• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

GURU DALAM JABATAN

SKRIPSI

Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Heribertus Wibi G

NIM.041334058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Survey Pada Guru-Guru Akuntansi Dan Ekonomi SMA di Wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta

Disusun oleh : Heribertus Wibi G

NIM.041334058

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Survey Pada Guru-Guru Akuntansi Dan Ekonomi SMA di Wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta

Disusun oleh : Heribertus Wibi Gunawan

NIM.041334058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)

SKRIPSI

KE$IAPA}T GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATA}I

Diprsiapkan dan ditulis oleh : Heriberrus Wibi.G.

NIM:041334058

Telalr diprtahankan di depan panitia penguji Pada tanggal 15 Juli 2009

dan dinyatakan telah rnernenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap

Ketua Sekertaris Anggota Anggota Anggota

Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. Conrelio Purwantini, S.Pd., M.SA.

Yogyakarta 15 Juli 2009

Fakultas Kegrrruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma

4

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAAN

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :

Jesus Kristus, juru selamatku

Bunda Maria, Bunda penuh kasih

Bapak L. Hadi Suparto dan Ibu Teresia Gilah, yang selalu

mengasihiku..

Kakakku Sutrisman dan triatiningsih doa kalian sungguh berarti…

(7)

MOTTO

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam

kesesakan, dan bertekunlah dalam do’a”

(Roma : 12:12)

“Dan apa saja yang kamu minta dalam do’a dengan

penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”

(8)
(9)
(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat-Nya sehingga skrpsi ini

dapat terselesaikan dengan lancar.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang

dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberikan bimbingan, kritik,

saran serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini.

7. Bapak S. Widanarto Prijowuntanto, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang

(11)

8. Staff sekretariat Pendidikan Akuntansi : Mbak Aris dan Bapak Wawiek atas

bantuan dalam mengurusi kepentingan-kepentingan mahasiswa.

9. Bapak-Ibu guru yang telah rela meluangkan waktu dan atas kesediannya

menjadi responden dalam penelitian ini.

10.Kedua orang tuaku, L. Hadi Suparto dan Teresia Gilah, terima kasih atas

nilai-nilai dan teladan yang telah kau tanamkan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan berkat dukungan dan semangat yang engkau berikan.

11.Kakakku Sutrisman dan Triyatiningsih, atas segala doa, kasih, perhatian,

pengertian, dukungan materiil dan spirituil, yang selalu kalian berikan sebagai

motivasi dalam menulis skripsi dan akhirnya bisa menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabatkku: Yoga, Koco, Moko, Eko.G., TePe, Galuh, Dinar, Anton,

Phia, Vivin, Tanrti, Susi, Doni, Maryati, Heru, Pungki, Cahyo, Heni, Niken,

Asna, Sunu, Nur, Tri, Yana, Yani, Triwi, Vina, dan semua saja yang tak dapat

kusebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan, semangat, canda tawa

yang selalu menghiburku dikala mengalami kepenatan dalam menyusun

skripsi ini dan atas sumbang saran dan bantuannya sehingga aku dapat

menyelesaikan skirpsi ini.

13.Rekan-rekan seperjuanganku angkatan 2004 Program Studi Pendidikan

Akuntansi, atas bantuan, dukungan kerjasama serta semangat yang telah

diberikan dalam proses penyempurnaan skripsi ini dan atas semua kenangan

dan canda tawa selama kita kuliah bersama di kampus kita tercinta.

14.Semua pihak yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu atas semua dukungan

(12)

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi

ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana

mestinya.

Yogyakarta, 15 Juli 2009

Penulis,

(13)

ABSTRAK

KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Survey Pada Guru-Guru Akuntansi Dan Ekonomi SMA di Wilayah Kabupaten Bantul

Yogyakarta

Heribertus Wibi Gunawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan guru bidang studi akuntansi dan ekonomi di SMA se Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Kesiapan disini dinilai berdasarkan atas portofolio yang telah diperoleh dari koesioner yang penulis bagikan dan di isi guru.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2009 di SMA se Kabupaten Bantul Yogyakarta, terdiri 63 responden yang tersebar di 27 sekolah, dengan menggunakan metode survey. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik non-tes dengan menggunakan koesioner yang berisi 10 komponen portofolio.

(14)

ABSTRACT

TEACHER’S PREPARATION IN FACING THEIR ASSESSMENT FOR GETTING THEIR PROFESSIONAL CERTIFICATES

A Survey on Accounting and Ekomonics Teachers of Senior High Schools In Bantul Regency

Yogyakarta

Heribertus Wibi Gunawan

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

2009

This study aims to find out how well the teachers are in preparing their assessment for getting their professional certificates. The preparation of their readiness is judged on basing the portfolio which the writer has already distributed and has been filled in.

This research was conducted from March until June 2009 in all Senior High Schools in Bantul Regency, Yogyakarta The respondens are 63 taken from 27 schools. The method of collecting the data is survey method. The technique of collecting the data is non test technique with questionnaire which consists of portfolio components.

(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBUNG... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DARTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DARTAR GAMBAR... xviii

(16)

xiv

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang... 1

B.Batasan Masalah... 11

C.Rumusan Masalah ... 11

D.Tujuan Penelitian... 11

E. Manfaat Penelitian... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Guru... 13

1. Pengertian Guru ... 13

2. Syarat-syarat Menjadi Guru... 15

3. Kode Etik Guru... 15

4. Peran Guru ... 16

5. Tanggung Jawab Guru ... 18

B.Profesionalisme Guru ... 19

C.Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Sertifikasi Guru... 22

D.Sertifikasi Guru Dalam Jabatan... 23

1. Program Sertifikasi Guru ... 23

2. Guru Dalam Jabatan ... 26

3. Tujuan Dan Manfaat Sertifikasi Guru ... 26

4. Dasar Hukum Sertifikasi Dan Penyelenggaraan Sertifikasi Guru... 28

5. Prosedur Dan Mekanisme Sertifikasi Guru ... 29

6. Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan... 32

(17)

xv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian ... 48

B.Tempat Dan Waktu Penelitian... 48

C.Populasi ... 49

D.Instrumen Penelitian... 49

E. Jenis Data... 50

F. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV PEMBAHASAN A.Deskripsi Responden ... 54

B.Analisis Data ... 55

C.Pembahasan ... 78

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan... 81

B.Keterbatasan Penelitian ... 89

C.Saran-saran ... 90

(18)

xv i

DAFTAR TABEL

1. Tabel IV.1 Deskripdi Data Responden ... 54

2. Tabel IV.2 Kategori Penyusunan Kuesioner ... 55

3. Tabel IV.3 Kualifikasi Akademik Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 56

4. Tabel IV.4.a Kualifikasi Akademik Ditinjau Dari Umur ... 57

5. Tabel IV.4.bKualifikasi Akademik Ditinjau Dari Umur ... 57

6. Tabel IV.5 Pekerjaan Lain Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 58

7. Tabel IV.6 Pengalaman Mengajar Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 59

8. Tabel IV.7.a Pengalaman Mengajar Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 60

9. Tabel IV.7.b Pengalaman Mengajar Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 60

10. Tabel IV.8 Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 61

11. Tabel IV.9 Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar... 61

12. Tabel IV.10 Pendidikan dan Pelatihan Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 62

13. Tabel IV.11 Pendidikan dan Pelatihan Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar... 63

14. Tabel IV.12 Prestasi Akademik Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 63

15. Tabel IV.13 Prestasi Akademik Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar ... 64

16. Tabel IV.14 Karya Pengembangan Profesi Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 65

17. Tabel IV.15 Karya Pengembangan Profesi Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar... 67

(19)

xv ii

19. Tabel IV.17.a Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah Ditinjau

Dari Umur ... 68 20. Tabel IV.17.b Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah Ditinjau

