• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI REMAJA TERHADAP TAYANGAN DAHSYAT DI RCTI SEBAGAI SUMBER HIBURAN (Studi kasus RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI REMAJA TERHADAP TAYANGAN DAHSYAT DI RCTI SEBAGAI SUMBER HIBURAN (Studi kasus RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

PERSEPSI REMAJA TERHADAP TAYANGAN DAHSYAT DI RCTI

SEBAGAI SUMBER HIBURAN (Studi kasus RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai)

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

OLEH

D A R L I A

10543001333

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

(2)

ABSTRAK

PERSEPSI REMAJA TERHADAP TAYANGAN DAHSYAT DI RCTI SEBAGAI SUMBER HIBURAN

(Studi kasus RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai)

Persepsi Remaja Terhadap tayangan Dahsyat di RCTI sebagai sumber hiburan (Studi kasus RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai) terdapat berbagai persepsi, karena ada remaja yang menilai tayangan dahsyat tersebut cukup baik dilihat dari perbedaan yang ada di dahsyat dan ada juga yang menilai tayangan dahsyat tersebut kurang baik.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi remaja di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai terhadap tayangan dahsyat dan faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi remaja terhadap tayangan dahsyat.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi remaja di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai terhadap tayangan dahsyat dan faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi remaja terhadap tayangan dahsyat.

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah remaja kelurahan Tangkerang Barat RT 04/Rw 04 yang meliputi remaja awal umur 12-15 sebanyak 4 orang, remaja madya umur 15-18 sebanyak 4 orang dan remaja akhir umur 19-22 sebanyak 4 orang. Jadi jumlah sampel nya adalah berjumlah 12 orang dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi. Dalam menganalisa data penulis menggunakan metode kualitatif yakni proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip.

Teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan uses and gratifications dimana teori ini memberikan alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media dan audiens, dan pengkategorian isi media terhadap fungsinya.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa persepsi remaja di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai terhadap tayangan dahsyat dapat dilihat dari perbedaan tayangan dahsyat dengan tayangan reality show yang lain dan perbedaannya adalah (a)”Kalau tayangan reality show yang lain kebanyakan kaset yang diputar tetapi kalau di dahsyat langsung suara asli penyanyinya, (b)Beliau juga mengatakan informasi yang ada di dahsyat sangat bagus karena bisa mengetahui perkembangan dunia infotaiment, selain informasi tentang infotaiment di dahsyat ada juga membahas masalah sosial dan politik, (c) Dan lagu-lagu yang di putar di dahsyat kebanyakan lagu-lagu terbaru, jadi remaja mengetahui lagu-lagu apa saja yang terbaru saat ini” dari perbedaan tersebut tayangan dahsyat banyak dinikmati oleh remaja dan faktor yang mempengaruhi persepsi remaja terhadap tayangan dahsyat yaitu pendapat, pengetahuan dan minat.

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAKS ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB. I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Alasan Pemilihan Judul ... 3

C.Rumusan Masalah ... 4

D.Batasan Masalah ... 4

E. Penegasan Istilah ... 4

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

G.Kerangka Teoritis dan Konsep Operasional ... 6

H.Metode Penalitian ... 23

I. Sistematika Penulisan ... 25

BAB. II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A.Profil Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai ... 27

B.Tingkat Perkembangan Pendidikan ... 28

C.Ekonomi Masyarakat ... 31

D.Struktur Organisasi Pemerintah Kelurahan Tangkerang Barat .. 33

(4)

BAB. III PENYAJIAN DATA

1. Persepsi Remaja Di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai Terhadap Tayangan dahsyat ... 35 2. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Remaja Di RT 04/RW

04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai Terhadap Tayangan dahsyat ... 42 BAB. IV ANALISA DATA

A.Persepsi Remaja Di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai Terhadap Tayangan dahsyat ... 45 B.Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Remaja Di RT 04/RW

04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai Terhadap Tayangan dahsyat ... 50 C.Rumusan ... 52 BAB. V PENUTUP A.KESIMPULAN ... 54 B.SARAN ... 55 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hadirnya media televisi sebagai media hiburan seperti halnya televise mampu membangkitkan gairah penonton dalam membuka canel acara yang disukai. Apalagi pada zaman sekarang instansi televisi swasta saling bermunculan dengan program-program acara-acara yang ditayangkan media televisi yang lebih memikat hati pemirsa (www.com.Geogle/ infotaiment, 2009)

Kita tahu bahwa pada hakekatnya sebuah media massa menyiarkan informasi dan hiburan untuk dapat ditonton dan dinikmati oleh khalayak. Itulah salah satu tujuan komunikasi, minimal komunikasi itu harus mengandung kesamaan makna antara kedua belah pihak yang terlibat. Yang ditujukan untuk mengerti dan dipahami karena kegiatan komunikasi bukan hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif yaitu agar orang lain menerima suatu faham atau keyakinan.

Timbulnya persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh adanya pesan atau informasi yang diterima oleh indra, dan persepsi itu bisa benar dan bisa salah, kesalahan persepsi seseorang bisa dipengaruhi oleh faktor dalam diri individu dan faktor luar individu. Faktor dari dalam individu seperti pengetahuan, pengalaman dan faktor psikologis. Dan faktor luar dari individu seperti faktor lingkungan yaitu teman, keluarga dan sebagainya. Begitu juga dengan persepsi remaja terhadap tayangan Dahsyat sebagai sumber hiburan. Dan persepsi yang timbul dapat berbagai bentuk baik itu bersifat positif maupun negatif (Jalaluddin, 2005: 62-63)

(6)

Remaja itu sendiri tidak lepas dari suatu informasi dan hiburan yang ditayangkan suatu lembaga penyiaran. Menurut Adorno (2008) pendengar musik populer dan terkomodifikasi terjebak dalam serangkaian respon yang sudah dirutinisasi. Dalam hal ini musik bagian dari latar belakang keseharian kehidupan sosial kontemporer. Pada umumnya isi program siaran di televisi maupun radio dengan penggunaan berbagai nama berbeda sesuai dengan keinginan stasiun televisi masing-masing (Ziauddin Sardar, 2008:37).

Berbagai jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada semuanya. Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing-masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Hiburan (entertaiment) sajian pers dan media massa kadang-kadang berfungsi sekaligus menghibur, mendidik dan memberikan informasi. Tetapi kadang-kadang juga terpisah antara satu dan yang lainnya. Yang merepotkan adalah apabila informasi tersebut dianggap sebagai hiburan atau hiburan yang mengganggu informasi.

Komunikasi mencakup paling sedikit sebuah pesan yang disampaikan oleh seorang sumber, melalui sebuah medium kepada seseorang penerima dalam suatu konteks situasional (Efendy, 1986: 46).

Seiring perkembangan zaman teknologi dan peningkatan taraf hidup dan bertambah pula tuntutan hidup manusia, berbagai macam budaya barat yang diterima oleh remaja, baik bersifat positif maupun negatif.

Berbagai jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada semuanya. Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing-masing.

(7)

Program-program acara hiburan yang ditayangkan ditelevisi tidak disatu canel saja, namun ada beberapa stasiun televisi yang lain yang menayangkan acara musik. Seperti halnya di SCTV jam 07.30 pagi ada tayangan musik Inbox, di Indosiar jam 07.00 pagi ada Kiss Vaganza. Tayangan program hiburan tersebut hanyalah sebagian saja, masih banyak jam tayang hiburan lainnya. Dari sekian banyak tayangan acara yang bertajuk hiburan penulis mengkaji satu tayangan acara saja, yaitu tayangan Dahsyat sebagai sumber hiburan di RCTI. Tayangan dahsyat hadir dilayar kaca setiap hari senin s/d sabtu setiap pukul 09.00 WIB, dan hari minggu hadir pada pukul 13.00 WIB.

