• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEK HIPOKOLESTEROLEMIK SARI BUAH TERONG BELANDA (Cyphomandra betacea Sendt.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI EFEK HIPOKOLESTEROLEMIK SARI BUAH TERONG BELANDA (Cyphomandra betacea Sendt.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

105

PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

Ichsan Wiryandi Idris, Usmar, dan Burhanuddin Taebe

Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian uji efek hipokolesterolemik dari sari buah terong belanda ( Cypho-mandra betacea Sendt.) pada penurunan kadar kolesterol total darah tikus putih. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh efek penurunan kadar kolesterol dari sari buah terong belanda sebagai obat tradisional yang dapat menurunkan kadar kolesterol. Pada penelitian ini digunakan 21 ekor tikus putih jantan yang dibagi dalam 7 kelompok perlakuan, tiap perlakuan terdiri dari 3 ekor. Kelompok I sebagai kelompok kontrol positif diberi simvastatin 0,0018 % b/v, kelompok II, III, IV, V dan VI masing-masing diberi diet kolesterol tinggi, air minum yang mengandung propiltiourasil 0,01 % dan sari buah terong belanda dengan konsentrasi masing-masing 10 mg/ml, 25 mg/ml, 75 mg/ml, 150 mg/ml dan 250 mg/ml, dan kelompok VII sebagai kontrol negatif diberikan Natrium CMC 1 %. Pengukuran kadar kolesterol dilakukan dengan metode enzimatik hidrolisis dan oksidase menggunakan Humalyzer junior. Pada awal perlakuan, 2 minggu setelah diet kolesterol tinggi dan seminggu setelah pengobatan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sari buah terong belanda dapat menurunkan kadar kolesterol total darah pada tikus putih jantan pada semua konsentrasi yang diujikan. Diperoleh bahwa sari buah terong belanda 250 mg/ml memberikan efek terbesar dalam menurunkan kolesterol total darah pada hewan uji tikus putih jantan, hasil analisis statistika menggunakan Rancangan Acak Lengkap menunjukkan hasil yang sangat berbeda nyata pada taraf 5% dan 1%..

Kata kunci : sari buah, terong belanda, hipokoleterolemik, tikus putih

PENDAHULUAN

Dalam tubuh manusia, kolesterol merupa-kan prekursor hormon seks, hormon korteks adre-nal, vitamin D dan garam empedu. Kolesterol juga merupakan konstituen membran sel, maka keber-adaannya dalam tubuh sangat penting tetapi bila kadarnya terlalu tinggi dapat membahayakan ke-sehatan (1). Kolesterol yang ada dalam tubuh ma-nusia berasal dari makanan sehari-hari dan hasil sintesis oleh tubuh (2). Kadar kolesterol dalam da-rah dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya usia, genetik, jenis kelamin dan gaya hidup. Peningkatan jumlah kolesterol dalam darah yang melebihi batas normal atau yang disebut dengan hiperkolesterolemia merupakan faktor penyebab utama terbentuknya aterosklerosis (3).

Dampak tingginya kadar kolesterol ini me-nyebabkan perlunya cara untuk menurunkannya yaitu dengan pengobatan. Penggunaan obat-obat modern telah banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengobati kolesterol bahkan untuk kompli-kasinya. Namun, harga obat yang mahal dan be-sarnya efek samping yang ditimbulkan membuat masyarakat lebih memilih untuk menggunakan obat tradisional. Salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat untuk menurunkan kadar kolesterol darah adalah terong

belanda (Cyphomandra betacea Sendt.) dari suku Solanaceae. Buah ini bila dikonsumsi dapat mem-perlancar dan membantu metabolisme, seperti me-ningkatkan imunitas dan kesegaran tubuh. Selain itu, terong belanda juga berkhasiat untuk meng-obati penyakit tekanan darah rendah, menghilang-kan gatal-gatal pada kulit, laksansia, mengering-kan kulit muka yang berlemak, serta menghilang-kan jerawat. Terong belanda mempunyai khasiat yang sangat unggul sebagai sumber antioksidan alami. Buah terong belanda me-ngandung vitamin E, vitamin A, vitamin C, vitamin B6, senyawa karo-tenoid, isoflavon, antosianin, dan serat (4).