Dari Umur ... 69 21. Tabel IV.18 Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi Dibidang

Pendidikan Dan Sosial Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 69 22. Tabel IV.19.a Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi Dibidang

Pendidikan Dan Sosial Ditinjau Dari Umur... 71 23. Tabel IV.19.b Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi Dibidang

Pendidikan Dan Sosial Ditinjau Dari Umur... 71 24. Tabel IV.20 Penghargaan Yang Relevan Dengan Bidang Pendidikan

Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 72 25. Tabel IV.21.a Penghargaan Yang Relevan Dengan Bidang

Pendidikan Ditinjau dari Umur ... 73 26. Tabel IV.21.b Penghargaan Yang Relevan Dengan Bidang

Pendidikan Ditinjau dari Umur ... 73 27. Tabel IV.22.a Rincian Skor Kesiapan Guru Yang Lulus Program

SertifikasiGuru dalam Jabatan ... 74 28. Tabel IV.22.b Rincian Skor Kesiapan Guru Yang Tidak Lulus

Program SertifikasiGuru dalam Jabatan ... 75 29. Tabel IV.23 Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Jenis Kelamin... 77 30. Tabel IV.24.a Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Umur ... 77 31. Tabel IV.24.b Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi

(20)

xv iii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar II.1 Prosedur Pelaksanaan Sertifikasi Guru ... 29

2. Gambar II.2 Hubungan Kerja antar Institusi Penyelenggara

(21)

xix

LAMPIRAN

Lampiran 1 Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

No 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 95

Lampiran 2 Kutipan Undang-undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen ... 101

Lampiran 3 Rubik Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 105

Lampiran 4 Data Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun Ajaran 2008/2009... 112

Lampiran 5 Data Jumlah Guru Tetap Menurut Ijazah ... 115

Lampiran 6 Kouta Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2009 ... 117

Lampiran 7 Hasil penilaian Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 118

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi peningkatan

kualitas masyarakat suatu negara. Berhasil atau tidaknya suatu proses

pendidikan serta tinggi rendahnya kualitas pendidikan, salah satunya yang

menentukan adalah kualitas guru. Demikian pentingnya peranan seorang guru

tentunya membawa pada suatu tanggung jawab untuk menjalankan profesi

tersebut dengan suatu sikap profesionalisme yang tinggi. Seorang guru dalam

menjalankan profesinya tidak hanya dituntut untuk mampu memberikan

pengetahuan kepada anak didiknya, akan tetapi juga harus mampu

menanamkan suatu nilai – nilai pendidikan dengan guru sebagai modelnya.

Dalam menjalankan profesinya, seorang guru harus melakukan dua fungsi

sekaligus yaitu; fungsinya secara moral yang mana ia diharuskan membimbing

anak didiknya tidak hanya dengan kecerdasannya akan tetapi juga dengan rasa

cinta, dan rasa tanggung jawab yang tinggi, serta menjalankan fungsi

kedinasannya yaitu mendidik dan membimbing para anak didiknya agar

menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan bermanfaat bagi

pembangunan bangsa. Seperti yang telah disampaikan diatas bahwa Guru

adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar – mengajar yang

ikut berperan dalam usaha pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

(23)

Oleh karena itu, Guru yang merupakan salah satu unsur dibidang

kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan

kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat

yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada

setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya

pada kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.

Kualitas guru-guru di Indonesia dari berbagai kajian memang masih

dipertanyakan, seperti yang dilaporkan Fasli Djalal mantan Dirjen DIKNAS

Peningkatan mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Anton Sunarto, 2008)

bahwa rata-rata nasional tes calon guru PNS di SD/SLTP/SLTA dan SMK

tahun 1998/1999 untuk bidang studi matematika hanya 26,27 dari interval

0-100, artinya hanya menguasai 26,27% dari materi yang seharusnya. Hal

senada juga terjadi pada bidang studi lain seperti fisika (27,35%), biologi

(44,96%), kimia (43,55%) dan bahasa inggris (37,57%). Nilai-nilai tersebut

sangat jauh dari batas ideal yaitu minimum 75% sehingga seorang guru bisa

mengajar dengan baik. Hasil lain yang lebih memprihatinkan adalah penelitian

dari Konsorsium Ilmu Pendidikan (2000) yang memperlihatkan bahwa 40%

guru SMP dan 33% guru SMA mengajar bidang studi lain di luar bidang

keahliannya. Sekilas hasil ini menggambarkan betapa parahnya kualitas guru

di Indonesia, bagaimana bisa dikatakan profesional jika penguasaan materi

saja masih kurang dan justru banyak guru yang mengajar di luar bidang

keahliannya. Masalah yang ada adalah bagaimana guru dapat menghadapi

(24)

profesionalismenya masih dipertanyakan. Kenyataan rendahnya kompetensi

dan ketrampilan guru sangat memprihatinkan , hampir 50% dari 2,6 juta guru

di Indonesia tidak layak mengajar di sekolah. Sementara input guru di

Indonesia sangat lemah. Data Balitbang menunjuk peserta tes calon guru PNS

setelah dilakukan tes bidang studi ternyata rata-rata skor tes seleksinya sangat

rendah. Dari 6.164 calon guru Biologi ketika dites biologi rata-rata skornya

hanya 44.96; dari 396 calon guru Kimia dites Kimia rata-rata skor yang

dicapai 43,55. Dari 7.558 calon guru bahasa Inggeris rata-rata hasil tes dicapai

hanya 37,57 (Anton Sunarto, 2008)

Masih rendahnya tingkat profesionalisme guru saat ini disebabkan oleh

faktor-faktor dari internal guru maupun dari faktor luar, diantaranya (1)

penghasilan yang diperoleh guru belum memenuhi kebutuhan hidup harian

keluarga sehingga upaya menambah pengetahuan dan informasi terhambat

oleh dana yang minim, (2) kurangnya minat guru untuk menambah wawasan

sebagai upaya peningkatan profesionalisme tidak berpengaruh pada

pendapatan yang diterimanya, (3) meledaknya jumlah lulusan sekolah

keguruan tiap tahunnya, hal ini sebagai akibat mudahnya pemerintah

memberikan ijin pendirian Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

(LPTK)

Tuntutan adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus

diperjuangkan oleh berbagai kalangan masyarakat, termasuk oleh para guru

sendiri melalui organisasi-organisasi guru yang ada. Masyarakat berharap

(25)

diperlukan guru-guru yang profesional dalam mendidik siswa-siswinya di

sekolah.