Adapun inti dari permasalahan yang dibahas dan disajikan dalam tayangan Dahsyat itu adalah sama-sama membahas masalah lagu-lagu para group Band ataupun penyanyi solo hanya saja nama dan jam tayangnya berbeda. Dengan keanekaragaman permasalahan di atas, tentu mempunyai persepsi yang berbeda antara sesama remaja yang tinggal di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang tayangan yang ada di salah satu televisi swasta nasional dengan judul

“Persepsi Remaja Terhadap Tayangan Dahsyat Di RCTI Sebagai Sumber Hiburan (Studi kasus RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai)”

B. Alasan Pemilihan Judul

1. Menurut penulis masalah ini sangat menarik untuk diteliti mengingat banyaknya Remaja di kelurahan Tangkerang Barat RT 04/RW 04

(8)

kecamatan Marpoyan Damai yang memilih tayangan ini sebagai sumber hiburan.

2. Penulis tidak merasa kesulitan dalam pengumpulan data-data yang diperlukan, dan juga dari segi waktu, biaya maupun referensi penunjang lainnya.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi Remaja di Kelurahan Tangkerang Barat RT 04/RW 04 Kecamatan Marpoyan Damai terhadap tayangan Dahsyat?

2. Faktor Apa saja yang mempengaruhi persepsi remaja terhadap tayangan Dahsyat?

D. Batasan Masalah

Adapun objek yang di teliti adalah:

Untuk melihat persepsi Remaja di Kelurahan Tangkerang Barat RT 04/RW 04 Kecamatan Marpoyan Damai terhadap program tayangan dahsyat yang di tayangkan di RCTI.

E. Penegasan Istilah

Untuk memberikan pandangan terhadap judul ini, penulis perlu memberikan penegasan istilah, adapun istilah tersebut adalah:

1. Persepsi ialah proses, Internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi prilaku kita (Deddy Mulyana, 2004:167). 2. Tayangan adalah sesuatu yang ditayangakan (pertunjukan), pertunjukan

(9)

3. Hiburan adalah pelipur, atau mempersenangkan dengan menyejukkan hati yang susah (Yandianto, 1996:167).

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi remaja yang tinggal di Kelurahan Tangkerang Barat RT 04/RW 04 Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru, terhadap tayangan Dahsyat yang ditayangkan di televisi swata nasional.

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi remaja terhadap tayangan dahsyat.

b. Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini berguna bagi remaja yang kurang berminat dengan tayangan reality show dan sebagai bahan masukan bagi remaja yang lain.

2. Agar dapat melihat berbagai macam persepsi remaja tentang tayangan dahsyat.

3. Dengan diketahuinya manfaat dari acara tersebut, diharapkan bagi Remaja bisa memilih acara-acara yang baik.

(10)

G. KERANGKA TEORITIS DAN KONSEP OPERASIONAL

1. Kerangka Teoritis

1.1 Teori Persepsi

a. Definisi Persepsi

Persepsi ialah proses Internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi prilaku kita (Deddy Mulyana, 2004:167). Dan juga persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang di peroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Desi Derato, 1976:129). Untuk lebih memahami persepsi, berikut adalah beberapa defini persepsi lainnya:

Dengan demikian, persepsi bersipat pribadi dan subjektif menggunakan kata-kata Andrea L. Rich, “persepsi pada dasarnya mewakili keadaan fisik dan fsikologis individu alih-alih menunjukkan karakteristik dan kualitas mutlak objek yang di persepsi” dengan ungkapan Carl Rogers, “individu bereaksi terhadap dunianya yang ia alami dan menafsirkannya dan dengan demikian dunia perseptual ini, bagi individu tersebut, adalah realitas” (Deddy Mulyana, 2004:189).

Dalam mempersepsi sesuatu, ada beberapa komponen dimana antara yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menunjang dan merupakan suatu sistem, agar seseorang menyadari dapat melakukan persepsi.

Adapun syarat yang harus dipenuhi yaitu :

1. Adanya objek yang dipersepsi, objek menimbulkan stimulus mengenai alat indra atau reseptor.

(11)

2. Alat indra atau reseptor, merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu ia merupakan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf sebagai alat untuk mengadakan respon yang diperlukan syaraf motoris.

3. Adanya pengertian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan akan mengadakan persepsi, tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi (Bimo Walgito, 1987:54).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain: 1. Perhatian (attention)

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau ransangan stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah perhatian terjadi apabila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain.

Ada dua faktor yang menentukan perhatian yaitu:

a. Faktor eksternal penarik perhatian. Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, dan perulangan.

1. Gerakan

Gerakan merupakan perbuatan atau keadaan bergerak atau pergerakkan usaha dan kegiatan dalam lapangan sosial, politik dan sebagainya (Yandianto, 2000:139).

2. Intensitas Stimuli

(12)

3. Perulangan

Perulangan merupakan orang yang mengulangi, atau perbuatan yang dilakukan lebih dari satu kali (Baskoro, 2005:887).

b. Faktor internal penuh perhatian, perhatian timbul karena disebabkan faktor internal dalam diri kita antara lain: faktor-faktor biologis, sosiologis, psikologis, dan sosiogenesis.

1. Biologis

Biologis adalah ada sangkut pautnya dengan ilmu hanyat atau yang bersangkutan dengan ilmu biologi misalnya; lapar, haus dan sebagainya (Kholik, 1986:26).

2. Sosiologis

Sosiologis merupakan berkenaan dengan sosiologi, yaitu kebutuhan manusia itu sendiri (Baskoro, 2005:743).

3. Psikologis

Psikologis bersifat kejiwaan seseorang misalnya; kemauan, keinginan, motivasi dan pengharapan (Yandianto, 2000:459).

4. Sosiogenesis

Sosiogenesis mempunyai asal sosial (Soekanto, 1985:468)

2. Faktor-faktor fungsional

Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan (framed of reference). Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lampau dan hal-hal yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal.

(13)

3. Faktor-faktor Struktural

Faktor-faktor struktural semata-mata berasal dari sifat stimuli fisik dan efek syaraf yang ditimbulkannya pada sistem syaraf individu. Jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terfisah, kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan (Jalaludin, 2005:52).

c. Model Persepsi

1. Model Lingkaran dan Segiempat

Selain mengorganisasikan kedekatan dan kemiripan, kita cenderung “mengisi kesenjangan” dan mempersepsi rangsangan atau pola yang tidak lengkap adalah lengkap, seperti terlihat dalam gambar 1.1 misalnya kita akan mempersepsi gambar potongan lingkaran sebagai lingkaran penuh meskipun sebagian dari gambar itu tidak ada (gambar A). Juga kita akan mempersepsi serangkaian titik yang di tata dalam pola melingkar sebagai sebuah lingkaran (gambar B) ; dan kita akan mempersepsi (gambar C) sebagai suatu segiempat alih-alih sebagai empat garis yang terpisah.

A B C

Gambar 1.1 Model Lingkaran dan Segiempat

Maka, dalam kontek penerimaan pesan, kita cendrung melengkapi pesan yang tidak lengkap dengan bagian-bagian (dugaan-dugaan) yang terkesan logis untuk melengkapi pesan tersebut (Dedi Mulyana, 2004:193)

(14)

Gambar 1.2 Model dua kepala manusia yang berhadapan dan pas bunga

2. Model dua kepala manusia yang berhadapan dan pas bunga

Kita cendrung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang terdiri dari

objek dan latar belakangnya. Misalnya, ketika anda memperhatikan gambar 1.2 anda tidak mempersepsinya sebagai suatu campuran acak antara tanda-tanda hitam dan ruang yang putih. Akan tetapi, bila anda fokuskan perhatian anda pada bagian gambar berwarna hitam, anda akan melihat dua kepala manusia yang berhadapan dengan latar putih. Ini menunjukkan bahwa lingkungan fisik dapat menyediakan begitu banyak rangsangn, Namun pola yang kita persepsi dalam lingkungan tersebut merupakan “ciptaan” kita sendiri (Mulyana, 2004:194).

