEMAWANG 133 70 64 56 323 556 271 233 151 1.211 NGADIROJO KERJOKIDUL 100 106 65 51 322 413 365 202 137 1.117 NGADIROJO KERJOLOR 148 134 79 81 442 621 479 285 207 1.592 NGADIROJO PONDOK 95 100 80 55 330 399 361 239 155 1.154 NGADIROJO NGADIROJOKIDUL 120 104 71 94 389 516 381 235 336 1.468 NGADIROJO MLOKOMANIS WETAN 62 75 66 55 258 292 302 250 194 1.038 NGADIROJO NGADIROJOLOR 64 38 27 18 147 282 134 109 64 589 NGADIROJO MLOKOMANISKUL ON 50 44 41 34 169 229 158 149 116 652 NGADIROJO JATIMARTO 83 71 24 33 211 386 302 79 105 872 NGADIROJO KASIHAN 62 54 48 28 192 318 226 179 94 817 16 SIDOHARJO SEMBUKAN 142 92 49 37 320 665 347 175 147 1.334 SIDOHARJO SEMPUKEREP 183 69 37 24 313 882 296 123 87 1.388 SIDOHARJO TEMPURSARI 97 54 32 17 200 483 209 132 61 885 SIDOHARJO WIDORO 62 55 44 19 180 325 224 203 76 828 SIDOHARJO KEBONAGUNG 87 48 44 29 208 400 193 164 91 848 SIDOHARJO NGABEYAN 182 81 28 29 320 717 239 80 41 1.077 SIDOHARJO MOJORENO 73 74 32 29 208 301 220 106 74 701 SIDOHARJO TREMES 61 45 43 37 186 260 151 165 142 718 SIDOHARJO KAYULOKO 39 50 29 37 155 212 188 120 142 662 SIDOHARJO KEDUNGGUPIT 52 60 44 46 202 224 188 138 135 685 SIDOHARJO SIDOHARJO 8 54 27 35 124 36 134 66 92 328 SIDOHARJO JATINOM 78 55 32 44 209 374 183 119 121 797 17 JATIROTO PINGKUK 33 28 18 10 89 147 80 61 24 312 JATIROTO NGELO 69 46 22 14 151 306 190 89 52 637 JATIROTO DAWUNGAN 140 91 50 31 312 596 304 168 77 1.145 JATIROTO BRENGGOLO 149 76 54 23 302 577 218 150 47 992 JATIROTO BOTO 93 36 19 9 157 370 107 56 31 564 JATIROTO GUNO 132 47 29 21 229 547 134 86 49 816 JATIROTO PENGKOL 91 54 28 24 197 421 201 124 70 816 JATIROTO CANGKRING 48 35 16 18 117 234 117 73 54 478

(11)