Profesi guru menurut Undang-Undang tentang Guru dan Dosen harus

memiliki prinsip-prinsip profesional seperti tercantum dalam pasal 5 ayat 1,

yaitu : ”Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang

memerlukan prinsip-prinsip profesional sebagai berikut : (1) memiliki bakat,

minat, panggilan jiwa dan idealisme, (2) memiliki kualifikasi pendidikan dan

latar belakang pendidikan sesuai bidang tugasnya, (3) memiliki kompetensi

yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya, (4) mematuhi kode etik

profesi, (5) memilki hak dan kewajiban dalam menjalankan tugas, (6)

memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, (7)

memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan,

(8) memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

profesionalnya dan (9) memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum”.

Pada prinsipnya profesionalisme guru adalah guru yang dapat menjalankan

tugasnya secara profesional yang memiliki ciri diantaranya ahli di bidang teori

dan praktik keguruan. Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu

pengetahuan yang diajarkan dan ahli mengajarkannya

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas 2003

pasal 35 ayat 1) disebutkan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas

standar isi, proses kompetensi lulusan tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus

(26)

pembelajaran dituntut untuk mempunyai standar kompetensi dan

keprofesionalan mengajar yang baik.

Penjaminan mutu guru agar tetap memenuhi standar kompetensi perlu

dikembangkan berdasarkan pengkajian yang komprehensif untuk

menghasilkan landasan konseptual dan empirik melalui sistem sertifikasi.

Sejalan juga dengan disahkannya UU No 14 tentang Guru dan Dosen segala

konsekuensinya juga mulai diberlakukan. Demikian juga dengan peningkatan

kualitas guru dalam mengajar perlu kepemilikan sertifikasi profesi sebagai

upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Meski dengan kuota yang

terbatas di beberapa daerah – melalui Dinas Pendidikan setempat – saat ini

sedang menawarkan kepada guru-guru yang dianggap telah memenuhi syarat

untuk diajukan sebagai calon peserta sertifikasi.

Dalam Peraturan Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas;2008;5) tentang Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui

Penilaian Portofolio dan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No. 18 tahun 2007 membagi komponen portofolio menjadi 3

unsur yaitu unsur A, B dan C. Unsur A (kualifikasi dan tugas pokok) meliputi

: (1) kualifikasi akadaemik, (2) pengalaman mengajar (3) perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran. Unsur B (pengembangan profesi) meliputi : (1)

pendidikan dan pelatihan, (2) penilaian dari atasan dan pengawasan (3)

prestasi akademik, (4) karya pengembangan profesi. Sedangkan Unsur C

(pendukung profesi) meliputi : (1) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (2)

(27)

penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Jika kesepuluh

komponen tersebut telah dapat terpenuhi secara obyektif dengan mencapai

skor minimum 850 maka yang bersangkutan dipastikan berhak menyandang

predikat sebagai guru profesional, beserta sejumlah hak dan fasilitas yang

melekat dengan jabatannya. Untuk memenuhi batas minimal kelulusan 57%

ternyata tidak semudah yang dibayangkan banyak permasalahan yang

kemudian terjadi. Permasalahan tidak hanya terjadi pada para guru yang

belum memiliki kualifikasi D4/S1 saja, yang jelas-jelas tidak dapat

diikutsertakan, tetapi bagi guru yang sudah berkualifikasi D4/S1 pun tetap

akan menjumpai sejumlah permasalahan.

Masalah yang dihadapi dalam proses sertifikasi menurut Santi Eka

Putra (http://www.univ-ekasakti-pdg.ac.id, 7 September 2008) antara lain: (1)

apakah semua guru telah memiliki kualifikasi S1/DIV? ternyata, belum

seluruh guru berkualifikasi S-1 atau D/IV sebagai salah satu persyaratan

dalam sertifikasi. Akibatnya dalam waktu yang panjang akan terjadi dua

macam status guru yaitu yang bersertifikat dan yang tidak bersertifikat. Oleh

karena itu guru-guru yang belum S-1 dan D/IV haruslah segera melanjutkan

pendidikan apakah ke LPTK atau UT dan sebagainya yang relevan. Namun

tentu saja hal ini tak mungkin lagi dilakukan oleh guru yang hampir mendekati

pensiun. Bagi yang masih muda masih bisa melanjutkan pendidikan ke S-1,

bagaimana pula dengan tugas mengajarnya? Apalagi jika tempat tugas dengan

tempat kuliah berlainan kota. (2) apakah sudah cocok antara mata pelajaran

(28)

diwaktu mereka kuliah? Ternyata masih ada guru mengajar mata pelajaran

yang tidak relevan dengan kompetensinya. Umumnya ini terjadi di

daerah-daerah terpencil akibat kekurangan guru, lebih-lebih sejak reformasi atau

otonomi daerah sangat sulit memindahkan guru antarkota atau kabupaten dan

provinsi. (3) sudah mengertikah semua guru apa hakekat sertifikasi,

bagaimana proses dan mekanismenya dan apa yang perlu disiapkan? Ternyata

dalam pengisian Portofolio sebagai salah satu instrumen sertifikasi saja,

banyak yang tidak lolos. Masalah timbul karena bahan yang akan diisikan

dalam Portofolio itu tidak lengkap, bahkan tak ada, antara lain yang sulit bagi

guru adalah komponen RP/RPP/PP, prestasi akademik, karya pengembangan

profesi yang meliputi penelitian tindakan kelas, publikasi ilmiah dan

sebagainya dan semua itu lengkap dengan bukti fisik yang harus dilampirkan.

(4) bagi yang tidak lulus dalam penilaian Portofolio karena komponennya

tidak terisi dan tidak mencapai angka minimal yang ditetapkan disebabkan

tidak ada kegiatan akademik lain selain mengajar dari pagi sampai sore

(karena mungkin mengajar di tempat lain atau bisnis kecil untuk menambah

penghasilan) atau bukti fisik tidak ada karena tak terbiasa mem-file dukumen

atau karangan ilmah tidak ada karena tak terbiasa menulis, atau penelitian

karena tidak bisa karena tamatnya dulu dengan program jalur non skripsi dan

sebagainya. Terhadap mereka yang tidak lolos ini diharuskan mengikuti diklat

selama lebih kurang dua minggu yang diakhiri dengan ujian. Jika tidak lulus,

mengulang kembali hingga tiga kali, jika pada ujian ketiga tidak lulus maka

(29)

mengajar lagi, dan berubah status menjadi pegawai administrasi.

Saat ini keempat komponen tersebut belum sepenuhnya dapat diakses

dan dikuasai oleh setiap guru, khususnya oleh guru-guru yang berada jauh dari

pusat kota. Frekuensi kegiatan pelatihan dan pendidikan, forum ilmiah dan

momen-momen lomba akademik relatif masih terbatas. Begitu juga dengan

budaya menulis, budaya meneliti dan berinovasi belum sepenuhnya

berkembang di kalangan guru-guru. Semua ini tentu menyebabkan kesulitan

tersendiri bagi para guru untuk meraih poin dari komponen-komponen

tersebut.

Penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan forum ilmiah dan

aneka lomba akademik bagi guru sudah pasti harus menjadi tanggung jawab

pemerintah khususnya pemerintah daerah melalui sekolah atau Dinas

Pendidikan setempat. Akan tetapi organisasi profesi, perguruan tinggi dan

masyarakat setempat pun dapat turut ambil bagian untuk menyelenggarakan

dan memfasilitasi kegiatan tersebut sebagai wujud nyata dari tanggung jawab

dan kepeduliannya terhadap pendidikan.