Dari model-model diatas dapat diketahui bahwa persepsi pada dasarnya dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi kita, konteks merupakan salah satu pengaruh paling kuat. Konteks yang melingkungi kita ketika kita melihat seseorang, suatu objek atau suatu kejadian sangat mempengaruhi struktur kognitif, pengharapan dan oleh karenanya juga persepsi kita (Mulyana, 2004:191).

d. Pengujian Persepsi

Menurut Johnson (1993) dalil-dalil umum dalam komunikasi antar pribadi adalah sebelum menanggapi perasaan seseorang terlebih dahulu kita perlu

(15)

menyelidikinya untuk memastikan bahwa kita benar-benar tahu apa yang sedang dirasakan orang lain. Inilah yang disebut perception chek atau pengujian persepsi (Supratiknya, 1995:60).

Pengujian persepsi ini meliputi tiga unsur yaitu:

1 Mendeskripsikan dugaan kita tentang perasaan yang sedang di alami oleh lawan komunikasi kita;

2 Menanyakan kepada yang bersangkutan apakah persepsi kita itu tepat;

3 Menahan diri membenarkan atau menyalahkan perasaan-perasaan lawan komunikasi kita.

1.2 Tayangan

a. Definisi Tayangan

Dalam kamus Bahasa Indonesia tayangan adalah sesuatu yang ditayangakan (pertunjukan), pertunjukan film dan persembahan sebagainya (Wahyu Baskoro, 2005:799). Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku (Trimuryani, 2008/2007).

Tayangan program di RCTI secara keseluruhan memiliki keseimbangan antara jenis tayangan Informasi dan Hiburan. Acara Hiburan lebih didominasi oleh Sinetron, yang dalam satu hari bisa tayang 4 (empat) sinetron "stripping" dan ditayangkan pada waktu Primetime.

(16)

Tayangan memiliki beberapa elemen penyampaian pesan yaitu source: pembawa acara, keterampilan yang dimiliki seorang pembawa acara adalah: a. Suara: diukur berdasarkan kejelasan dan resonansi.

b. Pengucapan: pengucapan perkalimat dengan benar.

c. Artikulasi: pengucapan huruf, vokal dan konsonan dengan benar

d. Penekanan: penekanan untuk menunjukan mana hal-hal yang penting dan tidak penting.

e. Warna kata: penekanan pada lemahnya suara.

f. Kecepatan atau tempo: diukur berdasarkan kecepatan tiap perkataan dan secara keseluruhan dalam membawakan suatu acara.

g. Perilaku: ketenangan dan kepercayaan diri dalam membawakan acara. c. Strategi Tayangan

Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelolah program siaranya bahwa setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungan sendiri. Pengolah program idealnya akan berupaya agar audiens dapat terus-menerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran yang bersangkutan.

Salah satu strategi agar audiens tidak pindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat menghibur, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu. Dengan strategi ini, audiens diharapkan tidak akan pindah saluran jika ia tidak ingin beresiko kehilangan momen atau gambar yang menimbulkan rasa penasarannya (Morissan, 2008:305-306).

(17)

d. Jenis-jenis Program Tayangan

Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik (Trimuryani, 2008/2007).

Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu:

1. Program informasi (berita)

Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu: berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini.

2. Program hiburan (entertainment).

Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama permainan (game show) dan pertunjukan.Menurut Vane-Gross (1994) menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Adapun yang dimaksud dengan daya tarik di sini adalah bagaimana suatu program mampu menarik audiennya.

Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi: program berita, dokumenter atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi (Trimuryani, 2008/2007).

1.3 Hiburan

(18)

Dalam kamus bahasa Indonesia hiburan adalah pelipur, atau mempersenangkan dengan menyejukkan hati yang susah (Yandianto, 1996:167). Hiburan, pada dasarnya merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri. Dan hiburan merupakan salah satu cara untuk melupakan segala masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

b. program hiburan

Program hiburan yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (games), musik dan pertunjukkan (Morissan, 2008:213).

1. Drama, kata “drama” berasal dari bahasa Yunani drama yang berarti bertindak atau berbuat (action). Program drama adalah pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seorang atau beberpa orang yang diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi.

2. Permainan (games), merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.

3. Musik, program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu Vidio klip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan dilapangan (outdoor) ataupun didalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.

(19)

4. Pertunjukkan, adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio.

Dengan keanekaragaman pola fikir remaja tentu mereka dapat menganalisa tayangan tersebut sesuai dengan kemampuan dan cakrawala serta kejelian untuk menganalisa permasalahan. Dengan demikian dapat menimbulkan persepsi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya biasanya berbentuk positif dan negatif. Dilihat dari bentuk positif dengan adanya tayangan dahsyat sebagai sumber hiburan remaja dapat menikmati atau mendengarkan lagu-lagu yang di putarkan oleh operatornya sekaligus remaja juga dihibur oleh para pembawa acaranya yang lucu. Sehingga remaja dapat menjadikannya sebagai pelajaran untuk kedepannya.

Sedangkan dalam bentuk negatifnya, tayangan dahsyat tidak mendidik serta durasinya cukup lama dari jam 09.00 s/d 11.00 dalam hal ini bisa mengakibatkan audien merasa bosan dan dapat merugikan waktu yang seharusnya bisa di manfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat.

Disamping itu tayangan dahsyat memiliki pesan moral yang baik. Bukan sekedar hiburan semata, semua itu tergantung perspektif orang melihatnya. Jika tayangan dahsayat di pandang positif, maka tayangan itu akan menjadi baik. Tapi jika sebaliknya selalu beranggapan negatif maka tayangan itu tidak akan baik.

Remaja merupakan sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan

(20)

tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya, dan sebagainya (Sarwono, 2006:2).

Konsep “remaja” juga merupakan konsep yang relatif baru, yang muncul kira-kira setelah era industrialisasi merata di Negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan negra-negara maju lainnya. Dengan kata lain, masalah remaja baru menjadi pusat perhatian ilmu-ilmu sosial dalam seratus tahun terakhir ini saja (Sarwono, 2006: 2/3).

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konopka (Pinuska, 1976) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun, dan (c) remaja akhir 19-22 tahun. Sementara Salman (1977) mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral (Yusuf, 184)

Ciri-ciri Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik sebagai berikut:

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampaisaat ia mencapai kematangan seksual;

2. Individu mengalami pengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi remaja;

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri (Sarwono, 2006:9).

(21)

1.4Pendekatan Kerangka Teoritis

Adapun teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teori uses and gratifications. Dalam buku sosiologi komunikasi (Effendy, 2000:290). mengatakan bahwa pendekatan uses and gratifications memberikan alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media dan audience, dan pengkategorian isi media menurut fungsinya (Burhan Bungin, 2006:284).

Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media unutk memenuhi kebutuhannya. Dalam asumsi ini terdapat pengertian bahwa perilaku media mencerminkan kepentingandan preferensi (selectivity), dan bahwa khalayak adalah kepala batu (stubborn). Karena pengguanaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan terpenuhi (Jalaluddin, 1997:65).

Konsep dasar dari model ini meliputi tentang (1) sumber sosial psikologis dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber yang lain, yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media (keterlibatan dalam kegiatan ini), dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain, bahkan sering kali akibat-akibat yang tidak dikehendaki.

Gambar 1.3 Bagan Model “Uses and Gratification”

Anteseden Motif Penggunaan

Media Efek

(22)

- Divesi - Macam isi - Pengetahuan Variabel lingkungan - Personal - Hubungan

identity dengan isi

Menurut Jalaluddin (2000:66), Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia , jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Motif dapat dioperasionalisasikan dengan berbagai cara: unifungsional (hasrat melarikan diri, kontak sosial, atau bermain), bifungsional (informasi – edukasi, fantasistescapist, atau gratifikasi segera tertangguhkan), empat – fungsional (diversi, hubungan personal, identitas personal, surveillance, korelasi, hiburan, transmisi budaya, dan multifungsional).

Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang dugunakan dalam berbagai media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsikan atau dengan media keseluruhan. Munculnya media televisi dalam kehidupan remaja dapat menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa, remaja mengkonsumsi berbagai isi media ini dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk media televisi di banding media lain. Daya tarik televisi sangat besar, sehingga televisi menjadi sebuah sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepetingan dalam mencari hiburan maupun yang lainnya.

Adapun asumsi dasar dari teori uses and gratifications ini adalah (Jalaluddin, 2001:205):

(23)

1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemulihan media terletak pada anggota khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanya bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan initerpenuhi melalui konsumsi media amat tergantung kepada prilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus di tangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Dari asumsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa khalayak membutuhkan hiburan melalui media elektronik (televisi) karena adanya kebutuhan dari khalayak itu sendiri. Media memang memiliki efek, tetapi efek itu akan disaring atau ditolak tergantung kepada psikologis individualnya.

Konsep dasar yang di kembangkan oleh teori ini yang diringkas oleh Kazt dan Blumler (2000) yaitu: sumber sosial dan psikologis dari kebutuhan yang melahirkan harapan-harapan dari media massa atau sumber lain yang menyebabkan perbedaan-perbadaan pola terapan media (keterlibatan dalam kegiatan lain) dan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain bahkan seringkali akibat-akibat yang tidak di kehendaki.

(24)

Dalam ilmu komunikasi membentuk suatu model yaitu uses and gratifications (penggunaan dan pemuasan kebutuhan) model ini secara sederhana adalah gambaran yang dirancang untuk mewakili kenyataan, model bukanlah teori walaupun bisa menerapakan ataupun melahirkan teori, sedangka tujuan utama adalah mempermudah pemikiran logis dan sistematis (Jalaluddin, 2001:60).

Media massa terbagi dua bagian yaitu media massa elektronik (televisi dan radio) dan media massa cetak (koran , majalah dan sejenisnya). Setiap media massa mempunyai kekuatan masing-masing tetapi pada prinsipnya media massa merupakan salah satu instansi yang melembaga dan berfungsi bertujuan untuk menyampaikan informasi (Onong, 1993: 14/15)

Adapun unsur penting dalam media massa yaitu: 1. Adanya sumber infomasi

2. Isi pesan (infomasi) 3. Saluran informasi (media) 4. Khalayak sasaran (remaja) 5. Umpan balik khalayak sasaran.

Jadi hubungan antara teori uses and gratifications dengan persepsi remaja adalah dimana mempunyai fungsi memberikan informasi dan hiburan kepada remaja dengan kelebihannya (hiburan dengan menggunakan suara, komedi, musik) setelah hiburan diberikan kepada ramaja, maka secara tidak langsung remaja menerima dan mendengarkan karena remaja bagian dari khalayak yang mempunyai kebutuhan dan kepuasan untuk melepaskan ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan. Dengan adanya televisi maka remaja tersebut dapat terpenuhi kebutuhannya.

(25)

2. Konsep Operasional

Agar penulisan ini lebih terarah dan dapat di laksanakan dilapangan melalui metode yang ada, dan nantinya bisa dijadikan tolak ukur dalam penelitian. Perlu penulis operasionalkan konsep-konsepnya yang jelas dan spesifik untuk mempermudah pembaca dalam memahami bagaimana variabel di ukur dan untuk mempermudah bagi siapa saja yang mengkaji penelitian ini.

Berdasarkan teori-teori diatas dapat diketahui bahwa persepsi yang di maksudkan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi remaja terhadap tayangan dahsyat sebagai sumber hiburan.

Untuk mengetahui persepsi Remaja di kelurahan tangkerang barat RT 04/RW 04 kecamatan marpoyan damai terhadap tayangan dahsyat sebagai sumber hiburan. Adapun indikator persepsi remaja terhadap tayangan dahsyat sebagai sumber hiburan adalah sebagai berikut:

1) Indikator Persepsi

Adapun indikator Persepsi bagi Remaja ialah: a. Perhatian (attention)

Adanya perhatian dari remaja terhadap tayangan dahsyat untuk di terima dan dinikmati oleh audiens, perhatian merupakan proses mental ketika stimuli atau rangsangan stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah perhatian terjadi apabila remaja mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indranya, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain.

(26)

Adanya kebutuhan remaja akan hiburan (musik), dan menjadikannya sebagai suatu kesenangan. Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan (framed of reference). Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman semasa lampau dan hal-hal yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal.

c. Penerimaan

Adanya penerimaan hal-hal baru disekitarnya tanpa mereka sadari dari perubahan pola fikir remaja, Faktor-faktor struktural semata-mata berasal dari sifat stimuli fisik dan efek syaraf yang ditimbulkannya pada sistem syaraf individu. Jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah, kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan (Jalaludin, 2005:52).

2) Indikator Tayangan Dahsyat

a. Berita (Informasi)

Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu: berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini.

Disini pembawa acaranya menyampaikan informasi tentang aktivitas selebriti dan deretan lagu-lagu yang berada pada urutan 20 sampai yang berada pada posisi 1 setiap kali ditayangkan.

(27)

Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama permainan (game show) dan pertunjukan. Musik, merupakan salah satu hiburan yang di tayangkan di Dahsyat dan juga gurauan para pembawa acara pada para tamu yang menghadiri acara Dahsyat atau group Band.

H. METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini berisi tentang lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan analisa data.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai.

2. Subjek dan Objek

a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Remaja di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai.

b. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah persepsi remaja di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai terhadap tayangan dahsyat.

3. Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini di bagi kedalam dua golongan yaitu:

a. Data primer, yang diperoleh langsung dari lapangan, dan dari remaja di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai.

b. Data skunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan, dokumentasi dan internet.

(28)

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiono, 2007: 72).

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data tambahan, yang dilakukan dengan cara komunikasi langsung dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

b. Observasi

Yakni penulis langsung mengadakan penyelidikan dan pengamatan secara langsung sesuai dengan apa yang dilihat dan di bahas.

c. Dokumentasi

Yakni dengan cara mengambil data dari dokumen-dokumen yang berkenaan dengan penelitian ini seperti dokumen-dokumen yang ada di kelurahan tangkerang barat kecamatan marpoyan damai.

5. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2002: 108), yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah remaja Kelurahan Tangkerang Barat RT 04/RW 04 yang berjumlah 110 orang. Dimana yang diambil jumlah Remaja mulai dari umur 12 s/d 22 yakni, remaja awal umur 12-15 tahun, remaja madya umur 15-18 tahun, remaja akhir umur 19-22 tahun, sehingga jumlah remaja yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 orang. b. Sampel Penelitian

(29)

Sampel adalah sebagian atau yang mewakili populasi yang diteliti (Suharsimi, 2002:112). Mengingat jumlah populasi besar, Maka diambil sebanyak 12 orang dengan menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sampel, yaitu sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu yang dapat mereprentasikan populasi jadi yang dipilih adalah remaja yang menyukai tayangan dahsyat tersebut yang mana menyukai tayangan itu mewakili semua remaja yang diwakili.

6. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah data disajikan dan dianalisis secara kualitatif yaitu proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip wawancara, observasi, dan dokumentasi yang akan dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat diinterpretasikan kepada orang lain (Zahira, 2007: 217).

I. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memudahkan penulisan dan pembahasan dalam penelitian maka dalam tulisan ini akan digunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Merupakan bab pendahuluan meliputi: latar belakang masalah,

alasan pemilihan judul, Rumusan masalah, Permasalahan, batasan masalah, penegasan istilah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konsep operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN terdiri dari, Profil

(30)

struktur organisasi Pemerintahan Kelurahan Tangkerang Barat, visi, misi, dan moto kelurahan tangkerang barat.

Bab III PENYAJIAN DATA Bab IV ANALISA DATA

(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai

Tangkerang Barat merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamantan Marpoyan Damai. Kantor dari Kelurahan Tangkerang Barat ini berpusat di jalan Gulama. Didalam kelurahan Tangkerang Barat ini terdapat sekitar 12 Rukun Warga dan 06 Rukun Tetangga, termasuk salah satunya adalah RW 04 yang mana dalam Rukun Warga ini jumlah penduduknya sekitar 591 jiwa, yang terdiri dari 280 Kepala Keluarga (KK). Sedangkan didalam RT 04 terdapat sekitar 78 Kepala Keluarga (KK), dan mayoritas masyarakatnya beragama islam.

Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai mempunyai luas pemukiman 32.860 Ha dan bermacam-macam suku. Penduduk yang ada di Kelurahan Tangkerang Barat khususnya di RW 04/RT 04 masyarakatnya sangat rama tamah terhadap pendatang baru atau warga yang baru pindah (Dokumentasi Kantor Lurah Tangkerang Barat, Tahun 2008/2009)

LUAS KELURAHAN NO INDIKATOR JUMLAH Th 2007 Th 2008 1. Luas Pemukiman 32.860 Ha 32.860 Ha 2. Luas Perkuburan 0 Ha 0 Ha 3. Luas Perkarangan 55 Km2 55 Km2 4. Luas Taman/Kebun 350 Km2 350 Km2 5. Perkantoran 96 M2 192 M2 6. Pertokoan 12.190 Ha 12.190 Ha

Sumber: (Data Monongrafi Kantor Lurah Tangkerang Barat, Tahun 2008/2009) Luas pemukiman Kelurahan Tangkerang Barat pada tahun 2007 berjumlah 32.860 Ha dan pada tahunm 2008 berjumlah 32.860 Ha, dan luas perkuburan Kelurahan Tangkerang Barat pada tahun 2007 berjumlah 0 Ha dan

(32)

pada tahun 2008 luas perkuburan Kelurahan Tangkerang Barat berjumlah 0 Ha, luas perkarangan pada tahun 2007 berjumlah 55 Km dan pada tahun 2008 berjumlah 55 Km, dan luas taman/kebun Kelurahan Tangkerang Barat pada tahun 2007 berjumlah 350 Km dan pada tahun 2008 berjumlah 350 Km, jumlah perkantoran yang ada di Kelurahan tangkerang Barat pada tahun 2007 berjumlah 96 M dan pada tahun 2008 berjumlah 192 M, dan jumlah pertokoan paa tahun 2007 berjumlah 12.190 Ha, dan pada tahun 2008 berjumlah 12.190 Ha.

B. Tingkat Perkembangan Pendidikan

NO INDIKATOR SUB INDIKATOR JUMLAH

Th 2007 Th 2008 1. Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 15 Th Keatas

1. Jumlah Penduduk Buta

Huruf 6 Org 9 Org

2. Jumlah Penduduk Tidak Tamat SD/Sederajat

456 Org 820 Org 3. Jumlah Penduduk

Tamat SD/ Sederajat 1.869 Org 1.949 Org 4. Jumlah Penduduk

Tamat SLTP/ Sederajat 4.377 Org 4.775 Org 5. Jumlah Penduduk

Tamat SLTA/ Sederajat

3.268 Org 5.992 Org 6. Jumlah Penduduk

Tamat D.1 265 Org 417 Org

7. Jumlah Penduduk

Tamat D.2 106 Org 110 Org

8. Jumlah Penduduk

Tamat D.3 100 Org 275 Org

9. Jumlah Penduduk

Tamat S.1 918 Org 1.183 Org

10.Jumlah Penduduk

Tamat S.2 86 Org 102 Org

11.Jumlah Penduduk

Tamat S.3 9 Org 13 Org

Jumlah 11.460 Org 15.645 Org

2. Wajib Belajar 9 Tahun dan Angka

1. Jumlah Penduduk Usia

7 – 15 Tahun 3.078 Org 3.080 Org 2. Jumlah Penduduk Usia

(33)

Sekolah

3. Jumlah Penduduk Usia 7 – 15 Tahun Keatas Sekolah

4.215 Org 4.245 Org

Jumlah 10.869 Org 10.906 Org

3. Prasarana Pendidikan

1. SLTA/Sederajat 2 Buah 4 Buah

2. SLTP/Sederajat 0 Buah 0 Buah

3. SD/Sederajat 2 Buah 2 Buah

4. Jumlah Lembaga

Pendidikan Agama 9 Buah 11 Buah 5. Jumlah Lembaga

Pendidikan Lain (Kursus/Sejenis)

1 Buah 3 Buah

Jumlah 14 Buah 20 Buah

Sumber: (Data Monongrafi Kantor Lurah Tangkerang Barat, Tahun 2008/2009) 1. Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 15 Tahun Keatas

Pada tahun 2007 jumlah penduduk yang buta huruf berjumlah 6 orang dan tahun 2008 meningkat menjadi 9 orang, dan penduduk tidak tamat SD/ Sederajat ada tahun 2007 berjumlah 456 0rang dan tahun 2008 meningkat menjadi 820 orang, dan jumlah penduduk tamat SD/ sederajat tahun 2007 berjumlah 1.869 orang dan tahun 2008 meningkat menjadi 1.949 orang, pada tahun 2007 jumlah penduduk yang tamat SLTP/ sederajat berjumlah 4.377 orang dan tahun 2008 berjumlah 4.775 orang, dan jumlah penduduk yang tamat SLTA/sederajat pada tahun 2007 berjumlah 3.268 orang tahun 2008 meningkat menjadi 5.992 orang, yang tamat D.1 pada tahun 2007 berjumlah 265 orang pada tahun 2008 berjumlah 417 orang, dan jumlah penduduk yang tamat D.2 pada tahun 2007 berjumlah 106 orang dan pada tahun 2008 berjumlah 110 orang, pada tahun 2007 penduduk yang tamat D.3 berjumlah 100 orang dan pada tahun 2008 berjumlah 275 orang, dan tahun 2007 penduduk yang tamat S.1 berjumlah 918 orang dan tahun 2008 berjumlah 1.183 orang, dan pada tahun 2007 penduduk yang tamat S.2 berjumlah

(34)

86 orang dan tahun 2008 berjumlah 102 orang dan padatahun 2007 penduduk yang tamat S.3 berjumlah 9 orang dan pada tahun 2008 berjumlah 13 orang, jadi jumlah keseluruhan penduduk yang tamat SD s/d S.3 pada tahun 2007 berjumlah 11.460 orang dan pada tahun 2008 berjumlah 15.645 orang.

2. Wajib Belajar 9 Tahun dan Angka

Penduduk yang tinggal di Kelurahan Tangkerang barat yang jumlah penduduknya usia 7-15 tahun, jumlah penduduk wajib belajar 9 tahun pada tahun 2007 berjumlah 3.078 orang dan tahun 2008 berjumlah 3.080 orang. Dan pada penduduk yang berusia 7-15 yang masih sekolah pada tahun 2007 terhitung 3.576 orang dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 3.581 orang, berikutnya pada penduduk usia 7-15 tahun keatas yang masih sekolah pada tahun 2007 berjumlah 4.215 orang dan pada tahun 2008 terhitung 4.245 orang. Jadi jumlah keseluruhannya pada tahun 2007 berjumlah 10.869 orang dan pada tahun 2008 berjumlah 10.906.

3. Prasarana Pendidikan

Jumlah prasarana pendidikan yang ada di Kelurahan Tangkerang Barat SLTA/sederajat pada tahun 2007 terdapat 2 buah dan pada tahun 2008 bertambah menjadi 4 buah dan SLTP/sederajat pada tahun 2007 tidak ada dan tahun 2008 juga masih belum adanya pembangunan prasarana pendidikan, dari tingkat SD/sederajat pada tahun 2007 terdapat 2 buah dan tahun 2008 masih tetap terdapat 2 buah. Dan jumlah lembaga pendidikan agama terdapat 9 buah dan pada tahun 2008 terdapat 11 buah dan jumlah pendidikan lainnya seperti kursus/sejenis pada tahun 2007 terdapat 1 buah dan tahun 2008 terdapat 3 buah. Jadi jumlah keseluruhan pada tahun 2007 terdapat 14 buah dan tahun 2008 terdapat 20 buah.