Seperti tanaman lain, terong belanda me-ngandung serat cukup baik, yaitu 2%. Yang larut air sehingga mudah difermentasi oleh bakteri. Di-ketahui juga salah satu manfaatnya yaitu sebagai antioksidan, maka tanaman ini merupakan pelin-dung terhadap kelebihan radikal bebas. Antioksid-an ini bekerja dengAntioksid-an memperbaiki kerusakAntioksid-an pada membran biologis dan menghambat produksi dari reseptor LDL (5).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka telah dilakukan penelitian yang berjudul ”Uji Efek Hipokolesterolemik dari Sari Buah Terong Belanda (Cyphomandra betacea Sendt.) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)” untuk mengetahui efek hipo-kolesterolemik dari sari buah terong belanda

(2)

dibandingkan dengan simvastatin pada tikus putih jantan. Penelitian ini dilakukan dengan maksud un-tuk mengetahui pengaruh sari buah terong belan-da terhabelan-dap penurunan kabelan-dar kolesterol total belan- da-rah tikus putih jantan. Sedangkan tujuan dari pene-litian ini adalah untuk memperoleh data ilmiah dan khasiat dari sari buah terong belanda.

METODE PENELITIAN Penyiapan Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah gelas ukur, lumpang, alu, labu tentukur 1000 ml, kanula tikus, pengaduk elektrik, pipet mikro 10 µL, pipet mikro 500 µL, botol coklat 30 ml, spoit 1 ml, spoit 5 ml, freeze dryer, humalyzer, cawan petri, alat pembuat jus (juicer), fotometer, tabung reaksi, tangas air, timbangan hewan, timbangan analitik.

Bahan-bahan yang digunakan adalah air suling, buah terong belanda (Cyphomandra beta-cea Sendt.), kuning telur, lemak kambing, pakan ternak, natrium CMC 1 %, propiltiourasil 0,01 %, tablet simvastatin, reagen penguji kadar kolesterol.

Penyiapan Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan adalah buah te-rong belanda yang sudah matang/masak berwarna merah kekuningan yang berasal dari Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Buah di-kumpulkan, dicuci dengan air mengalir hingga bersih, dipisahkan dari kulitnya dan dipotong kecil-kecil.

Pembuatan Sari Buah Terong Belanda

Sebanyak 1000 g sampel buah terong be-landa dibuat jus dengan menggunakan alat pem-buat jus (juicer). Jus yang diperoleh dibagi ke dalam 15 buah cawan petri dan dilanjutkan dengan proses pengeringan/penarikan uap air dengan menggunakan freeze dryer, sehingga diperoleh sari yang kering dan beku. Sari buah terong belan-da yang diperoleh kemudian ditimbang sebanyak 500 mg dan dibuat sediaan uji sesuai dengan kon-sentrasi yang telah ditentukan.

Pembuatan Larutan Natrium CMC 1 %

Ke dalam 50 ml air panas (70 oC) dima-sukkan natrium CMC sebanyak 1 g sedikit demi sedikit, diaduk dengan menggunakan pengaduk elektrik hingga terbentuk larutan koloidal yang homogen. Volume dicukupkan dengan air suling hingga 100 ml dalam labu tentukur 100 ml.

Pembuatan Suspensi Simvastatin 0,0018 % b/v

Tablet yang mengandung simvastatin 10 mg/tablet ditimbang sebanyak 20 tablet, kemudian dihitung bobot rata-ratanya. Tablet kemudian

di-gerus dalam lumpang, kemudian ditimbang setara dengan 2 mg simvastatin. Selanjutnya disuspensi-kan dengan larutan koloidal natrium CMC 1 % b/v hingga 100 ml.