Di lain pihak sambutan masyarakat tentang sertifikasi guru ini memang

luar biasa, para guru sangat antusias untuk mengikuti kegiatan seleksi ini

bahkan para guru yang diberi tambahan tugas sebagai kepala sekolah pun ikut

mendaftarkan diri sebagai calon peserta sertifikasi terlepas apakah yang

bersangkutan masih aktif atau tidak dalam menjalankan profesi keguruannya.

Barangkali motivasi yang sangat kuat untuk ikut serta dalam program ini

(30)

tentunya juga daya tarik dengan disediakannya berbagai tunjangan profesi dan

fasilitas lainnya yang cukup menjanjikan.

Uji sertifikasi guru yang telah dilaksanakan di berbagai daerah di

Indonesia melalui penilaian portofolio menunjukkan hasil yang bervariasi.

Hasil persentase ketidaklulusan sertifikasi guru di Unesa, dikemukakan oleh

Amirullah (http://www.surya.co.id, 10 Oktober 2007) menunjukkan bahwa

kuota 2007 meningkat dibanding hasil kuota 2006. Dalam kuota sebelumnya,

ketidaklulusan mencapai 38,20 persen dari 2.244 guru. Sedangkan untuk

gelombang pertama kuota 2007 tercatat 50,28 persen yang tidak lulus dari

3.791 berkas portofolio dari delapan kabupaten/kota yang disertifikasi.

Bahkan sebelumnya, dari 330 guru agama hasil pendataan 2006 yang berkas

portofolionya diuji oleh 40 tim assesor IAIN Sunan Ampel 19-20 September

lalu, 157 orang atau 52 persen dinyatakan gagal. Jumlah tersebut belum

termasuk 29 peserta yang langsung dinyatakan gugur sebelum berkasnya diuji,

karena mengundurkan diri atau berkasnya tidak tercantum dalam berkas

portofolio.

Data Depdiknas tantang hasil sertifikasi (Depdiknas;2008)

menunjukkan bahwa Di Rayon 1 Universitas Syiah Kuala, hasil uji sertifikasi

dari 2.740 guru 51,33% atau sebanyak 1.412 Guru dinyatakan lulus., 9% atau

sebanyak 9 guru dinyatakan melengkapi portofolio, dan 48,14% atau sebanyak

1.319 guru dinyatakan harus mengikuti diklat profesi guru. Di Rayon 11

Universitas Negeri Yogyakarta, sertifikasi guru menunjukkan hasil yang

(31)

lulus, 33,83% atau sebanyak 1.551 guru dinyatakan harus mengikuti diklat,

dan 0,26% atau sebanyak 12 guru dinyatakan harus merefisi portofolio.

Hasil uji sertifikasi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah memiliki sertifikat pendidik

yang berati bahwa guru telah bekerja secara profesional sesuai dengan

kompetensi yang dimilikinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan

SDM guru sebagai tenaga pendidik. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Bantul

Drs Sudarman DN MM kepada Kedaulatan Rakyat pada tanggal 19/6/2008

menyatakan bahwa prosentase kelulusan SMA di Kabupaten Bantul sebesar

97,18% dan tertinggi di DIY. Persentase tingkat kelulusan yang tinggi

mencerminkan bahwa kualitas sekolah di Kabupaten Bantul mengalami

peningkatan. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Bantul, jumlah sekolah yang tingkat kelulusannya mencapai 100

persen untuk SMA sebanyak 14 sekolah (9 negeri dan 5 swasta) dan SMK

sebanyak 2 sekolah. (http://www.kr.co.id). Dari berbagai macam problema

yang muncul dan tanggapan guru tentang uji sertifikasi guru, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, ’’Kesiapan Guru Dalam

Menghadapi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan’’ hal ini penting

untuk dibahas sehingga dapat membantu guru dalam memahami Program

(32)

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan mengkaji

kesiapan para guru dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam

Jabatan. Penelitian ini hanya akan ditujukan bagi guru-guru bidang studi

akuntansi dan ekonomi di Sekolah Menengah Atas (SMA). Lokasi Penelitian

hanya dibatasi pada SMA di wilayah Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana kesiapan guru-guru SMA bidang studi akuntansi dan ekonomi di

wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam menghadapi Program Sertifikasi

Guru dalam Jabatan?”

D. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan para guru bidang

studi akuntansi dan ekonomi di SMA di wilayah Kabupaten Bantul

(33)

E. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Guru

Dari penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam memahami

Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan dan mengetahui sejauh mana

kesiapan guru untuk mengikuti program ini.

2. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan pihak sekolah untuk

memfasilitasi dan mendukung para guru yang bekerja pada instansinya

sehingga mampu memenuhi tuntutan dari program ini.

3. Dinas Pendidikan

Dinas pendidikan diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini

untuk membuat berbagai kebijakan dalam rangka membantu guru

memenuhi semua persyaratan dalam program ini.

4. Peneliti

Melalui penelitian ini peneliti memperoleh informasi secara lebih jelas

mengenai kesiapan para guru, khususnya guru bidang studi akuntansi dan

ekonomi di SMA, dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam

Jabatan. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan peneliti, beserta kolega,

sebagai pijakan dalam menyusun kegiatan di Program Studi Pendidikan

Akuntansi yang dapat memberi kontribusi bagi peningkatan profesionalitas

(34)
(35)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Guru

1. Pengertian Guru

Kamus Umum Bahasa Indonesia mengemukakan arti guru sebagai

orang yang pekerjaan atau mata pencahariannya, profesinya mengajar.

Sementara itu Hamzah (2007;15), mengemukakan guru adalah orang

dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar

dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang

yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta

mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan

pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir

dari proses pendidikan. Kompetensi Seorang guru menurut

Undang-undang Guru dan Dosen Tahun 2007 mencakup kompetensi ‘pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional

yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Sesuai dengan undang-undang

tersebut, seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai tiga

komponen keguruan (kemampuan keguruan) yaitu pertama kompetensi

(kemampuan) personal, kedua kompetensi (kemampuan) sosial, ketiga

(36)

Kompetensi personal mengarah pada guru sebagai pribadi yang

mantap. Kepribadian guru sangat menentukan guru dalam melaksanakan

tugasnya. Kepribadian guru tidak hanya sebagai dasar bagi dirinya sendiri

dalam berperilaku, tetapi juga menjadi model keteladanan bagi anak didik

dalam perkembangannya. Oleh karena itu, kepribadian guru perlu dibina

dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Seorang guru yang baik

diharapkan menunjukkan ciri-ciri kepribadian yang terbuka seperti

penyayang, penolong, kooperatif, penuh pengertian, dan mandiri.

Kompetensi sosial yang juga disebut sebagai kompetensi

kemasyarakatan. Kompetensi ini mengarah pada keterampilan guru dalam

berinteraksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Tanggung

jawab sosial bukan hanya terbatas dalam lingkungan masyarakat saja,

namun juga di lingkungan sekolah. Guru yang profesional selalu

mengembangkan komunikasi yang efektif terhadap atasan, sesama rekan

profesi, dan anak didik.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang diperlukan

oleh guru profesional, yang meliputi aspek kepakaran yaitu penguasaan

bahan yang harus diajarkan beserta metodenya, rasa tanggung jawab

terhadap tugasnya, dan rasa kebersamaan dengan rekan seprofesi.