(35)

C. Ekonomi Masyarakat

NO INDIKATOR SUB INDIKATOR JUMLAH

Th 2007 Th 2008

1. Pengangguran 1. Jumlah Penduduk

Usia Kerja 15 – 56 Th 8.160 Org 12.255 Org 2. Jumlah Penduduk Usia 15 – 56 Th Tidak bekerja 3.126 Org 3.244 Org 3. Jumlah Penduduk Wanita Usia 15 – 56 Th Ibu Rumah Tangga 1.425 Org 1.625 Org 4. Jumlah Penduduk > 15 Th yang Cacat Sehingga Tidak Dapat Bekerja 0 Org 0 Org

3. Pendapatan Sumber Pendapatan Rp. Rp.

- Pertanian 0 0 - Kehutanan 0 0 - Perkebunan 0 0 - Peternakan 0 0 - Swadaya Masyarakat 7.500.000 4.300.000 - Perdagangan 1.300.000.000 2.100.000.000 - Jasa 113.000.000 141.000.000 - Penginapan/Hotel Sejenis 0 0 - Pariwisata 0 0 - Industri Rumah Tangga 64.000.000 87.000.000 Jumlah 1.484.500.000 2.332.300.000

Sumber: (Data Monongrafi Kantor Lurah Tangkerang Barat, Tahun 2008/2009)

1. Pengangguran

Jumlah penduduk usia kerja 15-56 tahun tercatat pada tahun 2007 8.160 orang dan pada tahun 2008 terhitung 12.255 orang, dan jumlah penduduk usia 15-56 tahun yang tidak bekerja pada tahun 2007 tercatat 3.126 orang dan pada tahun 2008 tedapat sebanyak 3.244 orang. Dan jumlah penduduk wanita usia 15-56 tahun sebagai ibu rumah tangga tercatat pada tahun 2007 sebanyak 1.425

(36)

orang dan tahun 2008 tercatat 1.625 orang, selanjutnya jumlah penduduk > 15 tahun yang cacat sehingga tidak dapat bekerja pada tahun 2007 tidak ada dan tahun 2008 juga tidak ada warga yang cacat.

2. Pendapatan

Sumber pendapatan dari perbagai bidang profesi masing-masing penduduk dan dari segi pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, penginapan/hotel sejenis, dan pariwisata pada tahun 2007 tidak ada warga yang bekerja sebagai petani dan tahun 2008 juga tidak ada pendapatan dari pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, penginapan/hotel sejenis dan pariwisata Sumber pendapatan dari segi swadaya masyarakat pada tahun 2007 terhitung 7.500.000 dan tahun 2008 4.300.000, dan dari segi perdagangan pada tahun 2007 terhitung 1.300.000.000 dan tahun 2008 terhitung 2.100.000.000, dan dari segi jasa terhitung pada tahun 2007 113.000.000 dan tahun 2008 terhitung 141.000.000, dan dari segi industri rumah tangga terhitung pada tahun 2007 64.000.000 dan tahun 2008 terhitung 87.000.000. jadi jumlah keseluruhannya pada tahun 2007 terhitung 1.484.500.000 dan tahun 2008 terhitung 2.332.300.000

(37)

D. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Tangkerang Barat

Sumber: (Data Monongrafi Kantor Lurah Tangkerang Barat, Tahun 2008/2009)

LURAH

YUHAIMI, AMP NIP. 195606011983031010 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KASI KESRA PINAYUNGAN, SH NIP. 420008508

LMP

SEKLUR NINDYA ELVINSARI, S.STP NIP. 010268660 KASI PEM RUSLAN, S.Ag NIP. 131357209 KASI PEM. MARDIHAS NIP. 131565797 RW 1 HATARUD IN

KASI PEL. UMUM ASNIWATI, S.Sos NIP 420008402 RW 2 H. ZULKIFLI, S.Sos RW 3 Drs. KAMSAN. N RW 4 ST. ZAINUDIN RW 5 SYAFRIZA L, SP.MM RW 6 Drs. M. ROOM RW 7 H. ILYAS YOSIN RW 8 MARTUA. R RW 9 SYARIFUD DIN RW 10 RUFDI MA’RUF RW 11 H. TARPUNI RW 12 ANIZAR - Helmi Syukri, SH - Rudi Hartono - Rubianto - Rulianto Edi - M. Syaini - Rahma Awang - Hasan Basri - Bulqani, BA - Soeharto - H.T. Usman - H. Agus. G - Sumpeni o. G - Mardion o - Ardianal - Djasman - Mai Syafni - Feri Amri - Zulmi Nasrun - Alpian - Erimard es - Syafei Bukit - M. Rum, SP - Suryadi, WS - ST. Syahril - Erwin Syahrial - Adwar - Syafri Gani - Candar Edi - Yanto - Maryono - Nasrudd un - Ali Tamsir - Badri tanjung - Sugianto - Azman, SH - R.O. Pratman - Syahrum - Mulia Tua, HRP - Syamsud din - H. Nurbulis - Sumno - Nasrul Syafri - Hermal

(38)

E. Visi, Misi, dan Moto Kelurahan Tangkerang Barat. Visi Kelurahan Tangkerang Barat

Terciptanya pelayanan prima kepada masyarakat serta mewujudkan pembangunan masyarakat kelurahan tangkerang barat dengan prinsip kejujuran yang berlandaskan iman dan taqwa.

Misi Kelurahan Tangkerang Barat

1. Memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan cermat kepada masyarakat. 2. Menciptakan transparansi pelayanan administrasi pemerintahan kepada

masyarakat.

3. Meningkatkan kinerja aparatur yang bersih dan bertanggung jawab 4. Mewujudkan kelurahan yang bersih, indah dan tertib.

5. Mewujudkan pembangunan kelurahan yang merata dan bertahap.

6. menciptakan masyarakat yang beriman dan bertaqwa dengan menanamkan kejujuran dalam masyarakat (Dokumentasi Kantor Lurah Tangkerang Barat, Tahun 2008/2009).

Moto Kelurahan Tangkerang Barat

Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit Kalau bisa dipercepat kenapa diperlambat

(39)

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Persepsi Remaja Di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai terhadap tayangan Dahsyat

Penyajian data berikut ini berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang Bagaimana persepsi Remaja di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai terhadap tayangan Dahsyat. Untuk itu teknik pengumpulan data sesuai dengan apa yang dikemukakan dalam Bab pendahuluan yaitu dengan menggunakan Observasi, Wawancara dan Dokumentasi.

1. Perhatian

Untuk mengukur perhatian remaja dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan Fitri tentang Bagaimana persepsi remaja di RT 04/ RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan damai? Fitri menjawab bahwa tayangan dahsyat itu berbeda dengan tayangan reality show lainnya, perbedaannya adalah:

a. ”Kalau tayangan reality show yang lain kebanyakan kaset yang diputar tetapi kalau di dahsyat langsung suara asli penyanyinya,

b. Beliau juga mengatakan informasi yang ada di dahsyat sangat bagus karena bisa mengetahui perkembangan dunia infotaiment, selain informasi tentang infotaiment di dahsyat ada juga membahas masalah sosial dan politik,

c. Dan lagu-lagu yang di putar di dahsyat kebanyakan lagu-lagu terbaru, jadi remaja mengetahui lagu-lagu apa saja yang terbaru saat ini” (Wawancara, Fitri, Minggu 03 Januari 2010).

(40)

Dari perbedaan diatas, dapat penulis simpulkan tayangan dahsyat lebih bagus di bandingkan dengan tayangan realility show yang lain, karena perbedaan menurut saudara Fitri yang membuat tayangan dahsyat lebih banyak diminati oleh remaja.

Remaja yang tinggal di Kelurahan Tangkerang Barat RT 04/RW 04 kebanyakkan menyukai tanyangan dahsyat karena termotivasi untuk berkreasi terhadap hiburan yang ada di dahsyat untuk menjadi kearah yang lebih baik lagi dan mereka bias membedakan tayangan dahsyat dengan tayangan reality show yang ada di stasiun televisi yang lain, akan tetapi tayangan dahsyat lebih menghibur di bandingkan tayangan reality show yang lain.