Pembuatan Larutan Uji

Larutan uji dengan konsentrasi 10 mg/ml dibuat sebanyak 20 ml. Sari buah terong belanda ditimbang sebanyak 200 mg, kemudian dimasuk-kan ke dalam lumpang dan digerus sambil di-tambahkan sedikit demi sedikit suspensi natrium CMC 1% sebanyak 20 ml hingga homogen. Pada konsentrasi 25, 75, 150 dan 250 mg/ml masing-masing ditimbang sebanyak 500; 1,5; 3 dan 5 g sari buah terong belanda kemudian disuspensikan dengan natrium CMC 1 % sebanyak 20 ml sedikit demi sedikit hingga homogen.

Pemilihan dan Penyiapan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan yang dewasa, sehat dan bersih dengan bobot badan rata-rata 100 – 200 g, diadaptasikan di lingkungan sekitar-nya selama 1 – 2 minggu. Hewan uji yang diguna-kan sebanyak 21 ekor dan dikelompodiguna-kan da-lam 7 kelompok. Kelompok 1 (kelompok kontrol positif yang diberi suspensi simvastatin 0,0018 % b/v), kelompok 2 (kelompok sari buah terong belanda dengan konsentrasi 10 mg/ml), kelompok 3 (ke-lompok sari buah terong belanda dengan konsentrasi 25 mg/ml), kelompok 4 (kelompok sari buah dengan konsentrasi 75 mg/ml), kelompok 5 (kelompok sari buah konsentrasi 150 mg/ml), ke-lompok 6 (keke-lompok sari buah dengan konsentrasi 250 mg/ml) dan kelompok 7 (kelompok kontrol negatif yang diberi natrium CMC 1 % b/v).

Pengambilan Contoh Darah Hewan

Contoh darah diambil dari jantung (intra-kardiak) sebanyak 1 ml dengan menggunakan jarum spoit 1 ml, kemudian ditampung di dalam tabung sentrifus dan disentrifus dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit. Serum darah yang diperoleh dipipet sebanyak 10 µl dan ditambah dengan reagen penguji kolesterol sebanyak 500 µl dalam kuvet, lalu dibiarkan pada suhu kamar sela-ma 5 – 10 menit. Kadar kolesterol darah ditentu-kan dengan menggunaditentu-kan humalyzer.

Perlakuan Terhadap Hewan Uji

Sebelum diberi perlakuan, semua hewan uji dipuasakan terlebih dahulu, kemudian diambil darah melalui jantung (intrakardiak) sebanyak 1 ml dan diukur kadar kolesterol awal (hari ke-0). Kemu-dian hewan coba diberi diet kolesterol tinggi dan minuman yang mengandung propiltiourasil 0,01 % selama 2 minggu, pada hari ke-14 lalu diukur kenaikan kadar kolesterol, selanjutnya kelompok 1 (kontrol positif yang diberi suspensi simvastatin

(3)

0,0018 %), kelompok II, III, IV, V dan VI (kelompok sari buah terong belanda dengan konsentrasi 10, 25, 75, 150 dan 250 mg/ml) dan kelompok VII (kontrol negatif yang diberi natrium CMC 1% b/v) selama 1 minggu, kemudian diukur penurunan kadar kolesterol pada hari ke-21.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan pengujian efek hipokolesterolemik dari pemberian sari buah terong belanda (Cyphomandra betacea Sendt.) pada tikus putih (Rattus norvegicus).