No Nama

Kecamatan

Nama Desa

Jumlah Rumah Tangga Jumlah Individu

Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL JATIROTO SANGGRONG 34 27 20 15 96 112 98 70 37 317 JATIROTO PESIDO 54 45 35 23 157 246 176 128 60 610 JATIROTO MOJOPURA 117 67 44 16 244 414 219 137 37 807 JATIROTO JATIREJO 22 27 24 10 83 88 86 70 26 270 JATIROTO JATIROTO 102 57 48 24 231 389 199 129 66 783 JATIROTO DUREN 86 59 24 19 188 373 214 87 62 736 JATIROTO SUGIHAN 47 45 30 15 137 169 143 90 42 444 18 KISMANTORO BUGELAN 291 94 35 39 459 1164 276 100 81 1.621 KISMANTORO PLOSOREJO 108 55 19 32 214 389 138 52 74 653 KISMANTORO PUCUNG 217 66 44 24 351 783 206 105 72 1.166 KISMANTORO MIRI 182 150 78 80 490 713 522 260 215 1.710 KISMANTORO LEMAHBANG 460 87 56 16 619 1667 232 98 35 2.032 KISMANTORO GESING 414 201 130 93 838 1803 669 446 242 3.160 KISMANTORO KISMANTORO 323 137 82 63 605 1434 497 268 207 2.406 KISMANTORO NGROTO 279 72 35 25 411 1179 217 105 54 1.555 KISMANTORO GEDAWUNG 298 101 74 54 527 1142 307 227 112 1.788 KISMANTORO GAMBIRANOM 241 77 37 33 388 872 246 103 75 1.296 19 PURWANTORO SUMBER 234 102 56 40 432 884 312 145 89 1.430 PURWANTORO BANGSRI 74 56 35 45 210 291 179 105 137 712 PURWANTORO TEGALREJO 116 91 47 52 306 492 275 167 98 1.032 PURWANTORO BITING 169 197 97 120 583 647 559 290 256 1.752 PURWANTORO KEPYAR 216 132 92 72 512 795 435 263 183 1.676 PURWANTORO PURWANTORO 88 80 28 33 229 390 253 106 87 836 PURWANTORO MIRICINDE 64 66 34 30 194 283 230 112 76 701 PURWANTORO JOHO 83 49 19 25 176 326 133 47 58 564 PURWANTORO SUKOMANGU 87 46 42 26 201 346 157 120 74 697 PURWANTORO TALESAN 61 56 36 44 197 216 190 126 138 670 PURWANTORO SENDANG 79 42 31 25 177 361 147 98 74 680 PURWANTORO KENTENG 157 79 63 34 333 600 240 186 80 1.106 PURWANTORO PLOSO 250 132 64 75 521 1109 422 200 202 1.933 PURWANTORO GONDANG 232 90 63 33 418 938 306 142 75 1.461 PURWANTORO BAKALAN 208 144 61 66 479 886 470 221 197 1.774 20 BULUKERTO DOMAS 76 63 27 27 193 321 214 104 80 719 BULUKERTO NADI 84 84 37 37 242 373 270 127 94 864 BULUKERTO NGAGLIK 70 49 31 28 178 314 167 109 78 668 BULUKERTO BULUREJO 108 81 54 59 302 447 263 161 127 998 BULUKERTO BULUKERTO 95 72 43 34 244 423 243 147 101 914 BULUKERTO KRANDEGAN 84 54 27 24 189 374 183 90 61 708 BULUKERTO TANJUNG 69 39 19 11 138 313 142 56 25 536 BULUKERTO SUGIHAN 99 52 27 17 195 457 182 113 40 792 BULUKERTO CONTO 42 51 20 15 128 163 155 61 40 419 BULUKERTO GENENG 122 57 38 16 233 628 199 140 40 1.007

(12)

No Nama

Kecamatan

Nama Desa

Jumlah Rumah Tangga Jumlah Individu

Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL 21 PUHPELEM PUHPELEM 119 87 62 38 306 457 288 249 108 1.102 PUHPELEM GIRIHARJO 82 80 32 39 233 241 216 90 81 628 PUHPELEM NGUNENG 91 82 47 36 256 307 216 138 71 732 PUHPELEM SUKOREJO 159 81 42 27 309 625 277 117 76 1.095 PUHPELEM TENGGER 159 143 85 44 431 593 448 229 70 1.340 PUHPELEM GOLO 176 66 36 28 306 768 220 114 71 1.173 22 SLOGOHIMO PADARANGIN 174 49 20 17 260 659 173 64 43 939 SLOGOHIMO WATUSOMO 85 67 34 19 205 333 246 140 71 790 SLOGOHIMO PANDAN 115 122 81 54 372 422 356 250 156 1.184 SLOGOHIMO SAMBIREJO 51 26 25 24 126 192 90 90 81 453 SLOGOHIMO MADE 49 31 25 13 118 182 110 73 43 408 SLOGOHIMO TUNGGUR 123 95 61 39 318 503 320 225 104 1.152 SLOGOHIMO WARU 43 33 8 13 97 216 120 36 49 421 SLOGOHIMO BULUSARI 56 56 43 44 199 222 195 134 103 654 SLOGOHIMO SLOGOHIMO 37 37 26 36 136 159 123 86 94 462 SLOGOHIMO GUNAN 91 85 49 35 260 396 286 168 108 958 SLOGOHIMO SEDAYU 78 62 33 31 204 302 193 94 50 639 SLOGOHIMO SOCO 43 52 29 37 161 164 165 92 105 526 SLOGOHIMO KLUNGGEN 64 39 23 21 147 287 145 83 76 591 SLOGOHIMO RANDUSARI 26 53 21 39 139 86 145 71 81 383 SLOGOHIMO KARANG 157 97 64 32 350 696 317 216 103 1.332 SLOGOHIMO SOKOBOYO 137 70 33 26 266 619 233 110 94 1.056 SLOGOHIMO SETREN 124 29 20 12 185 531 97 59 26 713 23 JATISRONO TASIKHARGO 38 53 27 23 141 154 159 89 48 450 JATISRONO SUMBEREJO 50 40 46 27 163 179 121 149 78 527 JATISRONO REJOSARI 88 61 52 29 230 400 226 205 64 895 JATISRONO GONDANGSARI 41 38 18 20 117 184 130 60 53 427 JATISRONO SIDOREJO 60 59 33 29 181 226 169 98 72 565 JATISRONO NGROMPAK 76 51 21 26 174 313 178 80 48 619 JATISRONO SEMEN 76 42 15 20 153 318 138 54 53 563 JATISRONO PULE 40 39 19 35 133 176 115 59 71 421 JATISRONO PELEM 41 36 19 17 113 172 118 72 46 408 JATISRONO SAMBIREJO 40 43 19 16 118 163 132 60 37 392 JATISRONO GUNUNGSARI 49 49 26 31 155 225 166 107 89 587 JATISRONO JATISARI 47 42 38 34 161 191 180 138 139 648 JATISRONO PANDEYAN 29 29 29 32 119 113 99 110 76 398 JATISRONO WATANGSONO 42 36 29 37 144 204 139 114 138 595 JATISRONO JATISRONO 26 32 24 22 104 115 143 101 78 437 JATISRONO TANJUNGSARI 53 50 30 25 158 192 171 114 77 554 JATISRONO TANGGULANGIN 36 34 14 12 96 177 142 49 34 402 24 JATIPURNO GIRIYOSO 80 116 32 42 270 362 349 115 107 933 JATIPURNO KOPEN 62 56 34 21 173 302 236 129 67 734