Remaja tersebut selain menyukai lagu-lagu yang ada di dahsyat mereka juga menyukai para presenternya yang lucu dan heboh, mereka juga tidak mau ketinggalan setiap kali dahsyat di tayangkan (Observasi, Senin 04 Januari 2010).

Hiburan yang ada di dahsyat sangat memuaskan, karena di dahsyat sudah memberikan hiburan yang cukup luas. Ada beberapa hal yang membuat para penontonnya kurang suka misalnya:

- “Cara berpakaian Luna Maya kadang-kadang terlalu minim - Mengeluarkan kata-kata yang kurang sopan

- Bercandanya kadang-kadang berlebihan” (Wawancara, Nina, Senin 04 Januari 2010).

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan Selain menghibur tayangan dahsyat juga memberi informasi yang cukup luas dan bermanfaat bagi remaja untuk kedepannya, dan remaja juga tidak menginginkan stasiun televisi menayangkan suatu hal yang bisa membuat remaja terpengaruh atau meniru

(41)

sesuatu yang dianggap tidak pantas dilakukan baik cara mengeluarkan kata-kata yang kurang sopan maupun cara berpakain yang terlalu minim.

Sebagian remaja yang ada di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai menyediakan waktu khusus untuk menonton dahsyat, dan juga sebagian remaja yang lain tidak menyediakan waktu khusus melainkan jika mempunyai waktu luang saja. Karena remaja yang ada di RT 04/RW 04 sekolahnya masuk pagi dan masuk siang (Observasi, Senin 04 Januari 2010).

Informasi sangat penting bagi perkembangan remaja, pada umumnya remaja tidak lepas dari informasi dan hiburan yang ditayangan salah satu stasiun televisi swasta baik dari segi xsosial,politik dan juga perkenbangan infotaiment terbaru saat ini. Sesuai dengan wawancara penulis dengan saudara nina, menurut nina bahwa “Tayangan dahsyat juga bisa menjadi motivasi bagi remaja sekarang untuk berkreasi di dunia musik yang sedang berkembang saat sekarang ini, remaja sangat membutuhkan hiburan dan nformasi” (Wawancara, Nina, Senin 04 Januari 2010).

Hiburan yang diberikan kepada remaja sangat berguna bagi perkembangan diri remaja, dan cara berfikir yang positif yang diterima oleh para remaja. Dan informasi yang disampaikan terkait berbagai masalah infotaiment, sosial dan politik agar tidak membuat remaja merasa penasaran apa yang menjadi topik hangat pada hari ini, dan perkembangan masalah politik dan sosial.

2. Kebutuhan

Untuk mengukur kebutuhan remaja dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan saudara Didik bahwa :

(42)

“Informasi yang ada di dahsyat sangat bagus misalnya, infomasi tentang group band yang akan lounching album baru dan juga hiburan yang ada di dahsyat sangat menghibur karena lagu-lagunya bervariasi, mulai dari group band papan atas sampai band-band yang baru muncul dan tayangan dahsyat tidak membosankan untuk ditonton setiap kali ditayangkan” (Wawancara, Didik, 05 januari 2010).

Kebanyakan remaja yang ada di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat mengetahui tayangan dahsyat tersebut dan juga jam tayangnya dashyat yang di tayangkan hari senin s/d minggu pukul 09.00 s/d 11.00, karena disetiap rumah ada mempunyai Televisi yang bisa membuat remaja tersebut menonton tayangan dahsyat (Observasi, Selasa, 05 Januari 2010).

Dengan didatangkan para tamu dari berbagai profesi selain penyanyi remaja sangat tertarik sekali jika mereka melihat keunikan dari masing-masing peserta tamu yang datang dan bisa membuat suatu tayangan itu menjadi menarik.

Seperti dikatakan saudara Ami sewaktu wawancara penulis bahwa Menurut Ami tayangan dahsyat menarik dan bisa dijadikan acuan bagi remaja sekarang untuk menjadi penerus yang mempunyai pengetahuan yang luas di bidang informasi dan hiburan. Selain itu tayangan dahsyat juga sering mendatangkan tamu-tamu yang berpropesi selain penyanyi misalnya:

- “Pemain film - Pesulap

- Pemain sinetron - Menteri luar negeri - DLL”.

Jika di pandang dari segi hiburan, tayangan dahsyat menarik dan sangat menghibur karena lagu-lagu yang ada di dahsyat koleksi terbaru (Wawancara Ami, Rabu 06 Januari 2010).

(43)

Hiburan yang ada di dahsyat terdapat berbagai jenis hiburan selain musik dan ada juga yang lainnya seperti lawakan dari para presenternya dan bintang tamunya.

3. Penerimaan

Untuk mengukur penerimaan remaja dapat dilihat dari hasil wawancara penulis terhadap saudara Nita menurut Nita tayangan dahsyat berkualitas, jadi tayangan dahsyat bisa bersaing dengan acara-acara yang lain. Selain itu juga mempunyai para presenter yang bisa membuat suasana hidup dan bisa membuat para penontonnya sangat terhibur, dan tidak membuat penonton menjadi suntuk, selama munculnya tayangan dahsyat menurut remaja yang penulis wawancarai tidak pernah merasa bosan ataupun merasa tidak puas dengan apa yang telah ditayangankan di stasiun televisi swasta tersebut. Informasi yang disampaikan oleh para presenternyapun sangat bermanfaat dan bisa menambah wawasan tentang infotaiment, sosial, dan politik (Wawancara, Nita, 13 Januari 2010).

Dapat penulis simpulkan bahwa menurut saudara nita di atas tayangan dahsyat sangat berkualitas bagi remaja yang menyaksikan tayangan dahsyat tersebut, dan presenter yang membawakan acara tersebut mempunyai wawasan yang cukup luas jadi, tayangan dahsyat sangat menhibur remaja yang menyukai tayangan tersebut dan tidak pernah merasa bosan setiap kali tayangan dahsyat di tayangkan.

Remaja yang tinggal di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai, meskipun sebagian tidak mempunyai televisi di

(44)

rumah akan tetapi rasa ingin menyaksikan tayangan dahsyat tersebut begitu besar, karena lagu-lagu yang ada di dahsyat bagus-bagus dan sangat menghibur (Observasi, Rabu 06 Januari 2010).

Tayangan dahsyat juga sangat bermanfaat bagi penonton dan juga bisa menambah pengetahuan penonton terhadap dunia selebritis khususnya para penyanyi yang ada di indonesia, kebanyakan penonton yang sering menonton tayangan dahsyat ini sangat menyenangi para presenternya Luna, Rafi dan Olga jika mereka sedang membawakan program tayangan dahsyat tersebut. Walaupun kadang-kadang para presenternya berlebihan, tapi kerena berlebihannya itu yang bisa menghibur para penonton yang sedang menyaksikan tayangan dahsyat tersebut.

Selain itu tayangan dahsyat juga pernah mengunjungi berbagai kota yang ada di indonesia untuk melakukan konser dan sekaligus menghibur para penonton secara langsung maupun hanya menyaksikan di televisi, makanya tayangan dahsyat banyak di sukai para penonton maupun remaja yang tinggal di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai. Kebanyakan remaja sangat menyukai tayangan dahsyat karena selain menghibur tayangan dahsyat juga memberi manfaat bagi para penonton untuk mengetahui kabar terbaru tentang masalah sosial dan politik.

Kebanyakkan remaja yang tinggal di Kelurahan Tangkerang Barat RT 04/RW 04 ini mempunyai keinginan yang sangat besar untuk memperoleh informasi-informasi mengenai lagu-lagu terbaru dan masalah yang berhubungan dengan infotaiment. Remaja pun juga sering mengeluarkan pendapat mereka

(45)

terhadap suatu objek yang sedang di lihatnya dan pendapat itu juga tergantung pada pendidikan dan pengalaman seseorang.