Kompetensi profesional guru ini seharusnya dilandasi oleh jiwa

profesionalisme guru. Hal ini ditandai oleh kemampuan dari guru untuk

menampilkan perilaku yang sebaik-baiknya, selalu memelihara dan

(37)

berupaya meningkatkan profesinya sebagai guru dan memiliki kebanggaan

atas preofesinya.

2. Syarat-syarat Menjadi Guru

Untuk menjadi seorang guru diperlukan suatu persyaratan, karena

profesi guru adalah suatu pekerjaan yang profesional. Dalam Peraturan

Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

menyatakan bahwa seorang tenaga pengajar (guru) SMA/MA atau bentuk

lainnya yang sederajat harus memiliki : 1) Kualifikasi akademik

pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1), 2) Latar

pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata

pelajaran yang diajarkan, 3) Sertifikat profesi guru untuk SMA/MA.

Menurut Hamalik (2001: 118), Syarat bagi seorang guru diantaranya

sebagai berikut:

a. Harus memiliki bakat sebagai guru

b. Harus memiliki keahlian sebagai guru

c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi

d. Memiliki mental yang sehat dan berbadan sehat

e. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

f. Memiliki jiwa Pancasila dan warga Negara yang baik

3. Kode Etik

Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia terpanggil untuk

menunaikan karyanya dengan berpedoman pada kode etik profesional

(38)

Menurut Mulyasa (2007;47) Kode etik tersebut berisi sebagai berikut :

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila

b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional

c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai

bahan melakukan bimbingan dan pembinaan

d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

berhasilnya proses belajar mengajar

e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan

masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung

jawab bersama terhadap pendidikan

f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan

meningkatkan mutu dan martabat profesinya

g. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan

kesetiakawanan sosial

4. Peranan Guru

Undang-undang Guru tahun 2006, pasal 1 ayat 1 menerangkan

bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan menevaluasi

peserta didik…..” dan pasal 4 “ berfungsi untuk meningkatkan manfaat

dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan

mutu pendidikan nasional. Menurut Hamalik (2001:123), di zaman

(39)

pendidik, dan pembimbing, melainkan juga sebagai ilmuwan (teacher as

scientist) dan guru sebagai pribadi (teacher as person).

Menurut Mulyasa (2007;19) mengungkapkan bahwa peran dan

fungsi guru adalah :

a. Sebagai pendidik dan pengajar ; bahwa setiap guru harus memiliki

kesetabilan emosi ingin memajukan peserta didik, bersikap realitas,

jujur, dan terbuka, serta peka terhadap perkembangan inovasi

pendidikan. Untuk mencapai semua itu guru harus memiliki

pengetahuan yang luas, mernguasai berbagai bahan pembelajaran,

menguasai teori dan praktik pendidikan, serta menguasai kurikulum

dan metodologi pembelajaran.

b. Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai bergaul

dengan masyarakat. Untuk itu, harus menguasai psikologi sosial,

memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki

keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerja sama dalam

kelompok dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

c. Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah pemimpin yang harus

memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip

hubungan antar manusia, teknik berkomunikasi, serta menguasai

berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah.

d. Sebagai administerator; bahwa setiap guru akan dihadapkan pada

(40)

sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti, serta memahami

strategi dan manajemen pendidikan.

e. Sebagai pengelola pembelajaran; bahwa setiap guru harus mampu dan

menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi

belajar-mengajar di dalam meupun di luar kelas.

Peranan guru akan menjadi semakin luas karena ia juga akan

berfungsi sebagai penghubung antara ilmu pengetahuan dan teknologi

dengan masyarakat. Dalam hal ini guru memodernisasi masyarakat

dituntut serta secara aktif dalam pembangunan karena telah

menghubungkan masyarakat dengan IPTEK. Sehubungan dengan hal ini

Hamalik (2001: 124) menyebutkan bahwa:

a. Guru sebagai penghubung (teacher as communicator)

b. Guru sebagai modernisator (teacher as counselor)

c. Guru sebagai pembangun (teacher as contructor)

5. Tanggung Jawab Guru

Profesi guru merupakan suatu profesi yang mulia dan luhur, oleh

karena itu guru sudah seharusnya memiliki tanggung jawab yang besar.

Hamalik (2001: 127) merangkum tanggung jawab guru adalah sebagai

berikut:

a. Guru harus menuntut murid-muridnya belajar.

b. Guru turut serta dalam membina kurikulum sekolah.

c. Guru melakukan pembinaan terhadap diri siswa dalam hal kepribadian,

(41)

d. Guru memberikan bimbingan kepada murid.

e. Guru melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan

mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.

f. Guru menyelenggarakan penelitian yang merupakan tanggung jawab

professional.

g. Guru mengenal masyarakat dan aktif ikut serta dalam

kegiatan-kegiatan yang ada di dalam masyarakat.

h. Guru bertanggung jawab menghayati, mengamalkan, dan

mengamankan Pancasila.

i. Guru turut serta dalam membantu terciptanya kesatuan dan persatuan

bangsa serta perdamaian pembangunan.

j. Guru turut serta menyukseskan pembangunan.

k. Guru bertanggungjawab meningkatkan peranan profesional guru.

B. Profesionalisme Guru

Guru merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan yang

memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang diluar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya

masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan. Profesional itu

sendiri diartikan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

(42)

norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Undang-undang No 14

Bab I pasal 1 No. 2 tentang Guru dan Dosen).

Memposisikan guru sebagai profesi, merupakan suatu hal yang

mendesak diberlakukan di Indonesia. Pasalnya, menempatkan guru seperti itu

akan memperbaiki nasib para guru yang selama ini sering termarginalkan,

maka dari itu dengan memposisikan guru sebagai profesi diharapkan

tanggung jawab seorang guru dalam menjalankan tugasnya akan lebih baik.

Dalam melaksanakan tugas guru, seorang guru yang professional perlu

mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar (Hamzah;

2007,16) antara lain :

a. Guru harus dapat meningkatkan minat peserta didik untuk aktif dalam

berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

b. Guru harus dapat membuat urutan dalam pemberian pelajaran dan

penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta

didik.

c. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan

pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apresiasi).

d. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan

guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga

tanggapan peserta didik menjadi jelas.

e. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan

antara mata pelajaran dan atau praktik nyata dalam kehidupan

(43)

f. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik

dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara

langsung/meneliti dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.

g. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina

hubungan sosial, baik dalam kelas maupun di luar kelas.

h. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik secara

individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya

tersebut.

Secara singkat dapat dikatakan pengertian guru profesioal adalah

seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang

kependidikan dan keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya

sebagai seorang guru yang bermutu.

Pronsip-prinsip profesionalisme guru menurut UU tentang Guru dan

Dosen Pasal 5 ayat 1 menyebutkan:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme,

2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugasnya,

3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya,

4. Mematuhi kode etik profesi,

5. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas,

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

(44)

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara

berkelanjutan,

8. Memperoleh perllindungan hukum dalam melaksanakan tugas

profesionalnya,

9. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, guru tidak hanya

bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak

sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah

sendiri informasi, dengan demikian keahlian guru harus terus dikembangkan

dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar.