Kolesterol total darah adalah jumlah kole-sterol di dalam darah dengan kadar kolekole-sterol total darah yang baik adalah <200 mg/dl atau antara 200 – 240 mg/dl. Pengukuran kadar kolesterol total darah tikus putih dilakukan pada awal perlakuan, hari ke-14 dan hari ke-21. Pengukuran kadar

kolesterol total darah pada awal perlakuan ber-guna untuk mengetahui apakah masing-masing hewan uji mempunyai kadar kolesterol total normal pada hari ke-0. Pengukuran pada hari ke-14 ber-guna untuk mengetahui kenaikan kadar kolesterol total darah setelah diinduksi dengan pemberian diet kolesterol tinggi dan air minum yang me-ngandung propiltiourasil 0,01 %. Sedangkan peng-ukuran pada hari ke-21 berguna untuk mengetahui penurunan kadar kolesterol total darah setelah diberi suspensi sari buah terong belanda, kontrol positif (simvastatin) dan kontrol negatif (natrium CMC) sambil diberi diet kolesterol sehingga dapat diketahui presentase penurunan kadar kolesterol total darah. Hasil pengukuran dan data perubahan kadar kolesterol tikus putih yang diberi perlakuan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perubahan Kadar Kolesterol Tikus Putih Yang Diberi Perlakuan Dengan Sari Terong Belanda Dibandingkan Dengan Kontrol

Kelompok Hewan Uji

Pengukuran Penurunan kadar setelah perlakuan (mg/dL) Persentase penurunan (%) Awal Hari

ke-14 Hari ke-21 I Kontrol positif (+) 1 59,30 231,70 33,70 198,0 85,45 2 73,70 251,20 36,10 215,1 85,63 3 95,00 210,00 33,10 176,9 84,23 II 10 mg/ml 1 91,20 189,40 62,00 127,4 67,27 2 72,50 186,60 80,10 106,5 57,07 3 103,10 186,70 80,10 106,6 57,10 III 25 mg/ml 1 94,30 181,00 78,30 102,7 56,74 2 126,60 184,40 79,10 105,3 57,10 3 124,30 183,20 78,80 104,4 57,00 IV 75 mg/ml 1 72,50 190,20 79,90 110,3 58,00 2 95,10 198,10 80,20 117,9 59,52 3 63,20 182,70 78,80 103,9 56,87 V 150 mg/ml 1 72,50 187,20 68,80 118,4 63,25 2 67,50 199,90 79,90 120,0 60,03 3 73,70 197,40 69,20 128,2 64,94 VI 250 mg/ml 1 62,30 193,70 68,20 125,5 64,80 2 58,10 190,00 69,80 120,2 63,26 3 60,90 195,00 59,70 135,3 69,38 VII Kontrol negatif (-) 1 52,50 144,60 103,00 41,6 28,77 2 53,80 149,30 104,30 45,0 30,14 3 63,20 154,00 104,80 49,2 31,95

(4)

Pemberian air minum yang mengandung propiltiourasil 0,01 % disini merupakan obat anti-hipertiroid yang bertujuan untuk membantu me-ningkatkan kadar kolesterol dengan cara meng-hambat sintesis hormon tiroid yang mampu me-rangsang hati sehingga metabolisme lipid diham-bat dan kadar kolesterol total dalam darah akan meningkat.

Pada penelitian ini digunakan kontrol posi-tif suspensi simvastatin. Simvastatin merupakan senyawa ester-naftyl dari asam butirat yang mem-punyai mekanisme kerja menghambat 3-hidroksi-s3-metil-glutaril-koenzim A (HMG-CoA) reduktase yang mempunyai fungsi sebagai katalis dalam pembentukan kolesterol. HMG-CoA reduktase ber-tanggung jawab terhadap penurunan sintesis kole-sterol dan meningkatkan jumlah reseptor Low Density Lipoprotein (LDL) yang terdapat dalam membran sel hati dan jaringan ekstra hepatik, se-hingga menyebabkan banyak LDL yang hilang dalam plasma. Simvastatin cenderung mengurangi jumlah trigliserida dan meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL) kolesterol.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pada semua kelompok perlakuan yang diberi sari buah terong belanda pada konsentrasi 10 mg/ml, 25 mg/ml, 75 mg/ml, 150 mg/ml dan 250 mg/ml mengalami penurunan kadar kolesterol masing-masing sebesar 61%, 57 %, 58 %, 63 % dan 66 %, pada kelompok kontrol positif yang diberi suspensi simvastatin 0,0018 % b/v mengalami penurunan