Minat juga sangat berpengaruh terhadap suatu siaran yang ada di televisi agar banyak peminat terhadap acara tersebut, suatu minat dapat diekspresikan melalui suatupernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang menyukai suatu hal dan dapat pula dimanifestasikan dalam suatu aktifitas. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab dengan adanya pendidikan maka akan dapat mewujudkan nilai-nilai yang ada pada diri manusia itu sendiri. Nilai-nilai tersebut akan memberikan warna dan pengaruh terhadap pola fikir sehingga akan terlihat realisasinya dalam kehidupan ketika saling berhubungan satu sama lainnya, semua itu tentu dilatarbelakangi oleh rendahnya pendidikan seseorang. Dan juga pengalaman sangat penting karena pengalaman remaja terhadap menonton tayangan dahsyat tersebut bisa memberi panadangan terhadap dunia hiburan dan berdasarkan pengalaman tersebut dapat memberikan hal yang berguna dalam kehidupan, karena seseorang yang mempunyai pengalaman terhadap suatu objek, niscaya akan mudah mengikuti objek tersebut (Observasi, Kamis 07 Januari 2010).

Setiap orang bebas menonton tayangan reality show khususnya Dahsyat yang ditayangkan di RCTI sebagai sumber hiburan tanpa ada paksaan dari siapapun.

Remaja pun bisa menghilangkan rasa bosan dan suntuk mereka dengan menonton tayangan Dahsyat tersebut dimana tayangan dahsyat selain menghibur juga bermanfaat bagi remaja yang menyukai lagu-lagu yang ada di

(46)

dahsyat dan juga informasi yang disampaikan para presenternya, selain itu tayangan dahsyat juga bisa dinikmati semua kalangan.

Secara keseluruhan tayangan dahsyat tersebut menghibur dan asyik untuk dinikmati, kabanyakan remaja yang ada di Kelurahan Tangkerang Barat RT 04/RW 04 menyukai tayangan dahsyat, sesuai pendapat sudara Riska mengatakan bahwa :

“ karena bisa dinikmati sambil beraktifitas yang lain di dalam rumah” (Wawancara, Riska, Jum’at 15 Januari 2010).

B. Faktor yang mempengaruhi Persepsi Remaja Di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai terhadap tayangan Dahsyat

Dari hasil wawancara dapatlah diketahui ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi remaja di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai terhadap tayangan Dahsyat dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendapat

Faktor yang mempengaruhi persepsi saya adalah pengalaman, saya sering menonton tayangan reality show yang ada di stasiun televisi swasta khususnya tayangan yang ada di RCTI yaitu tayangan dahsyat. Dan setelah saya amati dengan seksama saya memberikan penilaian bahwa tayangan dahsyat cukup bagus, dan juga menurut saudara Fitri bahwa: “Harapan saya selaku penggemar tayangan dahsyat supaya lebih baik lagi dari sebelumnya dan selalu di hati pemirsa” (wawancara, Fitri, Minggu 03 januari 2010).

(47)

Dari pendapat tersebut remaja bisa menilai suatu tayangan itu bermanfaat atau tidak dan perhatian remaja terhadap tayangan dahsyat juga sangat berpengaruh terhadap tayangan tersebut, karena dengan remaja meperhatikan tayangan tersebut mereka bisa menilai suatu tayangan itu bagus atau tidak bagus.

Pendapat atau tanggapan merupakan suatu gejala dalam diri seseorang untuk memberikan argumen terhadap suatu objek. Pendapat ini juga tergantung kepada pendidikan dan pengalaman seseorang.

2. Pengetahuan

Faktor yang memengaruhi persepsi saya adalah pengetahuan saya sendiri karena saya melihat langsung dan membandingkan dengan tayangan reality show yang lain misal:

- “Inbox - Dering - On the spot

- Dll” (wawancara, Fitri, Minggu 03 Januari 2010).

Pengetahuan seseorang sangat berpengaruh terhadap suatu informasi terkini atau musik terbaru saat ini, dengan adanya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan banyak pula pendapat yang bermunculan terhadap hal-hal yang baru, karena mereka sudah mengetahuai apa yang mereka lihat sebelumnya dan membandingkannya dengan sesuatu yang lain. Berhubungan dengan pengalaman seseorang juga sangat berpengaruh terhadap suatu tayangan apakah tayangan ini sudah ada sebelumnya atau memeng baru ditayangkan.

3. Minat

Minat terhadap suatu penerimaan yang menimbulkan antara diri sendiri dengan sesuatu yang ada di luar diri. Semakin kuat hubungan tersebut semakin besar pula minat yang timbul. Karena saya menyukai tayangan dahsyat

(48)

yang di tayangkan di RCTI setiap kali di tayangkan saya selalu menyempatkan kan untuk menonton (Wawancara Ami, Rabu 06 Januari 2010).

Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang menyukai suatu hal, dapat pula dimanifestasikan dalam suatu aktifitas. Jika remaja itu tidak berminat sama sekali dengan suatu tayangan yang ada di televisi mereka tidak akan menonton dan mengganti canel dengan acara yang lebih bagus lagi. Dari kebutuhan mereka yang mendorong keinginan untuk menyaksikan suatu tayangan tersebut.

Dalam penelitian ini penulis selain menagambil data dari wawancara dari remaja yang mewakili juga mengambil data dari hasil observasi penulis sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini seperti melihat langsung kelokasi penelitian dan juga mendatangi rumah-rumah remaja yang ada di Kelurahan Tangkerang Barat RT 04/RW 04 yang mewakili penelitian ini atau yang menjadi sampel penelitian. Remaja yang mengetahui dan yang menyukai tayangan dahsyat ini nantinya dapat mereprentasikan populasi yang ada di Kelurahan Tangkerang Barat RT 04/RW 04 tersebut.

(49)

BAB IV ANALISA DATA

A. Persepsi Remaja Di RT 04/RW 04 Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan Marpoyan Damai terhadap tayangan Dahsyat

Dalam mempersepsi sesuatu, ada beberapa komponen dimana antara yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menunjang dan merupakan suatu sistem, agar seseorang menyadari dapat melakukan persepsi. Salah satu syarat yang harus dipenuhi yaitu antara lain:

- Adanya objek yang dipersepsi, objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor.

- Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan akan mengadakan persepsi, tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.

1. Perhatian

Perhatian (attention) merupakan proses mental ketika stimuli atau rangsangan stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah perhatian terjadi kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain.

Perhatian timbul karena disebabkan factor internal dalam diri kita missal; factor biologis, factor psikologis, dan factor sosiogenesis. Persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan (framed of reference), jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah, kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan.

Gambar

Gambar 1.1  Model Lingkaran dan Segiempat
Gambar 1.2  Model dua kepala manusia yang berhadapan dan pas  bunga
Gambar 1.3 Bagan Model “Uses and Gratification”

Referensi

Dokumen terkait

Hasil simulasi transformasi gelombang dari laut lepas ke garis pantai dengan menggabungkan efek shoaling dan refraksi gelombang Transpormasi Gelombang di Sepanjang

Saran Hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti tentang literasi media berdasarkan karakteristik Instagram pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2017 Fakultas Ilmu

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar dan kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel

Tobin’s q juga digunakan oleh Klapper dan Love (2002) yang menemukan adanya hubungan positif antara corporate governance dengan kinerja perusahaan. Berdasarkan

Penelitian ini merupakan langkah awal untuk mengetahui profil dan variasi kebugaran aerobik ditinjau dari faktor jenis kelamin , level aktivitas fisik, dan Body Mass

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan yaitu membuat dasar konsep pengenalan obyek warna yang akan di gunakan untuk aplikasi robot dengan

Penelitian yang dilakukan di Ethnictro Music Education dalam setiap pertemuan, Pada saat pembelajaran piano pop grade 1 berlangsung.. Ada pun waktu

Selain itu arang cangkang sawit dapat dijadikan sebagai bahan alternatif pengganti bahan pengisi yang berasal dari minyak bumi seperti carbon black , dengan adanya