C. Kesiapan Guru dalam Menghadapi Sertifikasi Guru

Poerwadarminta (1976; 940) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,

menuliskan bahwa “ kesiapan “ berasal dari kata siap yang berarti : Sudah

sedia, Sudah disediakan, sedangkan “ menyiapkan”, “mempersiapkan”

memiliki arti : 1) menyediakan, 2) mengatur (membereskan) segala

sesuatunya (untuk), 3) menyelesaikan, mengerjakan hingga selesai, 4)

mengadakan sesuatu untuk membentuk, 5) Mengusahakan supaya bersiap

(seperti member perintah supaya bersiap sedia). Dari penjelasan tersebut

dapat disimpulkan bahwa kesiapan guru dalam menghadapi sertifikasi adalah

menunjuk pada sejauh mana guru dapat menyiapkan, menyediakan,

(45)

yang terdiri dari 10 (sepuluh) komponen portofolio yang terbagi kedalam tiga

unsur yaitu unsur A, B, dan C.

D. Sertifikasi Guru dalam Jabatan

1. Program Sertifikasi Guru

Undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

menyatakan bahwa guru sebagai tenaga professional mengandung arti

bahwa pekerjaan guru hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang

mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi sesuai dengan

persyaratan kegiatan pembelajaran pada jenis dan jenjang pendidikan

tertentu dan sertifikasi guru. Sertifikasi adalah proses pemberian

sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan

tertentu yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani

dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional, yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan

yang layak.

Program sertifkasi guru atau pendidik, berisi kompetensi

pedagogis, kepribadian, professional, dan sosial. Secara umum menurut

Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP), kompetensi pedagogis

lebih menyangkut pada kemampuan guru dalam mengajar dan

memahami siswa, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

hasil belajar, mampu memahami penguasaan kelas dengan baik,

(46)

dapat aktif belajar sehingga menguasai bahan dan dapat

mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

Kemampuan kepribadian merupakan kemampuan guru dalam

mencerminkan kepribadian yang mantap, bertakwa, stabil, dewasa, arif,

dan berwibawa, sehingga dengan lulus ujian kompetensi ini, seorang

guru menjadi teladan bagi siswa dan menjadikan siswa berakhlak mulia.

Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan

materi pembelajaran bidang studi yang dipegangnya, atau menguasai

bahan ajar dan juga latar belakang bahan itu sehingga dapat mengajarkan

dengan baik dan benar. Kompetensi sosial menyangkut kemampuan

guru untuk berkomunikasi dengan siswa, guru yang lain, kepala

sekolah, masyarakat dan orang tua siswa.

Secara formal, Undang-undang RI no 20 tahun 2005 tentang

sistem pendidikan nasional, Undang-undang RI no 14 tahun 2005

tentang guru dan dosen dan Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005

tentang standar nasional pendidikan menyatakan bahwa guru adalah

tenaga professional. Sebagai tenaga professional, guru dipersyaratkan

memiliki kualifikasi akademik S-1 (Strata satu) atau D-4 (Diploma

empat) dalam bidang yang relevan dengan mata pelajaran yang

diampunya dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran.

Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik S-1/D-4 dibuktikan dengan

ijazah yang diperolehnya di lembaga pendidikan tinggi dan persyaratan

(47)

dimilki denagn mata pelajaran yang diampu di sekolah. Sementara itu,

persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran (yang

meliputi kompenensi kepribadian, kompetensi pedagogic, kompetensi

professional dan kompetensi sosial) dibuktikan dengan sertifikat sebagai

pendidik, atau uji sertifikasi.

Tentang ujian sertifikasi ini diperjelas dengan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 yang menyatakan

bahwa sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji

kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Ujian kompetensi

tersebut dilakukan dalam bentuk portofolio, yang merupakan pengakuan

ataas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap

kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Ujian

sertifikasi berupa empat standar kompetensi guru yaitu kompetensi

pedagogis, kepribadian, professional, dan sosial. Kompetensi yang

diujikan berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diwujudkan

dalam bentuk tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab. Guru yang

telah mengikuti ujian sertifikasi atau program sertifikasi guru berhak

mendapatkan sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik adalah bukti formal

sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga

professional. Sertifikasi ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh

tunjangan profesi. Sertifkat kompetensi adalah pengakuan terhadap

(48)

oleh satuan pendidikan kedinasan yang berakreditasi atau lembaga

sertifikasi profesi yang diakreditasi.

2. Guru dalam jabatan

Guru dalam jabatan adalah guru PNS dan Non PNS yang sudah

mengajar pada satuan pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah,

pemerintah daerah, maupun masyarakat, dan sudah mempunyai

perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.

3. Tujuan dan manfaat sertifikasi guru.

Dalam buku pedoman sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2008

menyatakan bahwa secara umum tujuan sertifikasi guru adalah :

meningktkan kompetensi peserta agar mencapai standar kompetansi

yang ditentukan. Secara khusus program sertifikasi bertujuan untuk :

a. Meningkatkan kompetensi guru dalam bidang ilmunya.

b. Menetapkan kemampuan mengajar guru.

c. Mengembangkan kompetensi guru secara holistik sehingga mampu

bertindak secara profesional.

d. Meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan penelitian dan

kegiatan ilmiah lain, serta memanfaatkan teknologi komunikasi

(49)

Suyatno (2008;2) mengemukakan bahwa tujuan utama sertifikasi

guru adalah :

a. Menentukan kelayakan dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.

c. Meningkatkan martabat guru.

d. Meningkatkan profesionalitas guru.

Manfaat sertifikasi guru (Muslich, 2007;9) antara lain sebagai

berikut: 1) melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang

tidak kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri,

2) melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas

dan profesional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas

pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia, 3) menjadi wahana

penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas mempersiapkan calon guru

dan juga berfngsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna layanan

pendidikan, 4) menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari

keinginan internal dan eksternal yang potensial dapat menyimpang dari

(50)

4. Dasar hukum sertifikasi guru dan penyelenggaraan sertifikasi guru

Secara umum sertifikasi guru dapat dianggap sebagai amanah dari UU

No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara khusus,

sertifikasi guru dilakukan dengan mengacu pada UU N0. 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen (UUGD), terutama pasal 8 dan 11.

Pasal 8 UUGD menyatakan :

... guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pasal 11 ayat 1 UUGD menyatakan :

... sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru

yang telah memenuhi persyaratan. Sedangkan pedoman operasional

sertifikasi guru mengacu pada Peraturan Mentri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam

Jabatan.