kadar kolesterol sebesar 85 %. Sedangkan pada kelompok kontrol negatif yang diberi natrium CMC 1 % b/v mengalami penurunan yang sangat kecil yaitu sebesar 30 %. Hal ini disebabkan karena untuk perlakuan ini, setelah diberi diet kolesterol tinggi tidak diberi obat untuk menurunkan kadar kolesterolnya, tetapi melainkan hanya diberi larut-an natrium CMC 1 % b/v, sehingga pada hewlarut-an uji penurunan kadar kolesterolnya hanya sedikit bah-kan cenderung ada yang mengalami peningkatan kadar kolesterol.

Pada data hasil pengukuran kolesterol total darah tikus putih jantan terlihat bahwa kadar kolesterol darah awal, terdapat data yang melebihi kadar kolesterol darah yang normal. Hal ini dise-babkan karena adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil pengukuran, yaitu kemungkin-an hewkemungkin-an uji ykemungkin-ang digunakkemungkin-an mengalami tekkemungkin-ankemungkin-an emosional (stress) selama dalam perlakuan. Sedangkan analisis data dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), memperlihatkan nilai standar deviiasi yang berbeda-beda pada semua kelompok perlakuan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan metabolisme setiap hewan coba, perbedaan res-pon hewan coba pada saat pemberian diet kole-sterol dan sari buah terong belanda dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh masing-masing hewan uji berbeda-beda serta terbatasnya repli-kasi hewan uji yang digunakan.

Gambar 2. Diagram Persentase Penurunan Rata-Rata Kadar Kolesterol Tikus Putih Yang Diberi Perlakuan Dengan Sari Buah Terong Belanda Dibandingkan Dengan Kontrol

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Kontrol (+) Suspensi Simvastatin 0,0018 % b/v Sari Buah Terong Belanda 10 mg/ml Sari Buah Terong Belanda 25 mg/ml Sari Buah Terong Belanda 75 mg/ml Sari Buah Terong Belanda 150 mg/ml Sari Buah Terong Belanda 250 mg/ml Kontrol (-) Natrium CMC 1%

(5)

Berdasarkan analisis statistik dengan Ran-cangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap penurunan kadar kolesterol total tikus putih memperlihatkan penga-ruh yang sangat nyata (signifikan) dan tidak sangat nyata (non signifikan). Hal ini dapat dilihat pada tabel ANAVA, dimana harga Fhitung > Ftabel pada taraf 1 % dan 5 % yang berarti sangat signifikan dan harga Fhitung < Ftabel pada taraf 1 % dan 5 % yang berarti non signifikan. Sedangkan analisa lanjutan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

Hasil penelitian menunjukan bahwa sari buah terong belanda pada konsentrasi 10 mg/ml, 25 mg/ml, 75 mg/ml, 150 mg/ml dan 250 mg/ml me-miliki efek penurunan kadar kolesterol total darah. Penurunan kadar kolesterol tikus putih pada konsentrasi 250 mg/ml memberikan efek penurun-an lebih besar dibpenurun-andingkpenurun-an dengpenurun-an konsentrasi lainnya. Hal ini disebabkan karena jumlah kan-dungan kimianya yang dapat menurunkan kadar kolesterol total darah lebih besar. Karena semakin tinggi konsentrasi yang digunakan semakin banyak kandungan kimianya sehingga semakin besar pula kemampuannya menurunkan kadar kolesterol total darah. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi konsen-trasi yang digunakan maka kenaikan persentase penurunan kadar kolesterol total darah semakin besar pula. Penurunan kadar kolesterol total darah pada tikus putih diduga disebabkan oleh senyawa-senyawa aktif dalam kadar tinggi yang terkandung dalam buah terong belanda seperti antosianin, isoflavon, senyawa karotenoid, serat, vitamin-vitamin seperti vitamin-vitamin E, vitamin-vitamin A, vitamin-vitamin C dan vitamin B6.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data yang dilanjutkan dengan pembahasan, maka da-pat disimpulkan bahwa :