(13)

No Nama

Kecamatan

Nama Desa

Jumlah Rumah Tangga Jumlah Individu

Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL Desil 1 *) Desil 2 *) Desil 3 *) Desil 4 *) TOTAL JATIPURNO JATIPURNO 52 34 20 26 132 218 111 70 63 462 JATIPURNO TAWANGREJO 80 48 22 10 160 339 139 61 24 563 JATIPURNO JATIPURWO 46 29 21 11 107 224 104 73 29 430 JATIPURNO SLOGORETNO 66 35 14 18 133 319 138 53 74 584 JATIPURNO KEMBANG 117 42 17 18 194 537 137 53 53 780 JATIPURNO GIRIMULYO 54 13 4 2 73 235 41 14 6 296 JATIPURNO BALEPANJANG 70 60 29 27 186 327 211 120 64 722 JATIPURNO JEPORO 139 67 35 28 269 711 270 142 111 1.234 JATIPURNO MANGUNHARJO 125 66 51 40 282 623 240 184 134 1.181 25 GIRIMARTO WALENG 51 45 29 33 158 256 181 114 119 670 GIRIMARTO DOHO 59 54 58 45 216 262 210 190 134 796 GIRIMARTO SIDOKERTO 100 59 33 28 220 464 201 128 79 872 GIRIMARTO GIRIMARTO 51 51 33 40 175 233 193 134 151 711 GIRIMARTO JENDI 54 62 42 36 194 262 228 175 105 770 GIRIMARTO NUNGKULAN 64 55 26 26 171 267 179 83 96 625 GIRIMARTO GEMAWANG 89 70 49 42 250 378 232 152 127 889 GIRIMARTO TAMBAKMERANG 37 35 24 20 116 179 136 103 73 491 GIRIMARTO SELOREJO 58 53 39 29 179 259 175 141 93 668 GIRIMARTO JATIREJO 78 44 45 19 186 352 143 160 66 721 GIRIMARTO GIRIWARNO 107 49 23 18 197 468 168 69 39 744 GIRIMARTO SANAN 88 47 32 22 189 453 194 127 76 850 GIRIMARTO SEMAGARDUWUR 120 61 42 33 256 618 240 161 115 1.134 GIRIMARTO BUBAKAN 157 71 33 10 271 555 165 63 19 802 JUMLAH 77.087 258.843

Sumber : Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Bappeda Kabupaten Wonogiri. *

Catatan:

Desil 1 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 10% terendah di Indonesia)

Desil 2 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan antara 11% - 20% terendah di Indonesia)

Desil 3 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan antara 21% - 40% terendah di Indonesia)

Desil 4 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan antara 31% - 40% terendah di Indonesia)

Dari data diatas maka penduduk miskin terbanyak ada di Kecamatan Pracimantoro yaitu sejumlah 22990 jiwa dan paling sedikit ada di Kecamatan Karangtengah yaitu sejumlah 4045 jiwa.

Untuk mencapai sasaran tingkat pengangguran terbuka dan tingkat kemiskinan ditempuh langkah – langkah konkret untuk mendorong terciptanya kesempatan kerja yang berkualitas, diantaranya :

(1) meningkatkan produktivitas dengan melakukan akselerasi tenaga kerja ke sektor yang mempunyai nilai tambah dan produktivitas tinggi termasuk sektor pertanian yang merupakan

(14)

pemberi kesempatan kerja besar dan membantu dalam kedaulatan pangan bagi jutaan orang serta sektor industri yang mempunyai potensi dapat menggerakkan pertumbuhan, menciptakan kesempatan kerja dan membawa perbaikan pada kesejahteraan hidup.