Dasar hukum penyelenggaraan sertifikasi guru adalah UUGD pasal 11

ayat (2) yang menyatakan :

... sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi

(51)

5. Prosedur dan Mekanisme

Penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dilakukan oleh LPTK

penyelenggara sertifikasi guru dalam bentuk Rayon yang terdiri dari

LPTK Induk dan LPTK Mitra dikoordinasikan oleh Konsorium

Sertifikasi Guru (KSG). Unsur KSG terdiri atas LPTK Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Secara umum

prosedur pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan disajikan pada

gambar di bawah ini:

Gambar II.1 Prosedur Pelaksanaan Sertifikasi

Lulus

Tidaklulus

Lulus

Tidak lulus

Lulus

Tidak lulus

DINAS PENDIDIKAN

KEGIATAN MELENGKAPI PORTOFOLIO

SERTIFIKASI PENDIDIK

PELAKSANA DIKLAT

DIKLAT PROFESI GURU

UJIAN

UJIAN ULANG (2X) PENILAIAN

PORTOFOLIO GURU DALAM

(52)

Prosedur sertifikasi bagi guru dalam Jabatan meliputi sebagai beikut:

a. Guru peserta sertifikasi menyusun dokumen portofolio dengan

mangacu pada Pedoman Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru.

b. Dokumen portofolio yang telah disusun, diserahkan kepada Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota untuk diteruskan kepada LPTK Induk

untuk dinilai oleh asesor di Rayon tersebut.

c. Hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi, bila mencapai skor

minimal kelulusan dan dinyatakan lulus akan memperoleh sertifikat

pendidik.

d. Apabila hasil penilaian portofolio belum mencapai skor minimal

kelulusan, LPTK Rayon akan merekomendasikan kepada peserta

alternative sebagai berikut:

1) Melakukan kegiatan mandiri untuk melengkapi kekurangan

dokumen portofolio.

2) Mengikuti PLPG yang diakhiri dengan ujian.

3) Materi PLPG mencakup empat kompetensi yakni kepribadian,

pedagogic, professional dan sosial.

e. Pelaksanaan PLPG diatur oleh LPTK penyelenggara dengan

memperhatikan skor hasil penilaian portofolio dan rambu-rambu

yang ditetapkan oleh KSG antara lain sebagai berikut :

1) Peserta PLPG yang lulus ujian akan memperoleh sertifikat

(53)

2) Peserta yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti ujian ulang

sebanyak dua kali. Apabila tidak lulus peserta diserahkan

kembali ke dinas pendidikan kabupaten/kota.

f. Untuk menjamin standarisasi prosedur dan mutu lulusan maka

rambu-rambu mekanisme, materi, dan system ujian PLPG

dikembangkan oleh Konsorium Sertifikasi Guru (KSG).

Penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan melibatkan

berbagai institusi pemerintahan yaitu Depdinas, Dinas Pendidikan

Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan LPTK. Hubungan

kerja antar institusi penyelenggara sertifikasi disajikan pada gambar

dibawah ini.

Koordinasi

Hasil

Gambar II.2 Hubungan Kerja antar Institusi Penyelenggara Sertifikasi

(2) DEPNIKNAS

DITJEN PMPTK DITJEN DIKTI

(1) KONSORIUM SERTIFIKAS GURU

UNSUR DIKTI, PMPTK, DEPAG LPTK

(5) RAYON LPTK PENYELENGGARA

(4) DINAS PEND KAB/KOTA (PSG)

(6) GURU PESERTA SERTIFIKASI

Rekap peserta

(3) DINAS PEND PROVINSI (PSG)

Berkas Porotfolio Rekap peserta

Berkas Portofolio

Hasil dan Sertifik

(54)

6. Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan

a. Pengertian Portofolio

Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang

menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam

menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu

tertentu. Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan

prestasi selama guru yang bersangkutan menjalankan peran sebagai

agen pembelajaran (kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional,

dan sosial). Dalam Peraturan Depdiknas tahun 2008 tentang Panduan

Penyusunan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, dan pedoman sertifikasi

guru dalam jabatan membagi komponen portofolio menjadi 3 unsur

yaitu unsur A, B dan C. Unsur A (kualifikasi akademik dan tugas

pokok) meliputi : (1) kualifikasi akadaemik, (2) pengalaman

mengajar (3) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Unsur B

(pengembangan profesi) meliputi : (1) pendidikan dan pelatihan, (2)

penilaian dari atasan dan pengawasan (3) prestasi akademik, (4)

karya pengembangan profesi. Sedangkan Unsur C (pendukung

profesi) meliputi : (1) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (2)

pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (3)

penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

b. Fungsi Portofolio

Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru, khususnya guru

(55)

pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik,

pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran . Kompetensi kepribadian dan kompetensi

sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan

pengawasan. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui

dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,

pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,

dan prestasi akademik.

Portofolio juga berfungsi sebagai: (1) wahana guru untuk

menampilkan dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi

produktifitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan

pendukung; (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan

tingkat kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan

dengan standar yang telah ditetapkan; (3) dasar menetukan kelulusan

seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan

sertifikat pendidikan dan belum); dan (4) dasar memberikan

rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan

kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan

pemberdayaan guru.

c. Komponen Portofolio

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18

Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan, komponen

(56)

a.) Kualifikasi Akademik

Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah

dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik

pendidikan gelar (S1, S2, atau S3 maupun nongelar D4 diploma),

baik di dalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait

dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikasi

diploma.

b.) Pengalaman Mengajar

Pengalaman mengajar yaitu masa kerja guru dalam

melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan

tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang

(dapat dari pemerintah, dan atau kelompok masyarakat

penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat

berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari

lembaga yang berwenang.

c.) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola

pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap

tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat

perumusan tujuan dan kompetensi, pemilihan dan

pengorganisasian materi, pemilihan sumber dan media

pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian proses dan

(57)

Pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola

pembelajaran di kelas dan pembelajaran individual. Kegiatan ini

mencakup:

a.)Tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan

apersepsi)

b.)Kegiatan Inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran,

pemanfaatan media dan sumber belajar, evaluasi, penggunaan

bahasa)

c.)Penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut)

Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hasil penilaian

oleh kepala sekolah dan/atau pengawas tentang pelaksanaan

pembelajaran yang dikelola oleh guru. Khusus untuk guru

bimbingan dan konseling, komponen pelaksanaan pembelajaran

yang dimaksud adalah kegiatan guru bimbingan dan konseling

(konselor) dalam mengelola dan mengevaluasi pelayanan

bimbingan dan konseling yang meliputi bidang pelayanan

bimbingan pendidikan/belajar, karier, pribadi, sosial, akhlak

mulia/budi pekerti.

Jenis dokumen yang dilaporkan berupa:

1) Agenda kerja guru bimbingan dan konseling.

2) Daftar konseli (siswa).

3) Data kebutuhan dan permasalahan konseli.

(58)

5) Laporan semeseran/tahunan.

6) Aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling (pemahama,

pelayanan langsung, pelayanan tidak langsung).

7) Laporan hasil evaliuasi program bimbingan dan konseling.

8) Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi rekaman atau

dokumen laporan kegiatan pelayanan bimbingan dan

konseling yang disahkan oleh atasan. Dokumen ini dinilai

oleh asesor dengan menggunakan format penilaian.

d.) Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan yaitu pengalaman dalam mengikuti

kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan

dan/ atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas

sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/ kota,

provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen

ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari

lembaga penyelenggara diklat.

e.) Penilaian dari Atasan dan Pengawas

Penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian atasan

terhadap kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi

aspek-aspek: ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung

jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi

(59)

kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama

dengan menggunakan Format Penilaian Atasan.

f.) Prestasi Akademik

Prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya

yang tekait dengan bidang keahliannya yang mendapat

pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat

kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun

internasional. Komponen ini meliputi:

1) lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan

karya monumental di bidang pendidikan atau

nonkependidikan)

2) pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti, tutor)

3) pemimbingan siswa kegiatan ekstra kurikuler (pramuka,

drumband, mading, karya ilmiah remaja-KIR)

Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat

keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia

g.) Karya Pengembangan Profesi

Karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang

menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi

yang dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi buku yang

dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau

nasional; artikel yan dimuat dalam media jurnal/majalah/bulletin

(60)

review buku, penulis soal EBTANAS atau UN; modul atau buku

cetak lokal (kabupaten dan kota) yang minimal mencangkup

materi pembelajaran selama 1 semester; media dan alat

pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas

(individu atau kelompok); dan karya seni (patung, rupa, tari

lukis, sastra, dan lain-lain). Bukti fisik yang dilampirkan berupa

surat keterangan dari pejabat yan berwenang tentang hasil karya

tersebut.

h.) Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah

Keikuitsertaan dalam forum ilmiah yaitu partisipasi dalam

kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada

tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau

internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebaai peserta.

Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat atau

piagam bagi nara sumber, dan serifikat tatu piagam bagi peserta

i.) Pengalaman Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial

Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial yaitu

pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan,

organisasi sosial, dan/atau mendapat tugas tambahan.

Pengurus organisasi di bidang kependidkan antara lain:

1) Pengurus Forum Komunikasi kepala Sekolah (FKKS)

2) Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG)

(61)

4) Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

5) Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI)

6) Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN)

7) Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI)

8) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

Pengurus organisasi sosial antara lain:

1) Ketua RT

2) Ketua RW

3) Ketua LMD/BPD

4) Pembina kegiatan keagamaan

Mendapat tugas tambahan antara lain: kepala sekolah, wakil

kepala sekolah, ketua jurusan, kepala laboratorium, kepala

bengkel, kepala studio, kepala klinik rehabilitasi, dan lain-lain.

Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat

keterangan dari pihak yang berwenang.

j.) Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan

Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu

penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi

yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria

kuantitatif (lama waktu, hasil, lokasi/geografis), kualitatif

(komitmen, etos kerja), dan relevansi (dalam bidang/rumpun

(62)

maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa

fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.

d. Pengisian Portofolio

1) Identitas guru peserta sertifikasi.

Identitas guru peserta sertifikasi meliputi;

a.) Nama (lengkap dengan gelar akademik)

b.) Nomor peserta

c.) NIP/NIK

d.) Pangkat/golongan

e.) Jenis Kelamin

f.) Tempat tanggal lahir

g.) Pendidikan terakhir

h.) Akta mengajar

i.) Sekolah tempat tugas (nama, alamat, kecamatan,

kabupaten/kota, provinsi, nomor telepon, e-mail, nomor

stistik sekolah).

j.) Guru mata pelajaran/guru kelas,

k.) Beban mengajar seminggu

Pangkat dan golongan bagi guru non-PNS mengikuti aturan yang

telah ditetapkan. Halaman identitas ini ditandatangani oleh

penyusun dan disahkan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas

(63)

2) Daftar isi

Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen portofolio dengan

daftar isi agar memudahkan tim penilai (asesor) dalam

melaksanakan tugasnya. Daftar isi ini menjelaskan tentang nama

komponen dan halaman berapa komponen tersebut disusun.

3) Dokumen portofolio

Dokumen portofolio ini memuat sepuluh komponen portofolio

yang di dalam instrumen ditampilkan dalam bentuk tabel. Peserta

sertifikasi diminta untuk mengisi table tersebut sesuai dengan

pengalaman dan hasil karya yang dimiliki secara jujur dan

bertanggung jawab. Peserta diminta melampirkan bukti-bukti

fisik berupa dokumen atau hasil karya sesuai dengan yang

dituliskan dalam tabel yang telah dilegalisasi oleh atasan atau

instansi yang mengeluarkan dokumen tersebut.

4) Penutup

Komponen penutup berisi peryataan dari penyusun dan pemilik

dokumen yang memuat tentang jaminan keaslian dan tidak

melanggar kode etik dalam membuat dan atau mendapatkannya.

Di samping itu, peryataan juga berisi kesiapan menerima sanksi

atas pelanggaran yang terkait dengan hak cipta, apabila

ditemukan atau di kemudian hari ditemukan bukti terjadinya

(64)

7. Rubrik Penilaian Portofolio

Untuk menentukan kelulusan peserta sertifikasi, maka

komponen-komponen portofolio diberi skor sesuai dengan rubrik

penilaian portofolio yang diterbitkan oleh Ditjen Dikti Departemen

Pendidikan Nasional (Ditjen Dikti, 2008: 27-31). Penentuan skor pada

masing-masing komponen portofolio adalah sebagai berikut:

a. Kualifikasi Akademik

Ijazah Relevansi Skor

Kependidikan sesuai bidang studi (mapel)* 150 Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel)

memiliki Akta Mengajar

150

Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang studi (mapel)**

140

Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel) 130 Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan

rumpun bidang studi (mapel)

120

Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi memiliki Akta Mengajar

120 S1/D4

Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi

110

Kependidikan sesuai bidang studi (mapel) 175 Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang

studi (mapel)

160

Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel) 160 Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan

rumpun bidang studi

145 S2

Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi

130

Kependidikan sesuai bidang studi (mapel) 200 Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang

studi (mapel)

180

Nonkependidikan sesuai bidang studi (mapel) 180 Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan

rumpun bidang studi

160 S3

Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi

140

Catatan:

(65)

**Untuk mata pelajaran produktif di SMK, bidang keahlian analog dengan rumpun bidang studi S1, S2, atau S3 yang kedua dan seterusnya diperhitungkan dengan skor 25% dari skor yang ditetapkan dalam rubrik ini.

b. Pengalaman Mengajar

Masa Kerja Guru Skor

>25 tahun 160

23 – 25 tahun 145

20 – 22 tahun 130

17 – 19 tahun 115

14 – 16 tahun 100

11 – 13 tahun 85

8 – 10 tahun 70

5 – 7

Gambar

Gambar II.1 Prosedur Pelaksanaan Sertifikasi Guru ..............................
gambar di bawah ini:
Gambar II.2 Hubungan Kerja antar Institusi Penyelenggara Sertifikasi
Tabel IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan mengenai penelitian yang telah dibahas maka Sistem Informasi Aplikasi Penjualan hanphone di Toko Bedjo Store, dapat diambil kesimpulan yaitu:

Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui URL yang biasa disebut homepage .URL ini mengatur halaman- halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki,

Hal ini karena dalam penelitian ini ditemukan bahwa brand awareness, brand image, dan brand loyalty dapat meningkatkan brand extention Top Coffee, yang pada akhirnya juga

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Aceh Timur Nomor 3 Tahun 1999 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Kabupaten Aceh Timur sebagaimana telah diubah dengan Qanun

Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan 11 Desember 2013 Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik 11 Desember 2013 Tanggal Pencatatan Saham pada BEI 12 Desember 2013 Sumber

4 Persentase Distribusi Karakteristik Masyarakat Pemakai Gigitiruan Sebagian Lepasan di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012 Berdasarkan Frekuensi

Makhluk yang bernama Malaikat cuma dianugerahakan akal saja tanpa nafsu, karena itu tidak ada malaikat yang mendurhakai Allah, sehingga wajar kalau kita tiap hari

Program penelitian mahasiswa di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya (LPPM Unesa) dilakukan sebagai pembinaan penalaran mahasiswa S1,