1. Semua konsentrasi menunjukkan efek menu-runkan kadar kolesterol secara nyata berdasar-kan perbandingan dengan kontrol negatif 2. Meskipun memberikan efek yang sangat nyata

berdasarkan kontrol positif, tetapi tidak ada konsentrasi yang berefek yang sama atau men-dekati efek kontrol positif

3. Efek yang terbaik diberikan oleh konsentrasi 250 mg/ml dan tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 150 mg/ml, berarti rentang konsen-trasi yang terbaik adalah 150-250 mg/ml

DAFTAR PUSTAKA

1. Heslet, L. 1997. Kolesterol. Terjemahan oleh A. Aiwiyanto. Kesaint Blanc. Jakarta. Hal. 81. 2. Guyton, A.C. 1987. Fisiologi Manusia dan

Me-kanisme Penyakit, ed.3. Terjemahan oleh

Seti-awan I, Tengadi KA, dan Santoso A. EGC. Jakarta. Hal. 623.

3. Futriyani. 2006. Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Muraya paniculata) Terhadap Penu-runan Kadar Kolesterol Darah Pada Beberapa Hewan Uji. Skripsi. Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Uni-versitas Hasanuddin. Makassar. Hal. 1.

4. Soetasad, A.A. 2003. Budidaya Terong Lokal & Terong Jepang. Swadaya. Jakarta. Hal. 4. 5. Kumalaningsih, S. Tamarillo (Terong Belanda)

Tanaman Berkhasiat Penyedia Antioksidan Alami. Trubus Agrisarana. Surabaya. 2006. Hal. 1 – 2, 5.

6. Priska. Meningkatkan Stamina Dengan Terong Belanda [serial on inter-net]. 2009 [dikutip 10 Juli 2009]; Vol. 3 [10 screen]. Available from : http://www.jurnalnasional.com

7. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia jil.3. Koperasi Karyawan Departemen Kehutan-an. Jakarta. Hal. 1720 – 21.

8. Van Steenis, C.G.G.S. 1987. Flora ed.3. Terjemahan oleh Moese Surjowinoto, dkk. Jakarta; PT. Pradnya Paramita. Hal. 377-378 9. Ordonez, R.M., Ordonez., A.A., Sayago, J.E.,

Moreno, N., and Isla. 2006. Antimicrobial Activity of Glycosidase inhibitory Protein Isolat-ed From Cyphomandra betacea Sendt. Fruit. Peptides. 2006 Jun; 27 (6): 1187-91. Epub 2006 Jan 6.

10. Triantoro, K. 2008. Pembuatan Manisan Berba-han Dasar Terong Sebagai Makanan Khas Prodi IPA. Program Studi Pendidikan Ilmu Pe-ngetahuan Alam. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Yogyakarta.

11. Danga, A.S.G. 2003. Tamarillo (Cyphomandra betacea (Cav.) Sendt.). Prodi Agrobisnis Pro-gram Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin. Makassar.

12. Maskoeri, C. 1989. Zoologi Vertebrata. Penerbit Erlangga. Surabaya. Hal. 23.

13. Sorois, M. 2005. Laboratory Animal Medicine : Principles and Procedures. The Mosby Com-pany. St. Louis Washington DC. Hal. 169. 14. Price, S.A. 2005. Patofisiologi. Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit ed.6 vol. 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 580.

15. Martin, D.W., Mayes, P.A, & Rodwel, V.W. 1983. Review of Biochemistry. Terjemahan oleh Adji Darma & Andres S.K. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 264, 274.