(2) meningkatkan standar hidup pekerja termasuk pekerja miskin, melalui penyediaan lapangan kerja produktif. Terbukanya lapangan kerja baru membutuhkan investasi baru yang dapat menjadi sarana meningkatkan pendapatan penduduk.

4.3. ANALISIS LINGKUNGAN

Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:

1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan; Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”.

2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang”.

3. Peraturan Presiden No. 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2014-2019

“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah peningkatan kualitas lingkungan hidup dan konsumsi berlanjutan dan pelestarian dan pemanfaatan keekonomian kehati.

4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan.

5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan

Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.

(15)

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu :

1. Pemerintah Pusat

a. Menetapkan kebijakan nasional.

b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria. c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.

d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL. e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.

g. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.

h. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

i. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat. j. Menetapkan standar pelayanan minimal.

2. Pemerintah Provinsi

a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.

b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.

c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.

e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

f. Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada kabupaten di bidang program dan kegiatan.

g. Melaksanakan standar pelayanan minimal.

3. Pemerintah Kabupaten

a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten.

b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten.

c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL. d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.

4.3.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis

(16)

yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

KLHS perlu diterapkan di dalam RPIJM antara lain karena :

1. RPIJM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.

2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPIJM adalah karena RPIJM bidang Cipta Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

KLHS disusun oleh Tim Satgas RPIJM Kabupaten dengan dibantu oleh Kantor Lingkungan Hidup sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait langsung dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kabupaten. Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai pentingnya penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.

Gambar 4.1

Diagram Alir Pentahapan Pelaksanaan KLHS

A. Tahapan Pelaksanaan KLHS

Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam RPIJM per sektor dengan mempertimbang-kan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan alih fungsi

(17)

kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.

Tahap 1 dilakukan dengan penapisan (screening). Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPIJM tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPIJM Kabupaten dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPIJM dengan persetujuan Kantor Lingkungan Hidup, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPIJM.

Namun, jika teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPIJM berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka Satgas RPIJM didukung Kantor Lingkungan Hidup dapat menyusun KLHS dengan tahapan sebagai berikut :

1. Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan, dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut :

a. Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya Tujuan identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah :

1) Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan KLHS; 2) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No. 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

3) Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;

4) Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.

b. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan :

1) penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;

2) pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan

3) membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

c. Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)

(18)

2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dan disepakati bahwa kebijakan, rencana dan/atau program yang dikaji potensial memberikan dampak negatif pada pembangunan berkelanjutan, maka dikembangkan beberapa alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan, rencana dan/atau program yang ada. Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan KRP mempertimbangkan antara lain: a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana,

dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan atau bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau program. c. Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas pelaksanaan kebijakan,

rencana, dan/atau program.

d. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.

3. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada tataran rencana-program. Sedangkan pada tataran kegiatan atau keproyekan, instrumen yang lebih tepat diterapkan adalah Amdal, UKL -UPL. Dan SPPLH.

4.3.2. AMDAL, UKL-UPL, dan SPPLH

Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu :

1. Proyek wajib AMDAL;

2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL; 3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH;

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut :

(19)

Tabel 4.4

Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran

A. Persampahan:

a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan sistem Control landfill/sanitary landfill:

-Luas kawasan TPA, atau -Kapasitas Total

≥ 10 ha ≥ 100.000 ton

b. TPA di daerah pasang surut: -Luas landfill, atau

-Kapasitas Total

semua kapasitas/ besaran c. Pembangunan Transfer Station:

-Kapasitas ≥ 500 ton/hari

d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu:

-Kapasitas ≥ 500 ton/ hari

e. Pengolahan dengan insinerator:

-Kapasitas semua kapasitas

f. Composting Plant:

-Kapasitas ≥ 500 ton/ hari

g. Transportasi sampah dengan kereta api:

-Kapasitas ≥ 500 ton/ hari

B. Pembangunan Perumahan/Permukiman:

a. Kota metropolitan, luas ≥ 25 ha

b. Kota besar, luas ≥ 50 ha

c. Kota sedang dan kecil, luas ≥ 100 ha

d. Keperluan settlement transmigrasi ≥ 2.000 ha

C. Air Limbah Domestik

a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang: -Luas, atau

-Kapasitasnya

≥ 2 ha

≥ 11 m3/hari

b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk fasilitas penunjangnya: -Luas, atau