16. Pranawati, F. 2005. Pedoman Mengenal dan Menjaga Kolesterol cet.2. Penerbit Pionir Jaya. Bandung. Hal. 9, 10, 21, 24.

17. Tan, H.T. & Rahardja, K. 2002. Obat-Obat Penting ed.5. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal. 415.

18. Heslet, L. 2004. Cholesterol. Terjemahan oleh Anton Adiwiyoto. Jakarta. Hal. 7.

19. Baraas, F. 1996. Mencegah Serangan Jantung Dengan Menekan Kolesterol. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal. 135, 137

(6)

20. Murray, R. 1999. Biokimia Harper ed.24. Ter-jemahan oleh Andry Hartono. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 135, 137

21. Ganiswara, S.G. 1995. Farmakologi dan Terapi ed.4. Bagian Farmakologi FK-UI. Jakarta. Hal. 364-379

22. Soeharto, I. 2002. Kolesterol dan Lemak Jahat, Kolesterol dan Lemak Baik dan Proses Ter-jadinya Serangan Jantung dan Stroke. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal. 39-40 23. Ganong, W.F. 1998. Buku Ajar Fisiologi

Kedok-teran ed.17. Editor Bahasa Indonesia oleh M. Djauhari Widjajakusumah. Penerbit Buku Ke-dokteran EGC. Jakarta; Hal. 302

24. Katzung, G.B. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerjemah dan Editor oleh Bagian Farmakologi FK-Universitas Airlangga. Jakarta; Penerbit Salemba Medika. Hal. 435

25. Mycek, M.J., 2001. Farmakologi Ulasan Ber-gambar ed.2. Terjemahan oleh Hartanto H., Widya Medika. Jakarta. Hal. 209

26. Pakasi, R. 2004. Lemak Darah. Bagian Patologi Klinik FK-Universitas Hasanuddin. Makassar. Hal. 12, 42.

27. Malole, M.B.M dan Pramono, C.S.U. 1989. Penggunaan Hewan-Hewan Laboratorium. De-partemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirtjen Pendidikan Tinggi – Pusat Antar Universitas Bioteknologi. IPB. Bogor. Hal. 64, 77

(7)

Gambar

Tabel  1.  Perubahan  Kadar  Kolesterol  Tikus  Putih  Yang  Diberi  Perlakuan  Dengan  Sari  Terong  Belanda  Dibandingkan Dengan Kontrol
Gambar 2.   Diagram Persentase Penurunan Rata-Rata Kadar Kolesterol Tikus Putih Yang Diberi  Perlakuan Dengan Sari Buah Terong Belanda Dibandingkan Dengan Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan tepung kulit buah terong belanda fermentasi dalam ransum burung puyuh sampai level 12% memberikan pengaruh positif dengan hasil yang tidak nyata terhadap konsumsi

Sediaan masker peel-off anti aging dibuat dengan menambahkan ekstrak buah terong belanda masing-masing dengan konsentrasi 1, 3 , dan 5%.Pengujian terhadap sediaan masker

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan kadar kolesterol darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L) jantan yang terbebani kolesterol

untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak aseton dari buah terong belanda (Cyphomandra betacea) yang berasal.. dari

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka disimpulkan bahwa Sari buah Wortel (Daucus carota L.) memiliki efek diuretik terhadap tikus putih jantan galur

Efek Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum cassia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badn, Dan Kolesterol Pada Tikus Jantan Strain Sparague Dawley Yang Diinduksi

Hasil penelitian dengan memberikan ekstrak terong belanda terhadap tikus putih obesitas yang diinduksi diet tinggi lemak menyebabkan penurunan kadar kolesterol

Pemberian ekstrak ethanol buah naga oral dapat menurunkan kadar kolesterol total darah tikus putih jantan yang dislipidemia, sementara pada kelompok kontrol tidak terjadi