-Kapasitasnya

≥ 3 ha ≥ 2,4 ton/hari

c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:

-Luas layanan, atau ≥ 500 ha

-Debit air limbah ≥ 16.000 m3/hari

D. Pembangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau sekunder) di permukiman

a. Kota besar/metropolitan, panjang ≥ 5 km

b. Kota sedang, panjang ≥ 10 km

E Jaringan Air Bersih di Kota Besar/Metropolitan

a. Pembangunan jaringan distribusi

-Luas layanan ≥ 500 ha

b. Pembangunan jaringan transmisi

-Panjang ≥ 10 km

Sumber: Permen LH 5/2012

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan

(20)

dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan bidang Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tercermin dalam tabel.

Tabel 4.5

Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL Tapi Wajib UKL-UPL Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

a. Persampahan 1. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi penunjang:

- Luas kawasan, atau < 10 Ha - Kapasitas total < 10.000 ton 2. TPA daerah pasang surut

- Luas landfill, atau < 5 Ha - Kapasitas total < 5.000 ton 3. Pembangunan Transfer Station

- Kapasitas < 1.000 ton/hari

4. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu - Kapasitas < 500 ton

5. Pembangunan Incenerator - Kapasitas < 500 ton/hari

6. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos - Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha

b. Air Limbah Domestik/ Permukiman

1. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja(IPLT) termasuk fasilitas penunjang

- Luas < 2 ha

- Atau kapasitas < 11 m3/hari

2. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah - Luas < 3 ha

- Atau bahan organik < 2,4 ton/hari

3. Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman

- Luas < 500 ha

- Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari

c. Drainase Permukaan Perkotaan

1. Pembangunan saluran primer dan sekunder - Panjang < 5 km

2. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman - Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha

d. Air Minum 1. Pembangunan jaringan distribusi: - luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha 2. Pembangunan jaringan pipa transmisi

- Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d <10 km - Sedang/kecil, Panjang: 8 s.d. M 10 km - Pedesaan, Panjang : -

3. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit)

- Sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps - Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps

4. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap - Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps

(21)

Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

5. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan: - Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara

SPAM : 2,5 lps - < 50 lps

- Kegiatan komersil: 1,0 lps - < 50 lps

e. Pembangunan Gedung

1. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah:

- Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

- Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

- Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2 - Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan

keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL.

2. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum:

- Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

- Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

- Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2 - Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan

keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL.

3. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air:

- Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

- Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

(22)

Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2 - Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan

keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

f. Pengembangan kawasan

permukiman baru

1. Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;

- Jumlah hunian: < 500 unit rumah; - Luas kawasan: < 10 ha

2. Pengembangan kawasan permukiman baru sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);

- Jumlah hunian: < 500 unit rumah; - Luas kawasan: < 10 ha

3. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun) - Jumlah hunian: < 500 unit rumah;

- Luas kawasan: < 10 ha

g. Peningkatan Kualitas Permukiman

1. Penanganan kawasan kumuh di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk;

- Luas kawasan: < 10 ha

2. Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;

- Luas kawasan: < 10 ha

3. Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP)

- Luas kawasan: < 10 ha

h. Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan

Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan metropolitan yang dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota (urban renewal), disertai dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan penyediaan bangunan rumah susun

- Luas kawasan: < 5 ha

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tetapi wajib dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH).

Referensi

Dokumen terkait

bertahan lebih dari tiga hari. Oleh karena itu kebutuhan akan air mutlak didapatkan oleh survivor. Untuk mendapatkan air, survivor harus pandai dalam menganalisis medan

Sehingga hal itu yang melatar belakangi penulis untuk meneliti bentuk collaborative governance yang terjadi dalam kegiatan pembudidayaan ikan gurame dengan konsep

Kreativitas guru dalam proses pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII-C MTsN Panekan Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan dapat dilihat dengan media yang telah

Premis P 1 : Jika prestasi belajar siswa tidak tinggi, maka bebera siswa belajar tidak dengan.. sungguh-sungguh, maka prestasi belajar

Joni dan Lina (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dengan variabel pertumbuhan aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis,

Desain output Jurnal Umum berfungsi untuk menampilkan data jurnal umum dari setiap transaksi yang terjadi baik dari transaksi pemberian kredit, pembayaran cicilan

This thesis mainly focused to describe the students’ mastery in writing of the eighth year students of SMP N 1 Gantiwarno in the Academic Year 2018/2019.The problem

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari